• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Diabetes Melitus Aktivitas Inhibitor Enzim α-glukosidase

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Diabetes Melitus Aktivitas Inhibitor Enzim α-glukosidase"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes Melitus

Diabetes Melitus salah satu penyakit komplikasi yang sangat berbahaya. Komplikasi yang dapat disebabkan penyakit ini adalah penyakit jantung, koroner, stroke, kebutaan, gagal ginjal, neuropatik, dan luka yang sulit sembuh sampai mengalami pembusukan. Umumnya penyakit ini disebabkan oleh malfungsi sekresi insulin atau kerja insulin yang tidak memadai (resistensi insulin). Hiperglikemia kronis pada penderita diabetes biasanya berhubungan dengan disfungsi/kerusakan sel-sel beta pankreas. Salah satu penyebab kerusakan sel-sel beta pankreas adalah radikal bebas atau infeksi virus (Suarsana et al. 2008).

Menurut Suyono (2002), fungsi organ pankreas ialah sebagai penghasil hormon insulin. Penyakit DM dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Penyakit DM tipe 1 bergantung pada insulin, peningkatan kadar glukosa darah akibat kurangnya kelenjar pankreas mensekresikan hormon insulin. Hormon insulin yang dihasilkan tidak mencukupi untuk mengubah glukosa darah menjadi glukosa intraseluler. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sel beta pankreas yang memproduksi insulin mengalami kerusakan sehingga kadar insulin menjadi kurang dan tidak ada. Penyakit DM tipe 2 tidak bergantung pada insulin, jumlah insulin normal bahkan melebihi jumlah batas normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel kurang sehingga glukosa ke dalam sel terhambat. Keadaan ini akan menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah dan menurunnya kadar glukosa intraseluler. Penyakit ini disebabkan oleh obesitas, diet tinggi lemak, karbohidrat, dan kurang gerak badan sehingga tidak dapat memproduksi insulin yang menyebabkan kadar gula darahnya naik.

Aktivitas Inhibitor Enzim α-Glukosidase

Enzim α-glukosidase adalah suatu biokatalisator yang berfungsi untuk meningkatkan hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa (gula sederhana) di usus. Senyawa yang dapat menghambat aktivitas tersebut sangat berpotensi sebagai obat antidiabetes karena dapat menurunkan kadar gula darah dengan cara memperlambat penyerapan karbohidrat postprandial (Suarsana et al. 2008).

(2)

Enzim ini terlibat dalam degradasi glikogen dengan mengkatalisis hidrolisis residu glukosa yang berikatan α-1,4 pada berbagai substrat dan dihasilkan α-D-glukosa. Enzim α-glukosidase menghidrolisis ikatan α-glukosidik pada oligosakarida dan α-D-glikosida. Enzim tersebut merupakan katalis pada langkah akhir pemecahan karbohidrat (Sou 2000). Inhibitor α-glukosidase menjadi obat umum yang sering digunakan untuk mengontrol postprandial hiperglikemia sejak diperkenalkan tahun 1990-an. Salah satu obat sintetiknya adalah akarbosa yang dapat mengurangi kadar gula dengan mengintervensi penyerapan sari pati dalam usus. Namun, kelemahan penggunaan obat sintetik ini yait dapat menyebabkan efek samping, misalnya kembung, diare, dan kram usus. Oleh karena itu, perlu diteliti peran dari bahan alam yang memiliki potensi tinggi sebagai penghambat aktivitas α-glukosidase dengan efek samping yang minimal seperti Saurhus chinensis, Commelina communis L, dan bunga Punica grantum (Lee 2007). Alfarabi (2010) melaporkan senyawa aktif dari daun sirih merah (Piper crocatum) dapat berpotensi sebagai antioksidan dan penghambat enzim α-glukosidase.

Senyawa Antioksidan

Berdasarkan fungsinya, antioksidan dikelompokkan menjadi antioksidan primer dan antioksidan sekunder. Antioksidan primer (antioksidan pemecah rantai), yaitu antioksidan yang dapat bereaksi dengan radikal lipid lalu mengubahnya ke bentuk yang lebih stabil, suatu molekul antioksidan disebut antioksidan primer (AH), apabila dapat mendonorkan atom hidrogennya secara cepat ke radikal lipid (RO•) dan radikal turunan antioksidan tersebut (A•) lebih stabil dibanding radikal lipid, atau mengubahnya ke bentuk yang lebih stabil. Antioksidan sekunder (antioksidan pencegah) didefinisikan sebagai suatu senyawa yang dapat memperlambat laju reaksi autooksidasi lipid. Antioksidan ini bekerja dengan berbagai mekanisme, seperti mengikat ion logam, menangkap oksigen, memecah hidroperoksida ke bentuk-bentuk non radikal, menyerap radiasi ultra violet atau mendeaktifkan singlet oksigen (Gordon 1990).

Troloks

Troloks merupakan analog vitamin E yang larut dalam air. Troloks memiliki nama International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)

(3)

6-              

hidroksil-2,5,7,8- tetrametilkroman-2-asam karboksilat (Gambar 1). Berdasarkan metode ransimat troloks memiliki indeks kapasitas antioksidasi, yaitu empat. Senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan dapat dinyatakan sebagai Troloks Equivalent Antioxidant Capacity (TEAC) konsentrasi troloks yang memiliki kapasitas antioksidan ekivalen dengan sampel yang dianalisis (Apac et al. 2004).

Gambar 1 Struktur troloks.

Metode Uji Aktivitas Antioksidan

Aktivitas antioksidan dapat ditentukan dengan beberapa metode seperti metode penangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), dan ABTS (asam 2,2-Azinobis-3-etilbenzatiazolin-6-sulfonat).

Metode DPPH

Metode ini menggunakan DPPH sebagai model radikal bebas, Senyawa yang aktif sebagai antioksidan mereduksi radikal bebas DPPH menjadi senyawa diphenil picryl hydrazyl (Amic et al. 2003) (Gambar 2).

Gambar 2 Reaksi antara DPPH• dan antioksidan dalam pembentukan DPPH. Ketika larutan DPPH dicampur dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, maka warna ungu dari larutan akan hilang seiring dengan

2,2-diphenil-1-Picryl hydrazyl (DPPH)

2,2-diphenil-1-Pikryl hydrazyl Radikal bebas (DPPH•)

(4)

tereduksinya DPPH oleh antioksidan. Absorban yang dihasilkan oleh hasil reaksi diukur pada panjang gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan persen inhibisi. Prinsip metode ini adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari zat antioksidan (Gambar 2).

Metode ABTS

Pereaksi ABTS merupakan substrat dari peroksidase, yang ketika ABTS dioksidasi dengan kehadiran H2O2 akan terbentuk senyawa radikal kation

metastabil. Suatu radikal ABTS stabil diproduksi dengan cara oksidasi kalium persulfat ABTS sebelum penambahan antioksidan (Gambar 3) dengan karakteristik menunjukkan absorbansi kuat pada panjang gelombang 414 nm. ABTS merupakan senyawa larut dalam air dan stabil secara kimia. Uji ABTS disebut juga uji radikal ABTS, telah banyak digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan komponen dalam makanan dan minuman karena dapat diterapkan pada fase air dan lipid.

Gambar 3 Reaksi pembentukan radikal bebas stabil ABTS dari ABTS dengan potasium persulfat (kalium persulfat). (Rohim et al. 2008)

Akumulasi dari ABTS dapat dihambat oleh antioksidan pada medium reaksi dengan aktivitas yang bergantung pada waktu reaksi dan jumlah antioksidan. Aktivitas antioksidan bahan alam, seperti karotenoid, senyawa fenolik dengan metode ABTS ini dapat diukur berdasarkan penghilangan warna (decolorization)

(5)

dari ABTS, yaitu mengukur absorbansi pengurangan radikal kation dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 734 nm sebagai persentase penghambatan.

Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar yang banyak ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan hijau. Diperkirakan 2 % dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan dengannya (Markham 1988). Selanjutnya, Harborne (1987) menyebutkan bahwa sebenarnya flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau, sehingga dapat ditemukan pada setiap telaah ekstrak tumbuhan. Flavonoid terdiri atas beberapa kelas antara lain, antosianin, flavonol, flavon, glikoflavon, iflavonil, flavanon, kalkon dan auron serta isoflavon.

Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon dengan cincin benzena (C6) terikat pada suatu rantai propan (C3), membentuk konfigurasi C6-C3-C6, yang dapat menghasilkan 3 jenis struktur, yakni 1,2-diaril propan atau flavonoid, 1,2-diaril propan atau isoflavonoid, dan 1,2-diaril propan atau neoflavonoid (Gambar 4).

Gambar 4 Konfigurasi C6-C3-C6 kerangka dasar flavonoid.

Senyawa-senyawa flavonoid dapat mempunyai kerangka 2-fenilkroman, dimana posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B dari 1,3-diaril propan dihubungkan oleh jembatan oksigen, sehingga membentuk suatu cincin heterosiklik yang baru seperti pada Gambar 4 (Markham 1988). Telah

A B C4 C3 C2 O 2 -f en ilk ro m an C1 C2 C3 F l a v o n o id C1 C2 C3 Is o f la v o n o id A A A B B B C1 C2 C3 N e o f l a v o n o i d  

(6)

banyak penelitian yang dilakukan mengenai penggunaan senyawa flavonoid. Diantara senyawa-senyawa antioksidan alami, yang terpenting adalah senyawa golongan flavonoid. Suryanto et al (2004) melaporkan senyawa yang berpotensi sebagai penangkap radikal bebas (antioksidan) adalah fenolik (flavonoid). Beberapa studi in vitro menunjukkan aktivitas antioksidan flavonoid, yaitu mencegah bergabungnya oksigen dengan zat lain sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh. Senyawa flavonoid bersifat antibakteri, antiinflamasi, antialergi, antimutagen, antineoplastik, dan antitrombosit (Miller 1996). Senyawa aktif yang berpotensi sebagai antioksidan dan inhibitor α-glukosidase ekstrak daun sirih merah diduga kuat senyawa flavonoid (Alfarabi, 2010). Suarsana et al. (2008) melaporkan bahwa senyawa bioaktif pada ekstrak etanol tempe yang mampu menghambat kerja enzim α-glukosidase adalah isoflavon genistein.

Andaliman

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) adalah salah satu rempah yang digunakan masyarakat adat Batak Angkola dan Batak Toba dengan nama daerah Sinyar-nyar (Angkola) dan Andaliman (Toba). Tanaman ini tergolong perdu dengan tinggi 3-8 m, batang dan cabang merah kasar, berbulu halus dan berduri. Tumbuhan ini berasal dari daerah Himalaya subtropis. Di Indonesia, tumbuhan ini terdapat di Sumatera Utara dan ditemukan liar di pegunungan pada ketinggian 1400 m dpl, dengan temperatur 15-18 oC.

Gambar 5 (A) daun dan (B) buah tanaman andaliman.

(7)

Buahnya bulat kecil berwarna hijau (Gambar 5), bila digigit mengeluarkan aroma yang wangi dan rasa tajam yang khas, serta dapat merangsang produksi air liur karena bersifat karminativum (Sirait 1992). Di tempat asalnya masyarakat Himalaya, Tibet dan sekitarnya, buah dari tanaman ini biasa digunakan sebagai bahan aromatik, tonik, perangsang nafsu makan, dan obat sakit perut. Klasifikasi tumbuhan andaliman menurut Keng (1978) adalah sebagai berikut: divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Eraniales, famili Rutaceae, marga Zanthoxylum, dan spesies Zanthoxylum acanthopodium DC. Hasil isolasi dan identifikasi senyawa getir yang dilakukan oleh Wijaya (2000), menunjukkan bahwa komponen getir yang berhasil diisolasi dari ekstrak petroleum eter dan alkohol merupakan senyawa terpenoid. Suatu komponen yang serupa dengan senyawa yang dikenal sebagai “sanshol”, yaitu suatu senyawa yang ditemukan pada “Japanese pepper oil”, dimana minyak ini merupakan hasil destilasi air tumbuhan “sanshol” (Z. pipperium DC). Parhusip (2006) melaporkan buah andaliman memiliki kadar lemak sebesar 2.58% (parhusip 2006).

Gambar

Gambar 1  Struktur troloks.
Gambar 3   Reaksi  pembentukan  radikal bebas stabil ABTS dari ABTS dengan  potasium persulfat (kalium persulfat)
Gambar 4  Konfigurasi C6-C3-C6 kerangka dasar flavonoid.
Gambar 5  (A) daun dan (B) buah tanaman andaliman.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi untuk perhitungan tingkat keberhasilan adalah pada Kelurahan Kampungdalem yaitu skor 507, dilanjutkan

mengatakan bahwa salah satu fungsi nilai adalah sebagai faktor pendorong, hal ini berkaitan dengan nilai-nilai yang berhubungan dengan cita-cita atau harapan. Jadi

indirect complaints by the hotel guests about the product quality, the speed and the reprimand. problem is more effective in triggering the hotel employees to give

Untuk hal ini, PNB dituntut mampu membangun jaringan atau networking yang luas, mampu menguasai teknologi serta mampu mengelola Sumber Daya Alam (SDA) secara bijak.

TEKNIK PEMECAHAN KUNCI PRIVAT ELGAMAL DENGAN ALGORITMA BABY STEP GIANT

Untuk menguji hal itu maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan metode fraksinasi, menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dari fraksi aktif, menentukan

Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif

Dukungan yang seperti apa yang membuat UMKM Bangka Tengah ingin bekerja sama dengan pasar modern Giant dan apa saja yang menjadi hambatan dalam hubungan yang