• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Besar Politik Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Besar Politik Hukum"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

POLITIK HUKUM DALAM PEMBENTUKAN POLITIK HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL

MAKALAH BESAR  MAKALAH BESAR 

Tugas Mata Kuliah Politik Hukum Tugas Mata Kuliah Politik Hukum Pro! DR! Sat"a Ar"a#to$ S! H!$ M! H! Pro! DR! Sat"a Ar"a#to$ S! H!$ M! H!

Ol%h & Ol%h &

'hristia# Erikso# Sitio 'hristia# Erikso# Sitio

()*+,**+./ ()*+,**+./ No! A0s%# & ** No! A0s%# & **

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

1AKULTAS HUKUM 1AKULTAS HUKUM UNI2ERSITAS PAN'ASILA UNI2ERSITAS PAN'ASILA 3AKARTA 3AKARTA *+4 *+4

(2)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN A! Latar B%laka#g

A! Latar B%laka#g

Seca

Secara ra teoteoretretikaikal, l, funfungsi gsi pempembentbentukan ukan hukhukum um padpada a dasdasarnarnya ya memeruparupakankan fun

fungsi gsi melmelaksaksanakanakan an perperintintah ah undundang-ang-undaundang ng yanyang g dibdibuat uat oleoleh h badbadan an leglegislislatiatif.f. Pembentukan hukum oleh hakim dalam rangka memutuskan perkara yang sedang Pembentukan hukum oleh hakim dalam rangka memutuskan perkara yang sedang diperiksanya, termasuk pembentukan peraturan perundang-undangan baik oleh badan diperiksanya, termasuk pembentukan peraturan perundang-undangan baik oleh badan eksekutif secara tersendiri maupun bersama-sama dengan badan legislatif, tidak lain eksekutif secara tersendiri maupun bersama-sama dengan badan legislatif, tidak lain sebenarnya fungsi melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam sebenarnya fungsi melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam undang-undang.

undang.

Pembentukan hukum dalam prinsip pembagian kekuasaan

Pembentukan hukum dalam prinsip pembagian kekuasaan (divi(division of powerssion of powers  principle)

 principle) mermerupaupakan kan funfungsi gsi ketketataataneganegaraaraan/pn/pemeemerinrintahtahan an yanyang g dijdijalaalankan nkan oleolehh  badan

 badan eksekutif, legislatif eksekutif, legislatif dan dan yudikatif untuk yudikatif untuk membentuk membentuk hukum, hukum, baik hubaik hukum yangkum yang tert

tertulisulis (geschreven recht)(geschreven recht) maupun hukum yang tidak tertul maupun hukum yang tidak tertulisis (ongeschreven recht).(ongeschreven recht). Dal

Dalam am konskonsep ep pempemisaisahan han kekukekuasaasaanan (sepa(separatioration n of of powerpowers)s), , funfungsi ini gsi ini menmenjadijadi oto

otoriritas tas badbadan an leglegislislatiatif f sasaja, ja, badabadan-ban-badan dan kekkekuasuasaan aan lailain n titidak dak memmemiliiliki ki funfungsigsi tersebut. Sedangkan dalam konsep pembagian kekuasaan

tersebut. Sedangkan dalam konsep pembagian kekuasaan (division of powers),(division of powers), fungsi fungsi ini dijalankan baik oleh badan

ini dijalankan baik oleh badan legislatif, ekskutif maupun yudikatif.legislatif, ekskutif maupun yudikatif. Etim

Etimologis kata politiologis kata politik k berasaberasal dari l dari bahasa Yunanibahasa Yunani polis polis yang dapat berarti yang dapat berarti kota atau negara-kota. Dari kata polis ini kemudian diturunkankata-kata lain seperti kota atau negara-kota. Dari kata polis ini kemudian diturunkankata-kata lain seperti !poli

!polites! tes! "#ar"#arganegarganegara$ a$ dan dan !poli!politikostikos! ! nama nama sifat yang sifat yang berartberarti i ke#arke#arganegarganegaraanaan "ci%ic$, dan !politike techne! untuk kemahiran politik serta !politike episteme! untuk "ci%ic$, dan !politike techne! untuk kemahiran politik serta !politike episteme! untuk ilmu politik. &emudian orang 'oma#i mengambil oper perkataan Yunani itu dan ilmu politik. &emudian orang 'oma#i mengambil oper perkataan Yunani itu dan me

menamnamakaakan n penpengegetatahuhuan an tetentntanang g negnegarara a "p"pememererinintatah$ h$ !a!ars rs polpolititicica!, a!, arartitinynyaa kemahiran "kunst$ tentang masalah-masalah kenegaraan

kemahiran "kunst$ tentang masalah-masalah kenegaraan..((

)enurut Prof. Sudarto !Politik *ukum! adalah kebijaksanaan dari negara )enurut Prof. Sudarto !Politik *ukum! adalah kebijaksanaan dari negara den

dengan gan perperantantaraaraan an badbadan-ban-badan adan yanyang g berber#en#enang ang untuntuk uk menmenetaetapkan pkan perperatuaturan ran-- peraturan

 peraturan yang yang dikehendaki, dikehendaki, yang yang diperkirakan diperkirakan bisa bisa digunakan digunakan untukuntuk mengekspresikan apa yang dicita-citakan. Pembentukan undang-undang merupakan mengekspresikan apa yang dicita-citakan. Pembentukan undang-undang merupakan (

(3)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN A! Latar B%laka#g

A! Latar B%laka#g

Seca

Secara ra teoteoretretikaikal, l, funfungsi gsi pempembentbentukan ukan hukhukum um padpada a dasdasarnarnya ya memeruparupakankan fun

fungsi gsi melmelaksaksanakanakan an perperintintah ah undundang-ang-undaundang ng yanyang g dibdibuat uat oleoleh h badbadan an leglegislislatiatif.f. Pembentukan hukum oleh hakim dalam rangka memutuskan perkara yang sedang Pembentukan hukum oleh hakim dalam rangka memutuskan perkara yang sedang diperiksanya, termasuk pembentukan peraturan perundang-undangan baik oleh badan diperiksanya, termasuk pembentukan peraturan perundang-undangan baik oleh badan eksekutif secara tersendiri maupun bersama-sama dengan badan legislatif, tidak lain eksekutif secara tersendiri maupun bersama-sama dengan badan legislatif, tidak lain sebenarnya fungsi melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam sebenarnya fungsi melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam undang-undang.

undang.

Pembentukan hukum dalam prinsip pembagian kekuasaan

Pembentukan hukum dalam prinsip pembagian kekuasaan (divi(division of powerssion of powers  principle)

 principle) mermerupaupakan kan funfungsi gsi ketketataataneganegaraaraan/pn/pemeemerinrintahtahan an yanyang g dijdijalaalankan nkan oleolehh  badan

 badan eksekutif, legislatif eksekutif, legislatif dan dan yudikatif untuk yudikatif untuk membentuk membentuk hukum, hukum, baik hubaik hukum yangkum yang tert

tertulisulis (geschreven recht)(geschreven recht) maupun hukum yang tidak tertul maupun hukum yang tidak tertulisis (ongeschreven recht).(ongeschreven recht). Dal

Dalam am konskonsep ep pempemisaisahan han kekukekuasaasaanan (sepa(separatioration n of of powerpowers)s), , funfungsi ini gsi ini menmenjadijadi oto

otoriritas tas badbadan an leglegislislatiatif f sasaja, ja, badabadan-ban-badan dan kekkekuasuasaan aan lailain n titidak dak memmemiliiliki ki funfungsigsi tersebut. Sedangkan dalam konsep pembagian kekuasaan

tersebut. Sedangkan dalam konsep pembagian kekuasaan (division of powers),(division of powers), fungsi fungsi ini dijalankan baik oleh badan

ini dijalankan baik oleh badan legislatif, ekskutif maupun yudikatif.legislatif, ekskutif maupun yudikatif. Etim

Etimologis kata politiologis kata politik k berasaberasal dari l dari bahasa Yunanibahasa Yunani polis polis yang dapat berarti yang dapat berarti kota atau negara-kota. Dari kata polis ini kemudian diturunkankata-kata lain seperti kota atau negara-kota. Dari kata polis ini kemudian diturunkankata-kata lain seperti !poli

!polites! tes! "#ar"#arganegarganegara$ a$ dan dan !poli!politikostikos! ! nama nama sifat yang sifat yang berartberarti i ke#arke#arganegarganegaraanaan "ci%ic$, dan !politike techne! untuk kemahiran politik serta !politike episteme! untuk "ci%ic$, dan !politike techne! untuk kemahiran politik serta !politike episteme! untuk ilmu politik. &emudian orang 'oma#i mengambil oper perkataan Yunani itu dan ilmu politik. &emudian orang 'oma#i mengambil oper perkataan Yunani itu dan me

menamnamakaakan n penpengegetatahuhuan an tetentntanang g negnegarara a "p"pememererinintatah$ h$ !a!ars rs polpolititicica!, a!, arartitinynyaa kemahiran "kunst$ tentang masalah-masalah kenegaraan

kemahiran "kunst$ tentang masalah-masalah kenegaraan..((

)enurut Prof. Sudarto !Politik *ukum! adalah kebijaksanaan dari negara )enurut Prof. Sudarto !Politik *ukum! adalah kebijaksanaan dari negara den

dengan gan perperantantaraaraan an badbadan-ban-badan adan yanyang g berber#en#enang ang untuntuk uk menmenetaetapkan pkan perperatuaturan ran-- peraturan

 peraturan yang yang dikehendaki, dikehendaki, yang yang diperkirakan diperkirakan bisa bisa digunakan digunakan untukuntuk mengekspresikan apa yang dicita-citakan. Pembentukan undang-undang merupakan mengekspresikan apa yang dicita-citakan. Pembentukan undang-undang merupakan (

(4)

 proses sosial dan proses politik yang sangat penting artinya dan mempunyai peng  proses sosial dan proses politik yang sangat penting artinya dan mempunyai peng aruharuh

yan

yang g lualuas, s, karkarena ena ititu u "un"undangdang-un-undandang$ g$ akaakan n memmemberberi i bentbentuk uk dan dan menmengatgatur ur ataatauu me

mengengendndalalikikan an mamasysyaraarakatkat. . 2n2ndandang-g-undundanang g ololeh eh pepengunguasasa a didigungunakakan an untuntukuk mencapai dan me#ujudkan tujuan-tujuan sesuai dengan yang dicitia-citakan. Dengan mencapai dan me#ujudkan tujuan-tujuan sesuai dengan yang dicitia-citakan. Dengan demikian, dapat dikatakan bah#a 2ndang-undang mempunyai dua fungsi, yaitu demikian, dapat dikatakan bah#a 2ndang-undang mempunyai dua fungsi, yaitu

(.

(. +ung+ungsi unsi untuk mtuk mengeengekspkspresresikaikan niln nilai, daai, dann 1.

1. +un+ungsgsi i ininststrurumementntalal..

erpijak pada kedua fungsi hukum di atas, maka dapat dikatakan bah#a hukum erpijak pada kedua fungsi hukum di atas, maka dapat dikatakan bah#a hukum  bukan

 bukan merupakan merupakan tujuan, tujuan, melainkan melainkan sebagai sebagai sarana sarana untuk untuk me#ujudkan me#ujudkan apa apa yangyang dicita-citakan. ni berarti, apabila kita mau membicarakan !Politik hukum ndonesia!, dicita-citakan. ni berarti, apabila kita mau membicarakan !Politik hukum ndonesia!, maka mau tidak mau kita harus memahami terlebih dahulu !apa yang menjadi maka mau tidak mau kita harus memahami terlebih dahulu !apa yang menjadi cita-cita dari bangsa ndonesia merdeka!.

cita dari bangsa ndonesia merdeka!. 3i

3itata-c-citita a ininililah ah yayang ng haharurus s didi#u#ujudjudkakan n memelalalului i sasararana na unundandang-g-unundadangng "hukum$. Dengan mengetahui masyarakat yang bagaimana yang dicita-citakan oleh "hukum$. Dengan mengetahui masyarakat yang bagaimana yang dicita-citakan oleh  bangsa

 bangsa ndonesia, ndonesia, maka maka dapat dapat ditentukan ditentukan !sistem !sistem hukum! hukum! yang yang bagaimana bagaimana yangyang dap

dapat at menmendordorong ong tertercipciptantanya ya sisistestem m hukhukum um yanyang g mammampu pu menmenjadjadi i sarsarana ana untuntukuk me#ujudkan masyarakat yang dicita-citakan oleh bangsa ndonesia.

me#ujudkan masyarakat yang dicita-citakan oleh bangsa ndonesia.11

Deng

Dengan an katkata a lailain n dapdapat at dikdikataatakan kan bahbah#a #a perperundundang-ang-undaundangan ngan memmemangang  bentuk

 bentuk pengaturan pengaturan legal legal dalam dalam sebuah sebuah negara negara hukum hukum yang yang demokratis. demokratis. 4amun4amun  peraturan hukum

 peraturan hukum formal tak pernah netral, karena ada politik hukum formal tak pernah netral, karena ada politik hukum di belakangnya.di belakangnya. *ukum

*ukum formformal itu lahir, hidup, dan juga bisa mati, dalam dinamal itu lahir, hidup, dan juga bisa mati, dalam dinamika budaya hukum.ika budaya hukum.  politik hukum

 politik hukum menjadi sangat terasa, karena pmenjadi sangat terasa, karena pemerintah pusat sangat berperan dalamemerintah pusat sangat berperan dalam  penyusunannya,

 penyusunannya, sementara sementara sebagai sebagai pemerintah pemerintah pusat jupusat juga ga menjadi menjadi pihak pihak dalam dalam tariktarik ulur posisi otonomi daerah. Dengan demikian suatu sistem hukum harus mengandung ulur posisi otonomi daerah. Dengan demikian suatu sistem hukum harus mengandung  peraturan-peraturan

 peraturan-peraturan melalui melalui pembentukan pembentukan peraturan peraturan perundang-undangan perundang-undangan sebagaisebagai #ujud aplikatif politik hukum sebisa mungkin bersifat netral dan tidak

#ujud aplikatif politik hukum sebisa mungkin bersifat netral dan tidak memihak.memihak. Peraturan perundang-undangan merupakan bagian atau subsistem dari sistem Peraturan perundang-undangan merupakan bagian atau subsistem dari sistem hukum. 5leh karena itu, membahas mengenai politik peraturan perundang-undangan hukum. 5leh karena itu, membahas mengenai politik peraturan perundang-undangan

1

1 Prof. Dr. 4yoman Serikat Putra 6aya, S*,)*, Prof. Dr. 4yoman Serikat Putra 6aya, S*,)*, Politik H Politik Hukum,ukum, adan Penyediaan ahan &uliah adan Penyediaan ahan &uliah

Program Studi )agister &enotariatan 2ndip, Semarang 1778, hal (9. Program Studi )agister &enotariatan 2ndip, Semarang 1778, hal (9.

(5)

 pada

 pada hakikatnya hakikatnya tidak tidak dapat dapat dipisahkan dipisahkan dari dari membahas membahas mengenai mengenai politik politik hukum.hukum. st

stilailah h polpolitiitik k hukhukum um ataatau u polpolititik ik perperundaundang-ng-undundangaangan n diddidasaasarkarkan n padpada a priprinsinsipp  bah#a

 bah#a hukum hukum dan/atau dan/atau peraturan peraturan perundang-undangan perundang-undangan merupakan merupakan bagian bagian dari dari suatusuatu  produk

 produk politik politik karena karena peraturan peraturan perundang-undangan perundang-undangan pada pada dasarnya dasarnya merupakanmerupakan rancangan atau hasil desain lembaga politik "

rancangan atau hasil desain lembaga politik " politic  politic bodybody$.$.99  Sedangkan pemahaman  Sedangkan pemahaman

ata

atau u defdefiniinisi si dardari i polpolititik ik hukhukum um secsecara ara sedsederherhana ana dapadapat t diadiartirtikan kan sebsebagai agai araarahh kebijakan hukum yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah. kebijakan hukum yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah.:: ). )ahfud )D mengemukakan bah#a politik hukum meliputi

). )ahfud )D mengemukakan bah#a politik hukum meliputi

 Pertama

 Pertama; ; pempembabangngunaunan n huhukukum m yayang ng berberinintitikan kan pempembuabuatatan n dadan n pempembabaharharuauann terhadap materi-materi hukum agar dapat sesuai dengan kebutuhan;

terhadap materi-materi hukum agar dapat sesuai dengan kebutuhan;

 Kedua

 Kedua;;  pelaksanaan  pelaksanaan ketentuan ketentuan hukum hukum yang yang telah telah ada ada termasuk termasuk penegasan penegasan fungsifungsi lembaga dan pembinaan para penegak hukum.

lembaga dan pembinaan para penegak hukum.<<

Sebagai

Sebagaimana mana telah telah disebdisebutkan, bah#a utkan, bah#a politpolitik ik peratperaturan uran perundperundang-unang-undangandangan mer

merupakupakan an bagibagian an ataatau u subsubsissistem tem dardari i polpolititik ik hukuhukum, m, dengdengan an demdemikiikian an dapdapatat dikatakan bah#a mempelajari atau memahami politik hukum pada dasarnya sama dikatakan bah#a mempelajari atau memahami politik hukum pada dasarnya sama den

dengan gan memmemahamahami i ataatau u memmempelpelajaajari ri polpolititik ik perperundaundang-ng-undundangaangan n demdemikiikian an pulpulaa seb

sebalialiknyknya, a, karkarena ena pempemahamahaman an dardari i polpolitiitik k hukhukum um tertermasmasuk uk pulpula a di di daldalamnamnyaya mencak

mencakup up proseproses s pembepembentukan dan ntukan dan pelakspelaksanaan/anaan/penerapenerapan pan hukum "salah hukum "salah satunsatunyaya  peraturan

 peraturan perundang-undangan$ perundang-undangan$ yang yang dapat dapat menunjukkan menunjukkan sifat ke sifat ke arah arah mana mana hukumhukum akan dibangun dan ditegakkan.

akan dibangun dan ditegakkan.== agir )anan mengartikan istilah politik perundang- agir )anan mengartikan istilah politik

perundang-9

9 *). aica )ar>uki, *). aica )ar>uki, Kekuatan engik Kekuatan engikat Putusan ahkat Putusan ahkamah Konstitusi amah Konstitusi !erhadap "ndang#"!erhadap "ndang#"ndang,ndang,

6urnal egislasi ?ol. 9 4omor (, )aret 177=, hal. 1.

6urnal egislasi ?ol. 9 4omor (, )aret 177=, hal. 1. ihat juga ). )ahfud )D,ihat juga ). )ahfud )D, Politik Huk Politik Hukum dium di  Indonesia

 Indonesia, , cet. cet.  ,P9ES,P9ES, 6akarta, 177(, hal. <. , 6akarta, 177(, hal. <. )ahfud )D menyebutkan bah#a hukum merupakan)ahfud )D menyebutkan bah#a hukum merupakan  produk politik y

 produk politik yang memandang hukum seang memandang hukum sebagai formalitbagai formalitas atau kristaas atau kristalisasi dari kelisasi dari kehendak-kehendakhendak-kehendak  politik ya

 politik yang saling berinterang saling berinteraksi dan saling berksi dan saling bersanginan. ebisanginan. ebih jauh )ahfud )D mh jauh )ahfud )D mengemukakanengemukakan  bah#a hubungan kausa

 bah#a hubungan kausalitas antara hlitas antara hukum dan politik ukum dan politik yang berkaitan deyang berkaitan dengan pertanyaan apakngan pertanyaan apakah hukumah hukum mempengaruhi politik ataukah politik yang mempengaruhi hukum, dapat

mempengaruhi politik ataukah politik yang mempengaruhi hukum, dapat dija#abdija#ab Pertama Pertama; hukum; hukum determinan atas politik yaitu kegiatan-kegiatan politik diatur oleh dan

determinan atas politik yaitu kegiatan-kegiatan politik diatur oleh dan harus tunduk pada harus tunduk pada aturan-aturanaturan-aturan hukum.

hukum. Kedua$ Kedua$ politik determinan atas hukum karena hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari politik determinan atas hukum karena hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari kehendak-kehendak politik yang saling berinteraksi dan

kehendak-kehendak politik yang saling berinteraksi dan bahkan saling bersaingan.bahkan saling bersaingan. Ketiga Ketiga; politik dan; politik dan hukum sebagai subsistem kemasyarakatan berada pada

hukum sebagai subsistem kemasyarakatan berada pada posisi yang sederajat determinasinyaposisi yang sederajat determinasinya

:

: ). )ahfud )D, ). )ahfud )D, Politik Hu Politik Hukum di Indonesikum di Indonesiaa, , cet. cet.  ,P9ES,P9ES, 6aklarta, , 6aklarta, 177(, 177(, hal. 0hal. 0 <

< bid. ihat juga bdul *akim @aruda 4usantara, bid. ihat juga bdul *akim @aruda 4usantara, Politik H Politik Hukum %asional,ukum %asional, makalah pada &erjamakalah pada &erja

atihan antuan *ukum, Surabaya, September (0A<. atihan antuan *ukum, Surabaya, September (0A<.

=

(6)

undangan secara sederhana yaitu sebagai kebijaksanaan mengenai penentuan isi atau obyek pembentukan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pembentukan peraturan perundang-undangan itu sendiri diartikan sebagai tindakan melahirkan suatu peraturan perundang-undangan.8  bdul Bahid

)asru mengartikan politik peraturan perundang-undangan sebagai kebijakan (beleids&policy) yang diterjemahkan sebagai tindakan pemerintahan/negara dalam membentuk peraturan perundang-undangan sejak tahap perencanaannya sampai dengan penegakannya "implementasinya$.A Sehingga dapat disimpulkan bah#a politik  perundang-undangan merupakan arah kebijakan pemerintah atau negara mengenai  pengaturan "substansi$ hukum yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan

"hukum tertulis$ untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya, dimana dapat kita melihat gambaran mengenai politik  perundang-undangan yang sedang dijalankan oleh pemerintah/negaraC 2ntuk melihat  perkembangan politik perundang-undangan yang berlaku pada masa tertentu secara

substansial dan sederhana sebenarnya dapat dilihat dari

(. produk peraturan perundang-undangan yang dibentuk pada masa itu yang secara mudah dan spesifik lagi biasanya tergambar pada konsiderans menimbang dan penjelasan umum "bila ada$ dari suatu peraturan perundang-undangan yang dibentuk; dan

1. kebijakan yang dibuat oleh pemerintah/negara pada saat itu yang merupakan garis pokok arah pembentukan hukum, seperti @*4 pada masa  pemerintahan orde baru atau Prolegnas dan 'encana Pembangunan 6angka

)enengah 4asional yang berlaku pada saat ini

erdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk mengkaji hubungan negara hukum dan  pembentukan hukum, politik hukum dalam pembentukan peraturan

perundang-undangan nasional

B! Rumusa# Masalah

8 bid, hal. 1

(7)

erdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah 

(. agaimana hubungan 4egara hokum dengan pembentukan hokum, politik dengan hukum, dan politik hukum dengan peraturan perundang-undangan di ndonesiaC

1. pa saja upaya yang akan ditempuh dalam merealisasikan apa yang menjadi  pembenahan sistem politik hukum oleh pemerintahC

9. agaimana peranan politik hukum dalam pembentukan Peraturan Perundang-undangan di ndonesiaC

(8)

BAB II

TIN3AUAN PUSTAKA

A! Kor%lasi Hukum D%#ga# Ilmu P%#g%tahua# No# Hukum

)asuk dalam disiplin ilmu apakah hukum itu sebenarnyaC ni merupakan  pertanyaan dasar jika kita berbicara tentang hukum dan ilmu lain diluar hukum. pakah hukum itu berdiri sendiri dengan ciri khasnyaC etapi mengapa hukum selalu dapat dikaitkan dengan disiplin ilmu lainnyaC

Perkembangan ilmu hukum selalu diikuti pertanyaan-pertanyaan diatas. pa hukum tetap pada porsinya sebagai ilmu murni sebagaimana tertuang dalam teori hukum murni *ans &elsenC Sedangkan perkembangan jaman menuntut hukum bisa  berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain, jika tidak, maka hukum akan gagal me#ujudkan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. *ukum harus mengikuti  perkembangan masyarakat dan juga perkembangan ilmu pengetahuan agar hukum  bisa tetap eksis dalam me#arnai perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. *ukum ada untuk masyarakat bukan sebaliknya, sehingga masyarakat dapat mentaati hukum. *ukum tidak dapat dilihat hanya dengan menggunakan kacamata kuda tapi harus dilihat secara luas karena hukum tidak hanya ilmu rasional sebagaimana yang  berkembang dalam era modern tapi hukum dapat juga dilihat dari segi ilmu lain, sehingga hukum tidak hanya bersifat rasional tetapi juga metafisik dan metayuridik. spekaspek lain seperti masyarakat, sejarah, politik, ekonomi, teknologi juga dapat dimasukkan dalam objek kajian ilmu hukum. Sebagaimana ungkapan Scholten "dalam )ahendra putra kurnia$ 

F bahan positif ini, yakni undang-undang, %onis-%onis dan sebagainya, ditentukan secara histories dan kemasyarakatan. Penetapan undang-undang adalah sebuah peristi#a histories, ia juga merupakan akibat dari serangkaian fakta yang dapat ditentukan secara kemasyarakatan. Dalam pengolahan undang-undang oleh ilmu hokum, bahan terberi ini tidak kehilangan karakter historical dan sosialnya. Sebaliknya, justru karakter historical dan kemasyarakatan bahan hukum itu menyebabkan pengolahan bahan hukum

itu tidak sepenuhnya terolah. lu hokum sensiri mempertahankan unsure

historical dan social bahan olahannya.G

erdasarkan ungkapan Scholten tersebut dapat ditafsirkan bah#a hukum tidak hanya memuat unsur hukum logika rasional saja melainkan juga memasukkan

(9)

unsur-unsur lainnya sebagai materi muatannya. lmu hukum merupakan hukum positif tapi tidak hanya berkutat pada peraturan semata. *ukum harus tetap memperhatikan aspek-aspek non hukum lainnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kajian ilmu hukum positif. *al serupa juga diungkapkan oleh )au#issen dalam sistematika  pengembanan hukum, menjelaskan jenis-jenis ilmu hukum yang pada intinya juga memberikan peluang masuknya ilmu pengetahuan lain kedalam ilmu hukum, sehingga dapat dikatakan bah#a ilmu hukum terbuka dan integrati%e dengan ilmu yang lain.

B! POLITIK HUKUM

Diba#ah ini ada beberapa definisi yang akan disampaikan oleh beberapa ahli 0 (. Satjipto 'ahardjo

Politik *ukum adalah akti%itas untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan cara  cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat.

Satjipto 'ahardjo memdefinisikan politik hukum sebagai akti%itas memilih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan social dan hukum tertentu dalam masyarakat. Didalam studi politik hukun. )enurut Satjipto 'ahardjo muncul  beberapa pertanyaan mendasar, yaitu(7

(. ujuan apa yang hendak dicapai melalui sistem yang adaC

1. 3ara-cara apa dan yang mana yang dirasa paling baik untuk dipakai dalam mencapai tujuan tersebutC

9. &apan #aktunya dan melalui cara bagaimana hokum itu perlu diubahC

0 http//balian>ahab.#ordpress.com/politik hukum/pa Politik *ukum tuH I )akalah, erita,

Paparan dan Diskusi )asalah *ukum Ja# EducationJ.htm , diakses tanggal 18 6uni 17(1 pukul 17.:1 #ib

(7 )oh. )ahfud )D, )embangun Politik *ukum )enegakan &onstitusi, 'aja#ali Pres, 6akarta,

(10)

:. Dapatkah suatu pola yang baku dan mapan dirumuskan untuk membantu dalam memutuskan proses pemilihan tujuan serta cara-carauntuk mencapai tujuan tersebut dengan baikC

6adi yang di katakan politik hukum bila dilihat dari asal katanya mengandung arti sebagai kegiatan yang berdasarkan kekuasaaan dalam 4egara  berupa pengembilan keputusan, membuat kebijakan, melakukan pembagian hokum  berkenaan dengan masyarakat, lembaga-lembaga, proses-proses dalam kehidupan  4egara. &egiatan tersebut menyangkut tujuan hukum dan melaksanakan tujuan

hokum dalam suatu 4egara.

1. Padmo Bahjono disetir oleh &otam Y. Stefanus

Politik *ukum adalah kebijaksanaan penyelenggara 4egara tentang apa yang dijadikan criteria untuk menghukumkan sesuatu " menjadikan sesuatu sebagai *ukum $. &ebijaksanaan tersebut dapat berkaitan dengan pembentukan hokum dan  penerapannya. Definisi politik hukum yang dikemukakan oleh padmo Bahjono mengatakan bah#a politik hukum adalah kebijakan dasar yang menentukan arah,  bentuk, maupun isi hukum yang akan dibentuk, di dalam tulisannya yang lain Padmo Bahjono memperjelas politik hokum adalah kebijakan penyelegaraan 4egara tentang apa yang dijadikan kreteria untuk menghukumkan suatu yang di dalamnya mencakup  pembentukan, penerapan, dan penegakan hukum

9. . 6. ?an peldorn

Politik hukum sebagai politik perundang  undangan . Politik *ukum berarti menetapkan tujuan dan isi peraturan perundang  undangan . " pengertian politik hukum terbatas hanya pada hukum tertulis saja.

:. Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto

Politik *ukum sebagai kegiatan  kegiatan memilih nilai- nilai dan menerapkan nilai  nilai.

(11)

Politik *ukum " dikaitkan di ndonesia $ adalah sebagai berikut 

a$ ah#a definisi atau pengertian hukum juga ber%ariasi namun dengan meyakini adanya persamaan substansif antara berbagai pengertian yang ada atau tidak sesuai dengan kebutuhan penciptaan hukum yang diperlukan.

 b$ Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada , termasuk penegasan ellefroid dalam bukunya Inleinding !ot de 'echts eten chap in %ederland

sehingga politik hukum adalah legal policy atas garis "kebijakan$ resmi tentang hokum yang akan diberlakukan baik dengan perbuatan hokum baru maupun dengan  pengantian hokum lama, dalam rangka mencapai tujuan 4egara.

)engutarakan posisi politik hukum dalam pohon ilmu hukum sebagai ilmu. Politik hukum merupakan salah satu cabang atau bagian dari ilmu hukum, menurutnya ilmu hukum terbagi atas ((

(. Dogmatika *ukum

)emberikan penjelasan mengenai isi " in houd $ hukum , makna ketentuan  ketentuan hukum , dan menyusunnya sesuai dengan asas  asas dalam suatu sistem hukum.

1. Sejarah *ukum

)empelajari susunan hukum yang lama yang mempunyai pengaruh dan  peranan terhadap pembentukan hukum sekarang. Sejarah *ukum mempunyai arti  penting apabila kita ingin memperoleh pemahaman yang baik tentang hukum yang  berlaku sekarang

9. Perbandingan *ukum

)engadakan perbandingan hukum yang berlaku diberbagai negara , meneliti kesamaan, dan perbedaanya

:. Politik *ukum

Politik *ukum bertugas untuk meneliti perubahan  perubahan mana yang  perlu diadakan terhadap hukum yang ada agar memenuhi kebutuhan  kebutuhan  baru didalam kehidupan masyarakat

(( Soeharjo dalam http//balian>ahab.#ordpress.com/politik hukum/pa Politik *ukum tuH I

)akalah, erita, Paparan dan Diskusi )asalah *ukum Ja# EducationJ.htm , diakses tanggal 18 6uni 17(1 pukul 17.:1 #ib

(12)

<. lmu *ukum 2mum

idak mempelajari suatu tertib hukum tertentu , tetapi melihat hukum itu sebagai suatu hal sendiri, lepas dari kekhususan yang berkaitan dengan #aktu dan tempat. lmu *ukum umum berusaha untuk menentukan dasar- dasar pengertian  perihal hukum , ke#ajiban hukum , person atau orang yang mampu bertindak dalam

hukum, objek hukum dan hubungan hukum. anpa pengertian dasar ini tidak mungkin ada hukum dan ilmu hokum

erdasarkan atas posisi ilmu politik hukum dalam dunia ilmu pengetahuan seperti yang telah diuraikan , maka objek ilmu politik hukum adalah K *2&2) K.

*ukum 4asional tradisional )engandung K de !, K asas !, K nilai K, sumber hukum ketika semua itu dijadikan satu maka disebut kegiatan Politik *ukum  4asional.

. 'uang @erak Politik *ukum Suatu 4egara

danya Politik *ukum menunjukkan eksistensi hukum negara tertentu ,  bergitu pula sebaliknya, eksistensi hukum menunjukkan eksistensi Politik *ukum

dari negara tertentu.

. Poltik *ukum &ekuasaan Dan Barga )asyarakat

Politik *ukum mengeja#antahkan dalam nuansa kehidupan bersama para #arga masyarakat . Di lain pihak Politik *ukum juga erat bahkan hampir menyatu dengan penggunaan kekuasaaan didalam kenyataan. 2ntuk mengatur negara , bangsa dan rakyat. Politik *ukum ter#ujud dalam seluruh jenis peraturan perundang  undangan negara.

. embaga  embaga Yang er#enang

)ontesLuieu mengutarakan rias Politica tentang kekuasaan negara yang terdiri atas 9 " tiga $ pusat kekuasaan dalam lembaga negara, antara lain 

a$ Eksekutif   b$ egislatif  c$ Yudikatif 

Yang berfungsi sebagai centra  centra kekuasaaan negara yang masing  masing harus dipisahkan. Dalam kaitanya dengan Politik *ukum yang tidak lain tidak bukan

(13)

adalah penyusunan tertib hukum negara . )aka ketiga lembaga tersebut yang  ber#enang melakukannya.

da pemahaman yang baru mengenai ruang gerak bah#a Politik *ukum itu sendiri itu dinamis. ersama dengan laju perkembangan jaman , maka ruang gerak Politik *ukum tidak hanya sebatas negara sendiri saja melainkan meluas sampai keluar batas negara hingga ke tingkat nternasional. )enurut pendapatnya Sunaryati *artono , Politik *ukum tidak terlepas dari realita sosial dan tradisional yang terdapat di negara kita dan di lain pihk. Sebagai salah satu anggota masyarakat dunia ,maka Politik *ukum ndonesia tidak terlepas pula dari 'ealita dan politik *ukum nternasional.(1

&alau kita kaji antara Politik *ukum dan sas-sas *ukum maka akan terlihat konsep sebagai berikut 

• Politik *ukum di negara manapun juga termasuk di ndonesia tidak bisa lepas dari asas *ukum.

• diantara asas!itu terhadap asas yang dijadikan sumber tertib hukum bagi suatu negara.

• sas hukum yang dijadikan sumber tertib *ukum/dasar 4e gara di sebut  @rund 4orm

• Di ndonesia yang dijadikan dasar negara adalah Pancasila

• sas hukum yang dijadikan dasar negara ini merupakan hasil proses  pemikiran yang digali dari pengalaman angsa ndonesia sendiri; bukan

diambil dari hasil perenungan belaka; bukan hal yang serta merta masuk kedalam pemikiran masyarakat ndonesia tetapi ada yang bersifat 4asional

(. ada yang lebih khusus lagi seperti  kehidupan agama,suku,profesi, dll. 1. ada yang merupakan hasil pengaruh dari sejarah dan lingkungan

masyarakat dunia.

?. &erangka andasan Politik *ukum Di ndonesia

 4egara ' lahir dan berdiri tanggal (8 gustus (0:<, proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan oleh r. Soekarno dan *atta atas nama bangsa (1 5p.cit.

(14)

ndonesia pada tanggal (8 gustus (0:< tersebut merupakan detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik pembangunan tertib hukum nasional " atanan *ukum 4asional $.

?. Mu#5ul#"a Politik Hukum Di I#6o#%sia

)uncul pada tanggal (8 gustus (0:< ,yaitu saat dikumandangkannya Proklamasi, bukan tanggal (A gustus (0:< saat mulai berlakunya konstitusi / hukum dasar negara '.

?! Siat Politik Hukum

)enurut agir )anan , seperti yang dikutip oleh &otan Y. Stefanus dalam  bukunya yang berjudul K Perkembangan &ekuasaan Pemerintahan 4egara ! bah#a

Politik *ukum terdiri dari(9

(. Politik *ukum yang bersifat tetap " permanen $

erkaitan dengan sikap hukum yang akan selalu menjadi dasar kebijaksanaan  pembentukan dan penegakkan hukum. agi bangsa ndonesia , Politik *ukum tetap

antara lain 

i. erdapat satu sistem hukum yaitu Sistem *ukum 4asional.

Setelah (8 gustus (0:<, maka politik hukum yang berlaku adalah politik hukum nasional , artinya telah terjadi unifikasi hukum " berlakunya satu sistem hukum diseluruh #ilayah ndonesia $. Sistem *ukum nasional tersebut terdiri dari

(. *ukum slam " yang dimasukkan adalah asas  asasnya$ 1. *ukum dat " yang dimasukkan adalah asas  asasnya $ 9. *ukum arat "yang dimasukkan adalah sistematikanya$

ii. Sistem hukum nasional yang dibangun berdasarkan Pancasila dan 22D (0:<. iii. idak ada hukum yang memberi hak istime#a pada #arga negara tertentu

 berdasarkan pada suku , ras , dan agama. &alaupun ada perbedaan , semata  mata didasarkan pada kepentingan nasional dalam rangka keasatuan dan  persatuan bangsa.

i%. Pembentukan hukum memperhatikan kemajemukan masyarakat (9 bid.

(15)

)asyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan hukum , sehingga masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam pembentukan huku m . %. *ukum adat dan hukum yang tidak tertulis lainnya diakui sebagai subsistem

hukum nasional sepanjang nyata-nyata hidup dan dipertahankan dalam  pergaulan masyarakat.

%i. Pembentukan hukum sepenuhnya didasarkan pada partisipasi masyarakat.

%ii. *ukum dibentuk dan ditegakkan demi kesejahteraan umum " keadilan sosial  bagi seluruh rakyat $ ter#ujudnya masyarakat yang demokratis dan mandiri

serta terlaksananya negara berdasarkan hukum dan konstitusi. 1. Politik *ukum yang bersifat temporer.

Dimaksudkan sebagai kebijaksanaan yang ditetapkan dari #aktu ke #aktu sesuai dengan kebutuhan.

'! HUKUM SEBAGAI ALAT

)oh. )ahfud )D bah#a politik hukum itu merupakan Klegal Policy! tentang hokum yang diberlakukan atau tidak diberlakukan utuk mencapai tujuan  4egara. Disini hukum diposisikan sebagai alat untuk mencapai tujuan 4egara. erkait dengan ini Suyaryati *artono perna mengemukakan tentang Khukum sebagai alat! sehingga secara praktis politik hukum politik hukum juga merupakan sebagai alat atau sarana dan langka yang dapat digunakan pemerintah untuk menciptakan sestem hukum nasional guna mencapai cita-cita bangsa dan tujuan 4egara.(:

Politik hokum itu ada yang bersifat permanen atau jangka panjang dan ada yang bersifat periodic. Yang bersifat permanen misalnya berlakunya prinsip  pengujian yudisial, ekonomi, kerakyatan, keseimbangan atara kepastian hokum, keadilan, dan kemanfaatan, penggantian hukum-hukum peninggalan kolinial dengan hukm nasional, penguasan sumber daya alam oleh 4egara, kemerdekaan kekuasan kehakiman, dan sebagainya. Disini terlihat bah#a beberapa prinsip yang dimuat di dalam 22D sekaligus berlakunya sebagai Politik hokum.(<

(: )oh. )ahfud )D, Politik *ukum Di ndonesia, 'aja#ali Pres, 6akarta, 17((, *al.1. (< bid. *al. 9

(16)

)enurut agir )anan, Politik *ukum ada yang bersifat permanen "tetap$ ada yang bersifat temporer. Politik *ukum yang tetap adalah yang berkaitan dengan sifat hukum yang akan selalu menjadi dasar kebijakan pembentukan dan penegakan hukum.sedangkan *ukum temporer adalah kebijakan yang di tetapkan dari #aktu ke #aktu sesuai dengan kebutuhan termasuk kategori ini )isalnya penentuan Prioritas  pembentukan pereturan daerah, pembaharuan undang-undang yang menunjang  pembangunan nasiaonal dan sebagainya.(=

D! HUKUM SEBAGAI PRODUK POLITIK 

sumsi dasar yang diperngunakan kajian ini adalah hukum merupakan  produk politik sehingga kerakter isi setiap produk hukum akan dangat ditentukan atau di#arnai oleh imbangan kekuatan atau komfigurasi politik yang melahirkannya. susumsi ini dipilih berdasarkan kenyataan bah#a setiap produk hokum merupakan  produk keputusan politik sehingga hukum dapa dilihat sebagai kristalisasi dari  pemikiran politik yang saling berinteraksi di kalangan para politisi. )eski dari sudut Kdas sollen! ada pandangan bah#a politik harus tunduk pada ketentuan hukum, namun kajian ini lebih melihat sudut Kdas sein! atau empiric bah#ah hukumlah yang dalam kenyataannya di tentukan oleh komfirgurasi politik yang melatarbelakaginya. +ungi instrumental hukum sebagai sarana kekuasaan politik dominan yang lebih terasa bila dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya. ahlkan, fenomena itu dapat dilihat dari pertumbuhan pranata hukum, nilai dan prosedur,  perundangan-undangan dan birokrasi penegakan hukum yang bukuan hanya

mencerminkan hukum sebagai kondisi dan proses pembangunan melainkan juga menjadi penopang tangguh struktur politik, ekonomi, social.(8

*ukum diberi fungsi utama sebagai instrumen program pembagunan karena hukum sebenarnya bukan tujuan utam. Dengan demikian, dapat dipahami jika terjadi kecenrungan bah#a hukum dinuat dalam rangka memfasilitasi dan mendukung  politik. kibatnya segala peraturan dan produk hukum yang dinilai tidak dapat

(= Mudan rif +akrulloh, lmu embaga Dan Pranata *ukum, 'aja#ali Pers, 6akarta, 17((, *al. (1( (8 )oh. )ahfud )D, )embangun Politik *ukum.., 5p.cit. *al.=:

(17)

me#ujutkan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi harus diubah atau dihapuskan. Dengan demikian, sebagai produk politik, hukum dapat dijadikan alat  justifikasi bagi %isi politik pengusaha. Dalam kenyataannya, kegiatan legeslatif "pembuatan undang-undang$ memang lebih banyak memuat keputusan-keputusan  politik ketimpangan menjalankan pekerjaan-pekerjaan hukum yang sesungguhnya

sehingga lembaga legeslatif lebih dekat dengan politik dari pada hukum.(A

Secara teoritis hubungan hukum dengan politik memag dapat di bedakan atas tiga macam hubungan. Pertama sebagai das sollen, hukum diterima atas politik karena setiap agenda politik harus tunduk pada aturan aturan. &edua das sein, politik determinan atas hukum karena dalam faktanya hukum merupakan produk politik sehigga hukum apa pun yang ada di depan kita lain merupakan kristalisasi dari kehendak politik yang saling bersaingan. &etiga, politik dan hokum berhubungan secara interdeterminan karana politik tampa hukum akan >alim sedangkan hukum tampa penga#alan politik akan lumpuh. *ukum dalam konteks ini diartikan sebagai undang-undang yang dibuat oleh lembaga legeslatif.(0

(A bid. *al.=<

(0 )oh. )ahfud )D, &onstitusi Dan *ukum Dalam &ontro%ersi, 'aja#ali Pers, 6akarta, 17(7, *al.

(18)

BAB III

POLITIK HUKUM PEMBENTUKAN PERUNDANG-UNDANGAN

A! N%gara Hukum 6a# P%m0%#tuka# Hukum*

Pembentukan hukum dalam prinsip pembagian kekuasaan (division of powers  principle) merupakan fungsi ketatanegaraan/pemerintahan yang dijalankan oleh  badan eksekutif, legislatif dan yudikatif untuk membentuk hukum, baik hukum yang tertulis (geschreven recht) maupun hukum yang tidak tertulis (ongeschreven recht). Dalam konsep pemisahan kekuasaan (separation of powers), fungsi ini menjadi otoritas badan legislatif saja, badan-badan kekuasaan lain tidak memiliki fungsi tersebut. Sedangkan dalam konsep pembagian kekuasaan (division of powers), fungsi ini dijalankan baik oleh badan legislatif, ekskutif maupun yudikatif.

Pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembentukan hukum. )enurut sifat hukum yang dibentuk,  pembentukan hukum itu dapat dibagi menjadi 1 "dua$, yaitu

"($ pembentukan hukum yang tertulis, berupa traktat, yurisprudensi, dan peraturan  perundang-undangan; dan

"1$ pembentukan hukum yang tidak tertulis, berupa, hukum adat dan hukum kebiasaan.

Dengan demikian, maka pembentukan peraturan perundang-undangan pada dasarnya merupakan salah satu bagian dari pembentukan hukum yang tertulis. Dikatakan demikian, karena pembentukan hukum yang tertulis itu tidak hanya berupa  pembentukan peraturan perundang-undangan saja, akan tetapi juga mencakup  pembentukan traktat dan yurisprudensi.

+ungsi pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan fungsi yang dapat dimiliki oleh setiap badan atau pejabat negara/pemerintahan. +ungsi  pembentukan peraturan perundang-undangan dapat dibedakan menjadi 1 "dua$, yaitu

17 Delfina @usman, Politik Hukum dan odifikasi Hukum *alam Pembentukan Peraturan Perundang#

(19)

"($ fungsi pembentukan peraturan perundang-undangan yang daya ikat dan daya  berlakunya ke dalam "internal pembentuk peraturan perundang-undangan$; dan "1$ fungsi pembentukan peraturan perundang-undangan yang daya ikat dan daya

 berlakunya ke dalam "internal pembentuk peraturan perundang-undangan$ dan keluar "masyarakat/komunitas sasaran di luar pembentuk peraturan perundang-undangan$.

B! Hu0u#ga# 7olitik hokum 6%#ga# hokum 6a# 7olitik hokum 6%#ga# 7%ratura# 7%ru#6a#g-u#6a#ga#

eberapa literatur mengungkapkan bah#a hukum dianggap sebagai tujuan dari politik. dalah maksud dari politik agar ide-ide hukum atau rechtsidee seperti kebebasan, keadilan, kepastian, dan sebagainya ditempatkan dalam hukum positif dan pelaksanaan sebagian atau secara keseluruhan, dari ide hukum itu merupakan tujuan dari proses politik. &edua, bah#a hukum sekaligus merupakan alat dari  politik. Dalam hal ini politik mempergunakan hukum positif "peraturan perundang-undangan$ untuk mencapai tujuannya dalam arti merealisasikan ide-ide hukum tersebut.

Dengan demikian, dengan peraturan yang ada atau hukum positif, politik dapat mengarahkan dan membentuk masyarakat kepada tujuan tertentu. Dalam hal ini, kita ingat sebutan bah#a hukum adalah alat rekayasa sosial atau a tool of social engineering. politik dan hukum mempunyai peranan serta tugas yang sama yaitu memecahkan masalah kemasyarakatan di mana politik adalah aspek dinamis dan hukum merupakan aspek yang statis.

Dari apa yang diuraikan itu, menjadi jelas bah#a hubungan antara politik dan hukum adalah dasar dari politik hukum dengan ketentuan bah#a pelaksanaan  pengembangan politik hukum tidak bisa dipisahkan dengan pelaksanaan  pengembangan politik secara keseluruhan. tau, dapat dikatakan, prinsip dasar yang dipergunakan sebagai ketentuan pengembangan politik akan juga berlaku bagi  pelaksanaan politik hukum yang di#ujudkan melalui peraturan perundang-undangan

(20)

Peraturan Perundang-undangan "legislation$ merupakan bagaian dari hukum yang dibuat secara sengaja oleh institusi negara. a muncul tidak tiba-tiba. 4amun, dibuat dengan tujuan dan alasan tertentu. )engingat harus ada konsitensi dan korelasi antara apa yang ditetapkan sebagai politik hukum dengan yang ingin dicapai sebagai tujuan. politik hukum dapat dibedakan dalam dua dimensi. Dimensi pertama adalah  politik hukum yang menjadi alasan dasar dari diadakannya suatu peraturan Perundang-undangan. politik hukum dengan dimensi alasan dasar seperti ini menurut *ikmahanto sebagai Kkebijakan dasar! atau dalam bahasa inggris disebut Kbasic  policy!.

Dimensi kedua dari politik hukum adalah tujuan atau alasan yang muncul dibalik pemberlakuan suatu peraturan Perundang-undangan, yang kemudian disebut sebagai K&ebijakan Pemberlakuan! atau yang dalam bahasa inggris disebut sebagai Kenactment policy!. )elalui Kkebijakan Pemberlakuan! inilah dapat dilakukan  pengidentifikasian beragam kebijakan pemberlakuan undang-undang di ndonesia

Pembenahan sistem politik hukum dalam lima tahun mendatang mempunyai sasaran terciptanya sistem hukum nasional yang adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif termasuk tidak diskriminatif terhadap perempuan atau bias gender$; terjaminnya konsistensi seluruh peraturan Perundang-undangan pada tingkat pusat dan daerah, serta tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang lebih tinggi; dan kelembagaan peradilan dan penegak hukum yang ber#iba#a, bersih,  profesional dalam upaya memulihkan kembali kepercayaan hukum masyarakat secara keseluruhan. rahan kebijakan adalah untuk memperbaiki susbtansi "materi$ hukum , struktur "kelembagaan$ hukum, dan kultur "budaya$ hukum sebagaimana  pendapat a#rence ). +riedman seorang ahli hukum tentang Sistem hukum .

Pembenahan sistem dan politik hukum pada tahun 1778 diarahkan kepada kebijakan untuk mendorong penyelenggaraan penegakan hukum, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi serta terjaminnya konsistensi peraturan Perundang-undangan pada tingkat pusat dan daerah serta tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan diatasnya.

(21)

2paya yang akan ditempuh dalam merealisasikan apa yang menjadi pembenahan sistem politik hukum oleh pemerintah terangkum dalam Perpres 4omor 8 ahun 177< tentang 'encana Pembangunan 6angka )enengah 4asional ahun 177:-1770 meliputi 

(. )enata kembali substansi hukum melalui peninjauan dan penataan kembali  peraturan undangan untuk me#ujudkan tertib Perundang-undangan; dan menghormati serta memperkuat kearifan lokal dan hukum adat untuk memperkaya sistem hukum dan peraturan melalui pemberdayaan yurisprudensi sebagai bagian dari upaya pembaruan materi hukum nasional ; 1. )elakukan pembenahan sruktur hukum melalui penguatan kelembagaan

dengan meningkatkan profesionalisme hakim dan staf peradilan serta kualitas sistem peradilan yang terbuka dan transparan ; menyederhanakan sistem  peradilan, meningkatkan transparansi agar peradilan dapat diakses oleh masyarakat dan memastikan bah#a hukum diterapkan dengan adil dan memihak pada kebenaran; memperkuat kearifan lokal dan hukum adapt untuk memperkaya sistem hukum dan peraturan melalui pemberdayaan yurisprudensi sebagai bagian dari upaya pembaruan hukum nasional;

9. )eningkatkan budaya hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi  berbagai peraturan Perundang-undangan serta perilaku keteladanan dari kepala negara dan jajarannya dalam mematuhi dan menaati hukum serta  penegakan supremasi hukum .

Dengan demikian pembenahan pada politik hukum akan memberikan  pembenahan pula pada pembenahan peraturan perunda ng-undangan

'! Politik hukum 7%0%#tuka# 7%ratura# 7%ru#6a#g-u#6a#ga# #asio#al

Pembentukan peraturan perundang-undangan secara ideal dilandasi paling tidak oleh 9 "tiga$ hal, yaitu

"($ sas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik; "1$ Politik hukum "peraturan perundang-undangan$ nasional yang baik; dan "9$ Sistem pengujian peraturan perundang-undangan yang memadai.

(22)

Pembentukan peraturan perundang-undangan sebagai bagian dari konsep  politik hukum berada dalam ruang konfigurasi yang tidak bebas nilai. 4ilai-nilai yang  berasal dari aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, hukum dan sebagainya saling  berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan demikian,  pembentukan peraturan perundang-undangan dalam konsep politik hukum tidak hanya memiliki satu konfigurasi saja, melainkan lebih. da konfigurasi politik, ada konfigurasi sosio-kultural, ada konfigurasi sosial-ekonomi, ada konfigurasi hukum dan sebagainya. &onfigurasi-konfigurasi dalam pembentukan peraturan perundang-undangan ini secara teoretikal akan menghasilkan 9 "tiga$ klasifikasi dasar hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam masyarakat, yaitu 1(

(+) hukum atau peraturan perundang-undangan sebagai pelayan kekuasaan represif (law or legislation as the servant of repressive power)$

() hukum atau peraturan perundang-undangan sebagai institusi tersendiri yang mampu menjinakkan represi dan melindungi integritas dirinya (law or legislation as a differentiated institution capable of taming repression and  protecting its own integrity)$

"9$ hukum atau peraturan perundang-undangan sebagai fasilitator dari berbagai respon terhadap kebutuhan dan aspirasi sosial (law or legislation as a  facilitator or response to social needs an aspirations).

Politik hukum "peraturan perundang-undangan$ nasional merupakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau badan/lembaga negara atau pemerintahan untuk membentuk suatu peraturan perundang-undangan yang baik. Politik hukum nasional dalam arti ini secara konstitusional dapat ditemukan dalam 2ndang-2ndang Dasar. Pasal ( 22D (0:< memberikan landasan bagi konsep politik hukum "peraturan Perundang-undangan$ nasional di ndonesia yang hendak diimplementasikan.

Pasal ( 22D (0:< itu dirumuskan sebagai berikut 

"($ 4egara ndonesia adalah 4egara &esatuan yang berbentuk republik.

1( Philippe 4onet and Philip Sel>nick, -aw and ociety in !ransition  !oward /esponsive -aw,

(23)

"1$ &edaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut 2ndang-2ndang Dasar.

"9$ 4egara ndonesia adalah negara hukum.

erdasarkan rumusan Pasal ( 22D (0:< itu, maka konsep politik hukum "peraturan Perundang-undangan$ nasional kita paling tidak dilandasi oleh 9 "tiga$  prinsip yang fundamental sebagai berikut

"($ Prinsip negara hukum (welfare state)$

"1$ Prinsip negara kesatuan (unitary state) dengan bentuk pemerintah republik $ dan "9$ Prinsip demokrasi (democracy).

Prinsip negara hukum yang dianut dalam konsep politik hukum "peraturan Perundang-undangan$ nasional kita adalah prinsip welfare state. Prinsip ini dapat ditemukan dalam Pembukaan 22D (0:< alenia keempat.

F Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan  %egara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mema0ukan kese0ahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan  Kebangsaan Indonesia itu 12

Prinsip welfare state dalam Pembukaan 22D (0:< itu mengisyaratkan agar dalam pembentukan politik perundang-undangan nasional berorientasi pada tujuan untuk

"($ melindungi segenap bangsa ndonesia dan seluruh tumpah darah ndonesia; "1$ memajukan kesejahteraan umum;

"9$ mencerdaskan kehidupan bangsa; dan

":$ ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,  perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Prinsip negara kesatuan (unitary state) mengisyaratkan agar setiap pembentukan  politik perundang-undangan nasional, bingkai dan limitasinya adalah negara kesatuan, dengan bentuk pemerintahannya republik. ni artinya, bah#a setiap  peraturan perundang-undangan yang hendak dibentuk harus dalam rangka mengokohkan 4egara &esatuan 'epublik ndonesia. entuk negara kita menurut 22D (0:< adalah negara kesatuan "bukan federal$, sedangkan bentuk pemerintahan

(24)

negara kita adalah republik "bukan monarchi$. )aka pembentukan dan materi  peraturan perundang-undangan baik di Pusat maupun Daerah tidak boleh lepas dari

kedua hal tersebut.

Selanjutnya prinsip demokrasi (democracy) mengisyaratkan agar setiap  pembentukan politik perundang-undangan nasional, senantiasa melibatkan peran serta rakyat. 'akyat harus diberikan ruang secara demokratis untuk terlibat pada setiap  pembentukan peraturan perundang-undangan, mulai pada tahap rancangan hingga  pasca pengundangan. Pelibatan rakyat dalam setiap pembentukan peraturan  perundang-undangan tidak saja mencerminkan prinsip demokrasi telah dianut dalam konsep politik hukum nasional itu, akan tetapi juga memberikan indikasi terbentuknya penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka dan responsif "partisipatif$, serta mengarahkan bagi terbentuknya produk hukum "peraturan  perundang-undangan$ yang demokratik.

Pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik harus memperhatikan lingkup atau lingkungan kuasa hukum, yang menurut Log%ma##  dapat dibedakan menjadi : "empat$ hal, yaitu11

a! Li#gku#ga# kuasa t%m7at (ruimtegebeid atau territorial sphere).

erlakunya aturan hukum "peraturan perundang-undangan$ di batasi oleh ruang atau tempat. pakah sesuatu aturan hukum itu berlaku untuk suatu #ilayah negara atau hanya berlaku untuk suatu bagian dari #ilayah negara. Seperti diketahui, Gdaerah kekuasaan! berlakunya suatu undang-undang dapat meliputi seluruh #ilayah negara, tetapi untuk suatu keadaan tertentu atau suatu materi tertentu hanya diberlakukan untuk suatu #ilayah tertentu pula. Suatu Perda hanya berlaku untuk suatu #ilayah daerah tertentu.

0! Li#gku#ga# kuasa 7%rsoala# (zakengebeid atau material sphere).

Suatu materi atau persoalan tertentu yang diatur dalam suatu peraturan  perundang-undangan mengidentifikasi masalah tertentu. Dengan demikian maka  persoalan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan menunjukkan lingkup

11 Delfina @usman, Politik Hukum dan odifikasi Hukum *alam Pembentukan Peraturan Perundang#

(25)

materi yang diatur, apakah persoalannya adalah persoalan publik atau pri%at,  persoalan perdata atau pidana, dan sebagainya. )ateri tersebut menunjukkan lingkup

masalah atau persoalan yang diatur.

5! Li#gku#ga# kuasa ora#g (personengebied)

Sesuatu aturan mungkin hanya diberlakukan bagi sekelompok atau segolongan orang atau penduduk tertentu. Dengan ditetapkannya subjek atau orang tertentu dalam peraturan perundang-undangan tersebut maka hal itu memperlihatkan adanya pembatasan mengenai orangnya. 2ndang-2ndang tentang Pega#ai 4egeri, 2ndang-2ndang tentang enaga &erja, 2ndang-2ndang tentang Peradilan )iliter, dan sebagainya, menunjukkan bah#a peraturan perundang-undangan tersebut hanya diberlakukan bagi kelompok orang yang diidentifikasi dalam peraturan perundang-undangan itu.

6! Li#gku#ga# kuasa 8aktu (tijdsgebied atau temporal sphere)

ingkungan #aktu menunjukkan kapan suatu peraturan perundang-undangan  berlaku, apakah berlaku untuk suatu masa tertentu atau untuk masa tidak tertentu, apakah mulai berlaku sejak ditetapkan berlaku surut sebelum ditetapkan. erlakunya suatu peraturan hukum ditentukan oleh #aktu.

D! Ko#lik Hukum UU Nomor +* Tahu# *++

Peraturan perundang-undangan menurut Pasal ( angka 1 2ndang-2ndang  4omor (1 ahun 17(( adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang ber#enang dan mengikat secara umum. erdasarkan pengertian ini, maka yang disebut dengan peraturan perundang-undangan bentuknya pasti tertulis. a dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang ber#enang, dan mengikat secara umum. 6adi berdasarkan rumusan ketentuan ini, pembentuk peraturan perundang-undangan itu ada 1 "dua$, yaitu  "($ lembaga negara; dan "1$ pejabat yang  ber#enang.

6ika pengertian Gpejabat yang ber#enangG dapat diartikan sebagai pejabat yang berdasarkan peraturan perundang-undangan memiliki ke#enangan yang sah

(26)

untuk membentuk suatu peraturan perundang-undangan, maka pertanyaan hukumnya kemudian adalah siapa yang dimaksud dengan lembaga negara ituC

Sebelum 22D (0:< diamandemen, lembaga-lembaga negara kita menurut Sri Soemantri )., terdiri dari  )ajelis Permusya#aratan 'akyat ")P'$, Presiden "dan Bakil Presiden$, De#an Per#akilan 'akyat "DP'$, De#an Pertimbangan gung "DP$, adan pemeriksa &euangan "P&$, dan )ahkamah gung ")$.19

Setelah adanya perubahan "amandemen$, 22D (0:< kita menurut 6imly sshiddiLie mengenal beberapa lembaga negara, yaitu  )P', DP', De#an Per#akilan Daerah "DPD$, Presiden, )ahkamah gung, )ahkamah &onstitusi, adan Pemeriksa &euangan, serta lembaga tambahan lain yang bersifat independen seperti &omisi Pemilihan 2mum "&P2$.1:

Dengan demikian, apabila kita menggunakan pendapat 6imly sshiddiLie untuk menja#ab pertanyaan  siapakah yang dimaksud dengan lembaga negara yang berwenang membuat peraturan perundang#undangan itu, maka ja#abannya adalah )P', DP', DPD, Presiden, )ahkamah gung, )ahkamah &onstitusi, P&, serta lembaga tambahan lain yang bersifat independen seperti &omisi Pemilihan 2mum "&P2$.

Pertanyaan selanjutnya adalah, benarkah bah#a hanya lembaga negara saja yang memiliki ke#enangan untuk membentuk peraturan perundang-undangan di ndonesiaC 6a#abannya jelas tidak. Di luar lembaga negara, seperti lembaga  pemerintahan daerah juga memiliki ke#enangan untuk membentuk peraturan  perundang-undangan yang la>im kita kenal dengan Peraturan Daerah "Perda$. Di tingkat Desa, ternyata juga ada lembaga pemerintahan desa yang memiliki ke#enangan untuk membentuk peraturan perundang-undangan, yang la>im disebut dengan Peraturan Desa.

19 Sri Soemantri )., Kekuasaan dan istem Pertanggung0awab Presiden Pasca Perubahan ""* +345,

makalah pada Seminar Sistem Pemerintahan ndonesia Pasca mandemen 22D(0:<, P*4 Departemen &ehakiman bekerjasama dengan +akultas *ukum 2ni%ersitas irlangga dan kan#il Departemen &ehakiman dan *) Pro%insi 6a#a imur, Surabaya 0 6uni 177:, hlm. =.

1: 6imly sshiddiLie,  'ormat Kelembagaan %egara dan Pergeseran Kekuasaan *alam ""* +345,

(27)

erdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan, bah#a rumusan  pengertian peraturan perundang-undangan sebagaimana tersebut dalam Pasal ( angka 1 2ndang-2ndang 4omor (1 ahun 17(( itu kurang tepat. Pengertian peraturan  perundang-undangan itu seharusnya juga mencakup lembaga pemerintahan, baik  pusat maupun daerah, di samping lembaga negara sebagai pembentuk peraturan  perundang-undangan di ndonesia.

E! K%0i9aka# Politik Hukum Nasio#al

Sebelum telah diuraikan mengenai politik hukum pembentukan peraturan  perundang-undangan berikut konflik yang muncul dari peraturan pembentukan  undangan, sekarang kita akan membahas mengenai politik perundang-undangan nasional, sebelum lebih jauh membahas politik perundang-perundang-undangan, maka terlebih dahulu perlu kita memahami politik hukum sebagai induk dari politik  perundang-undangan. 5leh karena itu, perlu disinggung secara garis besar mengenai

arah kebijakan politik hukum nasional yang sedang dilaksanakan pada saat ini.

rah kebijakan politik hukum nasional dilandaskan pada keinginan untuk melakukan pembenahan sistem dan politik hukum yang dilandasikan pada 9 "tiga$  prinsip dasar yang #ajib dijunjung oleh setiap #arga negara yaitu

(. supremasi hukum;

1. kesetaraan di hadapan hukum; dan

9. penegakan hukum dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum. &etiga prinsip dasar tersebut merupakan syarat mutlak dalam me#ujudkan cita-cita ter#ujudnya negara ndonesia yang damai dan sejahtera. pabila hukum ditegakkan dan ketertiban di#ujudkan, maka diharapkan kepastian, rasa aman, tenteram, ataupun kehidupan yang rukun akan dapat ter#ujud. 2ntuk itu politik hukum nasional harus senantiasa diarahan pada upaya mengatasi berbagai permasalahan dalam  penyelenggaraan sistem dan politik hukum yang meliputi permasalahan yang  berkaitan dengan substansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum.

(28)

Pembenahan substansi hukum merupakan upaya menata kembali materi hukum melalui peninjauan dan penataan kembali peraturan perundang-undangan untuk me#ujudkan tertib perundang-undangan dengan memperhatikan asas umum dan hirarki perundang-undangan dan menghormati serta memperkuat kearifan lokal dan hukum adat untuk memperkaya sistem hukum dan peraturan melalui pemberdayaan yurisprudensi sebagai bagian dari upaya pembaruan materi hukum nasional. *al ini yang akan dibahas selanjutnya karena materi ini merupakan bagian dari politik perundang-undangan.

1. Struktur Hukum ( Legal Structure)

Pembenahan terhadap struktur hukum lebih difokuskan pada penguatan kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme hakim dan staf peradilan serta kualitas sistem peradilan yang terbuka dan transparan; menyederhanakan sistem peradilan, meningkatkan transparansi agar peradilan dapat diakses oleh masyarakat dan memastikan bah#a hukum diterapkan dengan adil dan memihak  pada kebenaran; memperkuat kearifan lokal dan hukum adat untuk memperkaya sistem hukum dan peraturan melalui pemberdayaan yurisprudensi sebagai bagian dari upaya pembaruan materi hukum nasional. Dalam kaitannya dengan  pembenahan struktur hukum ini, langkah-langkah yang diterapkan adalah

a. M%#um0uhka# k%m0ali k%7%r5a"aa# mas"arakat 7a6a sist%m hukum 6a# k%7astia# hukum!

&urangnya independensi lembaga penegak hukum yang terjadi selama kurun #aktu silam memba#a dampak besar dalam sistem hukum. nter%ensi berbagai kekuasaan lain terhadap kekuasaan yudikatif telah mengakibatkan terjadinya partialitas dalam berbagai  putusan, #alaupun hal seperti ini menyalahi prinsip-prinsip impartialitas dalam sistem peradilan telah mengakibatkan degradasi kepercayaan masyarakat kepada sistem hukum maupun hilangnya kepastian hukum.

0! P%#"%l%#ggaraa# 7ros%s hukum s%5ara tra#s7ara# 6a# 6a7at 6i7%rta#ggu#g9a8a0ka# (aku#ta0ilitas/!

(29)

kuntabilitas lembaga hukum tidak dilakukan dengan jelas, baik kepada siapa atau lembaga mana lembaga tersebut harus  bertanggung ja#ab maupun tata cara bagaimana yang harus dilakukan untuk memberikan pertanggungja#abannya, sehingga memberikan kesan proses hukum tidak transparan. *al ini juga  berkaitan dengan Kbudaya! para penegak hukum dan masyarakatnya, sebagai contoh kurangnya informasi mengenai alur atau proses  beracara di pengadilan sehingga hal tersebut sering dipakai oleh oknum yang memanfaatkan hal tersebut untuk menguntungkan dirinya sendiri. &urangnya bahkan sulitnya akses masyarakat dalam melakukan penga#asan terhadap penyelenggaraan peradilan membuka kesempatan terjadinya penyimpangan kolektif di dalam  proses peradilan sebagaimana dikenal dengan istilah mafia peradilan yang sampai saat ini tiada kunjung dapat teratasi, oleh kerena itu sangat diperlukan penetapan langkah-langkah prioritas dalam  pembenahan lembaga peradilan.

5! P%m0%#aha# 6a# 7%#i#gkata# sum0%r 6a"a ma#usia 6i 0i6a#g hukum!

Secara umum, kualitas sumber daya manusia di bidang hukum, dari mulai para peneliti hukum, perancang peraturan perundang-undangan sampai tingkat pelaksana dan penegak hukum masih perlu  peningkatan, termasuk dalam hal memahami dan berperilaku responsif gender. 'endahnya kualitas sumber daya manusia di  bidang hukum juga tidak terlepas dari belum mantapnya sistem  pendidikan hukum yang ada. Selain itu telah menjadi rahasia umum  bah#a proses seleksi maupun kebijakan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum yang diterapkan banyak menyimpang yang akhirnya tidak menghasilkan SD) yang berkualitas. *al ini  pula yang memberikan berpengaruh besar terhadap memudarnya

(30)

supremasi hukum serta semakin menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem hukum yang ada.

9. Bu6a"a Hukum ( Legal Culture/

2nsur yang ketiga dalam arah kebijakan politik hukum nasional adalah meningkatkan budaya hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi  berbagai peraturan perundang-undangan. *al ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali budaya hukum yang sepertinya Ksemakin hari semakin memudar! "terdegradasi$. patisme dan menurunnya tingkat appresiasi masyarakat pada hukum de#asa ini sudah sangat mengkha#atirkan, maraknya kasus main hakim sendiri, pembakaran para pelaku kriminal, pelaksanaan sweeping  oleh sebagian anggota masyarakat bahkan di depan aparat penegak hukum merupakan gambaran nyata semakin menipisnya budaya hukum masyarakat. Sehingga konsep dan makna hukum sebagai instrumen untuk melindungi kepentingan indi%idu dan sosial hampir sudah kehilangan bentuknya yang berdampak pada terjadinya ketidakpastian hukum !yang tercipta! melalui proses pembenaran perilaku salah dan menyimpang bahkan hukum sepetinya hanya merupakan instrumen pembenar  bagi !perilaku salah!, seperti s#eeping yang dilakukan oleh kelompok masa, oknum aparat yang membacking orang atau kelompok tertentu, dan lain sebagainya.

ingkat kesadaran masyarakat terhadap hak, ke#ajibannya, dan hukum sangat berkaitan dengan "antara lain$ tingkat pendidikan dan proses sosialisasi terhadap hukum itu sendiri. Di lain pihak kualitas, profesionalisme, dan kesadaran aparat penegak hukum juga merupakan hal mutlak yang harus dibenahi. Balaupun tingkat pendidikan sebagian masyarakat masih kurang memadai, namun dengan kemampuan dan profesionalisme dalam melakukan pendekatan dan penyuluhan hukum oleh para praktisi dan aparatur ke dalam masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat diterima secara baik dan dapat diterapkan apabila masyarakat menghadapi berbagai persoalan yang terkait dengan hak dan ke#ajibannya serta bagaimana menyelesaikan suatu  permasalahan sesuai dengan jalur hukum yang benar dan tidak menyimpang.

(31)

2ntuk mendukung pembenahan sistem dan politik hukum tersebut, telah ditetapkan sasaran politik hukum nasional yaitu terciptanya suatu sistem hukum nasional yang adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif "termasuk bias gender$; terjaminnya konsistensi seluruh peraturan perundang-undangan pada tingkat pusat dan daerah, serta tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang lebih tinggi, dan kelembagaan peradilan dan penegak hukum yang ber#iba#a, bersih,  profesional dalam upaya memulihkan kembali kepercayaan hukum masyarakat secara

keseluruhan.

2ntuk me#ujudkan sasaran tersebut, maka disusun suatu program pembangunan  politik hukum, antara lain dengan melakukan

(. program perencanaan hukum; 1. Program pembentukan hukum;

9. program peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga penegakan hukum lainnya;

:. program peningkatan kualitas profesi hukum; dan

<. program peningkatan kesadaran hukum dan hak asasi manusia.

1! Politik P%ru#6a#g-u#6a#ga#

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bah#a politik perundang-undangan merupakan arah kebijakan pemerintah atau negara mengenai arah  pengaturan "substansi$ hukum yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan "hukum tertulis$ untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. )engapa hanya menggambarkan keinginan atau kebijakan pemerintah atau negaraC Dalam 2ndang-2ndang Dasar 4egara 'epublik ndonesia ahun (0:< disebutkan bah#a ke#enangan atau organ pembentuk peraturan perundang-undangan adalah hanya negara atau Pemerintah.1<

Dengan demikian dapat dikatakan bah#a pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan bentuk monopoli negara yang absolut, tunggal, dan tidak dapat

1< *al ini disebut sebagai Kasas kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat! yang terdapat dalam

(32)

dialihkan pada badan yang bukan badan negara atau bukan badan pemerintah. Sehingga pada prinsipnya tidak akan ada deregulasi yang memungkinkan  pens#astaan pembentukan peraturan perundang-undangan. 4amun demikian dalam  proses pembentukannya sangat mungkin mengikutsertakan pihak bukan negara atau Pemerintah dengan kata lain masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan rancangan undang-undang dan rancangan peraturan daerah.

*al tersebut didasarkan pada kenyataan bah#a peraturan perundang-undangan, baik langsung maupun tidak langsung akan selalu berkenaan dengan kepentingan umum, oleh karena itu sangat #ajar apabila masyarakat diikutsertakan dalam penyusunannya.

&eikutsertaan tersebut dapat dalam bentuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan berbagai prakarsa dalam mengusulkan/memberikan masukan untuk mengatur sesuatu atau memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menilai, memberikan pendapat atas berbagai kebijaksanaan negara atau Pemerintah di bidang perundang-undangan. Dalam praktek, pengikutsertaan dilakukan melalui kegiatan seperti pengkajian ilmiah, penelitian, berpartisipasi dalam forum-forum diskusi atau duduk dalam kepanitiaan untuk mempersiapkan suatu rancangan peraturan perundang-undangan.

Pada forum De#an Per#akilan 'akyat juga dilakukan pemberian sarana  partisipasi yang dilakukan melalui pranata 6dengar pendapat6 atau 6public hearing6 .

erbagai sarana untuk berpartisipasi tersebut akan lebih efektif bila dilakukan dalam lingkup yang lebih luas bukan saja dari kalangan ilmiah atau kelompok profesi, tetapi dari berbagai golongan kepentingan "interest groups$ atau masyarakat pada umumnya. 2ntuk me#ujudkan hal tersebut biasanya diperlukan suatu sistem desiminasi rancangan peraturan perundang-undangan agar masyarakat dapat mengetahui arah kebijakan atau politik hukum dan perundang-undangan yang dilaksanakan. Sehingga pembangunan dan pembentukan peraturan perundang-undangan dapat mengarah pada terbentuknya suatu sistem hukum nasional ndonesia yang dapat mengakomodir harapan hukum yang hidup di dalam masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan mengenai definisi dari suatu pembunuhan, yaitu pembunuhan merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang

Berdasarkan uraian diatas maka pemberian orang tua kepada anak perempuan melalui hareuta peunulang di Kabupaten Aceh Besar dalam aspek hukum waris adat merupakan bagian dari

Secara sederhana hukum nasional adalah hukum positif yang berlaku secara umum bagi seluruh warga negara Indonesia, di mana hukum positif tersebut berasal dari hukum adat, hukum

Uraian tersebut tampak sangat komprehensif karena tidak hanya terkait dengan latar belakang dan upaya-upaya pembentukan dan pemberlakuan sebuah hukum tetapi

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa representasi matematis adalah ungkapan-ungkapan dari ide-ide matematika (masalah, pernyataan, definisi, dan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan dan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa, Ketidaktahuan hukum atau kurangnya pemahaman hukum pada

Dari uraian yang telah dipaparkan pada Bab-Bab diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Bentuk perlindungan hukum terhadap Ekspresi Budaya

Dari uraian diatas di ajukan rumusan masalah sebagai berikut; bagaimana kebijakan hukum pidana mengatur perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum dalam