• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi wirausaha siswa-siswi SMK di-Sleman : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMK di Kabupaten Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi wirausaha siswa-siswi SMK di-Sleman : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMK di Kabupaten Sleman"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI WIRAUSAHA SISWA-SISWI SMK DI-SLEMAN Studi Kasus Pada Siswa-Siswi Kelas XI SMK di Kabupaten Sleman SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: Marselinus Tri Junianto Harman NIM: 121334020. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI WIRAUSAHA SISWA-SISWI SMK DI-SLEMAN Studi Kasus Pada Siswa-Siswi Kelas XI SMK di Kabupaten Sleman SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: Marselinus Tri Junianto Harman NIM: 121334020. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Dengan penuh kasih dan sukacita karya sederhana ini kupersembahkan untuk:  TUHAN YESUS KRISTUS dan BUNDA MARIA  Kedua Orang Tuaku, yaitu Bapak Yohanes Kasiman dan Ibu Theresia Hartinah  Kedua. kakakku,. yaitu. Glicerinus. Eka. Meylan. Harman dan Felicitas Dwi Marvianti Harman  Keempat Keponakanku Thomas, Argo, Rara dan Aurel  Brigitta Dina Ayu  Sahabat. dan. teman-temanku. di. Pendidikan. Akuntansi 2012  Sahabat. dan. teman-temanku. diperkampungan. social pingit  Almamaterku Universitas Sanata Dharma. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Ingatlah Bahwa Kesuksesan Selalu Disertai Dengan Kegagalan”. “Ketika Anda Tidak Pernah Melakukan Kesalahan, Itu Artinya Anda Tidak Pernah Berani Untuk Mencoba”. “Kesuksesan Hanya Dapat Diraih Dengan Segala Upaya Dan Usaha Yang Disertai Dengan Doa, Karena Sesungguhnya Nasib Seseorang Manusia Tidak Akan Berubah Dengan Sendirinya Tanpa Berusaha”. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI WIRAUSAHA SISWA-SISWI SMK DI-SLEMAN Studi Kasus Pada Siswa kelas XI SMK di-Sleman Marselinus Tri Junianto Harman Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan: (1) latar belakang pekerjaan orangtua terhadap intensi wirausaha siswa; (2) pendidikan kewirausahaan terhadap intensi wirausaha siswa; (3) kepercayaan diri terhadap intensi wirausaha siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK di-Sleman Yogyakarta dengan jumlah 1.775 siswa dan jumlah sampel sebanyak 347 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Sampel Penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMKN 1 Godean, SMKN 2 Godean, dan SMKN 1 Seyegan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan teknik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orangtua ayah terhadap intensi wirausaha siswa (Pearson ChiSquare x2 hitung sebesar 2,005; dengan nilai Asymp. Sig 0,157) dan latar belakang pekerjaan orangtua ibu terhadap intensi wirausaha siswa (Pearson Chi-Square x2 hitung sebesar 0,090; dengan nilai Asymp. Sig 0,764) ; (2) ada pengaruh positif dan signifikan pendidikan kewirausahaan terhadap intensi wirausaha siswa (Pearson Chi-Square x2 hitung sebesar 40,200; dengan nilai Asymp. Sig 0,000); (3) ada pengaruh positif dan signifikan kepercayaan diri terhadap intensi wirausaha siswa (Pearson Chi-Square x2 hitung 57,168; dengan nilai Asymp. Sig 0,000).. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT FACTORS THAT AFFECT THE STUDENTS OF SMK'S ENTREPRENEURIAL INTENSI-SLEMAN A case study on students of Class XI in SMK-Sleman Marselinus Tri Junianto Harman Sanata Dharma University 2016 This research aims to find out if there is a positive and significant influence: (1) background jobs parents against intensi entrepreneurial students; (2) Education entrepreneurship entrepreneurial intensi against students; (3) confidence against intensi entrepreneurial students. This type of research is research case studies. The research was carried out in July – August, 2016. The population of this research is the whole grade XI SMK in Sleman of Yogyakarta-with the amount of 1,775 students and the number of samples as much as 347 students taken with Purposive Sampling technique. The sample of this research is the grade XI in SMKN 1 Godean, SMKN 2 Godean, , and run the SMKN 1 Seyegan. Data were collected using a questionnaire and analyzed using Chi Square technique. The results showed that: (1) there is no influence of background jobs parents father against intensi entrepreneurial students (the Pearson Chi-Square x 2 count of 2.005; Asymp value. SIG 0.157) and background jobs parents mothers against intensi entrepreneurial students (the Pearson Chi-Square x 2 count of Asymp 0.090; value. SIG 0.764); (2) there is a significant and positive influence on entrepreneurial education against intensi entrepreneurial students (the Pearson Chi-Square x 2 count of 40.200; Asymp value. SIG 0.000); (3) there is a significant and positive influence on confidence against intensi entrepreneurial students (the Pearson Chi-Square x 2 calculate the value of Asymp 57.168;. SIG 0.000).. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji Syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria, karena berkat dan kasihNya yang luar biasa sehingga skripsi ini yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Wirausaha Siswa-Siswi SMK di-Sleman Atas: Studi Kasus Siswa-Siswi Kelas XI SMK di-Sleman dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; 2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; 3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, sabar dalam mengarahkan, mengoreksi,. dan. memberikan. dukungan. sehingga. penulis. dapat. menyelesaikan skripsi ini; 5. Bapak dan Ibu selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini; 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus. Pendidikan. Akuntansi. yang. telah. memberikan. berbagai. pengetahuan dan pengalamannya selama proses perkuliahan; 7. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah membantu dalam kelancaran proses belajar dan administrasi kemahasiswaan; 8. Bapak dan Ibu tercinta Yohanes Kasiman dan Theresia Hartinah, yang tiada lelah memberikan semangat, kasih sayang, doa, nasihat, perhatian yang luar biasa dan dukungan secara moral maupun materil; 9. Kedua kakakku tersayang Glicerinus Eka Meylan Harman dan Felicitas Dwi Marvianti Harman yang memberikan doa, dukungan dan semangat; 10. Seluruh keluarga besar Simbah Kliman dan simbah Atemo, terima kasih untuk doa dan dukungan kepada penulis; 11. Teman-teman satu dosen bimbingan: Bima, Astri, Tina, Tio, Olive, Angel, Vero dan Ayu semangat untuk lulus bersama-sama dan menjadi sukses;. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. Sahabat-sahabatku Sella, Sari, Lilis, Vera, kak Puput, Uye terimakasih sudah memberikan motivasi, semangat dan terutama Bima dan Tika yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi; 13. Brigitta Dina Ayu yang selalu setia mendampingi, mendengar keluh kesahku, memberikan doa, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini; 14. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2012 atas kebersamannya yang telah dilalui bersama semasa kuliah; 15. Teman-teman Perkampungan Sosial Pingit yang talah membolehkan saya untuk ambil bagian menjadi volunteer. 16. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena atas keterbatasan dan kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua. Yogyakarta, 16 Nopember 2016. Marselinus Tri Junianto Harman 121334020. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv. MOTTO .......................................................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................... vii. ABSTRAK ...................................................................................................... viii. ABSTRACT ...................................................................................................... ix. KATA PENGANTAR .................................................................................... x. DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii. DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxi. DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxii BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1. A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1. B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5. D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6. E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan PENELITIAN RELEVAN ........... 8. A. Kewirausahaan .......................................................................... 8. B. Intensi ........................................................................................ 10. 1. Pengertian Intensi ................................................................. 10. C. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua........................................ 13. 1. Pengertian Jenis Pekerjaan ................................................... 14. 2. Pengertian Orang Tua ........................................................... 14. D. Pendidikan Kewirausahaan ....................................................... 17. 1. Pengertian Pendidikan .......................................................... 17. 2. Pengertian Kewirausahaan.................................................... 20. 3. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan ................................. 22. E. Kepercayaan Diri ....................................................................... 25. F. Kerangka Berpikir ..................................................................... 27. G. Penelitian yang Relevan .............................................................. 29. H. Paradigma Penelitian ................................................................... 31. I. Rumusan Hipotesis ....................................................................... 31. BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 33. A. Jenis Penelitian .......................................................................... 33. B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 33. 1. Tempat Penelitian ................................................................. 33. 2. Waktu Penelitian ................................................................... 34. C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 34. 1. Subjek Penelitian .................................................................. 34. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Objek Penelitian.................................................................... 34. D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian ..... 34. 1. Populasi Penelitian................................................................ 34. 2. Sampel Penelitian ................................................................. 37. 3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian .................................... 38. E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya .................................... 40. 1. Variabel Penelitian................................................................ 40. 2. Pengukuran Variabel ............................................................ 40. F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 42. 1. Kuesioner .............................................................................. 42. 2. Penyusunan Kuesioner .......................................................... 42. G. Teknik Pengujian Instrumen...................................................... 43. 1. Uji Validitas .......................................................................... 44. 2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 46. H. Teknik Analisis Data ................................................................. 49. 1. Analisis Deskriptif ................................................................ 49. 2. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 52. 3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan .................. 52. a. Rumusan Hipotesis .......................................................... 52. b. Pengujian Hipotesis.......................................................... 53. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 57. A. Deskripsi Data ........................................................................... 57. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Deskripsi Responden Penelitian ........................................... 57. a. Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 57. b. Berdasarkan Asal Sekolah ............................................... 57. 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................ 57. a. Intensi Kewirausahaan ..................................................... 57. b. Pendidikan Kewirausahaan .............................................. 60. c. Kepercayaan Diri ............................................................. 61. B. Pengujian Prasyarat Analisis Data............................................. 62. C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 63. 1. Hipotesis Pertama ............................................................... 64. 2. Hipotesis Kedua ................................................................. 70. 3. Hipotesis Ketiga ................................................................. 74. D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 77. PENUTUP ....................................................................................... 82. A. Kesimpulan ................................................................................ 82. B. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 83. C. Saran .......................................................................................... 84. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 86. LAMPIRAN ..................................................................................................... 88. BAB V. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Halaman Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Negeri di Sleman Yogyakarta ................ 33. Tabel 3.2. Data Populasi Siswa SMK di-Sleman .......................................... 35. Tabel 3.3 Data SMK Negeri sebagai Sampel Penelitian .............................. 39. Tabel 3.4 Skor Skala Likert dalam Kuesioner .............................................. 44. Tabel 3.5 Daftar Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner Variabel Intensi........... ... 43. Tabel 3.6 Daftar Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner Variabel Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua.............................. 43. Tabel 3.7 Daftar Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner Variabel Pendidikan Kewirausahaan ............................................ 43. Tabel 3.8 Daftar Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner Variabel Kepercayaan Diri ............................................................ 43. Tabel 3.9 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ......................................... 45. Tabel 3.10 Kriteria Rasio C/Cmax ..................................................................... 45. Tabel 3.11 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kepercayaan Diri ................... 46. Tabel 3.12 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi ..... 47. Tabel 3.13 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Intensi................................. 48. Tabel 3.14 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Pendidikan Kewirausahaan. 48. Tabel 3.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Kepercayaan Diri ............... 49. Tabel 3.16 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ......................................... 49. Tabel 3.17 Kriteria Rasio C/Cmax ................................................................... 55. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.1 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 57. Tabel 4.2 Data Responden berdasarkan Asal Sekolah .................................. 58. Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Intensi Kewirausahaan .................................... 58. Tabel 4.4 Nilai-nilai Statistik Variabel Intensi Kewirausahaan ..................... 59. Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Motivasi Belajar .............................................. 60. Tabel 4.6 Nilai-nilai Statistika Variabel Pendidikan Kewirausahaan ............ 60. Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Kepercayaan Diri ............................................ 61. Tabel 4.8 Nilai-nilai Statistik Variabel Kepercayaan Diri ............................. 62. Tabel 4.9 Rangkuman Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel. ....... 63. Tabel 4.10 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orangtua ayah ...................... 64. Tabel 4.11 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh latar Belakang Pekerjaan Orangtua ayah terhadap intensi ...................................................... 65. Tabel 4.12 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orangtua Ayah terhadap Intensi .................................... 66. Tabel 4.13 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orangtua Ibu ........................ 67. Tabel 4.14 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh latar Belakang Pekerjaan Orangtua Ibu terhadap intensi ........................................................ 68. Tabel 4.15 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orangtua Ibu terhadap Intensi ....................................... 69. Tabel 4.16 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Siswa...................... xviii. 70.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.17 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Siswa...................... 72. Tabel 4.18 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Siswa...................... 72. Tabel 4.19 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Intensi Siswa ..................... 74. Tabel 4.20 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Intensi Siswa ..................... 74. Tabel 4.21 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Intensi Siswa ..................... xix. 74.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ xx. 31.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Halaman Lampiran 1. Instrumen Penelitian ..................................................................... 88. Lampiran 2. Data Induk Penelitian ................................................................... 95. Lampiran 3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ................................................. 131. Lampiran 4. Deskripsi Data ............................................................................. 137. Lampiran 5. Pengujian Normalitas ................................................................... 142. Lampiran 6. Hasil Pengujian Hipotesis............................................................. 145. Lampiran 7. Daftar Tabel Statistik dan Perhitungan r Tabel ............................ 151. Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 154. Lampiran 9. Daftar Distribusi Frekuensi ......................................................... 157. xxi.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi permasalahan di Indonesia. Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah penawaran kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan atau penawaran tenaga kerja baru di segala level pendidikan (Saiman, 2009: 22). Sempitnya lapangan kerja saat ini banyak menimbulkan permasalahan serius bagi kalangan para pencari kerja. Jumlah pencari kerja yang tidak sebanding dengan lowongan kerja yang ada mengakibatkan tingkat pengangguran menjadi tinggi. Seiring dengan meningkatnya penduduk indonesia, saat ini sudah mencapai lebih dari 230 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan pekerjaan dan pendidikan yang harus terpenuhi. Laporan badan pusat statistik menyatakan, pada februari 2013 terdapat 121,2 juta angkatan kerja, sementara periode yang sama hanya 114 juta penduduk saja yang bekerja. Hal ini menunjukkan, terdapat kurang lebih 7,2 juta pengangguran terbuka atau mencapai 5,92%. Dari jumlah tersebut 400 ribunya adalah lulusan sarjana. (http://www.setkab.go.id/berita-852-bps-jumlah-pendudukbekerja-114-juta-orang-pengangguran-592-persen.html). Banyaknya orang yang berharapan diterima di dunia kerja tentunya bukanlah kesalahan, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa lapangan. 1.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. pekerjaan sangat terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Kebanyakan siswa memilih bekerja sesuai dengan jurusan yang mereka pilih ketika di SMK atau bekerja kepada orang lain tanpa mereka melihat jumlah lapangan kerja yang tersedia. Meskipun mereka mempunyai minat serta intensi untuk menjadi wirausaha setelah lulus nanti, namun perlu adanya upaya yang dilakukan karena menjadi wirausaha tidak cukup hanya dengan adanya minat dan intensi saja, melainkan harus ada upaya berwirausaha dari diri siswa itu sendiri. Pada umumnya anak-anak cenderung ingin meniru orang tuanya atau meneruskan tradisi keluarga misalnya dalam hal jenis pekerjaan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan terhadap intensi berwirausaha pada anak. Tetapi di era sekarang anak cenderung ingin menemukan jati diri atau mandiri, Dengan jenis pekerjaan orang tua yang berbeda-beda maka akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap intensi berwirausaha yang tinggi. Setelah melakukan penelitian dengan melakukan wawancara kepada siswa-siswi SMK, maka hasil yang diperoleh yaitu anak-anak yang orang tuanya sudah turun kedalam bisnis atau wirausaha maka anaknya enggan untuk mengikuti keadaan orang tuanya. Hal ini disebabkan karena mereka beranggapan tinggal meneruskan saja tanpa harus membuat jenis wirausaha baru ataupun mereka berpikir untuk mencari jenis pekerjaan yang lain selain berwirausaha karena mereka beranggapan bahwa tanpa mereka yang.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. meneruskan maka berwirausaha yang dilakukan oleh orang tuanya masih bisa berjalan. Tetapi berbeda dengan keadaan anak yang orang tuanya tidak terjun kedalam dunia wirausaha, mereka malah bersemangat dan berniat untuk berwirausaha sendiri dan sukses dengan caranya sendiri, hal ini terjadi karena mereka beranggapan untuk merubah dirinya untuk menjadi lebih maju dari status orang tuanya sendiri dimana banyak yang menjadi pegawai pemerintahan ataupun pegawai swasta diperkantoran. Intensi berwirausaha di Indonesia masih sangat rendah. Jumlah wirausahawan di Indonesia baru 0,18 persen dari jumlah penduduk, masih jauh di bawah negara lain yaitu dibandingkan dengan Malaysia yang sudah 2 persen, Amerika 4 persen, dan Singapura 7 persen. Suatu negara akan maju dan stabil perekonomiannya jika penduduk yang menjadi wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduk (www.jpnn.com). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), merupakan sekolah dengan pendidikan yang berorientasi kecakapan hidup tidak mengubah sistem pendidikan dan juga tidak untuk mereduksi pendidikan hanya sebagai latihan kerja. Sistem kurikulum yang ada tidak berubah dan tidak menambah beban mata pelajaran baru, melainkan hanya mengubah orientasi pembelajaran dengan cara mensinergikan berbagai mata pelajaran menjadi kecakapan hidup yang diperlukan peserta didik (Ratnawati & Kuswardani, 2010). Pendidikan siswa di sekolah menengah kejuruan tak bisa lagi hanya menyiapkan tenaga kerja siap pakai di dunia usaha dan industri. Para siswa yang telah ditingkatkan kompetensinya sesuai kebutuhan dunia kerja perlu.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. juga dibekali kemampuan berwirausaha agar bisa mandiri. Menurut kajian Bank Dunia, keterserapan lulusan SMK di dunia kerja berkisar 70 persen. Bekal kemampuan berwirausaha membuat lulusan SMK yang tidak terserap dunia kerja bisa mandiri. Di SMK wajib dilaksanakan latihan dagang untuk siswa. Semua program keahlian harus sampai pada mata rantai menjual dan mengembangkan. Hal tersebut mengajarkan kewirausahaan yang nyata kepada siswa. (Kompas, 27 Januari 2012). Berdasarkan hasil wawancara. yang peneliti lakukan kepada siswa-. siswi SMK yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa siswa dan siswi yang mendapatkan materi tentang kewirausahaan lebih cenderung tidak ingin ataupun tidak memiliki niatan untuk berwirausaha, padahal mereka sudah mendapatkan bahan tentang berwirausaha di pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas mereka belajar. Hal ini disebabkan karena bagi mereka masih banyak hal yang masih bisa dilakukan untuk bekerja pada keesokan harinya selain berwirausaha yang membutuhkan modal yang besar dan resiko usahanya sendiri terlalu besar. padahal seharusnya dengan mendapatkan materi kewirausahaan di sekolah mereka semakin berani untuk terjun langsung. Kepercayaan diri juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting di dalam Intensi berwirausaha. Apabila semua hal yang menyangkut berwirausaha telah tertanam dalam diri sendiri tetapi rasa kepercayaan diri tidak ada dalam berusaha maka tidak mustahil apabila wirausaha yang dilakukan tidak akan berjalan dengan baik. Menurut hasil wawancara yang.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. saya lakukan terhadap beberapa siswa dan siswi SMK adalah mereka cenderung enggan atau tidak percaya diri untuk menjadi wirausaha sebagai mata pendaharian mereka sendiri, banyak yang menjadi pertimbangan mereka seperti modal yang besar, resiko yang harus ditanggung sendiri dan juga mereka belom memiliki pengalaman sama sekali. Jadi dalam berwirausaha harus memiliki percaya diri yang kuat sebagai bekal untuk intensi berwirausaha yang akan dilakukan oleh setiap siswa dan siswi di dalam SMK karena setelah keluar dari lingkungan sekolah, para siswa dan siswi SMK masih banyak yang kurang percaya diri untuk membuka usaha sendiri walaupun, sebenarnya mereka telah mendapatkan bekal ketika bersekolah, namun hal itu belumlah cukup bagi para siswa dan siswi untuk membuka usaha karena kurangnya pengalaman dari para siswa dan siswi. Terkait dengan latar belakang tersebut, sangat diperlukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi intensi wirausaha siswa SMK yang berasalah dari pekerjaan orang tua, kepercayaan diri dari setiap individu dalam berwirausaha dan materi pelajaran yang diperoleh disekolah. Maka dari itu dapat ditarik judul penelitianya yaitu “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI WIRAUSAHA SISWA-SISWI SMK DI SLEMAN.”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan. pembatasan. permasalahannya sebagai berikut:. masalah,. maka. dapat. dirumuskan.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. 1. Adakah pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang tua terhadap Intensi kewirausahaan siswa dan siswi SMK di Sleman? 2. Adakah pengaruh Pendidikan Kewirausahaan yang diperoleh disekolah terhadap Intensi kewirausahaan siswa dan siswi SMK di Sleman? 3. Adakah pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Intensi kewirausahaan siswa dan siswi SMK di Sleman?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan urgensi penelitian yang. telah. dipaparkan diatas, maka penelitian ini difokuskan untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi intensi wirausaha siswa dan siswi. SMK di. Sleman Jogjakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menajdi masukan bagi pengembangan kerangka pembelajaran pendidikan kewirausahaan disekolah-sekolah SMK yang lebih kongkrit dalam rangka mendorong munculnya lulusan SMK yang memilih karier sebagai wirausahawan.. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1.. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) a.. Bagi sekolah menengah kejuruan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam menumbuhkan niat berwirausaha dikalangan siswa Sekolah Menengah Kejuruan..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. b. Bagi siswa dapat dipergunakan untuk bahan pertimbangan dan menambah pengetahuan akan pentingnya berwiraswasta dalam kondisi sempitnya lapangan pekerjaan yang sesuai. 2. Bagi Universitas Hasil. penelitian. ini. diharapkan. dapat. member. masukan. bagi. perkembangan literature dan penelitian dalam bidang kewirausahaan. 3. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini, penelitian dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan. untuk. meneliti. tentang. pentingnya. pendidikan. kewirausahaan dalam rangka menumbuhkan niat siswa berwirausaha..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN RELEVAN. A. Kewirausahaan Istilah entreprende. entrepreneur yang. berarti. (wirausaha) berasal berusaha. atau. dari bahasa Perancis. mengusahakan.. Sedangkan. entrepreneur dalam bahasa Indonesia dapat diartikan wirausaha yang berasal dari kata wira yang memiliki makna sebagai orang yang berani, teladan, utama, atau patut dicontoh, sedangkan usaha yang berarti kerja keras untuk memperoleh hasil atau menghasilkan sesuatu. Sehingga wirausaha adalah seseorang yang mempunyai kreativitas dan semangat yang tinggi untuk bekerja dan berhasil dalam usahanya. Wirausaha adalah keberanian, kekuatan, serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri (Wasty, 1999:42-43). Menurut Suryana (2006) Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan perjuangan dalam menghadapi tantangan hidup. Kewirausahaan adalah suatu cara berpikir, menelaah, dan bertindak yang didasarkan pada peluang bisnis, pendekatan holistik, dan kepemimpinan yang seimbang” (Timmons & Spinelli, 2004: 31). Proses kewirausahaan menuntut kemauan untuk mengambil resiko dengan penuh perhitungan. 8.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Pada umumnya, wirausahawan menggunakan kecerdikannya untuk memanfaatkan sumberdaya yang terbatas. Wirausahawan adalah seseorang yang mengembangkan produk baru atau ide baru dan membangun bisnis dengan konsep baru. Dalam hal ini, menuntut sejumlah kreativitas dan sebuah kemampuan untuk melihat polapola dan trend-trend yang berlaku untuk menjadi seorang wirausahawan. Namun, masih banyak yangkurang kreatif dan tidak berani mengambil resiko untuk membuka dan mengelola usaha. Kreatif dan keberanian mengambil resiko merupakan kepribadian wirausaha. Beberapa kepribadian wirausaha lainnya seperti percaya diri, berorientasi pada hasil, kepemimpinan, kerja keras, dan masih banyak lagi, akan mendukung terbentuknya sumberdaya manusia yang mampu mengelola usaha. Tidak semua orang memiliki semua sikap diatas. Namun setiap orang dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan dan sikap diatas bila bertekad untuk menjadi wirausaha. Untuk mewujudkan tumbuh dan berkembangnya jiwa dan semangat kewirausahaan tersebut dikalangan sumber daya manusia, para pelaku ekonomi, terutama dikalangan koperasi dan pengusaha kecil perlu diambil langkah-langkah untuk memasyarakatkan dan membudayakan dalam keterpaduan langkah secara nasional..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. B. Intensi 1. Pengertian Intensi Riyanti (2008) dalam Sumarsono (2013) mengatakan bahwa intensi merupakan posisi seseorang dalam dimensi probabilitas subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara dirinya dengan beberapa tindakan. Intensi merupakan faktor motivasional yang mempengaruhi tingkah laku. Intensi dipandang sebagai ubahan yang paling dekat dari individu untuk melakukan perilaku, maka dengan demikian intensi dapat dipandang sebagai hal yang khusus dari keyakinan yang obyeknya selalu individu dan atribusinya selalu perilaku. Intensi,. menurut Sanjaya. (2007) dalam Sumarsono. (2013). memainkan peranan yang khas dalam mengarahkan tindakan, yakni menghubungkan antara pertimbangan yang mendalam yang diyakini dan diinginkan oleh seseorang dengan tindakan tertentu. Selanjutnya intensi adalah kesungguhan intensi seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku tertentu. Maka intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai intensi atau keinginan yang ada pada diri seseorang untuk. melakukan. suatu. tindakan. wirausaha. (Wijaya,. 2007. dalamSumarsono, 2013). Menurut Indarti & Kristiansen (2003) dalam Sumarsono (2013) intensi wirausaha seseorang terbentuk melalui tiga tahap yaitu motivasi (motivation), kepercayaan diri (belief) serta keterampilan dan kompetansi (Skill & Competence). Setiap individu mempunyai keinginan (motivasi).

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. untuk sukses. Individu yang memiliki need for achievement yang tinggi akan mempunyai usaha yang lebih untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Kebutuhan akan pencapaian membentuk kepercayaan diri (belief) dan pengendalian diri yang tinggi (locus of control). Pengendalian diri yang tinggi terhadap lingkungan memberikan individu keberanian dalam mengambil keputusan dan risiko yang ada (Wijaya, 2007 dalam Sumarsono, 2013). Pendekatan teoritis yang digunakan untuk menjelaskan intensi perilaku dalam penelitian ini adalah teori perilaku terencana yang merupakan pengembangan teori tindakan beralasan yang dikemukakan oleh Azjen (dalam Deaux, K., Dane, F.C., & Wrightmans, L. W., 1993). Teori ini menjelaskan bahwa intensi merupakan kunci utama untuk memprediksi perilaku manusia dan sebagai sebuah konstruk psikologis yang menunjukan kekuatan motivasi seseorang dalam hal perencanaan yang sadar dalam usaha untuk menghasilkan perilaku yang dimaksud (Eagly & Chaiken, 1993). Fishbein dan Ajzen (1975) mengemukakan bahwa berdasarkan teori tersebut, intensi merefleksikan keinginan individu untuk mencoba menetapkan perilaku, yang terdiri dari tiga determinan, yaitu: a. Sikap Terhadap Perilaku Sikap terhadap perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Individu yang memiliki keyakinan yang positif terhadap.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. suatu perilaku akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan tersebut. Atau dengan kata lain, sikap yang mengarah pada perilaku ditentukan oleh konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku, yang disebut dengan istilah keyakinan terhadap perilaku. b. Norma Subjektif Keyakinan mengenai perilaku apa yang bersifat normatif (yang diharapkan orang lain) dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normatif tersebut membentuk norma subjektif dalam individu. Keyakinan yang mendasari norma subjektif yang dimiliki individu disebut sebagai keyakinan normatif. Individu memiliki keyakinan bahwa individu atau kelompok tertentu akan menerima atau tidak menerima tindakan yang dilakukannya. Apabila individu meyakini apa yang menjadi norma kelompok, maka ia akan mematuhi dan membentuk perilaku yang sesuai dengan kelompoknya. Dapat disimpulkan, bahwa norma kelompok inilah yang membentuk norma subjektif dalam diri individu, yang akhirnya akan membentuk perilakunya. c. Kontrol Perilaku Yang Disadari Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghalangi performansi perilaku individu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Keyakinan ini didasari oleh.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. pengalaman terdahulu tentang perilaku tersebut, yang dipengaruhi oleh informasi dari orang lain, misalnya dari pengalaman orang-orang yang dikenal/teman-teman. Selain. itu. juga. dipengaruhi. oleh. faktor-faktor. lain. yang. meningkatkan atau mengurangi kesulitan yang dirasakan jika melakukan tindakan atau perilaku tersebut. Kontrol perilaku ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam kondisi lemah. Van Gelderen, et al. (2006:6) intensi diwakili oleh empat faktor, yaitu: desires, preferences, plans dan behavior expectancies. Desires adalah sesuatu dalam diri seseorang yang berupa keinginan untuk memulai suatu usaha. Preferences adalah suatu dalam diri seseorang yang menujukkan bahwa berwirausaha adalah suatu kebutuhan yang harus dicapai. Plans adalah suatu harapan yang ada dalam diri seseorang untuk memulai suatu usaha dimasa akan datang. Sedangkan behavior exspectancies adalah suatu kemungkinan untuk berwirausaha dengan diikuti oleh target memulai usaha. Berdasarkan penjelasan di atas maka pengertian intensi adalah kesungguhan intensi. seseorang untuk melakukan perbuatan atau. memunculkan suatu perilaku tertentu.. C. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua 1. Pengertian jenis pekerjaan Definisi jenis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang mempunyai ciri (sifat, keturunan dan sebagainya) yang khusus, sedangkan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dan sebagainya). Jadi yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam-macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Jenis perkerjaan antara oarng tua siswa yang satu dengan yang lainya tertentu saja berbeda. Pekerjaan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : a. Pekerjaan pokok Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari penghasilam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. b. Pekerjaan sampingan atau sambilan Pekerjaan sampingan atau sambilan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerja tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan sampingan atau sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. 2. Pengertian orang tua Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (depdikbud, 1999:706), orang tua adalah ayah, ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya); orang yang dihormati (disegani) di kampung; tertua. Jadi orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam penghidupan sehari-hari. Umumnya disebut dengan ayah dan ibu. Mereka inilah yang terutama dan utama memegang peranan dalam kelangsungan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. hidup suatu rumah tangga atau keluarga. Sedangkan semua anak-anaknya yang berada dibawah penguasa maupun asuhan dan bimbinganya disebut sebagai anggota keluarga. Oleh sebab itu orang tua mempunyai peranan yang penting dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap semua anggota keluarga yang berada dibawah tanggung jawabnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa orang tua adalah sekelompok sosial terkecil yang terdiri dari ayah dan ibu atau salah satu dari keduanya serta wali yang bertanggung jawab terhadap anak (suhartin, 1984 : 6). Pekerjaan. atau. lapangan. usaha. adalah. bidang. kegiatan. dari. usaha/perusahaan/instansi di mana seseorang berkerja atau pernah bekerja (Riwanto, 1994 :7). Sumber-sumber pendapatan dari orang tua diperoleh dari bekerja atau menciptakan lapangan pekerjaan. Sebagai contoh adalah berdagang, guru, dokter atau mendirikan usaha sendiri. Untuk dapat memenuhi segala kebutuhan keluarga termaksud kebutuhan anak diperlukan adanya pendapatan keluarga. Untuk dapat menghasilkan pendapatan setiap keluarga harus mempunyai sumber pendapatan atau bekerja. Setiap keluarga mempunyai sumber pekerjaan yang berbeda-beda menurut Gilarso (1992 : 63) bahwa pada dasarnya sumber pekerjaan orang tua adalah: a. usaha sendiri adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dengan menanggung resiko usaha sendiri apabila rugi atau untung, misalnya : wirausaha, dan seseorang yang menjalankan perusahaan sendiri..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. b. bekerja pada orang lain adalah bekerja pada instansi atau perusahaan orang lain dengan imbalan upah/gaji baik berupa uang atau barang. Misalnya karyawan, pegawai negeri pemerintahan, pegawai swasta, TNI, Polri. c. hasil dari milik sendiri adalah harta milik sendiri yang dapat menghasilkan uang atau barang sebagai pendapatan . Misalnya : petani, nelayan. Pengaruh keluarga, pendidikan dan pengalaman kerja pertama adalah faktor penting dalam pengembangan intensi berwirausaha (Krueger & Brazeal, 1994; Segal, Borgia, & Schoenfeld, 2002 dalam Farzier & Niehm, 2008). Orang tua memberikan dampak kuat pada pemilihan intensi berwirausaha, penelitian menunjukkan para wirausaha biasanya memiliki orang tua yang juga seorang wirausaha (Peterman & Kennedy, 2003 dalam Farzier & Niehm, 2008). Jenis pekerjaan yang ada dalam keluarga, khususnya orang tua siswa akan mempengaruhi pola pikir seseorang terhadap dunia berwirausaha. Orang tua yang sukses didalam pekerjaanya (berwirausaha), akan memotivasi anak untuk melakukan hal yang sama dengan orang tuanya. Dengan begitu tidak menutup kemungkinan bahwa anak tersebut akan menentukan pilihan untuk berwirausaha sebagai warisan orang tua siswa. Walaupun anak tersebut juga tertarik untuk mencari pekerjaan di perusahaan atau instansi lain, kemungkinan mereka untuk berwirausaha sangat kuat karena mereka telah melihat dan merasakan keberhasilan.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. orang tuanya dalam berwirausaha. Bagi yang orang tuanya bukan seorang wirausahawan pun tidak akan menutup kemungkinan bagi anak mereka nanti untuk berwirausaha. Hal itu dapat terjadi melihat kondisi saat ini dimana mencari pekerjaan sudah sangat sulit.. D. Pendidikan Kewirausahaan 1. Pengertian Pendidikan Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan proses pendidikan. Melalui pendidikan, karakter dan sifat manusia dapat dibentuk agar menjadi manusia yang mempunyai keterampilan dan kecerdasan. Pendidikan. dapat dimulai dari lingkungan keluarga,. masyarakat dan pemerintah. Pendidikan nantinya akan berguna bagi masyarakat dikemudian hari. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan sering dijadikan tolak ukur penerimaan pekerjaan yaitu dengan mempertimbangkan. pendidikan. terakhir. yang. dimiliki.. Menurut. Sugihartono dkk. (2007: 3), pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan sehingga mempunyai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Seseorang yang.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. memiliki pendidikan tinggi cenderung memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pendidikan rendah. Pendidikan diwujudkan melalui pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. formal. maupun. informal.. Pendidikan. akan. memberikan. pengalaman dan pengetahuan kepada peserta didik sehingga mereka dapat berfikir ke depan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wasty Soemanto (1999: 21), pendidikan adalah proses pengalaman yang menghasilkan pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun batiniah. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar mendewasakan peserta didik dan mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan. Proses pembelajaran dapat terjadi di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah maupun di luar sekolah. a. Komponen – komponen Pendidikan Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponenkomponen esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Perpaduan antara keharmonisan dan keseimbangan serta interaksi unsur esensial pendidikan, pada tahap operasioanl sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Menurut Tatang S. (2012: 219), komponenkomponen pendidikan adalah sebagai berikut:.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. 1) Dasar Pendidikan Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan dengan didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang disebut dasar pendidikan. Dasar yang menjadi acuan pendidikan harus bersumber dari nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan. Setiap sistem pendidikan memiliki dasar pendidikan tertentu yang merupakan cerminan filsafat dari sistem pendidikan tersebut. Oleh karena itu, sistem pendidikan pada suatu bangsa akan berbeda dengan bangsa lain. 2) Pendidik Pendidik yaitu orang yang akan memikul tanggung jawab untuk membimbing. Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar hanya berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada. peserta. menyampaikan. didik, materi. sedangkan pengajaran,. pendidik tetapi. juga. tidak. hanya. membentuk. kepribadian peserta didik. 3) Peserta Didik Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik harus memahami hakikat peserta didiknya sebagai objek pendidikan. Keberadaan peserta didik dalam proses pendidikan sangat vital karena pada dasarnya pendidikan itu diperuntukan bagi peseta didik..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. 4) Materi Pendidikan Salah satu komponen operasional pendidikan sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Materi pendidikan disebut juga kurikulum karena kurikulum menunjukan makna pada materi yang disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Kewirausahaan a. Pengertian Kewirausahaan Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Kewirausahaan pada hakikatnya adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai serta berguna bagi diri dan orang lain. Kewirausahaan muncul apabila seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide baru. Dalam jiwa kewirausahaan tertanam jiwa yang selalu aktif, kreatif, berkarya dan inovatif untuk meningkatkan pendapatan dalam usahanya. Wirausaha adalah orang yang kreatif menciptakan dan memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya. Seorang wirausaha selalu berusaha meningkatkan kreasi dan inovasi dalam memanfaatkan peluang. Menurut Kasmir (2006), kewirausahaan adalah suatu kemampuan menciptakan. kegiatan. usaha.. Kemampuan. menciptakan. dan. memerlukan adanya kreativitas dan inovasi dari yang sudah ada.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. sebelumnya. Kemampuan berwirausaha yang kreatif dan inovatif dapat dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2006: 2). Peluang sukses di masa depan dapat diraih apabila seorang wirausaha benar-benar memanfaatkan peluang dengan baik dan mempunyai disiplin diri. Sedangkan menurut Zimmerer dalam Suryana (2006: 14) Kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang yang dihadapi. Kreativitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah, sedangkan inovasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan kreativitas untuk memecahkan masalah dan peluang untuk meningkatkan kekayaan hidup. Kekuatan. pemikiran. wirausaha. harus. dinyatakan. dengan. pengetahuan akan berbagai pendekatan bisnis, tidak hanya pikiran yang tajam tetapi seorang wirausaha juga memiliki pengetahuan tentang keuangan dan masalah sosial. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui instansi terkait maupun sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Kewirausahaan memiliki berbagai nilai yang sangat diperlukan oleh peserta didik dan dapat ditanamkan melalui pendidikan kewirausahaan. Stoner dalam Jamal Ma’mur Asmani (2011) menyatakan bahwa pada dasarnya kewirausahaan bergerak dari kebutuhan dasar manusia untuk berprestasi. Dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. memiliki andil dalam membentuk manusia untuk berkarya dan berfikir kreatif dalam menciptakan sesuatu yang baru untuk menjadi seorang inovator dan kreatifator. Kewirausahaan dibentuk pada diri seseorang melalui. pendidikan. atau. pelatihan.. Pendidikan. atau. pelatihan. kewirausahaan merupakan proses pembelajaran konsep dan skill untuk mengenali peluang-peluang yang orang lain tidak mampu melihatnya. Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang meliputi: pengambilan inisiatif dan mengorganisasi untuk mengubah sumber daya terhadap resiko dan kegagalan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru memiliki manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta mampu menghadapi masalah dan memanfaatkan peluang. 3. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan Dengan. menunjuk. definisi. pendidikan. sebagai. pendidikan. merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar mendewasakan peserta didik dan mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan dan definisi kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru memiliki manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta mampu menghadapi masalah dan memanfaatkan peluang, maka pendidikan kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai usaha. yang. dilakukan. lembaga. pendidikan. untuk. menanamkan.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. pengetahuan, nilai, jiwa dan sikap kewirausahaan kepada mahasiswa dan peserta didik guna membekali diri menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan inovatif. Menurut Agus Wibowo (2011: 76), terdapat dua cara untuk menanamkan mental kewirausahaan kepada para siswa di sekolah. Pertama,. mengintegrasikan. pendidikan. kewirausahaan. ke. dalam. kurikulum. Dalam kurikulum, karakter keilmuan kewirausahaan sebaiknya didesain untuk mengetahui (to know), melakukan (to do), dan menjadi (to be) entrepreneur. Tujuan pendidikan to know dan to do terintegrasi di dalam kurikulum, terdistribusi di dalam berbagai mata pelajaran keilmuan. Keberhasilan pendidikan kewirausahaan tidak mungkin diraih dengan begitu saja, tetapi harus melalui tahapan. Secara umum keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi kegagalan tanpa kehilangan semangat. Dalam konteks ini keberhasilan merupakan output ataupun hasil yang didapat dari suatu pembelajaran yaitu pendidikan kewirausahaan. Keberhasilan seorang wirausaha biasanya erat kaitannya dengan halhal berikut, jujur, disiplin dan berani dan dapat melaksanakan prinsip management yang baik. Sedangkan hal-hal yang menyebabkan kegagalan antara lain, tidak ada perencanaan yang matang, bakat yang tidak cocok, kurang pengalaman, tidak mempunyai semangat berwirausaha, kurangnya modal, lemahnya pemasaran, dan tidak mempunyai etos kerja yang tinggi. Sehingga dalam proses pendidikan kewirausahaan mahasiswa diberikan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. motivasi agar mempunyai jiwa kewirausahaan. Kriteria keberhasilan pendidikan kewirausahaan, adalah memiliki kemandirian yang tinggi, memiliki kreatifitas yang tinggi, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, memiliki karakter kepemimpinan yang tinggi, memiliki keterampilan/skill. berwirausaha,. memahami. konsep-konsep. kewirausahaan dan memiliki karakter pekerja keras. Menurut Churchill dalam Rambat Lupyoadi (2007), pendidikan sangat penting bagi keberhasilan wirausaha. Kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena lebih mengandalkan pengalaman dari pada pendidikan. Namun, juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seorang wirausaha. Baginya kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalaman lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha. a. Nilai – nilai pokok pendidikan kewirausahaan Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan kewirausahaan adalah pengembangan nilai-nilai dan ciri-ciri wirausaha. 1. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 2. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu hal yang baru atau memodifikasi produk/jasa yang telah ada..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. 3. Berani mengambil resiko Kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan. yang. menantang, berani mengambil resiko kerja. 4. Berorientasi pada tindakan Mengambil inisiatif untuk bertindak dan bukan menunggu sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki terjadi. 5. Kepemimpinan Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap saran dan kritik, mudah bergaul dan kerja sama. 6. Bermental Baja Perilaku. yang. menunjukkan. upaya. sungguh-sungguh. dalam. menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai hambatan.. E. Kepercayaan Diri Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya (Hakim, 2004:6). Semua orang sebenarnya punya masalah dengan istilah yang satu ini. Ada yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan dan lain-lain. ada juga orang yang merasa belum pede/percaya diri dengan apa yang dilakukanya atau dengan apa yang ditekuninya..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. Menurut Lauster (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hak yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatanya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri, tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira. Kepercayaan diri adalah sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya (Rini, 2002). Hal ini bukan berarti individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan, yaotu bila individu tersebut memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi, serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Menurut Lindenfield (1994) percaya diri ada dua jenisnya, yaitu percaya diri lahir dan percaya diri batin. Kedua jenis percaya diri tersebut pada hakikatnya saling mendukung, keduanya membentuk sesuatu yang jauh lebih kuat dan efektif daripada jumlah bagian-bagiannya. Menurut Lauster (dalam Safitri, 2010) ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri yaitu: (1) Percaya pada kemampuan sendiri. Kepercayaan atau keyakinan pada kemampuan yang ada pada diri seseorang adalah salah satu sifat orang yang.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. percaya diri. (2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil. (3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri, jika mendapat kegagalan biasanya mereka tetap dapat meninjau kembali sisi positif dari kegagalan itu. (4) Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat menghambat pengungkapan tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa percaya diri merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuanya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkanya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakanya, bertanggung jawab terhadap tindakanya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat.. F. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap intensi wirausaha Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap intensi seseorang menjadi wirausaha telah banyak diteliti. Seperti yang diduga.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. bahwa ketika orang tua nya berkecimoung dalam dunia berwirausaha maka pasti anak-anak mereka akan terus melanjutkan pekerjaan orang tua nya ataupun membuat bidang usaha sendiri tetapi dengan mengikuti caracara dari orang tua mereka untuk membuka usaha. Hal ini menurut saya sangat penting dimana anak-anak sudah meilhat kesuksesan dari orang tua nya sehingga mereka pasti akan berpikir untuk berwirausaha seperti orang tuanya. Berbeda dengan anak dengan orang tuanya bukan wirausaha mereka tidak di dorong untuk menjadi wirausaha. Maka dari itu seorang anak yang orang tuanya wirausaha niatan untuk menjadi wirausaha tinggi karena sudah di didik orang tuanya menjadi wirausahawan. 2. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi wirausaha Kegiatan pembelajaran di sekolah sangat erat kaitannya dengan proses yang dicapai siswa. Sebagai contoh pembelajaran yang dituangkan dalam suatu mata pelajaran kemungkinan akan mempengaruhi keinginan peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Peserta didik dalam hal ini pendidikan kewirausahan diajarkan untuk menumbuhkan intensian untuk berwirausaha dari dalam dirinya melalui pelajaran di kelas. Menurut Churchill dalam Rambat Lupyoadi (2007), pendidikan sangat penting bagi keberhasilan wirausaha. Kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun, juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seorang wirausaha.. Maka dari itu ada pengaruh dari sektor pendidikan untuk menumbuhkan intensi dari berwirausaha para anak-anak di dalam sekolah..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. 3. Pengaruh kepercayaan diri terhadap intensi wirausaha Ada yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan dan lain-lain. ada juga orang yang merasa belum pede/percaya diri dengan apa yang dilakukanya atau dengan apa yang ditekuninya. Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya (Hakim, 2004:6). Oelh sebab itu jika anak-anak memiliki rasa percaya diri yang besar maka secara tidak langsung mereka akan bersemangat dan akan memiliki intensi untuk membuka atau berwirausaha.. G. Penelitian Yang Relevan 1. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap intensi wirausaha. Literatur entrepreneurship selama beberapa dekade telah mencatat banyak penelitian mengenai intensi mahasiswa dalam memilih karir sebagai wirausaha (Hayward, Shepherd, dan Griffin, 2006; Schjoedt dan Shaver, 2007; Zellweger, Sieger, dan Halter, 2010). Bagaimana motif yang mendorong mahasiswa dengan orang tua yang berprofesi wirausaha untuk menjadi penerus bisnis keluarga maupun mendirikan bisnisnya sendiri merupakan topik yang tetap mendapat perhatian dari berbagai pihak secara luas (Astrachan dan Shanker, 2003; Sharma, 2004; Sharma dan Irving,.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. 2005; Scherer, Adams, Carley, dan Wiebe 1989). Chlosta et al (2010) juga menunjukkan bahwa dalam kesuksesan bisnis keluarga, orang tua sebagai panutan (role model) merupakan motivasi penting bagi seseorang untuk memilih profesi wirausaha. 2. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi wirausaha Penelitian yang dilakukan Gerba (2012), menemukan bahwa siswa manajemen. bisnis. di. Ethiopia. yang. mendapatkan. pendidikan. kewirausahaan lebih memiliki intensi kewirausahaan dibandingkan mahasiswa teknik yang tidak mendapatkan pendidikan kewirausahaan. I Gusti Lanang Agung Adnyana menemukan hasil bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausha. Negash (2013), menemukan hasil yang sama bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Ethiopia. Lestari (2012), menemukan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha. Diperkuat dengan penelitian Mustofa (2014), Pendidikan kewirausahaan pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. Hasil berbeda yang ditemukan dari penelitian Indarti dan Rostiani (2008), studi perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia, menunjukan bahwa mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis justru mempunyai intensi kewirausahaan yang lebih rendah, temuan ini bertolak belakang dari penelitian-penelitian sebelumnya..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. 3. Pengaruh Kepercayaan diri terhadap intensi wirausaha. Penelitian yang dilakuka oleh Priya Begawan dapat disimpulkan yaitu aspek pertama adalah sikap yang berkaitan dengan keyakinan individu berdasarkan pengetahuan dampak positif atau negatif suatu perilaku. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa subyek memiliki hasil evaluasi keyakinan yang positif terhadap kewirausahaan.. H. Paradigma Penelitian gambar 2.1 Paradigma Penelitian Pekerjaan Orang Tua. Pendidikan Kewirausahaan. INTENSI WIRAUSAHAAN SISWA. Kepercayaan diri. I. Rumusan Hipotesis Hipotesis adalah suatu pendapat yang diberikan secara tentative untuk menjelaskan suatu fakta atau yang dipakai sebagai dasar suatu penelitian, hipotesis harus diuji berdasarka data empiris, yaitu data yang berdasarkan pada penelitian suatu sampel..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh positif Latar Belakang pekerjaan orangtua terhadap Intensi wirausaha. H2 : Terdapat pengaruh positif pendidikan kewirausahaan terhadap Intensi wirausaha. H3 : Terdapat wirausaha.. pengaruh positif. kepercayaan. diri. terhadap. Intensi.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan jenis penelitian Studi kasus. Menurut Arikunto (2010:3) penelitian studi kasus adalah penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah lapangan atau wilayah tertentu. Setelah datanya lengkap kemudian dibuat kesimpulan, sehingga kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku pada sekolah yang diteliti tidak berlaku di luar populasi sasaran. Penelitian studi kasus ini menjelaskan tentang “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Wirausaha Siswa SMK di-Sleman: Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK di-Sleman Yogyakarta.”. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 3 SMK Negeri di-Sleman Yogyakarta, yang tersaji pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Negeri di Sleman Yogyakarta No. Nama Sekolah. Status. 1. 2. 3.. SMK Negeri 1 Godean SMK Negeri 2 Godean SMK Negeri 1 Sayegan. Negeri Negeri Negeri. 33.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 - Agustus 2016.. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti adalah siswa-siswi kelas XI di SMK Negeri 1 Godean, SMK Negeri 2 Godean dan SMK Negeri 1 Seyegan. 2. Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah Intensi wirausaha, Latar Belakang Pekerjaan Orangtua, Pendidikan Kewirausahaan dan kepercayaan Diri.. D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2015:135), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat- syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswi SMK di-Sleman Yogyakarta..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. No 1 2. Tabel 3.2 Data Populasi Siswa SMK Kab. Sleman Yogyakarta Jumlah Nama Status Siswa SMK MUHAMMADIYAH 2 Swasta 110 MOYUDAN SMK MUHAMMADIYAH Swasta 93 BERBAH. 3. SMK 17 SEYEGAN. Swasta. 171. 4. SMK DIPONEGORO. Swasta. 126. Swasta. 16. Swasta. 31. Swasta. 103. 7. SMK HAMONG PUTERA 1 PAKEM SMK HAMONG PUTERA 2 PAKEM SMK ISLAM MOYUDAN. 8. SMK KANISIUS PAKEM. Swasta. 72. 9. SMK KARYA RINI YHI KOWANI. Swasta. 235. 10. SMK MAARIF 1 SLEMAN. Swasta. 19. 11. SMK MAARIF 2 SLEMAN. Swasta. 139. 12. SMK MUDA PATRIA. Swasta. 246. Swasta. 29. Swasta. 523. Swasta. 124. Swasta. 148. Swasta. 161. Swasta. 242. Swasta. 180. Swasta. 44. Swasta. 232. 5 6. 13 14 15 16 17 18 19 20 21. SMK MUHAMMADIYAH 1 KALASAN SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN SMK MUHAMMADIYAH 1 SLEMAN SMK MUHAMMADIYAH 1 TEMPEL SMK MUHAMMADIYAH 1 TURI SMK MUHAMMADIYAH 2 SLEMAN SMK MUHAMMADIYAH 2 TEMPEL SMK MUHAMMADIYAH 2 TURI SMK MUHAMMADIYAH CANGKRINGAN.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. 22. SMK MUHAMMADIYAH MINGGIR SMK MUHAMMADIYAH MLATI SMK MUHAMMADIYAH PAKEM SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN SMK MUHAMMADIYAH SEYEGAN. Swasta. -. Swasta. 55. Swasta. 449. Swasta. 647. Swasta. -. Swasta. 281. Swasta. 47. Swasta. 480. Swasta. 59. SMK PIRI SLEMAN SMK PUTRA SAMODERA YOGYAKARTA. Swasta. 367. Swasta. 271. SMK SANJAYA PAKEM SMK SOSIAL ISLAM I PRAMBANAN SMK SULAIMAN SMK TARAKANITA SLEMAN. Swasta. 157. Swasta. 25. Swasta. 135. Swasta. 34. 37. SMK TRISULA 1 DEPOK. Swasta. 41. 38. SMK YAPEMDA 1 SLEMAN. Swasta. 416. 39. SMK YPKK 1 SLEMAN. Swasta. 348. 40. SMK YPKK 2 SLEMAN. Swasta. 392. 41. SMK YPKK 3 SLEMAN. Swasta. 58. 42. SMK YPPN NGAGLIK. Swasta. 63. 43. SMKN 1 CANGKRINGAN. Negeri. -. 44. SMKN 1 DEPOK. Negeri. 556. 45. SMKN 1 GODEAN. Negeri. 574. 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36. SMK NASIONAL BERBAH SMK PEMBAHARUAN INDONESIA SLEMAN SMK PENERBANGAN AAG ADISUTJIPTO SMK PI AMBARUKMO.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. 46. SMKN 1 KALASAN. Negeri. 296. 47. SMKN 1 SEYEGAN. Negeri. 771. 48. SMKN 1 TEMPEL. Negeri. 723. 49. SMKN 2 DEPOK. Swasta. 800. 50. SMKN 2 GODEAN. Negeri. 430. TOTAL. 11,519. 2. Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2015: 136) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Muhadi (2011:33), dalam statistika inferensial kita harus mengetahui mengenai karakteristik populasi, yang pada umumnya dilakukan berdasarkan pada data sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Untuk menentukan jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus Solvin yaitu sebagai berikut (Siregar, 2014:61):. Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas toleransi kesalahan Perhitungan Sampel: Sampel =. 1775 1  1775(5%) 2. Sampel = 326,4368.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. Jumlah sampel yang diperoleh dari perhitungan diatas adalah 326,4368. Berdasarkan pertimbangan peneliti, maka peneliti memutuskan untuk menambah 5% lebih banyak sebagai bentuk antisipasi kesalahan ataupun kerusakan data pada saat pengambilan, maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: Sampel = 326,4368+ (326,4368x 5%) Sampel = 342,759 Sampel = 343 (dibulatkan) Dengan rumus Solvin diperoleh untuk SMK 327 sampel. Hasil penentuan ukuran sampel SMK masing-masing ditambah 5% dari jumlah sampel, maka diperoleh untuk SMK minimal adalah 343 sampel, namun ketika sudah dilaksanakan penelitian didapatkan jumlah sample sebesar 347 lebih banyak 4 orang dan peneliti memilih untuk menggunakan semua populasi sebagai data penelitian. 3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian Teknik penarikan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Effendi (2012:172) mendifinisikan purposive sampling sebagai metode pengambilan sample dengan pertimbangan tertentu yang dianggap relevan atau dapat mewakili objek yang akan diteliti. Teknik ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu karena keterbatasan waktu, dan tenaga, serta menurut hasil lulusan di sekolah tersebut pasti banyak yang langsung berwirausaha dan letak ketiga sekolah ini berdekatan sehingga dengan pasti sudah mewakili populasi se-sleman,.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. sehingga peneliti tidak perlu mengambil sampel yang besar dan jauh. Peneliti tidak mungkin mengambil seluruh SMK se-Sleman Yogyakarta karena alasan diatas, maka peneliti memilih untuk mengambil sampel penelitian pada SMK di-Sleman Yogyakarta. Penelitian ini diarahkan untuk status sekolah negeri dimana sekolah tersebut memiliki mata pelajaran kewirausahaan yang diperkirakan memiliki jumlah siswa yang relatif banyak dan representatif sebagai sampel, dalam hal ini peneliti menentukan setiap sampel sekolah yang akan digunakan diasumsikan jumlah siswa minimal yaitu 115 siswa per sekolah, jika dalam satu sekolah tidak memenuhi kuota siswa atau kurang dari 115 siswa maka akan mengambil sekolah deangan siswa yang labih banyak,dalam hal ini peneliti menentukan setiap sampel sekolah yang akan digunakan diasumsikan jumlah siswa minimal yaitu 25 siswa per kelas. Berdasarkan pertimbangan syarat-syarat tersebut maka peneliti memiliki alasan untuk pemilihan sekolah yang akan digunakan sebagai sample penelitian adalah sekolah yang memiliki jurusan ketika sudah lulus bisa membuat lapangan pekerjaan sendiri dalam bidang wiraswasta, Berikut data SMK Sleman yang akan dijadikan objek penelitian.. No. 1. 2. 3.. Tabel 3.3 Data SMK Negeri sebagai Sampel Penelitian Nama Sekolah Jumlah Siswa kelas XI SMK Negeri 1 Godean 316 SMK Negeri 2 Godean 300 SMK Negeri 1 Sayegan 448 Total 1.064.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40. Setelah menentukan sekolah yang akan menjadi sampel maka langkah selanjutnya adalah menentukan kelas yang akan menjadi sampel. Dari 3 sekolah yang telah terpilih, kelas yang dipilih sebagai sampel yaitu kelas XI, dengan pertimbangan bahwa siswa kelas XI sudah mengalami penyesuaian. Setelah menentukan kelas XI sebagai sampel maka langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah siswa kelas XI sebagai sampel dari masing-masing sekolah sesuai dengan proporsinya.. E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan. oleh. peneliti. untuk. dipelajari. dan. kemudian. ditarik. kesimpulannya (Sugiyono, 2011:64). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel pokok yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable. a. Variabel bebas atau independent variable Menurut Nawawi (1994: 50), variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang mewakili berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 64) yang disebut variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................
gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.17  Kriteria Rasio C/C max
Tabel  4.3  menunjukkan  bahwa  124  siswa  (35,73%)  mempunyai  intensi  kewirausahaan  dengan  kategori  sangat  tinggi,  175  siswa  (50,43%)  mempunyai  intensi  kewiraushaan  dengan  kategori  tinggi,  38  siswa  (10,66%)  mempunyai  intensi  kewiraus
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap intensi berwirausaha pada. siswa SMK N 1 Pedan Tahun

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar siswa-siswi kelas X dan XI SMK Surya Dharma memiliki konsep diri positif dan memiliki pergaulan teman

Penelitian yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Ngawen kelas IX Teknologi Kendaraan Ringan ini akan dibahas dari lima

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal dan lingkungan keluarga terhadap intensi berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa intensi berwirausaha adalah keinginan atau niat pada diri seseorang untuk melakukan tindakan wirausaha yaitu secara

Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara self efficacy dengan intensi berwirausaha pada siswa kelas

Variabel motif ekonomi memiliki pengaruh yang kuat terhadap intensi berwirausaha siswa, motif untuk memenuhi kebutuhan, motif untuk memperoleh keuntungan, motif untuk