OPTIMALISASI PERAN LPMP DAN PPPG
DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
DI INDONESIA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2006
LATAR BELAKANG
• Upaya yang telah dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan belum mencapai hasil yang optimal
• Peringkat Human Developmnent Indeks (HDI) Indonesia selalu berada dibawah Negara-negara Thailand, Malaysia dan Philipina.
• Mutu pendidikan Indonesia berdasarkan pengukuran dan assessmen internasional, TIMSS (Third International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International Student Assessment) selalu berada di peringkat bawah setelah Malaysia dan Thailand .
• Masih banyak guru yang belum memenuhi standar kelayakan mengajar pada bidang studi yang diampunya.
• Peran PPPG dan LPMP belum optimal sebab: (1) banyak penataran guru dilakukan di luar BPG, (2) Tidak adanya ketentuan yang jelas tentang pelaksanaan penataran guru; (3) Kualitas dan kuantitas tenaga
fungsional/widyaiswara masih lemah; (4) hasil penataran guru belum bisa diharapkan; (5) kurangnya pengalaman pejabat dan tenaga
fungsional BPG/LPMP dalam mengelola proses belajar mengajar di tiap jenis dan jenjang sekolah.
RUMUSAN MASALAH
• Tugas pokok dan fungsi Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
• Kuantitas dan Kualitas Pelaksanaan tugas tambahan di luar tupoksi PPPG dan LPMP Bagaimana fungsi tambahan tersebut mempunyai relevansi dengan peningkatan mutu pendidikan
• Potensi dan keinginan LPMP dan PPPG untuk melaksanakan kegiatan di luar tupoksinya
• Kinerja PPPG dan LPMP dalam menjalankan tupoksi berdasarkan pendapat widyaiswara dan guru peserta diklat
• SDM, fasilitas/sarana, sistem pengelolaan
• Peluang yang berasal dari pemerintah, swasta dan masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga untuk mengoptimalkan kinerja lembaga
• Tantangan internal dan eksternal yang dihadapi oleh LPMP dan PPPG dalam mengoptimalkan kinerja lembaga
TUJUAN PENELITIAN
UNTUK MENGETAHUI:
• Tugas dan fungsi pokok kelembagaan Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) yang sudah dan belum optimal di laksanakan.
• Kegiatan atau tugas-tugas yang dilaksanakan PPPG dan LPMP di luar tugas pokok dan fungsinya;
• Potensi dan keinginan PPPG dan LPMP untuk melaksanakan tugas di luar tupoksinya.
• Mengetahui kinerja lembaga pada pelaksanaan tupoksi berdasarkan penilaian dari widyaiswara dan guru peserta diklat
• Kekuatan dan kelemahan yang menjadi kendala ke dua lembaga dalam mengembangkan kapasitas lembaga (SDM, fasilitas/sarana, sistem pengelolaan,)
• Peluang yang berasal dari pemerintah, swasta dan masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga untuk mengoptimalkan kinerja lembaga
• Tantangan internal dan eksternal yang akan dihadapi oleh ke dua lembaga dalam mengoptimalkan kinerja lembaga
MANFAAT HASIL PENELITIAN
• Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional mendapat masukan untuk merumuskan kebijakan
optimalisasi peran PPPG dan LPMP dalam peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia secara efektif dan efisien.
• PPPG dan LPMP dapat menyalurkan aspirasinya pada
peran-peran yang kurang sesuai, peran-peran yang belum ada dan peran-peran
tambahan yang ingin dilakukan
• Memberi umpan balik kepada PPPG dan LPMP atas kegiatan
yang sudah dilaksanakan.
• Memberi peluang untuk merestrukturisasi fungsi lembaga
yang belum optimal dan memperkuat fungsi kelembagaan
yang sudah optimal.
SEJARAH SINGKAT PPPG DAN LPMP
• Lembaga penataran guru dibentuk pada akhir dekade tahun 60-an, dengan
bantuan Ford Foundation, British Council, Colombo Plan, USAID, di beberapa kota besar seperti: Padang, Bandung, Yogyakarta dan Malang.
• Kemudian dibentuk Science Teaching Center (STC), Teacher Training
Center (TTC), Teaching Aid Center (TAC/unstuck media pendidikan), TTUC
(Tehnical Teacher Upgrading Center).
• Menjadi embrio berdirinya PPPG yang kelembagaannya sebagai Unit
Pelaksana Teknis ditetapkan dengan SK Nomor 0205/O/1978.
• Tahun 1990 dibentuk PPPG Pertanian di Cianjur dan PPPG Kesenian di
Yogyakarta dengan SK Mendikbud Nomor 0529/0/1990 (hingga tahun 2006, pemerintah mempunyai 12 PPPG yang terdiri dari 6 PPPG kejuruan dan 6 PPPG non-kejuruan).
• Tahun 2003 Balai Penataran Guru (BPG) direstrukturisasi menjadi LPMP
dengan SK Menpan Nomor: 127/M.PAN/4/2003 tanggal 30 April 2003.
• Mulai 26 Desember 2005 PPPG dan LPMP berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Dirjen PMPTK berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 31 tahun 2005.
• PPPG mempunyai kekuatan internal yaitu ketersediaan: tenaga,
biaya operasional rutin maupun pembangunan, program
peningkatan Sumber Daya Manusia, sarana kerja (kantor) yang
memadai dan pegawai yang memiliki komitmen tinggi
• penjaminan mutu pendidikan dapat dilaksanakan apabila
LPMP/PPPG sudah melaksanakan sistem manajemen yang
berorientasi pada mutu
• Kerja sama dengan instansi terkait dan mendirikan lembaga
pendidikan dan Pusat Kegiatan (Working Station) di daerah.
• Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
mengeluarkan kebijakan tentang Re-engineering PPPG yang
memberikan arah perlunya dilakukan terobosan-terobosan
dengan mengubah sistem berpikir konvensional menjadi cara
berpikir kreatif dan inovatif agar lebih meningkatkan peran
serta PPPG dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
3 Ide hierarki konsep Mutu : pengendalian mutu (Quality Control);
penjaminan mutu (Quality Assurance) dan mutu total (Total
Quality Management).
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
TQM
QA Continuous
improvement
QC Prevention
Strategi Optimalisasi unit organisasi, dilakukan dengan:
• Studi kelayakan analisis internal/ eksternal, beban kerja,
pengkajian terhadap visi dan misi serta tugas dan fungsi unit
organisasi
• Analisis SWOT, (Strengths, Weakness, Opportunities, dan
Threats)
• Analisis fungsi-fungsi jabatan yang belum dilaksanakan
• Analisis input dan output, mengkaji keselarasan antara input dan
output untuk menetapkan program yang efektif
• Analisis kinerja lembaga,
Strategi peningkatan mutu pendidikan:
• Peningkatan mutu manajemen,
• Pengembangan kapasitas lembaga dan
• Peningkatan kualitas program pembelajaran
STRATEGI OPTIMALISASI PERAN LPMP DALAM
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN MUTU
Vision, mission and goal
Market analysis pasar
SWOT analysis and critical success factors
Corporate and business plan
Quality policy and quality plan
Quality cost
PENGEMBANGAN KAPASITAS LEMBAGA
(1) menata kembali sebuah sistem (keuangan, komunikasi, administrasi,
dsb);
(2) mendesain, merencanakan, dan mengimplementasikan kegiatan;
(3) menemukan, menganalisis, menyimpan dan menyebarluaskan
informasi;
(4) mengorganisasikan rencana kerja;
(5) menggunakan teknologi;
(6) mengelola bisnis atau proyek yang sukses;
6 DIMENSI PENGEMBANGAN KAPASITAS LEMBAGA
Yaitu:
Pengembangan prinsip-prinsip kepemimpinan yang
efektif,
Pengembangan SDM yang profesional,
Pengembangan program yang koheren (mendalam dan
saling kait mengait),
Pemberdayaan sumber-sumber teknis secara optimal;
Pendisposisian SDM untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya,
PENINGKATAN MUTU KUALITAS PROGRAM
PEMBELAJARAN
INPUT
PESERTA DIDIK
KBM
OUPUTLULUSANKomptensi Guru dan Lingkungan
.Kurikulum
.Sumber Belajar dan strategi .Alat bantu, media dan
pengukuran
• VISI dan MISI
Visi, menjadi lembaga pengembang guru yang kompeten melalui kajian program yang berorientasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi berskala global
Misi, (1). Mengembangkan sumber belajar dan sarana pendukung diklat; (2) Mengembangkan dan menyelenggarakan sistem pendidikan dan pelatihan yang memenuhi standar ISO 9001:2000; (3) Mengembangkan model pembelajaran yang menyenangkan, komunikatif dengan memanfaatkan teknologi informasi; (4) Memberikan layanan advokasi dan manajemen di bidang pendidikan; (5)
Menyelenggarakan pendidikan formal aplikatif bertaraf internasional (joint
program) melalui program pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan sistem
teknologi informasi bagi kepentingan internal dan menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan global bagi kepentingan eksternal.
• Identifikasi Program Umum PPPG dan LPMP
Penyelenggaraan diklat kompetensi guru dalam bidang teknologi, seni dan kriya, pertanian, bisnis dan manajemen, pariwisata dan pekerja sosial.
Diklat manajemen (bengkel, intalasi, unit produksi, pemeliharaan dan manajemen sekolah
Diklat kependidikan/pembelajaran yang meliputi: metode pembelajaran, pengembangan kurikulum; pengembangan bahan ajar; pengembangan multimedia pembelajaran
PENDEKATAN PENELITIAN
•
Pendekatan
deskriptif kuantitatif dan deskriptif evaluatif
•
Populasi
42 lembaga, terdiri dari 12 PPPG dan 30 LPMP. Sampel
penelitian diambil 21 lembaga (50%) secara acak yaitu 4 PPPG dan
17 LPMP.
•
Teknik Pengumpulan Data
Dokumentasi
Wawancara
Observasi
Kuesioner
Focus Group discussion
•
Instrumen Penelitian
Daftar isian dokumen
Kuesioner
Panduan wawancara dan Observasi
Kuesioner
SUMBER DATA PENELITIAN
1. Dokumen LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah), Renstra, data pegawai dan
sarana prasarana.
2. Personal terdiri dari Kepala LPMP/PPPG atau yang
mewakili, pengelola data dan informasi, staf
administrasi, Widyaiswara, guru dan Kepala Sekolah
yang pernah mendapat pelayanan dari lembaga.
3. Narasumber tambahan yang membahas hasil
penelitian pada kegiatan seminar diambil dari Dinas
Pendidikan provinsi.
ANALISIS DATA
1. Analisis
data
kuantitatif
digunakan
untuk
mengetahui kuantitas kegiatan ke dua lembaga
yang telah dilaksanakan selama dua tahun terakhir
serta kuantitas sumber daya yang dimiliki
2. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis
data hasil observasi, wawancara dan diskusi,
melalui proses: data reduction, pengumpulan data
berdasarkan
tematiknya,
data
display
dan
verivication
3. Evaluasi dilakukan untuk menjustifikasi kesesuaian
antara kegiatan yang dilaksanakan dengan kriteria
hasil yang standar.
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP
(1) pengukuran dan evaluasi pelaksanaan pendidikan dasar dan
menengah;
(2) perancangan model-model pembelajaran;
(3) fasilitasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar;
(4) fasilitasi pengelolaan sumberdaya pendidikan;
(5) fasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi tenaga pendidik;
(6) fasilitasi pelaksanaan peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan;
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP
Pengukuran Dan Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan
0 10 20 30 40 50 60 F SD SMP SMA SMK
Sasaran Pengukuran dan Evaluasi
Series1 0 2 4 6 8 10 12 F. LPMP 0-5 5-10 10-15 >15 Pelaksana Kegiatan Pengukuran dan Evaluasi
Series1
Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Kegiatan Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan
Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Pelaksana Kegiatan Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F SD SMP SMA SMK
Sasaran Model Pembelajaran
Series1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F > 10 10 - 2 0 > 2 0 Skala
Frekuensi LPMP Perancang Model Pembelajaran
Series1
Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Perancangan Model Pembelajaran
Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Perancang Model Pembelajaran
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP
Fasilitasi Proses dan Evaluasi Belajar 70% 18% 12% < 11 12-22 23-33
Sasaran Proses dan Evaluasi Belajar
33% 33% 5% 9% SD SMP SMA SMK
Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar
Gambar: Distribusi Frekuensi
Sasaran Fasilitasi Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP
Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya Pendidikan
Sasaran Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya
39% 32% 17% 12% SD SMP SMA SMK
Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya
88% 6% 6%
0-5 6-11 12-17
Gambar: Distribusi Frekuensi
Sasaran Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya Pendidikan
Gambar: Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Pengelolaan Sumberdaya Pendidikan
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP
Fasilitasi Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisasi Tenaga Pendidik 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F 4-12 13-21 22-30 31-39 Skala
Peningkatan Kom petensi Guru
0 20 40 60 80 100 120 F SD SM P SM A SM K LPM P
Sasaran Peningkatan Kom petensi Guru
Series1
Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Pendidik
Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Pendidik
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP
Fasilitasi Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisasi Tenaga Kependidikan 0 2 4 6 8 10 12 14 F. LP M P 0-9 10-19 20-29 Skal a
Pening kat an Ko mp et ensi T enag a Kep end id ikan
Ser ies1 0 5 10 15 20 25 30 35 F SD SMP SMA SMK LPMP
Sasaran Peningkatan Kom petensi Tenaga Kependidikan
Ser ies1
Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Peningkatan Kompetensi Tenaga
Kependidikan
Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Tenaga
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP
Pengelolaan Sistem Informasi Mutu PendidikanTabel Penilaian Aspek Pengelolaan Sistem Informasi Mutu Pendidikan
No Aspek Penilaian Skor Kategori
1 Pengelolaan SIM Pendidikan 3.07 Baik
2 Kuantitas sarana dan prasarana SIM 2.53 Cukup baik
3 Kualitas sarana dan prasarana SIM 3 Baik
4 Kualifikasi SDM pengelola SIM 3.27 Sangat baik
5 Kompetensi pengelola SIM 2.33 Kurang baik
6 Kualitas informasi yang disampaikan 3.07 Baik
7 Ketepatan penyampaian informasi 2.87 Baik
8 Keluasan informasi yang diberikan 3.13 Baik
9 Respon masyarakat dalam mengakses informasi 2.67 Cukup baik
10 Manfaat informasi bagi peningkatan mutu pendidikan 3.47 Sangat baik
Kategori Skor Relatif:
Skor < 2.52 : Kurang baik
Skor 2.53 – 2.84 : Cukup baik
Skor 2.85 - 315 : Baik
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP
Pelaksanaan Fungsi Tambahan LPMP
A B C D E S1 76 24 10 17 17 0 10 20 30 40 50 60 70 80 F J e n i s K e g i a t a n
Fungs i Tam bahan
Ser ies1
Keterangan:
A: Penelitian 76 D: Seminar 17
B: Kerjasama 24 E: Unit produksi 17 C: Konsultasi 10
1.
Penyalur dan pelaksana kebijakan pendidikan
2.
Pengendali mutu pendidikan
3.
Peningkatan mutu siswa
4.
Peningkatan mutu, manajemen data dan informasi
5.
Peningkatan kegiatan kerjasama
6.
Peningkatan kualitas pembelajaran
7.
Evaluasi
8.
Pengembangan kapasitas LPMP
PENILAIAN KINERJA LPMP DALAM PELAKSANAAN FUNGSI UTAMA
No Nama LPMP Pelaksanaan Fungsi Utama Rerata 1 2 3 4 5 6 7 1 Lampung 1.1 2.9 2.4 2.7 3 2.7 2.9 2.5 2 Jakarta 2.55 2.35 2.55 2.7 2.8 2.15 2.25 2.51 3 Kalimantan Barat 2.73 2.73 2.91 2.91 2.82 3.09 2.64 2.6 4 NTB 2.7 2.2 3.3 2.7 3 2.4 2.8 2.7 5 Gorontalo 1.8 2.8 2.85 2.45 3.15 3 2.95 2.71 6 Kalimantan Selatan 1.9 2.85 2.9 2.95 2.85 2.95 3 2.77 7 Sulawesi Tengah 2.5 2.7 2.8 2.7 3.1 3.2 2.8 2.83 8 Sulawesi Utara 2.15 3 3.1 3.1 2.95 2.8 2.75 2.84 9 Jambi 2.15 2.9 2.95 3 2.8 3.1 3.05 2.85 10 Kalimantan Timur 2.1 3.1 3.05 3.05 3.25 3.1 2.75 2.91 11 Jawa Timur 2.5 2.9 3.3 3.1 3 2.8 2.8 2.91 12 Papua 2.05 3 3 3.2 2.9 3.05 3.3 2.93 13 NTT 2.05 3.25 3.15 3.25 3.35 2.9 3.15 3.01 14 Sulawesi Selatan 3.3 3.1 3.4 3.1 3.4 2.6 3 3.1 15 Sumatra Utara 3.6 3.2 3.7 3.5 3.2 3.1 2.9 3.3 16 Jogyakarta 3.1 3 3.4 3.6 3.5 3.2 3.3 3.3 17 Bali 3.2 3.4 3.3 3.4 3.6 3.5 3.3 3.4 Rerata 2.44 2.9 3.06 3.02 3.01 2.92 2.92
IPA, 8 IPS, 1 KSN, 7 BHS, 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 F IPA IPS KSN BHS PPPG
Jum lah Cara Penyajian Penataran
PENINGKATAN ALAT, MEDIA DAN MATERI PEMBELAJARAN 0 5 10 15 20 25 30 35 F IPA IPS KSN BHS PPPG
Pengembangan Alat,Media dan Materi Pembelajaran
Alat Media Materi
ANALISA SWOT LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
1 Kekuatan
a. Infrastruktur dan fasilitas sarana kerja (kantor), alat pendidikan dan akomodasi yang memadai.
b. Tersedia staf yang potensial dan memiliki komitmen tinggi untuk mendukung kegiatan diklat
c. Tersedia Workstation: LEC, sekolah binaan.
d. Tersedia tenaga, biaya operasional rutin maupun pembangunan e. Tersedia program peningkatan Sumber Daya Manusia
6) Memiliki pengalaman sebagai lembaga diklat dan manajemen 2. Kelemahan
a. Kualitas, daya saing, kompetisi, motivasi, etos kerja SDM masih rendah
b. Kekurangan tenaga widyaiswara (WI),
c. Kebijakan otonomi daerah membawa euforia yang berlebihan
d. Kerjasama lintas program dengan Pemda maupun PT belum optimal
e. Penerapan KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi) belum maksimal
f. Distribusi fasilitas semua urusan belum proporsional g. Kualitas pelayanan belum optimal
h. pemberdayaan dan pengelolaan fasilitas teknis belum optimal,
i. Dampak diklat dan pengembangan belum maksimal bagi kemajuan pendidikan j. Data hasil TNA belum menggambarkan kebutuhan diklat secara nasional
k. Belum memiliki program-program penelitian dan pengembangan
l. Sebagian lembaga mempunyai fasilitas asrama dan sarana diklat masih kurang m. Dana yang mendukung operasional kegiatan masih terbatas
3 Peluang
a. Dukungan Kebijakan Departemen dan Pemerintah b. Tersedia dana rutin untuk penyelenggaraan kegiatan.
c. Perkembangan TI, IPTEK, litbang dan peralatan pendidikan,
d. Terbuka peluang kerjasama, kemitraan dengan institusi yang sejenis, e. Antusias Pemerintah kabupaten dalam peningkatan mutu pendidikan, f. Masih adanya kompetensi customer, karena ada disparitas guru daerah
g. Mendirikan lembaga pendidikan dan Pusat Kegiatan (Working Station) di daerah 4 Tantangan
a. Sistem pendidikan sedang ditata dan mencari bentuk utamanya
b. Berdiri lembaga swasta yang memiliki lisensi sebagai pelaksana diklat guru-guru
c. Penerapan AFTA yang memberi peluang lembaga asing untuk menyelenggarakan diklat guru.
d. WI belum berperan sebagai lembaga think tank dalam penyusunan program diklat maupun pioner dalam memperkenalkan model-model pembelajaran
e. Penyusunan materi dan bahan diklat terlalu dekat
f. Penyebaran guru tidak merata, luasnya daerah jangkauan g. Standar kompetensi tenaga kependidikan belum lengkap.
h. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi tata nilai yang universal belum terbentuk
i. Pandangan masyarakat terhadap program yang masih rendah perlu ditingkatkan j. Dana dan waktu untuk meningkatkan mutu tenaga kependidikan secara terus
menerus sangat besar
ANALISA SWOT LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
KESIMPULAN
Secara umum, tupoksi yang harus dilaksanakan
LPMP terlalu banyak sehingga tidak semua fungsi
dapat dilaksanakan secara optimal. Setiap fungsi
perlu didukung oleh struktur organisasi yang jelas.
Struktur organisasi LPMP ditentukan oleh pusat
yang terdiri dari seksi Data dan Informasi, Seksi
Kajian Mutu Pendidikan, seksi Pemberdayaan
Sumberdaya Pendidikan, dan Kelompok Jabatan
fungsional. Dari struktur organisasi tersebut ada
beberapa tupoksi yang tidak mempunyai induk
organisasi yang jelas.
REKOMENDASI
1 Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Semestinya LPMP di bawah Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, sebagai alat manajemen kendali mutu di daerah.
Eselon LPMP perlu dibuat sejajar dengan Dinas Pendidikan Provinsi.
Tupoksi LPMP ditata ulang sesuai dengan standar lembaga penjamin mutu (Quality Assurance)
Meninjau kembali fungsi pengukuran dan evaluasi pendidikan baik pada bentuk kegiatan maupun kewenangan lembaga berkaitan dengan fungsi yang sama di lembaga lain
Membuat struktur organisasi LPMP yang mampu menampung setiap kegiatan fungsi kelembagaan
Membagi wewenang yang jelas antara LPMP dan Dinas Pendidikan provinsi 2 Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)
Mengembangkan kapasitas lembaga agar dapat menjalankan tupoksi secara optimal terutama pada peningkatan kualifikasi pendidikan SDM;
Menambah ahli dalam bidang pengukuran dan evaluasi pendidikan,
Menyeimbangkan proporsi jumlah widyaiswara dengan tenaga administrasi,
Perbaikan manajemen secara terus menerus menuju lembaga TQM dan good governance
Meningkatkan kerjasama dengan Dinas Pendidikan setempat untuk mengkoordinasi kegiatan lembaga
Membuat deskripsi fungsi dalam bentuk kegiatan yang jelas batas batasnya, maupun standar pencapaiannya.
REKOMENDASI
3 Pusat Pengembangan Penataran Guru
Membuat perencanaan program yang terdokumen dengan baik agar
mudah dilakukan pengontrolan dan evaluasi
Menambah fungsi penelitian dan pengembangan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing PPPG untuk mendukung fungsi pengembangan materi penataran
Meningkatkan fungsi tambahan yang mendukung eksistensi dan kemandirian lembaga dalam peningkatan mutu pendidikan
Mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang telah optimal dilaksanakan
Menyesuaikan materi diklat dengan kebutuhan sekolah dan peningkatan mutu guru.