KELAS III MI DARUL ULUM BAURENO BOJONEGORO
SKRIPSI
Oleh:
INDAH RAHMAWATI NIM : D07211008
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ii
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MATERI
PENGARUH ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
MELALUI METODE DISCOVERY
KELAS III MI DARUL ULUM BAURENO BOJONEGORO
SKRIPSI
Diajukan Kepada :
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah
Oleh:
INDAH RAHMAWATI NIM : D07211008
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
viii
Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Zudan Rosydi, M.A
Kata Kunci : Motivasi Belajar IPA, Metode Discovery, Pengaruh Energi Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Latar belakang penulisan ini adalah kurang adanya motivasi yang timbul dari siswa, terlihat ketika prose belajar mengajar berlangsung siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, dan bahkan ada yang memilih mengobrol dengan temannya saat guru menerangkan pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut penulis mengambil pembelajaran melalui metode discovery pada mata pelajaran IPA materi Pengaruh Energi Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan metode discovery dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro dan yang kedua bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas III mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro setelah diterapkan metode discovery?
Penulisan tindakan kelas ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif yang di kenal dengan metode kombinasi. Jadi metode kombinasi adalah metode penulisan yang menggabungkan antara dua metode yaitu kualitatif dan metode kuantitatif. Model penelitian kelas yang digunakan dalam penulisan ini adalah model Kurt Lewn. Ada beberapa teknik dalam pengumpulan data pada penulisan ini, yaitu wawancara, angket dan dokumentasi. Data kualitatif yang digunakan penulis di analisis diskriptif dan yang kualitatif di analisis menggunakan rumus rat-rata dan presentase.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan tindakan dengan menggunakan metode discovery. Metode tersebut adalah cara yang digunakan penulis untuk meningkatkan motivasi yang dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan teknik pengumpulan data serta alat yang digunakan penulis untuk mengukur tingkat motivasi siswa adalah angket, lembar observasi siswa dan guru serta dokumentasi selama proses belajar mengajar.
DAFTAR ISI
1. Pengertian Motivasi Belajar ... 11
2. Teori Motivasi Belajar ... 12
3. Indikator Motivasi Belajar ... 13
B. Metode Pembelajaran Discovery... 16
1. Pengertian Metode Discovery ... 16
3. Langkah-langkah Metode Discovery ... 18
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 19
1. Pengertian Pembelajaran IPA ... 19
2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 20
3. Fungsi Pembelajaran IPA ... 21
4. Materi Energi dan Pengaruhnya ... 22
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN ... 24
A. Metode Penelitian... 24
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 27
C. Variabel Penelitian ... 28
D. Rencana Tindakan ... 28
E. Data dan Cara Pengumpulan ... 32
F. Indikator Kinerja ... 48
G. Tim Peneliti ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
1. Siklus I ... 50
2. Siklus II ... 65
B. Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I danSiklus II ... 78
BAB V PENUTUP ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN ...
SURAT PERNYATAAN...
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin ... 25
... 4.1 Guru melakukan apersepsi ... 51
4.2 Siswa terlihat gaduh saat mencari kelompok ... 53
4.3 Proses kerja kelompok energi gerak ... 55
4.4 Siswa melakukan presentasi ... 56
4.5 Siswa melakukan diskusi secara kelompok ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-Langkah Metode Discovery ... 19
3.1 Pedoman Wawancara Guru ... 34
3.2 Pedoman Wawancara Siswa ... 35
3.3 Format Panduan Observasi Aktivitas Guru... 36
3.4 Format Panduan Observasi Aktivitas Siswa ... 40
3.5 Butir-Butir Angket ... 43
4.1 Nama-Nama Kelompok Siklus I ... 52
4.2 Hasil Evaluasi Siklus I ... 57
4.3 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I ... 58
4.4 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 61
4.5 Nama-Nama Kelompok Siklus II ... 66
4.6 Hasil Evaluasi Siklus II ... 69
... 4.7 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II ... 70
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 1 Dari Siklus I Dan II ... 83
4.2 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 2 Dari Siklus I Dan II ... 85
4.3 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 3 Dari Siklus I Dan II ... 88
4.4 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 4 Dari Siklus I Dan II ... 90
4.5 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 5 Dari Siklus I Dan II ... 92
4.6 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 6 Dari Siklus I Dan II ... 95
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : panduan wawancara guru
Lampiran 2 : panduan wawancara siswa
Lampiran 3 : RPP Siklus I
Lampiran 4 : RPP Siklus II
Lampiran 5 : Hasil Observasi siswa siklus I
Lampiran 6 : Hasil Observasi siswa siklus II
Lampiran 7 : Hasil Observasi guru siklus I
Lampiran 8 : Hasil Observasi guru siklus II
Lampiran 9 : Lembar validitas angket motivasi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan
dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan dedukasi. Wahyana mengatakan bahwa IPA adalah
suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya
tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode
ilmiah dan sikap ilmiah.1
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA di Sekolah Dasar
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda
yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah
dikonfirmasi secara objektif. Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian,
benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau lambing. Sedangkan
1
prinsip merupakan pernyataan yang berlaku bagi sekelompok gejala tertentu yang
mampu menjelaskan suatu kejadian.2
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah.
Pada anak-anak usia SD/MI, metode ilmiah dikembangkan secara
bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan
terbentuk paduan lebih utuh, sehingga harapannya anak-anak SD/MI mampu
melakukan penelitian secara sederhana dan mendapatkan penemuan dalam
pembelajarn IPA. Di sini penemuan menjadi faktor penting bagi proses belajar
peserta didik, dikarenakan penemuan dapat mengembangkan kemampuan
intelektual siswa, mendapatkan motivasi intrinsik, serta memperoleh daya ingat
yang lebih lama.
Adanya faktor dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses
yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif. Untuk mencapai tujuan
2
tertentu dari interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa perlu
motivasi yang baik dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.
Motivasi merupakan unsur pertama dalam proses belajar siswa karena
belajar tidak akan berlangsung tanpa adanya perhatian. Guru diharapkan bisa
menarik perhatian siswa dalam belajar. Sesuatu dikatakan menarik bila anak
memperhatikan secara spontan tanpa adanya usaha. Hal ini dimungkinkan karena
adanya dorongan-dorongan dasar pada anak berfungsi atau sikap-sikap,
penghargaan minat dan tingkah laku yang diperoleh sebelumnya melalui
pengalaman, membuat sesuatu menarik perhatian murid bukan karena usaha guru
yang membuat pelajaran itu menarik, akan tetapi murid tertarik secara spontan
dengan materi itu.
Bila tidak ada respon yang tidak menarik dari siswa, maka guru harus
memotivasi siswa untuk bisa memperhatikan aktivitas belajar. Jika guru sudah
memiliki motif, siswa akan memberikan perhatian walaupun belajar itu tidak
menarik. Perhatian ini sangat penting karena kebanyakan materi pelajaran yang
diberikan kurang menarik.
Dalam hal ini sudah tentu guru berperan penting dalam membangun
motivasi belajar siswa. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat
menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktifitas
belajar dengan baik. Untuk dapat melakukan aktivitas belajar yang baik
dibutuhkan motivasi yang baik pula. Memberikan motivasi kepada seorang siswa,
sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan siswa merasa ada kebutuhan dan
ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.3
Tumbuhnya motivasi belajar dalam pelajaran IPA dirasa sulit ketika siswa
tidak melakukan praktek secara langsung dari teori yang telah didapatkan.
Dikarenakan karakteristik anak usia sekolah dasar adalah memiliki rasa ingin tahu
yang besar, tertarik pada sesuatu yang baru, tertarik pada gambar-gambar yang
berwarna, senang melakukan eksplorasi, dan ingin mencoba sesuatu yang baru.
Motivasi yang menarik tentunya juga menggunakan metode baru yang dirasa
siswa melakukan hal baru dan menarik sehingga bisa meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Pada siswa kelas III MI Darul Ulum Baureno mengalami kesulitan dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA terutama materi
pengaruh energi panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-hari.4 Hal
tersebut didasarkan atas hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III. Siswa
terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, tidak menyimak
penjelasan guru, dan ada juga yang memilih mengobrol bersama temannya saat
proses pembelajaran. Situasi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan dalam
proses belajar mengajar. Siswa kurang bisa merespon balik umpan yang diberikan
guru karena kurang fokus. Akibatnya, tujuan pembelajaran tidak tercapai dan
suasana kelas menjadi tidak kondusif.
3
Sadirman A. M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada), 2011. Hlm.77
4
Beberapa siswa mengatakan saat proses pembelajaran merasa bosan jika
dalam kelas hanya membaca, mencatat, menghafal dan mengerjakan soal.5
Padahal sebenarnya hal tersebut merupakan hal penting dalam pembelajaran.
Namun, karena kurang kreatif dalam mengolah pembelajaran sehingga menjadi
sesuatu yang membosankan. Dalam wawancara peneliti dengan guru kelas III MI
Darul Ulum juga menambahkan adanya motivasi yang kurang saat proses
pembelajaran memberikan dampak hasil nilai ulangan harian pada materi tersebut
jauh dari KKM. Hanya 31,58 % yang berhasil mencapai KKM dan sisanya
68,42% belum mencapai KKM.
Adanya kejenuhan siswa dalam pembelajaran yang diberikan membuat
motivasi belajar siswa berkurang karena siswa merasa bosan dengan
pembelajaran yang diberikan. Hal ini menjadikan peneliti mencoba menerapkan
suatu metode penemuan (discovery) untuk membuat motivasi siswa menjadi lebih
meningkat. Metode pembelajaran ini dapat mengkondisikan siswa untuk terbiasa
menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran.
Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa lebih aktif dalam
memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau
memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Metode penemuan (discovery) ini pernah dilakukan peneliti M. Abdul
Rahman, S.Pd dengan proses pembelajaran menggunakan alat/media,
mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara
5
siswa dengan guru. Guru juga membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih
menggunakan alat, serta memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab. Dari
penelitiannya tersebut mendapatkan kesimpulan bahwa “Penerapan metode
pembelajaran penemuan (discovery) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara
dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik
dan berminat dengan metode pembelajaran penemuan (discovery) sehingga
mereka menjadi termotivasi untuk belajar.”
Penelitian yang dilakukan Rini Ekowati dalam judulnya “Meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan metode discovery” yang
pelaksanaannya menggunakan tenik observasi langsung dengan materi gerak
benda yang menghasilkan data bahwa keinginan siswa untuk menyimak penjelasan
guru pada siklus I adalah sebesar 72,72%, pada siklus II meningkat menjadi 90,90%.
Kesungguhan siswa untuk mencatat materi pembelajaran pada siklus I 36,36%,
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90,90%. Secara mandiri siswa
menjawab pertanyaan pada siklus I 27,27%, dan siklus II meningkat menjadi 81,81
%. Keberanian siswa mengerjakan soal di papan tulis pada siklus I 36,36%,
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 81,81%. Keberanian siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dimengerti pada siklus I 27,27% sedangkan
jawaban sendiri pada siklus I 45,45% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
90,90%.
Berdasarkan paparan di atas serta adanya penelitian terdahulu maka peliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar IPA Materi Pengaruh Energi dalam Kehidupan Sehari-hari Melalui Metode Discovery Kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu permasalahan
yaitu :
1. Bagaimana penerapan metode discovery dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan
sehari-hari di kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro?
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas III mata pelajaran IPA
materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di MI Darul Ulum
Baureno, Bojonegoro setelah diterapkan metode discovery?
C. Tindakan yang dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari melalui
Metode discovery. Dengan metode ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi
pembelajaran siswa.. Melalui metode ini, bersama kelompoknya siswa akan
belajar menjadi seorang ilmuan yang bisa menemukan hal yang baru bagi
mereka. Diharapkan siswa mampu mengingat materi yang telah disampaikan
oleh guru dan mengikuti pembelajaran dengan semangat. Sehingga, metode ini
mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa, membuat suasana kelas lebih
nyaman, dan mengusir kebosanan dalam belajar.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarakan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dari penelitian
adalah:
1. Dapat mengetahui penerapan metode discovery dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi
dalam kehidupan sehari-hari di kelas III MI Darul Ulum Baureno,
Bojonegoro
2. Dapat mengetahui peningkatan motivasi belajar materi pengaruh energi
dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas III MI Darul Ulum
E. Lingkup Penelitian
Supaya penelitian ini bisa fokus dengan objek, maka permasalahan
tersebut akan dibatasi pada hal – hal tersebut dibawah ini:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Darul Ulum Baureno,
Bojonegoro Semester genap tahun ajaran 2014 – 2015.
2. Tindakan yang diambil dalam penelitan ini adalah metode pembelajaran
Discovery, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pengaruh
energi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Materi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu materi
pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru dapat mengetahui suatu media pembelajaran yang dapat
meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
b. Guru mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem pengajarannya
sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan.
c. Guru mengetahui kendala - kendala yang dihadapi saat penelitian
sangat membantu untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya.
a. Menanamkan sikap kreatif, keaktifan siswa dalam bekerjasama dan
komitmen dalam belajar bekerjasama untuk menyelesaikan problem.
b. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran materi
pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari
c. Motivasi siswa dapat mengalami peningkatan.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan
pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan
11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat.6 A. W. Bernard memberikan pengertian
bahwa motivasi adalah fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan
tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada
gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu. Pendapat yang sama
disampaikan Mc. Donald bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.7
Motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan
mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.8 Motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada manusia, sehingga akan
mengarah dengan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi yang kemudian
bertindak melakukan sesuatu karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan.
6
Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. Teori Motivasi & Pengukurannya. (Jakarta : PT Bumi Aksara.2011). Hal
3
7
A. M., Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada). Hal 73
8
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak
suka maka akan berusaha untuk mengelak perasaan tidak suka itu.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Belajar adalah perbuatan tingkah laku secara relatif permanen dan secara
potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi
tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah segala sesuatu yang
ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada peserta didik
yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam
belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik. Motivasi memiliki
peranan yang khas dalam membangun gairah siswa untuk merasa senang dan
semangat dalam setiap proses pembelajaran yang di terima.
2. Teori Motivasi Belajar
Motivasi dapat dianggap sebagai dorongan untuk memuaskan
kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, perumahan, cinta, dan pemeliharaan diri
yang positif. Terkait hal ini salah satu teori motivasi yaitu hierarki kebutuhan
Maslow. Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang
telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka akan mempunyai
mengemukakan ada dua kebutuhan yakni kebutuhan defisiensi dan kebutuhan
pertumbuhan.9
Kebutuhan defisiensi yang didalamnya terdapat fisiologi, keselamatan,
cinta, dan harga diri adalah kebutuhan yang penting bagi kesejahteraan fisik
dan psikologis. Kebutuhan ini harus dipuaskan, tetapi begitu sudah
terpuaskan, motivasi orang untuk memuaskannya akan hilang. Selanjutnya
kebutuhan pertumbuhan seperti kebutuhan untuk mengetahui dan memahami
sesuatu, kebutuhan estetika, serta kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri
didefinisikan keinginan menjadi apapun yang sanggup diraih seseorang. Pada
kebutuhan pertumbuhan seseorang mempunyai motivasi yang lebih besar
karena pada kebutuhan manusia tidak akan merasa puas.
3. Indikator Adanya Motivasi Belajar
Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi
seseorang antara lain:10
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil
dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk
memperoleh kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur
9
Robert E.Slavin, Psikologi Pendidikan … hal.102
10
kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri
manusia yang bersangkutan.
Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu
dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang
mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha
menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda
pekerjaannya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah dorongan dari
luar diri, melainkan upaya pribadi.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilator belakangi oleh motif
berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu
menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif
berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang
bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.
Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun karena kalau
tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat
malu dari pengajarnya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan dihukum
orang tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa “keberhasilan” anak
didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar
c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang
Teori harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh
perasaan sendiri tentang gambaran hasil tindakan yang dilakukan.11
Contohnya orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan
menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang
tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
d. Adanya penghargaan dalam belajar
Seperti dalam teori kebutuhan Maslow, kebutuhan akan penghargaan.
Dalam kaitannya dengan belajar, percaya diri dan harga diri maupun
kebutuhan akan pengakuan orang lain sangat bermanfaat dan
menyediakan sesuatu yang dapat dicapai.12
Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap
perilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara
paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik
kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan seperti “bagus”, “hebat”
dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal
seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi
yang langsung antara siswa dan guru, dan penyampaian konkret, sehingga
merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau
penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.
11
Hamzah. B. Uno Teori Motivasi Dan Pengukurannya… hal 47
12
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang
sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses
belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat,
dipahami, dan dihargai.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tingkatan
individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu
untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat
dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan,
dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan. Lingkungan belajar
yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan
demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam
mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar.13
B. Metode Pembelajaran Discovery
1. Pengertian Metode Discovery
Metode discovery artinya metode penemuan. Menurut Sund discovery
adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara
13
lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat
dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suaut
konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang
dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan
mengembang.14
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sndiri)
itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situsi teacher learning
menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery
learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses
kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca
sendiri dan mencoba sendiri.15 Agar anak dapat belajar sendiri.
Metode discovery (penemuan) adalah suatu metode pembelajaran dimana
dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya
menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa
diberitahukan atau diceramahkan saja.16 Metode pembelajaran ini merupakan
suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan.
Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta
didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah
itu sendiri.
14
Drs. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta,2002)
Hal.193
15
Drs. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah... Hal.193
16
Hamzah dan Nurdin Muhammad, Belajar dan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta, PT Bumi Aksara,
2. Tujuan Metode Discovery
Secara garis besar metode discovery bertujuan agar anak didik mampu
memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang
sedang dipelajari, adapun tujuan pembelajaran metode discovery adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengembangkan kreativitas
b. Untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar
c. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan kritis
d. Untuk meningkatkan keaktifan anak didik dalam proses pembelajaran
e. Untuk memecahkan masalah
f. Untuk mendapatkan inovasi dalam proses pembelajaran.17
3. Langkah - Langkah Metode Discovery
Berikut adalah langkah-langkah metode pembelajaran discovery
(penemuan).18
Tabel 2.1 Langkah-langkah metode Discovery
No Fase-fase Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan,
2 Merumuskan masalah Guru menyampaikan suatu permasalahan yang menggugah atau menimbulkan kepenasaranan tentang fenomena tertentu.
17
Muhammad Takdir Illahi, Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill
(Jogjakarta:Diva Press, 2012) hal. 69
18
3 Membuat jawaban sementara
4 Mengumpulkan data Guru memfasilitasi data untuk memperkuat dari adanya hipotesis 5 Merumuskan kesimpulan Guru membimbing siswa untuk
memdapatkan kesimpulan dari permasalahan
6 Mengomunikasikan Guru mendampingi siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam metode pembelajaran
discovery (penemuan) adalah sebagai pembimbing siswa dalam nenemukan
konsep.
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan
dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi. Adapun Wahyana
mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan
fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.19
19
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA di Sekolah
Dasar berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan
tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar
terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep adalah abstraksi dari
kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau
lambing. Sedangkan prinsip merupakan pernyataan yang berlaku bagi
sekelompok gejala tertentu yang mampu menjelaskan suatu kejadian20
2. Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga disebutkan tujuan
mata pelajaran IPA, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam semesta.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan dan meningkatkan
20
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan.
d. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
e. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak didik memiliki pengetahuan
tentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari
lingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar anak tidak buta dengan
pengetahuan dasar mengenai IPA.
3. Fungsi Pembelajaran IPA
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar, mata pelajaran IPA berfungsi
untuk :
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan
alam dan lingkungan buatan yang berkaitan dengan pemanfaatannya bagi
kehidupan sehari – hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya keterkaitan yang saling
mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan
lingkungan disekitarnya dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e. Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
4. Materi Energi dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Energi yang ada disekitar kita ada bermacam-macam. Energi panas dan
energi gerak. Berikut pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari
a. Energi panas
Energi panas adalah energi yang dihasilkan dari panas suatu benda.
Jadi, energi panas berasal dari benda yang memiliki suhu tinggi. Contoh
benda yang memiliki suhu tinggi adalah api dan matahari.
Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Misalnya, panas matahari digunakan untuk mengeringkan
pakaian, panas setrika digunakan untuk melicinkan pakaian, dan panas
Panas juga dapat dihasilkan oleh gesekan dua buah benda, seperti
kita menggosok-gosok tangan, maka tangan akan terasa hangat. Panas
disebut juga kalor.21
b. Energi gerak
Permukaan bumi dipenuhi dengan udara. Udara memang tidak
kelihatan. Udara dapat bergerak karena terdapat perbedaan tekanan.
Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh pengaruh panas matahari.
Udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dinamakan
angin. Semakin cepat terjadi perpindahan udara, semakin besar pula
angina yang tertiup. Angin merupakan contoh energi gerak. Energi gerak
angin mampu menerbangkan dedaunan kering dan kertas sampah. Bahkan
angin yang sangat besar mampu merobohkan bangunan dan pepohonan.
Energi gerak angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Energi gerak angin dapat digunakan untuk pembangkit listrik melalui
kincir angin. Kincir angina akan bergerak karena angin. Gerakan kincir
angina akan menggerakkan mesin generator sehingga dapat menghasilkan
energi listrik. Demikian pula energi gerak air. Energi gerak air dapat
menggerakkan kincir air. Jika kincir air dihubungkan dengan generator,
akan menghasilkan energi listrik pula.22
21
Priyono dan Titik Sayekti, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008) hal.85
22
Mulyati Arifin, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku. (Jakarta : PT. Setia Purna Inves,
24
BAB III
METODE DAN RENCANA PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Classroom Actions Research
(CAR). Pada hakikatnya, penelitian tindakan kelas digunakan agar suatu proses
penelitian memiliki daya guna dan manfaat ganda. Peneliti akan memperoleh
informasi yang berkaitan dengan berbagai permasalahan pendidikan dan
pembelajaran. Sementara subyek yang diteliti mendapat manfaat langsung dari
adanya tindakan nyata.23
Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mix
mettode atau dikenal dengan metode penelitian kombinasi. Penelitian kombinasi
adalah penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan
metode penelitian kuantitatif secara berurutan. Dimana pada tahap awal penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua
menggunakan metode kualitatif.24 Peneliti menggunakan lingkungan alamiah
sebagai sumber data dengan cara tatap muka langsung dan berinteraksi dengan
orang-orang di lokasi penelitian yang tidak diperoleh melalui prosedur statistik
atau bentuk hitungan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan data yang
23
Isjoni Ishaq, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006),
hal.106-107
24
dikumpulkan dari penelitian kualitatif dianalisis melalui suatu penghitungan.
Kemudian dideskripsikan untuk ditemukan kekurangan dan kelebihan sehingga
dapat diupayakan peningkatan/ perbaikannya.25
Adapun model yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini
adalah Kurt Lewin. Secara garis besar, meliputi empat komponen, yaitu
perencanaan (planning), aksi/tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting).26 Keempat komponen tersebut, membentuk satu siklus. Jika telah
dilakukan refleksi, maka diikuti perencanaan ulang dengan revisi dari siklus
sebelumnya.
Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin
25
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penilaian Kualitatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2010), hlm : 13
26
Rido Kurnianto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009) Paket 5 hal.12
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dimaksudkan sebagai kegiatan awal yang dimanfaatkan
untuk mengumpulkan data tentang situasi-situasi yang relevan dalam motivasi
pembelajaran IPA. Peneliti bersama guru kelas melakukan pengamatan
pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut dapat dilakukan pemfokuskan masalah
yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian.
2. Perencanaan
Perencanaan didasarkan pada hasil dari identifikasi masalah awal. Secara rinci
perencanaan mencangkup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan motivasi belajar siswa sesuai indikator yang sudah
ditetapkan sebagai solusi dari permasalahan kurangnya motivasi. Perlu
disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah
sesuai dengan kondisi peserta didik
3. Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai
upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan apa yang akan dilaksanakan
berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam
PTK hendaknya selalu didasarkan pada teoritik dan empiric agar hasil yang
4. Pengamatan (observasi)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan
terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan
melalui teknik observasi.
5. Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi adalah kegiatan analisis, sintesis, interpretasi
terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.
Setelah suatu siklus selesai diterapkan, lalu pada tahap refleksi diikuti
dengan adanya perencanaan ulang yang dilakukan untuk siklus berikutnya.
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting penelitian ini meliputi:
a. Tempat penelitian : kelas III MI Darul Ulum Pasinan Baureno Bojonegoro
b. Waktu penelitian : dilaksanakan pada tahun ajaran semester genap
2014/2015
2. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek yang diamati dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Darul
Ulum Pasinan Baureno Bojonegoro semester genap tahun ajaran 2014/2015
dengan jumlah keseluruhan adalah 19 peserta didik yang terdiri dari 12
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek peneliti atau apa saja yang memberikan titik perhatian
suatu penelitian.27 Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:
a. Variabel input : Siswa Kelas III MI Darul Ulum Baureno Bojonegoro
b. Variabel proses : penerapan metode Discovery
c. Variabel output : peningkatan motivasi belajar siswa pada materi Energi
dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
D. Rencana Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin yaitu bentuk suatu lingkaran yang
terus menerus. Setiap siklus meliputi rencana, tindakan, observasi, refleksi.
Langkah pada siklus berikutnya adalah tahap-tahap penelitian tindakan kelas
yang dilakukan oleh peneliti :
Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
metode Discovery. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan
27
pembelajaran dan lembar observasi. Pedoman observasi digunakan untuk
mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran serta
digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
3) Menyusun pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam
mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang
sedang dilaksanakan.
4) Menyusun lembar angket motivasi belajar siswa. Lembar angket motivasi
belajar ini untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap
pembelajaran yang sedang dilaksanakan
b. Tindakan (action)
Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan
tindakan dengan penerapan metode Discovery pada pembelajaran IPA materi
Energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah
RPP selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung:
Waktu Langkah-langkah pembelajaran Metode 10menit
3’’
5’’
3’’
Kegiatan Awal
Guru memberi salam dan berdoa
Guru mengabsen kehadiran siswa serta memberi semangat sebelum belajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok dengan nama kelompok dari macam-macam energi
Guru menjelaskan prosedur dari metode discovery
30’’
10’’
diidentifikasi
Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa kepada masing-masing kelompok berupa fenomena tentang pengaruh energi panas dan gerak
Elaborasi
Siswa secara berkelompok melakukan identifikasi masalah tentang energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
Siswa mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan
Siswa melakukan percobaan dari permasalahan yang diterima setiap kelompok
Siswa mencari data yang akan digunakan untuk menemukan prinsip dan konsep data pada materi energy dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
Guru membantu siswa mencari data untuk informasi
Setiap kelompok membuat kesimpulan dari permasalahan yang diterima
Konfirmasi
Setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan
Guru memberikan penguatan tentang materi yang sudah dipelajari
Pemberian reward dan punishment
Discovery
Guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis. Guru menyampaikan materi yang akan datang. Guru mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam.
Tanya jawab
Ceramah
a. Observasi (observation)
Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses
setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi
dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat.
b. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi.
Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang
dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian. Pembelajaran dari
siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
Siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai
perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus
pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning), dilanjutkan dengan
pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Pada tahap refleksi, dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II
serta diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi membuat kesimpulan
atas pelaksanaan pembelajaran IPA melalui penerapan metode discovery dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa setelah melaksanakan rangkaian kegiatan
E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara
adalah untuk mendapatkan informasi dimana pewawancara melontarkan
pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang kaitannya
dengan pembelajaran IPA sebelum pelaksanaan, saat pelaksanaan, dan
sesudah pelaksanaan menggunakan metode discovery untuk mengetahui
motivasi belajar siswa sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan oleh
peneliti.
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek
dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap.28
28
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011),
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi digunakan
untuk mengumpulkan data sebagai berikut :
1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode
discovery
2) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode
discovery
c. Angket
Menurut Kartono, angket adalah suatu masalah yang umumnya banyak
menyangkut kepentingan umum, dilakukan dengan jalan mengedarkan
suatu daftar pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis
kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan
tertulis seperlunya.29
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui respon atau
tanggapan siswa terhadap penerapan metode discovery dalam mata
pelajaran IPA. Serta memperoleh data tentang indikator motivasi belajar
siswa, perilaku yang sering muncul ketika proses belajar mengajar,
pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan, tujuan siswa tersebut
sekolah, dll. Angket tersebut diberikan setelah seluruh kegiatan
pembelajaran berakhir.
29
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan
teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
a. Wawancara : Lembar wawancara
Berikut pedoman wawancara yang digunakan untuk mengambil data.
Tabel 3.1
Pedoman wawancara guru
No. Tujuan Penelitian Wawancara Guru
1. Dapat mengetahui proses
pembelajaran sebelum adanya
pemberian metode discovery
mata pelajaran IPA materi
pengaruh energi dalam
kehidupan sehari-hari
a. Bagaimana proses pembelajaran IPA
saat materi Energi?
b. Bagaimana motivasi siswa saat materi
tersebut diajarkan?
c. Metode apa yang anda gunakan saat
materi tersebut?
2. Dapat mengetahui penerapan
metode discovery dalam
meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPA
materi pengaruh energi dalam
kehidupan sehari-hari
a. Bagaimana aktifitas siswa saat
mengikuti pembelajaran dengan metode
discovery?
3. Dapat mengetahui peningkatan
motivasi belajar materi
a. Bagaimana peningkatan motivasi siswa
setelah adanya penerapan metode
Tabel 3.2
Pedoman wawancara siswa
No. Tujuan Penelitian Daftar wawancara siswa
1. Dapat mengetahui proses
pembelajaran sebelum
e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan
materi energi dan pengaruhnya?
f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut
kamu?
a. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru
setelah metode
pembelajaran Discovery
diterapkan.
energi?
d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi
dengan teman kelompok?
e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan
materi energi dan pengaruhnya?
f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut
kamu?
b. Observasi : Lembar observasi
Tabel 3.3
Format panduan observasi aktivitas guru
No. Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4
I. Persiapan
Mempersiapkan perangkat pembelajaran
Mempersiapkan bahan ajar
Mempersiapkan media yang dibutuhkan dalam
proses pembelajaran
Mengkondisikan peserta didik
II. Pelakasanaan Kegiatan awal
Guru membuka dengan salam dan berdoa
bersama serta memeriksa kehadiran siswa
Apersepsi dan motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok
dengan nama kelompok dari macam-macam
energi
Guru menjelaskan prosedur dari metode
discovery
Kegiatan Inti
Fase 2 : guru menyampaikan suatu permasalahan yang menggugah atau menimbulkan kepenasaranan tentang fenomena tertentu
Guru memberikan penjelasan masalah yang
akan diidentifikasi
Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa
kepada masing-masing kelompok berupa
fenomena tentang pengaruh energi panas,
gerak, dan bunyi
Fase 3 : guru membantu siswa dalam membuat prediksi dan mempersiapkan penjelasan masalah
Guru membantu siswa dalam membuat
identifikasi masalah sesuai dengan masalah
Siswa mempersiapkan bahan dan alat yang
akan digunakan untuk melakukan percobaan
Fase 4 : guru memfasilitasi data untuk memperkuat dari adanya hipotesis
Guru mengawasi dan membimbing siswa
melakukan percobaan dari permasalahan yang
diterima setiap kelompok
Guru membantu siswa mencari data untuk informasi
Fase 5 : Guru membimbing siswa untuk mendapatkan kesimpulan dari
permasalahan
Guru menginstruksikan kepada
masing-masing kelompok untuk membuat kesimpulan
Fase 6 : Guru mendampingi siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Guru menginstruksikan kepada
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil yang telah dikerjakan
Guru memberikan penguatan agar peserta
didik lebih memahami
Pemberian reward dan punishment
Penutup
Menyimpulkan hasil belajar
Melakukan evaluasi (memberikan soal)
Mengingatkan materi minggu yang akan
datang
Doa dan salam
III Pengelolaan waktu
Kedisiplinan masuk kelas
Ketepatan tiap komponen pembelajaran dengan
waktu yang disediakan
IV Suasana Kelas
Kelas Kondusif
Proses KBM berjalan dengan lancar dan
menyenangkan
Skor Perolehan
Jumlah Skor perolehan
Keterangan :
1 = Sangat tidak sesuai (tidak dilakukan , tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat
waktu )
2 = Tidak sesuai (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif ,tidak tepat waktu)
3 = Sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif , tidak tepat waktu)
4 = Sangat sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)30
30
Tabel 3.4
Format Panduan Observasi Aktifitas Siswa
No. Aspek yang di amati Nilai
1 2 3 4
I
Persiapan
Persiapan fisik siswa dalam
mengikuti pembelajaran
Persiapan alat perlengkapan belajar
seperti buku, pensil, dll
Memahami dan memperhatikan
kelas baik itu kebersihannya maupun
keamanan serta kelengkapan kelas
II
Pelaksanaan Kegiatan awal
Siswa menjawab salam guru dan
berdoa bersama
Siswa menjawab pertanyaan guru
dari apersepsi dan mendengarkan
motivasi yang diberikan guru
Siswa mendengarkan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa membentuk menjadi 4 kelompok dengan nama kelompok
dari macam-macam energi
Siswa memerhatikan penjelasan
prosedur dari metode discovery
Siswa menerima penjelasan dari
Siswa secara berkelompok
melakukan identifikasi masalah
tentang energi dan pengaruhnya
dalam kehidupan sehari-hari
Siswa mempersiapkan bahan dan
alat yang akan digunakan untuk
melakukan percobaan
dan pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-hari
Penutup
Siswa mendengarkan guru
menyimpulkan hasil belajar
Siswa melakukan evaluasi
Siswa mendengarkan pesan-pesan
guru
Doa bersama dan menjawab salam
Skor perolehan
Jumlah skor perolehan
Keterangan :
1 = Sangat tidak sesuai (tidak dilakukan,tidak sesuai aspek, tidak efektif,
tidak tepat waktu)
2 = Tidak sesuai (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat
waktu)
3 = Sesuai Dilakukan (sesuai aspek, sesuai aspek,efektif, tidak tepat waktu)
4 = Sangat sesuai (dilakaukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)31
31
b. Angket : Butir-butir angket
Tabel 3.5 Butir-butir angket
Indikator Motivasi Butir Instrumen
Nomor Butir Angket
Adanya hasrat dan
keinginan berhasil
Ketika pelajaran berlangsung, saya
mendengarkan penjelasan guru dengan
baik
3
Saya suka bertanya kepada teman atau
guru saat mengalami kesulitan 7
Saya selalu mengikuti semua aktifitas
pada saat pembelajaran 4
Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam
belajar
Pada waktu guru memberi tugas, saya
mengerjakan tugas dengan baik 5
Sebelum mulai pelajaran, saya membaca
materi yang akan diajarkan 2
Saya berkeinginan sepenuhnya
menguasai pelajaran IPA 1
Adanya harapan dan
cita-cita dimasa yang
akan datang
Saya berharap mendapatkan nilai bagus
dalam pelajaran IPA 16
Setelah melakukan proses belajar saya
dapat mengetahui pengaruh energi
dalam kehidupan sehari-hari
15
Setelah mengikuti pembelajaran, saya
ingin mencoba praktek dan menemukan
hal baru terkait energi dan pengaruhnya
dalam kehidupan sehari-hari
Adanya penghargaan
dalam belajar
Saya senang jika setelah diskusi
teman-teman saya mendengarkan pendapat
saya
8
Saya senang ketika guru memberikan
reward kepada saya, setelah saya
mengerjakan soal evaluasi
9
Saya senang ketika guru memberikan
waktu kepada saya untuk bertanya
hal-hal yang belum saya ketahui
10
Adanya kegiatan yang
menarik dalam
pembelajaran
Saya bersemangat ketika pembelajaran
IPA tadi menggunakan media yang
berkaitan dengan materi energi dan
pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-hari
14
Saya senang dengan cara guru dalam
mengajarkan materi Energi dan
Pengaruhnya di kelas
13
Saya menyukai belajar kelompok
bersama teman-teman sebaya saya 6
Adanya lingkungan
yang kondusif
Saya selalu aktif dalam mengikuti
proses belajar mengajar 11
Saya merasa nyaman jika lingkungan
belajar yang saya tempati bersih dan
indah
18
Saya selalu memperhatikan jika
Energi dan Pengaruhnya dalam
kehidupan
3. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, didapatkan data kualitatif dan kuantitatif. Data
yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif,
yaitu sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini, data yang diperoleh yaitu hasil
angket siswa dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan
prosentase. Angket yang telah terkumpul dari tiap siswa, di hitung
perolehan skornya. Skor yang didapat tiap siswa kemudian diubah
menjadi nilai dengan menggunkan rumus:
Untuk mengetahui rata-rata nilai motivasi belajar hasil kuesioner
siswa, digunakan rumus:
X = ∑ x
N
Keterangan :
X : Nilai Rata-Rata N : Jumlah siswa
∑ x : Jumlah seluruh nilai siswa Nilai = skor yang diperoleh × 100
b. Data kualitatif
Data berupa informasi yang berbentuk kalimat dengan memberikan
gambaran kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga
untuk mngetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran berlangsung.32 Data kualitatif dapat
dianalisis dengan tahapan sebagai berikut :
1) Kode dan Mengkoding
Digunakan untuk menyederhanakan sejumlah besar data yang
terkandung dalam catatan lapangan, observasi dan materi dokumen
atau arsip adalah dengan membuat kode. Kode adalah singkatan
kata atau symbol yang dipakai untuk mengklasifikasikan
serangkaian kata, sebuah kaliamat atau alenia dari catatan lapangan
yang sudah diketik kembali sehingga mudah dibaca oleh siapa pun.
Kode adalah katagori yang biasanya diambil dari pertanyaan
penelitian, hipotesis, konsep penting, atau tema yang penting.33
2) Mereduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
32
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hal 128
33
Rochiati Wiriatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
3) Display data (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Pada penelitian kualitatif, penyajian data ini
dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dan sejenisnya. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian
data pada penelitian ini adalah dengan teks yang bersifat naratif
maupun deskriptif.
4) Kesimpulan dan Verifikasi data
Langkah terakhir dari analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali dilapangan,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mungkin juga tidak, karena dikemukakan bahwa masalah dan
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan.
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu kreteria yang digunakan untuk melatih
tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam peningkatan atau memperbaiki
mutu PMB dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara
pengukurannya).34
Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya
perubahan ke arah peningkatan dari motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Indikator tersebut adalah adanya peningkatan motivasi siswa
dalam belajar IPA setelah diterapkan metode Discovery yang ditunjukkan dengan
kenaikan persentase angket motivasi siswa dari siklus I ke siklus II dan telah
mencapai kriteria nilai tertinggi.
G. Tim Peneliti
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan kolaborasi. Peneliti
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Ibu
Novi Kurniawati, S.Pd. Beliau sebagai guru kolaborator bersama peneliti dikelas
sekaligus sebagai observator selama kegiatan penelitian tindakan kelas.
34
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru,
Peneliti dan kolaborator bertugas penuh dalam pelaksanaan penelitian baik
dalam kegiatan awal perencanaan, tindakan, observasi/aksi dan refleksi dalam
tiap pelaksanaan kolaborasi agar memenuhi hasil yang diinginkan dalam sebuah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian “Peningkatan motivasi belajar
siswa kelas III MI Darul Ulum Boureno Bojonegoro pelajaran IPA materi
pengaruh energi panas dan gerak dalam kehidupan sehari-hari dengan metode
Discovery. Hasil penelitian ini akan dijelaskan per siklus, dalam setiap siklus
terdiri empat langkah pokok yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
1. Siklus I
Pada siklus pertama peneliti menggunakan empat tahapan dalam proses
pembelajaran. Empat tahapan tersebut adalah rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dilakukan peneliti
dengan sistematis sesuai dengan penelitian tindakan kelas menurut Kurt
Lewn.
a. Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus pertama diawali dengan
penentuan waktu bersama guru kelas III yang ditetapkan tanggal 20 April
2015 dan menentukan metode yang akan digunakan dalam siklus dengan
metode Discovery.
Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan
Pendidikan 2006 yang bertuliskan “Memahami berbagai cara gerak benda,
hubungannya dengan energi dan sumber energi”, dengan kompetensi dasar
yang dipilih oleh peneliti “Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang
pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari” serta
indikator yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Dari indikator
tersebut dapat disusun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
metode discovery.
Selain perangkat pembelajaran peneliti juga menyiapkan media yang
dijadikan alat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Media bahan dan
alat berupa kertas origami, kayu, paku payung, selembar kain, dan gelas aqua
yang digunakan untuk bereksperimen sekaligus siswa melakukan penemuan.
Penentuan media ini peneliti terhambat mencari sebatang kayu dengan ukuran
sama dan bentuk yang sama, namun hambatan itu bisa teratasi dengan tepat.
Soal tes disiapkan peneliti yang merupakan pengembangan dari indikator
kompetensi sebanyak 10 butir soal berupa uraian beserta kunci jawabannya.
Instrumen penelitian seperti lembar wawancara, lembar observasi guru dan
siswa serta angket motivasi siswa juga telah disiapkan peneliti. Instrument –
instrument tersebut diatas sebelumnya telah divalidasi kepada Bapak Sulthon
Mas’ud selaku validator.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari RPP yang dirancang