• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Ekonomi Dan Rezeki Minyak 1969

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkembangan Ekonomi Dan Rezeki Minyak 1969"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN REZEKI

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN REZEKI

MINYAK 1969-1981

MINYAK 1969-1981

1.1

1.1 KILAS BALIKKILAS BALIK

Sebelum melangkah maju,marilah kita konsolidasikan apa yang telah kita lewatidalam Sebelum melangkah maju,marilah kita konsolidasikan apa yang telah kita lewatidalam  perjalanan

 perjalanan sejarah sejarah kita kita hingga hingga saat saat ini.Kemerdekaan ini.Kemerdekaan membuka membuka peluang peluang baru baru dan dan membawamembawa tantangan baru,memasuki dasawarsa 1950-an,Indonesia menghadapi berbagai tantangan tantangan baru,memasuki dasawarsa 1950-an,Indonesia menghadapi berbagai tantangan  besar,antara

 besar,antara lain: lain: beban beban utang utang KMB,sarana KMB,sarana dan dan prasaran prasaran produksi produksi yang yang mengalami mengalami banyakbanyak kerusakan, administrasi pemerintahan yang belum mapan, struktur ekonomi yang dualistis, kerusakan, administrasi pemerintahan yang belum mapan, struktur ekonomi yang dualistis,  berlanjutnya

 berlanjutnya pola pola ekonomi ekonomi kolonial, kolonial, dan dan eksperimentasi eksperimentasi dengan dengan sistem sistem politik politik yang yang belumbelum teruji.Dengan latar belakang itu, demi pemerintahan Republik Indonesia yang masi belia ini teruji.Dengan latar belakang itu, demi pemerintahan Republik Indonesia yang masi belia ini  berupaya

 berupaya untuk untuk membangun membangun pilar-pilar pilar-pilar ekonomi ekonomi nasional, nasional, melaksanakan melaksanakan program-programprogram-program Indonesianisasi, merehabilitasi sarana dan prasarana produksi serta industrialisasi dengan Indonesianisasi, merehabilitasi sarana dan prasarana produksi serta industrialisasi dengan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda.

tingkat keberhasilan yang berbeda-beda.

Pelaksanaan program-program itu terkendala oleh lingkungan yang diwarnai dengan Pelaksanaan program-program itu terkendala oleh lingkungan yang diwarnai dengan tiga faktor dominan, yaitu kabinet yang jatuh bangun, ketimpangan ekonomi makro kronis, tiga faktor dominan, yaitu kabinet yang jatuh bangun, ketimpangan ekonomi makro kronis, dan kemudian pemberontakan daerah.

dan kemudian pemberontakan daerah.

Demokrasi parlementer diganti dengan demokrasi terpimpinyang menjanjikan Demokrasi parlementer diganti dengan demokrasi terpimpinyang menjanjikan kehidupan politik yang lebih stabil.Politik mendominasi pentas kehidupan nasional, kehidupan politik yang lebih stabil.Politik mendominasi pentas kehidupan nasional, sementara masalah ekonomi terpinggirkan dan kondisi ekonomi terus merosot.Indonesia sementara masalah ekonomi terpinggirkan dan kondisi ekonomi terus merosot.Indonesia memasuki alam hiperinflasi dan stagnasi ekonomi.Era ini diakhiri dengan terjadinya tragedi memasuki alam hiperinflasi dan stagnasi ekonomi.Era ini diakhiri dengan terjadinya tragedi nasional yaitu peristiwa G30S yang meninggalkan luka yang mendalam bagi bangsa kita. nasional yaitu peristiwa G30S yang meninggalkan luka yang mendalam bagi bangsa kita.

Rezim Orde Baru masuk pentas dan langsung dihadapkan pada permasalahan Rezim Orde Baru masuk pentas dan langsung dihadapkan pada permasalahan mendesak dibidang ekonomi : menjinakkan inflasi dan menggerakkan kembali roda mendesak dibidang ekonomi : menjinakkan inflasi dan menggerakkan kembali roda ekonomi.Dalam tempo dua tahun, stabilisasi dapat dikembalikkan dan sejarah menentukan ekonomi.Dalam tempo dua tahun, stabilisasi dapat dikembalikkan dan sejarah menentukan  bahwa

 bahwa setelah setelah itu itu Indonesia Indonesia memasuki memasuki masa masa kestabilan kestabilan politik politik yang yang berlangsung berlangsung lebih lebih daridari tiga dasawarsa.

tiga dasawarsa.

Bab ini menceritakan perjalanan ekonomi Indonesia selama belahan pertama pada Bab ini menceritakan perjalanan ekonomi Indonesia selama belahan pertama pada masa Orde Baru, tantangan dan peluang yang dihadapi serta kebijakan-kebijakan yang masa Orde Baru, tantangan dan peluang yang dihadapi serta kebijakan-kebijakan yang dijalankan kita akan memfokuskan pada topik-topik berikut ini:

dijalankan kita akan memfokuskan pada topik-topik berikut ini: 1.

(2)

2. Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan faktor-faktor penopangnya 3. Perubahan struktur ekonomi dan permasalahannya

4. Perbaikan sejumlah indikator sosial dan kemiskinan

1.2 Dari Stabilisasi ke Pembangunan

Pada tahun 1969, inflasi sudah sepenuhnya dikendalikan dan ekonomi kelihatan mulai menggeliat, maka diambillah keputusan bahwa sudah saatnya hasil-hasil yang dicapai dikonsilidasikan dan ditingkatkan dengan melaksanakan program-program jangka menengah seperti program-program pembangunan.Indonesia memasuki era yang belum pernah terjadi sebelumnya, suatu kurun waktu yang memberikan peluang untuk melaksanakan program- program jangka menengah dan panjang secara sistematis dan berkesinambungan selama 30

tahun.Wadahnya adalah sistem perencanaan pembangunan lima tahun Repelita.

Repelita I (1969-1974), sebagai kelanjutan dari tahap sabilisasi dan rehabilitasi, memfokuskan pada peningkatan produksi pangan(beras) dan rehabilitasi, pembangunan infrastruktur dasar, serta melanjutkan pembenahan aturan-aturan yang menghambat kegiatan ekonomi.

Repelita II adalah awal dari rangkaian rencana lima tahunan yang sepenuhnya mempunyai nuansa pembangunan membangun kapasitas dan sesuatu yang baru,bukan lagi terbatas pada stabilisasi dan rehabilitasi apa yang ada.Sasaran-sasarannya pun makin luas dan semakin berjangka panjang, mencakup perluasan jaringan infrastruktur, pembangunan industri, pembangunan manusia, dan peningkatan kesejaheraan.Untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan Indonesia mempunyai kesempatan untuk melaksanakan program-program yang menentukan kemajuannya dalam jangka panjang, tidak sekedar untuk berahan hidup dari satu krisis ke krisis berikutnya.Tabel 6.1 menggambarkan peningkatan dan perluasan yang luar  biasa dari program-program pembangunan pemerintah di masa ini.Keseluruhan pengeluaran  pembangunan pada tahun 1979 adalah 34 kali pengeluaran pembangunan sepuluh tahun sebelumnya.Selama sepuluh tahun tersebut,sasaran program pembangunan diperluas dan mencakup hampir semua aspek penting pembangunan.

(3)

harga ekspor utama Indonesia, wilayah bumi, meningkatkan empat kali lipat pada 1974 dan kemudian meningkat lagi dua kali lipat pada 1979/80.Tiba-tiba saja terbuka ruang lebar bagi  pemerinthan untuk meningkatkan investasi di berbagai bidang.Masalah “defisit ganda” yang

selalu membayangimasa-masa sebelumnya serta-merta hilang.Rezeki minyak memungkinkan  pemerintah untuk memperkuat program-program pembangunannya tanpa harus mengorbankan stabilitas dan keseimbangan makro yang sudah dicapai dengan susah  payah.Indonesia memasuki jalur cepat dalam pembangunannya.

Tabel 6.1

Pengeluaran Pembangunan dalam APBN 1969 dan 1979 (dalam Rp miliar) 1969 1979 Total 118,2 4.014,2 Sektor - -Pertanian 29,8 508,2 Industri 21,31)  356,3

Perambangan dan Energi - 376,4

komunikasi 33,3 465,8

Tenaga kerja & Transmigrasi 0,2 162,2

Daerah 5,9 335,8 Pendidikan 8,1 361,4 Kesehatan 5,42)  142,4 Perumahan - 117,3 Penanaman Modal 0 465,6 Lingkungan Hidup 0 120,4 Lain-lain 14,2 602,4

(4)

BAB II

Pertumbuhan Ekonomi dan Perubahan Struktural

2.1 pertumbuhan ekonomi

Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara  perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2003), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara (daerah) untuk menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.

Kinerja perekonomian Indonesia dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang diukur oleh laju pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB) yang selama periode 1969-1981 mencapai tingkat rata-rata 7,7% setahun. Tetapi mulai tahun 1982 pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun menjadi rata-rata 4% per tahun (Yuliadi, 2009).

Ahli-ahli ekonomi telah lama memandang beberapa faktor yang mempengaruhi  pertumbuhan ekonomi, yaitu (Sukirno, 1996 dalam Saerofi, 2005):

a. Tanah dan Kekayaan Lain

Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Di dalam setiap negara di mana pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor primer yaitu sektor di mana kekayaan alam terdapat kekurangan modal, kekurangan tenaga ahli dan kekurangan  pengetahuan para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu pih ak, dan terbatasnya pasar bagi berbagai jenis barang kegiatan ekonomi di lain pihak, sehingga membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis kegiatan ekonomi.

(5)

 produksi yang modern, dan tenaga-tenaga ahli yang dibawa oleh pengusahapengusaha tersebut dari luar memungkinan kekayaan alam tersebut diusahakan secara efisien dan menguntungkan.

b. Jumlah dan Mutu Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk yang bertambah dapat menjadi pendorong maupun penghambat  pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja dan penambahan tersebut akan memungkinkan negara tersebut menambah produksi. Selain itu pula perkembangan penduduk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perluasan  pasar yang diakibatkannya. Besarnya luas pasar tergantung pada pendapatan dan jumlah  penduduk.

Akibat buruk pertambahan penduduk pada pertumbuhan ekonomi dapat terjadi ketika  jumlah penduduk tidak sebanding dengan faktor-faktor produksi lain yang tersedia. Ini berarti  penambahan penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan pertambahan dalam tingkat  produksi ataupun kalau bertambah, pertambahan tersebut akan lambat sekali dan tidak

mengimbangi pertambahan jumlah penduduk.

c. Barang-barang modal dan tingkat ekonomi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi, barang-barang modal yang telah bertambah jumlahnya dan teknologi yang  bertambah modern memegang peranan yang penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi. Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan maka kemajuan yang akan dicapai akan jauh lebih rendah.

d. Sistem sosial dan sikap masyarakat

Sikap masyarakat dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan ekonomi dapat tercapai. Di sebagian masyarakat terdapat sikap masyarakat yang dapat memberikan dorongan yang besar pada pertumbuhan ekonomi, di antaranya sikap hemat untuk mengumpulkan lebih besar uang untuk investasi, sikap kerja keras dan kegiatan-kegiatan mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu menambah pendapatan dan keuntungan. Di sisi lain sikap masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat yang tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara-cara produksi yang modern dan  produktivitasnya tinggi. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat.

(6)

e. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan

Apabila luas pasar terbatas, tidak ada dorongan kepada para pengusaha untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya tinggi. Karena  produktivitasnya rendah maka pendapatan para pekerja tetap rendah, dan ini selanjutnya

membatasi pasar.

2.2 PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Perubahan struktur ekonomi, pada umumnya transformasi struktural. Yang didefinisikansebagai suatu rangkain perubahan yang saling terkait satu sama lainnya dalam komposisi permintaan agregat, perdangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksidan penggunaan faktor – faktor produksi yang diperlukan guna mendukung  proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Teori perubahan

struktural menitikberatkan pada transformasi ekonomi yang dialami NB, yangsemula bersifat subsisten menuju kesistem perekonomian yang lebih modern. Ada dua teoriutama yang umum digunakan dalam menganalisa perubahan struktur ekonomi, yaitu ArthurLewis (Teori Migrasi) dan Horis Chenery (Teori transformasi Struktural).Teori Arthur Lewis Membahas

 proses pembangunan ekonomi yang terjadi di pedesaan

dan perkotaan. Teori ini mengamsusikan perekonomian tradisional di pedesaan yang,didomin asioleh sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektorutama.Teori Horis Chenery ;Proses transformasi struktural akan mencapai tarafnya

yang paling

cepat bila pergerseran pola permintaan domestik kearah output industri manufaktur diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri atau ekspor. Dalam m odaltransformasi struktural, relasi antara pertumbuhan output disektor industri manufaktur,  pola perubahan permintaan domestik kearah output industri dan pola perubahan perdagangan

(7)

BAB III

Kemiskinan dan Kependudukan

3.1 Kemiskinan dan Kependudukan

Salah satu periode pemerintahan paling panjang dalam sejarah indonesia adalah orde  baru , yang menjalankanstrategi pembengunan berdasarkan trilogy: stabilita,pertumbuhan,dan  pemerataan. Pada orde ini dinamikan penanggulangan kemiskinan itu sangat beragam. Pemerintah orde baru sudah melakukan penanggulangan kemiskinan sejak dasawarsa 1970-an. Sekurang-kurangnya ada tiga corak usaha untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, yaitu pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar, pendekatan pemberdayaan masayarakat serta tempat tinggal yang layak.

Membahas masalah hakikat kemiskinan di Indonesia khususnya orde baru , juga adapat dilihat dari laporan statistik yang dikeluarkan pemerintah, yang terngkap pada tahun 1970, pada saat itu angka kemiskinan absolut tampaknya sudah berada pada titik yang memprihatinkan. Lebih parahnya lagi pada bagian pedesaan yang menjadi sarang kemiskinan. Perjalanan perekonomian orde baru dalam dalam kurun waktu 1966-1996, bisa dibagi kedalam tiga fase sebagai berikut: Fase Pertama; 1966-1973:  stabilitasi, rehabilitasi, liberalisasi parsial dan pemulihan ekonomi; Fase Kedua, 1974-1982:  bom minyak,  pertumbuhan ekonomi yang cepat dan meningkatnya intervensi pemerintah; Fase ketiga, 1983-1996: periode setelah bom minyak, deregulasi, liberalisasi yang telah diperbaharui dan  pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh peningkatan ekspor yang cepat.

Orde baru mulai menjalankan roda pemerintahannya dengan warisan kemiskinan yang tinggi. Namun seiring waktu , seiring waktu situasi poliyik bisa dikendalikan dan mulai stabil kembali. Setelah itu muncllah kebijakan Pelita (Pembangunan Lima Tahun). Pelita adalah upaya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar  bagi pembangunan dalam tahap berikutnya. Pelita berganti sesuai dengan bergantinya kabinet

Presiden Soeharto.

Tingkat pertumbuhan penduduk pada masa orde baru yaitu penurunan yang terjadi  per-tahun berkat keberhasilan program kb dan perbaikan gizi serta kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan mobilitas nya lebih kepada pelaksanaan transmigrasi yang difokuskan pada  pemecahan maslah persebaran penduduk.

(8)

BAB IV

Kesimpulan

Kemiskinan adalah keadaan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar, kemiskinan kadang juga berarti tidakk adnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu untuk mengatasi masalah tersebutdan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Dimasa ini banyak sekali terjadi pasang surut dalam pemerintahannya. Terdang sikap yang diambil lebih merugikan bukan malah menguntungkan. Namun, pada masa ini kependudukan yang lebih baik karena direncanakan kegiatan KB yang menunjukkan hasil yang sagat baik. Tetapi setelah lunturnya kepemimpinan Soeharto kebijakan ini pun ikut luntur. Bukan karena apa? Namun setiap pemimpin telah mempersiapkan kebjakan yang menurutnya baik.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah era Soeharto atau orde baru berakhirpun Masa kapitalisme belum berakhir di negara Indonesia, bahkan berlanjut dan mulai merambah pada bidang- bidang

Dalam perjalanan, peran pers Indonesia pada masa orde lama dengan demokrasi terpimpinnya lebih banyak merupakan ….. alat bagi kepentingan

Masalah lain yang menjadi pekerjaan rumah pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid adalah upaya untuk menyelesaikan berbagai kasus KKN yang dilakukan pada masa pemerintahan Orde

Perubahan Struktural Ekonomi Indonesia pada Masa Orde Baru Melalui International Monetary Fund (IMF) sebagai Institusi dengan Paham Neoliberalisme : Studi Program

Pers pada masa sebelum masa Orde Lama merupakan sebuah alat propaganda yang efektif bagi para pejuang untuk cita-cita Indonesia, hampir seluruh organisasi pergerakan Nasional pada masa

Untuk kegiatan pembelajaran tentang Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia pada Masa Orde Baru..  Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari

“Tentunya warna sinematografi yang benar-benar menceritakan indonesia khusunya Jakarta pada masa orde lama, dengan berbagai pergolakan politiknya dengan latar belakang

Setelah mempelajari materi pada bab ini kalian diharapkan mampu mendeskripsikan tentang proses kembalinya negara Indonesia ke bentuk negara kesatuan/NKRI, perkembangan politik pada