• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No. 01/11/62 Th. X, 1 November 2016 | 1

Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 48 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,32 persen dan deflasi tertinggi di Kota Sorong sebesar 1,10 persen.

Kota Palangka Raya dan Sampit masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,34 persen dan 0,63 persen, menempati peringkat ke-72 dan ke-78 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional.

Deflasi Kota Palangka Raya terutama dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan (1,76 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,36 persen), dan sandang (0,04 persen).

Deflasi Kota Sampit terutama dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan (2,91 persen), serta transportasi, kominikasi, dan jasa keuangan (0,72 persen).

Inflasi/deflasi Kalimantan Tengah merupakan gabungan dari dua kota (Palangka Raya dan Sampit). Selama Oktober 2016 terjadi deflasi sebesar 0,44 persen. Laju inflasi tahun kalender sebesar 0,45 persen dan laju inflasi “year on year” sebesar 2,24 persen.

Inflasi/deflasi sembilan kota IHK di wilayah Kalimantan meliputi Kota Tarakan (0,31 persen), Balikpapan (-0,07 persen), Samarinda (-0,10 persen), Banjarmasin (-0,26 persen), Palangkaraya (-0,34 persen), Pontianak (-0,36 persen), Singkawang (-0,40 persen), Sampit (-0,63 persen), dan Tanjung (-1,08 persen).

CQWWka

No. 01/11/62/Th.X, 1 November 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

Selama Oktober 2016, Palangka Raya dan Sampit Terjadi Deflasi Masing-Masing 0,34 Persen dan 0,63 Persen

Dari 82 kota yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu seluruh ibukota provinsi dan beberapa ibukota kabupaten/kota terpilih di tingkat nasional, 48 kota pantauan mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,32 persen dan deflasi tertinggi di Kota Sorong sebesar 1,10 persen. Selama Oktober 2016, Kalimantan Tengah mengalami deflasi sebesar 0,44 persen.

(2)

Berita Resmi Statistik No. 01/11/62 Th. X, 1 November 2016 | 2

1. Inflasi/Deflasi Kota Palangka Raya

Selama Oktober 2016, Kota Palangka Raya terjadi deflasi sebesar 0,34 persen atau mengalami penurunan indeks harga dari 121,98 di September 2016 menjadi 121,57 di Oktober 2016. Laju inflasi tahun kalender 2016 sebesar 0,44 persen dan laju inflasi tahun ke tahun sebesar 2,19 persen. Deflasi di Kota Palangka Raya dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga pada tiga kelompok pengeluaran meliputi kelompok bahan makanan (1,76 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,36 persen), dan sandang (0,04 persen). Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks harga dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni antara 0,06 persen hingga 0,52 persen.

Tabel 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palangka Raya Menurut Kelompok Pengeluaran Oktober 2016

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Okt 2015 Des 2015 Sept

2016 Okt 2016

[2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

U m u m 118.97 121.04 121.98 121.57 -0,34 0,44 2,19

1 Bahan Makanan 122.87 129.35 124.15 121.97 -1,76 -5,71 -0,73

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan

Tembakau 128.85 129.67 133.45 133.55 0,07 2,99 3,65

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan

bakar 116.05 116.46 120.49 120.96 0,39 3,86 4,23

4 Sandang 113.62 113.32 117.05 117.00 -0,04 3,25 2,97

5 Kesehatan 116.77 118.48 124.08 124.73 0,52 5,28 6,82

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

113.74 113.86 116.97 117.04 0,06 2,79 2,90

7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan 111.10 112.43 111.37 110.97 -0,36 -1,30 -0,12 Kelompok Pengeluaran [1] Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 Inflasi Tahun ke Tahun Inflasi Okt 2016

Laju inflasi tahun kalender hingga Oktober 2016 di Kota Palangka Raya sebesar 0,44 persen, terutama dipengaruhi oleh tingginya laju inflasi kelompok pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan sebesar 5,28 persen serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 3,86 persen. Dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, terjadi inflasi sebesar 2,19 persen yang didominasi oleh tingkat inflasi pada kelompok pengeluaran untuk kesehatan (6,82 persen), perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (4,23 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (3,65 persen).

2. Inflasi/Deflasi Kota Sampit

Pada bulan yang sama, Kota Sampit juga mengalami deflasi sebesar 0,63 persen dengan penurunan indeks harga dari 125,32 di September 2016 menjadi 124,53 di Oktober 2016. Laju inflasi tahun kalender sebesar 0,48 persen dan laju inflasi tahun ke tahun sebesar 2,34 persen.

(3)

Berita Resmi Statistik No. 01/11/62 Th. X, 1 November 2016 | 3

pengeluaran kelompok bahan makanan sebesar 2,91 persen, serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,72 persen. Sementara itu lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks harga yaitu kelompok sandang (0,65 persen), perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,60 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,55 persen), kesehatan (0,21 persen), serta pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0,06 persen).

Tabel 2

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Sampit Menurut Kelompok Pengeluaran September 2016

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Okt 2015 Des 2015 Sept

2016 Okt 2016 [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] U m u m 121.68 123.94 125.32 124.53 -0,63 0,48 2,34 1 Bahan Makanan 125.28 131.59 133.47 129.59 -2,91 -1,52 3,44

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok

dan Tembakau 126.26 128.16 130.74 131.46 0,55 2,57 4,12

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan

Bahan bakar 115.10 115.48 114.55 115.24 0,60 -0,21 0,12

4 Sandang 108.34 109.01 111.55 112.28 0,65 3,00 3,64

5 Kesehatan 111.75 112.67 115.01 115.25 0,21 2,29 3,13

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah

raga 132.44 132.65 140.84 140.92 0,06 6,23 6,40

7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan 125.50 126.35 125.61 124.71 -0,72 -1,30 -0,63 Kelompok Pengeluaran [1] Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 Inflasi Tahun ke Tahun Inflasi Okt 2016

Di Kota Sampit, laju inflasi tahun kalender hingga Oktober 2016 sebesar 0,48 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan Kota Palangka Raya yang hanya 0,44 persen. Pengaruh utama terhadap laju inflasi pada periode tersebut berasal dari pengeluaran rumah tangga pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 6,23 persen dan sandang sebesar 3,00 persen. Laju inflasi dari tahun ke tahun sebesar 2,34 persen, masih dipengaruhi oleh tingkat inflasi kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 6,40 persen, diikuti oleh makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 4,12 persen, dan sandang sebesar 3,64 persen.

Berdasarkan perbandingan andil kenaikan atau penurunan indeks harga kelompok pengeluaran rumahtangga di kedua wilayah pantauan, tingkat harga kelompok bahan makanan dan transportasi selama Oktober 2016 di Sampit relatif lebih rendah dibandingkan Palangka Raya. Pada kelompok bahan makanan, andil terhadap deflasi di Palangka Raya sebesar 0,42 persen atau lebih rendah dibandingkan Sampit yang sebesar 0,79 persen. Pola yang serupa juga terjadi pada kelompok pengeluaran untuk transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

(4)

Berita Resmi Statistik No. 01/11/62 Th. X, 1 November 2016 | 4

Tabel 3

Andil Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi/Deflasi di Kota Palangka Raya dan Sampit Oktober 2016

Palangka Raya Sampit

[1] [2] [3]

Umum -0,34 -0,63

1. Bahan Makanan -0,42 -0,79

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,02 0.10

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,09 0,13

4. Sandang 0,00 0,05

5. Kesehatan 0,02 0,01

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,00 0,00

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,06 -0,12

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi/Deflasi (%)

Tingkat inflasi di kedua kota selama Oktober 2016, relatif lebih rendah dibandingkan inflasi pada tiga bulan sebelumnya. Dalam setahun terakhir, inflasi bulanan di Kota Palangka Raya maupun Kota Sampit cukup berfluktuasi, dimana inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember 2015. Secara umum, pergerakan indeks harga terjadi secara simultan di kedua kota tersebut hingga Juli 2016. Namun demikian, terdapat indikasi penurunan indeks harga selama Agustus hingga Oktober 2016.

Okt-15 Nov Des Jan-16 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Palangka Raya 0,55 0,85 0,88 0,17 -0,41 -0,04 -0,29 0,02 0,91 0,20 0,12 0,11 -0,34 Sampit 0,34 0,51 1,34 0,70 -0,44 -0,34 -0,46 0,42 0,65 0,49 0,56 -0,46 -0,63 Kalteng 0,47 0,73 1,05 0,36 -0,42 -0,15 -0,35 0,17 0,81 0,30 0,27 -0,09 -0,44 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 In fl asi ( % )

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palangka Raya dan Sampit Oktober 2015 - Oktober 2016

(5)

Berita Resmi Statistik No. 01/11/62 Th. X, 1 November 2016 | 5

3. Perbandingan Inflasi/Deflasi Kota IHK di Wilayah Kalimantan

Dari sembilan kota IHK di wilayah Kalimantan selama September 2016, seluruh kota pantauan mengalami inflasi, meliputi Kota Balikpapan (0,21 persen), Palangkaraya (0,11 persen), Banjarmasin (0,11 persen), Samarinda 0,20 persen), Tarakan 0,44 persen), Tanjung 0,45 persen), Sampit (-0,46 persen), Singkawang (-0,75 persen), dan Pontianak (-1,06 persen).

Tabel 4

IHK dan Laju Inflasi Sembilan Kota IHK di Wilayah Kalimantan

Indeks harga yang cukup tinggi terjadi di Kota Tarakan sebesar 135,52 dan Pontianak sebesar 133,46. Sedangkan indeks harga di beberapa kota lainnya rata-rata di bawah 130,00. Laju inflasi tahun kalender yang juga cukup tinggi terjadi di Kota Tarakan dan Pontianak masing-masing sebesar 3,48 persen dan 2,85 persen. Sementara itu, laju inflasi tahun ke tahun di atas 4,00 persen terjadi di Kota Tarakan sebesar 4,54 persen dan Banjarmasin sebesar 4,45 persen.

Dari sepuluh jenis komoditas dan jasa utama, yang memiliki potensi terhadap terjadi inflasi di Kota Palangka Raya antara lain komoditas ikan segar, tarif listrik, rokok kretek filter, dan sabun detergen. Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil cukup tinggi terhadap terjadinya deflasi didominasi oleh komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan tarif pulsa ponsel.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Inflasi Laju Inflasi Laju Inflasi

Oktober Des September Oktober Oktober Tahun Tahun

2015 2015 2016 2016 2016 Kalender ke Tahun [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 1 Pontianak 128.70 129.76 133.94 133.46 -0.36 2.85 3.70 2 Singkawang 120.83 122.38 124.95 124.45 -0.40 1.69 3.00 3 Sampit 121.68 123.94 125.32 124.53 -0.63 0.48 2.34 4 Palangka Raya 118.97 121.04 121.98 121.57 -0.34 0.44 2.19 5 Tanjung 122.78 124.75 125.24 123.89 -1.08 -0.69 0.90 6 Banjarmasin 119.78 121.80 125.44 125.11 -0.26 2.72 4.45 7 Balikpapan 126.09 126.36 129.88 129.79 -0.07 2.71 2.93 8 Samarinda 123.36 125.29 127.49 127.36 -0.10 1.65 3.24 9 Tarakan 129.64 130.96 135.10 135.52 0.31 3.48 4.54 Kota IHK [1]

(6)

Berita Resmi Statistik No. 01/11/62 Th. X, 1 November 2016 | 6

Tabel6

Andil Sepuluh Jenis Komoditas Utama Terhadap Inflasi/Deflasi di Kota Palangka Raya Oktober 2016

No. Komoditas AndilInflasi

(%) Komoditas

AndilDeflasi (%)

1 Gabus 0,05 Daging Ayam Ras -0,09

2 Tarif Listrik 0,04 Bawang Merah -0,09

3 Lais 0,03 Tarip Pulsa Ponsel -0,06

4 Rokok Kretek Filter 0,02 Pisang -0,05

5 Sabun Detergen Bubuk/Cair 0,02 Semangka -0,04

6 Bayam 0,02 Wortel -0,04

7 Udang Basah 0,01 Kembung/Gembung/Aso-aso -0,03

8 Martabak 0,01 Beras -0,03

9 Seng 0,01 Layang/Benggol -0,02

10 Mobil 0,01 Minyak Goreng -0,02

Terjadinya deflasi di Kota Sampit dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga komoditas daging ayam ras, mobil, cabe rawit dan bawah merah dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas buah jeruk dan kayu balokan memiliki potensi terhadap terjadinya kenaikan indeks harga selama Oktober 2016.

Tabel7

Andil Sepuluh Jenis Komoditas Utama Terhadap Inflasi/Deflasi di Kota Sampit Oktober 2016

No. Komoditas Andil Inflasi

(%) Komoditas

Andil Deflasi (%)

1 Jeruk 0,07 Daging Ayam Ras -0,30

2 Kayu Balokan 0,07 Mobil -0,11

3 Roti Manis 0,06 Cabai Rawit -0,11

4 Sepeda 0,05 Tongkol/Ambu-Ambu -0,09

5 Baju Kaos Berkerah 0,03 Bawang Merah -0,07

6 Nila 0,03 Selar/Tude -0,05

7 Tarip Listrik 0,03 Tarip Pulsa Ponsel -0,04

8 Ikan Bakar 0,02 Patin -0,03

9 Ayam Goreng 0,02 Ketimun -0,03

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model yang dikembangkan dapat digunakan untuk menggolongkan mangga Gedong gincu berdasarkan rasio kandungan gula asam dengan

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kondisi hormon tiroid yang optimal pada ibu hamil, khususnya di trimester pertama, sangat diperlukan untuk menjamin kualitas anak

Pola tanam pada wilayah cluster 1, membutuhkan dua kali persiapan lahan, persiapan lahan pertama (PL I) dimulai saat bulan September hingga bulan Oktober, masa persiapan lahan

Secara singkat bilangan muncul akibat kebutuhan manusia. Bilangan yang pertama kali dikenal adalah bilangan asli. Bilangan ini muncul akibat kebutuhan manusia

Junaedin Wadu. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Serta Perilaku Petani dan Strategi Menghadapi Risiko produksi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan

أطخ باتج نأ لاؤسلا ناك نإو رفصلا وباسحف ( 0 .) نٌترم رابتخلاا يطعت , يدعبلا رابتخلااو يلبقلا رابتخلاا نيعي. رابتخلاااّمأو تاملكلا نٌمتخ ةبعل ةقيرطب

H0: Hubungan daya tarik pesan moral iklan Traveloka dengan minat pelanggan yang tidak signifikan.. H1: Hubungan daya tarik pesan moral iklan Traveloka dengan minat

Untuk Indonesia, berdasarkan fakta bahwa pertumbuhan penduduk setiap periode selalu mengalami perubahan, maka jelas bahwa Indonesia tidak tepat jika didekati dengan model