Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar 1
Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil)
Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar
Oleh :
Amalia Farra Sabrina, S.TP dan Nur Fatimah, S.TP (PBT Ahli BBPPTP Surabaya)
Ringkasan
BBPPTP Surabaya sebagai UPT Pusat dengan 16 wilayah kerja bekerjasama dengan UPTD Bidang Perbenihan Tanaman Perkebunan yang sama-sama mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan pengujian mutu benih, antara lainpengujian kadar air. Permasalahan yang kemudian muncul adalah adanya perbedaan pelaksanaan pengujian kadar air dengan uji acuan, sehingga perlu diketahui seberapa besar perbedaan yang ditimbulkan karena adanya perbedaan perlakuan dalam pengujian ini. Kajian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh perbedaan wadah sampel pada metode pengujian kadar air
jarak pagar. Kajian ini dilaksanakan di Ruang Fisika Benih Laboratorium Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya pada September 2013.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah menggunakan uji t α = 0,05. Perlakuan
pertama adalah penggunaan wadah sampel crucible dan perlakuan kedua adalah penggunaan wadah sampel alumunium foil sebanyak 10 ulangan. Variabel yang diamati
adalah kadar air benih jarak pagar. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penggunaan
wadah sampel crucible terdapat beda nyata dengan penggunaan wadah sampel alumunium foil dengan nilai kadar air yaitu 7,2 % (crucible) dan 6,3 % (alumunium foil).
Kata Kunci : Benih Jarak Pagar, Kadar Air, Wadah Sampel
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Benih merupakan komponen
penting teknologi kimiawi-biologis yang
pada setiap musim tanam untuk
komoditas tanaman perkebunan masih menjadi masalah karena produksi benih bermutu masih belum dapat mencukupi permintaan pengguna/petani. Benih dari
segi teknologi diartikan sebagai
organisme mini hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang
tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi.
Benih jarak pagar (Jatropha curcas
L.) adalah bahan tanaman hasil
pengembangbiakan tanaman secara
generatif. Jarak pagar adalah tanaman tahunan yang tahan kekeringan dan dapat beradaptasi dengan lahan dan
agroklimat di Indonesia terutama
Indonesia bagian Timur. Benih jarak pagar berpotensi sebagai bahan baku nabati (BBN) atau bio-fuel dan tidak
Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar 2
mengganggu penyediaan kebutuhan
minyak makan nasional, kebutuhan industri oleokimia, dan ekspor CPO, karena tidak termasuk sebagai minyak makan (edible oil).
Kadar air benih adalah jumlah air pada benih yang dapat diuapkan atau diukur melalui metode pengukuran yang telah dibakukan. Kadar air merupakan satu satu pengujian yang dijadikan parameter pengujian mutu suatu benih. BBPPTP Surabaya sebagai UPT
Pusat dengan 16 wilayah kerja
bekerjasama dengan UPTD Bidang Perbenihan Tanaman Perkebunan yang sama-sama mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan pengujian mutu benih, salah satunya pengujian kadar air. Masing-masing UPTD memiliki kendala dalam melaksanakan pengujian mutu benih, antara lain keterbatasan memiliki peralatan laboratorium, salah satunya
wadah sampel. Adanya perbedaan
pelaksanaan pengujian kadar air dengan uji acuan, maka perlu diketahui seberapa berbedanya. Berdasarkan hal tersebut
maka perlu dilakukan Kajian
Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan wadah sampel pada metode pengujian kadar air jarak pagar.
1.3 Manfaat
Hasil pengkajian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh perbedaan wadah sampel
pada metode pengujian kadar air jarak
pagar baik untuk pelaksanaan di
laboratorium perbenihan BBPPTP
Surabaya maupun di masing-masing UPTD.
II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat
Kajian dilakukan di Ruang Fisika
Benih Laboratorium Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBPPTP) Surabaya pada September 2013.
2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada
pengkajian ini adalah timbangan analitik merk ohaus, crucible dan tutup, balok kotak kayu, mortar, sendok tanduk, oven merk memmert, desikator merk duran, sarung tangan tahan panas dan log book pengujian kadar air.
2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada
pengkajian ini adalah benih jarak pagar varietas IP-3A (kelas benih sebar), aluminium foil dan kertas label.
2.3 Metode Pelaksanaan
Pelaksanakan pengujian kajian
penggunaan wadah sampel (crucible
dan aluminium foil) pada metode
pengujian kadar air jarak pagar
menggunakan Metode Oven Suhu
Rendah Konstan yaitu pada suhu 103 ± 2o C selama 17 ± 1 jam dengan 10 kali ulangan. Tahapan pelaksanaanya :
Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar 3
 Bersihkan wadah sampel
sebelum dipakai, jika crucible dan tutup basah maka crucible dan tutup dipanaskan/ dikonstankan terlebih dahulu kedalam oven
suhu 130o C selama 1 (satu) jam,
kemudian didinginkan dalam
desikator selama 30 menit. Untuk wadah aluminium foil tidak perlu dipanaskan/ dikonstankan.
 Nyalakan oven dan atur suhu 103
± 2o C.
 Timbang wadah sampel kosong =
M1.
 Lakukan penghancuran ukuran
benih dengan cara ditumbuk menggunakan mortar.
 Masukkan sampel benih yang
telah ditumbuk ke dalam wadah sampel dan ditimbang = M2, berat benih 4 – 5 gram.
 Catat hasil penimbangan M1 dan
M2 di log book pengujian kadar air.
 Masukkan wadah sampel berisi
sampel benih ke dalam oven.
 Buka tutup crucible dan letakkan
masing-masing tutup di
sebelahnya.
 Panaskan sampel benih jarak
pagar pada suhu 103 ± 2o C
selama 17 ± 1 jam.
 Bila sudah selesai, wadah
sampel dikeluarkan dari oven dan
didinginkan dalam desikator
selama 30 menit.
 Timbang wadah sampel
(termasuk tutup crucible) + isi = M3.
 Catat hasil penimbangan M3 di
log book pengujian kadar air.
 Hitung kadar air benih jarak
pagar dengan rumus :
%Kadar Air = (M2 – M3)x 100 %
(M2 – M1)
M1 = berat wadah + tutup (dalam gram).
M2 = berat wadah + benih + tutup sebelum dikeringkan
(dalam gram).
M3 = berat wadah + benih + tutup setelah dikeringkan (dalam gram).
2.4 Analisis Data
Data yang diperoleh pada kajian penggunaan wadah sampel (crucible dan aluminium foil) pada metode pengujian kadar air jarak pagar akan dianalisis menggunakan uji t dengan α = 0,05.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian penggunaan wadah sampel (crucible dan aluminium foil) pada metode pengujian kadar air jarak pagar ini adalah mengukur kadar air benih jarak
pagar dengan membandingkan
penggunaan wadah sampel dari
aluminium foil dengan uji acuan sesuai ISTA yaitu menggunakan crucible.
Kondisi laboratorium di masing-masing UPTD di wilayah kerja memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaan pengujian mutu benih, salah satunya
keterbatasan memiliki peralatan
laboratorium. Selama ini laboratorium tersebut menggunakan peralatan yang
ekonomis dan seadanya, termasuk
Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar 4
pengujian kadar air. Hal ini dimungkinkan karena tidak adanya toko atau pihak ketiga yang dapat menyediaan semua
peralatan laboratorium di beberapa
daerah wilayah kerja.
Pada pengujian kadar air benih jarak pagar sesuai ketentuan dari ISTA Rules (2010) wadah sampel yang digunakan adalah crucible atau crucible porselin dengan suhu pengujian yaitu
suhu rendah, hal ini dikarenakan
kandungan lemak atau minyak pada
benih jarak pagar cukup tinggi.
Berdasarkan ISTA Rules (2010)
menyebutkan tanaman jarak kepyar (Ricinus communis L.) yang merupakan
satu family dengan jarak pagar
merupakan spesies dimana pengukuran
kadar airnya menggunakan metode oven suhu rendah konstan yaitu 103 ± 2o C selama 17 ± 1 jam.
Menurut ISTA Rules (2010)
menyebutkan pengukuran kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan dua ulangan dan toleransi antara kedua
ulangan perbedaanya dibatasi
maksimum 0,2 %. Namun dalam
pengkajian penggunaan wadah sampel (crucible dan aluminium foil) pada metode pengujian kadar air jarak pagar dilakukan pengulangan masing-masing 10 (sepuluh) kali. Hal ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan validasi metode.
Validasi adalah konfirmasi melalui
pengujian dan pengadaan bukti yang obyektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi (Anonim, 2008).
Salah satu pernyataan tersebut termaktub dalam persyaratan ISO/IEC
17025 : 2008 klausul 5.4.5, dimana hal ini menjadikan suatu laboratorium harus memvalidasi metode uji tidak baku, metode yang didesign/ dikembangkan
laboratorium, metode baku yang
digunakan diluar lingkup yang dimaksud, dan penguatan serta metode baku yang
dimodifikasi untuk mengkonfirmasi
bahwa metode itu sesuai untuk
penggunaan yang dimaksudkan.
Kajian penggunaan wadah sampel (crucible dan aluminium foil) pada metode pengujian kadar air jarak pagar dilakukan pengulangan sebanyak 10
(sepuluh) kali. Harmita (2004)
menyatakan bahwa batas deteksi adalah 3 (tiga) dan batas kuantitasi adalah 10 (sepuluh). Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi yang masih memberikan
respon signifikan dibandingkan dengan
blangko. Batas deteksi merupakan
parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.
3.1 Persiapan Alat dan Bahan Sebelum Pengujian
Kajian penggunaan wadah sampel (crucible dan aluminium foil) pada metode pengujian kadar air jarak pagar, sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu
alat dan bahan dimulai dengan
menyalan oven dan penyetelan pada suhu 103 ± 2o C.
Tahapan persiapan selanjutnya
adalah menyiapkan wadah sampel
Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar 5
Aluminium foil dibentuk mengikuti balok kotak kayu yang nantinya akan dikaji perbedaannya dengan wadah sampel
crucible. Kemudian masing-masing
wadah sampel ditandai/ diberi kode menggunakan kertas label.
Gambar 1. Benih Jarak Pagar
Benih jarak pagar sebagai bahan
yang akan diuji kadar airnya
dipersiapkan dengan cara ditumbuk
menggunakan mortar. Menurut Edi
(1993) bahwa tujuan penghancuran
sampel adalah untuk memperluas
permukaan sampel yang bersentuhan dengan panas, sehingga air pada
sampel akan lebih optimal
penguapannya. Salah satu alternatif metode pengukuran kadar air pada benih besar yang berminyak, yaitu dengan cara memotong atau memecah benih menjadi bagian-bagian kecil.
Gambar 2. Proses penghancuran
ISTA Rules (2010) menyebutkan bahwa dalam pengukuran kadar air, benih-benih yang berukuran besar perlu dihaluskan (grinding). Benih jarak pagar termasuk ke dalam kategori benih besar, namun benih jarak mengandung minyak yang tinggi, penghalusan terhadap benih besar yang mempunyai kandungan
minyak tinggi akan menyebabkan
terjadinya oksidasi minyak yang
berpengaruh terhadap berat benih dan
menyebabkan kesalahan dalam
penentuan nilai kadar air.
3.2 Pelaksanaan Pengujian
Prinsip pengukuran kadar air yaitu menghitung jumlah air yang hilang terhadap bobot basah pada benihnya.
Tahapan pelaksaan pengkajian
penggunaan wadah sampel (crucible dan aluminium foil) pada metode pengujian kadar air jarak pagar dimulai dengan menimbang wadah sampel kosong yang sudah konstan sebagai M1. Setelah itu menimbang berat sampel benih jarak pagar yang sudah dihancurkan sebagai M2. Wadah sampel yang berisi sampel benih jarak pagar yang telah ditumbuk dimasukkan kedalam oven bila suhu
sudah konstan 103 ± 2o C. Kemudian
waktu pemanasan disetel selama 17 ± 1 jam.
Sampel akan dikeluarkan dari oven bila waktu pemanasan selesai. Kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit, ditimbang sebagai M3, dihitung dan ditulis dalam log book pengujian kadar air.
Hasil penimbangan M1, M2, dan
M3 dihitung menggunakan rumus
perhitungan kadar air, yaitu :
% Kadar Air = (M2 – M3) x 100 %
(M2 – M1)
M1 = berat wadah + tutup (dalam gram). M2 = berat wadah + benih + tutup sebelum dikeringkan (dalam gram). M3 = berat wadah + benih + tutup setelah dikeringkan (dalam gram).
Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar 6
Tabel 1. Data Pengujian Kadar Air Benih Jarak Pagar Menggunakan Wadah Sampel Crucible
Ulangan Penimbangan (gram) Kadar Air (%) M1 M2 M3 1 64.7945 69.7945 69.4402 7.1 2 58.6652 63.6682 63.3060 7.2 3 59.2995 64.3039 63.9506 7.1 4 63.9339 68.9339 68.5790 7.1 5 55.6900 60.6889 60.3225 7.3 6 57.2510 62.2482 61.8835 7.3 7 55.0384 60.0412 59.6823 7.2 8 54.4787 59.4798 59.1243 7.1 9 53.0579 58.0585 57.6999 7.2 10 61.7830 66.7845 66.4175 7.3 Rata-Rata 7.2
Dari data di atas, toleransi antar ulangan dari masing-masing perlakuan tidak lebih dari 0,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa pengujian yang dilakukan tidak perlu diulang. Sesuai dengan ketentuan dari BBPPMBTPH (2010), menyatakan bahwa toleransi antar dua ulangan harus tidak lebih dari 0,2 %, jika antar ulangan keluar dari toleransi, maka pengujian harus diulang dengan mengambil sub contoh yang baru. Sedangkan hasil pengujian kadar air benih jarak pagar menggunakan wadah sampel dari aluminium foil dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Pengujian Kadar Air Benih Jarak
Pagar Menggunakan Wadah Sampel
Aluminium Foil
Ulangan Penimbangan (gram) Kadar Air (%) M1 M2 M3 1 0.1931 5.1929 4.8767 6.3 2 0.1777 5.1786 4.8666 6.2 3 0.2387 5.2397 4.9245 6.3 4 0.2261 5.2266 4.9171 6.2 5 0.1721 5.1731 4.8592 6.3 6 0.1673 5.1684 4.8546 6.3 7 0.2054 5.2081 4.9004 6.2 8 0.1607 5.1622 4.8565 6.1 9 0.2074 5.2071 4.8900 6.3 10 0.1642 5.1646 4.8498 6.3 Rata-Rata 6.3
Gambar 3. Sampel Benih Jarak Pagar Menggunakan Wadah Crucible Setelah Dipanaskan
Gambar 4. Sampel Benih Jarak Pagar Menggunakan Wadah Aluminium Foil Setelah Dipanaskan
Berdasarkan Tabel 2. diketahui toleransi antar ulangan dari masing-masing perlakuan tidak lebih dari 0,2 %. Berarti pengujian kadar air menggunakan wadah sampel aluminium foil tidak perlu diulang lagi. Perbandingan hasil pengujian kadar air jarak pagar antara menggunakan wadah sampel crucible dan aluminium foil dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik Perbandingan Hasil Pengujian Kadar Air Jarak Pagar Menggunakan Crucible dan Aluminium Foil (%)
Berdasarkan Gambar 5. dapat
diketahui adanya perbedaan hasil pengujian kadar air jarak pagar antara menggunakan wadah sampel crucible dan aluminium foil. Hal ini juga dapat ditunjukkan apabila hasil
Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar 7
pengujian dianalisa menggunakan uji t dengan α = 0,05%.
Tabel 3. Analisis Data Menggunakan Uji t Dengan α = 0,05% Group Statistics Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kadar Air (%) Crucible (Kontrol) 10 7.233 .1347 .0426 Aluminium Foil 10 6.271 .2133 .0674
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig. (2-tailed) Mean Differ ence Std. Error Differ ence 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Kadar Air (%) Equal variances assumed 1.643 .216 12.0 68 18 .000 .9626 .0798 .7950 1.1301 Equal variances not assumed 12.0 68 15.1 93 .000 .9626 .0798 .7927 1.1324
Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan bahwa nilai signifikan (2-tailed) 0,000. Hal ini berarti minimal ada 1 (satu) perlakuan yang berbeda dengan perlakuan yang lain atau (Sig (2-tailed) < 0,05 = Tolak Ho atau Terima H1). Hasil pengujian kadar air menggunakan wadah sampel aluminium foil berbeda dengan pengujian kadar air menggunakan wadah sampel crucible. Oleh karena itu, penggunaan wadah sampel aluminium foil dalam pengujian kadar air tidak disarankan.
Hasil kajian penggunaan wadah
sampel (crucible dan aluminium foil) pada metode pengujian kadar air jarak pagar menunjukkan bahwa penggunaan wadah
sampel menggunakan aluminium foil
berbeda dengan metode acuan
berdasarkan ISTA Rules (2010) yang
mempersyaratkan pengujian kadar air
menggunakan wadah sampel crucible. Hal ini dapat terjadi dimungkinkan karena beberapa sebab, antara lain : penguapan benih pada wadah sampel aluminium foil berbeda dengan crucible. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa sampel yang
dipanaskan menggunakan wadah
aluminium foil menghasilkan kadar air yang lebih rendah bila dibandingkan dengan sampel yang dipanaskan menggunakan wadah crucible. Hasil pengujian kadar air benih jarak pagar ini menunjukkan hasil yang berbeda bila dibandingkan dengan
literature. Menurut Anonim (2013)
menyebutkan bahwa alumunium foil
merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik, bila dibandingkan dengan crucible yang secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek, sehingga
seharusnya sampel yang dipanaskan
menggunakan wadah aluminium foil
mempunyai kadar air yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan wadah sampel
crucible. Sifat aluminium foil sebagai
konduktor yang baik mengakibatkan
penguapan sampel jauh lebih besar bila dibandingkan dengan crucible.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil pengujian kadar air benih jarak pagar
dengan penggunaan wadah sampel
berbeda, yaitu adanya perbedaan antara penggunaan crucible dan alumunium foil dimana aluminium foil tidak bertutup berbeda dengan crucible (yang terdiri dari 2 bagian yaitu wadah dan tutup), sehingga faktor koreksi yang mempengaruhi pada proses penimbangan juga berbeda. Selain itu, pada pengambilan sampel benih jarak
Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar 8
pagar yang akan dipanaskan juga
memberikan pengaruh. Dimana proses
penghancuran sampel menggunakan
mortar menghasilkan benih ukuran kecil yang tidak merata, hal ini berbeda bila
menggunakan alat penghancuran lain
seperti grinder atau blender yang hasil penghancurannya lebih seragam. Hal ini yang mengakibatkan adanya perbedaan hasil pengujian kadar air jarak pagar menggunakan wadah sampel crucible dan aluminium foil.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Pengujian kadar air yang dilakukan di Laboratorium UPTD Bidang Perbenihan Tanaman Perkebunan di 16 wilayah kerja
menggunakan aluminium foil tidak
direkomendasikan. Hal ini sesuai dengan hasil kajian penggunaan wadah sampel (crucible dan aluminium foil) pada metode pengujian kadar air jarak pagar dimana diketahui ada beda nyata antara perlakuan pengujian kadar air menggunakan wadah
sampel menggunakan crucible dan
alumunium foil. Dimana menurut ISTA (2010) dalam pengujian kadar air benih tanaman merekomendasikan penggunaan crucible dari porselin.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil kajian penggunaan wadah sampel (crucible dan aluminium foil) pada metode pengujian kadar air jarak pagar menunjukkan adanya hasil yang berbeda apabila melakukan pengujian kadar air menggunakan wadah sampel crucible dan aluminium foil. Oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi dan bimbingan teknik mengenai pengujian mutu benih di Laboratorium UPTD Bidang Perbenihan Tanaman Perkebunan di 16 wilayah kerja BBPPTP Surabaya. Serta dibutuhkan pula konsultasi pada Balai/Pusat Penelitian
terkait agar kegiatan pengembangan
teknologi pengujian pada Laboratorium BBPPTP Surabaya lebih terarah dan aplikatif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Definisi Validasi Metode.
http://www.berbagicerita.org/2012/04/definisi-validasi-metode/. Diakses tanggal 4 Desember 2013.
Anonim. 2013. Aluminium Foil. http://en.wikipedia.org/wiki/Aluminium_foil. Diakses tanggal 6
Januari 2014.
BBPPMBTPH. 2010. Pedoman Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikutura. Dirjen Tanaman Pangan. Dirjen Hortikultura, Deptan. Jakarta.
Edi, T. 1993. Teknik Penentuan Kadar Air Benih Shorea pinanga, Vatica sumatrana dan Shorea selanica. Bul. Balai Teknologi Perbenihan. Balitbanghut, Dephut.03 (134) : 1-28.
ISTA Rules. 2010. International Rules For Seed Testing Edition 2010. Switzerland.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode Dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol I, No.3, Desember 2004. 117-135. Departemen Farmasi FMIPA-UI. Jakarta.