EVALUASI POTENSI PANAS BUMI DAERAH DANAU RANAU WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT - PROVINSI BANTEN DAN KABUPATEN OKU SELATAN – PROVINSI SUMATERA SELATAN
Oleh :
Sri Widodo, Bangbang Sulaeman, Asep Sugianto, M. Nurhadi
Pusat Sumber Daya Geologi - Badan Geologi
SARI
Prospek panas bumi Danau Ranau secara geografis berada pada koordinat 380000 – 392000
mE dan 9462000 - 9449200 mN (zona 48S UTM) dan secara administratif termasuk ke dalam
dua wilayah propinsi, yaitu Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan. Keberadaan prospek
panas bumi di daerah Danau Ranau ini dicirikan dengan adanya manifestasi permukaan yang
berupa mata air panas di beberapa lokasi (Lombok, Talang Kedu, Kota Batu Kerincing, dan Wai
Wangi) serta batuan ubahan tipe argilik pada batuan lava andesit tua.
Gunung Seminung yang bersusunan andesit vulkanik (lava dan piroklastik) berumur Kuarter
diduga menjadi sumber panas dari sistem panas bumi Danau Ranau. Kenaikan panas dari
sumber panas ke permukaan diduga dikontrol oleh beberapa sesar utama yaitu sesar normal
Talang Kedu, Kotabatu dan Wai Uluhan yang berarah timurlaut-tenggara, serta sesar Lombok
yang berarah relatif Utara – Selatan.
Zona reservoir panas bumi diduga berada pada kedalaman lebih besar dari 1000 m (top
reservoir), ditutupi oleh batuan penudung yang bertahanan jenis rendah <25 Ohm-m (claycap)
pada kedalaman 200 – 800 m dengan ketebalan antara 500 – 1500 m. Luas zona ini di daerah
panas bumi Danau Ranau dengan mengacu pada hasil kompilasi geosains adalah sekitar 24
km2.
Sifat fluida bawah permukaan didominasi bikarbonat yang telah terkontaminasi oleh air meteorik
(analisis isotop), dengan suhu mencapai 199 °C. Perkecualian terjadi pada mata air Lombok-4
yang bertipe bikarbonat-sulfat.
Potensi energi terduga di daerah ini dapat mencapai 110 MWe, sehingga sangat mungkin untuk
PENDAHULUAN
Provinsi Lampung sebagai salah satu
provinsi di pulau Sumatera merupakan
wilayah yang cukup besar. Kekurangan
pasokan listrik yang terjadi akhir-akhir ini
melanda hampir seluruh wilayah Indonesia
termasuk di provinsi ini. Hal tersebut
menjadi masalah yang cukup serius,
sehingga bisa menimbulkan terhambatnya
kemajuan baik di bidang indusri,
pertambangan, dan peternakan. Dalam
mengatasi masalah ini Pemeritah telah
menggalakkan program energi alternatif
sebagai penopang dan pengganti energi
fosil untuk pembangkitan listrik. Bahkan
pada tahun 2014 diharapkan dapat
menghasilkan energi pembangkit listrik
sebesar 10,000 MW, yang berasal dari
energi alternatif terutama panas bumi.
Berbagai upaya telah mlai dilakukan untuk
mempercepat realisasi program pengadaan
energi pembangkit dari panas bumi antara
lain dengan melaksanakan survei
pendahuluan dan pelelangan Wilayah Kerja
Pertambangan (WKP) panas bumi serta
pembenahan regulasi pengelolaan panas
bumi.
Dalam rangka mempercepat program
pengembangan panas bumi, Badan
Geologi mempunyai tugas untuk
mempersiapkan data-data teknis dan
geosains dari seluruh prospek panas bumi
di Indonesia yang telah dilakukan survei
pendahuluan, sebagai bahan-bahan
pertimbangan dalam menentukan WKP
panas bumi. Salah satu realisasi dari tugas
tersebut adalah mengevaluasi semua hasil
survei, termasuk di antaranya daerah
panas bumi Gunung Endut ini.
Lokasi prospek panas bumi Danau Ranau,
terletak di daerah kaki Gunungapi
Seminung dan di pinggir Danau Ranau
yang secara geografis berada pada zona
48 S UTM dengan koordinat 380000 mE –
392000 mE dan 9462000 mN - 9449200
mN atau koordinat geografis pada
103°55’07” BT; 4°51’59” LS sampai
104°01’37” BT; 4°58’42” LS dengan luas
area daratan sekitar 127 km2. Daerah ini secara administratif termasuk ke dalam
wilayah dua provinsi, yaitu Provinsi
Lampung dan Sumatera Selatan, 60%
daerah penyelidikan berada di Kecamatan
Sukau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi
Lampung dan 40% lainnya termasuk dalam
Kecamatan Banding Agung, Kabupaten
Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan,
Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi prospek
panas bumi ini berada sekitar 32 km dari
kota Liwa yang dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan umum sekitar
dua jam perjalanan (Gambar 1).
MANIFESTASI PANAS BUMI
Manifestasi panasbumi di daerah panas
bumi Danau Ranau terdiri dari delapan
mata airpanas dan dua batuan ubahan.
Mata air panas tersebut seluruhnya berada
di pinggir danau yaitu Lombok (sejumlah 4
m.a.p.), Talang Kedu, Kota Batu (2 m.a.p.),
Kerincing, dan Wai Wangi. Batuan ubahan
di lokasi ini merupakan fosil ubahan yang
berada pada batuan lava andesit tua (Tabel
Ubahan hidrotermal Jagaraga dan Sulung
(tebal ± 1m) terjadi pada lava berkomposisi andesitik dan tufa dengan menghasilkan
mineral haloysit, illit, montmorilonit,
paragonit, jarosit yang diperkirakan
terbentuk pada suhu < 340°C dan termasuk zona ubahan hidrotermal bertipe argilik.
Perhitungan heat loss adalah 130.688
W/m2 atau 0.13 KW.
REVIEW GEOLOGI
Daerah panas bumi Danau Ranau secara
regional termasuk ke dalam jalur
pegunungan bukit barisan lajur busur
magma. Batuan tertua di daerah berupa
batuan vulkanik Formasi Hulusimpang
(Tomh) yang berumur Tersier dengan jenis
lava andesit dan basal, breksi gunungapi
dan tufa yang bersisipan batupasir.
Sebagian batuan dari formasi ini telah
terubah, dengan terkloritkan dan
terpropilitkan, dan termineralisasi sulfida
dan emas. Formasi Ranau (QTr) yang
diendapkan di lingkungan daratan dari
vulkanik sub-aerial dan menindih tidak
selaras satuan dibawahnya, tersusun oleh
tufa riolitik, tufa, tufa terlaskan dan
batulempung. Endapan vulkanik Kuarter
lainnya adalah tufa dan breksi gunungapi
(Qhv) dengan komposisi breksi lahar, lava
dan tufa bersusunan andesit – basalt dan
orentasi umum kelurusan adalah N142°E,
hampir searah dengan sistem struktur
regional P. Sumatera yang mempunyai
arah gerakan menganan (dextral).
Secara keseluruhan morfologi daerah
Danau Ranau terdiri dari pedataran hingga
pegunungan dengan ciri dan karakter
batuan yang berbeda. Batuan vulkanik
mendominasi daerah penyelidikan
membentuk relief yang kasar dan curam
(±60%). Geomorfologi daerah ini dibedakan menjadi 3 satuan yaitu 1) satuan morfologi
vulkanik tua, 2) satuan morfologi vulkanik
muda dan 3) pedataran aluvial.
Jenis litologi dan susunan stratigrafi batuan
secara umum didominasi batuan vulkanik
yang merupakan hasil dari produk vulkanik
tua yang berumur Tersier G. Kukusan dan
produk Danau Ranau yang ditindih secara
tidak selaras oleh batuan vulkanik dari
produk G. Seminung yang berumur Kuarter
(Gambar 2).
Proses pembentukan satuan batuan di
daerah ini berawal pada waktu Tersier yang
membentuk batuan vulkanik berupa lava
andesit dan tufa dengan urat-urat kuarsa,
kalsit dan magnetit yang mengisi
rongga-rongga rekahan dan telah terubah
terpropilitkan. Produk selanjutnya adalah
aliran piroklastik yang tersebar di bagian
tengah penyelidikan. Satuan ini menindih
secara tidak selaras batuan lava tua.
Selanjutnya terbentuk lava, breksi dan lahar
produk G. Kukusan yang berada di sebelah
barat. Satuan ini menindih secara tidak
selaras satuan lava tua dan memiliki
ketebalan sekitar 20-50 cm. Umur satuan
ini diperkirakan terbentuk pada masa
Pliosen/Kuarter Akhir.
Terbentuknya Gunung Seminung berkaitan
dengan aktivitas sesar Semangko yang
Seminung berupa lava andesit dengan
tebal ± 5-7 m berumur Kuarter, disusul
aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik
Seminung. Tahapan selanjutnya berupa
erupsi lava Seminung 2 dengan komposisi
andesit – basaltis, tersebar di bagian
tengah melidah sampai ke desa Lombok,
Wai banding dan Kotabatu. Menyusul
kemudian Lava Seminung 3 dengan
komposisi auto breksi yang menyebar di
bagian puncak Gunung Seminung dan
terakhir terbentuk longsoran dari lava
Seminung di daerah Talang Jungkung serta
aluvium di daerah Kotabatu. Gunung
Seminung inilah yang diduga menjadi
sumber panas dari sistem panas bumi
Danau Ranau.
Struktur utama pada prospek Danau Ranau
ini adalah Sesar normal Talang Kedu,
Kotabatu dan Wai Uluhan yang berarah
timurlaut-tenggara, selain itu ada sesar
Lombok yang berarah relatif Utara –
Selatan. Berdasarkan genesanya, sesar
Wai Uluhan merupakan komponen minor
dari sistem sesar Sumatera, sedangkan
sesar Talang Kedu dan Kotabatu
merupakan sesar-sesar reaktifasi
(re-juvenasi) dari pola lama yang
mendeformasi batuan di bawah satuan
batuan produk gunung api Seminung.
Manifestasi panas bumi di prospek ini
berkaitan erat terbentuknya ketiga sesar
utama di atas dan sesar Lombok yang
berarah utara – selatan.
REVIEW GEOKIMIA
Mata air panas Lombok-1, Lombok-2,
Lombok-3, Kota Batu-1, Kota Batu-2,
Kerincing, Wai Wangi dan Cukuh termasuk
ke dalam tipe air bikarbonat (Gambar 3).
Semua mata air panas di daerah Danau
Ranau ini termasuk pada zona immature
waters. Diagram segitiga Na-K-Mg,
menggambarkan adanya pengaruh air
permukaan atau air meteorik cukup
dominan (Gambar 4), sedangkan diagram
CL-Li-B memberikan informasi bahwa
semua mata air panas di daerah Danau
Ranau berada di lingkungan batuan
vulkanik (Gambar 5).
Fluida di dalam reservoir bertemperatur
sekitar 158 - 199 °C (berdasarkan analisis geotermometri) dan termasuk ke dalam
intermediate enthalphy; kemungkinan
didominasi oleh air panas (water
dominated?).
Hasil analisis 18O dan Deuterium dengan isotop menunjukkan kecenderungan
mendekati garis air meteorik (Meteoric
Water Line) yang menggambarkan
dominasi pengaruh air permukaan atau
meteorik terhadap mata air panas yang
muncul di daerah Danau Ranau dan
sekitarnya (Gambar 6).
Kelompok nilai kandungan Hg yang
melebihi nilai batas ambang berada di
sekitar desa Lombok, Talang Gedung dan
Talang Wai Wangi serta di sekitar mata air
panas Kotabatu. Peta kontur sebaran CO2
dalam udara tanah menunjukkan adanya
kelompok konsentrasi CO2 diatas harga
Kedu, Talang Gedung, Talang Wai Wangi,
dan sekitar mata air panas Kota Batu.
Kontras nilai Hg dan CO2 ini berkaitan
dengan munculnya manifestasi (Gambar 9).
REVIEW GEOFISIKA
Berdasarkan analisis peta anomali sisa
gaya berat didapat bahwa pemunculan
mata air panas yang berada di sekitar mata
air panas Lombok dan Talang Kedu
dikontrol oleh struktur patahan yang berada
disebelah barat dengan arah baratdaya –
timurlaut. Mata air panas Cukuh dan Wai
Wangi yang berada di bagian utara
dikontrol oleh struktur yang berarah
baratdaya – timurlaut sedangkan mata air
panas Kota Batu dikontrol oleh struktur
yang mempunyai arah baratlaut – tenggara
(Gambar 7).
Batuan di daerah panas bumi Danau
Ranau diduga mengalami alterasi
diperkirakan berperan sebagai batuan
penudung (clay cap). Dari hasil
penyelidikan geofisika (termasuk survei
MT), batuan penudung ini diperkirakan
berada pada kedalaman antara 200 – 800
meter dengan ketebalan antara 500 – 1500
meter. Zona reservoir diperkirakan berada
pada batuan yang berada di bawah batuan
penudung dengan kedalaman diatas 1000
meter (Gambar 8).
Zona prospek panas bumi di daerah ini
mencapai luas sekitar 24 km2 (hasil kompilasi geosains) yang tersebar di
bagian utara dan bagian barat G. Seminung
(Gambar 8). Sumber panas diduga berasal
dari sisa magma pembentuk batuan
vulkanik Seminung, kerucut Gunung
Seminung merupakan kerucut termuda
yang berada di daerah penelitian (Gambar
10).
Estimasi Potensi Energi Panas Bumi
Dengan luas daerah prospek panas bumi
Danau Ranau sebesar 24 km2, temperatur bawah permukaan 200oC, dan temperatur cut-off yang digunakan 180oC, potensi energi panas bumi di Danau Ranau dapat
dihitung dan menghasilkan potensi sekitar
110 MWe (Tim Survei Magnetotelurik,
2009).
Hidrologi
Berdasarkan curah hujan dari Lembaga
Meteorologi dan Geofisika curah hujan di
Lampung Barat berkisar antara 2.500-3.000
milimeter setahun. Pasokan air tanah
tersebar di zona resapan yang berada di
sekitar puncak G. Seminung dan perbukitan
yang berada di bagian timur daerah
prospek panas bumi yang mencapai luas
60% dari luas daerah penyelidikan.
Kebencanaan Geologi
Bahaya yang mungkin terjadi dalam
pengembangan panas bumi adalah gempa
bumi yang berkaitan dengan jalur tektonik
sepanjang laut Hindia sebelah barat
Sumatera dan sesar besar Sumatera.
Beberapa kejadian gempa bumi yang
terjadi pada tahun 2007 s.d 2009 dengan
pusat gempa antara lain-lain di sebelah
barat Bengkulu, sebelah barat Padang, dan
Jambi. Disamping gempa bumi daerah ini
mempengaruhi struktur tanah yang
mengakibatkan sering terjadi longsoran.
Bahaya lain yang berpotensi mengganggu
pemanfaatan energi panas bumi sebagai
energi listrik adalah aktivitas gunungapi
Krakatau, yang apabila terjadi letusan
besar maka akan mencapai daerah ini.
DISKUSI
Daerah penyelidikan didominasi dengan
bentuk morfologi relief yang kasar dan
curam hingga mencapai ±60%. Medan seperti ini sangat baik untuk memasok air,
karena morfologi tersebut akan menjadi
zona resapan air (recharge area) yang
efektif. Tetapi untuk pengembangan kurang
menguntungkan karena akan susah
mendapatkan lokasi yang ideal untuk
pengeboran dan membuat infrastruktur di
wilayah pengembangan panas bumi.
Area prospek yang sangat potensial berada
di sebelah utara dan barat laut G.
Seminung, seperti ditunjukkan dalam
penampang gabungan Magnetotelurik
(Gambar 8 dan 9) dengan kedalaman
lapisan penudung berkisar antara 200 –
800 meter dan ketebalan antara 500 – 1500
m. Zona reservoir yang terisi oleh fluida
bikarbonat dan di sebagian tempat
mengandung sulfat, kemungkinan
didominasi oleh air panas (water dominated
system), tapi tidak menutup peluang
adanya uap air (steam) pada posisi yang
lebih dalam.
Pasokan air ke dalam tanah yang cukup
besar berdasarkan data curah hujan
2.500-3.000 milimeter setahun, memungkinkan
pasokan air dalam reservoir stabil, dengan
catatan bahwa zona resapan air
(perbukitan, hutan) terjaga dengan baik.
Peluang pengembangan dan pemanfaatan
sumber daya panas bumi daerah Danau
Ranau selain untuk listrik, dapat juga
dimanfaatkan untuk pemanfaatan langsung
seperti pemanas ruangan, pengeringan
hasil pertanian (sayuran, buah-buahan, asil
hutan), pengobatan (spa) dan wisata panas
bumi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan panas bumi di
prospek Danau Ranau ini antara lain
kemungkinan bahaya gempa bumi, aktivitas
gunung Krakatau, dan longsor. Selain itu
juga hal-hal yang berkaitan dengan status
lahan, pembebasan lahan, sosial dan
budaya setempat, yang apabila tidak
ditangani secara serius dapat berpeluang
menjadi hambatan dalam pengembangan.
Aksesibilitas dan infrastruktur
keterjangkauan lokasi prospek panas bumi
di wilayah prospek Danau Ranau adalah
200 km dari pelabuhan Bakauheni dengan
jalan beraspal menggunakan roda empat.
Sesuatu yang perlu mendapat perhatian
dari para pengembang atau PEMDA adalah
bahwa akses jalan menuju zona prospek
(sebelah utara G. Seminung) masih tertutup
karena belum adanya jalan raya
penghubung baik dari Kota batu (Provinsi
Sumsel) maupun dari Liwa (Provinsi
Lampung). Apabila prospek panas bumi
yang sangat penting adalah membangun
akses jalan menuju lokasi pengeboran yang
menghubungkan Desa Lombok, Heuni
Arong, dan Kota batu.
Potensi hambatan lain adalah status lahan
yang memotong kawasan hutan lindung
yang terdapat di sekitar puncak Seminung
dan beberapa lokasi di bagian utara dan
barat zona prospek panas bumi.
Estimasi Wilayah Kerja Pertambangan
Dalam menentukan zona prospek untuk
usulan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP)
panas bumi, diperlukan beberapa kriteria
geosains sebagai bahan pertimbangan,
seperti dalam Tabel 2 berikut ini.
Area yang dapat diusulkan sebagai wilayah
pertambangan berdasarkan pertimbangan
geosains (lihat Tabel 2), minimal seluas 9.5
km x 6.3 km = 59,85 km2 atau dibulatkan menjadi 60 km2 (Gambar 9). Luas ini belum memperhatikan unsur kegunaan lahan,
faktor keekonomian, sosial dan budaya
setempat.
KESIMPULAN
Prospek panas bumi Danau Ranau ini
berpotensi cukup baik (110 MWe) untuk
dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi
energi pembangkit listrik maupun manfaat
langsung (pemanasan, pengeringan,
pengobatan, wisata).
Areal prospek yang dapat diusulkan
menjadi Wilayah Kerja Pertambangan
(WKP) minimal seluas 60 km2 yang berada
di sebelah utara dan barat G. Seminung,
berdasarkan pertimbangan geosains. Untuk
pengembangan panas bumi wilayah ini
diperlukan beberapa pembenahan
infrastruktur serta pembangunan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan terutama
jalan menuju lokasi pengembangan karena
lokasi ini belum tersedia sarana jalan untuk
kendaraan roda empat.
Kemungkinan ada hambatan yang
diakibatkan oleh status lahan, karena
sebagian dari area prospek panas bumi
Danau Ranau berada di kawasan hutan
lindung.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada
Kepala Pusat Sumber Daya Gelogi beserta
jajarannya yang telah memberi kesempatan
penulis untuk menggunakan data hasil
survei daerah panas bumi Danau Ranau
sebagai bahan penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bachri, Sjaiful., 1972, Inventarisasi dan penyelidikan pendahuluan terhadap
gejala-gejala panas bumi di Propinsi
Lampung dan Sumatera Selatan,
Direktorat Vulkanologi,
SNI 13-6169-1999. Metode estimasi potensi energi panas bumi di Indonesia.
Badan Standarisasi Nasional
geofisika daerah panas bumi Danau
Ranau Kabupaten Lampung Barat,
Lampung-Kabupaten Oku Selatan,
Sumatera Selatan), Pusat Sumber
Daya Geologi, Badan Geologi.
Publikasi terbatas.
Tim survei Magnetotelurik. 2009.
Penyelidikan Magnetotelurik daerah
panas bumi Danau Ranau Kabupaten
Lampung Barat, Provinsi Lampung dan
Kabupaten Oku Selatan, Provinsi
Sumatera Selatan. Pusat Sumber Daya
Geologi. Badan Geologi. Publikasi
Tabel 1. Mata air Panas Daerah Danau Ranau, Kab. Lampung Barat dan Oku Selatan
Manifestasi X Y TAP
(°C)
TUD
(°C) pH
Debit (ltr/det)
MAP. Lombok-1 380943 9455556 45.1 26 6.42 0.05
MAP. Lombok-2 381180 9456156 49.1 27 6.86 0.05
MAP. Lombok-3 381132 9456324 46 29.0 6.79 0.05
MAP. Lombok-4 381543 9456378 63.7 29.4 6.7 0.5
MAP Talang Kedu 381447 9457310 55.9 26.4 6.43 0.05
MAP Kota Batu -1 387080 9460802 60.1 29.2 6.93 0.1
MAP Kota Batu -2 387090 9460791 59.8 29 6.68 0.1
MAP Kerincing 387833 9460479 43.3 29.8 6.89 0.04
MAP Wai Wangi 385330 9460975 37.3 28.5 7.42 0.1
Tabel 2. Kriteria penentuan usulan WKP daerah panas bumi Danau Ranau
No. Kriteria Perkiraan Letak/lokasi Keterangan
1 Heat Source Di bawah Gn. Seminung Berada di dalam areal
usulan WKP
2 Reservoir Pada kedalaman >1000m Berada di dalam areal
usulan WKP
3 Sistem hidrologi (resapan dan
limpasan)
Resapan dari Gn. Seminung,
limpasan ke arah Danau Ranau
Berada di dalam areal
usulan WKP
4 Kemungkinan perluasan dan
tambahan prospek baru
Ke arah barat, terdapat air panas
dan alterasi batuan.
Berada di dalam areal
Gambar 1. Peta lokasi panas bumi Danau Ranau Kabupaten Lampung Barat-Oku
-80
Meteoric Water Line
Ap.Lombok-4
Ap.Kota Batu-1
Ap.Kedu dD = 8 d18O + 14
KETERANGAN : Gambar 3. Diagram Segitiga Cl-SO4--HCO3 Danau
Ranau
Gambar 8. Penampang tahanan jenis gabungan dari hasil survei Magnetotelurik
Gambar 9. Peta Kompilasi Geosains dan area minimum rekomendasi WKP MTDR-17MTDR-18MTDR-19
MTDR-20
380000 382000 384000 386000 388000 390000 392000
PETA KOMPILASI GEOSAIN DAERAH PANAS BUMI DANAU RANAU
LAMPUNG- SUMSEL
KETERANGAN
Kontur topografi interval 50 meter
Jalan raya, jalan desa
Sungai Mata air panas
0 1000 2000 3000 4000meter
(meter Timur)
DATUM HORIZONTAL WGS 84 PROYEKSI PETA UTM ZONA 48 S
G. SEMINUNG
Tahanan jenis semu <50 Ohm-m (Data MT)
Tahanan jenis semu <50 Ohm-m (Data Geolistrik)
Anomali sisa rendah <0 mgal
Anomali Hg tinggi >60 ppb Anomali magnet rendah <200 nT
Daerah prospek (luas sekitar 24 km2) Struktur geologi
Areal minimal yang bisa
Gambar 10. Model Tentatif Panas Bumi Danau Ranau wilayah Provinsi Lampung dan Sumatera
Selatan