• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 1

PERAN PERBANKAN SYARIAH TERHADAP

PEREKONOMIAN INDONESIA

DISUSUN OLEH :

MAULIDYA NAYAHITA

(14312124)

Kelas I

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2016/2017

(2)

Page | 2 DAFTAR ISI

Contents

HALAMAN JUDUL ... 1 KATA PENGANTAR ... 3 BAB I ... 4 PENDAHULUAN ... 4 1.1 Latar Belakang ... 4 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Makalah ... 5 1.4 Manfaat Makalah ... 5

1.5 Metode Penyusunan Makalah ... 6

BAB II ... 6

PEMBAHASAN ... 6

2.1 Pengertian Bank Syariah ... 6

2.2 Perkembangan Bank Syariah ... 6

2.3 Karakteristik Bank Syariah ... 8

2.4 Fungsi Bank Syariah ... 8

2.5 Prinsip Bank Syariah ... 9

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Bank Syariah ... 9

2.7 Perbedaan Bank Syariah & Bank Konvensional ... 10

BAB III ... 10

KESIMPULAN ... 10

BAB IV ... 11

(3)

Page | 3

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang perbankan syariah di indonesia.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah tentang perbankan syariah di indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Yogyakarta,10 Oktober 2016

(4)

Page | 4

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bank Syariah (Bank Islam) sering disebut Bank Bagi Hasil merupakan lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasi berdasarkan prinsip‐prinsip hukum atau syariah Islam,1 seperti diatur dalam Al Qurʹan dan Al Hadist. Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan sistem syariah (hukum islam)2.Usaha pembentukkan sistem Bank Syariah didasari oleh larangan islam untuk

memungut dan meminjam berdasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan investasi untuk usaha yang dikategorikan haram, misalnya usaha-usaha yang tidak islami yang hal tersebut tidak diatur dalam Bank Konvensional.

Karakteristik sistem Perbankan Syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta mengedepankan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, Perbankan Syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Di Indonesia Perbankan Syariah pertama kali adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, Bank ini didukung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank Muamalat Indonesia sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya h90-anya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudi90-an memberik90-an suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan Bank Syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Perbankan Syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi penduduk di Negara Indonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam. Dengan adanya Bank tersebut diharapkan tidak adanya kerancuan dalam proses muamalah bagi para pemeluk agama islam,sehingga mereka terjaga dari keharaman akibat tidak adanya suatu wadah yang

1Andri Soemitra, Bank dan lembaga keuangan syariah, Kencana, Jakarta, 2012, hlm. 21 2 Ibid, hlm. 22.

(5)

Page | 5 melayani mereka dalam bidang muamalah yang bersifat islami. Namun realitas yang ada, dari 80% penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak lebih dari 10% di antara mereka yang bertransaksi secara syar’i lebih dalam hal perbankan .Sampai saat ini Perbankan Syariah di Indonesia belum mampu menunjukan eksistensinya, banyak masyarakat yang tidak menaruh kepercayaan terhadap Perbankan Syariah.

Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap Bank Syariah dan berakibat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank Syariah. Upaya-upaya pensosialisaian mekanisme dan syariah di rasa perlu,sehingga masyarakat tidak lagi terjebak dalam transaksi-transaksi yang tidak islami dan masyarakat kembali manaruh kepercayaan terhadap transaksi syariah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Bank Syariah ?

2. Bagaimana Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ? 3. Apa Saja Karakteristik Bank Syariah ?

4. Apa Fungsi Bank Syariah ? 5. Bagaimana Prinsip Bank Syariah?

6. Apa Saja Keunggulan dan Kelemahan Bank Syariah ? 7. Apa Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ? 1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran Perbankan Syariah di Indonesia seperti apa dan menjelaskan mengenai karakteristik, fungsi, prinsip, keunggulan & kelemahan dari Bank Syariah.

1.4 Manfaat Makalah

Manfaat dari makalah ini adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai Bank Syariah yang berbeda dari Bank Konvensional. Bank Syariah bukan saja berorientasi pada profitabilitas tapi juga bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika dan moral dalam berbisnis di dunia perbankan yang dapat menciptakan sebuah kegiatan perbankan yang efisien dan efektif (bebas dari Riba, Gharar, Maysir, dll).

(6)

Page | 6 1.5 Metode Penyusunan Makalah

Metode penyusunan makalah ini berdasarkan teoritis/literatur. Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram, dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem Perbankan Konvensional. Persaingan usaha antar bank telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai keunggulan kompetitif. Dalam situasi seperti ini Bank Umum (Konvensional) akan menghadapi persaingan baru dengan kehadiran lembaga keuangan ataupun Bank Non-konvensional.

2.2 Perkembangan Bank Syariah

Abdul Gani Abdullah mengemukakan dalam analisis dan evaluasi hukum yang dilakukannya terhadap perbankan syariah, menemukan empat hal yang menjadi tujuan pengembangan perbankan berdasarkan prinsip syariah, yaitu :3

a) Untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima konsep bunga.

b) Terciptanya dual banking sistem di Indonesia yang mengakomodasi terlaksananya sistem perbankan konvensional dan perbankan syariah dengan baik dalam proses kompetisi yang sehat, dimana didukung oleh pola perilaku bisnis yang bernilai dan bermoral.

c) Mengurangi risiko kegagalan sistem keuangan Indonesia.

3Arifin Hamid, Hukum Ekonomi Islam (Ekonomi Syariah) di Indonesia Aplikasi dan Prospektifnya, (Bogor: Ghalia Indonesia,2007) hal. 129

(7)

Page | 7 d) Mendorong peran perbankan dalam menggerakkan sektor riil dan membatasi segala

bentuk eksploitasi yang tidak produktif serta mengabaikan nilai-nilai moral.

Sebagai langkah awal perkembangan Bank Syariah di Indonesia, pada pertengahan tahun 1970-an diadakan pembicaraan mengenai Bank Syariah pada seminar Hubungan Indonesia- Timur Tengah yang diadakan pada tahun 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar yang diadakan Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai Bank Syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan dengan pihak yang terlibat dalam pengkajiannya adalah Karnaen A. Perwaatmadja, M. Dawam Rahardjo, A.M Saefudin, M. Amien Azis, dan lain-lain. Uji coba pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan pada masa itu yaitu dengan pembentukan Baitut Tamwil-Salman di Bandung dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta, yang kedua Lembaga Keuangan Syariah tersebut berbadan hukum Koperasi.4 Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut lahirlah Bank Muamalat Indonesia pada 1 November 1991. Pada saat penandatanganan Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia terkumpul komitmen pembelian saham sebesar Rp 84 Miliar.

Dalam menjalankan operasinya sebagai bank yang berdasarkan prinsip syariah, Bank Muamalat Indonesia mengalami banyak hambatan. Selain karena peraturan hukum tentang Bank Syariah belum spesifik mengatur dan memberi ruang dalam pengembangan perbankan syariah, juga ketidakmampuan BMI untuk bersaing dengan Bank Konvensional yang telah memiliki jaringan yang kuat hingga ke pelosok-pelosok daerah.5 Krisis moneter yang dialami ternyata memberikan implikasi positif dalam sejarah perkembangan Bank Syariah di Indonesia. Bentuk perkembangan paling besar Bank Syariah pada masa itu ditandai dengan disetujuinya Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, yang merupakan regulasi mengenai perbankanuntuk bangkit dari krisis ekonomi yang melanda pada waktu itu.

Dalam Undang-undang tersebut memberi arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau mengkonversi diri secara total menjadi Bank Syariah. Hal tersebut disambut antusias oleh kalangan perbankan konvensional yang ingin mulai memasuki usaha bisnis perbankan syariah, untuk itu Bank Indonesia mengadakan “Pelatihan Perbankan Syariah” bagi para pejabat Bank Indonesia dari segenap bagian, terutama aparat

4Muhammad Sya fi’iAntonio, op. cit., hal. 25

(8)

Page | 8 yang berkaitan langsung dengan DPNP (Direktorat Penelitian dan Pengembangan Perbankan), kredit , pengawasan, akuntansi, riset dan moneter.

2.3 Karakteristik Bank Syariah

Karakteristik Bank Syariah diantaranya : 1. Berdasarkan prinsip syariah

2. Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:  Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya.  Tidak mengenal konsep “Time Value of Money”.

 Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan. 3. Beroperasi atas dasar bagi hasil.

4. Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa.

5. Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan. 6. Azas utama yaitu kemitraan, keadilan, transparansi dan universal.

7. Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil (dapat melakukan transaksi 2 sektor riil).

2.4 Fungsi Bank Syariah

Bank syariah dalam skema non-riba memiliki empat fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi Manajer Investasi

Fungsi ini dapat dilihat dari segi penghimpunan dana oleh Bank Syariah, khususnya dana mudharabah. Bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyalur yang produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank syariah dan pemilik dana.

2. Fungsi Investor

Dalam penyaluran dana bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana). Penanaman dana yang dilakukan oleh Bank Syariah harus dilakukan pada sektor – sektor yang produktif dengan risiko minim dan tidak melanggar ketentuan syariah.

3. Fungsi Sosial

Ada dua instrumen yang digunakan oleh Bank Syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrumen zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) dan instrumen

qardhul hasan. Instrumen Ziswaf berfungsi untuk menghimpun ziswaf dari Masyarakat,

(9)

Page | 9

hasan berfungsi menghimpun dana dari penerimaan yang tidak memenuhi kriteria halal

serta dana infak dan sadaqah yang tidak ditentukan peruntukannya secara spesifik oleh yang memberi.

4. Fungsi jasa keuangan

Fungsi jasa keuangan yang dijalankan oleh Bank Syariah tidaklah berbeda dengan Bank Konvensional, seperti memberikan layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, letter of guarantee, letter of credit, dan lain-lain.Namun mekanisme untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut, bank syariah tetap menggunakan skema yang sesuai dengan prinsip syariah.

2.5 Prinsip Bank Syariah

Dalam melaksanakan fungsi jasa keuangan Perbankan Syariah menggunakan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya :

a. Prinsip Wakalah

Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat. b. Prinsip Kafalah

Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul anhu ashil) c. Prinsip Hawalah

Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang (muhil) kepada orang lain yang menanggungnya (munhal’ alaih)

d. Prinsip Sharf

Prinsip Sharf adalah prinsip yang digunakan dalam transaksi jual beli mata uang, baik antar mata uang sejenis maupun antar mata uang berlainan jenis.

e. Prinsip Ijarah

Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan jasa, apabila dikaitkan dengan penggunaan barang maka diistilahkan dengan sewa – menyewa sedangkan apabila dikaitkan dengan penggunaan jasa maka diistilahkan dengan upah – mengupah.

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Bank Syariah 2.6.1 Keunggulan Bank Syariah

1) Bank syariah relatif lebih mudah merespons kebijaksanaan pemerintah; 2) Terhindar dari praktik money laundring;

3) Bank syariah lebih mandiri dalam penentuan kebijakan bagi hasilnya; 4) Tidak mudah dipengaruhi gejolak moneter;

(10)

Page | 10 5) Mekanisme bank syariah didasarkan pada prinsip efisiensi, keadilan dan kebersmaan.

2.6.2 Kelemahan Bank Syariah 1) Jaringan kantor bank syariah belum luas; 2) SDM bank syariah masih sedikit;

3) Pemahaman masyarakat tentang bank syariah masih kurang;

4) Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar daripada bank konvensional. 2.7 Perbedaan Bank Syariah & Bank Konvensional

No. Bank Syariah Bank Konvensional

1. Terikat dengan sektor usaha yang halal Bebas Nilai

2. Berdasarkan bagi hasil, margin keuntungan dan fee

Berdasarkan sistem bunga

3. Keuntungan yang diterima deposan berkorelasi dengan pembayaran debitur

Keuntungan yang diterima deposan tidak berkorelasi dengan pembayaran debitur

4. Ada Dewan Pengawas Syariah Tidak ada lembaga sejenis

6

BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian di atas bahwa Perbankan Islam adalah lembaga keuangan yang menjalankan aktivitas Perbankan Konvensional murni yang tidak sama sekali ada kaitannya dengan kegiatan keagamaan yang akan menimbulkan kontradiksi apabila terjadi sebuah kesalahan, maka agama Islam termasuk di dalamnya umat Islam itu akan tersalahkan.

Namun dalam kegiatannnya Perbankan Islam tidak boleh menyimpang dari landasan dan prinsip-prinsip Islam itu sendiri, karena timbulnya Perbankan Islam adalah untuk menyempurnakan dari sistem sosialis dan konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada profitabilitas tapi juga bagaimana Perbankan Islam itu sendiri mengedepankan etika dan moral dalam berbisnis di dunia perbankan yang dapat menciptakan sebuah kegiatan perbankan yang efisien dan efektif (bebas dari Riba, Gharar, Maysir, dll) sehingga dapat

(11)

Page | 11 berimplikasi pada pembangunan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menciptakan pasar ekonomi yang sehat dan menghilangkan paradigma Dzalim.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Hamid. 2007.Hukum Ekonomi Islam (Ekonomi Syariah) di Indonesia Aplikasi dan

Prospektifnya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Andri Soemitra. 2009. Bank dan lembaga keuangan syariah. Jakarta : Kencana.

Kautsar Riza Salman. 2012. Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah. Jakarta : Indeks.

Sumber lain :

 “Prinsip Bank Syariah”,< http://www. Makalahegi.blogspot.com/> [Diakses pada tanggal 01 Mei 2014]

 “Ekonomi Syariah”,< http://www. Eramoeslem.com/> [Diakses 13 November 2012]  “Perbankan Syariah”,<http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx/>  “Seputar Bank Syariah”,

Referensi

Dokumen terkait

Antara Waktu Yang Tertutupi :

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel sumber daya manusia, politik penganggaran, perencanaan, informasi pendukung tidak berpengaruh signifikan terhadap sinkronisasi dokumen

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Hotang, Rusdiana, &amp; Hamidah (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran berorientasi fenomena memberikan peluang dan

Pada penelitian tersebut angka kuman masih berada di atas standar yaitu 3.006 koloni/cm 2 , oleh karena itu maka dilakukan penelitian untuk penyempur- naan dari

Search = Untuk memudahkan user mencari dengan kata yang mereka inginkan atau dengan kata lain pencarian berdasarkan katad. Button 15 = Untuk membawa / mengarahkan user ke

Definisi Teknologi Intruksional dirumuskan oleh Miarso (2012 : 137) adalah teknologi Intruksional adalah suatu cara yang sistematik untuk merancang, melaksanakan

Dari kesimpulan yang telah penulis buat di atas, maka penulis sangat mengharapkan dari asuhan keperawatan dapat membantu klien untuk meningkatkan dan mempertahankan derajat

Modul merupakan salah satu bahan ajar yang disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik (Departemen