BUSINESS PLAN
BUSINESS PLAN
Daur Ulang Plastik Bekas
Daur Ulang Plastik Bekas
1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang
Plastik adalah material yang sering kita jumpai dalam kehidupan Plastik adalah material yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi dan industri membuat aktivitas produksi sehari-hari. Kemajuan teknologi dan industri membuat aktivitas produksi plastik
plastik semakin semakin meningkat. meningkat. Hampir Hampir semua semua produk produk menggunmenggunakan akan plastikplastik baik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan baik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak masyarakat. Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya, jumlah digunakan hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya, jumlah produksi plastik yang
produksi plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah.akan menjadi sampah pun terus bertambah.
Kurangnya kesadaran akan limbah dan tingkat konsumsi Kurangnya kesadaran akan limbah dan tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya yang semakin bertambah masyarakat serta aktivitas lainnya yang semakin bertambah mengakibatkan sampah terus menumpuk di Tempat Pembuangan Air mengakibatkan sampah terus menumpuk di Tempat Pembuangan Air (TPA). Sampah yang umum ditemukan di TPA antara lain botol (TPA). Sampah yang umum ditemukan di TPA antara lain botol minuman,deterjen, dan kantong plastik. Sampah-sampah yang kurang minuman,deterjen, dan kantong plastik. Sampah-sampah yang kurang menarik tersebut membuat kita enggan melihat bahkan meliriknya. menarik tersebut membuat kita enggan melihat bahkan meliriknya. Padahal jika kita mau mengolahnya dengan benar, usaha ini dapat menjadi Padahal jika kita mau mengolahnya dengan benar, usaha ini dapat menjadi sumber daya.
sumber daya.
Menurut Kepala DKP Kota Pekanbaru, Edwin Supradana ( Minggu Menurut Kepala DKP Kota Pekanbaru, Edwin Supradana ( Minggu , 17/4/16) Sejauh ini Kota Pekanbaru mampu menghasilkan sampah 500 , 17/4/16) Sejauh ini Kota Pekanbaru mampu menghasilkan sampah 500 ton per hari, dari sekitar 1,3 juta penduduk. Secara rata-rata, 2,6 kilogram ton per hari, dari sekitar 1,3 juta penduduk. Secara rata-rata, 2,6 kilogram sampah diproduksi tiap penduduknya setiap hari.
sampah diproduksi tiap penduduknya setiap hari.
1.2
1.2 IdentifikIdentifikasi asi Peluang BisnisPeluang Bisnis
Bagi mayoritas penduduk sampah adalah benda jelek, kotor, bau, Bagi mayoritas penduduk sampah adalah benda jelek, kotor, bau, jorok, sumbermasalah
jorok, sumbermasalah dan kurang berharga dan kurang berharga sehingga dibuang. Sebaliknya,sehingga dibuang. Sebaliknya, sesungguhny
sesungguhnya sampah adalah peluang bisnis yang sangat luar biaa sampah adalah peluang bisnis yang sangat luar biasa :sa : 1.
1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya perbaikan kualitas lingkungan hidupKesadaran masyarakat akan pentingnya perbaikan kualitas lingkungan hidup melahirkan kebutuhan akan produk daur ulang
melahirkan kebutuhan akan produk daur ulang I.
2.
2. Beberapa Pemda telah mengeluarkan Perda untuk membatasi penggunaanBeberapa Pemda telah mengeluarkan Perda untuk membatasi penggunaan kantong plastik, melahirkan kebutuhan akan produk pengganti kantong kantong plastik, melahirkan kebutuhan akan produk pengganti kantong plastic
plastic sesuai sesuai dengandengan Surat Edaran Surat Edaran Nomor Nomor 71/Men-LHK-II/2015 71/Men-LHK-II/2015 oleholeh Menteri
Menteri LingLingkungan Hidupkungan Hidup 3.
3. Setiap Pemda kelimpungan menghadapi masalah sampah. DukunganSetiap Pemda kelimpungan menghadapi masalah sampah. Dukungan diberikan kepada masyarakat yang berpartisipasi mengurangi timbulan diberikan kepada masyarakat yang berpartisipasi mengurangi timbulan sampah
sampah 4.
4. Perusahaan penghasil sampah kemasan mengalami kesulitan untukPerusahaan penghasil sampah kemasan mengalami kesulitan untuk mengolahsampahnya sendiri sebagaimana diwajibkan dalam UU No mengolahsampahnya sendiri sebagaimana diwajibkan dalam UU No 18/2008 dan PP N082/2012 Tentang Pengelolaan Sampah
18/2008 dan PP N082/2012 Tentang Pengelolaan Sampah 5.
5. Di setiap kota terdapat ratusan ton sampah plastik yang belum terolah,Di setiap kota terdapat ratusan ton sampah plastik yang belum terolah, padahal di
padahal dibbuututuhhkkan an wwakaktu tu 11000 0 - - 4400 00 tatahhuun n ssamamppaah h ppllasastitik k bbisisa a teterururrai ai kkeembmbalali.i.
Daur ulang sampah plastik sangat berperan untuk mengurangi Daur ulang sampah plastik sangat berperan untuk mengurangi dampak pencemaran kemasan plastik terhadap lingkungan. Sebagaimana kita ketahui, dampak pencemaran kemasan plastik terhadap lingkungan. Sebagaimana kita ketahui, selainsampah organik yang kemudian umumnya dimanfaatkan sebagai kompos, ada selainsampah organik yang kemudian umumnya dimanfaatkan sebagai kompos, ada jugasampah
jugasampah non non organik organik atau atau disebut disebut juga juga sampah sampah yang yang tidak tidak dapat dapat hancur, hancur, didi antaranyalimbah kemasan plastik. Dengan itu kita dapat mengubahnya menjadi barang antaranyalimbah kemasan plastik. Dengan itu kita dapat mengubahnya menjadi barang barangkerajinan daur u
barangkerajinan daur ulang bernilai ekonomislang bernilai ekonomis 1.3
1.3 Penjelasan Produk Penjelasan Produk
Tas yang kami tawarkan memiliki kelebihan tersendiri, diantaranya Tas yang kami tawarkan memiliki kelebihan tersendiri, diantaranya sebagai berikut :
sebagai berikut : 1.
1. Mudah dibawa kemanapun dan disimpanMudah dibawa kemanapun dan disimpan 2.
2. Harga lebih terjangkau karena menggunakan bahan bekasHarga lebih terjangkau karena menggunakan bahan bekas 3.
3. Memiliki bentuk yang unik dan beraneka warnaMemiliki bentuk yang unik dan beraneka warna 4.
4. Mudah dibersihkan dan tahan lamaMudah dibersihkan dan tahan lama 1.4
1.4 Latar Belakang BisnisLatar Belakang Bisnis
Produk tas daur ulang yang ditawarkan adalah kreasi dari bahan- bahan Produk tas daur ulang yang ditawarkan adalah kreasi dari bahan- bahan limbah rumah tangga dan tambahan bahan pendukung lainnya. Tas ini dapat limbah rumah tangga dan tambahan bahan pendukung lainnya. Tas ini dapat digunakan untuk semua jenis umur dari mulai anak kecil sampai orang dewasa. digunakan untuk semua jenis umur dari mulai anak kecil sampai orang dewasa. Terkadang pengg
Terkadang penggunaan tas daur ulang unaan tas daur ulang ini merupakan ini merupakan hal yang hal yang kurang menarikkurang menarik digunakan dengan alasan tas bekas dan berasal dari limbah sehingga kurang baik digunakan dengan alasan tas bekas dan berasal dari limbah sehingga kurang baik untuk
untuk kesehatan, namun kesehatan, namun karena kreasi karena kreasi dari dari kebanyakan tas kebanyakan tas daur ulang daur ulang membuatmembuat konsumen tergiur akan keindahannya terutama bagi anak kecil yang menyukai konsumen tergiur akan keindahannya terutama bagi anak kecil yang menyukai hal- hal baru yang menarik perhatian mereka dan bagi para ibu-ibu ini merupakan hal- hal baru yang menarik perhatian mereka dan bagi para ibu-ibu ini merupakan hal yang memudahkan meraka dalam berbelanja karena mereka tidak perlu lagi hal yang memudahkan meraka dalam berbelanja karena mereka tidak perlu lagi membayar Rp. 200,- untuk setiap kantong plastik
dapat digunakan beberapa kali serta mudah dibawa kemanapun mereka pergi karena desainnya yang minimalis.
1.5 Tujuan
●
Tujuan UmumMendapatkan keuntungan dari pemanfaatan limbah plastik sebagai hiasan tas daur ulang
Membiasakan masyarakat menghemat penggunaan kantong plastik
Memberikan alternatif bagi masyarakat dalam memilih tas belanja pengganti kantong plastik
●
Tujuan KhususMembuat produk inovasi dari bahan- bahan yang dapat terjangkau secara ekonomis.
1.6 Potensi Bisnis
Dilihat dari kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki sifat konsumtif dan kebanyakan dari masyarakat kita kebanyakan menengah kebawah maka kesempatan untuk bersifat konsumtif terbuka lebar karena produk yang kami tawarkan tidak memakan biaya yang mahal.
Produk ini memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan, karena tas daur ulang ini terbuat dari bahan- bahan yang memiliki harga yang ekonomis, sehingga bisa dimiliki dengan biaya yang relatif murah.
Selain itu juga tas daur ulang ini memberikan manfaat bagi yang tidak suka membawa kantong plastic yang banyak dimanapun dia pergi.
2.1 ANALISIS SWOT
Analisis SWOT menurut Rangkuti (2009) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis sebagai dasar perencanaan untuk merumuskan strategi perusahaan di masa depannya. Analisis ini terbagi menjadi dua bagian yaitu analisis lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman serta analisis lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan. Berikut uraian faktor dari analisis SWOT
1) Strength (Kekuatan) a. Keunggulan produk
Produk tas daur ulang ini merupakan suatu produk yang memberikan keindahan dengan mengangkat nilai sebuah limbah menjadi barang yang memiliki harga jual. Bahan-bahan yang dibutuhkan relatif mudah terjangkau.
b. Keterampilan dan keahlian
Produk yang kami tawarkan berasal dari keterampilan mengubah limbah menjadi sesuatu produk yang memiliki harga jual yang terjangkau.
c. Bahan baku mudah di dapat
Bahan baku pembuatan tas daur ulang ini tersedia banyak dan harganya pun relatif murah. Serta jenisnya beranekaragam sehingga konsumen dapat memilih sesuai selera.
2) Weakness (Kelemahan)
a. Belum memiliki cukup pengalaman
Pengalaman untuk memulai usaha yang masih sangat minim merupakan suatu kelemahan yang harus diatasi.
b. Kurangnya strategi pemasaran
Kurangnya strategi dalam pemasaran menjadi kendala dalam menjalankan usaha ini, hal ini dikarenakan tas daur ulang bukan merupakan kebutuhan primer, jadi untuk mengatasi hal tersebut diperlukan strategi yang lebih baik lagi.
3) Opportunities (Peluang)
Peluang usaha tas daur ulang mulai dilirik oleh para pengusaha. Peluang usaha tas daur ulang bahkan mampu menjanjikan keuntungan yang tinggi. Sekarang banyak sekali peminat tas daur ulang dengan bermacam-macam bentuk dan warna. Ada yang dijual dengan online shop ataupun di home industri. Konsumen bisa mendapatkan tas daur ulang dengan kisaran harga mulai dari Rp 5.000,- sampai Rp 40.000,- dimana desain yang ditawarkan beraneka bentuk.
4) Threats (Ancaman)
Munculnya usaha yang memproduksi produk serupa, namun dengan harga yang lebih murah. Serta kosumen yang berfikir realistis akan berfikir bahwa tas daur ulang merupakan kebutuhan tambahan sehingga patut dipertimbangkan kembali sebelum membeli produk tersebut.
STRATEGI SWOT Strength
☼
Keunggulan produk☼Keterampilan dan
keahlian
☼
Bahan baku mudah di dapatWeakness
☼
Belum memiliki cukup pengalaman☼
Kurangnya strategi pemasaranOpportunity Banyaknya konsumen Sistem pemasaran
☼
Melakukan program promosi jitu☼
Meningkatkan produksi☼
Melakukan pelatihan keterampilan kepada karyawan baru yang memiliki motivasitinggi
☼
Belajar berbisnis dengan segala fasilitas yang ada dan menjalin koneksi seluas-luasnya.Threat
Keacuhan konsumen
☼
Melakukan promosi kepada konsumen yang sekiranya tertarik dengan produk kami.☼
Menawarkankeuntungan dan kemudahan yang didapat dengan
membeli produk kami
☼
Memperbaiki sistem manajemen☼
Meningkatkan promosi2.2 Analisis PEST
Menurut Clulow (2005), PEST analysis adalah susunan dari faktor-faktor makro ekonomi yang berpengaruh terhadap suatu lingkungan bisnis. Analisis PEST digunakan untuk menganalisa rencana bisnis dari sisi external environment yang meliputi 4 faktor yaitu Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi (PEST).
a. Politik
Banyak perubahan dalam nilai-nilai kehidupan masyarakat bermuara dengan munculnya hukum dan peraturan-peraturan baru, inilah dimana politik dan hukum bersinggungan dengan sosial budaya. Dewasa ini, peraturan-peraturan dalam dunia bisnis, termasuk untuk personal selling, bertambah cukup signifikan dalam segala level pemerintahan (Kotler dan Armstrong, 2010).
Dalam bisnis tas daur ulang ini didukung oleh adanya peraturan pemerintah tentang kebijakan pemanfaatan bahan daur ulang seperti berikut :
1. Surat Edaran Nomor 71/Men-LHK-II/2015 oleh Menteri Lingkungan Hidup 2. UU No 18/2008 dan PP N082/2012 Tentang Pengelolaan Sampah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
4. Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun Nomor: S.1230/PSLB3-PS/2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar
b. Ekonomi
Seseorang tidak akan dapat membeli sebuah produk kecuali ia memiliki uang. Kondisi keuangan masyarakat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negaranya. Kondisi ekonomi ini harus dianalisa untuk menentukan market opportunity yang ada dan proyeksi penjualan.
Berikut data pertumbuhan PDB Indonesia atas dasar harga konstan menurut Lapangan Usaha, 2011 - 2015
Catatan:
Sektor Primer: (1) Pertanian Kehutanan dan Perikanan; (2) Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri: Industri Pengolahan. Sektor Jasa: (1) Pengadaan Listrik dan Gas; (2) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; (3) Konstruksi; (4) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; (5) Transportasi dan Pergudangan; (6) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; (7) Informasi dan Komunikasi; (8) Jasa Keuangan dan Asuransi; (9) Real Estat; (10) Jasa Perusahaan; (11) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; (12) Jasa Pendidikan; (13) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; (14) Jasa Lainnya.
c. Sosial
Perkembangan pasar konsumen tentu tidak bisa lepas dari faktor trend dan taste. Perusahaan akan menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen tersebut. Di United States, bahkan meningkatnya waktu konsumen untuk waktu rekreasi pun dapat mempengaruhi cara penjualan (Kotler dan Armstrong, 2010).
Kondisi sosial yang terdapat di sekitar usaha akan mempengaruhi mental dari para pekerja. Apabila kondisi sosial di sekitar usaha tidak kondusif, maka mental karyawan juga terganggu. Misalnya, apabila lingkungan sekitar perusahaan melakukan blokir atas produk perusahaan atau melakukan demonstrasi
dan tuntutan kepada perusahaan karena kegiatan perusahaan yang mengganggu lingkungan sekitar, maka para karyawan akan merasa tidak aman dalam bekerja dan tidak fokus kepada pekerjaan mereka ( ini bila usaha tersebut sudah berkembang pesat), untuk itu sebelum di resmikan usaha ini pihak manajemen
akan terlebih dahulu melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar.
d. Teknologi
Tidak dapat dipungkiri dewasa ini semua aspek kehidupan didominasi oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat. Bahkan teknologi saat ini dimanfaatkan dalam aktifitas penjualan dan memiliki pengaruh signifikan. Dengan teknologi, penjualan face to face dapat digantikan dalam telemarketing, teleconference, ataupun laptop dengan berbelanja di online shop yang sudah banyak menjamur di dunia maya (Kotler dan Armstrong, 2010).
Kurangnya pengetahuan warga Indonesia dalam menggunakan media tekonologi internet untuk mencari informasi tentang produk yang kami sediakan. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mengurangi tingkat penjualan usaha kami. Seluruh produk yang akan di hasilkan akan dipublish dimedia-media social sehingga informasi produk dapat segera diketahui konsumen.
2.3 AnalisisBal ance Scorecard
Analisis ini digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan empat prespektif, Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997), dalam SonyYuwono (2006:8) mendefinisikan Balanced Scorecard adalah:
“ Pengukuran dan pengaturan sistem yang memperlihatkan kinerja unit bisnis berdasarkan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif .pertumbuhan dan pembelajaran.”: Financial Perspective Financial Perspective Objectives Measure (s) Meningkatkan pendapatan perusahaan
Peningkatan target penjualan Laba perusahaan
Mengurangi pengeluaran yang berlebihan
Biaya operasional
Menekan biaya produksi yang berlebih
Perspektif ini melihat pada penerapan strategi yang bisa mendatangkan manfaat keuangan bagi perusahaan. Karena kondisi keuangan menentukan apakah perusahaan masih bisa berjalan atau tidak dalam melakukan proses bisnisnya.
Customer Perspective Customer Perspective Objectives Measure (s) Meningkatkan mutu pelayanan kepada customer Customer satisfaction Customer retention Customer care
Perspektif ini berfokus pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan dalam produk- produk yang dikeluarkan perusahaan.
Internal Bussiness Perspective
Internal Bussiness Perspective
Objectives Measure (s)
Mengembangkan produk-produk baru dan meningkatkan kerjasama dengan
supplier
Mengeluarkan model-model baru sesuai dengan tuntutan pasar Supplier tetap dan terjamin
Mempunyai sumber daya yang handal dalam proses bisnis
Tingkat kegagalan (A/B Grade) yang rendah
Mengembangkan sistem untuk mendukung proses bisnis
Program scan and pack
Prespektif ini berfokus pada kinerja proses internal yang bertujuan untuk mendorong bisnis perusahaan agar semakin maju.
Innovation and Learning Perspective
Innovation and Learning Perspective
Objectives Measure (s)
Peningkatan profesionalisme karyawan
Training karyawan
Meningkatkan keterampilan
Pengawasan kinerja karyawan
Selektif dalam penerimaan karyawan
Standarisasi penerimaan karyawan
Perspektif ini berfokus pada kinerja perusahaan dimasa yang akan dating dan apasaja faktor-foktor pendukungnya.
2.4 AnalisisCr i ti cal Success F actor dan Key Perf orm ance Indi cator
CSF (Critical Success Factor ) adalah beberapa faktor penting yang menentukan kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya dimana berbagai hal terlaksana dengan tepat sehingga bisnisnya dapat berkembang dengan baik. Untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya, maka diperlukan suatu ukuran atau indikator yang biasa disebut
dengan “
Key Performace Indicator(KPI)” yang dapat membantu memberikan
penilaian kinerja pada perusahaan tersebut.
Berikut ini adalah critical success factor beserta key performance indicator yang dimiliki :
Cri ti cal Success F actor (CSF) dan Key Perf ormance Indicator (K PI ) Cri ti cal Success F actor Key Per for mance I ndi cator Menyediakan produk-produk yang
berkualitas
Bahan baku yang dipakai harus sesuai dengan apa yang diminta dan baik. Barang jadi yang telah selesai
diproduksi harus diuji kelayakan pakai Model-model yang selalu berubah (inovasi)
Meningkatkan pertumbuhan usaha Meningkatkan penjualan dengan tingkat kenaikan +- 15%/tahun dan mencapai target yang telah ditentukan
Meningkatkan laba perusahaan Menerima penghargaan
Sumber daya manusia yang berkualitas Dilakukan training untuk karyawan Dengan melihat tabel diatas , usaha ini memiliki beberapa faktor kesuksesan (CSF) dan indikatornya (KPI) untuk membantu dalam pengambilan keputusan, membuat stategi, dan mencapai tujuan perusahaan.
2.5 An ali sa CSF (Cr i ti cal Success F actor)
Analisa ini digunakan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan. Faktor-faktor disini merupakan area bisnis di dalam perusahan, yang bila berhasil mencapai hasil yang diinginkan maka akan menghasilkan kinerja yang kompetitif bagi perusahaan.
1. Financial Perspective
a. Meningkatkan pendapatan perusahaan. CSF :
- Meningkatkan target penjualan setiap tahunnya.
- Selalu melakukan pengembangan dalam model-model baru sesuai dengan keinginan pasar.
- Meningkatan laba pendapatan perusahaan. b. Mengurangi biaya pengeluaran.
CSF :
- Menekan biaya produksi
- Mengoptimalkan biaya-biaya dalam operasional kerja.
2. Customer Perspective
a. Meningkatkan mutu pelayanan pada customer. CSF :
- Meningkatkan dan menjaga kualitas produk.
- Tanggap terhadap keluhan dan saran dari pelanggan.
3. Internal Bussiness Perspective
a. Mengembangkan produk-produk baru dan meningkatkan kerjasama dengan outlet-outlet perbelanjaan.
CSF :
- Berinovasi dalam mengeluarkan produk-produk baru per 3 bulan.
- Memiliki kerjasama dengan outlet-outlet perbelanjaan.
b. Penegembangan sistem dan teknologi informasi yang dapat mendukung strategi jangka panjang.
CSF :
- Melakukan pengembangan dibidang IS/IT dalam mempelancar proses bisnis. 4. Innovation and Learning Perspective
a. Meningkatkan profesionalisme karyawan dan pengawasan kinerja karyawan. CSF :
- Selektif dalam perekrutan/penerimaan karyawan. - Training karyawan sebelum menjadi karyawan tetap.
2.6 Analisis Business Model Canvas (9 Building Blocks)
Analisis Business Model Canvass (BMC) dikenal juga dengan nama Analisa 9 building bloks merupakan konsep model bisnis yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur .
Business Model adalah alat konseptual yang berisi seperangkat elemen yang berhubungan dan memungkinkan mengekspresikan logika bisnis dar i sebuah perusahaan. Ini adalah deskripsi dari nilai sebuah perusahaan menawarkan satu
atau beberapa segmen pelanggan dan arsitektur perusahaan dan jaringan mitra untuk membuat, pemasaran dan memberikan nilai dan modal hubungan, untuk menghasilkan aliran pendapatan yang menguntungkan dan berkelanjutan. (Osterwalder, Pigneur, dan Tucci, 2005).
dalam Business Model Canvas mencakup: customer segment, value proposition, channel, customer relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partnership,dan cost structure. Adapun 9 elemen yang terangkum dalam Business Model Canvass adalah sebagai berikut:
a. Customer Segment
Elemen pertama dalam bisnis model ini adalah customer segment . Dalam menjalankan roda bisnisnya, pertama-tama organisasi harus menetapkan siapa yang harus dilayani. Organisasi dapat menetapkan untuk melayani satu atau lebih segmennya. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen-komponen lain dalam model bisnis.
Pada usaha ini yang menjadi costumer segment adalah para ibu-ibu rumah tangga dan mahasiswa di kampus
–
kampus.b. Value Proposition
Elemen kedua adalah Value Proposition. Value proposition merupakan manfaat yang ditawarkan organisasi kepada segmen pasar yang dilayani. Value proposition akan menentukan segmen pelanggan yang dipilih atau sebaliknya. Value proposition juga akan mempengaruhi komponen lain seperti channel dan customer relationship. Value Proposition mendefinisikan bagaimana item dari produk dan fitur layanan serta layanan pelengkap yang dikemas dan ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Kambil, Ginsberg dan Bloch, 1996).
Menurut Finkelstein, Harvey, dan Lawton (2007), terdapat enam buah pilar utama dari Value Proposition yang dilihat konsumen dalam mempertimbangkan untuk memilih suatu produk layanan yang ditawarkan yaitu harga (price), fitur (features), kualitas (quality), dukungan (support), ketersediaan (availability), dan reputasi (reputation). Keenam pilar ini yang diharapkan akan menjadi pembeda suatu usaha dari para pesaingnya dan dapat menjadi panduan untuk strategi perusahaan kedepannya.
Pada usaha kali ini yang menjadi Value Proposition adalah harga yang ekonomis dengan berbagai fungsi dalam tas daur ulang serta dapat dengan mudah di bersihkan serta tahan lebih lama.
c. Channel
Elemen ketiga adalah Channel. Channel merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan value proposition kepada customer segment yang dilayani. Channel berfungsi dalam beberapa tahapan mulai dari customer sampai ke pelayanan purna jual. Dua elemen lain yang harus diperhitungkan secara cermat dalam model channel adalah value proposition dan customer segment.
Dalam usaha ini, pemilik menggunakan fasilitas online serta rumah pribadi pemilik yang digunakan untuk aktivitas operasional produk
serta memasarkan produk.
d. Customer Relationship
Elemen keempat adalah Customer Relationship. Customer relationship yaitu cara organisasi menjalin ikatan atau hubungan dengan pelanggannya. Organisasi akan menjaga hubungan yang baik dengan semua pelanggannya, sehingga para pelanggan mendapatkan kepuasan dan kenyamanan dalam melakukan kegiatan bersama dengan organisasi dalam jangka waktu yang panjang.
Shani dan Chalasani (1992) mendefinisikan customer relationship merupakan hubungan pemasaran sebagai upaya untuk meng-identifikasi, me-maintain, dan membangun jaringan dengan konsumen individu dan secara berkelanjutan, semakin memperkuatkan jaringan untuk saling menguntungkan kedua belah pihak, melalui interaksi pribadi dan nilai-nilai kontak yang ditambahkan selama periode panjang.
e. Revenue Stream
Elemen kelima adalah Revenue Stream. Revenue stream merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umumnya organisasi memperoleh pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian banyak organisasi bisa membuka aliran masuk pendapatan dari yang bukan pelanggan langsung.
Pendapatan perusahaan dihasilkan dari setiap customer segment diwakili dalam revenue stream unsur model bisnis. Sebuah model bisnis dapat melibatkan dua jenis aliran pendapatan: pendapatan yang dihasilkan dari transaksi pembayaran pelanggan satu-waktu dan pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan baik yang memberikan value proposition kepada customer atau
memberikan dukungan pasca pembelian customer . Ada beberapa cara untuk menghasilkan revenue stream seperti penjualan aset, biaya pemakaian, biaya berlangganan, pinjaman, sewa-menyewa, perizinan, biaya broker dan iklan ( Osterwarder dan Pigneur, 2009)
f. Key Resources
Elemen keenam adalah Key Resources. Key resources adalah sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk mewujudkan value proposition. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi, peralatan, channel maupun merk usaha.
Setiap model bisnis memerlukan aset atau key resources untuk membiarkan fungsi model. Sumber daya ini memungkinkan perusahaan untuk membuat dan menawarkan value proposition,
mencapai market , menjaga relationship dengan customer segment dan memperoleh pendapatan. Key resources utama dapat berupa fisik, keuangan, intelektual atau manusia. (Osterwalder dan Pigneur, 2009) Pada usaha ini pemilik memiliki beberapa sumber daya seperti Asset berwujud, sumber daya manusia dan tersedianya bahan pokok untuk pembuatan tas.
g. Key Activities
Elemen ketujuh adalah Key Activities. Key Activities adalah kegiatan utama dalam organisasi yang dapat menciptakan value proposition.
Setiap perusahaan harus melakukan sejumlah kegiatan untuk berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan. Kegiatan utama adalah kegiatan-kegiatan yang paling penting bagi perusahaan dan membiarkannya beroperasi dengan sukses.
Tiga kategori utama dari kegiatan utama yang diidentifikasi oleh Osterwalder dan Pigneur (2009) adalah : kegiatan produksi, pemecahan masalah activities (contoh : pengembangan produk) dan platform / network activities (contoh : pemeliharaan CRM ).
Pada kegiatan ini pemilik bekerja sama dengan tenaga kerja dalam pembuatan tas daur ulang yang unik dan berbeda disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, serta dengan melakukan inovasi
–
inovasi terbaru dengan didukung dengan controlling untuk para karyawan.h. Key Partnership
Elemen kedelapan adalah Key Partnership. Key partnership merupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk mewujudkan value proposition, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut. Pemanfaatan key partnership oleh perusahaan dapat berbentuk supppier, distributor , outsourcing, joint venture, joint
operation, atau aliansi strategis lainnya.
Pada usaha kali ini key partnership pemilik adalah para ibu-ibu yang berada pada suatu komunitas seperti komunitas vihara, teman-teman, serta toko
–
toko hariani. Cost Structure
Elemen terakhir adalah Cost Structure. Cost structure adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi dalam mewujudkan value proposition yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi. Elemen cost structure menjelaskan semua biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan model bisnis. Cost Structure dapat memiliki karakteristik sebagai berikut yaitu : biaya tetap, biaya variabel, skala ekonomi dan lingkup ekonomi (Osterwarder dan Pigneur, 2009).
3.1 Sasaran dan Target Pasar
Dalam pemasaran tas daur ulang sasaran yang di harapkan adalah semua orang dari berbagai usia. Dewasa ini kosumen menginginkan produk yang praktis dan banyak kegunaan diadalamnya. Sebagai contoh produk adalah tas daur ulang yang memiliki bentuk yang unik dan menarik. Jumlah penduduk yang besar dan mobilitas yang tinggi akan berkembang budaya hidup praktis dan instan, yang akan membuka peluang pasar tersendiri bagi usaha yang ada. Untuk target pa sar unt uk sa at ini bera sa l dar i kom un ita si ka lang an se ndi ri , ibu
–
ibudisekitar rumah dan mahasiswa. III. RENCANA BISNIS
3.2 Pembiayaan
Di bawah ini sedikit alat yang kami gunakan:
Keterangan Nilai (Rp) Biaya Tetap Depresiasi peralatan Rp 1.500.000 : 24 = Biaya listrik 62.500 100.000 Biaya Variabel
Gaji pegawai (5.000/tas) * 100 tas Pulsa
Pembelian bahan baku beserta perlengkapan pendukungnya
500.000 60.000 500.000
Biaya total 1.222.500
3.3 Analisis Titik Impas (Break Even Point) Harga jual per unit Rp 10.000
BEP produksi = Total biaya produksi selama 1 bulan : Harga per unit = Rp 1.222.500 : Rp.10.000,- = 122 buah
Jadi, untuk mencapai titik impas maka dalam 1 bulan yang harus terjual adalah 122 tas dengan harga per produk adalah Rp
10.000,-3.2.7 Analisis Keuntungan
Pendapatan : Tas yang terjual x harga jual = 200 x Rp 10.000 = Rp. 2.000.000 Total biaya produksi dalam 1 bulan : Rp. 1.222.500
Keuntungan =Pendapatan
–
Total biaya produksi = Rp 2.000.000–
Rp 1.222.500 = Rp777.500,-Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 200 Tas dengan harga Rp 10.000 per buah dalam 1 bulan adalah Rp
777.500,-3.2.8 Pengembalian Modal
Total biaya Produksi : Laba usaha = Rp 1.222.500 : Rp 777.500,-= 1.57 bulan (47 hari) Catatan : - Dalam 1 bulan diproduksi 200 buah Tas
Tas yang harus dijual per hari = 200 : 30 hari = 7 Tas
Maka, Pay Back Period = BEP Produksi : Penjualan per hari = 122 : 6
Jadi modal akan kembali dalam jangka waktu 20 hari dengan penjualan 7 buah Tas tiap harinya.
4.1 Sarana dan Prasarana
Selain menggunakan rumah produksi dan stand flexible sebagai media promosi dan tempat traksaksi jual beli, kami juga memanfaatkan berbagi media baik media elektronik maupun media online shop, blog, facebook, twitte r dan lain
sebagainya.
4.2. Sumber Daya Manusia
Untuk usaha awal, kami membutuhkan 1 owner dan 2 penjahit. Untuk saat ini, sumber daya manusia telah tersedia. Meskipun jumlahnya sedikit namun hal ini sudah menjadi modal yang luar biasa bagi usaha kami .
5.1 Strategi Pemasaran
Usaha tas daur ulang ini mempunyai strategi-strategi pemasaran yaitu :
5.1.1 Produk
Produk Tas daur ulang memiliki keunggulan dibandingkan produk yang lebih dulu beredar, diantaranya keunikan desain dari plastik dan kemudahan untuk dapat dibawa kemana-mana. Produk ini juga memiliki kelebihan karena bahan yang digunakan adalah bahan daur ulang, tanpa mengurangi sisi kualitasnya. Sehingga, dengan adanya yang menggunakan produk kami, secara tidak langsung ikut turut berperan terhadap pelestarian lingkungan (Go Green).
5.1.2 Price
Dalam strategi pricing, produk ini sengaja diluncurkan dengan harga yang cukup murah. Hal itu karena keunggulan produk kami yang memiliki cost production yang rendah. Dengan ini, masyarakat mendapat pi li ha n prod uk unik yang berkualitas tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Selain itu,reseller produk tas ini juga mendapat selisih keuntungan apabila membeli
dalam jumlah besar. IV. STUDI
5.1.3 Place
Tempat pemasaran yang digunakan untuk produk latrik ini antara lain: - Pusat perbelanjaan, Toko, dan Pasar tradisional
- Sekolah / Kampus - Sekitar Rumah 5.1.4 Promosi
Promosi produk tas daur ulang dilakukan dengan mengikuti atau mengadakan kegiatan-kegiatan seperti berikut :
1. Event-event kerajinan
2. Pameran Produk Ramah Lingkungan 3. Melakukan sistem promosi
4. Melakukan promosi dengan strategi bonus bagi yang membantu menjualkan
5. Promosi di media-media sosial 5.2 Metode Pelaksanaan Program
Gambaran umum tentang pelaksanaan kegiatan disajikan dalam be nt uk diagram alir berikut:
Pengumpulan Fakta dan Informasi
Analisis dan Survei Pasar
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Penyiapan peralatan penunjang usaha Publikasi
Pembuatan dan Pemasaran Tas Daur Ulang Evaluasi Program dan Pembuatan Laporan
6.1 Kesimpulan
Tas Daur Ulang merupakan sebuah kerajinan yang berasal dari limbah yang sudah tidak terpakai lagi dengan tambahan hiasan sehingga membuat nya lebih menarik. Kerajinan ini merupakan suatu inovasi yang sudah ada di pasaran namun kurang terekspos sehingga penggunanya sedikit. Sasaran konsumen kali yaitu masyarakat khususnya para ibu rumah tangga & mahasiswa. Harga dari Tas Daur Ulang ini tidak terlalu mahal dan bahkan dapat terbilang murah jika dibandingkan dengan tas-tas yang berada di pasaran.
6.2 Saran
Keterampilan dan keahlian menjadi sangat penting dalam produksi kami. Sehingga dalam proses pembuatan tas daur ulang ini kami memilih karyawan yang dapat menjahit. Produk yang kami buat memiliki beberapa manfaat selain dapat mengurangi limbah plastik yang beredar saat ini juga mengajak masyakarat untuk menjaga lingkungan, Oleh karena itu, kami berharap dukungan dari segala pihak.
Berikut contoh hasil kerajinan Tas Daur Ulang yang akan diproduksi :