• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PERAN LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI PERAN LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI PERAN LPMP DAN PPPG

DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

DI INDONESIA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2006

(2)
(3)

LATAR BELAKANG

Upaya yang telah dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan belum mencapai hasil yang optimal

Peringkat Human Developmnent Indeks (HDI) Indonesia selalu berada dibawah Negara-negara Thailand, Malaysia dan Philipina.

Mutu pendidikan Indonesia berdasarkan pengukuran dan assessmen internasional, TIMSS (Third International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International Student Assessment) selalu berada di peringkat bawah setelah Malaysia dan Thailand .

Masih banyak guru yang belum memenuhi standar kelayakan mengajar pada bidang studi yang diampunya.

Peran PPPG dan LPMP belum optimal sebab: (1) banyak penataran guru dilakukan di luar BPG, (2) Tidak adanya ketentuan yang jelas tentang pelaksanaan penataran guru; (3) Kualitas dan kuantitas tenaga

fungsional/widyaiswara masih lemah; (4) hasil penataran guru belum bisa diharapkan; (5) kurangnya pengalaman pejabat dan tenaga

fungsional BPG/LPMP dalam mengelola proses belajar mengajar di tiap jenis dan jenjang sekolah.

(4)

RUMUSAN MASALAH

Tugas pokok dan fungsi Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan

Kuantitas dan Kualitas Pelaksanaan tugas tambahan di luar tupoksi PPPG dan LPMP Bagaimana fungsi tambahan tersebut mempunyai relevansi dengan peningkatan mutu pendidikan

Potensi dan keinginan LPMP dan PPPG untuk melaksanakan kegiatan di luar tupoksinya

Kinerja PPPG dan LPMP dalam menjalankan tupoksi berdasarkan pendapat widyaiswara dan guru peserta diklat

SDM, fasilitas/sarana, sistem pengelolaan

Peluang yang berasal dari pemerintah, swasta dan masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga untuk mengoptimalkan kinerja lembaga

Tantangan internal dan eksternal yang dihadapi oleh LPMP dan PPPG dalam mengoptimalkan kinerja lembaga

(5)

TUJUAN PENELITIAN

UNTUK MENGETAHUI:

Tugas dan fungsi pokok kelembagaan Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) yang sudah dan belum optimal di laksanakan.

Kegiatan atau tugas-tugas yang dilaksanakan PPPG dan LPMP di luar tugas pokok dan fungsinya;

Potensi dan keinginan PPPG dan LPMP untuk melaksanakan tugas di luar tupoksinya.

Mengetahui kinerja lembaga pada pelaksanaan tupoksi berdasarkan penilaian dari widyaiswara dan guru peserta diklat

Kekuatan dan kelemahan yang menjadi kendala ke dua lembaga dalam mengembangkan kapasitas lembaga (SDM, fasilitas/sarana, sistem pengelolaan,)

Peluang yang berasal dari pemerintah, swasta dan masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga untuk mengoptimalkan kinerja lembaga

Tantangan internal dan eksternal yang akan dihadapi oleh ke dua lembaga dalam mengoptimalkan kinerja lembaga

(6)

MANFAAT HASIL PENELITIAN

• Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan

Nasional mendapat masukan untuk merumuskan kebijakan

optimalisasi peran PPPG dan LPMP dalam peningkatan mutu

pendidikan di Indonesia secara efektif dan efisien.

• PPPG dan LPMP dapat menyalurkan aspirasinya pada

peran-peran yang kurang sesuai, peran-peran yang belum ada dan peran-peran

tambahan yang ingin dilakukan

• Memberi umpan balik kepada PPPG dan LPMP atas kegiatan

yang sudah dilaksanakan.

• Memberi peluang untuk merestrukturisasi fungsi lembaga

yang belum optimal dan memperkuat fungsi kelembagaan

yang sudah optimal.

(7)
(8)

SEJARAH SINGKAT PPPG DAN LPMP

• Lembaga penataran guru dibentuk pada akhir dekade tahun 60-an, dengan

bantuan Ford Foundation, British Council, Colombo Plan, USAID, di beberapa kota besar seperti: Padang, Bandung, Yogyakarta dan Malang.

• Kemudian dibentuk Science Teaching Center (STC), Teacher Training

Center (TTC), Teaching Aid Center (TAC/unstuck media pendidikan), TTUC

(Tehnical Teacher Upgrading Center).

• Menjadi embrio berdirinya PPPG yang kelembagaannya sebagai Unit

Pelaksana Teknis ditetapkan dengan SK Nomor 0205/O/1978.

• Tahun 1990 dibentuk PPPG Pertanian di Cianjur dan PPPG Kesenian di

Yogyakarta dengan SK Mendikbud Nomor 0529/0/1990 (hingga tahun 2006, pemerintah mempunyai 12 PPPG yang terdiri dari 6 PPPG kejuruan dan 6 PPPG non-kejuruan).

• Tahun 2003 Balai Penataran Guru (BPG) direstrukturisasi menjadi LPMP

dengan SK Menpan Nomor: 127/M.PAN/4/2003 tanggal 30 April 2003.

• Mulai 26 Desember 2005 PPPG dan LPMP berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Dirjen PMPTK berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 31 tahun 2005.

(9)

• PPPG mempunyai kekuatan internal yaitu ketersediaan: tenaga,

biaya operasional rutin maupun pembangunan, program

peningkatan Sumber Daya Manusia, sarana kerja (kantor) yang

memadai dan pegawai yang memiliki komitmen tinggi

• penjaminan mutu pendidikan dapat dilaksanakan apabila

LPMP/PPPG sudah melaksanakan sistem manajemen yang

berorientasi pada mutu

• Kerja sama dengan instansi terkait dan mendirikan lembaga

pendidikan dan Pusat Kegiatan (Working Station) di daerah.

• Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

mengeluarkan kebijakan tentang Re-engineering PPPG yang

memberikan arah perlunya dilakukan terobosan-terobosan

dengan mengubah sistem berpikir konvensional menjadi cara

berpikir kreatif dan inovatif agar lebih meningkatkan peran

serta PPPG dalam upaya peningkatan mutu pendidikan

(10)

3 Ide hierarki konsep Mutu : pengendalian mutu (Quality Control);

penjaminan mutu (Quality Assurance) dan mutu total (Total

Quality Management).

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

TQM

QA Continuous

improvement

QC Prevention

(11)

Strategi Optimalisasi unit organisasi, dilakukan dengan:

• Studi kelayakan analisis internal/ eksternal, beban kerja,

pengkajian terhadap visi dan misi serta tugas dan fungsi unit

organisasi

• Analisis SWOT, (Strengths, Weakness, Opportunities, dan

Threats)

• Analisis fungsi-fungsi jabatan yang belum dilaksanakan

• Analisis input dan output, mengkaji keselarasan antara input dan

output untuk menetapkan program yang efektif

• Analisis kinerja lembaga,

Strategi peningkatan mutu pendidikan:

• Peningkatan mutu manajemen,

• Pengembangan kapasitas lembaga dan

• Peningkatan kualitas program pembelajaran

STRATEGI OPTIMALISASI PERAN LPMP DALAM

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

(12)

TAHAP-TAHAP PERENCANAAN MUTU

Vision, mission and goal

Market analysis pasar

SWOT analysis and critical success factors

Corporate and business plan

Quality policy and quality plan

Quality cost

(13)

PENGEMBANGAN KAPASITAS LEMBAGA

(1) menata kembali sebuah sistem (keuangan, komunikasi, administrasi,

dsb);

(2) mendesain, merencanakan, dan mengimplementasikan kegiatan;

(3) menemukan, menganalisis, menyimpan dan menyebarluaskan

informasi;

(4) mengorganisasikan rencana kerja;

(5) menggunakan teknologi;

(6) mengelola bisnis atau proyek yang sukses;

(14)

6 DIMENSI PENGEMBANGAN KAPASITAS LEMBAGA

Yaitu:

Pengembangan prinsip-prinsip kepemimpinan yang

efektif,

Pengembangan SDM yang profesional,

Pengembangan program yang koheren (mendalam dan

saling kait mengait),

Pemberdayaan sumber-sumber teknis secara optimal;

Pendisposisian SDM untuk mengembangkan

pengetahuan dan keterampilannya,

(15)

PENINGKATAN MUTU KUALITAS PROGRAM

PEMBELAJARAN

INPUT

PESERTA DIDIK

KBM

OUPUTLULUSAN

Komptensi Guru dan Lingkungan

.Kurikulum

.Sumber Belajar dan strategi .Alat bantu, media dan

pengukuran

(16)

VISI dan MISI

Visi, menjadi lembaga pengembang guru yang kompeten melalui kajian program yang berorientasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi berskala global

Misi, (1). Mengembangkan sumber belajar dan sarana pendukung diklat; (2) Mengembangkan dan menyelenggarakan sistem pendidikan dan pelatihan yang memenuhi standar ISO 9001:2000; (3) Mengembangkan model pembelajaran yang menyenangkan, komunikatif dengan memanfaatkan teknologi informasi; (4) Memberikan layanan advokasi dan manajemen di bidang pendidikan; (5)

Menyelenggarakan pendidikan formal aplikatif bertaraf internasional (joint

program) melalui program pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan sistem

teknologi informasi bagi kepentingan internal dan menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan global bagi kepentingan eksternal.

Identifikasi Program Umum PPPG dan LPMP

 Penyelenggaraan diklat kompetensi guru dalam bidang teknologi, seni dan kriya, pertanian, bisnis dan manajemen, pariwisata dan pekerja sosial.

 Diklat manajemen (bengkel, intalasi, unit produksi, pemeliharaan dan manajemen sekolah

 Diklat kependidikan/pembelajaran yang meliputi: metode pembelajaran, pengembangan kurikulum; pengembangan bahan ajar; pengembangan multimedia pembelajaran

(17)
(18)

PENDEKATAN PENELITIAN

Pendekatan

deskriptif kuantitatif dan deskriptif evaluatif

Populasi

42 lembaga, terdiri dari 12 PPPG dan 30 LPMP. Sampel

penelitian diambil 21 lembaga (50%) secara acak yaitu 4 PPPG dan

17 LPMP.

Teknik Pengumpulan Data

 Dokumentasi

 Wawancara

 Observasi

 Kuesioner

 Focus Group discussion

Instrumen Penelitian

 Daftar isian dokumen

 Kuesioner

Panduan wawancara dan Observasi

Kuesioner

(19)

SUMBER DATA PENELITIAN

1. Dokumen LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah), Renstra, data pegawai dan

sarana prasarana.

2. Personal terdiri dari Kepala LPMP/PPPG atau yang

mewakili, pengelola data dan informasi, staf

administrasi, Widyaiswara, guru dan Kepala Sekolah

yang pernah mendapat pelayanan dari lembaga.

3. Narasumber tambahan yang membahas hasil

penelitian pada kegiatan seminar diambil dari Dinas

Pendidikan provinsi.

(20)

ANALISIS DATA

1. Analisis

data

kuantitatif

digunakan

untuk

mengetahui kuantitas kegiatan ke dua lembaga

yang telah dilaksanakan selama dua tahun terakhir

serta kuantitas sumber daya yang dimiliki

2. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis

data hasil observasi, wawancara dan diskusi,

melalui proses: data reduction, pengumpulan data

berdasarkan

tematiknya,

data

display

dan

verivication

3. Evaluasi dilakukan untuk menjustifikasi kesesuaian

antara kegiatan yang dilaksanakan dengan kriteria

hasil yang standar.

(21)
(22)

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP

(1) pengukuran dan evaluasi pelaksanaan pendidikan dasar dan

menengah;

(2) perancangan model-model pembelajaran;

(3) fasilitasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar;

(4) fasilitasi pengelolaan sumberdaya pendidikan;

(5) fasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi tenaga pendidik;

(6) fasilitasi pelaksanaan peningkatan profesionalisme tenaga

kependidikan;

(23)

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP

Pengukuran Dan Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan

0 10 20 30 40 50 60 F SD SMP SMA SMK

Sasaran Pengukuran dan Evaluasi

Series1 0 2 4 6 8 10 12 F. LPMP 0-5 5-10 10-15 >15 Pelaksana Kegiatan Pengukuran dan Evaluasi

Series1

Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Kegiatan Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan

Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Pelaksana Kegiatan Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan

(24)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F SD SMP SMA SMK

Sasaran Model Pembelajaran

Series1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F > 10 10 - 2 0 > 2 0 Skala

Frekuensi LPMP Perancang Model Pembelajaran

Series1

Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Perancangan Model Pembelajaran

Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Perancang Model Pembelajaran

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP

(25)

Fasilitasi Proses dan Evaluasi Belajar 70% 18% 12% < 11 12-22 23-33

Sasaran Proses dan Evaluasi Belajar

33% 33% 5% 9% SD SMP SMA SMK

Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar

Gambar: Distribusi Frekuensi

Sasaran Fasilitasi Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP

(26)

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP

Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya Pendidikan

Sasaran Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya

39% 32% 17% 12% SD SMP SMA SMK

Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya

88% 6% 6%

0-5 6-11 12-17

Gambar: Distribusi Frekuensi

Sasaran Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya Pendidikan

Gambar: Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Pengelolaan Sumberdaya Pendidikan

(27)

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP

Fasilitasi Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisasi Tenaga Pendidik 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F 4-12 13-21 22-30 31-39 Skala

Peningkatan Kom petensi Guru

0 20 40 60 80 100 120 F SD SM P SM A SM K LPM P

Sasaran Peningkatan Kom petensi Guru

Series1

Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Pendidik

Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Pendidik

(28)

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP

Fasilitasi Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisasi Tenaga Kependidikan 0 2 4 6 8 10 12 14 F. LP M P 0-9 10-19 20-29 Skal a

Pening kat an Ko mp et ensi T enag a Kep end id ikan

Ser ies1 0 5 10 15 20 25 30 35 F SD SMP SMA SMK LPMP

Sasaran Peningkatan Kom petensi Tenaga Kependidikan

Ser ies1

Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Peningkatan Kompetensi Tenaga

Kependidikan

Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Tenaga

(29)

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP

Pengelolaan Sistem Informasi Mutu Pendidikan

Tabel Penilaian Aspek Pengelolaan Sistem Informasi Mutu Pendidikan

No Aspek Penilaian Skor Kategori

1 Pengelolaan SIM Pendidikan 3.07 Baik

2 Kuantitas sarana dan prasarana SIM 2.53 Cukup baik

3 Kualitas sarana dan prasarana SIM 3 Baik

4 Kualifikasi SDM pengelola SIM 3.27 Sangat baik

5 Kompetensi pengelola SIM 2.33 Kurang baik

6 Kualitas informasi yang disampaikan 3.07 Baik

7 Ketepatan penyampaian informasi 2.87 Baik

8 Keluasan informasi yang diberikan 3.13 Baik

9 Respon masyarakat dalam mengakses informasi 2.67 Cukup baik

10 Manfaat informasi bagi peningkatan mutu pendidikan 3.47 Sangat baik

Kategori Skor Relatif:

Skor < 2.52 : Kurang baik

Skor 2.53 – 2.84 : Cukup baik

Skor 2.85 - 315 : Baik

(30)

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP

Pelaksanaan Fungsi Tambahan LPMP

A B C D E S1 76 24 10 17 17 0 10 20 30 40 50 60 70 80 F J e n i s K e g i a t a n

Fungs i Tam bahan

Ser ies1

Keterangan:

A: Penelitian 76 D: Seminar 17

B: Kerjasama 24 E: Unit produksi 17 C: Konsultasi 10

(31)

1.

Penyalur dan pelaksana kebijakan pendidikan

2.

Pengendali mutu pendidikan

3.

Peningkatan mutu siswa

4.

Peningkatan mutu, manajemen data dan informasi

5.

Peningkatan kegiatan kerjasama

6.

Peningkatan kualitas pembelajaran

7.

Evaluasi

8.

Pengembangan kapasitas LPMP

(32)

PENILAIAN KINERJA LPMP DALAM PELAKSANAAN FUNGSI UTAMA

No Nama LPMP Pelaksanaan Fungsi Utama Rerata 1 2 3 4 5 6 7 1 Lampung 1.1 2.9 2.4 2.7 3 2.7 2.9 2.5 2 Jakarta 2.55 2.35 2.55 2.7 2.8 2.15 2.25 2.51 3 Kalimantan Barat 2.73 2.73 2.91 2.91 2.82 3.09 2.64 2.6 4 NTB 2.7 2.2 3.3 2.7 3 2.4 2.8 2.7 5 Gorontalo 1.8 2.8 2.85 2.45 3.15 3 2.95 2.71 6 Kalimantan Selatan 1.9 2.85 2.9 2.95 2.85 2.95 3 2.77 7 Sulawesi Tengah 2.5 2.7 2.8 2.7 3.1 3.2 2.8 2.83 8 Sulawesi Utara 2.15 3 3.1 3.1 2.95 2.8 2.75 2.84 9 Jambi 2.15 2.9 2.95 3 2.8 3.1 3.05 2.85 10 Kalimantan Timur 2.1 3.1 3.05 3.05 3.25 3.1 2.75 2.91 11 Jawa Timur 2.5 2.9 3.3 3.1 3 2.8 2.8 2.91 12 Papua 2.05 3 3 3.2 2.9 3.05 3.3 2.93 13 NTT 2.05 3.25 3.15 3.25 3.35 2.9 3.15 3.01 14 Sulawesi Selatan 3.3 3.1 3.4 3.1 3.4 2.6 3 3.1 15 Sumatra Utara 3.6 3.2 3.7 3.5 3.2 3.1 2.9 3.3 16 Jogyakarta 3.1 3 3.4 3.6 3.5 3.2 3.3 3.3 17 Bali 3.2 3.4 3.3 3.4 3.6 3.5 3.3 3.4 Rerata 2.44 2.9 3.06 3.02 3.01 2.92 2.92

(33)

IPA, 8 IPS, 1 KSN, 7 BHS, 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 F IPA IPS KSN BHS PPPG

Jum lah Cara Penyajian Penataran

(34)

PENINGKATAN ALAT, MEDIA DAN MATERI PEMBELAJARAN 0 5 10 15 20 25 30 35 F IPA IPS KSN BHS PPPG

Pengembangan Alat,Media dan Materi Pembelajaran

Alat Media Materi

(35)

ANALISA SWOT LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN

1 Kekuatan

a. Infrastruktur dan fasilitas sarana kerja (kantor), alat pendidikan dan akomodasi yang memadai.

b. Tersedia staf yang potensial dan memiliki komitmen tinggi untuk mendukung kegiatan diklat

c. Tersedia Workstation: LEC, sekolah binaan.

d. Tersedia tenaga, biaya operasional rutin maupun pembangunan e. Tersedia program peningkatan Sumber Daya Manusia

6) Memiliki pengalaman sebagai lembaga diklat dan manajemen 2. Kelemahan

a. Kualitas, daya saing, kompetisi, motivasi, etos kerja SDM masih rendah

b. Kekurangan tenaga widyaiswara (WI),

c. Kebijakan otonomi daerah membawa euforia yang berlebihan

d. Kerjasama lintas program dengan Pemda maupun PT belum optimal

e. Penerapan KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi) belum maksimal

f. Distribusi fasilitas semua urusan belum proporsional g. Kualitas pelayanan belum optimal

h. pemberdayaan dan pengelolaan fasilitas teknis belum optimal,

i. Dampak diklat dan pengembangan belum maksimal bagi kemajuan pendidikan j. Data hasil TNA belum menggambarkan kebutuhan diklat secara nasional

k. Belum memiliki program-program penelitian dan pengembangan

l. Sebagian lembaga mempunyai fasilitas asrama dan sarana diklat masih kurang m. Dana yang mendukung operasional kegiatan masih terbatas

(36)

3 Peluang

a. Dukungan Kebijakan Departemen dan Pemerintah b. Tersedia dana rutin untuk penyelenggaraan kegiatan.

c. Perkembangan TI, IPTEK, litbang dan peralatan pendidikan,

d. Terbuka peluang kerjasama, kemitraan dengan institusi yang sejenis, e. Antusias Pemerintah kabupaten dalam peningkatan mutu pendidikan, f. Masih adanya kompetensi customer, karena ada disparitas guru daerah

g. Mendirikan lembaga pendidikan dan Pusat Kegiatan (Working Station) di daerah 4 Tantangan

a. Sistem pendidikan sedang ditata dan mencari bentuk utamanya

b. Berdiri lembaga swasta yang memiliki lisensi sebagai pelaksana diklat guru-guru

c. Penerapan AFTA yang memberi peluang lembaga asing untuk menyelenggarakan diklat guru.

d. WI belum berperan sebagai lembaga think tank dalam penyusunan program diklat maupun pioner dalam memperkenalkan model-model pembelajaran

e. Penyusunan materi dan bahan diklat terlalu dekat

f. Penyebaran guru tidak merata, luasnya daerah jangkauan g. Standar kompetensi tenaga kependidikan belum lengkap.

h. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi tata nilai yang universal belum terbentuk

i. Pandangan masyarakat terhadap program yang masih rendah perlu ditingkatkan j. Dana dan waktu untuk meningkatkan mutu tenaga kependidikan secara terus

menerus sangat besar

ANALISA SWOT LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN

(37)
(38)

KESIMPULAN

Secara umum, tupoksi yang harus dilaksanakan

LPMP terlalu banyak sehingga tidak semua fungsi

dapat dilaksanakan secara optimal. Setiap fungsi

perlu didukung oleh struktur organisasi yang jelas.

Struktur organisasi LPMP ditentukan oleh pusat

yang terdiri dari seksi Data dan Informasi, Seksi

Kajian Mutu Pendidikan, seksi Pemberdayaan

Sumberdaya Pendidikan, dan Kelompok Jabatan

fungsional. Dari struktur organisasi tersebut ada

beberapa tupoksi yang tidak mempunyai induk

organisasi yang jelas.

(39)

REKOMENDASI

1 Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Semestinya LPMP di bawah Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, sebagai alat manajemen kendali mutu di daerah.

Eselon LPMP perlu dibuat sejajar dengan Dinas Pendidikan Provinsi.

Tupoksi LPMP ditata ulang sesuai dengan standar lembaga penjamin mutu (Quality Assurance)

Meninjau kembali fungsi pengukuran dan evaluasi pendidikan baik pada bentuk kegiatan maupun kewenangan lembaga berkaitan dengan fungsi yang sama di lembaga lain

Membuat struktur organisasi LPMP yang mampu menampung setiap kegiatan fungsi kelembagaan

Membagi wewenang yang jelas antara LPMP dan Dinas Pendidikan provinsi 2 Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)

Mengembangkan kapasitas lembaga agar dapat menjalankan tupoksi secara optimal terutama pada peningkatan kualifikasi pendidikan SDM;

Menambah ahli dalam bidang pengukuran dan evaluasi pendidikan,

Menyeimbangkan proporsi jumlah widyaiswara dengan tenaga administrasi,

Perbaikan manajemen secara terus menerus menuju lembaga TQM dan good governance

Meningkatkan kerjasama dengan Dinas Pendidikan setempat untuk mengkoordinasi kegiatan lembaga

Membuat deskripsi fungsi dalam bentuk kegiatan yang jelas batas batasnya, maupun standar pencapaiannya.

(40)

REKOMENDASI

3 Pusat Pengembangan Penataran Guru

Membuat perencanaan program yang terdokumen dengan baik agar

mudah dilakukan pengontrolan dan evaluasi

Menambah fungsi penelitian dan pengembangan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing PPPG untuk mendukung fungsi pengembangan materi penataran

Meningkatkan fungsi tambahan yang mendukung eksistensi dan kemandirian lembaga dalam peningkatan mutu pendidikan

Mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang telah optimal dilaksanakan

Menyesuaikan materi diklat dengan kebutuhan sekolah dan peningkatan mutu guru.

(41)

Gambar

Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Kegiatan  Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan
Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran  Perancangan Model Pembelajaran
Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator  Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar
Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator  Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Pendidik
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bab III, bab ini akan membahas tentang analisis komunikasi antarbudaya mahasiswa Pattani UIN Sunan Kalijaga dengan masyarakat Gowok, yang meliputi : model

terhadap pengelolaan fitur yang ada di dalam website seperti, pengguna Admin, pengguna dosen, pengguna tim redaksi jurnal, link partner, kontak, slide, berita, kategori,

Berdasarkan paradigma SCP (Structure-Conduct-Performance), untuk dapat terus bertahan dalam industri dengan persaingan yang semakin ketat, perusahaan- perusahaan dalam

Konstitusionalitas Bersyarat ( conditionally constitutional ) dalam putusan MK adalah putusan yang menyatakan bahwa suatu ketentuan UU tidak bertentangan dengan konstitusi dengan

Suku Pesisir yang juga dikenal dengan banyak nama, seperti suku Batak Pesisir, suku Pasisi, dan suku Pesisi, adalah salah satu suku yang hidup di sepanjang pesisir pantai sebelah

[r]

Tujuan penelitian ini adalah membangun aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam 3 hari dengan metode certainty factor yang

278. G : Dari pembelajaran tadi, dari awal tadi Bu Kensi menjelaskan cara menghitung keliling bangun gabungan, cara menghitungnya seperti ini, karena ini sudah jaadi, nah tidak