Suplemen 3
1
REVISI PROYEKSI INFLASI PALEMBANG TAHUN 2009
Perkembangan perekonomian regional, nasional, maupun internasional pada triwulan II 2009, mengalami volatilitas yang tinggi. Hal tersebut mengharuskan dilakukannya revisi terhadap proyeksi inflasi Palembang. Perbedaan ekstrim antara data historis dan inflasi yang telah terjadi pada tahun 2009 ini, yang juga menyebabkan inflasi Palembang menyentuh titik terendahnya sejak tahun 2003. Penurunan tingkat inflasi secara tahunan, selain disebabkan oleh isu-isu ekonomi, juga disebabkan karena faktor teknikal.
Secara umum, penurunan tekanan inflasi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (i) Efek lanjutan dari penurunan harga komoditas dunia yang kemudian belum mengalami kenaikan berarti hingga saat ini, sehingga secara langsung berimplikasi pada tetap rendahnya harga-harga komoditas yang dipasarkan secara domestik, dan secara tidak langsung menurunkan pendapatan masyarakat Sumatera Selatan yang kemudian menurunkan permintaan barang-barang sehingga menyebabkan penurunan tekanan kenaikan harga. (ii) Adanya masa panen yang menyebabkan terjaganya pasokan barang kebutuhan pokok.
Secara teknikal, inflasi yang diprediksi menurun tajam disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (i) Inflasi tahunan pada tahun sebelumnya (2008) sangat tinggi, yang antara lain disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga BBM. (ii) Terjadinya deflasi secara bulanan yang cukup sering terjadi pada awal tahun 2009, tepatnya pada bulan Januari, Maret, dan April 2009 masing-masing sebesar 0,28%, 0,15%, dan 0,28%.
Proyeksi inflasi pada triwulan III 2009 adalah sebesar 0,96±0,5% (yoy) atau 1,24±0,5% (qtq). Sedangkan inflasi pada triwulan IV 2009 atau inflasi akhir tahun 2009 diprediksi sebesar 2,25±1% (yoy) atau 0,98±1% (qtq).
Inflasi tersebut, walaupun menurun drastis secara tahunan, namun diprediksi meningkat secara triwulanan untuk mengantisipasi berbagai faktor penyebab inflasi yang bersifat musiman dan ketidakpastian perekonomian global pada periode 2009-2010, yang dibuktikan oleh confidence bounds yang lebih lebar pada periode tersebut (lihat Suplemen 2). Karena itu, sangat mungkin bahwa proyeksi inflasi yang rendah tersebut masih cenderung mempunyai risiko bias ke bawah. Dengan kata lain, probabilitas realisasi inflasi yang akan terjadi lebih rendah dari proyeksi tersebut cukup tinggi.
Pada triwulan III 2009, penyebab utama naiknya tekanan inflasi berasal dari naiknya permintaan pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi seiring dengan adanya bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri pada bulan Agustus-September 2009. Konsumsi pada momen tersebut diperkirakan tidak elastis terhadap penurunan pendapatan masyarakat, sehingga diprediksi tetap tinggi. Pada triwulan IV 2009, diprediksi proses
Suplemen 3
2
hal ini juga dapat menyebabkan tekanan inflasi seiring adanya peningkatan pendapatan (lihat Suplemen 2). Selain itu, terdapat tekanan permintaan seiring dengan maraknya diskon akhir tahun, hari raya Natal, dan tahun baru.
Kondisi nasional yang dapat menyebabkan berubahnya tekanan inflasi antara lain berasal dari hasil pemilihan presiden yang belum final berikut masih adanya potensi dinamika politik. Kondisi internasional yang masih dipenuhi ketidakpastian dan masih sangat sensitif terhadap isu-isu juga dapat menyebabkan adanya potensi berubahnya tekanan inflasi secara signifikan.
Tabel 1. Proyeksi Inflasi 2009
Periode Proyeksi Sebelumnya
Proyeksi (revisi)
Triwulan I 9,88±1% -
Triwulan II 8,51±1% -