• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Strategi Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di MTsN 1 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Strategi Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di MTsN 1 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII

PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTsN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

SARI MUSTIKANINGSIH A210120017

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJARSISWAKELAS VIII

PADA MATA PELAJARAN IPSTERPADU DI MTsN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

SARI MUSTIKANINGSIH A 210 120 017

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing

Dra. Titik Asmawati, SE., M.Si NIDN. 0607115501

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJARSISWAKELAS VIII

PADA MATA PELAJARAN IPSTERPADU DI MTsN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

OLEH

SARI MUSTIKANINGSIH A 210 120 017

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Rabu, Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dra. Titik Asmawati, SE., M.Si (……..………) (Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Budi Sutrisno, M.Pd (………..………) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Drs. Sami’an, M.M (…….………..…)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum. NIDN. 0028046501

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 22 Juli 2017 Penulis

SARI MUSTIKANINGSIH A 210 120 017

(5)

1

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJARSISWAKELAS VIII

PADA MATA PELAJARAN IPSTERPADU DI MTsN 1 SURAKARTATAHUN AJARAN 2016/2017

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Kreativitas Belajar siswa dengan penerapkan strategi Discovery Learning. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah guru yang memberikan tindakan dan penerima tindakan adalah siswa kelas VIII.PK.3 MTs N Surakarta 1 yang berjumlah 24 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah proses analisis data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan Kreativitas belajar siswa dalam belajar IPS Terpadu yang dapat dilihat dari indikator, yaitu : 1) Memiliki rasa ingn tahu yang besar sebelum tindakan 29,16% dan di akhir tindakan menjadi 83,33%, 2) Memberikan gagasan dan usul terhadap suatu masalah sebelum tindakan 20,83% dan di akhir tindakan menjadi 87,50%, 3) Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu sebelum tindakan 37,50% dan di akhir tindakan menjadi 83,33%, 4) Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh orang lainsebelum tindakan 25,00% dan di akhir tindakan menjadi 87,50%, 5) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain sebelum tindakan 29,16% dan di akhir tindakan menjadi 83,33%. Sehingga disimpulkan bahwa penggunaan penerapan strategi Discovery Learning dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII.PK.3 MTs N Surakarta 1.

Kata kunci : kreativitas belajar siswa, Discovery Learning Abstracts

This study aims to improve students' learning creativity by implementing Discovery Learning strategy. This type of research is a classroom action research conducted in 2 cycles. The subjects of this study are teachers who provide action and the recipients of the action are students of class VIII.PK.3 MTs N Surakarta 1 which amounted to 24 students. Data collection methods used were interviews, observation, field notes and documentation. Data analysis technique used is data analysis process, data presentation, and data verification. The result of the research shows that there is an increase of students' learning creativity in learning Integrated IPS which can be seen from the indicator, that is: 1) 1) Having great curiosity before action 29,16% and at end of action become 83,33%, , 2) give idea and suggestion To a problem before action 20,83% and at the end of action become 87,50%, 3) able to express opinion spontaneously and not shy before action 37,50% and at end of action become

(6)

2

83,33%, 4) have Own opinions and not affected others before the action of 25.00% and at the end of the action to be 87.50%, 5) Be able to propose thoughts, different troubleshooting ideas from others before action 29.16% and at the end of the action to be 83, 33%. So it is concluded that the use of the implementation of discovery learning strategy can improve students' learning creativity on the subjects IPS Integrated students class VIII.PK.3 MTs N 1 Surakarta .

Keywords: student learning creativity, Discovery Learning 1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia, yaitu manusia yang mampu menghadapi perubahan dan kemajuan zaman yang selalu diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengembangkan potensi diri yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan negara. Dengan potensi diri yang kuat maka manusia akan mampu mempertahankan hidup.

Pendidikan juga merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar atau sengaja guna menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk menentukan tujuan hidup sehingga dapat memiliki pandangan yang luas kearah depan lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan generasi yang berkualitas.

Mudyahardjo (2008:496) mengungkapkan bahwa “Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan”. Pemerataan program pendidikan di Indonesia diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah batin, olah pikir, olah rasa, olah kinerja agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi serta pembaruan pengelolaan pendidikan secara terperinci, terarah dan berkesinambungan.BSNP, (2006) menyatakan

(7)

3

bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga negara dunia yang cinta damai.

Pendidikan merupakan bagian integral dalam kehidupan bangsa dan negara. Salah satu faktor yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia adalah dengan meningkatan kualitas pendidikan, termasuk jenjang pendidikan menengah pertama. Di lingkungan sekolah, tujuan pendidikan akan bisa dicapai melalui proses pembelajaran sebab proses pembelajaran merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pencapainan kualitas hasil pendidikan yang memadai bukan hanya menuntut guru untuk dapat mewujudkan seperangkat peran dan tugas yang diembannya, tetapi juga turut ditentukan oleh perwujudan gagasan atau ide dan perilaku kreatif dalam proses pembelajaran.

Salah satu masalah klasik dalam pembelajaran IPS Terpadu adalah kurangnya kreativitas belajar siswa. Kurangnya kreativitas belajar dalam mata pelajaran IPS ini juga dialami oleh siswa kelas VIII di MTs N 1 Surakarta. Pada kegiatan observasi yang dilakukan Peneliti pada tanggal 12 Mei 2016, Ibu Mastutik S.Pd selaku Wali Kelas VIII di MTs N 1 Surakarta memaparkan pada saat memberikan pembelajaran di kelas, guru menyampaikan materi pembelajaran, mengajak siswa berdiskusi, memberikan tugas kelompok untuk melatih kerja sama dengan orang lain, dan tugas mandiri. Guru juga mengamati proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaranitu, guru mengadakan evaluasi. Guru mengevaluasi siswa berdasarkan siswa yang tergolong kreatif dalam menyampaikan pendapat dan siswa tergolong pasif dalam menyampaikan pendapat.

Berdasarkan hasil evaluasi diketahui, dari 24 siswanya, 9 siswa tergolong kreatif dalam menyampaikan pendapat, jika diprosentasekan makas ebesar

(8)

4

37,50%. 15 siswa tergolong pasif dalam menyampaikan pendapat dan pertanyaan guru, jika diprosentasikan maka sebesar 62,50%.

Menurut Muhammad Amien dalam Suryosubroto (2009:220) “ Kreativitas diartikan sebagai pola berpikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil yang artistik, penting dalam proses pembelajaran.

Siswa yang pasif cenderung diam, malu dalam menyampaikan gagasan, tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, kurangnya pengetahuan dalam menguasai materi pembelajaran.

Ibu Mastutik S.Pd kemudian membuat kesimpulan bahwa sebagian besar siswanyakurang kreatif dalam pembelajaran IPS.

Kurangnya kreativitas belajar dalam mata pelajaran IPS dibuktikan sebagian besar siswa tidak memiliki rasa ingin tahu yang besar, kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, kurangnya wawasan yang berkaitan dengan materi ketika menyampaikan gagasan atau usulan, gagasan atau usulan masih dipengaruhi orang lain bukan merupakan pendapat sendiri, gagasan atau usulan kurang tepat untuk memecahkan suatu masalah dan kurangnya unsure inovasi dalam usulan atau gagasan.

Guru mencari penyebab kurangnya kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Guru kemudian mengadakan refleksi diri. Pada proses pembelajaran guru memberi materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, tidak disertai model pembelajaran, tidak menggunakan media pembelajaran, dan tidak menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga siswa tidak tertarik dan termotivasi untuk belajar. Akibatnya siswa tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Banyak siswa yang membuat ramai suasana kelas.

Hal ini tidak bias dibiarkan karena akan mempengaruhi prestasi belajar siswa pada khususnya dan prestasi sekolah pada umumnya.

Kegiatan refleksi diri yang dilakukan guru, dapat diketahui penyebab kurangnya kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS yaitu penggunanan metode mengajar yang kurang tepat.

(9)

5

Meningkatkan kreativitas belajar di mata pelajaran IPS merupakan salah satu tanggung jawab guru terhadap siswanya, menunjukan sikap professional seorang guru, dan juga sebagai persiapan siswa menghadapi kelas IX yang akan datang.

Guru perlu menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS.

Upaya yang dilakukan guru adalah mewujudkan proses pembelajaran lebih mengutamakan pada upaya bagaimana mencapai tujuan-tujuan pembelajaran dan kompetensi siswa. Proses pembelajaran pun seyogyanya didesain agar peserta didik dapat secara aktif dan kreatif mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, dengan mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam bingkai model dan strategi pembelajaran aktif, ditopang oleh peran guru sebagai fasilitator belajar.

Melatih siswa untuk secara mandiri menggali informasi, aktif dalam belajar maupun diskusi kelompok dan mau menyelesaikan tugas dari guru dengan memanfaatkan perpustakaan atau sumber belajar lainnya. Strategi pembelajaran interaktif diharapkan mampu mengatasi permasalahan kurangnya kreativitas belajar dalam dalam pembelajaran IPS Terpadu.

Strategi yang dipilih adalah pembelajaran Discovery Learning. Strategi pembelajaran Discovery Learning adalah strategi yang mengutamakan cara belajar siswa aktif (CBSA), berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Bektiarso (2015:54), tiga alasan guru menggunakan pembelajaran penemuan (Discovery Learning) yaitu: (1) sebagian besar guru lebih nyaman menggunakan pendekatan ekspositori, mungkin karena sudah lama dikenal dalam dunia pendidikan, (2) siswa harus berperan aktif dalam setiap tingkat kegiatan sains dengan petunjuk dan pendampingan guru, dan (3) pembelajaran melalui penemuan terbimbing akan mengembangkan kemampuan metode mengajar guru untuk mempertemukan berbagai macam tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran

(10)

6

IPS Terpadu dengan judul : “ PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTsN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 “

2. METODE

Penelitian yang digunakan dalam kasus ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di mts N 1 Surakarta. Siswa yang menjadi subjek penerima tindakan ini yaitu kelas VIII.PK.3.Sementara itu, guru yang menjadi subjek pelaku tindakan ini adalah Mastutik Munfaati, S.Pd. Waktu penelitan 2 bulan dimulai dari bulan Maret – April 2017. Pelaksanaan penelitian ini tanggal 25 Maret 2017 sampai dengan 13 April 2017.

Pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data terdiri dari: 1) wawancara untuk mengetahui hal-hal penting yang ada pada proses pembelajaran dan juga sebagai respon terhadap pembelajaran Discovery Learning, 2) Observasi untuk mengamati secara langsung dengan teliti dan cermat terhadap aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran, 3) Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung, 4) Dokumentasi untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian agar memperoleh hasil yang relevan. Teknik analisis data terdiri dari empat langkah yaitu: a) Proses Analisis Data yaitu membuat rangkuman, melakukan reduksi dengan melakukan pemilihan, menyusun data dengan memusatkan pada penyederhanaan pengabsahan dan transformasi data kasar ke catatan lapangan, b) Penyajian Data yaitu berupa catatan observasi, lembar observasi terhadap guru, serta lembar observasi kreativitas belajar, c) Kesimpulan atau Verivikasi Data dilaksanakan secara bertahap memperoleh derajat kepercayaan yang lebih tinggi dan dipadukan menjadi kesimpulan.

(11)

7

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah diadakan penelitaian dengan menerapkan model Discovery Learning dalam pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII.PK.3 MTs N 1 Surakarta. berdasarkan dialog awal dan obervasi pendahuluan tindakan penelitian akan dilakukan sampai dua kali siklus dengan guru sebagai pelaksana dan peneliti sebagai observer. Data sebelum tindakan menunjukan kreativitas belajar siswa masih rendah dilihat dari indikator bahwa kreativitas belajar dapat ditentukan presentase kreativitas yaitu : 1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar sebanyak 7 siswa (29,16%), 2) Memberikan banyak gagsan dan usul terhadap suatu masalah sebanyak 5 siswa (20,83%), 3) Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu sebanyak 9 siswa (37,50%), 4) Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapnnya tanpa terpengaruh orang lain sebanyak 6 siswa (25,00%), 5) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain sebanyak 7 siswa (29,16%).

Adapun peningkatan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII PK 3 dari sebelum tindakan kelas pada siklus II dapat disajikan dalam tabel dan grafik sebanyak berikut :

TABEL 4.5

Data Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Belajar IPS Terpadu Kelas VIII.PK.3 Dengan StrategiDiscovery Learning

No Indikator Kreativitas Belajar

Sebelum Tindakan (24 siswa) Setelah Tindakan Siklus I (24 siswa) Siklus II (24 siswa) 1 Memiliki rasa ingin tahu

yang besar, 7 Siswa (29,16%) 16 Siswa (66,66%) 20 Siswa (83,33%) 2 Memberikan banyak

gagasan dan usul terhadap suatu masalah, 5 Siswa (20,83%) 16 Siswa (66,66%) 21 Siswa (87,50%) 3 Mampu menyatakan

pendapat secara spontan dan tidak malu-malu, 9 Siswa (37,50%) 15 Siswa (70,16%) 20 Siswa (83,33%)

(12)

8

4 Mempunyai pendapat sendiri dan dapat

mengungkapkannya tanpa terpengaruh orang lain.

6 Siswa (25.00%) 15 Siswa (62,50%) 21 Siswa (87,50%) 5 Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain.

7 Siswa (29,16%) 17 Siswa (70,83%) 20 Siswa (83,33%)

Grafik peningkatan kreativitas belajar siswa pada mata belajar IPS Terpadu kelas VIII.PK.3 dengan strategi Discovery Learning dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan siklus II dapat digambarkan sebagai berikut: 0 5 10 15 20 25 Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

4.4 DATA PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

PADA MATA BELAJAR IPS TERPADU KELAS VIII.PK.3

DENGAN STRATEGI

DISCOVERY LEARNING

Memiliki rasa ingin tahu yang besar

Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah

Mampu menyatakan

pendapat secara spontan dan tidak malu-malu

Mempunyai pendapat sendiri dan dapat

mengungkapkannya tanpa terpengaruh orang lain Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain

(13)

9

Hasil penelitiannta sebagai berikut : kreativitas belajar siswa pada siklus I sebesar 63,69%, meliputi: 1) memiliki rasa ingin tahu pada pelajaran sebanyak 16 siswa (66,66%), 2) memberikan gagasan dan usul terhadap suatu masalah sebanyak 16 siswa (66,66%), 3) mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu sebesar 15 siswa (62,16%), 4) mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh orang lain sebesar 15 siswa (62,50%), 5) mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain sebesar 17 siswa ( 70,83%).

Kreativitas belajar siswa pada siklus II sebesar 85,04% meliputi: memiliki rasa ingin tahu pada pelajaran sebanyak 20 siswa (83,33%), 2) memberikan gagasan dan usul terhadap suatu masalah sebanyak 21 siswa (87,50%), 3) mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu sebesar 20 siswa (83,33%), 4) mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh orang lain sebesar 21 siswa (87,50%), 5) mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain sebesar 20 siswa ( 83,33%).

Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat menunjukkan bahwa kreativitas belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan siklus II yaitu dimana 37,50% pada sebelum tindakan, 63,69% pada siklus I, dan 85,04% pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa pemilihan dan penggunakan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa, dimana salah satunya yaitu dengan menggunakan penerapan strategi Discovery Learning.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Astuti (2015) bahwa penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu (2015) bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan kreativitas dalam memcahkan masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kemusu tahun ajaran 2014/2015 dimana dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menjelaskan gagasan atau ide dalam menyelesaikan masalah secara

(14)

10

lisan maupun tertulis, dari kondisi awal 12,50% meningkat menjadi 79,17%. kemampuan siswa dalam menanggapi keberagaman pendapat tentang penyelesaian suatu masalah dalam kelompok, dari kondisi awal 20,83% meningkat menjadi 87,50%. kemampuan siswa dalam menyatakan suatu permasalahan kedalam bahasa atau simbol matematika, dari kondisi awal 16,67%, meningkat menjadi 79,17%. Terkait dengan penelitian terdahulu terdapat perbedaan dengan penelitian ini, yang mana penelitian ini model pembelajaran Discovery Learning digunakan untuk meningkatkan kreativitas belajar akan tetapi dalam peningkatan kreativitas belajar penelitian ini rata-ratanya lebih tinggi sedangkan pada penelitian terdahulu model pembelajaran Discovery Learning digunakan untuk meningkatkan kreativitas, akan tetapi peningkatannya masih sedikit. Walaupun dengan demikian, pada dasarnya penelitian ini dengan penelitan terdahulu memiliki kesamaan, yaitu penggunaan model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan kreativitas belajar.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hipotesis tindakan yang dirumuskan dapat diterima dan hal ini berarti penerapan strategi Discovery Learning dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII.PK.3 di MTs Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

4. SIMPULAN

Penelitian tindakan kelas di mtsn Surakarta 1 kelas VIII.PK.3 ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus melipui empat tahap, yaitu (1) Perencanaan tindakan (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Hasil pengamatan, dan (4) Refleski tindakan. Kesimpulan hasil tindakan ini adalah meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadau melalui penerapan strategi Discovery Learning pada siswa kelas VIII.PK.3 di MTsNegeri 1 Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian Tindakan Kelas mengenai peningkatan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu melalui penerapan strategi Discovery Learning pada kelas VIII.PK.3 di MTs Negeri 1 Surakarta tahun ajaran

(15)

11

2016/2017 berhasil membuat siswa lebih kreatif pada pembelajaran IPS Terpadu. Kreativitas belajar ini terbukti dengan hasil observasi yang menunjukan peningkatan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu hanya sebesar 37,50% kemudian setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat menjadi 63,69% dan pada tindakan siklus II kreativitas belajar IPS Terpadu meningkat hingga 85,04%. Penerapan strategi Discovery Learning juga direspon baik oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Puji (2015). Penerapan Model Discovery Learning Dalam Pmebelajaran IPS Terpadu Pada Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BSNP (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.

Bektiarso, Singgih. 2015. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Laksbang Pressindo. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Rahayu, Sri. (2015). Upaya Peningkatan Kreatvitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kemusu Tahun Ajaran 2014/2015b. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan. Sebuah Studi Awal Tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008

Gambar

Grafik  peningkatan  kreativitas  belajar  siswa  pada  mata  belajar  IPS  Terpadu  kelas  VIII.PK.3  dengan  strategi  Discovery  Learning  dari  sebelum  tindakan  sampai  dengan  tindakan  siklus  II  dapat  digambarkan  sebagai  berikut:  0 5 10 15 20

Referensi

Dokumen terkait

Wahyu (2013: 28) Faktor -faktor yang mempengaruhi berlangsungnya interaksi sosial, baik secara tunggal maupun secara bergabung ialah: faktor Imitasi ini telah di

Abstrak : Diantara langkah terobosan MTs Negeri Sumber Bungur Pamekasan adalah merealisasikan program di bidang pengembangan kurikulum bahasa Arab. Tujuan penelitian

If it is asso- ciated with the concept of labor contract law as the basis of the employment relationship in ac- cordance with the provisions of Article 1 point 15, the

[r]

Sharp (1964), Litner (1965), Mossin (1966) memperkenalkan Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang merupakan salah satu model penilaian aset yang menggambarkan hubungan

Buku Pegangan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Kelas 4, Depdikbud, 2013. 2.6 Memiliki sikap amanah sebagai implementasi dari pemahaman kisah

Lebih lanjut, Grotberg (1979) mengemukakan bahwa tugas orangtua (Parental Role) dalam hubungannya dengan proses pendidikan anak adalah memberikan stimulasi edukasi (educational

peningkatan penerapan pembelajaran titrasi asam basa melalui praktikum berbasis inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa,