• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKjIP Kabupaten Wonogiri 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKjIP Kabupaten Wonogiri 2016"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

iv |

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

PERNYATAAN REVIU ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Gambaran Umum ... 1

1. Sejarah Singkat ... 1

2. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Wonogiri ... 2

3. Kondisi Geografis ... 3

4. Kondisi Demografi ... 5

5. SDM Pemda Kabupaten Wonogiri ... 8

B. Permasalahan Pembangunan ... 8

BAB II : PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Wonogiri ... 10

1. Visi dan Misi ... 10

2. Tujuan ... 13

3. Sasaran . ... 14

B. Perjanjian Kinerja (PK) ... 15

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Indikator Kinerja ... 21

B. Realisasi Anggaran ... 83

C. Tingkat Efisiensi Dan Efektifitas Kinerja Kabupaten Wonogiri 91 BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 106

(5)

v |

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasil Sensus

Penduduk 2015 ... 6

Tabel 1.2 PDRB Kabupaten Wonogiri Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) dan Atas Dasar Harga Konstan (adhk) Menurut Lapangan Usaha Tahun, 2015 dengan Tahun Dasar 2010 (jutaan rupiah) ... 7

Tabel 1.3 Komposisi PNS Kabupaten Wonogiri Menurut Jenjang Pendidikan ... 8

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 Perubahan ... 16

Tabel 3.2. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 ... 21

Tabel 3.2. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 ... 30

Tabel 3.3. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 ... 32

Tabel 3.4 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4 ... 35

Tabel 3.5. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 5 ... 38

Tabel 3.6. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 6 ... 40

Tabel 3.7. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 7 ... 41

Tabel 3.8. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 8 ... 44

Tabel 3.9. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 9 ... 45

Tabel 3.10. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 10 ... 46

Tabel 3.11. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 11 ... 48

Tabel 3.12. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 12 ... 49

Tabel 3.13. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 13 ... 53

Tabel 3.14. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 14 ... 54

Tabel 3.15. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 15 ... 55

Tabel 3.16. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 16 ... 57

Tabel 3.17. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 17 ... 59

Tabel 3.18. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 18 ... 60

Tabel 3.19. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 19 ... 61

Tabel 3.20. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 20 ... 62

(6)

vi |

Tabel 3.24. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 24 ... 70

Tabel 3.25. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 25 ... 71

Tabel 3.26. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 26 ... 73

Tabel 3.27. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 27 ... 74

Tabel 3.28. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 28 ... 76

Tabel 3.29. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 29 ... 77

Tabel 3.30. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 30 ... 80

Tabel 3.31. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 31 ... 81

Tabel 3.32 Skala nilai penyerapan anggaran ... 83

Tabel 3.33 Matrik penggunaan anggaran TA 2016 berdasar Program Kegiatan ... 83

(7)

vii |

Gambar 1.1 Pola Hubungan Organisasi Pemerintah Kabupaten Wonogiri .... 3

Gambar 1.2. Peta Administrasi Pemerintah Kabupaten Wonogiri ... 4

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM 1. Sejarah Singkat

Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio "kerajaan kecil" di bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan sangat sederhana, yang dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan Raden Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri (Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu.

Mulai saat itulah Nglaroh menjadi daerah yang sangat penting, yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah di kemudian hari. Tepatnya pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabi’ul awal (Mulud) Tahun Jumakir, Windu Senggoro : Angrasa retu ngoyang jagad atau 1666, dan apabila mengikuti perhitungan masehi maka menjadi hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 (Kahutaman Sumbering Giri Linuwih), Ngalaroh telah menjadi kerajaan kecil yang dikuatkan dengan dibentuknya kepala punggawa dan patih sebagai perlengkapan (institusi pemerintah) suatu kerajaan walaupun masih sangat sederhana. Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan Raden Mas Said selama penjajajahan Belanda telah pula menunjukkan reaksinya menentang kolonial.

(9)

2. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Wonogiri

Berdasarkan urusan pemerintahan sebagaimana terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Urusan wajib yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten meliputi : pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum,

perumahan rakyat, penataan ruang, perencanaan pembangunan,

perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi, usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum administrasi keuangan daerah, perangkat daerah dan persandian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika, serta perpustakaan. Sedangkan urusan yang bersifat pilihan meliputi pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan ketransmigrasian.

Untuk melaksanakan urusan-urusan pemerintahan sebagaimana tersebut di atas, penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan tugas-tugas lainnya, Pemerintah Kabupaten Wonogiri dipimpin oleh seorang Bupati dengan dibantu oleh seorang Wakil Bupati dan Perangkat Daerah. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri terdiri dari :

a. Sekretariat Daerah, merupakan unsur staf yang mempunyai tugas dan

kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan

mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah; b. Sekretariat DPRD, merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD;

c. Inspektorat, merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah;

d. Bappeda, merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah;

e. Dinas Daerah, sebagai unsur pelaksana otonomi daerah;

(10)

g. Kecamatan dan Kelurahan, merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten yang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

Adapun Pola Hubungan Organisasi Pemerintah Kabupaten Wonogiri tampak pada Bagan di bawah ini :

Gambar 1.1 Pola Hubungan Organisasi Pemerintah Kabupaten Wonogiri

3. Kondisi Geografis 3.1. Batas Administrasi

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah yang terletak di dalam wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Wonogiri merupakan Kabupaten diwilayah selatan Jawa Tengah, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :

- Sebelah Selatan : Kab. Pacitan dan Samudra Indonesia.

- Sebelah Utara : Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar.

- Sebelah Timur : Kab. Karanganyar dan Kab. Ponorogo.

(11)

Sumber : BAPPEDA DAN LITBANG Kabupaten Wonogiri Gambar 1.2. Peta Administrasi Pemerintah Kabupaten Wonogiri

Pemerintah Kabupaten Wonogiri terdiri atas 25 Kecamatan dan 251 desa dan 43 kelurahan.

3.2. Luas Wilayah

Kabupaten Wonogiri secara astronomis terletak antara 7032’ dan 8015’ Lintang Selatan (LS) dan antara 110041’ dan 111018’ Bujur Timur

(BT). Luas Pemerintah Kabupaten Wonogiri adalah 182.235,94 atau

(12)

Sumber : Wonogiri Dalam Angka 2015, BAPPEDA & BPS Kabupaten Wonogiri Gambar 1.3. Luas Wilayah Kabupaten Wonogiri Menurut Kecamatan

3.3. Topografi

Secara topografis, sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 100-300 meter di atas permukaan air laut (dpl). Sedangkan sebagian lagi merupakan dataran tinggi yaitu berada pada 500 m atau lebih dari permukaan air laut. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jatiroto dan Karangtengah.

4. Kondisi Demografi 4.1. Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut hasil Sensus Penduduk (SP) Tahun 2015 sebanyak 949.017 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 461.307 jiwa dan perempuan sebanyak 487.710 jiwa.

(13)

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasil Sensus Penduduk 2015

Sumber : BPS Kabupaten Wonogiri

Dari data tersebut di atas, populasi terbesar berada di Kecamatan Wonogiri dengan jumlah penduduk sebesar 80.132 jiwa dan populasi terkecil berada di Kecamatan Paranggupito dengan jumlah penduduk sebesar 16.759 jiwa.

4.2. Kondisi Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui hasil pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah khususnya dalam bidang ekonomi.

Nama Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk

1. Pracimantoro 28.900 31.937 60.837

2. Paranggupito 7.917 8.842 16.759

3. Giritontro 9.118 10.432 19.550 4. Giriwoyo 17.256 19.117 36.373 5. Batuwarno 8.239 8.899 17.138 6. Karangtengah 11.354 11.697 23.051 7. Tirtomoyo 24.179 25.387 49.566 8. Nguntoronadi 11.244 11.712 22.956 9. Baturetno 21.905 23.330 45.235 10. Eromoko 19.745 21.434 41.179 11. Wuryantoro 12.415 13.510 25.925 12. Manyaran 16.832 17.953 34.785 13. Selogiri 18.982 19.361 38.343

14. Wonogiri 39.386 40.746 80.132

15. Ngadirojo 26.253 27.298 53.551 16. Sidoharjo 20.140 21.192 41.332 17. Jatiroto 17.328 18.782 36.110 18. Kismantoro 17.656 18.332 35.988 19. Purwantoro 23.874 24.828 48.702 20. Bulukerto 14.455 14.793 29.248 21. Puhpelem 9.367 10.064 19.431 22. Slogohimo 22.442 23.625 46.067 23. Jatisrono 28.181 29.264 57.445 24. Jatipurno 15.364 15.753 31.117 25. Girimarto 18.775 19.422 38.197

(14)

Laju Pertumbuhan PDRB dalam LKjIP Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 ini adalah data PDRB sampai dengan Tahun 2015. Pada Tahun 2015 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB adhb) Kabupaten Wonogiri adalah sebesar 21,549 trilyun rupiah dan PDRB adhk sebesar 14,605 trilyun rupiah.

Tabel 1.2 PDRB Kabupaten Wonogiri Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) dan Atas Dasar Harga Konstan (adhk) Menurut Lapangan Usaha Tahun, 2015 dengan Tahun Dasar 2010 (jutaan rupiah)

Lapangan Usaha PDRB adhb

2015

PDRB adhk 2015

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7.241.972,40 5.172.907,00

Pertambangan dan Penggalian 790.263,76 477.066,03

Industri Pengolahan 3.331.761,32 2.060.559,89

Pengadaan Listrik dan Gas 12.288,60 11.191,18

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

14.230,36 11.751,70

Konstruksi 1.397.365,27 929.190,53

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3.365.782,17 2.479.221,49

Transportasi dan Pergudangan 1.272.565,89 882.101,38

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 493.976,24 355.066,85

Informasi dan Komunikasi 157.859,81 125.381,72

Jasa Keuangan dan Asuransi 644.669,23 413.914,50

Real Estate 160.544,22 112.405,95

Jasa Perusahaan 82.448,38 48.612,77

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib

647.782,54 441.793,01

Jasa Pendidikan 1.354.563,38 712.604,45

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 206.955,50 118.290,70

Jasa lainnya 374.193,56 253.029,07

PDRB Kabupaten Wonogiri 21.549.222,65 14.605.088,22

Sumber : BPS Kabupaten Wonogiri

(15)

5. SDM Pemda Kabupaten Wonogiri

Jumlah PNS Kabupaten Wonogiri Per Desember 2016 adalah sebanyak 10.977 orang, dengan komposisi pegawai laki-laki sebanyak 6.076 orang (55,35%) dan pegawai perempuan sebanyak 4.901 orang (44,65%). PNS Kabupaten Wonogiri jika dilihat dari tingkat pendidikan, jumlah terbanyak adalah jenjang pendidikan S1 sebanyak 5.243 orang dengan persentase sebesar 47,76 % sedangkan jenjang pendidikan SMA sebanyak 2.342 dengan persentase 21,34 % berada di urutan kedua. Secara keseluruhan komposisi PNS Kabupaten Wonogiri menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.3 Komposisi PNS Kabupaten Wonogiri Menurut Jenjang Pendidikan

No Jenjang Pendidikan L P

1 SD 55 1

2 - SLTP 210 9

- SLTP Kejuruan 88

-3 - SLTA 1.117 630

- SLTA Kejuruan 391 185

- SLTA Keguruan 11 8

4 DIPLOMA I 58 51

5 DIPLOMA II 709 706

6 DIPLOMA III/Sarjana Muda 320 590

7 DIPLOMA IV 25 28

8 S1 2.729 2.514

9 S2 362 179

10 S3 1

-JUMLAH PNS 6.076 4.901

Sumber : BKD Kabupaten Wonogiri

Dari data di atas, menunjukkan bahwa dari segi jenjang pendidikan, Pemerintah Kabupaten Wonogiri memiliki SDM yang baik.

B. Permasalahan Pembangunan

Permasalahan pembangunan di Kabupaten Wonogiri pada dasarnya merupakan akumulasi dari berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah sebagaimana tercantum dalam Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, baik Urusan

(16)

Urusan Pilihan (berbasis keunggulan daerah/corecompetence). Permasalahan tersebut antara lain :

a. Masih banyaknya infrastruktur jalan dan jembatan sebagai penggerak roda ekonomi dan pembangunan yang rusak.

b. Keterbatasan pelayanan kesehatan terutama di daerah perdesaan dan wilayah perbatasan.

c. Kurangnya pemerataan dan perluasan pendidikan tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi geografis.

d. Kurang memadainya sarana dan prasarana pasar tradisional sebagai penampung aktivitas ekonomi masyarakat dan penghasil pendapatan asli daerah.

e. Masih banyaknya sarana dan prasarana irigasi pertanian yang rusak.

f. Kurang bantuan alat-alat mesin pertanian untuk mendukung produktivitas pertanian.

(17)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Wonogiri

1. Visi dan Misi

Kerangka Pembangunan Perencanaan Strategis Kabupaten Wonogiri untuk periode 5 tahun ditetapkan dalam sebuah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD sebagai dokumen yang memuat penjabaran visi, misi dan program Bupati disahkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 12 Tahun 2016. Visi dan Misi Bupati Wonogiri dalam RPJMD Kabupaten Wonogiri diuraikan sebagai berikut :

VISI :

MEMBANGUN WONOGIRI SUKSES, BERIMAN, BERBUDAYA,

BERKEADILAN, BERDAYA SAING, DAN DEMOKRATIS.

Penjabaran secara makro dari visi Bupati dan Wakil Bupati terpilih tersebut adalah sebagai berikut :

SUKSES : Wonogiri sukses adalah kemampuan daerah untuk

menjalankan pemerintahan sesuai dengan MANAJEMEN

SUKSES (Stabilitas, Undang-Undang, Koordinasi,

Sasaran, Evaluasi dan Semangat Juang) menjadi pegangan dalam menjalankan roda pemerintahan agar

berhasil dan sejajar dengan daerah lainnya.

Pemerintahan dengan manajemen sukses indikatornya adalah meningkatnya tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan demokratis terpercaya.

BERIMAN : Wonogiri yang beriman adalah mewujudkan masyarakat

yang hidup berkeTuhanan dimana keadaan jiwa dan

raganya merasakan kedamaian dan ketentraman

menjalankan kegiatan keagamaan masing-masing.

Masyarakat yang beriman indikatornya adalah

(18)

BERBUDAYA : Wonogiri berbudaya adalah mewujudkan masyarakat Wonogiri yang memiliki perilaku dan tingkah laku yang berakal budi dengan mengembangkan budaya dan adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Manusia berbudaya diartikan sebagai manusia yang dalam kehidupannya berperilakuan baik, bermoral, sopan dan santun terhadap sesama manusia atau makhluk ciptaan Tuhan. Keberhasilan Wonogiri yang berbudaya adalah terbinanya dan terlestariannya adat istiadat, budaya dan tradisi yang ada di masyarakat.

BERKEADILAN : Pembangunan berkeadilan dirancang secara adil dan merata dengan melibatkan seluruh masyarakat secara aktif, sehingga hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati

oleh seluruh masyarakat Wonogiri. Pembangunan

berkeadilan ditandai dengan pemerataan pembangunan berbasis kesetaraan gender dan anak.

BERDAYA SAING

: Wonogiri yang berdaya saing merupakan kondisi unggul yang memungkinkan terjadinya peningkatan keberdayaan

pemerintahan dan masyarakat Wonogiri, melalui

pemanfaatan sumberdaya secara efektif dan efisien sehingga memiliki kemampuan, ketangguhan serta keunggulan guna melangsungkan kehidupan dalam persaingan masyarakat global untuk memiliki daya akselerasi dalam mewujudkan peningkatan pendapatan, pendidikan dan derajat kesehatan menuju kesejahteraan

masyarakat. Berdaya saing ditandai dengan

meningkatnya kinerja ekonomi daerah melalui sektor pertanian, perdagangan, industri dan pariwisata yang berwawasan lingkungan untuk pengembangan sistem ekonomi kerakyataan daerah bertumpu pada potensi unggulan.

DEMOKRATIS : Wonogiri yang demokratis dapat diartikan bahwa daerah

(19)

kepada masyarakat secara adil dan merata sehingga dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat Wonogiri

secara hukum dan politik sehingga mampu

melangsungkan kehidupan yang menjamin hak dan kewajiban sebagai warga negara maupun sebagai warga masyarakat secara adil dan dinamis.

MISI :

1. Mengelola Pemerintahan dengan Membangun Tata Kelola Pemerintahan

yang Bersih, Efektif dan Demokratis Terpercaya yang Meliputi Unsur Manajemen Keuangan, Manajemen Pelayanan dan Manjemen Hukum dan Pengawasan dengan Semboyan Sukses sebagai Pola Managerial yang Memiliki Makna Sebagaimana Penjelasan Singkat dalam Visi;

2. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Wonogiri Melalui Peningkatan

Kualitas Pendidikan dan Pelatihan dengan Program Wonogiri Pintar, Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dengan Program Wonogiri Kerja Wonogiri Sejahtera, Peningkatan Kualitas Kesehatan Dengan Program Wonogiri Sehat serta Wonogiri Beriman Sesuai Dengan Agama dan Keyakinan Masing-Masing Mengedepankan Sikap Toleransi Antar Umat;

3. Membangun dan Memberdayakan Wonogiri dari Pinggiran dengan

Memperkuat Prioritas Pembangunan di Desa;

4. Meningkatkan Produktifitas Rakyat Wonogiri dan Daya Saing di Segala Bidang Sehingga Wonogiri Dapat Maju dan Bangkit Bersama Daerah-Daerah Lain;

5. Mengembangkan dan Melestarikan Adat dan Budaya serta Tradisi di

Masyarakat Wonogiri;

6. Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan di Segala Bidang;

7. Mengembangkan Seluruh Potensi-Potensi di dalam Jiwa dan Raganya

(20)

2. Tujuan

Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut :

Misi 1 dengan Tujuan :

a. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan demokratis terpercaya;

b. Meningkatnya ketertiban, keamanan, penegakan hukum dan hak asasi manusia serta harmoni sosial masyarakat

Misi 2 dengan Tujuan :

a. Meningkatkan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu bagi setiap warga masyarakat Wonogiri;

b. Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja;

c. Meningkatkan layanan dan kemudahan kesehatan yang bermutu bagi setiap warga masyarakat Wonogiri;

d. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat; Misi 3 dengan Tujuan :

a. Tersedianya infrastruktur wilayah dan pemenuhan perumahan dan permukiman bagi seluruh lapisan masyarakat;

b. Meningkatkan dan Memberdayakan Kesejahteraan melalui Lembaga Ekonomi Desa dan Tata Kelola Pemerintah Desa;

Misi 4 dengan Tujuan :

Meningkatkan kinerja ekonomi daerah melalui sektor pertanian, perdagangan, industri dan pariwisata yang berwawasan lingkungan untuk pengembangan sistem ekonomi kerakyatan daerah bertumpu pada potensi unggulan;

Misi 5 dengan Tujuan :

Membina dan melestarikan adat istiadat, budaya dan tradisi yang ada di masyarakat;

Misi 6 dengan Tujuan : a. Penurunan PMKS;

(21)

Misi 7 dengan Tujuan :

a. Meningkatkan potensi sumberdaya masyarakat dalam mendukung

pencapaian kebutuhan hidup masyarakat; b. Meningkatkan potensi sumberdaya alam;

3. Sasaran

Misi 1 dengan Sasaran :

a. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan mulai dari tingkat

desa/kelurahan sampai dengan kabupaten dalam hal keuangan, pelayanan publik, hukum, perencanaan dan pengawasan;

b. Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi sumberdaya aparatur pemerintah;

c. Meningkatnya penanganan keamanan dan ketertiban, menurunnya pelanggaran peraturan.

Misi 2 dengan Sasaran :

a. Meningkatnya secara nyata proporsi penduduk, terutama penduduk miskin, yang dapat menyelesaikan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun;

b. Menurunnya jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas yang buta huruf , terutama di kalangan penduduk miskin;

c. Meningkatnya kesempatan kerja;

d. Menurunnya kasus kesakitan dan kematian penyakit serta KLB;

e. Terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam rangka mengatasi masalah kesehatan;

f. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat;

g. Meningkatnya pengendalian laju penduduk;

h. Meningkatnya kualitas keimanan dan ketaqwaan Masyarakat dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Misi 3 dengan Sasaran :

a. Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah;

b. Meningkatnya penyediaan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman;

c. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan

(22)

Misi 4 dengan Sasaran :

a. Meningkatnya pemberdayaan petani;

b. Meningkatnya pemberdayaan industri kecil dan koperasi; c. Meningkatnya PAD;

d. Meningkatnya daya saing ekspor;

e. Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi;

f. Meningkatnya keunggulan pariwisata;

g. Meningkatnya iklim investasi yang kondusif;

h. Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga;

i. Menurunnya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;

j. Meningkatnya luasan ruang terbuka hijau. Misi 5 dengan Sasaran :

Meningkatnya Kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelestaraian adat istiadat, budaya dan tradisi masyarakat.

Misi 6 dengan Sasaran :

a. Meningkatnya persentase PMKS yang mendapat bantuan sosial; b. Meningkatnya kualitas hidup perempuan;

c. Meningkatnya kualitas hidup anak. Misi 7 dengan Sasaran :

a. Meningkatnya potensi pemuda dan olahraga; b. Meningkatnya potensi pertambangan;

c. Meningkatnya potensi kehutanan.

B. PERJANJIAN KINERJA (PK)

(23)

kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :

a. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur. b. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.

c. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi. d. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi

dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah. e. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, pada Tahun 2016 Bupati telah menyusun Dokumen Perjanjian Kinerja Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 Perubahan yang telah menyesuaikan dengan RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 untuk mewujudkan target kinerja sebagaimana berikut :

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 Perubahan

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA /

OUTCOME TARGET

1. Persentase PD yang melaksanakan integrasi aplikasi E-governance

76%

2. Persentase PD yang menerapkan pengelolaan sesuai SOP yang berlaku

100%

5. Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah

WTP

6. Hasil AKIP bernilai Baik CC

7. Maturitas SPIP Level 1

(24)

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA /

OUTCOME TARGET

11. Jumlah tanah aset daerah yang bersertifikat (bidang)

4. Meningkatnya secara nyata proporsi penduduk, terutama

5. APM SMP/MTs/ Paket B 78

6. APK SMA dan SMK 83

7. APM SMA dan SMK 60

5. Menurunnya jumlah

penduduk berusia 10 tahun ke atas yang buta huruf , terutama di kalangan penduduk miskin

1. Angka melek huruf 99,9

2. Jumlah pengunjung perpustakaan

20.216

3. Jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan (eksemplar)

1.175

4. Jumlah perpustakaan desa yang memenuhi standar

7. Menurunnya kasus kesakitan dan kematian penyakit serta KLB

1. Prevalensi HIV-AIDS pada populasi dewasa

0,02

2. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada balita

0,7

3. Angka Kematian Bayi 9,5

4. Angka Kematian Balita 10,5

5. Angka kematian ibu 60

8. Terciptanya kemandirian

berperilaku pola hidup bersih dan sehat (PHBS)

95

9. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

Proporsi Penerima JKN 50%

10. Meningkatnya pengendalian laju penduduk

1. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk

0,005%

2. Cakupan KB aktif 79,00%

3. Unmetneed 9,50%

(25)

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA /

1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

72,00%

2. Proporsi Pajang jembatan dalam Kondisi baik

72,00%

3. Proporsi kondisi irigasi dalam kondisi baik (Ha)

19.553

4. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air

65%

5. Jumlah penumpang yang dilayani angkutan umum (perkotaan dan pedesaan)

815.000

6. Ketersediaan sumber pasokan air baku (liter/detik)

403

13. Meningkatnya penyediaan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman

1. Cakupan air minum layak 83

2. Cakupan sanitasi 85,00%

3. Persentase Rumah Tidak Layak Huni

2. Persentase rata-rata jumlah kelompok binaan Lembaga

4. Persentase rata-rata jumlah jumlah kelompok binaan PKK

91%

15. Meningkatnya

pemberdayaan petani

Nilai tukar petani 111,69

16. Meningkatnya

pemberdayaan industri kecil dan koperasi

1. Laju pertumbuhan Usaha Mikro

3,50%

2. Laju pertumbuhan Koperasi Sehat

2,5%

3. Persentase klaster Industri yang berkembang

3,30%

4. Kontribusi sektor industri dalam PDRB

15,8%

17. Meningkatnya PAD Persentase Kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

10%

18. Meningkatnya daya saing ekspor

(26)

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA /

OUTCOME TARGET

19. Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi

Persentase Pasar Rakyat yang representatif

2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB

2,25%

21. Meningkatnya iklim investasi yang kondusif

1. Jumlah investor berskala nasional

1.267

2. Reaslisasi Investasi (jutaan rupiah)

750.000

22. Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga

1. Rata-rata kenaikan

produktivitas bahan pangan:

- Produktivitas pangan padi 5,66%

- Produktivitas jagung 4,93%

- Produktivitas ubi kayu 17,35%

- Produktivitas kacang 1,12%

- Produktivitas kedelai 1,46% 2. Persentase Ketersediaan

1. Jumlah Sumber air 6 titik 2. Persentase Kualitas Air 80,60%

3. Persentase Kualitas Udara 80,60% 24. Meningkatnya luasan ruang

terbuka hijau

Ruang terbuka hijau 31,50%

25. Meningkatnya Kesadaran

1. Persentase grup kesenian yang dibina

35%

2. Persentase kenaikan peserta festival seni dan budaya

60%

3. Jumlah benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang memperoleh bantuan sosial

0,016%

27. Meningkatnya kualitas hidup perempuan

1. Rasio KDRT 0,0018

2. Rasio partisipasi perempuan

0,045

28. Meningkatnya kualitas hidup anak

1. Rasio Kekerasan Anak yang tidak tertangani

10%

2. Rasio partisipasi anak 0,74% 29. Meningkatnya potensi

pemuda dan olahraga

1. Persentase atlet cabang olahraga yang mempunyai yang berprestasi di kancah regional/ nasional/

internasional

(27)

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA /

OUTCOME TARGET

3. Animo masyarakat untuk mengikuti transmigrasi

20 KK

4. Persentase penerapan inovasi

25%

5. Jumlah klaster inovatif 3 30. Meningkatnya potensi

pertambangan

1. Pendapatan sektor

Pertambangan (juta rupiah)

550

2. Laju Penurunan

Pertambangan tanpa ijin

20

31. Meningkatnya potensi kehutanan

1. Kontribusi sub sektor kehutanan

10%

2. Persentase Kenaikan

Rehabilitasi hutan dan lahan kritis

(28)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Indikator Kinerja

Pengukuran capaian kinerja Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan rencana tingkat capaian (target) masing-masing indikator kinerja dengan 1capaian kinerja nyata (realisasi), membandingkan

antara realisasi kinerja tahun 2016 dengan tahun sebelumnya, dan

membandingkan antara realisasi tahun 2016 dengan target akhir RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 -2021.

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kabupaten Wonogiri Tahun 2016,

terdapat 31

sasaran strategis dan

86 indikator kinerja

yang harus

diwujudkan, yaitu :

1. Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan mulai

dari tingkat desa/kelurahan sampai dengan

kabupaten dalam hal keuangan, pelayanan publik, hukum, perencanaan dan pengawasan;

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 1 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.1.

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1

No Indikator KondisiAwal

2016

Target Akhir RPJMD

(2021)

% Capaian s/d 2016 terhadap Akhir RPJMD

(2021) Target Realisasi % Capaian

1. Persentase PD yang melaksanakan

integrasi aplikasi E-governance 76,00% 76% 50% 65,79% 90% 55,56%

2. Persentase PD yang menerapkan

pengelolaan arsip secara baku 20% 25% 37% 148,00% 50% 74,00%

3. Ketersediaan SOP pelayanan publik 50% 50% 66,67% 133,34% 85% 78,44%

4. Persentase informasi keluaran aktivitas DPRD yang dipublikasikan berbasis teknologi informasi sesuai SOP yang berlaku

(29)

5. Opini BPK terhadap laporan keuangan

daerah WTP WTP - 0,00% WTP 0,00%

6. Hasil AKIP bernilai Baik C CC CC 100,00% B 50,00%

7. Maturitas SPIP 0 Level 1 Level 1,95 195,00% level 2 97,50%

8. Tingkat Kapabilitas APIP Level 1 Level 1 Level 2 200,00% level 2 100,00%

9. Persentase ketersediaan data perencanaan sesuai Standar Kebutuhan Layanan Data

64% 66% 66,03% 100,05% 80% 82,54%

10. Persentase kepemilikan dokumen

penduduk 40% 49% 74,41% 151,86% 80% 93,01%

11. Jumlah tanah aset daerah yang

bersertifikat (bidang) 1.803 1.815 1.835 101,10% 1.863 98,50%

Indikator kinerja nomor 1 Persentase PD yang Melaksanakan Integrasi Aplikasi E-governance, di Tahun 2016 tercapai realisasi 50% dari yang ditargetkan 76% sehingga besar capaiannya adalah 65,79%. Jika dihitung capaian realisasi terhadap RPJMD (Tahun 2021) adalah sebesar 55,56%. Tidak tercapainya target yang ditentukan karena dari 65 SKPD yang menggunakan aplikasi tidak semua dari target yang sudah ditetapkan melaksanakan atau menggunakan secara maksimal. Aplikasi yang ada bahkan di beberapa SKPD ada yang rusak dan tidak dijalankan karena :

- Kurangnya tenaga SDM di bidang IT; - Perangkat keras yang kurang baik; - Kurangnya koordinasi.

Dari pengukuran indikator kinerja nomor 2 Persentase PD yang

Menerapkan Pengelolaan Arsip secara Baku tergambar bahwa pada Tahun

2016 ditargetkan 25% Perangkat Daerah yang menerapkan pengelolaan arsip secara baku, namun kenyataannya sudah ada 37% Perangkat Daerah yang menerapkan pengelolaan arsip secara baku, berarti di Tahun 2016 sudah tercapai 148,00% dari target yang ditetapkan. Realisasi Tahun 2016 sudah mencapai 74,00% dari target sampai akhir RPJMD (Tahun 2021) sebesar 50%. Penjabaran penghitungan adalah SKPD binaan Tahun 2016 :

(30)

Penyebab meningkatnya kinerja Tahun 2016 disebabkan karena pembinaan pengelolaan arsip di SKPD dari tingkat Desa/Kelurahan sampai dengan Kabupaten sering dilakukan oleh Kantor Arpusda baik dari kegiatan Kantor Arpusda maupun kerjasama dengan Bagian Pemerintahan Desa Setda Kabupaten Wonogiri. Selain Pembinaan administrasi/Kearsipan juga dilakukan Monitoring dan Evaluasi di SKPD yang telah dibina, sehingga pengelolaan arsip dapat dimonitor di SKPD yang telah dibina. Perlu disampaikan bahwa untuk kegiatan penelusuran Arsip Bedhol Desa terdapat kendala yang disebabkan terbatasnya informasi mengenai arsip Bedhol Desa dan tidak semua Kecamatan yang terkena genangan memiliki arsip tersebut.

Indikator kinerja nomor 3 Ketersediaan SOP Pelayanan Publik rumus penghitungan realisasinya adalah :

JumlahSOP

x 100% = 48 x 100% = 66,67%

jumlah penyelenggara pelayanan publik

72

Pada Tahun 2016 ditargetkan 50% terealisasi 66,67% (Rumus penghitungan realisasinya = Jumlah SOP dibagi jumlah penyelenggaraan pelayanan publik dikalikan 100%) jadi persentase capaian 133,34%, sedangkan persentase capaian realisasi terhadap akhir RPJMD (Tahun 2021) sebesar 78,44%.

Dari pengukuran indikator kinerja nomor 4 Persentase Informasi Keluaran Aktivitas DPRD Yang Dipublikasikan Berbasis Teknologi Informasi sesuai SOP yang Berlaku pada Tahun 2016 terealisasi 100% dari yang ditargetkan 100% jadi persentase capaiannya sebesar 100,00% dan persentase capaian terhadap akhir RPJMD (Tahun 2021) adalah 125,00%. Pada Tahun 2016 menghasilkan informasi keluaran aktivitas DPRD sebanyak 36 kali Rapat Paripurna.

Dari pengukuran indikator kinerja nomor 5 Opini BPK terhadap

Laporan Keuangan Daerah tergambar bahwa pada Tahun 2016 ditargetkan

(31)

Pengukuran indikator kinerja nomor 6 Hasil AKIP bernilai Baik tergambar bahwa pada kondisi awal RPJMD Hasil AKIP bernilai C, untuk Tahun 2016 ditargetkan mencapai nilai CC. Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap AKIP Tahun 2015 yang pelaporannya dilaksanakan pada Tahun 2016 dengan hasil evaluasi yang diserahkan pada tanggal 6 Februari 2017 di Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri berhasil mendapatkan predikat CC atau sesuai dengan target yang telah ditetapkan (100,00%). Capaian tersebut perlu untuk dipertahankan dan terus ditingkatkan. Untuk terus meningkatkan prestasi tersebut perlu dukungan dari semua pihak khususnya dari segi perencanaan, pengelolaan keuangan, pelaporan, hingga pengawasan.

Pengukuran indikator kinerja nomor 7 Maturitas SPIP, di Tahun 2016 telah mencapai Level 1,95 melebihi target yang telah ditetapkan yakni Level 1. Hal ini merupakan capaian yang baik mengingat di akhir RPJMD (Tahun 2021) ditargetkan bisa mencapai Level 2, sehingga diharapkan di Tahun 2021 nanti benar-benar bisa tercapai.

Untuk pengukuran indikator kinerja nomor 8 Tingkat Kapabilitas APIP, ditargetkan Tahun 2016 tercapai Level 1 dan pada kenyataannya terealisasi capaian Level 2, hal ini selain telah memenuhi target Tahun 2016 sekaligus sudah tercapai target akhir RPJMD (Tahun 2021).

Pengukuran indikator kinerja nomor 9 Persentase Ketersediaan Data

Perencanaan sesuai Standar Kebutuhan Layanan Data, dari yang ditargetkan

sebesar 66% di Tahun 2016 terealisasi 66,03% berarti indikator kinerja ini telah

melampaui target dengan persentase capaian sebesar 100,05%. Untuk

persentase capaian terhadap akhir RPJMD (Tahun 2021) sebesar 82,54%. Angka realisasi tersebut diperoleh dari jumlah elemen data terisi dibagi jumlah data yang tersedia (1.522/2305 x 100). Data merupakan bahan untuk menyusun suatu program maupun kegiatan dalam perencanaan pembangunan sehingga keberhasilan suatu program atau kegiatan dipengaruhi oleh validitas data maupun keakuratan data. Untuk itu data yang valid sangat diperlukan.

(32)

- Kepemilikan Kartu Keluarga (KK) : Jml pemilik KK

x 100% = 350.471 x 100% = 98,57%

jml potensi kepala keluarga keseluruhan

355.568

- Kepemilikan e-KTP : Jml pemilik KTP-el

x 100% = 804.397 x 100% = 96,18%

jml wajib KTP 836.386

- Kepemilikan Akta Kelahiran (AK) Bayi 0 s/d 5 tahun : Jml pemilik AK Bayi 0 s/d 5 th

x 100% = 60.743 x 100% = 96,94%

jml kelahiran 62.660

- Kepemilikan Akta Perkawinan dan Surat Nikah : Jml pendd berstatus kawin yg

memiliki akta & surat

perkawinan x 100% = 223.579 x 100% = 60,34%

jml pendd berstatus kawin 370.496

- Kepemilikan Akta Perceraian :

Jml pendd berstatus cerai yg memiliki akta perceraian

x 100% = 6.904 x 100% = 88,75%

jml pendd berstatus cerai 7.779

- Kepemilikan Akta Kematian :

Jml pendd yg sudah meninggal yg memiliki akta

kematian x 100% = 3.141 x 100% = 5,67%

jml pendd yg sudah meninggal

55.379

Dari realisasi kepemilikan ke-6 jenis dokumen penduduk tersebut jika dirata-rata, di Tahun 2016 terealisasi 74,41% dari yang ditargetkan 49% dengan nilai capaian realisasi sebesar 151,86%, sedangkan capaian realisasi terhadap akhir RPJMD (Tahun 2021) sebesar 93,01%. Untuk analisa perjenis dokumen penduduk adalah :

- Kepemilikan KK :

(33)

arti pentingnya KK sebagai dokumen penting dalam keluarga dan merupakan data dasar administrasi kependudukan.

- Kepemilikan KTP-el :

Persentase penduduk yang memiliki KTP-el telah mencapai 96,18%, hal ini diupayakan dengan berbagai cara seperti sosialisasi, jemput bola, mobiling pelayanan administrasi kependudukan sehingga masyarakat sudah mulai menyadari arti pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan utamanya

KTP-el, dan memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang diberikan

pemerintah daerah.

- Kepemilikan Akta Kelahiran (AK) Bayi 0 s/d 5 tahun :

Persentase penduduk yang memiliki Akta Kelahiran (AK) Bayi 0 s/d 5 tahun telah mencapai 96,94%, hal ini diupayakan dengan kegiatan sosialisasi dan pelayanan jemput bola akta pencatatan sipil di tingkat kecamatan se Kabupaten Wonogiri, sehingga masyarakat banyak yang mengurus akta. - Kepemilikan Akta Perkawinan dan Surat Nikah :

Persentase penduduk yang memiliki Akta Perkawinan dan Surat Nikah telah mencapai 60,34%, hal ini diupayakan dengan kegiatan sosialisasi bahwa setiap perubahan status belum kawin jadi kawin di KK dan KTP harus dilampirkan surat nikah dan akta perkawinan.

- Kepemilikan Akta Kematian :

Persentase penduduk yang memiliki Akta Kematian telah mencapai 5,67%, capaian realisasi yang sedikit tersebut karena kurangnya masyarakat memahami kegunaan akta tersebut dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengurus akta, walaupun sudah ada sosialisasi dan pelayanan jemput bola akta-akta pencatatan sipil di kecamatan. Namun penerbitan akta kematian setiap tahun ada peningkatan, Tahun 2014 sebanyak 100 akta kematian, Tahun 2015 sebanyak 482 akta kematian, dan Tahun 2016 sebanyak 2.498 akta kematian.

Indikator kinerja nomor 11 Jumlah Tanah Aset Daerah yang

Bersertifikat (bidang) pada Tahun 2016 target akumulasi adalah 1.815

(34)

2021) adalah 98,50%.

Untuk mendukung 11 indikator kinerja diatas, Kabupaten Wonogiri memiliki beberapa program di Tahun 2016, yaitu :

- Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa

- Program Sistem Administrasi Kearsipan

- Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

- Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan

- Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

- Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

- Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

- Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

- Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan

- Program Pengembangan Data/Informasi :

• Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (bantuan Provinsi)

• Penunjang Bantuan Provinsi Pengembangan Sistem Informasi Profil

Daerah

- Program Penataan Administrasi Kependudukan

- Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

Permasalahan :

- Kurangnya SDM yang menguasai aplikasi sehingga program aplikasi tidak dijalankan serta perangkat keras yang rusak;

- Banyaknya pengguna sepeda motor anak sekolah serta kurangnya angkudes

maupun angkuta beroperasi sampai malam hari;

- Kurangnya sumber daya manusia yang menangani kearsipan di Kantor

Arpusda maupun di SKPD baik jumlah maupun kemampuan mengelola arsip;

- Terbatasnya sarana dan prasarana kearsipan yang dimiliki SKPD;

- Kurangnya informasi mengenai arsip Bedhol Desa;

- Depo arsip (ruang/bangunan tempat menyimpan arsip) kurang memadai

dilihat dari luas bangunan yang dimiliki Kantor Arpusda tidak sebanding dengan volume arsip SKPD yang disimpan di Depo Arsip;

(35)

arsip, baik dari bangunan maupun sarana dan prasarana yang ada di depo;

- Penyelenggara pelayanan publik belum memahami betapa pentingnya SOP;

- Penyelenggara pelayanan publik belum paham penyusunan SOP;

- Untuk indikator nomor 5,7, dan 8 tidak terdapat permasalahan yang berarti;

- Masih ada beberapa SKPD yang belum memahami cara Penyusunan LKj IP

SKPD secara benar;

- Masih banyak SKPD yang tidak tepat waktu mengirim bahan LKj IP

Kabupaten sehingga menghambat penyusunannya;

- Masih ada masyarakat yang belum merekam KTP-el utamanya penduduk

jompo dan kaum boro. Disamping hal tersebut, karena persediaan blanko KTP-el dari Pemerintah Pusat mengalami keterlambatan maka banyak masyarakat yang sudah rekam KTP-el tetapi fisik KTP-el nya belum dapat dicetak;

- Masih ada beberapa masyarakat yang belum peduli dan tidak paham terkait

akta pencatatan sipil, utamanya masyarakat di pedesaan yang tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonominya rendah;

- Anggaran yang belum mencukupi untuk pensertifikatan karena tiap bidang tanah biayanya berbeda-beda;

- Kemampuan BPN dalam memproses pensertifikatan sifatnya bertahap,

berkas yang masuk tidak seluruhnya selesai secara bersamaan, sedangkan Bagian Pertanahan fungsinya hanya sebagai fasilitator.

Solusi :

- Untuk memberikan pelatihan kepada pegawai yang ada di SKPD yang belum

dapat mengoperasikan aplikasi yang ada serta mengganti maupun memperbaiki perangkat keras komputer yang rusak dengan berkoordinasi dengan Dinas Kominfo Kabupaten Wonogiri;

- Ada penambahan sumber daya manusia yang mengelola arsip di setiap

SKPD dan penambahan Arsiparis di Kantor Arpusda;

- Diharapkan tiap SKPD memiliki anggaran untuk pengadaan sarana dan

prasarana kearsipan;

- Kantor Arpusda giat mencari informasi dan menelusuri arsip Bedhol Desa baik ke Kecamatan yang menjadi daerah genangan, di Badan Arsip dan Perpustakaan Propinsi Jawa Tengah maupun di Arsip Nasional RI;

(36)

- Melakukan pengadaan sarana dan prasarana kearsipan, seperti Rolling Shelving;

- Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan publik;

- Melakukan Bimbingan Teknis Penyusunan SOP;

- Melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan LKj IP;

- Melakukan penagihan bahan Penyusunan LKj IP Kabupaten secara tertulis melalui surat, menelpon, monitoring dan jemput bola langsung ke tiap SKPD yang belum mengirim;

- Melakukan koordinasi secara tertulis maupun melalui rapat dengan SKPD yang terkait dengan AKIP;

- Melakukan kerjasama dengan Pemkot Bandung terkait e-SAKIP;

- Melakukan koordinasi terkait LKj IP dengan Inspektorat Provinsi maupun dengan Biro Organisasi dan Kepegawaian Setda Provinsi;

- Dilaksanakan jemput bola ke alamat, desa/kelurahan/kecamatan baik terkait dengan KTP/KK/akta pencatatan sipil;

- Diterbitkannya Surat Keterangan Perekaman KTP-el yang berlaku 6 bulan sebagaimana SE Menteri Dalam Negeri Nomor 471.13/10231/DUKCAPIL tanggal 29 September 2016 tentang Format Surat Keterangan sebagai pengganti KTP-el;

- Pelayanan administrasi kependudukan tidak dipungut biaya (gratis) kecuali yang terlambat karena sanksi administrasi;

- Penerbitan akta-akta pencatatan sipil sehari jadi;

- Adanya sosialisasi akta pencatatan sipil di tingkat kecamatan yang diikuti oleh Kepala Desa/Lurah, perangkat desa/kelurahan, tokoh masyarakat dan tim penggerak PKK tingkat desa/kelurahan;

- Mengajukan kenaikan anggaran untuk biaya pensertifikatan tanah aset

daerah;

- Melakukan koordinasi antara Pemda dengan BPN dalam proses

(37)

2. Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi sumberdaya aparatur pemerintah.

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 2 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2

No Indikator Kondisi

1. Proporsi ASN yang

kompeten/professional 75,62% 77,66% 75,13% 96,74% 86% 87,36%

Pada sasaran strategis Meningkatnya Profesionalisme dan Kompetensi Sumberdaya Aparatur Pemerintah terdapat 1 Indikator Kinerja yaitu Proporsi

ASN yang Kompeten/Profesional. Pada Tahun 2016 tidak bisa mencapai

target yang ditetapkan, dimana ditargetkan 77,66% terealisasi 75,13% dengan nilai persentase capaian sebesar 96,74%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,49% dimana tahun sebelumnya sebesar 75,62%. Beberapa hal yang perlu disampaikan bahwa untuk mengukur indikator tersebut, dilakukan dengan mengukur capaian 3 indikator sasaran dalam Renstra SKPD, yaitu :

- Persentase kesesuaian penempatan PNS dalam jabatan sesuai kompetensi dan kualifikasi, pada tahun 2016 ditargetkan 90% realisasinya sebesar 93,01%. Hal ini karena adanya pemetaan dan semakin intensnya dalam penataan kembali PNS agar lebih sesuai antara jabatan dengan kompetensinya, sehingga kinerja pegawai akan semakin efektif dan efisien.

- Persentase PNS yang berpendidikan S1, S2, S3. Pada Tahun 2016

(38)

Kabupaten Wonogiri baru bisa memberikan bantuan biaya hidup maupun penunjang saja, belum bisa menyentuh pada biaya pendidikan secara menyeluruh.

- Rata-rata persentase PNS yang mengikuti diklat sesuai kompetensi. Pada Tahun 2016 ditargetkan sebesar 79,5% realisasinya sebesar 79,21%.

Dari uraian ketiga indikator pendukung tersebut dapat diketahui bahwa penyebab tidak tercapainya target di RPJMD di atas adalah : adanya pengalihan sejumlah pegawai ke Propinsi, yang rata-rata berpendidikan S1 ke atas, dan minimnya alokasi anggaran untuk peningkatan kompetensi aparatur melalui tugas belajar maupun ijin belajar. Dalam pelaksanaan tugas belajar pada saat ini masih sangat tergantung pada pihak ke-3 sebagai penyandang dana (Bappenas dan Star BPKP, Kementerian Pendidikan, dan pegawai yang bersangkutan), Pemerintah Kabupaten Wonogiri baru bisa memberikan bantuan biaya hidup maupun penunjang saja, belum bisa menyentuh pada biaya pendidikan secara menyeluruh.

Program yang mendukung capaian indikator kinerja tersebut adalah :

- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

- Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Permasalahan :

- Dalam upaya peningkatan kompetensi aparatur serta untuk meningkatkan rasio kelulusan S1, S2, S3, agar berkemampuan sesuai dengan standar kompetensi jabatan yang diperlukan dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, tugas belajar, maupun ijin belajar. Akan tetapi di dalam pelaksanaannya masih banyak kendala di antaranya adalah minimnya anggaran yang dialokasikan serta sarana dan prasarana diklat yang kurang mamadahi. Sehingga pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, tugas belajar, maupun ijin belajar belum bisa dilaksanakan secara optimal dan menyeluruh kepada setiap pegawai sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang.

- Dengan adanya pembatasan dari Pemerintah Pusat terhadap pengadaan

(39)

Solusi :

- Peningkatan alokasi anggaran untuk pendidikan dan pelatihan, tugas belajar, peningkatan bantuan untuk ijin belajar serta peningkatan sarana dan prasarana diklat, agar ke depan bisa menyentuh pada semua pegawai, karena dengan peningkatan kompetensi aparatur akan berdampak pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat;

- Mengoptimalkan semua aparatur yang ada di masing-masing SKPD, dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparatur serta penataan ulang masing-masing jabatan agar sesuai dengan kemampuan / kompetensinya.

3. Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya penanganan keamanan dan

ketertiban, menurunnya pelanggaran peraturan.

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 3 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.3.

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3

No Indikator KondisiAwal

2016 Target Realisasi Capaian%

1. Cakupan penanganan keamanan, ketertiban, dan kenyamanan lingkungan

50% 100% 100% 100,00% 100% 100,00%

2. Tingkat Penyelesaian Pelanggaran

Perda 80% 100% 99,66% 99,66% 100% 99,66%

Pada sasaran strategis Meningkatnya penanganan keamanan dan ketertiban, menurunnya pelanggaran peraturan terdapat 2 Indikator Kinerja. Untuk Indikator Kinerja nomor 1 Cakupan Penanganan Keamanan, Ketertiban,

dan Kenyamanan Lingkungan, rumus penghitungan realisasinya adalah :

Jml penyelesaian pelanggaran K3

x 100% = 218 x 100% = 100% Jml pelanggaran K3 218

Pada Tahun 2016 tercapai realisasi 100% dari yang ditargetkan Tahun 2016 dan yang ditargetkan di akhir RPJMD (Tahun 2021) sebesar 100%. Upaya penyelesaian pelanggaran K3 tersebut antara lain :

(40)

sehari 3 kali (pagi, siang, sore) yang meliputi penanganan PKL, pengamanan aset-aset, pembinaan di tempat setiap ada permasalahan yang mengganggu ketertiban dan kenyamanan lingkungan; dan

- dengan menindaklanjuti setiap keluhan masyarakat terkait gangguan

lingkungan.

Indikator Kinerja nomor 2 Tingkat Penyelesaian Pelanggaran Perda, rumus penghitungan realisasinya adalah :

Jumlah penyelesaian pelanggaran Perda

x 100% = 3.809 x 100% = 99,66% Jml pelanggaran Perda 3.822

Pada Tahun 2016 tercapai realisasi 99,66% dari yang ditargetkan Tahun 2016 dan yang ditargetkan di akhir RPJMD (Tahun 2021) sama yaitu sebesar 100%.

Program yang mendukung kedua Indikator Kinerja tersebut adalah :

- Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur

- Program Peningkatan Keamanan dan kenyamanan Lingkungan

- Program Pemeliharaan Keamanan, Ketenteraman, Ketertiban Masyarakat dan

Pencegahan Tindak Kriminal

- Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan

Keamanan

- Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

Permasalahan :

- Minimnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan hukum terkait dengan peraturan yang mengatur ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta terbatasnya jumlah PPNS sehingga belum dapat melakukan penyidikan dan proses hukum bagi para pelanggar;

- Personil Linmas kabupaten hanya 47 personil tidak sebanding dengan luas daerah pemantauan;

- Minimnya sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan-kegiatan

operasional;

- Kurangnya personil dalam kegiatan-kegiatan operasional tidak sebanding dengan jangkauan wilayah di 25 kecamatan;

- Masih kurangnya anggaran biaya operasional;

- Belum adanya Kantor PPNS yang permanen;

- Belum adanya perundang-undangan daerah yang mengatur tentang

(41)

- Minimnya personil dalam kegiatan-kegiatan operasional tidak sebanding dengan jangkauan wilayah di 25 kecamatan;

- Kurangnya sosialisasi dari SKPD terkait Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati pada masyarakat;

- Kurangnya kesadaran bagi pemasang reklame dalam pemasangannya yang

dipasang di sembarang tempat;

- Tenaga PPNS di lingkungan Kabupaten Wonogiri yang masih sedikit;

- Kesadaran hukum masyarakat masih rendah.

Solusi :

- Mensosialisasikan Peraturan Daerah tentang ketertiban umum dan

ketenteraman masyarakat kepada masyarakat;

- Mendorong SKPD terkait untuk mengusulkan Peraturan Daerah yang

berhubungan dengan tupoksinya;

- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur Satpol PP melalui berbagai pelatihan dan pembekalan ke Satpol PP;

- Memaksimalkan sarana prasarana baik melalui APBD maupun DAK;

- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan institusi POLRI, TNI, dan dinas/instansi terkait;

- Mengoptimalkan tugas, peran, dan fungsi Seksi Trantib Kecamatan se

Kabupaten Wonogiri terutama fungsi-fungsi koordinasi dalam memberdayakan tugas Satlinmas Desa/Kelurahan;

- Mengoptimalkan keterbatasan personil dibantu anggota Satlinmas

Desa/Kelurahan dalam tugas-tugas menjaga ketertiban dan keamanan wilayah;

- Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada seoptimal mungkin;

- Mengoptimalkan personil yang ada dengan menginstruksikan personil yang menangani pekerjaan administrasi untuk mendukung kegiatan operasional;

- Mengoptimalkan anggaran biaya yang sudah ada;

- Memanfaatkan salah satu ruang di kantor Satpol PP sebagai Sekretariat PPNS;

- Merancang Peraturan Bupati tentang Sekretariat PPNS;

- Mengikutkan PNS dalam pendidikan, untuk menjadi PPNS yang baru dan memperpanjang keanggotaan PPNS yang akan kadaluwarsa;

(42)

Peraturan Bupati kepada masyarakat;

- Memberikan sosialisasi kepada masyarakat khususnya pemasang reklame

dengan berkoordinasi dengan instansi terkait;

- Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai peraturan-peraturan.

4. Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya secara nyata proporsi penduduk,

terutama penduduk miskin, yang dapat

menyelesaikan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 4 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.4.

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4

No Indikator Kondisi Awal

2016

Target Akhir RPJMD

(2021)

% Capaian s/d 2016 terhadap Akhir RPJMD

(2021) Target Realisasi %

Capaian

1. APK PAUD(PAUD) 44,58 48 22,69 47,27% 70 32,41%

2. APM SD/MI/ Paket A 69,34 73 68,86 94,33% 95 72,48%

3. APK SD/MI/ Paket A 79,69 83 79,30 95,54% 100 79,30%

4. APK SMP/SMPLB/MTs/ Paket B 103,9 100 101,39 101,39% 100 101,39%

5. APM SMP/MTs/ Paket B 74,64 78 80,21 102,83% 95 84,43%

6. APK SMA dan SMK 79,6 83 79,93 96,30% -

-7. APM SMA dan SMK 54,9 60 54,41 90,68% -

-Berdasarkan Lampiran Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, menyebutkan Pengelolaan Pendidikan Menengah

menjadi urusan Daerah Provinsi, sehingga dengan diberlakukannya Perda Kabupaten Wonogiri Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri pada tanggal 1 Januari 2017, maka Pengelolaan Pendidikan Menengah (SMA dan SMK) menjadi urusan Daerah Provinsi. Untuk itu indikator nomor 6 APK SMA dan SMK serta indikator nomor 7

APM SMA dan SMKtarget Akhir RPJMD (2021) dihapus.

(43)

yang mendukung Program Unggulan “Wonogiri Pintar” dan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 “Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun”. Rumus penghitungan realisasi ketujuh indikator tersebut adalah :

- APK PAUD (PAUD) : Jml murid PAUD/sederajad

x 100% = 21,481 x 100% = 22,69%

jml penduduk usia 0-6 th 94,688

- APM SD/MI/Paket A : Jml murid SD/sederajad usia

7-12 th

x 100% = 68,495 x 100% = 68,86%

jml penduduk usia 7-12 th 99,476

- APK SD/MI/Paket A : Jml murid SD/sederajad

x 100% = 78,886 x 100% = 79,30%

jml penduduk usia 7-12 th 99,476

- APK SMP/SMPLB/MTs/Paket B :

Jml murid SMP/sederajad x 100% = 40,566 x 100% = 101,39%

jml penduduk usia 13-15 th 40,008

- APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B : Jml murid SMP/sederajad

usia 13-15 th x 100% = 32,092

x 100% = 80,21%

jml penduduk usia 13-15 th 40,008

- APK SMA dan SMK :

Jml murid SMA/sederajad x 100% = 31,477 x 100% = 79,93%

jml penduduk usia 16-18 th 40,008

- APM SMA dan SMK : Jml murid SMA/sederajad

usia 16-18 th x 100% = 21,427

x 100% = 54,41%

jml penduduk usia 16-18 th 39,379

Dari ketujuh indikator tersebut tardapat 3 indikator yang persentase capaian Tahun 2016 melebihi 100% yaitu APK SMP/SMPLB/MTs/Paket B sebesar

101,39%, dan APM SMP/MTs/Paket B sebesar 102,83%. Sedangkan

(44)

rata-rata mencapai 89,76%. Jika dilihat dari capaian realisasi Tahun 2016 terhadap akhir RPJMD Tahun 2021 ada 1 indikator yang telah mencapai target yaitu APK SMP/SMPLB/MTs/Paket B dengan persentase capaian 101,39%. Dalam pelaksanaan program selama kurun waktu tahun 2016 capaian kinerja tidak optimal, karena kategori anak usia dini adalah 0 - 6 tahun. Kondisi di lapangan anak usia 0 - 4 tahun masih ada yang secara formal belum didaftarkan secara resmi di lembaga PAUD sehingga secara administrasi belum terlayani di layanan pendidikan PAUD.

Program yang mendukung 7 indikator kinerja tersebut adalah : - Program Pendidikan Anak Usia Dini

- Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun - Program Pendidikan Menengah

- Program Pendidikan Non Formal

- Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Permasalahan :

- Kondisi di lapangan anak usia 0 - 4 tahun masih ada yang secara formal belum didaftarkan secara resmi di lembaga PAUD namun pelaksanaan pendidikannya di Posyandu;

- Penerimaan siswa baru SD/MI masih menerima siswa dengan usia di luar usia sekolah/di bawah 7 tahun;

- Terjadinya putus sekolah/pindah sekolah karena ikut orang tua boro bekerja di kota;

- Masih terdapatnya keinginan sebagian masyarakat Wonogiri bersekolah di luar Kabupaten Wonogiri.

Solusi :

- Pengembangan pendidikan keluarga di Posyandu;

- Optimalisasi sosialisasi dan edaran dalam penerimaan peserta didik baru khususnya SD/MI dan memprioritaskan anak sudah usia sekolah untuk diterima;

- Memberikan bantuan bagi siswa miskin;

- Mengoptimalkan peran sekolah satu atap, Kejar Paket, maupun SMP terbuka; - Memberikan motivasi masyarakat lewat sosialisasi/memberikan bantuan BOS

(45)

- Mendorong penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

5. Sasaran Strategis 5 : Menurunnya jumlah penduduk berusia 10 tahun ke

atas yang buta huruf, terutama di kalangan penduduk miskin

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 5 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.5.

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 5

No Indikator Kondisi Target Realisasi % Capaian

1. Angka melek huruf 99,9 99,9 99,95 100,05% 99,9 100,05%

2. Jumlah pengunjung perpustakaan 19.891 20.216 19.791 97,90% 21.928 90,25%

3. Jumlah koleksi buku yang tersedia di

perpustakaan (eksemplar) 1.075 1.175 24.745 2.105,96% 1.600 1.546,56%

4. Jumlah perpustakaan desa yang

memenuhi standar perpustakaan 25 30 112 373,33% 45 248,89%

Indikator kinerja nomor 1 Angka Melek Huruf di Tahun 2016 ditargetkan 99,9 terealisasi 99,95 jadi persentase capaian dan persentase capaian realisasi Tahun 2016 terhadap akhir RPJMD (Tahun 2021) sama yaitu sebesar 100,05%, karena target akhir RPJMD dan target Tahun 2016 sama.

Pengukuran indikator kinerja nomor 2 Jumlah Pengunjung

Perpustakaan pada Tahun 2016 ditargetkan berjumlah 20.216 teralisasi

sebanyak 19.791 pengunjung dengan persentase capaian sebesar 97,90%. Untuk persentase capaian Tahun 2016 terhadap target akhir RPJMD (Tahun 2021) adalah sebesar 90,25%. Realisasi jumlah pengunjung perpustakaan tersebut berasal dari data kunjungan yang langsung ke perpustakaan daerah maupun data kunjungan pelayanan perpustakaan keliling.

Untuk pengukuran indikator kinerja nomor 3 Jumlah Koleksi Buku yang

Tersedia di Perpustakaan (Eksemplar) di Tahun 2016 tercapai 2.105,96% dari

(46)

bantuan dari lembaga lain maupun sumbangan dari masyarakat.

Sedangkan pengukuran indikator kinerja nomor 4 Jumlah Perpustakaan Desa yang Memenuhi Standar Perpustakaan dari target yang diharapkan di Tahun 2016 sebesar 30 perpustakaan desa terealisasi 112 dengan persentase capaian sebesar 373,33%. Untuk persentase capaian terhadap akhir RPJMD (Tahun 2021) sebesar 248,89%. Jumlah perpustakaan desa/kelurahan berdasarkan data semua desa/kelurahan di Kabupaten Wonogiri, sedangkan

untuk realisasi berdasarkan realisasi bantuan untuk perpustakaan

desa/kelurahan baik dari pusat, propinsi maupun kabupaten.

Terkait indikator kinerja nomor 2, 3, dan 4 tersebut terdapat beberapa kenyataan yang muncul di lapangan antara lain :

- Sebenarnya pengunjung/pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan cukup

banyak akan tetapi apabila dilihat dari koleksi perpustakaan dirasa belum bisa memenuhi kebutuhan pemustaka baik dari segi subyek, judul, jumlah koleksi dan sarana prasarana perpustakaan;

- Terkait layanan bidang perpustakaan, khususnya tentang silang layan

perpustakaan bagi perpustakaan di luar Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonogiri (Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah : SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan Perpustakaan Desa/Kelurahan) sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan membaca, akan tetapi koleksi yang akan disilang layan belum bisa memenuhi semua jangkauan silang layan;

- Meningkatnya kebutuhan layanan mobil perpustakaan keliling, karena

banyaknya minat dan permohonan layanan mobil perpustakaan keliling akan tetapi untuk SDM yang melaksanakan terbatas dan mobil perpustakaan keliling juga terbatas;

- Meningkatnya kebutuhan layanan bagi kegiatan outing class bagi anak usia dini (PAUD, TK) akan tetapi masih terbatasnya ruang untuk kegiatan layanan anak.

Untuk mendukung 4 indikator kinerja diatas, Kabupaten Wonogiri memiliki beberapa program di Tahun 2016, yaitu :

- Program Pendidikan Non Formal

(47)

Permasalahan :

- Koleksi buku yang belum bisa memenuhi kebutuhan pemustaka dan silang layan;

- Kurangnya SDM perpustakaan;

- Terbatasnya anggaran;

- Terbatasnya sarana dan prasarana;

- Belum ada ruang layanan anak usia dini.

Solusi :

- Usulan penambahan koleksi buku sesuai kebutuhan masyarakat;

- Usulan penambahan koleksi buku untuk layanan silang;

- Usulan penambahan SDM (pustakawan);

- Penambahan anggaran;

- Penambahan sarana dan prasarana;

- Penambahan ruang layanan anak.

6. Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya kesempatan kerja

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 6 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.6.

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 6

No Indikator Kondisi Awal

2016

Target Akhir RPJMD

(2021)

% Capaian s/d 2016 terhadap Akhir RPJMD

(2021) Target Realisasi %

Capaian

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 71,95% 72,54% 71,24% 98,21% 75,59 94,25%

(48)

kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang mengalami penurunan sebesar 0,36%. TPT Tahun 2016 sebesar 3,01% yang mengalami penurunan dari Tahun 2015 sebesar 3,37%. Untuk tingkat capaian Tahun 2016 terhadap akhir RPJMD (Tahun 2021) adalah sebesar 94,25%.

Program yang mendukung Indikator Kinerja tersebut adalah :

- Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

- Program Peningkatan Kesempatan Kerja

- Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Permasalahan :

- Jumlah Penduduk Usia Kerja (15 tahun ke atas) tidak hanya menjadi domain

(urusan) Disnakertrans. Disnakertrans tidak ada kewenangan dalam pengendalian jumlah penduduk;

- Belum optimalnya penyerapan tenaga kerja karena tidak adanya link dan match antara keinginan pencari kerja dengan informasi pasar kerja.

Solusi :

- Urusan jumlah Penduduk Usia Kerja seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya dibebankan kepada Disnakertrans;

- Peningatan kinerja informasi pasar kerja melalui pemanfaatan media sosial dan internet.

7. Sasaran Strategis 7 : Menurunnya kasus kesakitan dan kematian penyakit

serta KLB

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 7 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.7.

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 7

No Indikator Kondisi Awal

2016

1. Prevalensi HIV-AIDS pada

populasi dewasa 0,014 0,02 0,018 110,00% 0,055 167,27%

2. Prevalensi kekurangan gizi

(underweight) pada balita 1 0,7 0,58 117,14% 0,57 98,25%

3. Angka Kematian Bayi (per

(49)

4. Angka Kematian Balita (per

1.000 KH) 11 10,5 8,48 119,24% 8,5 100,24%

5. Angka kematian ibu (per

100.000 KH) 60 60 87,38 54,37% 54 38,19%

Indikator kinerja nomor 1 sampai dengan nomor 5 semakin besar realisasi daripada target berarti semakin baik capaiannya. Rumus penghitungan realisasi kelima indikator tersebut adalah :

- Prevalensi HIV-AIDS pada Populasi Dewasa : Total kasus hidup lama

dan baru x 100% = 193

x 100% = 0,018%

jml penduduk 1.086.394

- Prevalensi Kekurangan Gizi (Underweight) pada Balita : Total kasus kekurangan

gizi pada balita x 100% = 283

x 100% = 0,58%

jml balita 49.154

- Angka Kematian Bayi (per 1.000 KH) :

jml kematian bayi x 1.000 = 86 x 1.000 = 7,51

jml kelahiran hidup 11.444

- Angka Kematian Balita (per 1.000 KH) : jml kematian balita

x 1.000 = 97 x 1.000 = 8,48

jml kelahiran hidup 11.444

- Angka Kematian Ibu (per 100.000 KH) :

jml kematian ibu x 100.000 = 10 x 100.000 = 87,38

jml kelahiran hidup 11.444

Dari kelima indikator tersebut terdapat 4 indikator yang capaiannya sangat bagus yaitu lebih dari 100%, sedangkan indikator nomor 5 persentase capaiannya sebesar 54,37%. Pada Tahun 2016 terdapat 10 kematian ibu, dan tempat kematian sudah berada di tingkat pelayanan kesehatan rujukan, sehingga tidak ditemui kematian yang berada di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Penyebab kematian terbesar adalah perdarahan.

Program yang mendukung indikator kinerja tersebut adalah :

- Program Upaya Kesehatan Masyarakat

- Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Gambar

Tabel 3.2.Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2
Tabel 3.3.Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3
Tabel 3.4.Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4
Tabel 3.7.Capaian Kinerja Sasaran Strategis 7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Dea Vitasari (2018) yang berjudul Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Berbasis Pendekatan

AK: Saya sebagai [seorang] guru dan ibunye [ibunya] guru juge [juga], jadi memang disamping tugas di sekolah, kite [kita] memang tau [mengetahui] ape [apa] yang perlu

Pengaruh lingkungan kerja dan semangat kerja akan berdampak pada kinerja pegawai dimana kedua variabel tersebut saling berpengaruh dimana kinerja pegaw Kinerja

Kawasan Perdesaan (earmarked) Masukan untuk Rancangan RENSTRA SKPD Pembahasan dalam Forum SKPD Penyempurnaan RPJMD Desa Penetapan RPJM Desa dengan Peraturan Desa Penetapan Lokasi

• Jadi, dpt dibayangkan bila si remaja sudah “rapuh” diawal, maka akan mpsulit dirinya mencari identitas...

Subjek MP yang merupakan juara POPNAS saat duduk di bangku SMA merupakan atlet yang berasal dari Jawa Timur. Keinginan MP untuk meningkatkan kemampuan di tenis

Mungkin saja cara-cara integrasi numerik yang sudah disampaikan sulit atau tidak bisa diterapkan untuk mengevaluasi suatu integral. Pada keadaan ini, integrasi Monte Carlo

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan utama yang akan dibahasa dalam penelitian adalah tentang perkembangan seni pertunjukan sandiwara di Indramayu pada tahun