• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DOPING, FAIR PLAY, DAN KEHIDUPAN SOSIAL

Oleh: Margono, M.Pd.

Dosen FIK UNY, Sekretaris Pemerhati Tumbuh Kembang Anak.

Pendahuluan

Ide untuk menulis topik ini muncul setelah membaca makalah Dr. Andy Miah, “Olympic Athletes and Science: Ethics and Possibilities for Improvement”dari University of Paisley Scotland-Inggris yang diresume oleh Dr. Amung Ma’mun dkk., dari UPI Bandung. Makalah yang diresume tersebut disajikan dalamThe Sixth Joint

International Session for Education and Officials of Higher Institutes of Physical

Education, yang berlangsung pada 26 Juni - 2 Juli 2003 di Athena Yunani. Tulisan

tersebut ditampilkan di depan forum internasional yang diikuti paraeducators bidang olahraga dan pendidikan jasmani yang berasal lebih dari 30 negara.

TidakFair PlayBerarti Bukan Olahraga

Masyarakat pecinta olahraga sangat paham bahwa dalam olahraga harus

(2)

disebut lagi sebagai olahraga lagi apabila dilakukan dengan meninggalkan jiwafair play.Fair play is very essence of sport. Fairdapat diartikanclear, bright, sunny, dan kata-kata lain semacam itu.Playartinya bermain.Fair playmerupakan jiwa dari olahraga. Orang Jawa mengatakan,“Yen dolanan ojo urik”(ojo urik= jangan curang). Katadolanan dalam konteks pembicaraan kali ini bukan hanya untuk menjelaskan bermain, tetapi lebih ke pengertian olahraga.Ojo urik dapat berarti jangan menipu, jangan menggunakan cara yang tidak benar, jangan mencuri kesempatan, jangan memanfaatkan kelengahan lawan/petugas/wasit/juri, dan jangan-jangan yang lain yang konotasinya tidak baik. Menjunjung tinggifair play artinya harus menegakkan

peraturan, dan dengan sadar memberikan kesempatan yang sama antara dirinya dan lawan main untuk memperoleh kemenangan.

Fair Play, Doping, dan Teknologi Canggih

(3)

populer: GP, F-1, balap sepeda, balap sepeda gunung, balap kuda, berbagai cabang beladiri yangfull body contact,terjun payung, panjat tebing. Apabiladoping dilarang karena membahayakan jiwa, maka dengan menggunakan alasan yang sama, cabang-cabang olahraga “berbahaya” tersebut perlu dilarang juga.

Lebih rumit lagi hal tersebut di atas dilihat dari alasan hak asasi manusia, yakni dalam hal kebebasan untuk memilih. Dengan larangandopingberarti melanggar hak manusia untuk menentukan pilihan. Kebanyakan atlet sudah dewasa dan dapat menentukan pilihan (untuk menggunakandopingatau tidak) dengan pikiran jernih. Bukankah sebagian besar pilihan dalam kehidupan ini mengandung resiko, ada keuntungannya sekaligus ada kerugiannya.

(4)

bahwa atlet yang mempergunakan alat-perlengkapan lebih canggihlah akan tampil sebagai pemenang.

Doping sendiri tidak dapat dipisahkan dengan kecanggihan teknologi. Bahan-bahan yang memang sejak awal dirancang untuk keperluan doping, menjadi sangat sulit untuk dideteksi di laboratorium yang cangggih sekalipun. Pemeriksaan dengan sampel air seni, pada perkembangan akhir-akhri ini, sudah menjadi cukup mudah untuk diantisipasi dengan teknologi, dan ini hanya dapat dilakukan oleh negara-negara yang sudah sangat maju teknologinya.

Fair Playdan Kehidupan Sosial

Masyarakat olahraga sering membanggakan, bahwa dengan olahraga akan diperoleh nilai-nilai baik dari sisi sosial yang akan menempatkan seorang individu pelaku olahraga sebagai warga terhormat. Memang hal yang demikian dapat dilakukan dengan media olahraga. Akan tetapi kenyataan yang berkembang di masyarakat tidaklah mendukung hal tersebut. Masyarakat olahraga tidak jauh berbeda (atau sama saja) dalam kehidupan sosialnya di masyarakat, dalam hal penegakanfair playdalam kesehariannya. Masyarakat olahraga melakukan perilaku yang sama dengan masyarakat nonolahraga, bahkan kadang-kadang berperilaku tidak terhormat.

(5)

dapat dikembangkan melalui olahraga semestinya dapat ditularkan kepada masyarakat nonolahraga, tetapi kenyataannya tidak demikian, kehidupan masyarakat yang justru mempengaruhi dunia olahraga.

Telah berkembang luas slogan, “No dope, no hope”. Ironisnya, slogan tersebut mengandung ‘kebenaran’ bagi orang-orang yang terlibat, dalam arti: hanya melalui kemenangan sajalah seorang atlet bisa menjadi terkenal dan bisa mendapatkan imbalan materi. Pelatih dan jajaran pengurus olahraga yang bersangkutan akan dinilai makin oke jika atletnya juara. Rentetannya adalah keuntungan, keuntungan dan keuntungan dari segi materi.

DopingSebaiknya Distop

Pada orang yang pikirannya masihgenep,tentunya setuju 100 persen doping dilarang. Tetapi menjadi tugas yang tidak ringan bagi insan olahraga, khususnya jajaran pimpinannya untuk memberikanreasoningyang dapat diterima masyarakat luas, mengapadopingdilarang. Perilakudopingsecara fisik adalah memasukkan sesuatu ke dalam tubuh, yang jangka panjangnya akan mempengaruhipersonalityatlet dan akan terbawa dalam kehidupan sosialnya sehari-hari. Gaya hidup yang tidakfair,tidak sportif, tidak adil, tidak menghormati orang lain, suka ‘main kayu’, sukamaling, ingin selalu menang sendiri merupakan gaya hidup yang sangat berbahaya bila berkembang luas di masyarakat.

(6)

nonolahraga. Marilah bersama-sama optimis, dan berupaya memberikan ‘sedikit’ hal baik dalam kehidupan. Mudah-mudahan tidakngoyo woro.

Daftar Pustaka

H. Amung Ma’mun, dkk. (2003).Menelusuri Jejak Sejarah Olimpiade (Sebuah Refleksi Mengikuti the sixth Joint International Session fo Educators and Officials of Higher Institutes of Physical Education).Jakarta: Ditjen Olahraga Depdiknas. Neufeldt, Victoria and Fernando de Mello Vianna. (1993).Webster’s New World

Dictionary. Jakarta: Modern English Press.

Lemlit dan Pengembangan Prasarana. (1972).Fair Play (Semangat Olahragawan Sejati).Jakarta: Ditjen Olahraga dan Pemuda.

Referensi

Dokumen terkait

Korea Utara membatalkan upaya reunifikasi Korea karena persepsi pemimpin Korea. Utara bahwa reunifikasi Korea akan merendahkan atau merugikan Korea

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pendapatan nasional tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito jangka waktu 3 bulan, sedangkan tingkat suku

2) Asli SKA dan Referensi Pengalaman Tenaga Ahli (sebagai dasar penilaian Evaluasi Teknis) serta Asli/Legalisir Ijasah Personil Tenaga Ahli. Kelengkapan Dokumen

Menurut Kuncoro (2003; 202) ada tiga alas an mengapa pertumbuhan penduduk yang cepat akan menghambat pembangunan : pertama , pertumbuhan penduduk yang tinggi akan

Mahasiswa diberi materi tentang ciri folklor, arti folklor, foklor jawa, ruang lingkup folklor Jawa antara lain bahasa rakyat, cerita rakyat, dongeng, legende,

Sing dadi guru siji, seka kelompok menang: nakoni singa kalah: wingi dolanan nyang ndi, kok

DOSEN PEMBIMBING TAS/TABS Nama : Wening Sahayu, M.Pd.. NIP