• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PEMBANGUNAN KAWASAN WISATA GIRI TIRTA KAHURIPAN TERHADAP PERGESERAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT TARINGGUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PEMBANGUNAN KAWASAN WISATA GIRI TIRTA KAHURIPAN TERHADAP PERGESERAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT TARINGGUL."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PEMBANGUNAN KAWASAN WISATA GIRI TIRTA

KAHURIPAN TERHADAP PERGESERAN MATA PENCAHARIAN

MASYARAKAT DESA TARINGGUL

(Studi Kasus di Desa Taringgul Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta)

SKIRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi persyaratan skripsi pada program studi pendidikan sosiologi fakultas pendidikan ilmu pengetahuan sosial

Oleh :

Haniva Karima

1106137

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

DAMPAK PEMBANGUNAN KAWASAN WISATA GIRI TIRTA

KAHURIPAN TERHADAP PERGESERAN MATA PENCAHARIAN

MASYARAKAT TARINGGUL

(Studi Kasus di Desa Taringgul Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat)

oleh

Haniva Karima

NIM 1106137

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

©Haniva Karima 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)
(5)

Dampak Pembangunan Kawasan Wisata Giri Tirta Kahuripan terhadap Pergeseran Mata Pencaharian Masyarakat Taringgul

ABSTRAK

Haniva Karima NIM: 1106137

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pembangunan kawasan wisata di sebuah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pembangunan kawasan wisata GTK terhadap masyarakat Desa Taringgul terutama dalam hal mata pencaharian. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kondisi mata pencaharian masyarakat yang terkena dampak pembangunan Giri Tirta Kahuripan, bagaimana respon masyarakat dengan dibangunnya kawasan wisata Giri Tirta Kahuripan, perubahan apa yang ditimbulkan oleh pembangunan Giri Tirta Kahuripn terhadap masyarakat yang terkena pembangunan tersebut, dan perubahan apa yang terjadi pada lingkungan sekitar pembangunan Giri Tirta Kahuripan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan mendeskripsikan kondisi umum mata pencaharian masyarakat di Desa Taringgul Tonggoh (2) mengidentifikasi dan mngungkapkan respon masyarakat dengan dibangunnya Giri Tirta Kahuripan (3) mengidentifikasi dan menggambarkan perubahan yang ditimbulkan dengan dibangunnya tempat wisata Giri Tirta Kahuripan (4) mengidentifikasi dan menggambarkan kondidi ekonomi masyarakat Taringgul sebelum dan sesudah adanya pembangunan kawasan wisata Giri Tirta Kahuripan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan mixed method yang berarti menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif di dalamnya. Pengolahan data menggunakan frekuensi. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan populasi masyarakat Desa Taringgul Tonggoh. Adapun proses pengambilan data menggunakan sampling purposive, dimana jumlah sampel tidak ditentukan tergantung dari peneliti itu sendiri. Setelah dilakukan penelitian, terlihat adanya pergeseran mata pencaharian dari petani ke jasa ojek, petani ke jasa parkir, petani ke jasa kebun, petani ke pegawai GTK, petani ke pedagang. Kawasan wisata GTK paling banyak menyerap tenaga kerja sebagai pegawai di kawasan GTK tersebut.

(6)

ABSTRAK

Haniva Karima NIM: 1106137

This research is motivated by the construction of a tourist area in the countryside. The purposes of this research are to determine whether or not the influence of GTK as tourism area development on the community of Taringgul Village, particularly in terms of livelihood. Formulation of the problem of this research is how the livelihood conditions of affected community caused by the development of Giri Tirta Kahuripan. how the response of the community with the construction of the tourist area of Giri Tirta Kahuripan, what changes brought by the development of Giri Tirta Kahuripan to the affected community, and what changes occur in the environment around the development of Giri Tirta Kahuripan. The purposes of this resarch are (1) to identify and describe the general condition of the community livelihood in Taringgul Tonggoh Village (2) to identify and express the community's response to the development of Giri Tirta Kahuripan (3) to identify and describe the changes brought by the development of the tourist area of Giri Tirta Kahuripan (4) to identify and describe economic condition of community of Taringgul before and after the development of the tourist area of Giri Tirta Kahuripan. This research uses descriptive method with mixed method approach that uses both qualitative and quantitative approach. The data processing uses frequency. The technique of collecting data uses questionnaire with the population of Taringgul Tonggoh Village. The retrieval of data uses purposive sampling, where an unspecified number of samples depends on the researcher. After doing research, reflecting the livelihood of farmer shifts to the motorcycle taxi services, farmer to parking services, farmer to garden services, farmer to the GTK employees, farmer to trader. GTK tourist area absorbs the most labor as a clerk in the GTK area.

(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Suatu penelitian akan berhasil apabilan rumusan masalah yang terdapat di dalam penelitian dapat di temukan hasilnya, tentunya dengan menggunakan desain pendekatan penelitian kombinasi model atau desain Triangulasi Konkuren. Stratregi ini menggunakan dua studi sekaligus (kuantitatif dan kualitatif atau kualitatif dan kuantitatif) dalam satu waktu ( Putra dan Hendarman, 2013, hlm. 71).

Definisi Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan data dan analisa data saja, (Nazir, 1988, hlm. 99). Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut menurut Nazir (1998, hlm. 100):

a. Identifikasi dan dan pemilihan masalah penelitian.

b. Pemilihan kerangka konsepsual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji,

d. Membangun penyelidikan atau percobaab

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.

f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan. g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan procesing data. i. Menganalisa data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan

generalisasi serta interfensi statistik.

j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi sera interpretsi data, generalisasi, kekurangan-kekurangandalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran-saran dan kerja penelitian yang akan datang.

(8)

suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas pariwisata pada masa sekarang, (Nazir, 1988, hlm. 63).

Desain penelitian merupakan rancangan dan semua proses penelitian untuk mengumpulkan, mengukur dan menganalisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan penelitian serta yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian Peneliti menggunakan desain penelitian untuk menjawab semua pertanyaan dalam penelitian tentang dampak apa saja yang dialami oleh masyarakat Desa Taringgul sebagai dampak pembangunan Kawasan wisata Giri Tirta Kahuripan Giri Tirta Terhadap Pergeseran Mata pencaharian Masyarakat Desa Trainggul dilihat dari aspek perubahan sosial yang mencakup penggunaan lahan, mata pencaharian, lingkungan, dan perekonomian. upaka

Ada dua jenis penelitian korelasi, yaitu korelasi sejajar dan korelasi sebab akibat, penelitian ini merupakan jenis penelitian sejajar. Variabel independen (X) adalah dampak pembangunan, sedangakan variabel dependen (Y) adalah pergeseran mata pencaharian.

Penelitian ini berhubungan dengan dampak pembangunan kawasan wisata terhadap pergeseran mata pencaharian, dimana pendekatan ini menggunakan Metode Riset Campur Sari (Mixed Methods) yang merupakan upaya terencana, sistematis, terstruktur, dan terukur untuk memanfaatkan secara bersama-sama dua metode penelitian, yaitu kuantitatif dan kualitatif, sehingga dapat menentukan kelebihan dan meminimalilisir kekurangan masing-masing metode itu (Putra dan Hendarmawan, 2013, hlm. 151).

Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif (Creswell, 2010, hlm. 5).

(9)

53

Creswell (2010, hlm. 3) mengemukakan bahwa “ Rancangan penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang meliputi: dari asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam pengumpulan dan analisis data “.

Metode Penelitian pada dasarnya rancangan atau prosedur penelitian ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kombinasi model atau desain Triangulasi. Triangulasi mrupakan suatu upaya untuk menggunakan berbagai sumber data, berbagai metode dan beragam cara analisi data untuk memecahkan suatu masalah penelitian (Putra dan Hendarmawan, 2013, hlm. 38).

Pemilihan pendekatan penelitiann dengan metode kombinasi desain yang paling cocok dalam penelitian ini adalah strategi Triangulasi Konkuren (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang)karena pada rumusan masalah sejenis bisa dijawab dengan dua metode penelitian sekaligus, yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut Creswell (2010, hlm. 320), mengemukkan bahwa “Dalam srategi triangulasi konkuren, peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren dalam satu waktu), kemudian membandingkan dua database ini untuk mengetahui apakah ada konvergensi, perbedaan-perbedaan, atau beberapa kombinasi”. Oleh karena itu di dalam penelitian ini menggunkan pendekatan penelitian dengan metode kombinasi desain Triangulasi Konkuren karena berdasarkan rumusan masalah yang dikaji tentang kondisi mata pencaharian masyarakat yang terkena dampak pembangunan giri tirta kahuripan, respon masyarakat dengan dibangunnya giri tirta kahuripan, perubahan yang ditimbulkan oleh pembangunan giri tirta kahuripanterhadap masyarakat sekitar, dan perubahan apa yang terjadi pada lingkungan sekitar pembangunan giri tirta kahuripan.

(10)

tirta kahuripan, perubahan yang ditimbulkan oleh pembangunan giri tirta kahuripanterhadap masyarakat sekitar, dan perubahan apa yang terjadi pada lingkungan sekitar pembangunan giri tirta kahuripan.

Dalam melaksanakan penelitian harus melalui beberapa tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap ini merupakan tahap awal yang dilaksanakan dalam sebuah penelitian. Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan dan menyusun rancangan penelitian agar penelitian bisa berjalan dengan lancar. Beberapa persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan beberapa judul dan berdiskusi dengan beberapa dosen yang menjadi Tim Petimbangan Penulisan skripsi Prodi Pendidikan Sosiologi.

b. Peneliti mengajukan proposal penelitian kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi Prodi Pendidikan Sosiologi

c. Peneliti menseminarkan proposal tersebut dihadapan tom dosen penguji unruk mendapatkan koreksi, masukan sekaligus perbaikan sehingga mendapatkan pengesahan serta persetujuan dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi Prodi Pendidikan Sosiologi yang selanjutnya mendapatkan SK pembimbing skripsi.

Sebelum dilaksanakannya penelitian, terlebih dahulu peneliti melaksanakan penelitian yang betujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi di lapangan yang terjadi untuk dijadikan objek penelitian. Dalam pra-penelitian ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan diantaranya: a. Menentukan lokasi untuk dijadikan penelitian.

b. Menentukan responden yang akan diteliti.

c. Menyusun rancanagan penelitian dengan mengkaji literatur dan penelitian-penelitian terdahulu sehingga peneliti mendapatkan gambaran penelitian.

(11)

55

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pra-penelitian sudah dilaksanakan, kemudian peneliti langsung ke lapangan mengadakana penelitian dengan berpedoman pada instrumen. Peneliti melakukan observasi, menyebarka angket, mewawancarai pihak-pihak terkait seperti kepala desa Taringgul, kecamatan maupun kelurahannya, masyarakat Taringgul dan pihak Giri Tirta Khuripan itu sendiri.

3.2 Lokasi dan Subjek Peneleitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah di Desa Taringgul Kecamatan Wanayasa kabupaten Purwakarta. Taringgul adalah nama sebuah desa di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Desa Taringgul mempunyai tempat geografis perbukitan dan daerah persawahan. Lokasi Desa ini, jika dari arah Wanayasa, letaknya paling ujung sehingga akses transportasi untuk ke pusat kota atau pusat pemerintahan Kecamatan Wanayasa agak sulit. Tetapi, hal tersebut tidak menjadikan desa ini terpencil dan tertinggal di antara beberapa desa di Kecamatan Wanayasa. Luas keseluruhan desa ini mencapai 274.3855 hektar (ha). Penelitian ini dilakukakan di Desa Taringgul Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini dilakukan seacara sengaja oleh peneliti karena beberapa alasan dan pertimbangan, yaitu:

a. Luasnya tanah yang ada di Desa taringgul yang membuat Desa tersebut mempunyai banyak potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan selain usaha pertanian maupun industri.

b. Dengan adanya pembangunan kawasan wisata di daerah tersebut menimbulkan pergeseran mata pencaharian masyarakat Desa Taringgul.

3.2.2 Subjek Penelitian

(12)

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang yang padanya melekat data tentang objek penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian memiliki kedudukan sentral dalam penelitian karena data tentang gejala atau variabel atau masalah yang diteliti berada pada subjek penelitian.

Subjek di dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Taringgul Tonggoh, dimana kawasan wisata itu berada di Taringgul Tonggoh. Peneliti mencari informasi kepada masyarakat setempat tentang keberadaan kawasan wisata GTK tersebut.

3.2.3 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2013, hlm. 80). Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Arikunto (dalam Alvionida 2010, hlm. 173) menjelaskan, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi ini semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Populasi merupakan subjek dari peneitian kita, dimana dari populsi lah kita apat memperoleh keterangan yang kita butuhkan.

Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Taringgul yaitu sebanyak 3.524 jiwa. Populasi sasaran adalah masyarakat yang terkena dampak pembangunan Giri Tirta Kahuripan.

3.2.4 Sampel

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 122), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan teknik sampling yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014,hlm. 12), mengatakan bahwa “teknik sampling merupakan teknik pengambilam sampel. Teknik sampling itu sendiri memiliki 3 kelompok yaitu Probability Sampling dan Nonprobabillity sampling dan teknik sampling purposive.

(13)

57

kemampuan peneliti dan kebutuhan. Di dalam penelitian ini peneliti memilih sampel 225 orang dari per mata pencaharian dengan populasi 3.524 orang.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan agar mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang salah mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian. Istilah-istilah yang diberikan penjelasan diantaranya:

1) Pembangunan Kawasan Wisata

Pembangunan itu sendiri merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia. Pembangunan mengandung pembaharuan dan salah satunya akan menyebabkan perubahan social budaya. Pembangunan dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan, banyak jenis-jenis pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan infrastruktur, pembangunan perkotaan maupun di pedesaaan. fokus pembangunan bukan hanya pada persoalan-persoalan ekonomi, teetapi juga pada persoalan-persoalan-persoalan-persoalan kemanusiaan.

Kawasan wisata adalah suatu daerah yang tempatnya bisa dijadikan suatu objek rekreasi dan tempat hiburan bagi manusia yang menikmatinya. Sehingga pembangunan kawasan wisata itu sendiri adalah suatu uasaha pembuatan serta pembaharuan sebuah lahan yang dijadikan suatu datu daerah wisata yang bertujuan sebagai tempat hiburan dan liburan bagi massyarakat.

2) Pergeseran Mata Pencaharian

Dalam lamannya, Ramadhan menjelaskan bahwa pergeseran adalah proses perubahan posisi dari satu titik ke titik lain.

Mata Pencaharian berarti, pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan (sumbu atau pokok), pekerjaan/pencaharian utama yang dikerjakan untuk biaya sehari-hari.Misalnya; pencaharian penduduk desa itu bertani.

(14)

Berarti pergeseran mata pencaharian adalah proses perubahan kegiatan atau pekerjaan seseorang atau sekolampok manusia.

3) Perubahan sosial

Banyak sekali pengertian perubahan sosial menurut para ahli, bila dilihat contoh defnisi perubahan sosial yang terdapat dalam buku ajar sosiologi, terlihat bahwa berbagai pakar meletakkan tekanan pada jenis perubahan yang berbeda. Namun sebagian besar mereka memandang penting perubahan struktur dalam hubungan, organisasi, dan ikatan antara unsur-unsur masyarakat, diantaranya menurut Macionis (dalam Sztompka, 2011, hlm. 5) mengemukakan bahwa “Perubahan sosial adalah transformasi dalam organisasi masyarakat, dalam pola berpikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu”.

3.4 Instrumen Pnelitian

Hal utama yang mempengaruhi kualitas penelitian yaitu, kualitas instrumen pnelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian dengan metode kualitatif dan kuantitatif.

3.4.1 Instrumen penelitian kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Sugiyono (2010, hlm. 222) mengemukakan bahwa,

Instumen penelitian atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informasn sebagai sumber data, melakukakan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Lincoln dan Guba (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 223), mengemukakan bahwa,

(15)

59

Artinya dalam penelitian kualitataif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

Observasi dilaksanakan di Desa Taringgul Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta. Sedangkan untuk wawancara. Sedangkan untuk wawancara bersangkutan dengan kepala desa, Keluarahan Desa Taringgul, masyarakat sekitar, pihak Giri Tirta Kahuripan.

3.4.2 Instrumen Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik, (Creswell, 2010, hlm. 5).

Instrumen penelitian untuk data kuantitatif ini menggunakan kuesioner atau angket. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data adalah suatu proses pengadaan data demi kepentingan penelitian dan merupakan suatu prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Nazir (1988, hlm. 211) mengemukakan bahwa, data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitas dari data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil datanya sendiri cukup valid.

(16)

Karena penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian campuran (mixed method) maka dalam pengumpulannya menggunakan teknik pengumpulan

pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Untuk kuantitatif teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner, sedangkan untuk kualitatif menggunakan wawancara dan observasi dalam pengumpulan datanya.

3.5.1 Kuestioner / Angket

Kuestioner berisi pertanyaan tentang fakta-fakta yang dianggap dikuasai oleh responden. Fakta-fakta tersebut, bisa saja berhubungan dengan responden, dengan suatu keadaan ataupun dengan orang- orang yang dikenal oleh responden sendiri (Nazir, 1988, hlm. 246). Menurut Creswell (dalam Sugiyono, 2014 hlm 192), mengemukakan bahwa, “ Kuesioner merupaka teknik pengumpulan data di mana pasrtisipan/responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti”. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 193), mengemukakan bahwa kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan dan pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian, dan perilaku dari responden.

3.5.2 Observasi

Pengumpulan data atau dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar ain untuk keperluan tersebut, (Nazir, 1988, hlm. 212). Dengan pengambilan data ini cuku akurat dikarenakan peneliti meliat langsung kejadian yang sebenarnya.

Menurut Patton (dalam Sgiyono, 2010, hlm 228-229), mengungkapkan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut:

1) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

2) Dengan observasi maka akan diperolah pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. 3) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau

(17)

61

lingkungan itu, karena telah dianggap ‘bisa’ dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

4) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dala wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar

persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

6) Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan situasi sosial yang diteliti.

Menurut Bungin (2011, hlm. 133) “Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya.” Sedangkan menurut Riduwan (2012, hlm. 76) “Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.”

3.5.3 Wawancara

Wawancara adalah pengajuan pertanyaan secara tatap muka dan langsung bertemu dengan subjek di dalam peneliti kita atau sumber informasi kita. Kusumawati (2014, hlm. 47), mengemukakan,

Wawancara digunalan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan perasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin megetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi parisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi peneliti juga melakukan interview kepada oang-orang di dalamnya.

Moleong (2000, hlm. 150) menjelaskan dalam bukunya bahwa yang dimaksud dengan wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (narasumber) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terhadap masyarakat sekitar pembangunan Giri Tirta Kahuripan yaitu masyarakat taringgul Tonggoh yang terdiri dari 3.524 jiwa. Damanik (2010, hlm. 165), mengemukakan bahwa,

(18)

kemampuan menangkap dan menjawab pertanyaan), isi pertanyaan (tingkat kepekaan, rumitnya pertanyaan, tingkat minat pewawancara/informan terhadap pertanyaan, sumber kekhawatiran dalam mengajukan atau menjawab suatu pertanyaan), serta situasi wawancara (waktu, tempat, hadirnya orang lain, sikap masyarakat).

3.5.4 Dokumentasi

Sugiyono (2010, hlm. 240) mengemukakan bahwa:

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, doumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupaan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatatif.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 274) dokumentasi yaitu “Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.” Sedangkan menurut Riduwan (2012, hlm. 77) “Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.”

3.6 Analisis Data

Setelah peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan teknik pengumpulan data kuestioner, wawancara dan observasi perlu di analisis secara akurat. Analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang objektif agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 52) mengatakan bahwa, “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan ke orang lain”. Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian, (Creswell, 2010, hlm. 274).

3.6.1 Analisis Data Kualitatif

(19)

63

serentak dan bersama-sama. Ketika wawancara belangsung, misalnya, peneliti sambil lalu melakukan analisis terhadap data-data yang baru saja diperoleh dari hasil wawancara”.

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif

Menurut Zuriah (2009, hlm. 199) prosedur yang sering dilakukan dalam analisis data ialah sebagai berikut:

a. Penyusunan Data

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan data:

1) Hanya memasukan data yang penting dan benar-benar dibutuhkan; 2) Hanya memasukan data yang bersifat objektif;

3) Hanya memasukan data yang autentik;

4) Perlu dibedakan antara data informasi denghan kesan pribadi responden;

b. Pengolahan Data

Kegiatan pengolahan data dalam penelitian menurut S. Margono (Zuriah, 2009, hlm. 199) adalah sebagai berikut:

1) Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka jawaban ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas;

2) Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan jalan menandai masing-masing kode tertentu. Dalam analisis kuantitatif maka kode yang diberikan adalah angka;

3) Tabulasi, yaitu usaha penyajian data, terutama pengolahan data yang akan menjurus ke analisis kuantitatif, biasanya menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang;

Karena dalam penelitian ini menggunakan 4 rumusan masalah maka menggunakan analisis data sebagai berikut

3.6.3 Analisis Deskriptif

(20)

p =n x f %

yang tidak menguji hipitesis maupun membuat prediksi, akan tetapi hanya menjelaskan suatu fenomena, gejala atau kejadian di lapangan yang sebenarnya terjadi.

3.6.4 Analisis Statistik Kuantitatif

1) Perhitungan Persentase

Menurut Santoso (2011, hlm. 229) bahwa, “untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan analisis persentase dengan menggunakan formula.” Formula persentasenya sebagai berikut:

Keterangan:

p = persentase

f = data yang didapatkan n = jumlah seluruh data

(21)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan didapatkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam temuan dan pembahasan, dengan itu dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1) Perubahan mata pencaharian masyarakat yang terkena dampak

pembangunan kawasan wisata GTK

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya pembangunan kawasan wisata Giri Tirta Kahuripan, seperti dari segi sosial dan ekonominya. Salah satu dampak yang terasa sangat besar adalah mata pencaharian, banyak berbagai mata pencaharian yang ada di Desa Taringgul seperti petani, pedagamg, buruh, wiraswasta dan lain sebagainya.tetapi setelah adanya pembanguna kawasan wisata GTK banyak mata pencaharian yang baru muncul., seperti adanya jasa kebun, jasa parkir dan pegawai GTK itu sendiri. Dari mulai jumalah mata pencaharian dan jenis mata pencaharian.

(22)

menuturkan banyak masyarakat Taringgul yang mengalami perubahan khusunya pada bidang mata pencahrian, banyak masyarakat yang bergeser dari mata pencaharian yang satu yang lainnya contohnya dari petani ke jasa kebun, petani ke jasa parkir, petani ke pedagang, petani ke wiraswasta, petani ke pegawai itu sendiri, bahkan petani ke pengangguran atau tidak punya pekerjaan. Menurut mereka alasan yang melatarbelakangi masyarakat bergeser mata pencaharian salah satunya karena lahan pertanian yang dipakai untuk pembangunan GTK tersebut, dan dengan adanya pembangunaan itu pula telah membuka lapangan pekerjaan yang baru dan memperluas lapangan pekerjaan.

NG dan MSB menambahkan wirausaha yang ada di desa Taringgul sangat beragam, seperti para pengusaha wanita biasanya menjual berbagai mmacam makanan khas daerah sana contohnya makanan simping, keripik talas, keripik pisang, keripik singkong, masnisan pala, dan lainnya. Para pengusaha pria yang ada di desa Taringgul biasanya membuka toko meubeul atau keperluan alat rumah tangga, dan sebagai tengkulak pula. TKI yang ada di desa Taringgul terbilang cukup banyak, mereka mencoba peruntungan di negara lain karena melihat dulu desanya minim potensi sehingga lapangan kerja sangat sulit dan sedikit, namun setelah adanya pembanguan kawasan wisata GTK secara otomatis dapat menciptakn lapangan pekerjaan.

2) Respon Masyarakat Dengan Dibangunnya Kawasan Wisata GTK

Dengan adanya pembanguana kawasan wisata GTK tentu tidak hanya mendatangkan respon positif dari masyarakat sekitar, melainkan juga respon negatif dari masyarakatnya. Namun sebagian besar masyarakat Taringgul dengan masing-masing profesinya mengaku setuju dengan adanya pembangunan kawasan wisata GTK. Menurut KSM sebagian masyarkat setuju dengan adanya pembangunan kawasan wisata tersebut seperti halnya jasa kebun, jasa parkir, jasa ojek mengaku merasakan dampak yang positif dengan adanya pembangunan tersebut, selain membuka lapangan pekerjaan baru keuntungan yang dapat diambilpun banyak dirasakan.

(23)

116

masyarakat, yang punya masyarakat desa Taringgul itu sendiri. Pembangunan tersebut secara otomatis telah menghilangkan pekerjaan sebagian masyarakat desa Taringgul, namun dapat menciptakan lapangan kerja, terutama untuk masyarakkat desa Taringgul itu sendiri. masyarakat mayoritas menyetujui dilakukannya pembanguna tersebut karena merasakan dampak yang dapat dinikmati oleh mereka terutama dapat menaikkan perekonomian masyarakat desa tersebut.

3) Perubahan Yang Ditimbulakn Oleh adanya Pembangunan Kawasan GTK

Pembangunan kawasan wisata GTK tidak hanya berdampak pada pergeseran mata pencaharian saja, ternyata perubahan dalam bidang sosial lainnya pun terjadi pada masyarakat sekitar. Perubahan sosial lainnya yang terjadi seperti tingksh perilaku masyakat dari mulai cara berpakaian, cara berkomunikasi, gaya bahasa, dan perilaku sosial lainnya.

Seperti yang dikemukakan oleh KSM, TTG, SML, NG, MSB banyak dampak yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan kawasan GTK selain bidang ekonomi. Sosial menjadi dampak yang terasa dengan adanya pembangunan kawasan wisata GTK. Gaya bahasa, gaya berpakain yang paling terlihat makin berubah sejak adanya pembangunan, terutama para remaja desa Taringgul yang banyak melakukan imitasi terhadap pihak luar yaitu para pengunjung kawasan wisata GTK.

(24)

bahasa ibu sebagai bahasa mereka dalam berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari.

4) Perubahan Yang Terjadi Pada Lingkungan Sekitar Pembangunan

Kawasan GTK

Perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar pembangunan kawasan GTK adalah dari segi infrastruktur desa Taringgul di sekitar pembangunan GTK. Infrastruktur yang berubah adalah berupa jalan umun dan pembangunan lainnya yaitu pasar.

Seperti yang dikemukakan oleh KSM, TTG, SML, NG, MSB bahwa akses jalan desa taringgul sebelum adanya pembangunan GTK sekitar sebelum tahun 2008 itu sangat memprihatinkan karena jalan yg masih bebatuan sehingga sulit untuk di lewati. Tidak hanya bebatuan, kontur tanah yg tebal juga membuat akses jalan semakin sulit sehingga membuat kendaraan bahkan pejalan kaki sulit melwati jalan terseebut. Setelah adanya pembanguan kawwasan wisata GTK infrastruktur jalan mulai diperbaiki oleh pihak GTK. Secara otomatis pihak GTK menyumbang dana utuk keperluan perbaikan jalan, karena tidak dapat dipungkiri hal tersebut juga untuk kepentingan kawasan wisata GTK juga.

NG dan MSB menambahkan perbedaan jalan sebelum diperbaiki dan setelah diperbaiki semenjak adanya pembangunan kawasan wisata GTK dapat dilihat dari lebar dan kualitas jalan tersebut, semula lebar jalan itu 3 meter, namun setelah di perbaiki menjadi 6 meter berarti nambah lahan 3 meter, menurutnya lahan lebihnya itu dibeli dari tanah warga juga yang dibeli oleh pihak GTK.

Selain inrastruktur jalan infrastruktur lainnya yang berubah adalah pasar, sebelumnya pasar belum terlalu luas dan lengkap, namun sekarang pasar itu diperluas karena jumlah permintaan dan kebutuhan yang meningkat. Sebelum pasar itu di renovasi, para pedagang di desa Taringgul banyak yang menjual dagangannya di luar desa taringgul, karena masih banyak desa – desa ttangga yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan desa ini salah satunya desa Wanayasa.

(25)

118

Dengan melihat hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran terhadap beberapa pihak. Adapun rekomendasi dari penulis yaitu:

5.2.1 Implikasi

Sehubungan dengan dampak pembangunan kawasan wisata Giri Tirta

Kahuripan terhadap pergeseran mata pencaharian masyarakat Desa Taringgul Tonggoh, maka pihak Giri Tirta Kahuripan perlu untuk lebih mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dengan adanya pembangunan Giri Tirta Kahuripan tersebut agar pihak GTK bisa mempertanggungjawabkannya dan bisa lebih meminimalisasi dampak dari pembangunan tersebut. Pembangunan GTK diharapkan mampu membuat masyarakat Desa Taringgul Tonggoh lebih sejahtera dengan membuka lapangan kerja baru.

Implikasi yang diberikan melalui permasalahan ini untuk pendidikan sosiologi adalah sebagai barometer pengajaran bagi siswa dan masyarakat lainnya, agar memahami bahwa segala bentuk peristiwa didalam masyarakat adalah merupakan bagian dari kehidupan yang pasti akan terjadi di segala kehidupan seseorang maka dari itu diharapkan manusia bisa mengerti dan mengatasi segala permasalahan didalam hidupnya, seperti dalam penelitian ini bahwasanya sebuah pembangunan pasti akan menimbulkan suatu perubahan dan perubahan itu ada yang berdampak positif dan negatif.

5.2.2 Rekomendasi

1) Bagi Mahasiswa

(26)

mereka dapat menumakan soulusi dalam menghdapi dampak pembangunan bagi masyarakat.

2) Bagi Masyarakat

Masyarakat hendaknya mengambil sisi negatif dengan adanya pembangunan kawasan wisata GTK tersebut, beberapa masyarakat yang kehilangan pekerjaan seharusnya bisa leih melihat peluang yang ada untuk mendapatkan pendapatan. Dengan adanya pembangunn kawasan wisata GTK diharapkan masyarakat semakin maju dalam pola pikir dan perilaku, sebagai motivasi agar lebih mmperdulikan pendidkan demi kesejahteraan sosial maupun ekonomi, karena GTK ini menuntut agar kita lebih aktif dLm bidang dan keahlian

3) Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan serupa hendaknya melakukan penelitian yang lebih mendalam sehingga data yang terkumpul lebih akurat dan dapat memberikan masukan yang lebih baik untuk pendidikan sosiologi. Selain itu, dapat memilih lokasi penelitian yang lebih beragam sehingga dapat diketahui secara umum apakah setiap pembangunan di suatu pedesaan akan berdampak baik atau buruk bagi masyarakat.

4) Bagi Pemerintah

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Bungin, Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Damanik, Fritz. 2010. Sosiologi. Jakarta. Bumi Aksara

Hagul, Peter. 1992. Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta. Rajawali

Kolip, Usman dan Setiadi, Elly M. 2011. Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi dan

Pemecahannya. Jakarta. Prenada

Lauer, Robert. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta. PT Asdi Mahasatya

Nazsir, Nasrullah. 2008. Sosiologi Kajian Lengkap Konsep dan Teori Sosiologi Sebagai Ilmu Spsial. Bandung. Widya Padjajaran

Ranjabar, Jacobus. 2008. Perubahan Sosial Dalam Teori Makro. Bandung. Alfabeta

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Saadah, Sri. 1989. Masyarakat Petani, Mata pencaharian Sambilan dan Kesempatan Kerja di Kelurahan Cakung Timur Daerah Ibu Kota Jakarta.

Jakarta. Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan

(28)

Santoso. S. (2011). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elek Media Komputido

Suryawati, Juju dan Maryati, Kun. 2012. Sosiologi. Jakarta. Erlangga Sztompka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta. Prenada

Suwarsono, Y.SO. 2000. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta. PT Pustaka

Wirartha, I Made. (2006). Metodologi Penelitian sosial Ekonomi. Andi Offset: Yogyakarta.

Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Jurnal dan Skripsi

Bazini, Evalina dan Alexandru, Nedelea. 2012. Impact Of The Tourism Development On Proverty Reduction In Albania As A Country In Transition.

(Jurnal). University of Vlora, Albania

Barlan, Zessy Ardinal. 2013. Danpak Pembangunan Desa Wisata Terhadap Nelayan. Di Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat (Jurnal). Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Eraqi, Mohammed I. 2007. Local Communities Annudes Towards Impacts Of Tourism Development In Egypt. (Jurnal). Fayounm University, Egypt

Mustafa , Mairna Hussein. 2011. The Impacts Of Tourism Development on the Archaeological Site of Petra and Local Communities in Surrounding

Villages. (Jurnal). The Hashemite University, Jordan

Othmn, Pazim dan Rosli, Mohd. 2011. The Impact of Tourism on Small Business Performance: Empirical Evidence From Malaysian Island. (Jurnal).

(29)

Sari, Indah Puspita Sari. 2007. Perubahan Sosial Desa Jatiarjo ( Studi Kasus Kehadiran Taman Safari Indonesia Li Prigen Bagi Masyarakat Dam Makna

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien JKN, Umum, dan Asuransi Swasta Terhadap Pelayanan yang Diberikan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Tugu Ibu Depok Bulan Mei Tahun

Secara mendasar, gerakan reformasi harus diinterpretasikan sebagai suatu upaya yang terorganisir dan sistematis dari bangsa Indonesia untuk mengaktualisasikan nilai-nilai

Berhasil Pengujian menu jadwal latihan Mengklik menu jadwal latihan Muncul tampilan jadwal latihan UKM Basket Universitas Diponegoro Berhasil Pengujian alarm Masuk ke

Untuk hasil analisis atribut pengungkit ( laverage attributes ) dimensi sosial dan budaya tersaji pada Gambar 5 dan Gambar 6 dapat dilihat bahwa peran masyarakat adat

Pendekatan perilaku anak digunakan dengan tujuan agar dapat lebih memahami kebutuhan anak-anak tiap kelompok usia, karena setiap kelompok usia anak memiliki