• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan 2013"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMIS DAN HASIL GALUR HARAPAN JAGUNG

programs. Improvement of plants including by developing pollinated varieties and hybrids. The research was conducted on MK 2010 at Sarolangun Jambi using randomized block design (RBD) with three replication. The material used were 7 lines of maize of composite and 2 composite varieties there are Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2, ZM305 (Pro-A) BC2C1BC1C2-F2, Sam (Pro-A) BC2C1BC1C2-F2, KUI Carotenoid Syn, KUI Carotenoid Syn (broad), KUI Carotenoid Syn-3, KUI Carotenoid Syn-3 (broad), Sukmaraga dan Srikandi Kuning-1. Results indicated that Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2 and Sukmaraga varieties that had high yield more than 8 tons / ha,that are 8,64 t/ha dan 8,91 t/ha.

Keys word : maize of composite,lines, dryland

PENDAHULUAN

Jagung merupakan tanaman pangan yang memegang peranan penting setelah padi dalam memenuhi kebutuhan pangan dan bahan baku industri di Indonesia, dan jagung juga merupakan bahan pangan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan padi. Pertambahan penduduk, perkembangan usaha peternakan dan industri yang menggunakan bahan baku jagung semakin meningkatkan kebutuhan akan jagung. Satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung adalah dengan perbaikan tanaman melalui program pemuliaan tanaman. Perbaikan tanaman tersebut diantaranya dengan mengembangkan varietas bersari bebas serta hibrida. Varietas hibrida memiliki keunggulan dibandingkan dengan varietas bersari bebas diantaranya varietas hibrida lebih seragam dan mampu berproduksi lebih tinggi 15 - 20% dari varietas bersari bebas. Akan tetapi masalah utama yang dihadapi petani adalah penyediaan benih setiap akan menanam, karena harus membeli ke penangkar benih dan harganya mahal. Harga benih jagung hibrida Rp 40.000/kg, sedangkan, harga jagung bersari bebas hanya Rp.6.500/kg. Oleh karena itu, maka perlu dikembangkan varietas jagung bersari bebas untuk mengurangi ketergantungan petani akan benih hibrida.

Di Provinsi Jambi kebutuhan jagung semakin meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan industri pangan dan pakan. Perkembangan jagung selama lima tahun terakhir (2006-2010) di Provinsi Jambi, rata-rata luas panen 7,550 ha dengan produksi 32.558 ton atau produktivitas 3,59 t/ha (Tabel 1).

Tabel 1. Rata- rata luas panen, produksi dan produktivitas jagung selama lima tahun di Propinsi Jambi.

(2)

pada umumnya usahatani jagung dilakukan pada lahan kering yang berproduktivitas rendah dan didominasi tanah ultisol. Tanah ini memiliki tingkat kemasaman yang tinggi, miskin unsur hara, kapasitas tukar kation rendah, kejenuhan basa rendah dan kandungan aluminium tinggi dengan kandungan bahan organik rendah serta mudah tererosi (Kasim et al,1996 dan Subandi et al, 1988).

Guna memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, upaya peningkatan produksi jagung perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Hasil dari upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil, tetapi dapat pula meningkatkan pendapat petani dan terwujudnya swasembada jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan galur-galur yang adaptif dan berpotensi hasil tinggi di lahan kering provinsi Jambi.

METODOLOGI

Pengkajian dilakukan di sentra produksi jagung di Dusun Sarolangun Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, musim kering 2010. Pengkajian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Perlakuan menggunakan 7 galur harapan dan 2 vareitas pembanding yaitu Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2, ZM305 (Pro-A) BC2C1F2, Sam (Pro-A) BC2C1F2, KUI Carotenoid Syn, KUI Carotenoid Syn (broad), KUI Carotenoid Syn-3, KUI Carotenoid Syn-3 (broad), Sukmaraga dan Srikandi Kuning-1. Bahan berasal dari Balitseral Maros.

Pengolahan tanah dilakukan dua kali, kemudian dibuat petak percobaan berukuran 3 x 5 m. Benih ditanam dengan cara tugal pada jarak tanam 75 x 20 cm sebanyak 3 biji/lubang tanam. Untuk mencegah panyakit bulai, benih dicampur Ridomil dengan takaran 5g/kg benih. Untuk mencegah serangan ulat tanah dan lalat bibit diberikan Furadan 3G pada lubang tanam dengan takaran 17 kg/ha. Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pemupukan pertama pada saat tanam menggunakan NPK mutiara 250 kg/ha dan pupuk organik 1 t/ha sebagai penutup lubang tanam. Pemupukan kedua dilakukan 25 hari setelah tanam (HST) menggunakan Urea 200 kg dan NPK Ponska 100 kg/ha. Pemupukan dilakukan secara tugal dengan jarak 5-7 cm dari tanaman. Setelah tanaman berumur 15 hari dilakukan penjarangan menjadi 2 tanaman/rumpun dengan cara membuang tanaman yang jelek pertumbuhannya. Penyiangan pertama dilakukan pada 25 HST bersamaan dengan pemupukan kedua, penyiangan kedua pada umur 45 hari setelah tanam.

Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina, silkdelay dan umur tanaman panen), komponen hasil (panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah biji per baris, jumlah baris per tongkol, berat 1000 biji) dan hasil biji pipilan kering (produktivitas). Data-data hasil pengamatan tersebut, dilakukan analisis ragam (anova) dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf nyata 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman

Karakter tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, umur keluar jantan, umur keluar betina, silkdelay dan umur panen bervariasi di antara galur harapan yang diuji dan varietas pembanding (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing galur dan varietas memberikan respon berbeda di lahan kering Provinsi Jambi. Tanaman tertinggi diantara galur uji terdapat pada galur KUI Carotenoid Syn, tidak berbeda nyata dengan varietas Sukmaraga dan Srikandi Kuning-1. Galur KUI Carotenoid Syn (broad) merupakan tanaman terpendek di antara galur-galur uji dan varietas pembanding.

Menurut Hosang et al. (2006), tinggi tanaman berkaitan erat dengan kerebahan batang, semakin tinggi suatu individu makin besar peluang individu tanaman tersebut mengalami kerebahan. Hal ini berpengaruh terhadap produktivitas tanaman terutama bila ditanam pada lokasi yang rentan terhadap kecepatan angin.

(3)

Tabel 2. Pertumbuhan galur-galur harapan jagung.

No. VARIETAS/GALUR TT TLT UKJ UKB SD UP

Galur Uji

1. Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2 195,93ab 98,75ab 41,00ab 47,75abc 6,75 84,75 a 2. ZM305 (Pro-A) BC2C1F2 206,00b 102,00ab 40,25a 46,50a 6,25 93,50 ab 3. Sam (Pro-A) BC2C1F2 206,65b 94,93ab 40,75a 47,25ab 6,50 94,00ab 4. KUI Carotenoid Syn 242,75c 115,43b 43,25bcd 50,00e 6,75 97,50 ab 5. KUI Carotenoid Syn (broad) 188,03a 79,58a 43,25bcd 49,00cde 5,75 98,00ab 6. KUI Carotenoid Syn-3 206,43b 83,90a 42,50abcd 49,75de 7,25 100,25b

7. KUI Carotenoid Syn-3 (broad) 199,75ab 86,75ab 42,25abc 48,25bcd 6,00 96,25ab Varietas Pembanding

8. Sukmaraga 248,68c 116,33b 44,75d 52,00f 7,25 101,50b 9. Srikandi Kuning-1 243,15c 148,50c 44,25cd 50,50ef 6,25 102,00b Ket : TT = Tinggi Tanaman (cm), TLT = Tinggi letak tongkol (cm), UKJ = Umur keluar bunga jantan (hari), UKB = Umur keluar

bunga betina (hari), SD = Silk delay (hari), UP = Umur panen(hari)

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada masing-masing parameter, berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%

Galur ZM305 (Pro-A) BC2C1F2 memiliki umur keluar bunga jantan tercepat, tidak berbeda nyata dengan galur Sam (Pro-A) BC2C1F2. Galur KUI Carotenoid Syn dan KUI Carotenoid Syn (broad) memiliki umur keluar bunga jantan tercepat di antara galur-galur uji. Demikian juga dengan umur keluar bunga betina, terlama terdapat pada galur KUI Carotenoid Syn dan tercepat terdapat pada galur ZM305 (Pro-A) BC2C1F2.

Silkdelay merupakan selisih antara keluar bunga jantan dan betina yang dikenal dengan Anthesis and silking interval (ASI). Menurut Hosang et al. (2006), selisih keluarnya bunga jantan dan betina yang lebar memiliki hubungan negatif terhadap optimalisasi persarian. Makin tinggi ASI, jumlah total serbuk sari dan jumlah serbuk sari yang fertil semakin berkurang. Penurunan persediaan jumlah serbuk sari fertil yang melingkupi tanaman akan mengurangi keberhasilan pembentukan biji, sehingga memperbesar ukuran tongkol yang kosong atau tidak terisi biji (barrenness).

Hasil penelitian ini menunjukkan, silkdelay dari galur-galur uji berkisar antara 5-7 hari (Tabel 2). Menurut Islam dan Kaul (1986), sinkronisasi antara masaknya polen dan umur keluar rambut berpengaruh terhadap hasil biji, semakin besar "silkdelay" hasil akan semakin berkurang.

Karakter umur panen menunjukkan bahwa galur Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2 berbeda nyata dengan galur KUI Carotenoid Syn-3 dan varietas pembanding Sukmaraga dan Srikandi Kuning-1. Umur panen tercepat terdapat pada galur Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2, sedangkan yang terlambat terdapat pada varietas Srikandi Kuning-1 (Tabel 2).

Karakter pertumbuhan tanaman pada galur uji tidak menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dengan vareitas pembading. Kecuali pada karakter umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina dan umur panen, galur Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2 menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan vareitas pembanding.

Komponen Hasil dan Hasil

(4)

Tabel 3. Komponen hasil dan hasil galur-galur harapan jagung.

No. VARIETAS/GALUR PTk DTk JbB JBT B1000 Hasil

Galur uji

1. Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2 17,04bcd 8,59c 37,50b 14,63b 319,61ab 8,64de 2. ZM305 (Pro-A) BC2C1F2 17,25cd 7,90ab 34,38ab 14,25ab 310,10a 7,56bc 3. Sam (Pro-A) BC2C1F2 16,75bcd 7,91ab 36,81ab 13,25ab 307,42a 7,55bc 4. KUI Carotenoid Syn 17,06bcd 8,19abc 38,06b 14,25ab 304,35a 7,82cd 5. KUI Carotenoid Syn (broad) 15,00a 7,63a 33,25a 13,00a 300,55a 6,77ab 6. KUI Carotenoid Syn-3 15,56ab 7,75ab 33,06a 13,50ab 321,75ab 6,97abc 7. KUI Carotenoid Syn-3 (broad) 15,75abc 7,56a 35,44ab 13,50ab 314,23a 6,58a

Varietas Pembanding

8. Sukmaraga 18,31d 8,37bc 35,06ab 13,75ab 341,80b 8,91e 9. Srikandi Kuning-1 16,69bcd 8,02abc 34,69ab 14,75b 304,15a 8,53de Ket : PTk = Panjang tongkol, DTk = Diameter tongkol, JbB = Jumlah biji per baris, JBT = Jumlah baris per tongkol, B1000 =

Berat 1000 biji pada kadar air 15%,

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada masing-masing parameter, berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%

Galur KUI Carotenoid Syn (broad) mempunyai diameter tongkol terendah dibanding dengan galur uji dan varietas pembanding, tetapi tidak berbeda nyata dengan galur KUI Carotenoid Syn-3 (broad), ZM305 (Pro-A) BC2C1F2, KUI Carotenoid Syn-3dan Sam (Pro-A) BC2C1F2. Galur Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2 memiliki diameter tongkol tertinggi diantara galur uji dan varietas pembandingnya (Tabel 3).

Jumlah biji perbaris yang terendah terdapat pada galur KUI Carotenoid Syn-3 diantara galur uji dan varietas pembanding, tidak berbeda nyata dengan galur KUI Carotenoid Syn (broad). Jumlah biji perbaris yang tertingi terdapat pada galur KUI Carotenoid Syn, tetapi tidak berbeda nyata dengan galur Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2.

Pada tabel 3, juga menunjukkan galur KUI Carotenoid Syn (broad) memiliki jumlah baris per tongkol yang terendah diantara galur uji dan varietas pembanding, tetapi tidak berbeda nyata dengan galur ZM305 (Pro-A) BC2C1F2, Sam (Pro-A) BC2C1F2, KUI Carotenoid Syn, KUI Carotenoid Syn-3, KUI Carotenoid Syn-3 (broad) dan varietas Sukmaraga. Jumlah baris per tongkol yang tertinggi terdapat pada varietas Srikandi Kuning-1, tidak berbeda nyata dengan galur Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2.

Karakter berat 1000 biji antara masing-masing galur tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dimana galur KUI Carotenoid Syn (broad) mempunyai berat 1000 biji relatif lebih rendah di antara galur-galur uji dan varietas pembanding ( Tabel 3). Berat 1000 biji yang tertinggi terdapat pada varietas sukmaraga. Hasil ini melebihi deskripsi jagung varietas sukmaraga yang telah diteliti oleh Balitserea maros, dimana varietas Sukmaraga memiliki berat 1000 biji ± 270 gram (Baliteserea, 2010).

Hasil tertinggi diantara galur uji terdapat pada galur Oban tanpa (Pro-A) BC1C2-F2 dan yang terendah terdapat pada galur KUI Carotenoid Syn-3 (broad). Hasil yang paling tinggi diantara galur uji dan varietas pembanding terdapat pada varietas Sukmaraga. Hal ini sesuai dengan deskripsi jagung varietas sukmaraga yang telah diteliti oleh Balitserea Maros, dimana varieatas Sukmaraga memiliki potensi ± 8.50 t/ha (Baliteserea, 2010).

KESIMPULAN

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2010. Provinsi Jambi Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Kerjasama Sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi Jambi.

Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2010. Deskripsi Varietas Unggul Jagung. Balitserea. Maros. Edisi keenam Hosang E.Y., F. Kasim dan P. Bhuja. 2006. Karakteristik Agronomi Jagung Lokal NTT. Prosiding Seminar dan

Lokakarya Nasional. Makassar, 29-30 September 2005. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. Hal. 196-205. Islam, T.M.T and A.K. Kaul. 1986. Prospects of Maize in Bangladesh. FAO/UNDP Dhaka, Bangladesh. 134 ps. Kasim, F., H. Bahar, Syafei dan Erdiman. 1996. Perbaikan Genetik Jagung dan Peningkatan Efisiensi P di Lahan

Kering Masam. Hal. 1032-1041. Dalam : M. Syam, Hermanto dan A. Musaddad (penyunting). Kinerja Pengkajian Tanaman Pangan. Prosiding Simposium Pengkajian Tanaman Pangan III, Jakarta/Bogor, 23-25 Agustus 1993. Buku 3. Pusat Litbang Pertanian. Bogor.

Subandi, A. Sudjana dan Sujitno. 1982. Yield Mesurement in Maize Yield Tests. Contr. CRIA. Bogor 67: 11-18. Subandi, I. Manwan, and A. Blumenischein, 1988. National Coordinated Research Program : Corn. Central

Gambar

Tabel 1.  Rata- rata luas panen, produksi dan produktivitas jagung selama lima tahun di Propinsi Jambi
Tabel 2.  Pertumbuhan galur-galur harapan jagung.
Tabel 3. Komponen hasil dan hasil galur-galur harapan jagung.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini selain untuk mengetahui kandungan mikrob dan memetakan populasi mikrob pada tempe (kapang-khamir dan bakteri asam laktat) pada beberapa jenis tempe yang

Abu dasar batubara merupakan bahan buangan dari proses pembakaran batubara pada pembangkit tenaga yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dan lebih berat

Seringkali mengalami server error 12% Fitur yang disediakan kadang sulit dimengerti dan kalau ada kendala harus telfon call center 121 11% Kurang minat untuk beli tiket

Adapun persyaratan yang harus terpenuhi agar akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tercapai antara lain adalah sistem pemerintahan harus dapat menjamin bahwa

Kepuasan hidup yang dirasakan oleh pasangan muda yang menikah karena hamil tentunya akan mempengaruhi mereka dalam merasakan emosi positif dalam setiap peristiwa

Tanpa di sadari kerja sama bagi hasil pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Desa Somba Palioi Kecamatan Kindang ini telah membantu kedua belah pihak,

Perwakilan BPKP Provinsi Papua tahun 2012 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja, yang terdiri dari kinerja program yang diukur dengan indikator hasil