• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit Perencanaan Umum PBJ dan Audit PBJ oleh Pihak III oleh Emharri (Kelas A)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Audit Perencanaan Umum PBJ dan Audit PBJ oleh Pihak III oleh Emharri (Kelas A)"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Kapasitas API

di Lingkungan Kemenristekdikti dalam Melakukan APBJ

AUDIT PENGADAAN

BARANG DAN JASA

SWAKELOLA

1

Disampaikan oleh ;

Emharri Manda Nasution, SE, MM, CA.

(2)

1. Audit PBJ Swakelola

2. Titik Kritis PBJ/

Modus-modus Penyimpangan

PBJ

3. Konsepsi penulisan

temuan hasil audit.

4. Impilkasi Hukum

5. Kontroversi Keuangan

Negara dan Kerugian

Keuangan Negara

2

(3)

AUDIT PBJ SWAKELOLA

Sub Bahasan I

(4)

KONSEPSI PENGADAAN BARANG/JASA

SWAKELOLA

4

• Kegiatan PBJ di mana pekerjaannya

direncanakan, dikerjakan, dan/atau

diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai

penanggung jawab anggaran, instansi

pemerintah lain, dan/atau kelompok

masyarakat.

Definisi

• Pekerjaan tertentu yang telah diatur dalam

Perpres Nomor 70 tahun 2012 Pasal 26

ayat 2. Pekerjaan yang tidak memenuhi

kriteria pada pasal tersebut, tidak boleh

diadakan melalui swakelola.

(5)

TAHAPAN SWAKELOLA

• Terdapat 11 jenis kegiatan pengadaan barang/jasa yang dapat di-swakelola-kan Identifikasi barang/jasa yang dibutuhkan memenuhi

kriteria dapat diadakan melalui swakelola

• K/L/D/I penanggung jawab anggaran • Instansi lain yang

bukan penanggung jawab anggaran

• Kelompok masyarakat

Penetapan

pelaksana swakelola

• Perencanaan • Pelaksanaan • Pengawasan dan

evaluasi

(6)

Dapat Di-Swakelola-kan

(Perpres 70/2012 Pasal 26 ayat 2)

6

Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia

serta sesuai dengan tugas pokok K/L/D/I.

• Contoh : bimbingan teknis, workshop, dan lain-lain.

Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan

partisipasi langsung masyarakat setempat atau dikelola oleh

K/L/D/I.

• Contoh : perbaikan pintu irigasi/pintu pengendalian banjir, dan lain-lain.

Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau

pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa.

(7)

Dapat Di-Swakelola-kan

(Perpres 70/2012 Pasal 26 ayat 2)

7

Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar

• Contoh : pengangkutan/ pengerukan sampah pada instalasi pompa, penimbunan daerah rawa, dan lain-lain.

Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan.

• Contoh : pelatihan keahlian/keterampilan, kursus pengadaan barang/jasa pemerintah dan lain-lain.

Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.

(8)

Dapat Di-Swakelola-kan

(Perpres 70/2012 Pasal 26 ayat 2)

8

Pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium dan pengembangan sistem tertentu.

• Contoh : penyusunan/pengembangan peraturan perundang-undangan.

Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan.

• Contoh : pencetakan ijazah, pembangunan bangunan rahasia, dan lain-lain.

Pekerjaan industri kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri.

• Contoh : pembuatan film animasi, pembuatan permainan interaktif, dan lain-lain.

Penelitian dan pengembangan dalam negeri.

• Contoh : penelitian konstruksi tahan gempa.

Pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista dan industri almatsus dalam negeri.

(9)

Penyelenggaraan Swakelola

9

• Perencanaan

• Pelaksanaan

• Pengawasan dan Evaluasi

K/L/D/I penanggung jawab anggaran

• Perencanaan

• Pelaksanaan

• Pengawasan dan Evaluasi

Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola

• Perencanaan

• Pelaksanaan

• Pengawasan dan Evaluasi

(10)

PKA PENGADAAN BARANG/JASA

SWAKELOLA

10

PKA pengadaan barang/jasa swakelola diarahkan pada

aspek-aspek berikut:

Aspek ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan

yang berlaku

Aspek kewajaran harga

Aspek ketepatan kualitas

Aspek ketepatan kuantitas

Aspek ketepatan waktu

(11)

PKA Pengadaan Barang/Jasa

Swakelola – Modifikasi

11

1. Identifikasi apakah pekerjaan pengadaan barang/jasa telah memenuhi

ketentuan untuk dilaksanakan secara swakelola (terdapat 11 kriteria sesuai pasal 26 ayat (2) Perpres Nomor 70 Tahun 2012).

2. Identifikasi apakah pelaksanaan swakelola dengan menggunakan tenaga ahli perseorangan dari luar tidak melebihi 50% dari tenaga sendiri.

3. Identifikasi apakah pelaksanaan swakelola dilaksanakan oleh penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain atau kelompok masyarakat

pelaksana swakelola.

 Untuk pelaksanaan swakelola oleh penanggung jawab anggaran apakah telah memenuhi ketentuan Lampiran Perka LKPP Nomor 14 Tahun 2012 Bab VIII Butir B.

 Untuk pelaksanaan swakelola oleh instansi pemerintah lain apakah telah memenuhi ketentuan pada Lampiran Perka LKPP Nomor 14 Tahun 2012 Bab VIII Butir C dan naskah kerja sama atau Nota Kesepahaman

mengenai pelaksanaan pekerjaan Swakelola.

 Untuk pelaksanaan swakelola oleh kelompok masyarakat apakah telah memenuhi ketentuan pada Lampiran Perka LKPP Nomor 14 Tahun 2012 Bab VIII Butir D dan pedoman/petunjuk teknis yang ditetapkan oleh

instansi penanggung jawab anggaran.

(12)

PKA Pengadaan Barang/Jasa

Swakelola – Modifikasi

12

4. Identifikasi apakah pelaksanaan swakelola telah dilaporkan secara berkala oleh pelaksana lapangan/pelaksana swakelola kepada PPK. 5. Identifikasi apakah laporan kemajuan (realisasi fisik dan keuangan) telah

dilaporkan setiap bulan oleh PPK kepada Menteri/Kepala Lembaga/ Gubernur/Bupati/Walikota/Pejabat yang disamakan.

6. Identifikasi apakah setelah pelaksanaan pekerjaan Swakelola selesai

100% (sasaran akhir pekerjaan telah tercapai), Ketua Tim Pelaksana telah menyerahkan pekerjaan kepada PPK.

7. Identifikasi apakah PPK menyerahkan pekerjaan dan laporan pekerjaan selesai kepada PA/KPA melalui Berita Acara Serah Terima Hasil

Pekerjaan.

8. Untuk swakelola yang dilaksanakan instansi lain dan kelompok masyarakat, teliti apakah setelah dilakukan penyerahan pekerjaan, dilanjutkan dengan proses penyerahan aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(13)

PKA Pengadaan Barang/Jasa

Swakelola – Pelaksana Pokmas

13

1. Dapatkan proposal kegiatan yang dibuat kelompok masyarakat (Pokmas). Bandingkan kesesuaian proposal dengan ketentuan yang berlaku dan kebutuhan masyarakat (kebutuhan masyarakat bisa diketahui dari observasi dan wawancara kepada masyarakat).

2. Lakukan wawancara dengan perangkat pemerintahan setempat (lurah/camat) dan anggota Pokmas mengenai eksistensi Pokmas. Identifikasi keterlibatan/partisipasi masyarakat sesuai peran dalam keanggotaan Pokmas.

3. Lakukan pengamatan/wawancara/konfirmasi untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan pekerjaan dilakukan sendiri oleh Pokmas (tidak diborongkan kepada pihak III).

4. Lakukan inventarisasi/opname untuk menilai kualitas hasil pekerjaan, kesesuaian dengan item pekerjaan di proposal, dan kesesuaian

penyelesaian pekerjaan dengan laporan kemajuan.

5. Dapatkan rekening penampungan dana swakelola pada Pokmas.

Bandingkan tanggal penerimaan dana di buku rekening Pokmas dengan laporan pencairan dana dari penanggung jawab anggaran serta

(14)

TITIK KRITIS PBJ/

MODUS-MODUS PENYIMPANGAN PBJ

Sub Bahasan II:

(15)

Titik Kritis (Red Flag) dalam RUP

Identifikasi keinginan, bukan kebutuhan;

– Biasanya muncul karena ketidakpahaman prinsip perencanaan. – Juga disebabkan “titipan”.

Pemaketan pekerjaan;

– Tidak berdasarkan sifat pekerjaan – Memperbanyak pengadaan langsung

Cara pelaksanaan pengadaan;

– Swakelola vs. penyedia

Tidak menyusun dan mengumumkan RUP

Melaksanakan pengadaan sebelum semua pendukung dinyatakan

siap (ijin, pembebasan lahan, dana, dll)

Pembentukan organisasi pengadaan;

– PA/KPA merangkap PPK (bukan “bertindak sebagai”) – PPK tidak bersertifikat

(16)

Titik Kritis (Red Flag) dalam

Pengadaan Barang

aspek kewajaran

harga.

kesesuaian spesifikasi.

ketepatan kualitas. ketepatan

kuantitas. pemanfaatan

barang yang diperoleh.

(17)

Titik Kritis (Red Flag) dalam Pengadaan

Pekerjaan Konstruksi

ketidaktepatan penggunaan standar koefisien dalam penyusunan RAB; kemahalan harga terutama bahan dan pemakaian alat

yang digunakan;

perbedaan asumsi dalam penyusunan spesifikasi teknis maupun RAB dgn kondisi lapangan;

kekurangan volume pekerjaan;

kelebihan

perhitungan volume fisik yg ditagihkan

pembayarannya (kontrak harga

satuan);

spesifikasi/kualitas bahan tidak sesuai

dengan yang ditetapkan; keterlambatan penyelesaian pekerjaan; adanya pengalihan pekerjaan utama dari

(18)

Titik Kritis (Red Flag) dalam Pengadaan

Jasa Konsultansi

Tahap Persiapan ...

1) Penyusunan KAK tidak sesuai ketentuan:

• Persyaratan kualifikasi tenaga ahli tidak

memadai.

• Persyaratan kualifikasi tenaga ahli terlalu

tinggi.

• Ruang lingkup dan hasil pekerjaan tidak

jelas/tidak spesifik.

• Perhitungan kebutuhan tenaga ahli

(orang/bulan) tidak didukung analisis yang

(19)

Titik Kritis (Red Flag) dalam Pengadaan

Jasa Konsultansi

2) Penyusunan dokumen seleksi jasa konsultansi

• Persyaratan administrasi, teknis, dan biaya

yang dibuat dalam dokumen seleksi tidak

lengkap.

• Jenis dan draft kontrak tidak dibuat.

• Sistem pengadaan tidak dijelaskan dalam

dokumen seleksi.

(20)

Titik Kritis (Red Flag) dalam Pengadaan

Jasa Konsultansi

3) Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

• Penyusunan RAB untuk tenaga ahli dan non-tenaga ahli

terlalu tinggi/rendah karena tidak dilakukan survai pasar

dan tidak sesuai dengan kualifikasi tenaga ahli dan ruang

lingkup pekerjaan.

4) Pemilihan sistem pengadaan

• Kesalahan dalam menetapkan metode seleksi, metode

pemasukan dokumen, metode evaluasi, dan penentuan

jenis kontrak.

5) Penyusunan jadwal pemilihan dan pelaksanaan pekerjaan

• Jadwal seleksi terlalu pendek.

(21)

Titik Kritis (Red Flag) dalam Pengadaan

Jasa Konsultansi

Tahap Seleksi Konsultan

1) Proses kualifikasi yang tidak benar dan hasilnya tidak disampaikan

secara lengkap di dalam pengumuman.

2) Adanya post-bidding, yaitu menambah, mengganti, mengubah,

dan/atau mengurangi dokumen seleksi dan/atau dokumen

penawaran oleh ULP dan/atau peserta pengadaan setelah batas

akhir pemasukan penawaran.

3) Kriteria evaluasi tidak jelas dan cenderung subjektif (contoh dalam

menilai metodologi kerja).

4) Tahap negosiasi biaya, khususnya biaya tenaga ahli tidak

dilakukan sesuai ketentuan.

5) Tahap klarifikasi dan pembuktian kualifikasi:

a. terdapat rekayasa pengalaman kerja baik perusahaan ataupun

tenaga ahli;

(22)

Titik Kritis/Red Flag dalam Pengadaan

Barang/Jasa Swakelola - Umum

22

1. Pekerjaan yang dilaksanakan tidak memenuhi kriteria

sebagai pekerjaan yang dapat dilakukan secara swakelola

sesuai Perpres Nomor 70 Tahun 2012 pasal 26 ayat 2.

2. Pekerjaan sulit dikendalikan karena tidak dibuatnya jadwal

pelaksanaan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan;

3. Tenaga ahli perseorangan yang digunakan melebihi 50%

dari jumlah keseluruhan pegawai K/L/D/I yang terlibat dalam

kegiatan swakelola;

4. Pelaksana swakelola tidak membuat laporan harian, laporan

mingguan dan laporan bulanan sebagai bentuk

(23)

Titik Kritis/Red Flag dalam Pengadaan

Barang/Jasa Swakelola - Pokmas

23

1) Proposal tidak dibuat dengan cermat/sekadar

formalitas.

2) Eksistensi kelompok masyarakat diragukan.

3) Partisipasi masyarakat rendah.

4) Pekerjaan diborongkan ke pihak III.

5) Kualitas pekerjaan rendah.

6) Penyaluran dana tidak sesuai dengan prestasi

pekerjaan.

7) Laporan kemajuan pekerjaan tidak sesuai kondisi riil.

8) Pelaksanaan pekerjaan menyimpang dari

(24)

24

M ODU S T PK DALAM PEN GADAAN BARAN G/JASA

PERENCANAAN PBJ PEMBENTUKAN PANITIA/

PEJABAT PENGADAAN PENETAPAN METODE PBJ

(25)

25

M ODU S T PK DALAM PEN GADAAN BARAN G/JASA

PROSES PERENCANAAN

ANGGARAN

PEMANFAATAN INFO UTK PIHAK TERTENTU SUAP PIHAK TERTENTU

KE PEJABAT SATKER, SETJEN

KEGIATAN YG DIUSULKAN TIDAK SESUAI KEBUTUHAN SUAP DLM RANGKA BAHAS

ANGGARAN

FORMALITAS DOKUMEN UTK BAHAS ANGG, BACK

DATE

(26)

26

PERENCANAAN PBJ PEMBENTUKAN PANITIA/

PEJABAT PENGADAAN PENETAPAN METODE PBJ

PENYUSUNAN JADWAL PELAKSANAAN PENYUSUNAN HPS PENYUSUNAN DOKUMEN PBJ PERSIAPAN PENGADAAN B/J PEMERINTAH

M ODU S T PK DALAM PEN GADAAN BARAN G/JASA

PEMAKETAN PEKERJAAN UTK AKOMODIR KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU (PESANAN/JATAH) PENYUSUNAN SPESIFIKASI BARANG/JASA MENGARAH

PADA MEREK TERTENTU SESUAI PESANAN/KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU PENYUSUNAN KRITERIA EVALUASI UTK AKOMODIR

KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU

PENGANGKATAN PANITIA/PEJABAT PENGADAAN YANG DAPAT DIAJAK BEKERJASAMA (KOLUSI)

ATAU TIDAK BERKUALIFIKASI (FORMALITAS) GUNAKAN METODE PEMILIHAN/PENUNJUKAN LANGSUNG DGN ALASAN YANG TIDAK TEPAT ATAU LELANG DENGAN SKENARIO TERTENTU (FORMALITAS)

JADWAL PENGADAAN FORMALITAS ATAU DISUSUN DGN SKENARIO UTK KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU

HPS DISUSUN TIDAK SESUAI KETENTUAN (SURVEY) BAHKAN BERSUMBER/TITIPAN PIHAK TERTENTU DGN

INDIKASI SUDAH DI MARK-UP

(27)

27 PELAKSANAAN PB/J PEMBORONGAN /JAS ALAINNYA PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTASI PENYUSUNAN KONTRAK PELAKSANAAN KONTRAK PROSES PENGADAAN B/J PEMERINTAH

M ODU S T PK DALAM PEN GADAAN BARAN G/JASA

PENGUMUMAN PENGADAAN TIDAK TRANSPARAN, TERBATAS, FIKTIF, DLL

AANWIJZING FORMALITAS, TIDAK TRANSPARAN, AKOMODIR KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU SKENARIO DALAM PROSES PENDAFTARAN CALON PENYEDIA B/J & PENERIMAAN DOKUMEN PENAWARAN

PROSES EVALUASI TIDAK TRANSPARAN, POST BIDDING, STANDAR GANDA, FORMALITAS, DLL

SKENARIO DALAM PROSES SANGGAH, FORMALITAS, PENYELESAIAN SANGGAH TIDAK SESUAI KETENTUAN

PROSES PENYUSUNAN KONTRAK FORMALITAS, BAHKAN DISERAHKAN KEPADA CALON PEMENANG

PROSES TTD KONTRAK FORMALITAS, BACK DATE PERUBAHAN KONTRAK TANPA ADENDUM, ADENDUM

KONTRAK FORMALITAS

INTERVENSI DALAM PENETAPAN CALON PEMENANG / PENYEDIA B/J, PROSES PENGUMUMAN PEMENANG

(28)

28

M ODU S T PK DALAM PEN GADAAN BARAN G/JASA

PROSES SERAH TERIMA

&

PEMBAYARAN

PROSES PEMERIKSAAN B/J FORMALITAS, FIKTIF, DLL DOKUMEN PEMERIKSAAN B/J FORMALITAS, FIKTIF,

BACKDATE, DLL

SUAP KEPADA PANITIA PENERIMA

DOKUMEN & PERSYARATAN PENCAIRAN ANGGARAN FORMALITAS, FIKTIF, BACKDATE, DLL

SUAP KEPADA PETUGAS PELAKSANA PEMBAYARAN PEMERASAN, PUNGLI, DANA TAKTIS, DLL DALAM

PROSES PEMBAYARAN PEKERJAAN

ALIRAN DANA KEPADA PEJABAT/PANITIA (KICKBACK, GRATIFIKASI,)

(29)

KONSEPSI PENULISAN

TEMUAN HASIL AUDIT

(30)

Kerangka Konseptual

Pelaksanaan Audit PBJ

Sasaran

Audit PKA

Prosedur Audit

Teknik Audit

Bukti

Audit KKA Strategi utk mencapai SA Memilih sesuai analisis (SWOT dan MR)

Harus Logis Mendapatkan sesuai Rekocuna Mendoku- mentasikan keg audit Bukti dianalisis

TK  Proses Bisnis MR Sisa Risiko PI  Pengendalian Kunci

(31)

Tahapan Penyusunan PKA

Perumusan Sasaran Audit

Mengidentifikasi bukti –bukti yang

dibutuhkan (rekocuna) utk mendukung

masalah yg akan diungkapkan

Memilih teknik audit yang tepat

Menyusun kalimat yang akan dituangkan

dalam PKA

(32)

Bukti audit yg diperoleh pengujian

(33)

UNSUR

-

UNSUR

temUaN

haSil aUdit

• KONDISI

Fakta

• KRITERIA

Hal yg harus dipedomani

• SEBAB

Pelaku yg mendorong Kondisi

kriteria

• AKIBAT / DAMPAK

Pengaruh thd tujuan,

organisasi, atau sth.

• REKOMENDASI

Menghilangkan penyebab

dan meminimalkan akibat

(34)

PENGERTIAN AUDIT

Audit adalah proses kegiatan yang bertujuan

untuk

meyakinkan

tingkat kesesuaian antara

suatu

kondisi

yang menyangkut kegiatan dari

suatu entitas

dgn kriterianya

, dilakukan oleh

auditor yg kompeten dan independen dgn

mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti

pendukungnya secara sistematis, analitis, kritis,

dan selektif, guna memberikan pendapat atau

(35)

TIPS...

• THA ; Kondisi

Kriteria

• Kondisi – Kriteria = Akibat

akibat = temuan

• Kondisi – Kriteria = Penyebab

• Akibat = Penyebab

• Rekomendasi – Penyebab = 0 (menghilangkan

penyebab)

• Rekomendasi > Akibat

• Rekomendasi – Akibat > 0 (meminimalkan

akibat)

menghilangkan output dan

(36)

Contoh 1...

• Hasil audit kinerja atas pengadaaan 20 unit

mesin genset yang dilaksanakan oleh CV. ABC

dengan nilai kontrak Rp. 330.000.000,-, auditor

menyimpulkan bahwa pengadaan yang

(37)

Terdapat Kerugian Negara Sebesar Rp 44.000.000 Atas

Pengadaan 20 Unit Genset Oleh CV. ABC .

KONDISI

Dari hasil verifikasi bukti pembayaran no .... tanggal .... dan berita acara serah terima barang dari CV ABC tgl ...., diperoleh data bahwa telah direalisasikan pembayaran senilai Rp 330.000.000 atas pengadaan 20 unit mesin genset.

KRITERIA

• Perka LKPP no 14 thn 2012 ttg Juknis Perpres 70 thn 2012, mengatur bahwa HPS adalah alat untuk menilai kewajaran penawaran harga termasuk

rinciannya dan sebagai dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah

• Berdasarkan konfirmasi harga pada 3 toko penyedia mesin genset diperoleh rata-rata harga wajar untuk 20 unit mesin genset adalah Rp 286.000.000

SEBAB

(38)

Terdapat Kerugian Negara Sebesar Rp 44.000.000 Atas

Pengadaan 20 Unit Genset Oleh CV. ABC .

AKIBAT/DAMPAK

HPS tidak dapat dijadikan acuan untuk menilai kewajaran harga penawaran yang masuk sehingga berdampak terjadinya kelebihan pembayaran kepada CV. ABC yang dapat merugikan negara sebesar Rp. 44.000.000,-

REKOMENDASI

• Kepala Satker agar memberikan sanksi kepada PPK sesuai PP .... atas kelalaian dalam melaksanakan prosedur penyusunan dan menetapkan HPS.

(39)

Contoh 2 ...

• Hasil audit kinerja atas pengadaaan 20 unit

komputer yang dilaksanakan oleh CV. XYZ

dengan nilai kontrak Rp. 330.000.000,-, auditor

menyimpulkan bahwa pengadaan yang

dilakukan oleh CV. XYZ terdapat pekerjaan

yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang

setara dengan nilai Rp 22.000.000,-. Yaitu di

kontrak mencantumkan spek diantaranya adalah

RAM 4 GB, dan operating system 64 bit, namun

yang direalisasikan RAM 2 GB dan operating

(40)

Terdapat Pengadaan 20 Unit

Komputer Oleh CV. XYZ

Tidak Sesuai Spek Yang

Merugian Negara sebesar Rp

22.000.000

KONDISI

Dari hasil inventarisasi fisik atas pengadaan komputer yang

dilaksanakan oleh CV. XYZ, diketahui bahwa spesifikasi

teknis dari 20 unit komputer tersebut adalah RAM 2 GB

dan operating system 32 bit dengan harga wajar adalah Rp

308.000.000

KRITERIA

Berdasarkan Kontrak Pengadaan Komputer Nomor

(41)

Terdapat Pengadaan 20 Unit

Komputer Oleh CV. XYZ

Tidak Sesuai Spek Yang

Merugian Negara sebesar Rp

22.000.000

SEBAB

• Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) tidak teliti dalam

melakukan pemeriksaan spesifikasi komputer.

• PPK tidak melakukan penilaian ulang atas hasil pekerjaan.

AKIBAT

Komputer tidak dapat digunakan secara optimal yang dapat merugikan

negara sekurang-kurangnya sebesar Rp. 22.000.000, dan maksimal

Rp 330.000.000,-

REKOMENDASI

• Kepala Satker agar memberikan sanksi kepada PPK dan PPHP

sesuai PP ... kepada PPHP atas ketidaktelitian dalam melaksanakan

pemerikasaan hasil pekerjaan.

(42)

Contoh 3 ...

• Hasil audit kinerja atas pengadaaan 20 unit

Hasil audit kinerja atas pembangunan gedung

asrama 3 lantai yang dilaksanakan oleh PT.

ABC dengan nilai kontrak Rp. 4.400.000.000,-,

auditor menyimpulkan bahwa pembangunan

yang dilakukan oleh PT. ABC dengan unit price

tersebut, terjadi kekurangan pekerjaan

(43)

Terdapat Kekurangan Pekerjaan Seluas 100m2 Atas

Pemasangan Keramik Lantai Gedung Asrama Oleh PT

ABC Yang Merugian Negara Sebesar Rp 25.000.000.

KONDISI

Dari hasil inventarisasi fisik atas pembangunan gedung

asrama 3 lantai yang dilakukan oleh PT. ABC dengan nilai

kontrak Rp 4 M, diketahui bahwa untuk pemasangan

keramik lantai yang terealisasi adalah seluas 1.250m2

yang setara dengan nilai Rp 312.500.000

KRITERIA

Berdasarkan Kontrak Pembangunan gedung asrama

Nomor 123/IX/20xx , total pemasanagn keramik lantai

(44)

Terdapat Kekurangan Pekerjaan Seluas 100m2 Atas

Pemasangan Keramik Lantai Gedung Asrama Oleh PT

ABC Yang Merugian Negara Sebesar Rp 25.000.000.

SEBAB

• Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) tidak teliti dalam

melakukan pengukuran luas pemasangan keramik lantai.

• PPK tidak melakukan penilaian ulang atas hasil pekerjaan.

AKIBAT/DAMPAK

Terdapat kekurangan pekerjaan keramik lantai seluas 100m2 yang

merugiakan negara setara dengan nilai Rp. 25.000.000,

REKOMENDASI

• Kepala Satker agar memberikan sanksi kepada PPK dan PPHP

sesuai PP ... kepada PPHP atas ketidaktelitian dalam melaksanakan

pemerikasaan hasil pekerjaan.

(45)

IMPLIKASI HUKUM

(46)

Permasalahan PBJ dan Dampak Hukum

• Kontrak diputus ? • Blacklist

• Kualitas rendah • Akuntabilitas tdk ada • Proses

Pemilihan • Penetapan Penyedian

Hasil Uji B/J

Neraca B/J Kontrak Dok PBJ HPS RUP PA/KPA 20xx-1 PA/KPA 20xx-1 20xx ULP/PP 20xx-1 20xx PPK/KPA 20xx PPHP 20xx PA/KPA Perencanaan

PBJ Pemilihan Penyedia PBJ Pelaksanaan Kontrak PBJ

Pemanfaatan PBJ

HAN (PTUN) HUKUM PERDATA

(47)

Tindakan yang Dikenakan Sanksi

Tindakan

Sanksi

Dasar

Pelanggaran dan/atau

kecurangan dalam proses

Pengadaan Barang/Jasa

Sanksi Administrasi

Penuntutan ganti

rugi’Pelapran secara

Pidana

Pasal 118.7

Pasal 123

(48)

Tindakan yang Dikenakan Sanksi

Tindakan

Sanksi

Dasar

Mengundurkan diri setelah batas akhir pemasukan penawaran atau mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan tidak dapat

dipertanggungjawabkan

dan/atau tidak dapat diterima oleh Kelompok Kerja

ULP/Pejabat Pengadaan

• Jaminan penawaran dicairkan

• Pengenaan daftar hitam

Pasal 85.4

Penyedia B/J mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan kontrak, dengan melakukan subkonrak kepada pihak lain, kecuali sebagian kepada Penyedia B/J Spesialis.

• Denda sesuai ketentuan dalam kontrak

Pasal 87

(49)

Tindakan yang Dikenakan Sanksi

Tindakan

Sanksi

Dasar

Penyedia B/J melakukan ketidaksesuaian dalam

penggunaan B/J produksi dalam negeri (pemeriksaan dilakukan oleh APIP)

• Sanksi Administrasi • Pencantuman daftar

hitam

• Penuntutan secara perdata.

• Sanksi finansial.

Pasal 99 Pasal 118 Pasal 119

Konsulltan Perencana yang

tidak cermat dan mengakibatkan kerugian negara, dikenakan

sanksi berupa keharusan

menyusun kembali perencanaan dengan beban biaya dari

konsultan yang bersangkutan, dan.atau tuntutan ganti rugi.

• Keharusan menyusun kembali perencanaan dengan beban biaya dari konsultan ybs.

Pasal 121.

(50)

Tindakan yang Dikenakan Sanksi

Tindakan

Sanksi

Dasar

Membuat dan/atau

menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tdak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan B/J yang

ditentukan dalam dokumen pengadaan.

• Pembatalan sebagai calon pemenang.

• Pencairan jaminan pelaksanaan.

• Pencantuman daftar hitam. • Penuntutan secara perdata. • Pelaporan secara pidan

kepada pihak yang berwenang.

Pasal 118

(51)

Tindakan yang Dikenakan Sanksi

Tindakan

Sanksi

Dasar

Melakukan persekongkolan dengan Penyedia B/J lain untuk mengaur Harga

enawaran di luar prosedur pelaksanaan pengadaan B/J, sehingga mengurangi/

menghambat/memperkecil dan/atau meniadakan

persaingan yang sehat

dan/atau merugikan oran lain.

• Sanksi administrasi.

• Pencantuman daftar hitam. • Penuntutan secara perdata. • Pelaporan secara pidan

kepada pihak yang berwenang.

Pasal 118.

(52)

Tindakan yang Dikenakan Sanksi

Tindakan

Sanksi

Dasar

Berusaha mempengaruhi Kelompok Kerja

ULP/PP/Pihak Lain yang

berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsun maupun tidak langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan

ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam

Dokumen Pengadaan/

Kontrak, dan/atau ketentuan peraturan

perundang-undangan.

• Sanksi administrasi.

• Pencantuman daftar hitam. • Penuntutan secara perdata. • Pelaporan secara pidan

kepada pihak yang berwenang.

Pasal 118.

(53)

Tindakan yang Dikenakan Sanksi

Tindakan

Sanksi

Dasar

Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak secara bertanggung jawab.

• Pencairan jaminan pelaksanaan.

• Pengembaian uang muka (bila ada)

• Pengenaan denda (bila ada).

• Pengenaan daftar hitam.

Pasal 118. Pasal 93.2

(54)

KONTROVERSI KEUANGAN NEGARA

DAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

(55)

MULTI PERSEPSI TERHADAP

KEUANGAN NEGARA

Batasan Kualifikasi

Kerugian Keuangan Negara

Masalah dalam Pembuktian

Kerugian Keuangan

Negara

(56)

Keuangan Negara

UU 31/1999

• Keuangan negara yang dimaksud adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, .

UU 17/2003

• Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan

(57)

Kerugian Keuangan Negara/Kerugian Negara

UU TPK & UU Keu Neg

Kerugian Keuangan Negara atau Kerugian Negara tidak

didefinisikan

UU 1/2004

Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat

(58)

Kerugian Keuangan Negara

(59)

KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

Kerugian negara yang terjadi bersifat pasti

artinya kerugian keuangan negara

benar-benar telah terjadi, misalnya sejumlah dana

yang hilang dari kas, pembayaran telah

dilaksanakan melebihi jumlah yang

(60)

Tahapan

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

Kasus

Posisi

Mengidentifikasi Penyimpangan

Fakta

Mengidentifikasi Transaksi

Method

Mengidentifikasi, Mengumpulkan, Verifikasi, dan

Evaluasi Bukti

Simpula n

(61)

Metode penghitungan

TOTAL LOSS

NET LOSS

Memperhatikan

(62)

Ragam pola penghitungan kerugian

keuangan negara_

Total Loss

Total pengeluaran

Total aset yg hilang

Total Pengeluaran

+ Biaya Tambahan

Total Penerimaan

Tidak Disetor

(63)

Ragam pola penghitungan kerugian

keuangan negara_

Net Loss

Pengeluaran

– Harga Wajar

Realisasi –

Harga Wajar

Pengeluaran

– Real Cost

Harga wajar –

Penerimaan

Tarif –

Penerimaan

Pengeluaran

(64)
(65)

Referensi

Dokumen terkait

Daud Mohammad, 1998, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada.. Bushar Muhammad, 1998, Azas-Azas Hukum Adat, Jakarta: Raja Grafindo

Menunjukkan perilaku jujur,  disiplin, bertanggung jawab,  peduli (gotong royong, kerjasama,  toleran, damai), santun, responsif,

The complete list of the issued Indonesian ISIN codes is usable in the ISIN codes section of the same website.. We thank you for your kind attention to

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JNDERAL SOEDIRMAN. FAKULTAS BIOLOGI

Oleh karena itu, sesuai Pasal 45 ayat (1) Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, barang milik daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugas

Meskipun tidak melalui prosedur yang ditetapkan dalam bagan, namun Dinas Kesejahteraan Sosial tetap andil dalam proses pelaksanaan adopsi tersebut, sehingga Pada kasus kedua

Mahasiswa diperkenalkan pada beberapa teaching materials mulai dari Arti dan Istilah, Ruang lingkup Hukum Kontrak Internasional, Hukum Kontrak sebagai suatu disiplin Ilmu

Di antaranya adalah adanya Majelis Permusyawaratan Rakyat yang merupakan ciri khas dari kearifan lokal Indonesia, Mahkamah Konstitusi yang juga berwenang mengadili sengketa