• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga pada Anak dengan Retardasi Mental Ringan dan Sedang (Sebuah Studi Fenomenologi) T1 462009038 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga pada Anak dengan Retardasi Mental Ringan dan Sedang (Sebuah Studi Fenomenologi) T1 462009038 BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori

2.1.1. Retardasi Mental 2.1.1.1. Definisi

Retardasi mental adalah kondisi tidak lengkapnya perkembangan jiwa, yang ditandai dengan adanya penurunan keterampilan selama masa perkembangan yang berkontribusi pada keseluruhan tingkat kecerdasan dan kemampuan kognitif yang terwujud dalam bahasa, motorik serta kemampuan sosial (WHO 2010). Sementara itu ditilik dari American Association on Intellectual and Developmental Disability (AAIDD) tahun

2008 retardasi mental adalah disabilitas yang ditandai dengan keterbatasan yang signifikan baik dalam fungsi intellektual dan perilaku adaptif serta disabilitas ini terjadi

sebelum usia 18

(2)

10

(3)

11 2.1.1.2. Klasifikasi retardasi mental

Retardasi mental dibagi menjadi empat klasifikasi yang berbeda, didalamnya terdapat ciri-ciri spesifik yang membuat perbedaan yang nyata antara kelompok satu dan kelompok yang lain (Gerald, Neale, dan Kring 2006) : 2.1.1.1.1. Retardasi Mental Ringan (tingkat intelejensi

50-55 hingga 70)

(4)

12

2.1.1.1.2. Retardasi Mental Sedang (tingkat intelejensi 35-40 hingga 50-55)

Dalam retardasi mental sedang kerusakan pada otak dan juga berbagai kelainan sering terjadi. Orang-orang dengan kondisi ini pun terkadang memiliki kelemahan fisik dan disfungsi neurologis yang dapat menghambat keterampilan motorik yang ada. Mereka mampu hidup dengan banyak bimbingan dan latihan yang dilakukan. Orang dengan kondisi seperti ini sebagian besar hidup bergantung pada keluarga atau bahkan institusi-institusi penampungan yang ada. 2.1.1.1.3. Retardasi Mental Berat (tingkat intelejensi 20-25

hingga 35-40).

(5)

13

yang sangat sederhana dengan pantauan terus menerus.

2.1.1.1.4. Retardasi Mental Sangat Berat (tingkat intelejensi di bawah 20-25)

Retardasi mental sangat berat memiliki jumlah anggota yang relatif sedikit, yaitu hanya 1 hingga 2 persen dari kelompok retardasi. Sejak lahir orang-orang dari kelompok ini telah membawa abnormalitas fisik berat serta kerusakan neurologis dan tidak dapat berjalan sendiri kemanapun. Dalam kehidupannya mereka memerlukan supervisi total dan tak jarang mereaka harus diasuh hingga akhir hayat.

2.1.2. Keluarga 2.1.2.1. Definisi

(6)

14

Keluarga juga dapat diartikan sesuai dengan sudut pandang pendefinisi tersebut. Sebagai contoh, bidang biologi menggambarkan keluarga sebagai pemenuhan fungsi biologis untuk berlangsung hidup spesies tertentu. Bidang psikologis menekankan aspek interpersonal keluarga dan tanggung jawab keluarga terhadap perkembangan kepribadian. Dalam pandangan ekonomi, keluarga sebagai unit produksi yang memenuhi kebutuhan materi, dan secara sosial menggambarkan suatu unit sosial yang bereaksi dengan masyarakat yang lebih besar (Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2009)

Dalam arti lain kata “keluarga” mengacu pada dua atau lebih individu yang saling mendukung satu dan yang lainnya baik secara psikis, fisik, finansial dan juga antara satu anggota dan anggota lainnya saling terhubung dan juga mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari keluarga. (Friedman, Bowden & Jones, 2010)

(7)

15

psikososial dan ekonomi dan menganggap diri mereka bagian dari keluarga tersebut.

2.1.2.2. Dampak Retardasi Mental pada Keluarga

Dalam tahap perkembangan keluarga tidak dipungkiri bahwa munculnya anak retardasi mental mempengaruhi tahap tersebut secara signifikan. Berbagai hal menjadi terganggu. Pada saat seorang anak harus mandiri, berubah menjadi ketergantungan dengan keluarga mereka, atau bahkan orang tua yang seharusnya dapat memberikan nafkah lebih kepada anak mereka menjadi terhalang atau bahkan berhenti dari pekerjaannya untuk merawat anak tersebut di rumah. Banyak tugas perkembangan dari sebuah keluarga menjadi tertunda di suatu titik (Friedman, Bowden & Jones, 2010).

2.1.2.3. Makna Dukungan Keluarga

(8)

16

2.1.2.4. Pentingnya Dukungan Keluarga

Menghadapi masalah perkembangan keluarga yang terkadang terhambat akibat munculnya anak retardasi mental, dukungan keluarga memegang peranan penting dalam peningkatan kecepatan saat keluarga akan melanjutkan tugas perkembangannya yang tertunda. Dukungan keluarga dapat diberikan dalam bentuk rasa tenang atau rasa nyaman yang diberikan oleh masing-masing anggota keluarga disetiap saat (Friedman, Bowden & Jones, 2010).

Menurut pandangan beberapa ahli Psikologi Sosial dukungan keluarga dapat menurunkan kecemasan selama menghadapai masalah yang muncul dalam keluarga (coping yang berpusat pada emosi) atau bahkan dukungan keluarga akan memberikan jalan keluar yang memungkinkan keluarga untuk meringankan beban selama merawat anak dengan retardasi mental (coping yang berpusat pada masalah)(Baron & Byrne, 2003).

(9)

17

cinta-kasih, dan juga rasa empati. Dukungan lain yang dapat diberikan adalah dukungan dalam bentuk instrumental atau dapat disebut penyediaan barang dan jasa. Ada pula pemberian informasi baik itu secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk simbolik-simbolik lain yang ada. Penjelasan terakhir mengenai penilaian diri atau dapat pula kita menyebutkan evaluasi diri (Taylor, Peplau

& Sears., 2006).

2.2. Penelitian Terkait

(10)

18

hidup dengan baik atau malah terlantar (Miller, Buys, dan Woodbridge, 2012; Kermanshahi, Vanaki, Ahmadi, Kazemnejad, Mordoch, Azadfalahiranian 2008).

Pandangan lainnya muncul dari studi mengenai saudara penyandang retardasi mental. Studi ini membahas tentang bagaimana kualitas hidup dari seorang anak yang memiliki saudara dengan kondisi retardasi mental. Ada kajian menarik dari studi ini, mulai dari adanya rasa saling percaya, saling menghargai, dan juga saling mendukung serta adanya rasa kekawatiran antar saudara walaupun saudaranya yang satu mengalami retardasi mental. Selain hal-hal tersebut ada pula hal lain yang diungkap seperti butuhnya seorang saudara memiliki waktu untuk menyendiri tanpa saudaranya yang lain, dan juga adanya rasa sabar yang sudah mereka kenal sejak usia belia akan kekurangan dari saudaranya. (Moyson dan Roeyers., 2012).

(11)

19

itu pertanyaan yang sangat sensitif didengar, karena ada anak yang lebih baik menghindarinya dari pada akan ditanya oleh temannya yang lain tentang masalah ini. Kemudian masalah lain pun muncul ketika mereka sedang berjalan bersama keluar rumah, memang ada beberapa anak yang menganggap itu hal yang sangat membuat mereka tidak merasa nyaman (Moyson dan Roeyers.,

2012).

2.2.2. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam setiap kondisi, tak ayal ada statement yang mengatakan bahwa dukungan merupakan salah satu faktor penting dalam masa rehabilitasi seseorang. Menurut analisis dari hasil sintetis Kyzar, Turnbu, Summers, dan Gómez (2012), ada beberapa jenis dan arti dari dukungan yang biasanya diberikan oleh keluarga:

(12)

20

2.1.1.3. Dukungan fisik: dalam telaahnya dukungan ini berkaitan dengan aktivitas dan juga peningkatan kesehatan fisik anggota keluarga lainnya; seperti misal membantu anggota keluarga dalam mobilisasi, membantu ke toilet dan lain sebagainya. 2.1.1.4. Dukungan instrumental: dukungan jenis ini berkaitan dengan akses sumber daya keuangan yang memadai dan penyelesaian tugas–tugas kesehatan keluaraga misalnya (memberi bantuan akan akses keluarga ke rumah sakit terdekat, ke klinik ataupun mendapatkan rekreasi.

2.1.1.5. Dukungan informasi: dukungan ini berkaitan dengan peningkatan pengetahuan baik diberikan melalui lisan, melaui tulisan media cetak, internet dan media-media lain yang ada.

(13)

21

Dalam berbagai sudut pandang, masalah anak dengan retardasi mental ini menjadi kajian yang menarik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian yang mengungkapkan sudut pandang keluarga akan kaitannya dengan anak retardasi mental. Rasa sedih, cemas, dan malu memunculkan berbagai hal yang negatif tentang munculnya anak retardasi mental. Namun selain itu, ada pula paparan mengenai hal positif yang dilakukan keluarga seperti menerima keadaan dan juga selalu berpikiran positif dalam perjalanannya mendukung anak dengan retardasi mental.

Gambaran yang mencengangkan terjadi ketika kita menilik penelitian mengenai kemandirian orang-orang dengan retardasi mental ini. Dapat dilihat di bagian sebelumnya bahwa orang-orang dengan keadaan retardasi mental lebih tidak dapat hidup secara mandiri dibandingkan dengan kondisi disabilitas yang lain.

(14)

22

dilakukan keluarga selama ini dalam mendukung anak dengan retardasi mental terkhusus pada retardasi mental ringan dan sedang. Gambaran ini pun dirasa peneliti akan lebih dalam ketika mengungkapkannya dalam sebuah studi fenomenologi kaitannya dengan pengalaman yang dialami

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan agar pelaksanaan upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting dapat berjalan

Six sigma merupakan suatu metode pengendalian kualitas yang terdiri dari DMAIC ( define, measure, analyze, improve, control ) yang diharapkan melalui tahap tersebut

1) Masih banyak UKM yang belum menggunakan sarana Teknologi Informasi dalam memajukan usahanya oleh karena itu perlu penekanan yang mendalam dalam penggunan TI agar

Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan program sosial, sarana dan. prasarana sosial dan penanggulangan

(1) Selama Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) belum ditetapkan, maka pada Undang-undang ini dilam-pirkan peta ilustratif dengan skala atau skala-

“dulu pernah kita pindah ke lantai 3, di ruang baca, dengan harapan lebih laku karena lebih banyak mahasiswa yang berlalu-lalang di situ, tapi jadi serasa sesak ruangannya. Trus

Putra asisten 2010 yang pertama ditunjuk untuk mepraktekkan kompetensi membuka pelajaran saat dikelas.. “Assalamu’alaikum wr wb., apa

Untuk kelancaran proses pembelajaran, materi kuliah berupa handout yang berisi pengantar teori, contoh soal dan jawabannya serta tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa