• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa. sampai ke tujuan pendidikan yang spesifik dan operasional, yaitu;(1) Tujuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa. sampai ke tujuan pendidikan yang spesifik dan operasional, yaitu;(1) Tujuan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan investasi besar untuk kemajuan bangsa, sehingga maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh Sumber daya manusianya. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif, sehingga mampu bersaing didalam era globalisasi secara kompetitif. Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan selama periode tertentu, untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru perlu mengadakan evaluasi kemampuan siswa atas materi yang telah disampaikan, melalui hasil evaluasi tersebut maka dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa.

Tujuan pendidikan dikatakan tercapai apabila prestasi belajar yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa mengalami perkembangan dan peningkatan. Dengan demikian hasil belajar sangatlah penting untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai secara optimal. Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke tujuan pendidikan yang spesifik dan operasional, yaitu;(1) Tujuan Pendidikan Nasional; (2) Tujuan Institusional; (3) Tujuan Kurikulum; (4) TujuanPembelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh banyak hal seperti; budaya sekolah, disiplin, motivasi, kompetensi guru, komitmen, kinerja guru, intelegensi siswa dan lainnya.

(2)

Diantara faktor-faktor yang tersebut di atas, kompetensi guru merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar siswa seperti pendapat beberapa guru dalam tabel di bawah ini.

Tabel.1.1 Hasil wawancara guru

No Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa Jumlah Persentasi

1 Sarana dan prasarana belajar 2 10%

2 Disiplin 2 10%

3 Motivasi siswa 3 15%

4 Kompetensi Guru 7 35%

5 Intelegesisiswa 6 30%

Sumber; wawancara dengan guru SMA Negeri 96

Menurut hasil wawancara dari 12 orang guru SMA Negeri 96, 7 orang atau 35% menyatakan bahwa kompetensi guru berperan besar mempengaruhi hasil belajar siswa.

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dilakukan dengan cara mengukur kemampuan peserta didik dalam pencapaian indikator atau tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi hasil belajar tidak dapat di pisahkan dari tujuan pengajaran. Brad dan Kennedy mengutip dari the Board of

Studies dalam istiqomah (2013;56) mendefinisikan hasil belajar sebagai prestasi

belajar peserta didik secara luas, menyeluruh, dapat dinilai dan indikator serta penandanya dapat diamati dan dapat dinilai pada setiap tingkat atau kelas belajar. Sedangkan Nurgiyantoro menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan

(3)

indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai seseorang dan merupakan indikator daya serap peserta didik.

Hasil Belajar belajar siswa dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional. Nilai Ujian Nasional SMA Negeri 96 Jakarta belum berhasil mencapai prestasi yang memuaskan, karena peringkat nilai masih berada di bawah SMA –SMA Negeri seJakarta Barat.

Tabel 1.2

Peringkat Ujian Nasional SMA Negeri Wilayah Kota AdministrasiJakarta Barat

No Nama Sekolah Peringkat hasil Ujian Nasional ( UN

Tahun 2012/13 Tahun 2013/14 Tahun 2014/15

1 SMA Negeri 78 2 1 1 2 SMA Negeri 2 3 2 7 3 SMA Negeri 33 1 3 5 4 SMA Negeri 112 4 4 2 5 SMA Negeri 65 5 5 3 6 SMA Negeri 84 7 6 4 7 SMA Negeri 101 11 7 9 8 SMA Negeri 95 13 8 12 9 SMA Negeri 85 6 9 6 10 SMA Negeri 57 10 10 8 11 SMA Negeri 56 16 11 10 12 SMA Negeri 23 12 12 15 13 SMA Negeri 94 9 13 11 14 SMA Negeri 19 14 14 17 15 SMA Negeri 16 8 15 13 16 SMA Negeri 96 15 16 14 17 SMA Negeri 17 17 17 16

Sumber : Bidang kurikulum SMA Negeri 96

Dari tabel terlihat Hasil Ujian Nasional SMA Negeri 96 tahun 2012 SMA Negeri 96 berada pada peringkat 15 sedangkan Hasil Ujian Nasional tahun 2013 berada diperingkat 16 dan tahun 2014 berada diperingkat 14 dari 17 sekolah SMA Negeri se Jakarta Barat.

(4)

Kompetensi guru mempengaruhi efektivitas pembelajaran yang dilakukan guru. Pembelajaran yang efektif dapat dilihat dari proses dan hasil. Dari proses dianggap efektif jika siswa terlibat secara aktif melaksanakan tahapan-tahapan prosedur pembelajaran, dari segi hasil dianggap efektif jika tujuan pembelajaran dikuasai siswa secara tuntas. Kriteia pencapaian hasil belajar siswa menurut BNSP sebagai berikut.

Tabel. 1.3.

Kriteria Pencapaian Lulusan Berdasar Hasil UN

NO Nilai Kriteria

1 85 - 100 Sangat Baik

2 70 - 85 Baik

3 55 - 70 Cukup

4 Di bawah 55 Kurang

Sumber: Badan Standar Nasional pendidikan

Berdasarkan Badan standar Nasional Pendidikan (BNSP) Hasil belajar/UN dinyatakan sangat baik bila siswa memperoleh nilai 85-100, Nilai baik bila siswa memperoleh nilai 70 -85, dinyatakan Cukup bila nilai 55-70 dan predikat kurang bila nilai di bawah 55. Sedangkan Hasil UN siswa SMA Negeri 96 seperti yang tergambar dalam tabel di bawah ini.

Tabel. 1.4.

Pencapaian Hasil UN SMA Negeri 96 Jakarta

NO Kriteris Jurusan IPA Jurusan IPS

1 Sangat Baik 1,85 % 6,15%

2 Baik 20,37 % 40.00%

3 Cukup 24,07 % 24,62%

4 Kurang 53. 71 % 29,23%

(5)

Dari hasil output (UN) Siswa SMA Negeri 96 yang mendapat nilai kurang dari jurusan IPA yaitu 53, 71 % dan jurusan IPS sebesar 29,23 %. Dengan demikian hasil belajar siswa-siswa SMA Negeri 96 belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Ravianto dalam Masruri (2014) pengertian efektifitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana menghasilkan keluaran/output sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil output siswa SMA Negeri 96 belum sesuai dengan harapan, maka disimpulkan pengajaran di SMA Negeri 96 belum terlaksana secara efektif, karena hasil belajar siswa dalam Ujian Nasional merupakan salah satu dari pengukuran efektivitas pengajaran

Keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut : a).Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan; b).Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional; c).Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.

Efektivitas pembelajaran merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar tentunya membutuhkan guru yang kompeten, karena guru bertanggung jawab dalam mengantarkan anak didiknya memiliki kualitas keilmuan. Guru yang kompeten adalah yang menguasai kompetensi yang disyaratkan dalam UU No 14 tahun 2005, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

Dari hasil uji kompetensi Guru (UKG) yang dilaksanakan pemerintah, belum menggambarkan kompetensi profesional yang sesuai dengan harapan

(6)

karena hasil Uji kompetensi Guru masih banyak yang belum mencapai standar ketuntasan minimal yaitu 55. Semua guru melakukan uji kompetensi, kecuali guru agama karena guru agama di bawah naungan Kantor Departemen agama, yang memang tidak melakukan uji kompetesi.

Kompetensi guru yang diujikan dalam Uji Kompetensi Guru (UKG) yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dalam ranah kognitif. Standar ketuntasan minimal 55 sebenarnya standar yang rendah, karena pencapaian ketuntasan yang ditetapkan pemerintah terhadap siswa adalah minimal 60. Di bawah ini merupakan hasil Uji Kompetensi Guru SMA Neneri 96 yang dilaksanakan pemerintah pada tahun 2015.

Tabel. 1.5

Hasil uji kompetensi pedagogik dan profesional tahun 2015

No Rentang Nilai Jumlah Guru

1 20 – 30 1

2 31 – 40 4

3 41 – 50 5

4 51 – 60 12

5 61 – 70 10

Sumber: Hasil Tes UKG Kemendikbud tahun 2015.

Hasil uji kompetensi pedagogik dan profesional guru – guru SMA Negeri 96 masih ada yang hasilnya dibawah standar ketuntasan minimal 55yaitu sebanyak 16 orang guru dari 40 orang atau 40%. Selain kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang di bawah standar, belum semua guru SMA Negeri 96 memiliki kompetensi kepribadian dan sosial yang baik, seperti yang terlihat pada tabel di bawah.

(7)

Tabel. 1.6

Kompetensi Kepribadian Guru

Masalah (orang) % Jumlah

Tidak Memiliki etos kerja yang baik 11 15

Tidak dijadikan panutan oleh siswa 10 14

Perilaku yang menyimpang dari norma sosial 7 9

Selalu mengeluh mengenai pekerjaannya 9 12

Tidak mandiri dalam tindakan sebagai seorang guru 11 15

Kurang memahami kode etik keguruan 14 19

Selalu menampilkan pribadi yang banyak masalah di depan siswa 12 16 Sumber: Wawancara dengan guru SMA Negeri 96

Berdasarkan Tabel 1.6 dengan jumlah responden sebayak 25 orang, terlihat guru yang belum memiliki etos kerja yang baik sebanyak 11 orang atau sebesar 15%, guru yang tidak dijadikan panutan oleh siswa sebanyak 10 orang atau sebesar 14%, guru yang mempunyai perilaku yang menyimpang dari norma sosial sebanyak 7 orang atau sebesar 9%, guru yang selalu mengeluh mengenai pekerjaannya sebanyak 9 orang atau sebesar 12%, guru yang tidak mandiri dalam tindakan sebagai seorang guru sebayak 11 orang atau sebesar 15%, guru yang kurang memahami kode etik keguruan sebanyak 14 orang atau sebesar 19%, guru yang selalu menampilkan pribadi yang banyak masalah di depan siswa sebanyak 12 orang atau sebesar 16%.

(8)

Tabel 1.7

Kompetensi Sosial guru

Masalah (orang) % Jumlah

Kurang aktif berkomunikasi dengan siswa 12 18

Kurang memahami karakteristik siswa 10 15

Kurang mampu berkomunikasi efektif dengan kepala sekolah 8 12

Kurang memahami karakteristik kepala sekolah 11 16

Kurang mampu berkomunikasi efektif dengan orang tua murid 13 19

Kurang memahami karakteristik orang tua murid 8 12

Kurang mampu berkomunikasi efektif dengan masyarakat 6 9

Sumber : Wawancara dengan Guru SMAN 96 Jakarta (2016)

Sedangkan dari Tabel 1.7 terlihat guru yang kurang aktif berkomunikasi dengan siswa sebanyak 12 orang atau sebesar 18%, guru yang kurang memahami karakteristik siswa sebanyak 10 orang atau sebesar 15%, guru yang kurang mampu berkomunikasi efektif dengan kepala sekolah sebanyak 8 orang atau sebesar 12%, guru yang kurang memahami karakteristik kepala sekolah sebanyak 11 orang atau sebesar 16%, guru yang kurang mampu berkomunikasi efektif dengan orang tua murid sebanyak 13 orang atau sebesar 19%, guru yang kurang memahami karakteristik orang tua murid sebanyak 8 orang atau sebesar 12%, guru yang kurang mampu berkomunikasi efektif dengan masyarakat sebanyak 6 orang atau sebesar 9%.

Dari hasil wawacara dengan 25 orang Guru, diketahui masih belum semua guru SMA Negeri 96 memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang baik yang diharapkan oleh UU No 14 tahun 2005. Penyebab ketidak efektifan proses pembelajaran adalah karena belum semua guru memiiliki kompetensi yang disyaratkan UU. Guru yang efektif merupakan konsistensi

(9)

menguasai kompetensi dan mengintegrasikan dalam pelaksanaan pembelajaran, serta mampu menggunakan (Empowering) segala potensi yang ada dalam dirinya dan luar dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain seorang guru hendaknya memiliki kompentensi kinerja yang mantap berupa seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam dirinya agar dapat mewujudkan kinerja yang efektif. Dengan latar belakang di atas penulis melakukan penelitian dengan judul “ pengaruh kompetensi Guru,terhadap efektivitas pembelajaranz”

1.2. Identifikasi Masalah, Perumusan, dan Batasan Masalah

Dari Latar Belakang di atas terdapat masalah: 1. Masih kurangnya Efectivitas Pembelajaran Guru 2. Masih kurangnya kompetensi pedagogik Guru 3. Masih kurangnya kompetensi kepribadian Guru. 4. Masih kurangnya kompetensi profesionalGuru 5. Masih kurangnya kompetensi sosial Guru

1.3. Batasan Masalah.

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, penulis membatasi masalah penelitian ini pada empat aspek pengaruh kompetensi guru terhadap efektifitas pembelajaran, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Dari setiap dimensi dalam variable kompetensi dan efektivitas pembelajaran, penulis juga meneliti kualitas hubungan antar dimensi yang terdapat didalam variable kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial dengan dimensi yang terdapat didalam variable efetifitas pembelajaran.

(10)

1.4. Rumusan Masalah

Dengan membatasi masalah maka penulis merumuskan masalah :

1. Apakah kompetensi pedagogik Guru berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran?.

2. Apakah kompetensi kepribadian Guru berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran?.

3. Apakah kompetensi profesional Guru berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran?.

4. Apakah kompetensi sosial Guru berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran?.

5. Apakah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadia, kompetensi profesional dan kompetensi sosial secara bersama berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran?.

1.5. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan pengaruh kompetensi guru terhadap efektifitas pembelajaran dan untuk mengetahui dan menganalisa hubungan timbal balik antara dimensi-dimensi di dalam variable kompetensi guru dengan dimensi-dimensi di dalam variable efektifitas pembelajaran, dengan tujuan:

a) Mengetahui dan menganalisa pengaruh kompetensi pedagogik terhadap efektifitas pembelajaran.

(11)

b) Mengetahui dan menganalisa pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap efektifitas pembelajaran.

c) Mengetahui dan menganalisa pengaruh kompetensi profesional guru terhadap efektifitas pembelajaran.

d) Mengetahui dan menganalisa pengaruh kompetensi sosial guru terhadap efektifitas pembelajaran..

e) Mengetahui dan menganalisa pengaruh kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesionalisme, dan kompetensi sosial secara bersama terhadap efektifitas pembelajaran.

1.6. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut:

1. Sebagai masukan bagi Sekolah Menengah Atas Negeri 96 Jakarta dalam menentukan kebijakan dan pengembangan kompetensi guru dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran di SMA Negeri 96 Jakarta.

2. Sebagai tambahan dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya mengenai efektifitas pembelajaran.

3. Sebagai tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi Program Studi Ilmu Manajemen Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana

Referensi

Dokumen terkait

Mekanika Lagrange W.S. Mekanika Lagrange W.S. Fisika Koloid Dasar Suparno, Ph.D. Fisika Koloid Dasar Suparno, Ph.D. Media Audio Visual *) Nur Kadarisman, M.Si. Mikroprosesor *)

Adapun kendala yang dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kesatuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sampang dalam melaksanakan proses penegakan hukum administrasi terhadap

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis akan melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KESAHIHAN DAN KETERPERCAYAAN ALAT EVALUASI BSE BAHASA

Jangan sampai kita malah menyakiti orang lain karena lidah kita, tapi mari kita mau menjadi berkat bagi orang lain dengan kata-kata yang keluar dari

Sehingga harapannya pemerintah Kabupaten melalui KONI dapat memperbaiki sarana dana prasarana yang dimiliki PERPANI agar program yang di bentuk seperti pemassalan,

John berkata,” bagaimana saya dapat memahami profitabilitas pelanggan dengan lebih baik?” “ Hm, Kata tim, “ jika kita dapat menentukan, tanpa perlu pergi ke luar tentunya, apa

Komunikasi dan media massa sangat berhubungan erat,dimana komunikasi menjadi elemen utama dalam terbentuknya media massa,media massa yang kita kenal saat ini pada

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data mengenai pengaruh kadar fly ash terhadap flowability dan workability beton segar, kuat tekan dan modulus