• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

82

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan basket SMA N 4 Kota Lubuklinggau.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan pada tanggal 10 Oktober2016 pada pukul 14:00 WIB sampai selesai di lapangan basket SMA N 4 Kota Lubuklinggau.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiynto (1992:90) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan anggota kelompok orang, obyek atau kejadian yang ditetapkan sebagai sasaran penelitian”. Menurut Arikunto (2010:173) populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain basket putra SMA N 4 Kota Lubuklinggau yang jumlah keseluruhannya 30 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, menurut Arikunto (2010:174). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel, penulis menggunakan teknik purposive sampling. teknik ini digunakan dengan beberapa pertimbangan yang fokus pada tujuan tertentu. (Arikunto, 2010). Jumlah populasi dalam penelitian ini 30 siswa putra SMA N 4 Kota Lubuklinggau. Menurut Suharsimi Arikunto (2010) di dalam pengambilan sampel apabila subyeknya kurang dari 100 di ambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% – 15% atau 20% – 25% atau lebih. Dalam

(2)

penelitian ini karena subyek kurang dari 100, maka semua populasi di ambil menjadi sampel berjumlah 30 oraang..

Alasan peneliti mengambil populasi berdasarkan pada kriteria atau persyaratan populasi sebagai berikut.

a. Siswa yang resmi terdaftar di SMA N 4 Kota Lubuklinggau b. Siswa yang berjenis kelamin yang sama yaitu siswa putra

c. Siswa yang sedang duduk di kelas 2 SMA N 4 Kota Lubuklinggau C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif, menggunakan rancangan Analisis Faktor Konfirmatori (Emzir, 2008,48). Analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah perubahan-perubahan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan perubahan yang lebih sedikit dari jumlah perubahan awal. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penentu dalam menjelaskan suatu masalah.

Salah satu multivariat yang digunakan dalam bidang olahraga untuk mengukur variabel penentu antrhopometri dan kondisi fisik penentu kemampuan shooting three point bola basket dimana variabelnya yaitu (delapan variabel bebas dan satu variabel terikat) yang telah di kumpulkan akan diolah dan dianalisa menggunakan bantuan program AMOS versi 22.

Menurut Latan (2012:74) bahwa “Analisis faktor konfirmatori atau sering disebut confirmatory factor analysis (CFA) digunakan untuk menguji dimensionalitas suatu konstruk”. Sedangkan Widarjono (2010:275) menyatakan, “Analisis faktor merupakan cara untuk mencari atau mendapatkan sejumlah variabel indikator yang mampu memaksimumkan korelasi antara variabel indikator. Ada dua jenis analisis faktor yaitu analisis faktor exploratori (exploratory factor analysis = EFA) dan analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis)”. Pada analisis eksploratori kita mencari sejumlah indikator untuk membentuk faktor umum (common factor) tanpa ada landasan teori sebelumnya. Dengan kata lain analisis eksporatori sebuah metode untuk membangun sebuah teori (theory building). Sedangkan pada analisis faktor

(3)

konfirmatori kita mencari sejumlah variabel indikator yang membentuk variabel yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada.

Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur SEM berfungsi untuk menunjukkan pola hubungan antara variabel yang kita teliti. Dalam SEM pola hubungan antar variabel akan diisi dengan variabel yang diobservasi, variabel laten dan indikator. Di dasarkan pola hubungan antar variabel, SEM dapat diuraikan menjadi dua bagian yaitu: model pengukuran, dan model struktural. Model pengukuran mengidentifikasi hubungan antara variabel yang diobservasi dan yang tidak diobservasi. Dengan kata lain, model pengukuran menyediakan hubungan nilai-nilai antara instrumen pengukuran variabel-variabel indikator yang diobservasi dengan konstruk-konstruk yang dirancang untuk diukur (variabel-variabel laten yang tidak diobservasi).

Sedangkan model structural mengidentifikasi hubungan antara semua variabel yang tidak diobservsi. Inilah sebabnya model structural mengidentifikasi variabel-variabel laten tertentu saja yang secara langsung atau pun tidak langsung mempengaruhi perubahan nilai variabel laten lainnya dalam model. Dalam diagram jalur yang dimodifikasi dapat diterangkan sebagai berikut (1) ada 1 variabel laten yaitu penentu kemampuan shooting three point bola basket (y). (2) variabel laten yang mempunyai indikator variabel yang dapat diobservasi secara langsung. (3) Diasumsi variabel-variabel X tersebut mempengaruhi variabel Y.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 8 (delapan) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini terdiri dari : a. Tinggi Badan (X1),

b. Panjang Lengan (X2).

c. Panjang Telapak Tangan (X3), d. Koordinasi Mata Tangan (X4)

(4)

f. Power Otot Lengan (X6), g. Power Otot Tungkai (X7) h. Ketepatan (X8)

2. Variabel terikat (dependent) yaitu Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket (Y).

E. Definisi Oprasional Variabel

Tujuan definisi oprasional dalam penelitian adalah untuk menjelaskan masing-masing variabel dalam penelitian ini, agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Maka perlu dijelaskan definisi oprasional penelitian sebagai berikut :

1. Tinggi Badan

Tinggi badan adalah ukuran dari telapak kaki tegak lurus sampai kepala bagian paling atas, alat ukur yang di gunakan adalah microtoise, satuan centimeter (cm) dengan skala rasio.

2. Panjang Lengan

Panjang lengan adalah ukuran dari pangkal lengan bahu sampai ujung jari terpanjang, alat yang di gunakan adalah meteran, satuan centimeter (cm) dengan skala rasio.

3. Panjang Telapak Tangan

Panjang telapak tangan adalah ukuran dari pergelangan tangan sampai ujung jari yang terpanjang, alat yang di gunakan adalah meteran, satuan centimeter (cm) dengan skala rasio.

4. Koordinasi Mata Tangan

Koordinasi mata tangan adalah hubungan yang harmonis dan saling berpengaruh antara mata tangan dalam melakukau kerja tertentu, instrument tes dalam penelitian ini adalah lempar tangkap bola tenis, menggunakan bola tenis dengan skala rasio.

5. Fleksibilitas Pergelagan Tangan

Fleksibilitas pergelangan tangan adalah kemampuan menggerakan pergelangan tangan selues mungkin, instrument tes dalam penenlitian ini adalah

(5)

tes kelentukan pergelangan tangan, alat yang di gunakan adalah mistar busur dan satuan derajat dengan skala rasio

6. Power Otot Lengan

Power otot lengan adalah kekuatan dan kecepatan otot lengan secara bersamaan yang cepat dan dinamis. Instreumen tes dalam penelitian ini adalah two hand medicine ball put, alat yang di gunakan adalah bola medicine dengan berat 3kg dan satuan meter (M) dengan skala rasio.

7. Power otot tungkai

Power otot tungkai adalah kekuatan dan kecepatan otot tungkai secara bersamaan yang cepat dan dinamis. Instreumen tes dalam penelitian ini adalah vertical jump dan satuan centimeter (cm) dengan skala rasio.

8. Ketepatan (accuracy)

Ketepatan adalah kemampuan tubuh untuk mengendalikan gerakan bebas menuju kesuatu sasaran, instrument tes yang di gunakan adalah basketball throw for accuracy, alat yang di gunakan adalah bola basket dengan skala rasio.

9. Kemampuan ShootingThree Point Bola basket

Kemampuan shooting three point bola basket adalah menembak bola basket kedalam ring basket, di luar garis batas three point. Instrument tes dalam penelitian ini adalah tes menembak bola ke dalam ring basket dengan skala rasio.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan pengkuran sebagai berikut :

1. Pengukuran Tinggi Badan (X1) menurut Asisten Deputi KEMENPORA

(2013:1) dan Nur Ichsan Halim (2011:163). Widiastuti (2015:61) Tujuan : Untuk mengetahui tinggi badan

Perlengkapan : Microtoise, kertas, pensil. Pelaksanaan :

(6)

 Kedua tumit sejajar dengan kedua lengan yang menggantung bebas disamping badan (dengan telapak tangan menghadap ke paha).

 Dengan hati-hati tester menempatkan kepala testi kepala testi di belakang telinga agar tetap terentang secara penuh.

 Padangan testi lurus kedepan sambil menarik napas panjang dan berdiri tegak.

 Upayakan tumit testi tidak terangkat (jinjit)

 Pengukuran menggunakan microtoise, turunkan microtoise sehingga dapat menyentuh bagian atas kepala. Penilaian : Catatlah tinggi badan dalam posisi berdiri tersebut dengan ketelitian 0,01 cm dalam satuan centimeter (cm).

Gambar 3.1: Pengukuran Tinggi Badan

Sumber Gambar: Tes dan Pengukuran Widiastuti (2015:61)

2. Pengukuran Panjang Lengan (X2) menurut Albertus Fenanlampir dan

M. Muhyi Faruq (2015)

Tujuan : Untuk mengukur panjang lengan Peralatan : Meteran. kertas, pensil

Pelaksanaan :

 Testi berdiri tegak lurus

(7)

 Panjang lengan diukur dari pangkal bahu sampai dengan ujung jari terpanjang.

Penilaian : Catatlah hasil penilaian yang telah di ukur dalam dalam satuan centimeter (cm).

Gambar 3.2: Pengukuran Panjang Lengan

Sumber Gambar: A. Fenanlampir dan M. Muhyi Faruq, (2015:33)

3. Pengukuran Panjang Telapak Tangan (X3) menurut Frank, M.

Verducci, (1980)

Tujuan : Untuk mengukur panjang telapak tangan. Perlengkapan : Meteran, kertas, pesil, kursi dan meja

Pelaksanan :

 Testi duduk disamping meja

 Tangan diletakkan diatas meja, kemudian tester meletakkan alat ukur meteran dari pergelangan tangan sampai ujung jari terpanjang.

Peniliaan : Ukuran panjang telapak tangan dicatat sesuai dengan hasil (angka) yang tertera pada alat pengukur (meteran) dengan satuan centimeter (cm).

(8)

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi Penulis

4. Koordinasi Mata Tangan (X4) menurut Nur Ichsan Halim (2011),

nstrument tes lempar tangkap bola tenis.

Tujuan : Mengukur koordinasi mata tangan

Perlengkapan : Bola tenis, lakban untuk membuat garis, sasaran berbentuk bulat (terbuat dari kertas karton berwarna kontras), dengan garis tengah 30 cm. Agar pelaksanaan tes lebih efisien di tembok, sasaran ditempelkan pada tembok dengan bagian bawahnya sejajar dengan tinggi bahu testi yang melakukan, Buatlah garis batas lempar di lantai dengan jarak 2,5 m dari tembok sasaran ke garis batas lempar dengan mengunakan lakban.

Pelaksanaan :

 Testi diinstruksikan melempar bola tersebut dengan kearah sasarannya.

 Bola dilempar dengan satu tangan dan ditangkap dengan tangan yang lain

 Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu sampai merasa terbiasa

Penilaian :

 Tiap lemparan yang mengenai sasaran dan tertangkap tangan memperoleh nilai 1 (satu)

 Untuk memperoleh 1 nilai, bola harus dilemparkan dari arah bawah (under arm)

 Bola harus mengenai sasaran, bola harus dapat langsung ditangkap tangan tanpa halangan sebelumnya  Testi tidak beranjak atau berpindah keluar garis batas

untuk menangkap bola.

 Jumlahkan nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10 lemparan kedua. Nilai total yang mungkin dapat dicapai adalah 20

(9)

Gambar 3.4 : Daerah Untuk Tes Koordinasi Mata Tangan Sumber Gambar: Ismaryati, (2006)

5. Pengukuran Fleksibilitas Pergelangan Tangan (X5) menurut Lafayeta

(2006) dalam Nur Ichsan Halim (2011, 118), instrument tes kelentukan pergelangan tangan.

Tujuan : Untuk mengukur fleksibilitas pergelangan tangan Perlengkapan : Mistar busur, kertas, pensil, meja dan kursi Pelaksanaan

 Testi duduk disamping meja

 Salah satu tangan dengan jari-jari rapat menghadap kedepan, pergelangan tangan berada diatas meja.

 Penggaris busur diletakkan diatas meja, salah satu sisi tangan dengan jari-jari rapat lurus ke depan berada disamping penggaris busur.

 Ujung jari sejajar dengan angka (0). Kemudian peserta testi mengangkat tangannya keatas semaksimal mungkin, kesempatan diberikan 2 kali

Penilaian : Skor yang terbaik dari 2 kali kesempatan dicatat sebagai hasil akhir tes dalam satuan derajat.

(10)

Sumber Gambar: Nur Ichsan Halim (2011)

6. Pengukuran Power Otot Lengan (X6) menurut Johnson & Nelson (1986)

dalam Nur Ichsan Halim (2011, 98) instrument tes two hand medicine ball

put

Tujuan : Untuk mengukur power otot lengan Reabilitas : Putri 0, 81 dan putra 0, 84

Objektivitas : 0, 99 Validitas : 0, 77

Perlengkapan : Bola madicene 3 kg, kursi, tali, bubuk kapur dan meteran baja

Pelaksanaan :

 Testi duduk di kursi, dadanya ditahan dengan tali rapat dengan sandaran kursi oleh seorang teman

 Bola dipegang dengan kedua tangan setinggi dada dan dibawah dagu

 Testi mendorong bola ke depan sejauh mungkin, masing-masing testi diberikan kesempatan sebanyak 2 kali. Penilaian : Jarak diukur dari kaki kursi paling depan sampai jatuhnya

bola dilantai, dorongan yang terjauh dicatat dalam satuan meter (m).

Gambar 3.6 : Pengukuran Power Lengan Sumber Gambar : Nur Ichsan Halim (2011)

7. Pengukuran Power Otot Tungkai (X7) menurut Johnson & Nelson (1986)

(11)

Tujuan : Mengukur power otot tungkai dalam arah vertical Sasaran : Laki-laki yang berusia 9 tahun keatas

Perlengkapan : Bubuk kapur, kertas, pensil, papan skala yang dipasang didinding dengan ketinggian dari 150 cm sampai 350 cm. Tingkat ketelitiannya hingga 1 cm, dinding sedikitnya setinggi 365 cm

Pelaksanaan :

 Tangan testi diberi bubuk kapur

 Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat tanpa menggunakan alas kaki, telapak kaki menempel penuh dilantai.

 Satu tangan testi yang dekat dinding meraih ke atas setinggi mungkin, kaki tetap menempel dilantai, catat tinggi raihannya pada bekas ujung jari tengah yang menempel di papan skala.

 Posisi awal ketika meloncat telapak kaki tetap menempel dilantai, lutut ditekuk, tangan lurus ke atas disamping telinga.

 Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas

 Kemudian testi meloncat keatas setinggi mungkin dan menyentuh papan skala. Lakukan 2 (dua) kali loncatan. Catat tinggi loncatannya pada bekas ujung jari tengah yang menempel di papan skala.

Penilaian :

 Nilai yang terbaik dicacat, kemudian dihitung selisih nilai tinggi loncatan dikurangi tinggi raihan dengan satuan centimeter (cm).

(12)

Gambar 3.7: Pengukuran Power Otot Tungkai

Sumber : Tes dan Pengukuran, Nur Icshan Halim (2011, 93)

8. Pengukuran Ketepatan (X8) menurut Nur Ichsan Halim

(2011:149-150) instrument tes melempar bola basket (Basketball Throw For

Accuracy Test)

Tujuan : Untuk mengukur ketepatan melempar bola ke sasaran Fasilitas : Target (sasaran) yang terdiri dari 3 buah segi empat yang

dari luar dari ke segi empat yang dalam berukuran 150 cm x 100 cm, 100 cm x 50 cm dan 50 x 25 cm. Diletakkan pada dinding tembok dengan jarak 1,5 meter antara garis bawah dari segi empat terbesar dengan lantai. Jarak antara dinding tembok dengan garis batas lemparan 2 meter, bola basket, blanko (kertas), pensil.

Pelaksanaan :

• Peserta tes berdiri dibelakang garis batas lemparan dan testi diberi kesempatan melempar bola sebanyak 10 kali ke target (sasaran) dengan menggunakan dua tangan.

• Lemparan yang masuk ke segi empat yang besar mendapat nilai 1, segi empat di tengah-tengah mendapat nilai 2, segi empat terkecil mendapat nilai 3, lemparan yang mengenai garis batas dari 2 segi empat nilai yang dicacat adalah nilai yang lebih rendah

• Lemparan tidak dihitung apabila bola keluar dari target sasaran, menginjak atau melampaui garis batas lemparan pada waktu melempar bola ke sasaran.

(13)

Pemenilaian : Jumlah nilai yang diperoleh dari 10 kali melempar bola ke sasaran merupakan hasil akhir peserta tes.

Gambar 3.8 : Target Sasaran Melempar Bola basket

Sumber : Tes dan Pengukuran (Barrow Rosemary1973:265) dalam Nur Ichsan Halim (2011:149-150)

9. Tes Kemampuan Shooting Three Point Bola basket (Y) menurut Horison (1969) dalam Mulyono R. A (2007:87) dan A. Fernan Lampir dan M. Muhyi Faruq (2015) instrument tes menembak bola kedalam ring basket Tujuan : Untuk mengevaluasi kemapuan shooting three point bola

basket. Validitas : 0, 89 sampai

Reabilitas : Koefisien reabilitas berkisar antara 0,91 sampai 0, 97 Perlengkapan : Lapangan bola basket, 10 bola basket, stopwatch (jam

tangan digital), peluit, kertas dan pensil. Pelaksanaan :

 Testi berdiri berada di belakang garis tembakan tiga angka (three point) sambil memegang bola.

 Dengan aba-aba melalui bunyi peluit dari tester.

 Testi menembak dengan durasi waktu yang diberikan 30 detik.

 Testi menembakkan bola ke ring basket sebanyak mungkin dalam waktu 30 detik

 Posisi kaki tidak boleh menginjak atau lewat dari garis three point.

(14)

 Tiga angka untuk diberikan setiap bola yang masuk, point tidak dihitung atau dicatat apabila kaki testi menginjak atai melewati garis three point.

Gambar 3.9 : Pengukuran Kemampuan Shooting Three Point Bola basket Sumber Gambar :Dokumen Pribadi Penulis

G. Tekhnik Analisis Data

Metode statistik yang dapat mempertimbangkan sekian banyak faktor untuk menjelaskan hubungan yang terjadi dalam sebuah fenomena sosial atau alam yang kompleks. Metode itu dinamakan statistik multivariat. Kata “multi” menunjukkan kemampuan metode tersebut, sekaligus juga ciri metode itu, untuk mengolah sekian variabel secara bersama-sama dalam menjawab persoalan statistik tertentu.

Menurut Hair Joseph, dkk (1995: 364-417) bahwa, “Analisis faktor adalah suatu analisis yang digunakan untuk menganalisis struktur interrelationship (korelasi diantara sejumlah variable)”. Langkah-langkah dalam melakukan analisis faktor dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program AMOS versi 22, untuk menganalisis hubungan dalam model struktural yang diusulkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian model struktural dengan menggunakan program AMOS vrsi 22, meliputi:

1. Asumsi Normalitas

Dalam SEM terutama bila diestimasi dengan tehnik maximum likelihood mensyaratkan sebaiknya asumsi normalitas pada data terpenuhi. Untuk menguji asumsi normalitas maka digunakan nilai z statistik untuk skewness dan

(15)

kurtosisnya. Curran et al., dalam Ghozali dan Fuad (2005) membagi distribusi data menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Normal jika nilai skewness kurang dari 2,58 dan nilai kurtosis kurang dari 2,58.

b. Moderately non-normal, yaitu besarnya data yang tidak normal adalah sedang. Nilai skewness berkisar antara 2 sampai 3 dan nilai kurtosis antara 7 sampai 21.

c. Extremely non-normal, yaitu distribusi data yang tidak normal sangat besar dimana nilai skewness diatas 3 dan nilai kurtosis diatas 21.

2. Asumsi Outliers

Outliers merupakan observasi data yang memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair et al. dalam Ferdinand, 2002). Dalam analisis multivariate adanya outliers dapat diuji dengan statistik chi square (x2) terhadap nilai mahalanobis distance square pada tingkat signifikan 0,001 dengan degree of freedom sejumlah variabel yang digunakan dalam penelitian (Ferdinand, 2002), dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah jumlah item pengukuran pada model, bila terdapat observasi yang mempunyai nilai mahalanobis distancesquare yang lebih besar dari chi square maka observasi tersebut dikeluarkan dari analisis. Umumnya perlakuan terhadap outliers adalah dengan mengeluarkannya dari data dan tidak diikut sertakan dalam perhitungan berikutnya. Bila tidak terdapat alasan khusus untuk mengeluarkan outliers, maka observasi dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Evaluasi outliers ini dilakukan dengan bantuan program komputer AMOS versi 22.

3. Evaluasi Atas Kriteria Goodness Of Fit

Menurut Hair et al (1998), tidak ada alat uji statistik tunggal untuk menguji hipotesis mengenai model dalam analisis SEM, tetapi menggunakan berbagai fit index untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang disajikan dan data yang disajikan. Fit index yang digunakan meliputi:

(16)

Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data. Chi square sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya, pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya. Nilai chi-squares merupakan ukuran mengenai buruknya fit suatu model (Ghozali dan Fuad, 2005). Data pengujian dengan nilai X2 yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikan yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diestimasi.

b. Goodness Of Fit Index (GFI)

Indeks yang menggambarkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI ≥ 0,90 atau yang mendekati 1 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik.

c. The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA merupakan indeks pengukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistic chi squareyang menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0,5 dan 0,08 mengindikasikan indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model (Ghozali dan Fuad, 2005).

d. Normed Chi Square (CMIN/DF)

CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan goodness of fit model dan jumlah-jumlah koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian.

Tabel 3.1 : Indikator Goodnes-of-Fit Model

Kriteria Control of Value Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil Baik

X2 Significance Probability ≥ 0,05 Baik

GFI ≥ 0,90 Baik

RMSEA ≤ 0,08 Baik

AGFI ≥ 0,90 Baik

CFI ≥ 0,90 Baik

(17)

NFI ≥ 0,90 Baik

CMIN/DF < 2,00 Baik

Sumber: Santoso (2007, 94) dan Ghozali (2008, 65).

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan hasil analisis regression weights. berdasarkan perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan program AMOS versi 22, untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara variabel pada taraf signifikan 5% sampai 1%* (Imam Ghozali, 2005, 15). Sedangkan untuk menguji faktor terbesar yang berhubungan dengan penentu kemampuan shooting three point bola basket diperoleh dengan melihat besarnya nilai standardized regression weights.

Gambar

Gambar 3.2: Pengukuran Panjang Lengan
Gambar 3.4 : Daerah Untuk Tes Koordinasi Mata Tangan  Sumber Gambar: Ismaryati, (2006)
Gambar 3.6 : Pengukuran Power Lengan  Sumber Gambar : Nur Ichsan Halim (2011)
Gambar 3.7: Pengukuran Power Otot Tungkai
+4

Referensi

Dokumen terkait

Proses perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I dan Siklus II dengan penerapan komunikatif menunjukkan hasil yang baik dilihat dari keaktifan, motivasi

Pada umumnya, media massa memiliki tiga karakteristik yaitu (1) pesan diberikan melalui sebuah sistem yaitu media seperti internet, cetak atau broadcasting, (2)

Dengan demikian, serbuk ZrB2 memenuhi syarat sebagai bahan pelapis penyerap dapat bakar dari bahan bakar nuklir untuk reaktor daya tipe PWR.. Hal ini berarti

Selain itu, untuk mewujudkan tentera sebagai sebuah badan profesional, Nordlinger (1977) dan Stepan (1996) juga menekankan bahawa adalah penting bagi tentera tidak

Bila dilihat dari luas areal panen dan produksi yang tersedia untuk padi ladang dan komoditas pangan lainnya maka pencapaian swasembada pangan pokok

Mereka menggunakan media untuk proses mengamati, menggunakan teknik motivasi dan reward untuk menstimulasi siswa agar aktif bertanya dan berkomunikasi, serta guru

Kita akan dibayar perklik iklan untuk member standard $0.001-0.01 menampilkan lebih dari 10-16 iklan perhari (tergantung dari keaktifan kita membuka program ClixSense, karena

Krishnan (2012:551) kepemimpinan transformasional terjadi ketika para pemimpin dan pengikut saling memotivasi dan mempunyai moral yang tinggi sehingga menghasilkan