• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N No. 163 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N No. 163 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N No. 163 K/TUN/2005

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara :

Ir. AZWAR NAZALY, kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan semula Manager Teknik PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang, bertempat tinggal di Jl. Waru Dalam II / 34 Banyumanik Semarang, dalam hal ini memberi kuasa kepada : AKHMAD KHISNI, SH.MH., Advokat, berkantor di Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Po. Box 1054 Semarang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 April 2004 ;

Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding ; m e l a w a n :

DIREKSI PT. KAWASAN INDUSTRI WIJAYAKUSUMA (Persero), berkedudukan di Jl. Raya Semarang – Kendal KM. 12 Semarang ;

Termohon Kasasi dahulu Tergugat/Terbanding; Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Termohon Kasasi sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang pada pokoknya atas dalil-dalil :

Bahwa pada tanggal 16 April 2004 Direksi PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) telah mengeluarkan Surat Keputusan No.09/ SK/D.KIW/4/2004 tentang Pelepasan Jabatan Teknik PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang yang semula dijabat oleh Penggugat, dengan dasar Surat Keputusan Direksi PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Nomor : 10/SK/D.KIW/8/2004 tentang Mutasi Saudara Ir. Azwar Nazaly dari Jabatan Manager Pengembangan ke Jabatan Manager Teknik PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang tanggal 1 Agustus 2002;

(2)

Bahwa dalam Surat Keputusan Nomor : 09/SK/D.KIW/4/2004 itu berisi tentang Pelepasan Jabatan Manager Teknik yang dijabat oleh Penggugat pada waktu itu dengan salah satu pertimbangan dalam Surat Keputusan itu ialah dalam rangka efektifitas Sumber Daya Manusia yang tersedia di PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero), maka diperlukan penataan kembali penempatan personel manager;

Bahwa kalau dilacak dari munculnya/terbitnya Surat Keputusan Direksi tersebut di atas merupakan imbas dari sikap emosional Direksi dimana Penggugat pada tanggal 30 dan 31 Maret 2004 dipaksa untuk membubuhkan paraf pada Addendum Surat Perjanjian Penyerahan Pengunaan Kapling Industri Tugu Wijayakusuma Nomor : 33/Perj-Kav/KITW/12/2003, Add Nomor : 01/Perj-Kav/KITW/01/2004 yang menurut Penggugat dipandang adanya rekayasa dalam Addendum surat tersebut, dimana baru dibuat pada tanggal 30 Maret 2004, sehingga Penggugat menolak untuk membubuhkan paraf yang diminta oleh Direksi dengan alasan adanya perbedaan tanggal pada Addendum tersebut di atas yang mengakibatkan Negara, khususnya PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang dirugikan secara finansial;

Bahwa terdapat kejanggalan akibat adanya tanggal yang antidatir yaitu berupa adanya denda yang seharusnya dapat ditarik menjadi hilang/ terbebaskan. Untuk itu surat Addendum tersebut di atas sangat merugikan PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) yang bertentangan khususnya Pasal 15 dan 16 dalam Surat Perjanjian No.33/Perj-Kav/12/2003 tanggal 31 Desember 2003. Disamping itu akibat adanya tanggal yang antidatir dalam surat Addendum tersebut menurut hasil temuan yang dilakukan oleh Kepala SPI dengan Surat No.17/SPI/PT.KIW/4/2004 tanggal 31 Maret 2004 sangat merugikan keuangan Negara khususnya PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang;

Bahwa paksaan untuk membubuhkan paraf kepada Penggugat yang pada waktu itu menjabat sebagai Manager Teknik adalah bertentangan dengan tugas dan fungsi yang diembannya. Secara struktural Manager Teknik (Penggugat) tidak ada kaitan langsung apalagi harus membubuhkan paraf pada kontrak jual beli lahan. Sedangkan Manager Teknik (Penggugat) melaksanakan tugas yang berhubungan dengan hal-hal keteknisan khususnya prasarana dan sarana Kawasan Industri. Sesuai Job Discription PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang, tugas pokok Manager Teknik adalah : membantu Direktur pengembangan dan Teknik dalam hal : pengelolaan

(3)

kawasan industri serta pelayanan purna jual kepada investor, maka Surat Keputusan Direksi PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) No.09/SK/D.KIW/4/2004 tentang Pelepasan Pejabat Manager Teknik PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) sangat merugikan Penggugat karena tidak membina dan tidak mengembangkan karir selain berakibat tidak meningkatkan semangat dan kegairahan kerja, apalagi Penggugat diturunkan dari level yang semestinya karir harus meningkat dalam tradisi sistem kepegawaian dalam standar pemerintah;

Bahwa Surat Keputusan Direktur PT. Kawasan Industri Wijayakusuma No.09/SK/D/KIW/4/2004 didasarkan pada sikap emosioal Tergugat kepada Penggugat sehingga tidak bisa dijadikan dasar untuk menjatuhkan Pelepasan Jabatan Manager Teknik pada PT. Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang yang dijabat oleh Penggugat, apalagi sebelum Surat Keputusan diterbitkan, Penggugat tidak pernah dimintai keterangan untuk menyampaikan pembelaan atau penjelasan atas sesuatu;

Bahwa secara prosedural maupun substansial Surat Keputusan PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) No.09/SK/D.KIW/4/2004 tentang Pelepasan Jabatan Manager Teknik PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang adalah batal demi hukum karena cacat dalam prosedural dan secara substansial dalam Pernyataan Keputusan Rapat pada Perubahan Anggaran Dasar tanggal 31 Maret 1998 Pasal 11 tentang Tugas Pokok Direksi, angka 6 huruf (f) dinyatakan : “Perbuatan Direksi di bawah ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Komisaris, untuk menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi”, ini dapat dipahami termasuk pelepasan personel yang menjabat dalam struktur itu. Dalam hal ini tidak dilakukan oleh Tergugat ;

Bahwa Surat Keputusan Direksi yang dibuat oleh Tergugat jelas-jelas melanggar asas praduga tak bersalah yang semestinya harus dijunjung tinggi sebelum terbitnya suatu keputusan yang bersifat merugikan dan merendahkan Penggugat, dan kesewenang-wenangan dari Tergugat, sehingga wajarlah jika Surat Keputusan PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Nomor : 09/SK/D.KIW/4/2004 tentang Pelepasan Jabatan Manager Teknik PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang tersebut di atas dinyatakan batal dan tidak sah oleh Pengadilan Tata Usaha Negara ;

Bahwa pembatalan tersebut wajar mengingat bahwa putusan yang diambil oleh Tergugat tersebut jelas-jelas bertentangan dengan perundang-undangan yaitu ;

(4)

a. Tidak sesuai dengan ketentuan yang bersifat formal/prosedural untuk terbitnya suatu Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang baik. Hakekat hukum Surat Keputusan Direksi PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) No.09/SK/D.KIW/4/2004 tertanggal 16 April 2004 merupakan sanksi dari Tergugat yang dikenakan kepada Penggugat, sebab pertimbangan dalam Surat Keputusan Direksi di atas dinyatakan : bahwa dalam rangka efektifitas Sumber Daya Manusia yang tersedia di PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero), maka diperlukan penataan kembali penempatan personel manager”. Dalam Pokok-Pokok Pengelolaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) yang ada pada PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang (merupakan aturan kepegawaian) dalam Bab VII huruf A tentang Ketentuan Umum dinyatakan : Mutasi, Rotasi dan Transfer Pegawai dilakukan selain dalam rangka proses pembinaan dan pengembangan karir pegawai …” dan dalam penjelasan pengertian/istilah-istilah dalam PPSDM tersebut dinyatakan yang intinya bahwa mutasi maupun rotasi itu adalah pemindahan pegawai dari suatu tugas/pekerjaan ke tugas atau pekerjaan lain yang selevel/setingkat (sama). Dalam kenyataan Penggugat malah diturunkan yang semula sebagai Manager Teknik sekarang sebagai Pelaksana biasa yang notabene Penggugat merupakan peringkat tertinggi dalam golongan, yaitu Golongan 17 (batas maksimal golongan 18). Untuk itu Surat Keputusan Direksi No.09/SK.D/KIW/4/2004 tanggal 16 April 2004 merupakan sanksi yang tidak prodedural sehingga cacat hukum, Penggugat tidak diberi hak untuk pembelaan, disamping itu pemberian sanksi itu tidak sesuai dengan prosedural yang diatur dalam PPSDM bab VIII tentang Pola Pemberian Sanksi, huruf d Proses Pemberian Sanksi yang dinyatakan : dalam angka 1 sampai 3 yang intinya adalah sebelum menjatuhkan sanksi terlebih dahulu diadakan pemeriksaan secara teliti oleh Tim Pemeriksa yang ditunjuk dan diberikan kesempatan kepada pegawai yang bersangkutan untuk menyampaikan tanggapannya tentang kejadian yang sebenarnya dan ;

b. Bertentangan dengan ketentuan – ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang bersifat material/substansial, yaitu peraturan kepegawaian yang ada pada PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) berupa Pokok-Pokok Pengelolaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) khusus Bab VII tentang Pola Mutasi, Rotasi dan Transfer dan BAB VIII tentang Pola Pemberian Sanksi yang secara substansial sudah dijelaskan dalam sub (a)

(5)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penerbitan Surat Keputusan Direksi PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) No.09/SK/D.KIW/4/2004 tanggal 16 April 2004 telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang No.5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang-Undang-Undang No. 9 Tahun 2004;

Bahwa dengan terbitnya Surat Keputusan Direksi tersebut di atas Penggugat sangat dirugikan baik secara moril maupun materiil, maka wajar dalam perkara ini Penggugat mengajukan tuntutan ganti rugi atas kerugian moril dan materiil tersebut pada Tergugat yang diperhitungkan sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah);

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang supaya memberikan putusan sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Direksi PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) No.09/SK/D.KIW/4/2004 tanggal 16 April 2004 tentang Pelepasan Pejabat Manager Teknik PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero);

3. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Direksi Nomor : 09/SK/D.KIW/4/2004 tanggal 16 April 2004 Tentang Pelepasan Pejabat Manager Teknik PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero); 4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk merehabilitasi dalam kedudukan

seperti semula kepada Penggugat di lingkungan PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat ganti kerugian moril dan materiil yang telah diderita oleh Penggugat sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah);

6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya-biaya dalam perkara ini ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :

1. Bahwa Peradilan Tata Usaha Negara tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, dengan alasan :

- Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No.5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 yang menyatakan : Pejabat Tata Usaha Negara adalah orang yang berdasarkan peraturan

(6)

perundang-undangan yang berlaku berwenang untuk mengambil keputusan berdasarkan kewenangan dalam rangka melaksanakan salah satu kegiatan Tata Usaha Negara”;

- Persoalan yang ada antara Penggugat dan Tergugat merupakan persoalan hubungan kerja yang adalah murni hubungan intern antara Direksi selaku Pimpinan Perusahaan dan Penggugat sebagai karyawan yang berkembang menjadi perselisihan hubungan industrial ;

- Surat Keputusan obyek sengketa bukan merupakan bentuk keputusan pejabat publik yang dapat diperkarakan dalam Peradilan Tata Usaha Negara, melainkan murni merupakan persoalan hubungan kerja;

- Persoalan yang ada merupakan hubungan kerja Penggugat sendiri yang menganggap sebagai perselisihan industrial sehingga penyelesaian yang paling tepat sesuai dengan Undang-Undang No.22 Tahun 1957 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 15A/1994, seharusnya persoalan tersebut diselesaikan terlebih dahulu secara intern di dalam perusahaan dan apabila tidak dapat diselesaikan menjadi wewenang Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan (P4D/P4P);

2. Bahwa gugatan Penggugat kabur (obscuur libel) karena ketidak jelasan materiil gugatan tentang adanya ganti rugi moril dan materiil sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) yang tidak menjelaskan dan atau merinci kerugian apa yang diderita oleh Penggugat ;

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 28/G.TUN/2004/ PTUN.SMG. tanggal 3 Agustus 2004 yang amarnya sebagai berikut :

-- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat terima ;

-- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp.119.000,- (seratus sembilan belas ribu rupiah);

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya dengan putusan No. 128/B. TUN/2004/PT.TUN.SBY tanggal 1 Desember 2004;

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Penggugat/Pembanding pada tanggal 6 Januari 2005 kemudian terhadapnya oleh Penggugat/Pembanding diajukan permohonan kasasi secara lisan pada

(7)

tanggal 24 Januari 2005 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 28.Srt.G.TUN/2004/P.TUN.Smg yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang, permohonan mana kemudian disusul oleh memori kasasi yang diajukan secara tertulis yang memuat alasan – alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang pada tanggal 3 Februari 2005, maka dengan demikian (permohonan kasasi) tersebut diajukan telah melampaui batas waktu yang ditentukan, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 46 ayat (1), (2) Undang – Undang Nomor. 14 Tahun 1985, sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi dinyatakan tidak dapat diterima, maka Pemohon Kasasi dihukum membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, Undang-Undang No.5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.9 Tahun 2004 dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I :

Menyatakan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : Ir. AZWAR NAZALY tersebut tidak dapat diterima ;

Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Selasa, tanggal 14 Agustus 2007 oleh Prof. DR. Paulus E. Lotulung, SH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Marina Sidabutar, SH., MH. dan Prof. DR. Muchsan, SH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang

(8)

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Florensani Kendenan, SH.MH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;

Hakim – Hakim Anggota : Ketua Majelis :

ttd./Marina Sidabutar, SH. ttd./Prof.DR. Paulus E. Lotulung, SH. ttd./Prof.DR. Muchsan, SH.

Biaya – biaya : Panitera Pengganti :

ttd./Floresani Kendenan, SH.,MH. 1. Materai ……….. ………Rp. 6.000,- 2. Redaksi ………. ………Rp. 1.000,- 3. Adm. Kasasi ………. Rp.493.000,- Jumlah Rp.500.000,- Untuk salinan MAHKAMAH AGUNG RI.

a.n. Panitera

Panitera Muda Tata Usaha Negara,

ASHADI, SH. NIP. : 220000754

Referensi

Dokumen terkait

Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam menetapka n lokasi penempata n rambu dan semboyan Mampu bertindak cermat dan teliti dalam memilih rambu dan semboyan

data yang di cluster sebanyak k yang ditentukan sebelumnya da Pilih secara acak objek pada masing-masing cluster sebagai kandidat medoid baru kemudian hitung

• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke UAPPA-E1 sebelum ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat yang ditetapkan. D.3.a.3.)

Secara keseluruhan dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 1726:2012 memiliki koefisien yang lebih besar dibandingkan

Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki

Diperlukan tindak lanjut terkait dengan efektivitas Teknik pijat oksitosin agar dapat dijadikan inovasi program bagi kader untuk memberikan edukasi kepada

Aradan beş on gün geçti, yine aynı duvarda, aynı yer­ de, kapının arkasında, aynı biçimdeki karalamaları gör­ düm, bir hayvan kafası gibi bir şey, birkaç elif gibi çizik