• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pornografi berarti suatu tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pornografi berarti suatu tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pornografi

Pornografi berarti suatu tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah pelacuran dan tulisan itu kebanyakan berbentuk fiksi (cerita rekaan) yang materinya diambil dari fantasi seksual, pornografi biasanya tidak memiliki plot dan karakter, tetapi memiliki uraian yang terperinci mengenai aktivitas seksual, bahkan sering dengan cara berkepanjangan dan kadang-kadang sangat menantang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pornografi artinya :

1) Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi.

2) Bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks.

Pornografi berasal dari kata bahasa yunani, porne = perempuan jalang dan

graphein = menulis. Biasanya pornografi didefinisikan sebagai bahan yang dirancang secara sengaja dan semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks. Atau dapat juga dikatakan bahwa pornografi adalah penyajian secara terisolir dalam bentuk tulisan, gambar, foto, film, video kaset, pertunjukan, pementasan, dan kata atau ucapan dengan maksud untuk merangsang nafsu birahi (Suban, 1993).

Pornografi menurut UU No. 38 tahun 2008 tentang Pornografi yang disahkan menjadi undang-undang dalam materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi,

(2)

foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat.

2.2 Remaja

Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada usia antara 10 tahun hingga 19 tahun. Pada masa remaja, individu akan mengalami situasi pubertas di mana ia akan mengalami perubahan yang mencolok secara fisik maupun emosional/psikologis. Secara psikologi masa remaja merupakan masa persiapan terakhir dan menentukan untuk memasuki tahapan perkembangan kepribadian selanjutnya yaitu dewasa. Kematangan biologis remaja perempuan perdesaan biasanya diikuti dengan perkawinan usia belia yang mengantarkan remaja pada resiko kehamilan dan persalinan; sementara kematangan biologis remaja laki-laki dan perempuan di perkotaan dibayang-bayangi kemungkinan lebih dininya usia pertama aktif seksual, kehamilan tak diinginkan, aborsi tidak aman, infeksi saluran reproduksi termaksuk penyakit menular seksual dan akibat kecacatan yang dialami (Iswarati, 2008).

2.3 Perilaku Seksual 2.3.1 Perilaku

Perilaku dari aspek biologi adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari

(3)

pada manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia antara lain yaitu berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 1997).

Perilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat, keinginan, sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian terletak di dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian lagi terletak di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan (Notoatmodjo, 2005).

Benyamin Bloom (1908) yang dijabarkan Notoatmodjo (2003), membagi perilaku manusia itu ke dalam tiga domain yaitu : a. pengetahuan (knowledge), b. sikap (attitude), c. tindakan atau praktik (prctice). Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang akan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, seperti melihat, mendengar, mencium, merasa, dan juga meraba (Notoatmodjo, 2007).

b. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).

c. Tindakan atau Praktik (practice)

Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab itu terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasaranan. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor

(4)

pendukung (support) dari pihak lain, misalnya dari teman, orangtua, dan lain-lain (Notoatmodjo, 2007).

2.3.2 Perilaku Seksual Remaja

Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki pengertian yang sangat berbeda satu sama lainnya. Perilaku dapat diartikan sebagai respons organisme atau respon seseorang terhadap stimulus (rangsangan) yang ada (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan seksual adalah rangsangan-rangsangan atau dorongan yang timbul berhubungan dengan seks. Jadi perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Remaja adalah periode peralihan ke masa dewasa, dimana mereka mulai untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalam aspek seksualnya. Dengan demikian memang dibutuhkan sikap yang sangat bijaksana dari para orang tua, pendidik dan masyarakat serta petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja sehingga mereka dapat melewati masa transisi tersebut dengan selamat (Kusniaty, 1998).

Adapun yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bias bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai dengan tingkah laku berkencan, bercumbu, dan berhubungan kelamin. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan untuk diri sendiri (Supriati, 2008).

(5)

2.3.3 Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja

Masa remaja adalah masa dimana anak sudah meninggalkan masa kanak-kanaknya menuju dunia orang dewasa. Menurut WHO, batasan usia remaja adalah 10 sampai 24 tahun sedangkan di Indonesia sendiri menurut Undang-Undang nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menetapkan definisi anak sebagai seorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Batasan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa pada usia inilah tercapai kematangan mental, pribadi dan sosial, walaupun kematangan biologis mungkin sudah terjadi lebih awal pada waktu usia belasan tahun (Modul Mahasiwa Kesehatan. 2006).

Kesehatan Reproduksi Remaja didefinisikan sebagai suatu keadaan sehat jasmani, psikologi, dan sosial yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi pada remaja. Pada masa ini, seorang mengalami kematangan biologis. Kondisi ini dapat menempatkan remaja pada kondisi yang rawan bila mereka tidak dibekali dengan informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya (Modul Mahasiwa Kesehatan. 2006).

2.3.4 Perkembangan Seksual

Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan psikis. Perubahanan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu mereka memerlukan pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan sekitarnya, agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani, maupun mental dan psikososial. Perubahan-perubahan tersebut dapat dibedakan antara lain : (Donna, 1999).

(6)

a. Perubahan fisik pada masa remaja

Terjadi perubahan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut.

1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berlangsung dengan organ seks: • Terjadinya haid pada remaja putri (menarche)

• Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki 2. Tanda-tanda seks sekunder, yaitu:

• Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.

• Pada remaja putri terjadi perubahan pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuknya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan (pubis).

b. Perubahan psikis pada masa remaja

Proses perubahan psikis berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisik, yang meliputi:

1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi:

(7)

• agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga misalnya mudah berkelahi.

2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi: • Mampu berpikir abstrak, senang memberi kritik,

• Ingin mencoba hal-hal baru, sehingga mucul perilaku ingin mencoba-coba.

Perilaku ingin mencoba-coba hal-hal yang baru ini jika didorong oleh rangsangan seksual dapat membawa remaja masuk pada hubungan pra-nikah.

2.3.5 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Seksual Remaja Kurangnya pengetahuan mengenai hubungan seksual. Dari jumlah remaja yang hamil pada pra nikah dapat disimpulkan bahwa banyak remaja masih minim pengetahuannya akan hubungan seksual. Pengetahuan yang setengah-setengah justru lebih berbahaya ketimbang tidak tahu sama sekali. Pengetahuan yang setengah-setengah tidak hanya mendorong remaja untuk mencoba-coba, tapi juga menimbulkan salah persepsi (Anton, 2009).

Berikut ini ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya perilaku seksual yang menyimpang pada remaja : (Anton, 2009)

a. Faktor Agama dan Iman

Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan seksual yang meyimpang di luar nikah sehingga dapat terjadi kehamilan, penyakit seksual menular dan sebagainya.

(8)

b. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia antara 15 – 24 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah. Didapatkan informasi bahwa sekitar 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya 5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua.

Dari hasil penelitian di atas tampak bahwa perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua terhadap si anak. Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua – anak dapat berperan penting bagi pemantauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan komunikasi, orangtua dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab.

Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan justru tidak menguntungkan karena kasus-kasus pra nikah umumnya dilakukan oleh mereka yang “back street” dan mungkin juga didukung oleh hubungan dengan orang tua yang kurang akrab atau terlalu kaku.

(9)

c. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat

Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan teknologi informasi seperti saat ini mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan berkembangnya teknologi informasi adalah ketika teknologi tersebut dipergunakan dengan benar maka teknologi informasi dapat meningkatkan produktivitas manusia. Namun apabila teknologi ini disalahgunakan, dampak yang ditimbulkan bisa mengganggu bahkan merusak sebuah negara, seperti maraknya pornografi. Sehingga remaja mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku.

Sedangkan menurut Prof. Wimpie menyatakan bahwa penyebab terjadinya perubahan pandangan dan perilaku seksual adalah disebabkan oleh (Megawaty, 1999):

a. Pengawasan dan perhatian orang tua dari keluarga yang semakin longgar akibat kesibukan.

b. Pola pergaulan yang semakin bebas dan lepas, sementara orang tuanya mengizinkan.

c. Lingkungan yang semakin primitif.

d. Semakin banyak hal yang memberikan rangsangan seksual dan sangat mudah dijumpai.

(10)

e. Fasilitas pendukung yang sering kali diberikan oleh keluarga sendiri tanpa disadari.

2.4 Aktivitas Seksual

Aktivitas seksual adalah tindakan fisik atau mental yang menstimulasi dan merangsang secara jasmaniah. Tindakan itu dilakukan sebagai cara yang penting bagi seseorang untuk mengekspresikan dan daya tarik kepada orang lain. Mereka yang terlihat dalam aktivitas seksual, apakah sendirian atau sama dengan orang lain, sungguh-sungguh karena menyenangkan. Aktivitas seksual tertentu, terutama hubungan intim, penting untuk reproduksi (Megawaty, 1999).

a. Onani atau Mensturbasi

Onani atau Masturbasi adalah stimulasi organ genital (seks), biasanya dengan tangan, tanpa melakukan hubungan intim. Bagi laki-laki, onani adalah merangsang penis dengan mengusap atau menggosok-gosoknya. Sedangkan perempuan, mesturbasi biasanya termaksud mengusap-ngusap atau mengesek-gesek daerah kemaluan, terutama klitoria dan vagina. Masturbasi digolongkan kedalam kegiatan memuaskan diri sendiri, tetapi kadang-kadang dapat pula terjadi dengan satu pasangan akan merangsang alat kelamin lawan jenisnya untuk mencapai orgasme. Masturbasi bagi laki-laki dan perempuan kadang-kadang dinamakan “bermain dengan diri sendiri”.

b. French kiss

Berciuman dengan bibir di tutup merupakan ciuman yang umum dilakukan. Berciuman dengan bibir dan mulut terbuka dan termasuk penggunaan

(11)

lidah itulah yang disebut dengan French Kiss. Disebut demikian barangkali karena Frencis memiliki reputasi dalam soal cinta kasih. Kadang-kadang ciuman modal ini juga dinamakan ciuman mendalam atau soul kiss.

c. Hickey

Beberapa orang merasakan kenikmatan untuk mengisap atau menggigit dengan gemas pasangan mereka, kadang-kadang pada leher, buah dada, atau paha. Yang menyebabkan sebuah tanda merah atau memar, dan ini yang dinamakan hickey. Tanda itu juga dinamakan tanda isapan, gigitan monyet atau cupang.

d. Necking

Berciuman biasanya termasuk mencium wajah dan leher. Necking adalah istilah yang umumnya digunakan untuk menggambarkan ciuman dan pelukan yang lebih mendalam.

e. Petting

Petting adalah langkah yang lebih mendalam dari necking. Ini termasuk merasakan dan mengusap-ngusap tubuh pasangan anda, termasuk lengan, dada, buah dada, kaki dan kadang-kadang daerah kemaluan, contoh diluar atau di dalam pakaian.

f. Fareplay

Fareplay meliputi merangsang secara seksual melalui berciuman, necking, dan petting dalam persiapan untuk melakukan hubungan intim.

(12)

g. Hubungan Intim

Hubungan intim adalah bersatunya dua orang secara seksual, yang dilakukan setelah pasangan pria dan wanita menikah. Dalam hubungan seksual manusia, penis laki-laki yang ereksi masuk ke dalam vagina perempuan. Mereka bergerak bersama-sama, si laki-laki menekan penisnya kebawah dan ke atas di dalam vagina pasangannya dan si perempuan merespon dengan menekan dan menggerakannya berlawanan dengan gerakan si laki-laki. Gerakan laki-laki ke bawah dan keatas itu biasanya disebut “genjotan”. Rasa nikmat secara fisik dan emosional itu dapat menyebabkan organsme, klimaks atau puncak kenikmatan. Organsme terjadi ketika laki-laki memancarkan semenya ke dalam vagina dan perempuan merasakan sesuatu yang mendalam karena gelombang yang berirama, kontraksi otot dalam kedua sisi vagina.

h. Oral seks

Oral seks adalah menggunakan mulut untuk merangsang daerah genital pasangan.

i. Fellatio, cunnilingus, dan 69

Fellatio adalah mencium, menjilat atau menghisap penis.

Cunnilingus adalah mencium, menjilat, atau menghisap kemaluan perempuan, klitoria dan vagina. Pasangan suami istri yang melakukan oral seks dengan masing-masing merangsang pasangannya dinamakan 69. Istilah ini menunjuk posisi pasangan, karena mereka berbaring dengan posisi yang berlawanan, masing-masing menghadap pada daerah kemaluan pasangannya.

(13)

j. Anal seks

Anal seks adalah menyelipkan penis yang tegang ke dalam dubur pasanganya.

k. Vibrator

Vibrator adalah alat seperti mesin, biasanya digerakkan dengan baterai atau mesin yang digunakan oleh perempuan untuk merangsang daerah kelamin, terutama klitoris. Sebuah vibrator dapat menciptakan kenikmatan seksual dan orgasme yang dikaitkan dengan mastrubasi. Sebuah vibrator dapat membahayakan apabila menimbulkan iritasi, memar, atau merobek jaringan di dalam kemaluan.

l. Dildo

Dildo adalah benda yang dibentuk seperti penis yang tegang, yang digunakan untuk menciptakan rangsangan seksual dan kenikmatan. Dildo dapat dibuat dari berbagai bahan dan diberi minyak pelumas untuk memudakan penyelipan. Menggunakan dildo yang kasar dan tidak bersih dapat membahayakan karena kemungkinan menyebabkan penularan penyakit kelamin seperti gonnorrhe dan clamdia (Masland, 1997).

2.5 Keinginan Untuk Mendapatkan Informasi

Keinginan dan mancari informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan yang dialaminya dan oleh lawan jenisnya, tidak jarang muncul keinginan dan dorongan pada diri seorang remaja untuk mencoba bereksperimentasi berdasarkan informasi yang diperolehnya. Perkembangan informasi seperti saat ini mempunyai

(14)

dampak positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan informasi adalah menambah pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan produktivitas manusia. Namun apabila informasi ini disalahgunakan, dampak yang ditimbulkan bisa mengganggu bahkan merusak sebuah negara, seperti maraknya pornografi. Yang mengakibatkan munculnya masalah-masalah yang berkaitan dengan ekperimentasinya yang dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi remaja mengenai kesehatan reproduksinya (Nurjanah, 2009).

2.6 Media Informasi

Informasi seksual yang cenderung berbau pornografi ini merupakan suatu pengaruh lingkungan yang paling dominan dalam terjadinya pergaulan seks berbau di kalangan pelajar, karena mereka yang pada umumnya sedang bergejolak. Jenis-jenis media informasi tersebut adalah sebagai berikut : (Megawaty, 1999).

a. Film

Film adalah sesuatu jenis media informasi dengan cara menayangkan gambar hidup serta bicara. Penayangan ini biasanya melalui televisi, video dan bioskop. Pada umumnya film yang banyak ditonton oleh masyarakat terutama para remaja adalah film yang bersifat hiburan. Biasanya sebelum produser membuat sebuah film, maka terlebih dahulu ia membaca keinginan dan selera penonton dengan melihat film apa yang paling laris dipasaran.

Catatan data film nasional diperoleh perbandingan bahwa film-film yang bertemakan drama rumahtangga dan drama remaja ( film seks), dikategorikan

(15)

sebagai jenis film yang sukses sekali, sementara jenis film lain, tema sejarah dan lainnya penontonnya berada jauh di bawah jumlahnya.

Jadi film dapat mempengaruhi jiwa dan kepribadian seseorang terutama penyebab dari seks bebas di kalangan pelajar, karena film dapat memberikan kesan yang mendalam setelah disaksikan secara langsung, film juga dapat menggugah khayalan-khayalan baru tentang apa yang telah disaksikan.

b. Media Cetak

Termaksud dalam jenis media cetak adalah buku-buku, majalah, novel, surat kabar, dan bentuk-bentuk tulisan lainnya, informasi tentang seksual juga mempergunakan media cetak sebagai alatnya.

Kenyataan sehari-hari dapat kita saksikan berapa buku-buku porno, novel/roman cabul beredar bebas, digelar, dan diobrol dengan harga murah dikaki lima, mudah terlihat dari sampulnya yang dibuat sengaja didesain merangsang dan menggambarkan isi buku tersebut. Kehidupan mutu cetak, rata-rata isinya menceritakan tentang kegiatan seksual secara verbal, kasar, mendetail dan segaja ditulis untuk menimbukan rangsangan.

Biasanya bacaan tersebut lebih besar pengaruhnya daripada bacaan yang menceritakan kejujuran, ilmu pengetahuan dan kebenaran, sehingga cendrung dapat memberikan dorongan terhadap perbuatan-perbuatan yang berbau kejahatan seks.

c. Radio Casette

Salah satu media informasi ini juga dapat merupakan faktor penyebab dari seks bebas dikalangan pelajar, karena banyak lagu-lagu yang disiarkan melalui

(16)

radio maupun lagu-lagu dalam bentuk pita kaset yang mengungkapkan hal-hal yang berbau kebebasan dalam bidang seksual. Lagu-lagu tersebut kebanyakan merupakan kaset yang di impor dari Negara-negara barat. Pengaruh ini dapat terjadi apabila bait demi bait dari lagu tersebut dihayati sedemikian rupa dengan melihat sifat dari pelajar yang sangat suka akan sesuatu yang unik dan menyenang maka pengaruh lagu-lagu yang berbau seksual itu tidak terlalu sukar merasuk kedalam jiwanya.

Sebenarnya informasi mengenai seksual bukanlah sesuatu yang harus ditutupi untuk dirahasiakan, karena kebutuhan jawaban untuk setiap pertanyaan tentang seksual dan apabila si anak tidak menemukan jawaban yang tepat dari orang yang sebenarnya (orang tua, guru) maka anak akan mencari sendiri informasi tersebut. Keadaan yang seperti ini yang dimanfaatin oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan memakai media informasi yang ada dan gampang didapat dengan mudah. Makin meningkatnya jumlah remaja yang terpapar pornografi merupakan suatu masalah besar yang dapat berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah remaja yang berperilaku seksual aktif. Semakin meningkatnya prevalensi penyakit yang diakibatkan oleh perilaku seksual aktif pada remaja juga berpengaruh terhadap meningkatnya permasalahan pada kesehatan reproduksi remaja.

(17)

2.7 Variabel yang diteliti

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Variabel yang diteliti Gambaran Keterpaparan Dan Pengetahuan, Sikap Serta Tindakan Seksual Siswa di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2010.

Variabel Perilaku Seksual

1. Pengetahuan seksual siswa. 2. Sikap seksual siswa.

3. Tindakan seksual siswa. Variabel Pornografi

Keterpaparan pornografi

Gambar

Gambar 2.1  Variabel yang diteliti Gambaran Keterpaparan Dan Pengetahuan,   Sikap  Serta Tindakan Seksual Siswa  di SMA Al-Azhar Medan  Tahun 2010

Referensi

Dokumen terkait

Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan berat badan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak dan remaja)

Berbeda dengan perusahaan besar yang akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat disebabkan semakin besar ukuran perusahaan (asset) tersebut akan

intra-industri didasari oleh keinginan yang kuat di antara negara-negara yang ingin mendapatkan keuntungan dari skala produksi yang ekonomis yang ditunjukkan oleh

Salah satu informasi yang penting yang dapat digunakan untuk melacak identitas seseorang adalah informasi tentang tinggi badan.Memang tidak mudah mendapatkan tinggi badan yang

Menurut Widyastuti dkk (2010) pembekalan pengetahuan kesehatan reproduksi yang diperlukan remaja meliputi : 1) Perkembangan fisik, mental, dan kematangan seksual remaja, yaitu

Dalam hal ini remaja yang mendapatkan cukup informasi mengenai akibat dari perilaku seks bebas akan lebih mudah melalui setiap tugas perkembangannya, namun

Salah satu informasi yang penting yang dapat digunakan untuk melacak identitas seseorang adalah informasi tentang tinggi badan.Memang tidak mudah mendapatkan tinggi badan yang

Pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja tersebut berguna untuk kesehatan remaja tersebut, khususnya untuk mencegah dilakukannya perilaku seks pranikah, penularan