Teknik Sipil C 2013 | Kelompok 1 1
PRAKTIKUM I
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG
1.1. Tujuan Praktikum
1. Menentukan beda tinggi dan elevasi titik-titik pada jalur pengukuran atau jalur yang dilewati sebagai kerangka dasar horizontal dengan alat ukur.
2. Mengetahui pemakain dan fungsi alat ukur sipat datar waterpass. 3. Mengetahui dan memperhitungkan banyaknya galian dan timbunan
yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.
1.2 Alat yang Digunakan
1. Waterpass 2. Statif 3. Rambu ukur 4. Patok 5. Meteran 6. Payung 7. Alat tulis 1.3 Landasan Teori
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok 1 2
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu : 1. Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum
dianggap sama dengan garis unting-unting
2. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik. Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
3. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.
4. Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
5. Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb : 1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
3. Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur (baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan-lahan ke depan, kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Cara ini tidak cocok bila rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi.
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok 1 3
Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa : 2BT = BA + BB
Adapun : BT = Bacaan benang tengah waterpass BA = Bacaan benang atas waterpass BB= Bacaan benang bawah waterpass
Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau pembagian skala pada rambu ukur tersebut tidak benar.
Praktikum ini tentang pengukuran waterpass melintang: Pengukuran Waterpass Melintang
Tujuan Agar dapat mengetahui dan memperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.
Rumus nya adalah :
Dimana:
BA = Benang atas BB = Benang bawah
Sedangkan untuk menentukan beda tinggi dari titik yang dipilih dipakai cara sebagai berikut:
Atau
Dimana:
ρ = tinggi garis bidik.
Bt = benang tengah pada pembacaan sumbu.
Btr = benang tengah pada pembacaan rambu di titik referensi.
Berikut adalah kesalahan–kesalahan yang biasa dilakukan di lapangan :
1. Pembacaan yang salah terhadap rambu ukur.Hal ini dapat di sebabkankarena mata si pengamat kabur, angka rambu ukur yang hilang akibat sering tergores, rambu ukur kurang tegak dan sebagainya.
D= 100 (BA - BB)
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok 1 4
2. Penempatan pesawat atau rambu ukur yang salah. 3. Pencatatan hasil pengamatan yang salah.
4. Menyentuh kaki tiga (tripod) sehingga kedudukan pesawat / nivo berubah.
1.4 Langkah Kerja Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang
1. Titik awal pengukuran yang digunakan ditentukan terlebih dahulu. 2. Diberikan tanda pada titik awal tersebut dengan memasang patok kayu
sebagai titik P1 atau STA
3. Titik STA ; STA ; STA ; STA ; STA ; STA di ukur menggunakan meteran yang setiap titik berjarak 25 meter,kemudian diberi tanda dengan memasang patok kayu hingga titik terakhir yaitu titik P6 atau STA sejauh 125 meter dari titik awal.
4. Tripod diberdirikan diatas tanah tepat di tengah antara titik P2 atau STA dan P3 atau STA dan alat ukur waterpass diletakkan diatas tripod tersebut dengan menyekrup bagian bawahnya. Agar nivo pada waterpass terlindungi dari sinar matahari digunakan payung untuk melindungi nivonya.
5. Sekrup pengungkit diatur agar gelembung nivo terletak tepat di tengah-tengah tabung.
6. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, rambu ukur diletakkan di titik datum untuk mendapatkan bentang tengah (BT) awal, kemudian dibaca oleh pengamat menggunakan alat ukur waterpass dan hasilnya dicatat oleh pencatat untuk tahap awal agar mendapatkan nilai elevasi.
7. Setelah membaca bentang tengah (BT) di titik datum oleh pengamat, rambu ukur diletakkan di titik P1 atau STA seperti di tengah jalan raya ,tepi jalan raya kiri dan kanan, bahu jalan kiri dan kanan, parit, tiap satu meter samping parit sebanyak tiga titik, tiap satu meter samping bahu jalan sebanyak tiga titik, untuk mendapatkan nilai benang atas ,benang bawah dan benang tengah yang dibaca nilainya oleh pengamat danhasilnya dicatat oleh pencatat dengan teliti.
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok 1 5
8. Setelah selesai pengukuran di titik P1 atau STA , waterpass diputar ke titik selanjutnya. Kemudian ulangi langkah nomor 7 sampai titik terakhir yaitu titik P6 atau STA . Dengan syarat tripod dan alat ukur waterpass tidak boleh dipindahkan dari titik awal letaknya yaitu antara P2 atau STA dan P3 atau STA .
9. Selama pengukuran dilakukan jika ada titik yang tidak bisa dibaca di karenakan beberapa faktor gangguan seperti ada pohon kelapa sawit, kendaraan parkir dll, maka antara titik P1 atau STA 0 sampai P6 atau 0 , boleh dipindahkan satu meter kesampingnya, atau jika tetap tidak bia dibaca maka pencatat menulis berita acara selama pengukuran dilakukan.
10. Setelah pengukuran dilapangan dilakukan, selanjutnya data diolah untuk mencari elevasi pada titik-titik yang telah di ukur dan dibuat sketsanya.
1.5 Perhitungan Data
1. Tabel Pengukuran Jalan
No STA Lebar Jalan (m) Lebar Bahu (m) Parit Atas (m) Parit Bawah (m) 1 0+000 3,89 1,59 0,75 0,41 2 0+025 3,98 1,38 0,73 0,42 3 0+050 4,2 1,5 0,75 0,40 4 0+075 4,8 1,46 0,72 0,43 5 0+100 4,2 1,3 0,70 0,45 6 0+125 3,94 1,57 0,70 0,42 2. Mencari BT Koreksi (BTK) Rumus : (mm) Dimana : BTK = Benang Tengah Koreksi
BA = Benang Atas BB = Benang Bawah
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok 1 6 1. STA 0+000 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2. STA 0+025 ( ) 1405,5 ( ) 1372,5 ( ) 1299 ( ) 1245,5 ( ) 1237,5 ( ) 1216,5 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 3. STA 0+050 ( ) 1907,5 ( ) 1769 ( ) 1651 ( ) 1580 ( ) 1613 ( ) 1608,5 ( ) = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 4. STA 0+075 ( ) 2087,5 ( ) 2097,5 ( ) 2087,5 ( ) 1905
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok I 6 7 ( ) ( ) 1877,5 ( ) = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 5. STA 0+100 ( ) 2007,5 ( ) 2115 ( ) 2072,5 ( ) 1860 ( ) 1825 ( ) 1860 ( ) = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 6. STA 0+125 ( ) ( ) ( ) 2342,5 ( ) 2330 ( ) 2155 ( ) 2102,5 ( ) 2112,5 ( ) = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok I 6 8
3. Mencari Beda Tinggi ( )
Rumus:
( )
Dimana : ( )
= Benang Tengah Koreksi
1. ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2. ( ) ( ) ( ) ( ( ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 3. ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok I 6 9 4. STA 0+075 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) -1274,5 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 6. ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Mencari Beda Tinggi ( ) dalam (cm)
Rumus ( ) 1. STA 0+000 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok I 6 10 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2. STA 0+025 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 3. STA 0+050 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 4. STA 0+075 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 5. STA 0+100 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok I 6 11 ( ) ( ) ( ) ( ) 6. STA 0+125 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 5. Mencari Elevasi Elevasi Datum :25000 mm Rumus : (mm) 1. STA 0+000 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2. STA 0+025 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 3. STA 0+050 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 4. STA 0+75 ( )
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok 1 12 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 5. STA 0+100 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 6. STA 0+125 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Teknik Sipil C 2013 | Kelompok 1 13
1.6 Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Pengukuran sipat datar profil melintang berfungsi untuk mendapatkan perbedaan elevasi permukaan bumi (lokasi yang di ukur), penentu jarak, beda tinggi, dan untuk menentukan kontur atau keadaan tanah yang di survey.
Pada perhitungan sipat datar profil melintang menggunakan waterpass dapat dihitung elevasi suatu tempat atau daerah.
Saran
Posisi alat waterpass pada pengukuran harus tegak lurus pada permukaan.
Penentuan titik datum pada tempat yang sipatnya permanen seperti gedung.