• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MATERI PENGARUH ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MELALUI METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS III MI DARUL ULUM BAURENO. SKRIPSI, PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MATERI PENGARUH ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MELALUI METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS III MI DARUL ULUM BAURENO. SKRIPSI, PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS III MI DARUL ULUM BAURENO BOJONEGORO

SKRIPSI

Oleh:

INDAH RAHMAWATI NIM : D07211008

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

ii

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MATERI

PENGARUH ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

MELALUI METODE DISCOVERY

KELAS III MI DARUL ULUM BAURENO BOJONEGORO

SKRIPSI

Diajukan Kepada :

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah

Oleh:

INDAH RAHMAWATI NIM : D07211008

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)

viii

Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Zudan Rosydi, M.A

Kata Kunci : Motivasi Belajar IPA, Metode Discovery, Pengaruh Energi Dalam Kehidupan Sehari-hari.

Latar belakang penulisan ini adalah kurang adanya motivasi yang timbul dari siswa, terlihat ketika prose belajar mengajar berlangsung siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, dan bahkan ada yang memilih mengobrol dengan temannya saat guru menerangkan pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut penulis mengambil pembelajaran melalui metode discovery pada mata pelajaran IPA materi Pengaruh Energi Dalam Kehidupan Sehari-hari.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan metode discovery dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro dan yang kedua bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas III mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro setelah diterapkan metode discovery?

Penulisan tindakan kelas ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif yang di kenal dengan metode kombinasi. Jadi metode kombinasi adalah metode penulisan yang menggabungkan antara dua metode yaitu kualitatif dan metode kuantitatif. Model penelitian kelas yang digunakan dalam penulisan ini adalah model Kurt Lewn. Ada beberapa teknik dalam pengumpulan data pada penulisan ini, yaitu wawancara, angket dan dokumentasi. Data kualitatif yang digunakan penulis di analisis diskriptif dan yang kualitatif di analisis menggunakan rumus rat-rata dan presentase.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan tindakan dengan menggunakan metode discovery. Metode tersebut adalah cara yang digunakan penulis untuk meningkatkan motivasi yang dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan teknik pengumpulan data serta alat yang digunakan penulis untuk mengukur tingkat motivasi siswa adalah angket, lembar observasi siswa dan guru serta dokumentasi selama proses belajar mengajar.

(7)

DAFTAR ISI

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 11

2. Teori Motivasi Belajar ... 12

3. Indikator Motivasi Belajar ... 13

B. Metode Pembelajaran Discovery... 16

1. Pengertian Metode Discovery ... 16

(8)

3. Langkah-langkah Metode Discovery ... 18

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 19

1. Pengertian Pembelajaran IPA ... 19

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 20

3. Fungsi Pembelajaran IPA ... 21

4. Materi Energi dan Pengaruhnya ... 22

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN ... 24

A. Metode Penelitian... 24

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 27

C. Variabel Penelitian ... 28

D. Rencana Tindakan ... 28

E. Data dan Cara Pengumpulan ... 32

F. Indikator Kinerja ... 48

G. Tim Peneliti ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Siklus I ... 50

2. Siklus II ... 65

B. Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I danSiklus II ... 78

BAB V PENUTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

SURAT PERNYATAAN...

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin ... 25

... 4.1 Guru melakukan apersepsi ... 51

4.2 Siswa terlihat gaduh saat mencari kelompok ... 53

4.3 Proses kerja kelompok energi gerak ... 55

4.4 Siswa melakukan presentasi ... 56

4.5 Siswa melakukan diskusi secara kelompok ... 68

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-Langkah Metode Discovery ... 19

3.1 Pedoman Wawancara Guru ... 34

3.2 Pedoman Wawancara Siswa ... 35

3.3 Format Panduan Observasi Aktivitas Guru... 36

3.4 Format Panduan Observasi Aktivitas Siswa ... 40

3.5 Butir-Butir Angket ... 43

4.1 Nama-Nama Kelompok Siklus I ... 52

4.2 Hasil Evaluasi Siklus I ... 57

4.3 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I ... 58

4.4 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 61

4.5 Nama-Nama Kelompok Siklus II ... 66

4.6 Hasil Evaluasi Siklus II ... 69

... 4.7 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II ... 70

(11)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 1 Dari Siklus I Dan II ... 83

4.2 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 2 Dari Siklus I Dan II ... 85

4.3 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 3 Dari Siklus I Dan II ... 88

4.4 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 4 Dari Siklus I Dan II ... 90

4.5 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 5 Dari Siklus I Dan II ... 92

4.6 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 6 Dari Siklus I Dan II ... 95

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : panduan wawancara guru

Lampiran 2 : panduan wawancara siswa

Lampiran 3 : RPP Siklus I

Lampiran 4 : RPP Siklus II

Lampiran 5 : Hasil Observasi siswa siklus I

Lampiran 6 : Hasil Observasi siswa siklus II

Lampiran 7 : Hasil Observasi guru siklus I

Lampiran 8 : Hasil Observasi guru siklus II

Lampiran 9 : Lembar validitas angket motivasi

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan

dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan

terutama atas pengamatan dan dedukasi. Wahyana mengatakan bahwa IPA adalah

suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya

tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode

ilmiah dan sikap ilmiah.1

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA di Sekolah Dasar

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda

yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah

dikonfirmasi secara objektif. Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian,

benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau lambing. Sedangkan

1

(14)

prinsip merupakan pernyataan yang berlaku bagi sekelompok gejala tertentu yang

mampu menjelaskan suatu kejadian.2

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah.

Pada anak-anak usia SD/MI, metode ilmiah dikembangkan secara

bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan

terbentuk paduan lebih utuh, sehingga harapannya anak-anak SD/MI mampu

melakukan penelitian secara sederhana dan mendapatkan penemuan dalam

pembelajarn IPA. Di sini penemuan menjadi faktor penting bagi proses belajar

peserta didik, dikarenakan penemuan dapat mengembangkan kemampuan

intelektual siswa, mendapatkan motivasi intrinsik, serta memperoleh daya ingat

yang lebih lama.

Adanya faktor dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses

yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif. Untuk mencapai tujuan

2

(15)

tertentu dari interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa perlu

motivasi yang baik dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.

Motivasi merupakan unsur pertama dalam proses belajar siswa karena

belajar tidak akan berlangsung tanpa adanya perhatian. Guru diharapkan bisa

menarik perhatian siswa dalam belajar. Sesuatu dikatakan menarik bila anak

memperhatikan secara spontan tanpa adanya usaha. Hal ini dimungkinkan karena

adanya dorongan-dorongan dasar pada anak berfungsi atau sikap-sikap,

penghargaan minat dan tingkah laku yang diperoleh sebelumnya melalui

pengalaman, membuat sesuatu menarik perhatian murid bukan karena usaha guru

yang membuat pelajaran itu menarik, akan tetapi murid tertarik secara spontan

dengan materi itu.

Bila tidak ada respon yang tidak menarik dari siswa, maka guru harus

memotivasi siswa untuk bisa memperhatikan aktivitas belajar. Jika guru sudah

memiliki motif, siswa akan memberikan perhatian walaupun belajar itu tidak

menarik. Perhatian ini sangat penting karena kebanyakan materi pelajaran yang

diberikan kurang menarik.

Dalam hal ini sudah tentu guru berperan penting dalam membangun

motivasi belajar siswa. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat

menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktifitas

belajar dengan baik. Untuk dapat melakukan aktivitas belajar yang baik

dibutuhkan motivasi yang baik pula. Memberikan motivasi kepada seorang siswa,

(16)

sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan siswa merasa ada kebutuhan dan

ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.3

Tumbuhnya motivasi belajar dalam pelajaran IPA dirasa sulit ketika siswa

tidak melakukan praktek secara langsung dari teori yang telah didapatkan.

Dikarenakan karakteristik anak usia sekolah dasar adalah memiliki rasa ingin tahu

yang besar, tertarik pada sesuatu yang baru, tertarik pada gambar-gambar yang

berwarna, senang melakukan eksplorasi, dan ingin mencoba sesuatu yang baru.

Motivasi yang menarik tentunya juga menggunakan metode baru yang dirasa

siswa melakukan hal baru dan menarik sehingga bisa meningkatkan motivasi

belajar siswa.

Pada siswa kelas III MI Darul Ulum Baureno mengalami kesulitan dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA terutama materi

pengaruh energi panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-hari.4 Hal

tersebut didasarkan atas hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III. Siswa

terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, tidak menyimak

penjelasan guru, dan ada juga yang memilih mengobrol bersama temannya saat

proses pembelajaran. Situasi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan dalam

proses belajar mengajar. Siswa kurang bisa merespon balik umpan yang diberikan

guru karena kurang fokus. Akibatnya, tujuan pembelajaran tidak tercapai dan

suasana kelas menjadi tidak kondusif.

3

Sadirman A. M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada), 2011. Hlm.77

4

(17)

Beberapa siswa mengatakan saat proses pembelajaran merasa bosan jika

dalam kelas hanya membaca, mencatat, menghafal dan mengerjakan soal.5

Padahal sebenarnya hal tersebut merupakan hal penting dalam pembelajaran.

Namun, karena kurang kreatif dalam mengolah pembelajaran sehingga menjadi

sesuatu yang membosankan. Dalam wawancara peneliti dengan guru kelas III MI

Darul Ulum juga menambahkan adanya motivasi yang kurang saat proses

pembelajaran memberikan dampak hasil nilai ulangan harian pada materi tersebut

jauh dari KKM. Hanya 31,58 % yang berhasil mencapai KKM dan sisanya

68,42% belum mencapai KKM.

Adanya kejenuhan siswa dalam pembelajaran yang diberikan membuat

motivasi belajar siswa berkurang karena siswa merasa bosan dengan

pembelajaran yang diberikan. Hal ini menjadikan peneliti mencoba menerapkan

suatu metode penemuan (discovery) untuk membuat motivasi siswa menjadi lebih

meningkat. Metode pembelajaran ini dapat mengkondisikan siswa untuk terbiasa

menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran.

Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa lebih aktif dalam

memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau

memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.

Metode penemuan (discovery) ini pernah dilakukan peneliti M. Abdul

Rahman, S.Pd dengan proses pembelajaran menggunakan alat/media,

mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara

5

(18)

siswa dengan guru. Guru juga membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih

menggunakan alat, serta memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab. Dari

penelitiannya tersebut mendapatkan kesimpulan bahwa “Penerapan metode

pembelajaran penemuan (discovery) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara

dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik

dan berminat dengan metode pembelajaran penemuan (discovery) sehingga

mereka menjadi termotivasi untuk belajar.”

Penelitian yang dilakukan Rini Ekowati dalam judulnya “Meningkatkan

motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan metode discovery” yang

pelaksanaannya menggunakan tenik observasi langsung dengan materi gerak

benda yang menghasilkan data bahwa keinginan siswa untuk menyimak penjelasan

guru pada siklus I adalah sebesar 72,72%, pada siklus II meningkat menjadi 90,90%.

Kesungguhan siswa untuk mencatat materi pembelajaran pada siklus I 36,36%,

sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90,90%. Secara mandiri siswa

menjawab pertanyaan pada siklus I 27,27%, dan siklus II meningkat menjadi 81,81

%. Keberanian siswa mengerjakan soal di papan tulis pada siklus I 36,36%,

sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 81,81%. Keberanian siswa untuk

bertanya mengenai materi yang belum dimengerti pada siklus I 27,27% sedangkan

(19)

jawaban sendiri pada siklus I 45,45% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi

90,90%.

Berdasarkan paparan di atas serta adanya penelitian terdahulu maka peliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar IPA Materi Pengaruh Energi dalam Kehidupan Sehari-hari Melalui Metode Discovery Kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu permasalahan

yaitu :

1. Bagaimana penerapan metode discovery dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan

sehari-hari di kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas III mata pelajaran IPA

materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di MI Darul Ulum

Baureno, Bojonegoro setelah diterapkan metode discovery?

C. Tindakan yang dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari melalui

Metode discovery. Dengan metode ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi

(20)

pembelajaran siswa.. Melalui metode ini, bersama kelompoknya siswa akan

belajar menjadi seorang ilmuan yang bisa menemukan hal yang baru bagi

mereka. Diharapkan siswa mampu mengingat materi yang telah disampaikan

oleh guru dan mengikuti pembelajaran dengan semangat. Sehingga, metode ini

mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa, membuat suasana kelas lebih

nyaman, dan mengusir kebosanan dalam belajar.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dari penelitian

adalah:

1. Dapat mengetahui penerapan metode discovery dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi

dalam kehidupan sehari-hari di kelas III MI Darul Ulum Baureno,

Bojonegoro

2. Dapat mengetahui peningkatan motivasi belajar materi pengaruh energi

dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas III MI Darul Ulum

(21)

E. Lingkup Penelitian

Supaya penelitian ini bisa fokus dengan objek, maka permasalahan

tersebut akan dibatasi pada hal – hal tersebut dibawah ini:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Darul Ulum Baureno,

Bojonegoro Semester genap tahun ajaran 2014 – 2015.

2. Tindakan yang diambil dalam penelitan ini adalah metode pembelajaran

Discovery, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pengaruh

energi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Materi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu materi

pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru dapat mengetahui suatu media pembelajaran yang dapat

meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.

b. Guru mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem pengajarannya

sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan.

c. Guru mengetahui kendala - kendala yang dihadapi saat penelitian

sangat membantu untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya.

(22)

a. Menanamkan sikap kreatif, keaktifan siswa dalam bekerjasama dan

komitmen dalam belajar bekerjasama untuk menyelesaikan problem.

b. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran materi

pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari

c. Motivasi siswa dapat mengalami peningkatan.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan

pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan

(23)

11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau berbuat.6 A. W. Bernard memberikan pengertian

bahwa motivasi adalah fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan

tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada

gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu. Pendapat yang sama

disampaikan Mc. Donald bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan.7

Motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan

mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.8 Motivasi akan menyebabkan

terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada manusia, sehingga akan

mengarah dengan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi yang kemudian

bertindak melakukan sesuatu karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan.

6

Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. Teori Motivasi & Pengukurannya. (Jakarta : PT Bumi Aksara.2011). Hal

3

7

A. M., Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada). Hal 73

8

(24)

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak

suka maka akan berusaha untuk mengelak perasaan tidak suka itu.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

Belajar adalah perbuatan tingkah laku secara relatif permanen dan secara

potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi

tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah segala sesuatu yang

ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada peserta didik

yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam

belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik. Motivasi memiliki

peranan yang khas dalam membangun gairah siswa untuk merasa senang dan

semangat dalam setiap proses pembelajaran yang di terima.

2. Teori Motivasi Belajar

Motivasi dapat dianggap sebagai dorongan untuk memuaskan

kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, perumahan, cinta, dan pemeliharaan diri

yang positif. Terkait hal ini salah satu teori motivasi yaitu hierarki kebutuhan

Maslow. Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang

telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka akan mempunyai

(25)

mengemukakan ada dua kebutuhan yakni kebutuhan defisiensi dan kebutuhan

pertumbuhan.9

Kebutuhan defisiensi yang didalamnya terdapat fisiologi, keselamatan,

cinta, dan harga diri adalah kebutuhan yang penting bagi kesejahteraan fisik

dan psikologis. Kebutuhan ini harus dipuaskan, tetapi begitu sudah

terpuaskan, motivasi orang untuk memuaskannya akan hilang. Selanjutnya

kebutuhan pertumbuhan seperti kebutuhan untuk mengetahui dan memahami

sesuatu, kebutuhan estetika, serta kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri

didefinisikan keinginan menjadi apapun yang sanggup diraih seseorang. Pada

kebutuhan pertumbuhan seseorang mempunyai motivasi yang lebih besar

karena pada kebutuhan manusia tidak akan merasa puas.

3. Indikator Adanya Motivasi Belajar

Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi

seseorang antara lain:10

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan

sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil

dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk

memperoleh kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur

9

Robert E.Slavin, Psikologi Pendidikan … hal.102

10

(26)

kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri

manusia yang bersangkutan.

Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu

dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang

mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha

menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda

pekerjaannya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah dorongan dari

luar diri, melainkan upaya pribadi.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilator belakangi oleh motif

berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu

menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif

berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang

bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.

Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun karena kalau

tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat

malu dari pengajarnya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan dihukum

orang tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa “keberhasilan” anak

didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar

(27)

c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang

Teori harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh

perasaan sendiri tentang gambaran hasil tindakan yang dilakukan.11

Contohnya orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan

menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang

tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.

d. Adanya penghargaan dalam belajar

Seperti dalam teori kebutuhan Maslow, kebutuhan akan penghargaan.

Dalam kaitannya dengan belajar, percaya diri dan harga diri maupun

kebutuhan akan pengakuan orang lain sangat bermanfaat dan

menyediakan sesuatu yang dapat dicapai.12

Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap

perilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara

paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik

kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan seperti “bagus”, “hebat”

dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal

seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi

yang langsung antara siswa dan guru, dan penyampaian konkret, sehingga

merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau

penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.

11

Hamzah. B. Uno Teori Motivasi Dan Pengukurannya… hal 47

12

(28)

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang

sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses

belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat,

dipahami, dan dihargai.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tingkatan

individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu

untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat

dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan,

dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan. Lingkungan belajar

yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan

demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam

mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar.13

B. Metode Pembelajaran Discovery

1. Pengertian Metode Discovery

Metode discovery artinya metode penemuan. Menurut Sund discovery

adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan sesuatu

konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara

13

(29)

lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat

dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suaut

konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang

dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan

mengembang.14

Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sndiri)

itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situsi teacher learning

menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery

learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses

kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca

sendiri dan mencoba sendiri.15 Agar anak dapat belajar sendiri.

Metode discovery (penemuan) adalah suatu metode pembelajaran dimana

dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya

menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa

diberitahukan atau diceramahkan saja.16 Metode pembelajaran ini merupakan

suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan.

Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta

didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah

itu sendiri.

14

Drs. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta,2002)

Hal.193

15

Drs. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah... Hal.193

16

Hamzah dan Nurdin Muhammad, Belajar dan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta, PT Bumi Aksara,

(30)

2. Tujuan Metode Discovery

Secara garis besar metode discovery bertujuan agar anak didik mampu

memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang

sedang dipelajari, adapun tujuan pembelajaran metode discovery adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengembangkan kreativitas

b. Untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar

c. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan kritis

d. Untuk meningkatkan keaktifan anak didik dalam proses pembelajaran

e. Untuk memecahkan masalah

f. Untuk mendapatkan inovasi dalam proses pembelajaran.17

3. Langkah - Langkah Metode Discovery

Berikut adalah langkah-langkah metode pembelajaran discovery

(penemuan).18

Tabel 2.1 Langkah-langkah metode Discovery

No Fase-fase Kegiatan Guru

1 Menyampaikan tujuan,

2 Merumuskan masalah Guru menyampaikan suatu permasalahan yang menggugah atau menimbulkan kepenasaranan tentang fenomena tertentu.

17

Muhammad Takdir Illahi, Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill

(Jogjakarta:Diva Press, 2012) hal. 69

18

(31)

3 Membuat jawaban sementara

4 Mengumpulkan data Guru memfasilitasi data untuk memperkuat dari adanya hipotesis 5 Merumuskan kesimpulan Guru membimbing siswa untuk

memdapatkan kesimpulan dari permasalahan

6 Mengomunikasikan Guru mendampingi siswa untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam metode pembelajaran

discovery (penemuan) adalah sebagai pembimbing siswa dalam nenemukan

konsep.

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan

dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan

didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi. Adapun Wahyana

mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan

fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.19

19

(32)

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA di Sekolah

Dasar berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan

tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar

terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep adalah abstraksi dari

kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau

lambing. Sedangkan prinsip merupakan pernyataan yang berlaku bagi

sekelompok gejala tertentu yang mampu menjelaskan suatu kejadian20

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga disebutkan tujuan

mata pelajaran IPA, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut :

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam semesta.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan dan meningkatkan

20

(33)

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan

melestarikan lingkungan.

d. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

e. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak didik memiliki pengetahuan

tentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari

lingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar anak tidak buta dengan

pengetahuan dasar mengenai IPA.

3. Fungsi Pembelajaran IPA

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar, mata pelajaran IPA berfungsi

untuk :

a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan

alam dan lingkungan buatan yang berkaitan dengan pemanfaatannya bagi

kehidupan sehari – hari.

b. Mengembangkan keterampilan proses

c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk

(34)

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya keterkaitan yang saling

mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan

lingkungan disekitarnya dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

e. Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan

sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat

pendidikan yang lebih tinggi.

4. Materi Energi dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Energi yang ada disekitar kita ada bermacam-macam. Energi panas dan

energi gerak. Berikut pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari

a. Energi panas

Energi panas adalah energi yang dihasilkan dari panas suatu benda.

Jadi, energi panas berasal dari benda yang memiliki suhu tinggi. Contoh

benda yang memiliki suhu tinggi adalah api dan matahari.

Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan. Misalnya, panas matahari digunakan untuk mengeringkan

pakaian, panas setrika digunakan untuk melicinkan pakaian, dan panas

(35)

Panas juga dapat dihasilkan oleh gesekan dua buah benda, seperti

kita menggosok-gosok tangan, maka tangan akan terasa hangat. Panas

disebut juga kalor.21

b. Energi gerak

Permukaan bumi dipenuhi dengan udara. Udara memang tidak

kelihatan. Udara dapat bergerak karena terdapat perbedaan tekanan.

Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh pengaruh panas matahari.

Udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dinamakan

angin. Semakin cepat terjadi perpindahan udara, semakin besar pula

angina yang tertiup. Angin merupakan contoh energi gerak. Energi gerak

angin mampu menerbangkan dedaunan kering dan kertas sampah. Bahkan

angin yang sangat besar mampu merobohkan bangunan dan pepohonan.

Energi gerak angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Energi gerak angin dapat digunakan untuk pembangkit listrik melalui

kincir angin. Kincir angina akan bergerak karena angin. Gerakan kincir

angina akan menggerakkan mesin generator sehingga dapat menghasilkan

energi listrik. Demikian pula energi gerak air. Energi gerak air dapat

menggerakkan kincir air. Jika kincir air dihubungkan dengan generator,

akan menghasilkan energi listrik pula.22

21

Priyono dan Titik Sayekti, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional, 2008) hal.85

22

Mulyati Arifin, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku. (Jakarta : PT. Setia Purna Inves,

(36)

24

BAB III

METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Classroom Actions Research

(CAR). Pada hakikatnya, penelitian tindakan kelas digunakan agar suatu proses

penelitian memiliki daya guna dan manfaat ganda. Peneliti akan memperoleh

informasi yang berkaitan dengan berbagai permasalahan pendidikan dan

pembelajaran. Sementara subyek yang diteliti mendapat manfaat langsung dari

adanya tindakan nyata.23

Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mix

mettode atau dikenal dengan metode penelitian kombinasi. Penelitian kombinasi

adalah penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan

metode penelitian kuantitatif secara berurutan. Dimana pada tahap awal penelitian

dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua

menggunakan metode kualitatif.24 Peneliti menggunakan lingkungan alamiah

sebagai sumber data dengan cara tatap muka langsung dan berinteraksi dengan

orang-orang di lokasi penelitian yang tidak diperoleh melalui prosedur statistik

atau bentuk hitungan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan data yang

23

Isjoni Ishaq, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006),

hal.106-107

24

(37)

dikumpulkan dari penelitian kualitatif dianalisis melalui suatu penghitungan.

Kemudian dideskripsikan untuk ditemukan kekurangan dan kelebihan sehingga

dapat diupayakan peningkatan/ perbaikannya.25

Adapun model yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini

adalah Kurt Lewin. Secara garis besar, meliputi empat komponen, yaitu

perencanaan (planning), aksi/tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

(reflecting).26 Keempat komponen tersebut, membentuk satu siklus. Jika telah

dilakukan refleksi, maka diikuti perencanaan ulang dengan revisi dari siklus

sebelumnya.

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin

25

Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penilaian Kualitatif, (Yogyakarta: Diva

Press, 2010), hlm : 13

26

Rido Kurnianto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009) Paket 5 hal.12

(38)

1. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah dimaksudkan sebagai kegiatan awal yang dimanfaatkan

untuk mengumpulkan data tentang situasi-situasi yang relevan dalam motivasi

pembelajaran IPA. Peneliti bersama guru kelas melakukan pengamatan

pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil identifikasi tersebut dapat dilakukan pemfokuskan masalah

yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian.

2. Perencanaan

Perencanaan didasarkan pada hasil dari identifikasi masalah awal. Secara rinci

perencanaan mencangkup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki

dan meningkatkan motivasi belajar siswa sesuai indikator yang sudah

ditetapkan sebagai solusi dari permasalahan kurangnya motivasi. Perlu

disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah

sesuai dengan kondisi peserta didik

3. Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai

upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan apa yang akan dilaksanakan

berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam

PTK hendaknya selalu didasarkan pada teoritik dan empiric agar hasil yang

(39)

4. Pengamatan (observasi)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan

pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti

mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan

terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan

melalui teknik observasi.

5. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi adalah kegiatan analisis, sintesis, interpretasi

terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.

Setelah suatu siklus selesai diterapkan, lalu pada tahap refleksi diikuti

dengan adanya perencanaan ulang yang dilakukan untuk siklus berikutnya.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting penelitian ini meliputi:

a. Tempat penelitian : kelas III MI Darul Ulum Pasinan Baureno Bojonegoro

b. Waktu penelitian : dilaksanakan pada tahun ajaran semester genap

2014/2015

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek yang diamati dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Darul

Ulum Pasinan Baureno Bojonegoro semester genap tahun ajaran 2014/2015

dengan jumlah keseluruhan adalah 19 peserta didik yang terdiri dari 12

(40)

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek peneliti atau apa saja yang memberikan titik perhatian

suatu penelitian.27 Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel input : Siswa Kelas III MI Darul Ulum Baureno Bojonegoro

b. Variabel proses : penerapan metode Discovery

c. Variabel output : peningkatan motivasi belajar siswa pada materi Energi

dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari

D. Rencana Tindakan

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin yaitu bentuk suatu lingkaran yang

terus menerus. Setiap siklus meliputi rencana, tindakan, observasi, refleksi.

Langkah pada siklus berikutnya adalah tahap-tahap penelitian tindakan kelas

yang dilakukan oleh peneliti :

Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

metode Discovery. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan

27

(41)

pembelajaran dan lembar observasi. Pedoman observasi digunakan untuk

mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran serta

digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

3) Menyusun pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam

mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang

sedang dilaksanakan.

4) Menyusun lembar angket motivasi belajar siswa. Lembar angket motivasi

belajar ini untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap

pembelajaran yang sedang dilaksanakan

b. Tindakan (action)

Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan

tindakan dengan penerapan metode Discovery pada pembelajaran IPA materi

Energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah

RPP selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung:

Waktu Langkah-langkah pembelajaran Metode 10menit

3’’

5’’

3’’

Kegiatan Awal

 Guru memberi salam dan berdoa

 Guru mengabsen kehadiran siswa serta memberi semangat sebelum belajar.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

 Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok dengan nama kelompok dari macam-macam energi

 Guru menjelaskan prosedur dari metode discovery

(42)

30’’

10’’

diidentifikasi

 Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa kepada masing-masing kelompok berupa fenomena tentang pengaruh energi panas dan gerak

Elaborasi

 Siswa secara berkelompok melakukan identifikasi masalah tentang energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari

 Siswa mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan

 Siswa melakukan percobaan dari permasalahan yang diterima setiap kelompok

 Siswa mencari data yang akan digunakan untuk menemukan prinsip dan konsep data pada materi energy dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari

 Guru membantu siswa mencari data untuk informasi

 Setiap kelompok membuat kesimpulan dari permasalahan yang diterima

Konfirmasi

 Setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan

 Guru memberikan penguatan tentang materi yang sudah dipelajari

 Pemberian reward dan punishment

Discovery

 Guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis.  Guru menyampaikan materi yang akan datang.  Guru mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam.

Tanya jawab

Ceramah

a. Observasi (observation)

Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses

(43)

setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi

dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat.

b. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang

diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi.

Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang

dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian. Pembelajaran dari

siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus

selanjutnya.

Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai

perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus

pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning), dilanjutkan dengan

pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).

Pada tahap refleksi, dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II

serta diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi membuat kesimpulan

atas pelaksanaan pembelajaran IPA melalui penerapan metode discovery dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa setelah melaksanakan rangkaian kegiatan

(44)

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara

adalah untuk mendapatkan informasi dimana pewawancara melontarkan

pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang kaitannya

dengan pembelajaran IPA sebelum pelaksanaan, saat pelaksanaan, dan

sesudah pelaksanaan menggunakan metode discovery untuk mengetahui

motivasi belajar siswa sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan oleh

peneliti.

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek

dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat

dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan

pengecap.28

28

Suharsimi Arikunto, Suhardjono dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011),

(45)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi digunakan

untuk mengumpulkan data sebagai berikut :

1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode

discovery

2) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode

discovery

c. Angket

Menurut Kartono, angket adalah suatu masalah yang umumnya banyak

menyangkut kepentingan umum, dilakukan dengan jalan mengedarkan

suatu daftar pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis

kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan

tertulis seperlunya.29

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui respon atau

tanggapan siswa terhadap penerapan metode discovery dalam mata

pelajaran IPA. Serta memperoleh data tentang indikator motivasi belajar

siswa, perilaku yang sering muncul ketika proses belajar mengajar,

pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan, tujuan siswa tersebut

sekolah, dll. Angket tersebut diberikan setelah seluruh kegiatan

pembelajaran berakhir.

29

(46)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan

teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

a. Wawancara : Lembar wawancara

Berikut pedoman wawancara yang digunakan untuk mengambil data.

Tabel 3.1

Pedoman wawancara guru

No. Tujuan Penelitian Wawancara Guru

1. Dapat mengetahui proses

pembelajaran sebelum adanya

pemberian metode discovery

mata pelajaran IPA materi

pengaruh energi dalam

kehidupan sehari-hari

a. Bagaimana proses pembelajaran IPA

saat materi Energi?

b. Bagaimana motivasi siswa saat materi

tersebut diajarkan?

c. Metode apa yang anda gunakan saat

materi tersebut?

2. Dapat mengetahui penerapan

metode discovery dalam

meningkatkan motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPA

materi pengaruh energi dalam

kehidupan sehari-hari

a. Bagaimana aktifitas siswa saat

mengikuti pembelajaran dengan metode

discovery?

3. Dapat mengetahui peningkatan

motivasi belajar materi

a. Bagaimana peningkatan motivasi siswa

setelah adanya penerapan metode

(47)

Tabel 3.2

Pedoman wawancara siswa

No. Tujuan Penelitian Daftar wawancara siswa

1. Dapat mengetahui proses

pembelajaran sebelum

e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan

materi energi dan pengaruhnya?

f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut

kamu?

a. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru

(48)

setelah metode

pembelajaran Discovery

diterapkan.

energi?

d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi

dengan teman kelompok?

e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan

materi energi dan pengaruhnya?

f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut

kamu?

b. Observasi : Lembar observasi

Tabel 3.3

Format panduan observasi aktivitas guru

No. Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4

I. Persiapan

Mempersiapkan perangkat pembelajaran

Mempersiapkan bahan ajar

Mempersiapkan media yang dibutuhkan dalam

proses pembelajaran

Mengkondisikan peserta didik

II. Pelakasanaan Kegiatan awal

(49)

 Guru membuka dengan salam dan berdoa

bersama serta memeriksa kehadiran siswa

 Apersepsi dan motivasi

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok

dengan nama kelompok dari macam-macam

energi

 Guru menjelaskan prosedur dari metode

discovery

Kegiatan Inti

Fase 2 : guru menyampaikan suatu permasalahan yang menggugah atau menimbulkan kepenasaranan tentang fenomena tertentu

 Guru memberikan penjelasan masalah yang

akan diidentifikasi

 Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa

kepada masing-masing kelompok berupa

fenomena tentang pengaruh energi panas,

gerak, dan bunyi

Fase 3 : guru membantu siswa dalam membuat prediksi dan mempersiapkan penjelasan masalah

 Guru membantu siswa dalam membuat

identifikasi masalah sesuai dengan masalah

(50)

 Siswa mempersiapkan bahan dan alat yang

akan digunakan untuk melakukan percobaan

Fase 4 : guru memfasilitasi data untuk memperkuat dari adanya hipotesis

 Guru mengawasi dan membimbing siswa

melakukan percobaan dari permasalahan yang

diterima setiap kelompok

 Guru membantu siswa mencari data untuk informasi

Fase 5 : Guru membimbing siswa untuk mendapatkan kesimpulan dari

permasalahan

 Guru menginstruksikan kepada

masing-masing kelompok untuk membuat kesimpulan

Fase 6 : Guru mendampingi siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya  Guru menginstruksikan kepada

masing-masing kelompok untuk mempresentasikan

hasil yang telah dikerjakan

 Guru memberikan penguatan agar peserta

didik lebih memahami

 Pemberian reward dan punishment

Penutup

 Menyimpulkan hasil belajar

 Melakukan evaluasi (memberikan soal)

(51)

 Mengingatkan materi minggu yang akan

datang

 Doa dan salam

III Pengelolaan waktu

Kedisiplinan masuk kelas

Ketepatan tiap komponen pembelajaran dengan

waktu yang disediakan

IV Suasana Kelas

Kelas Kondusif

Proses KBM berjalan dengan lancar dan

menyenangkan

Skor Perolehan

Jumlah Skor perolehan

Keterangan :

1 = Sangat tidak sesuai (tidak dilakukan , tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat

waktu )

2 = Tidak sesuai (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif ,tidak tepat waktu)

3 = Sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif , tidak tepat waktu)

4 = Sangat sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)30

30

(52)

Tabel 3.4

Format Panduan Observasi Aktifitas Siswa

No. Aspek yang di amati Nilai

1 2 3 4

I

Persiapan

 Persiapan fisik siswa dalam

mengikuti pembelajaran

 Persiapan alat perlengkapan belajar

seperti buku, pensil, dll

 Memahami dan memperhatikan

kelas baik itu kebersihannya maupun

keamanan serta kelengkapan kelas

II

Pelaksanaan Kegiatan awal

 Siswa menjawab salam guru dan

berdoa bersama

 Siswa menjawab pertanyaan guru

dari apersepsi dan mendengarkan

motivasi yang diberikan guru

 Siswa mendengarkan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran

 Siswa membentuk menjadi 4 kelompok dengan nama kelompok

dari macam-macam energi

 Siswa memerhatikan penjelasan

prosedur dari metode discovery

(53)

 Siswa menerima penjelasan dari

 Siswa secara berkelompok

melakukan identifikasi masalah

tentang energi dan pengaruhnya

dalam kehidupan sehari-hari

 Siswa mempersiapkan bahan dan

alat yang akan digunakan untuk

melakukan percobaan

dan pengaruhnya dalam kehidupan

sehari-hari

(54)

Penutup

 Siswa mendengarkan guru

menyimpulkan hasil belajar

 Siswa melakukan evaluasi

 Siswa mendengarkan pesan-pesan

guru

 Doa bersama dan menjawab salam

Skor perolehan

Jumlah skor perolehan

Keterangan :

1 = Sangat tidak sesuai (tidak dilakukan,tidak sesuai aspek, tidak efektif,

tidak tepat waktu)

2 = Tidak sesuai (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat

waktu)

3 = Sesuai Dilakukan (sesuai aspek, sesuai aspek,efektif, tidak tepat waktu)

4 = Sangat sesuai (dilakaukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)31

31

(55)

b. Angket : Butir-butir angket

Tabel 3.5 Butir-butir angket

Indikator Motivasi Butir Instrumen

Nomor Butir Angket

Adanya hasrat dan

keinginan berhasil

Ketika pelajaran berlangsung, saya

mendengarkan penjelasan guru dengan

baik

3

Saya suka bertanya kepada teman atau

guru saat mengalami kesulitan 7

Saya selalu mengikuti semua aktifitas

pada saat pembelajaran 4

Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam

belajar

Pada waktu guru memberi tugas, saya

mengerjakan tugas dengan baik 5

Sebelum mulai pelajaran, saya membaca

materi yang akan diajarkan 2

Saya berkeinginan sepenuhnya

menguasai pelajaran IPA 1

Adanya harapan dan

cita-cita dimasa yang

akan datang

Saya berharap mendapatkan nilai bagus

dalam pelajaran IPA 16

Setelah melakukan proses belajar saya

dapat mengetahui pengaruh energi

dalam kehidupan sehari-hari

15

Setelah mengikuti pembelajaran, saya

ingin mencoba praktek dan menemukan

hal baru terkait energi dan pengaruhnya

(56)

dalam kehidupan sehari-hari

Adanya penghargaan

dalam belajar

Saya senang jika setelah diskusi

teman-teman saya mendengarkan pendapat

saya

8

Saya senang ketika guru memberikan

reward kepada saya, setelah saya

mengerjakan soal evaluasi

9

Saya senang ketika guru memberikan

waktu kepada saya untuk bertanya

hal-hal yang belum saya ketahui

10

Adanya kegiatan yang

menarik dalam

pembelajaran

Saya bersemangat ketika pembelajaran

IPA tadi menggunakan media yang

berkaitan dengan materi energi dan

pengaruhnya dalam kehidupan

sehari-hari

14

Saya senang dengan cara guru dalam

mengajarkan materi Energi dan

Pengaruhnya di kelas

13

Saya menyukai belajar kelompok

bersama teman-teman sebaya saya 6

Adanya lingkungan

yang kondusif

Saya selalu aktif dalam mengikuti

proses belajar mengajar 11

Saya merasa nyaman jika lingkungan

belajar yang saya tempati bersih dan

indah

18

Saya selalu memperhatikan jika

(57)

Energi dan Pengaruhnya dalam

kehidupan

3. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, didapatkan data kualitatif dan kuantitatif. Data

yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif,

yaitu sebagai berikut:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini, data yang diperoleh yaitu hasil

angket siswa dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan

prosentase. Angket yang telah terkumpul dari tiap siswa, di hitung

perolehan skornya. Skor yang didapat tiap siswa kemudian diubah

menjadi nilai dengan menggunkan rumus:

Untuk mengetahui rata-rata nilai motivasi belajar hasil kuesioner

siswa, digunakan rumus:

X = ∑ x

N

Keterangan :

X : Nilai Rata-Rata N : Jumlah siswa

∑ x : Jumlah seluruh nilai siswa Nilai = skor yang diperoleh × 100

(58)

b. Data kualitatif

Data berupa informasi yang berbentuk kalimat dengan memberikan

gambaran kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh

dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga

untuk mngetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktifitas siswa

dalam proses pembelajaran berlangsung.32 Data kualitatif dapat

dianalisis dengan tahapan sebagai berikut :

1) Kode dan Mengkoding

Digunakan untuk menyederhanakan sejumlah besar data yang

terkandung dalam catatan lapangan, observasi dan materi dokumen

atau arsip adalah dengan membuat kode. Kode adalah singkatan

kata atau symbol yang dipakai untuk mengklasifikasikan

serangkaian kata, sebuah kaliamat atau alenia dari catatan lapangan

yang sudah diketik kembali sehingga mudah dibaca oleh siapa pun.

Kode adalah katagori yang biasanya diambil dari pertanyaan

penelitian, hipotesis, konsep penting, atau tema yang penting.33

2) Mereduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan

32

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hal 128

33

Rochiati Wiriatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

(59)

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3) Display data (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Pada penelitian kualitatif, penyajian data ini

dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dan sejenisnya. Melalui

penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam

pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian

data pada penelitian ini adalah dengan teks yang bersifat naratif

maupun deskriptif.

4) Kesimpulan dan Verifikasi data

Langkah terakhir dari analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali dilapangan,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,

tetapi mungkin juga tidak, karena dikemukakan bahwa masalah dan

(60)

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di

lapangan.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kreteria yang digunakan untuk melatih

tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam peningkatan atau memperbaiki

mutu PMB dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara

pengukurannya).34

Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya

perubahan ke arah peningkatan dari motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran. Indikator tersebut adalah adanya peningkatan motivasi siswa

dalam belajar IPA setelah diterapkan metode Discovery yang ditunjukkan dengan

kenaikan persentase angket motivasi siswa dari siklus I ke siklus II dan telah

mencapai kriteria nilai tertinggi.

G. Tim Peneliti

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan kolaborasi. Peneliti

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Ibu

Novi Kurniawati, S.Pd. Beliau sebagai guru kolaborator bersama peneliti dikelas

sekaligus sebagai observator selama kegiatan penelitian tindakan kelas.

34

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru,

(61)

Peneliti dan kolaborator bertugas penuh dalam pelaksanaan penelitian baik

dalam kegiatan awal perencanaan, tindakan, observasi/aksi dan refleksi dalam

tiap pelaksanaan kolaborasi agar memenuhi hasil yang diinginkan dalam sebuah

(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian “Peningkatan motivasi belajar

siswa kelas III MI Darul Ulum Boureno Bojonegoro pelajaran IPA materi

pengaruh energi panas dan gerak dalam kehidupan sehari-hari dengan metode

Discovery. Hasil penelitian ini akan dijelaskan per siklus, dalam setiap siklus

terdiri empat langkah pokok yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

1. Siklus I

Pada siklus pertama peneliti menggunakan empat tahapan dalam proses

pembelajaran. Empat tahapan tersebut adalah rencana tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dilakukan peneliti

dengan sistematis sesuai dengan penelitian tindakan kelas menurut Kurt

Lewn.

a. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus pertama diawali dengan

penentuan waktu bersama guru kelas III yang ditetapkan tanggal 20 April

2015 dan menentukan metode yang akan digunakan dalam siklus dengan

metode Discovery.

Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan

(63)

Pendidikan 2006 yang bertuliskan “Memahami berbagai cara gerak benda,

hubungannya dengan energi dan sumber energi”, dengan kompetensi dasar

yang dipilih oleh peneliti “Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang

pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari” serta

indikator yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Dari indikator

tersebut dapat disusun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

metode discovery.

Selain perangkat pembelajaran peneliti juga menyiapkan media yang

dijadikan alat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Media bahan dan

alat berupa kertas origami, kayu, paku payung, selembar kain, dan gelas aqua

yang digunakan untuk bereksperimen sekaligus siswa melakukan penemuan.

Penentuan media ini peneliti terhambat mencari sebatang kayu dengan ukuran

sama dan bentuk yang sama, namun hambatan itu bisa teratasi dengan tepat.

Soal tes disiapkan peneliti yang merupakan pengembangan dari indikator

kompetensi sebanyak 10 butir soal berupa uraian beserta kunci jawabannya.

Instrumen penelitian seperti lembar wawancara, lembar observasi guru dan

siswa serta angket motivasi siswa juga telah disiapkan peneliti. Instrument –

instrument tersebut diatas sebelumnya telah divalidasi kepada Bapak Sulthon

Mas’ud selaku validator.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari RPP yang dirancang

Gambar

Gambar
Tabel
Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin
Tabel 3.1 Pedoman wawancara guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB II MEDIA BOLA YANG DIGANTUNG DENGAN METODE PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR PASING BAWAH BOLA VOLI ………9. Tinjauan

(2) Susunan organisasi, rincian tugas, fungsi, dan tata kerja perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat diatur dalam statuta perguruan

Dengan menerapkan metode peer teaching dalam pembelajaran siswa diharapkan dapat memahami informasi dan pesan – pesan yang diberikan oleh guru dalam bentk materi gerak

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan menunjukkan bahwan strategi pengelolaan destinasi pariwisata Kota Bukittinggi sudah berjalan dengan baik tetapi

tata kelola satuan pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat

Class diagram pada aplikasi yang akan di bangun untuk penggunanya seorang pakar yaitu dimulai dari login seorang dokter untuk proses selanjutnya yaitu tampilan home, dan

Pada gambar 3.1 terdapat sketsa halaman menu utama media pembelajaran yang teridiri dari judul media pembelajaran, tombol profile, tombpl standar, tombol materi, tombol evaluasi