• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analitik Data Tingkat Lanjut (Clustering)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analitik Data Tingkat Lanjut (Clustering)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

26 September 2016

Analitik Data Tingkat Lanjut

(Clustering)

(2)

Pokok Bahasan

1. Konsep Clustering

2. K-means vs Kernel K-Means

3. Studi Kasus

(3)

Konsep Clustering

Cluster data diartikan kelompok. Dengan demikian,

pada dasarnya analisis cluster akan menghasilkan

sejumlah cluster (kelompok).

Analisis ini diawali dengan pemahaman bahwa sejumlah data tertentu sebenarnya mempunyai kemiripan di antara anggotanya.

(4)

Konsep Clustering

Karena itu, dimungkinkan untuk mengelompokkan anggota-anggota yang mirip atau mempunyai karakteristik yang serupa tersebut dalam satu atau lebih dari satu cluster.

Hierarchical clustering adalah suatu metode pengelompokan data yang dimulai dengan mengelompokkan dua atau lebih obyek yang memiliki kesamaan paling dekat.

(5)

Konsep Clustering

Metode non-hierarchical clustering justru dimulai dengan menentukan terlebih dahulu jumlah cluster yang diinginkan (dua cluster, tiga cluster, atau lain sebagainya). Contoh metodenya adalah k-means clustering.

(6)

K-means Clustering

K-means clustering merupakan salah satu metode data clustering non-hirarki yang mengelompokan data dalam bentuk satu atau lebih cluster (kelompok).

Data-data yang memiliki karakteristik yang sama dikelompokan dalam satu cluster (kelompok) dan data yang memiliki karakteristik yang berbeda dikelompokan dengan cluster (kelompok) yang lain sehingga data yang berada dalam satu cluster (kelompok) memiliki tingkat variasi yang kecil

(7)

K-means Clustering

Langkah-langkah melakukan clustering dengan metode k-means:

1. Tentukan jumlah cluster k.

2. Inisialisasi k pusat cluster ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Namun yang paling sering dilakukan adalah dengan cara random (acak).

3. Alokasikan semua data atau obyek ke cluster terdekat berdasarkan jarak kedua obyek tersebut (jarak Euclidean):

4. Hitung kembali pusat cluster dengan keanggotaan cluster yang sekarang

 

 

2

2 2 2 2 1 1 .. , j i j i j id jd i x x x x x x x x D       

    i mi j jd i id m j j i i x m C x m C 1 1 1 1 1 ... 1

(8)

K-means Clustering

Langkah-langkah clustering metode k-means:

1. Tentukan jumlah cluster k.

2. Inisialisasi k pusat cluster ini bisa dengan berbagai cara. Namun yang sering dilakukan adalah dengan cara random (acak).

3. Alokasikan semua data atau obyek ke cluster terdekat berdasarkan jarak kedua obyek tersebut (jarak Euclidean):

4. Hitung pusat cluster dengan keanggotaan yang sekarang

5. Jika pusat cluster tidak berubah lagi maka proses clustering selesai. Atau, kembali ke langkah nomor 3 sampai pusat cluster tidak berubah.

 

 

2

2 2 2 2 1 1 .. , j i j i j id jd i x x x x x x x x D       

    i mi j jd i id m j j i i x m C x m C 1 1 1 1 1 ... 1

(9)

K-means Clustering

Hasil clustering data 2 dimensi dengan menggunakan k-means clustering:

(10)

K-means vs Kernel K-Means

K-means adalah algoritma unsupervised learning yang membagi kumpulan data ke dalam sejumlah cluster (kelompok).

Akan tetapi k-means clustering memiliki kelemahan di dalam memproses data yang berdimensi banyak khususnya untuk data yang bersifat non-linierly separable.

Sedangkan dalam dunia nyata saat ini, data yang tersedia atau yang diperoleh memiliki dimensi yang banyak dan bervariasi.

Dalam hal ini, penambahan fungsi kernel pada input data clustering merupakan pilihan yang baik.

(11)

K-means vs Kernel K-Means

(12)

K-means vs Kernel K-Means

(13)

K-means vs Kernel K-Means

Kita dapat menggunakan beberapa jenis transformasi pada data, dengan memetakan data pada ruang baru dimana machine learning dapat digunakan.

Fungsi kernel memberikan kepada kita sebuah alat untuk mendefinisikan transformasi.

o

Kernel Polynomial

o

Kernel RBF

 

d j i j i

x

x

x

c

x

k

,





2 2

2

exp

,

j i j i

x

x

x

x

k

(14)

Kernel K-means

Pada umumnya, perluasan dari means ke kernel k-means direalisasi melalui pernyataan jarak dalam

bentuk fungsi kernel.

Dengan menggunakan Jarak Euclidean pada tradisional k-means dan fungsi pemetaan Φ, maka algoritma k-means clustering pada slide ke-8 dapat diubah menjadi :

1. Tentukan jumlah cluster k.

2. Inisialisasi k pusat cluster ini bisa dengan berbagai cara. Namun yang sering dilakukan adalah dengan cara random (acak).

3. Alokasikan semua data atau obyek ke cluster terdekat

berdasarkan jarak yang dihitung menggunakan rumus fungsi pemetaan Φ dan fungsi kernel.



  n i m j ij i j u

x

c

1 1 2

~

)

(

min

(15)

Kernel K-means

3. Alokasikan semua data atau obyek ke cluster terdekat berdasarkan jarak yang dihitung menggunakan rumus fungsi pemetaan Φ dan fungsi kernel.

merupakan cluster centers dan dihitung dengan menggunakan rumus :



  n i m j ij i j u

x

c

1 1 2

~

)

(

min

j

c~

n i i ij j j

u

x

n

c

1

)

(

1

~



  n i m j ij n l lj l j i u

u

x

n

x

1 1 2 1 min

(

)

1

(

)

(16)

Kernel K-means



  n i m j ij n l lj l j i u

u

x

n

x

1 1 2 1 min

(

)

1

(

)

                        



n l lj l j i n i m j n l lj l j i ij u x n x x u n x u 1 1 1 1 ) ( 1 ) ( ) ( 1 ) ( min



                                 n i m j n l lj l j n l lj l j i i i ij u x n x u n x x x u 1 1 2 1 1 ) ( 1 ) ( ) ( 2 ) ( ). ( min       

 

 



                                   n i m j n l n p lj l p j n l lj l i j i i ij u K x x n x x K u n x x K u 1 1 1 1 2 2 1 ) , ( 1 ) , ( 1 2 ) , ( min

(17)

Kernel K-means

 Keterangan:  

 

 



                                   n i m j n l n p lj l p j n l lj l i j i i ij u K x x n x x K u n x x K u 1 1 1 1 2 2 1 ) , ( 1 ) , ( 1 2 ) , ( min n = Jumlah data. m = Jumlah cluster. K = Fungsi kernel.

i = Index untuk keseluruhan data.

j = Index untuk cluster.

l = Index untuk data yang terdapat pada cluster ke-j.

p = Index untuk data yang terdapat pada cluster ke-j.

uij = Nilai keanggotaan data ke-i terhadap cluster ke-j. Bernilai 1 apabila merupakan anggota, bernilai 0 jika bukan merupakan anggota dari cluster yang diproses.

ulj = Nilai keanggotaan data ke-l terhadap cluster ke-j

= Fungsi yang memetakan titik x ke ruang baru yang berdimensi lebih tinggi. xi = Titik data ke-i.

xl = Titik data ke-l.

xp = Titik data ke-p.

(18)

Kernel K-means

4. Setelah mendapat jarak titik data terhadap masing-masing cluster pada langkah 3, jarak terdekat titik data dengan suatu cluster berarti titik data tersebut termasuk dalam cluster tersebut.

5. Perhatikan kondisi berhenti (Next Slide), misal jika pusat cluster tidak berubah lagi maka proses clustering selesai. Atau, kembali ke langkah nomor 3 sampai pusat cluster tidak berubah.

(19)

Kondisi Berhenti

(Termination Condition)

Langkah selanjutnya adalah menentukan apakah diperlukan iterasi selanjutnya atau tidak (stop condition).

a.

Jumlah Iterasi Maksimum

b.

Fungsi Obyektif dan Threshold

Fungsi obyektif dihitung dan nilai threshold pada sistem ini diperoleh dari masukan user.

Note: jika delta ≥ threshold, maka iterasi berlanjut. Jika

delta < threshold, maka iterasi berhenti.



   ndata j k i i j jiD x C a F 1 1 ) ,

( F = Fungsi Objektif k = Jum. cluster. ndata = Jum. data.

aji = Nilai keanggotaan data ke-j terhadap cluster ke-i.

D(xj,Ci) = Jarak antara titik data ke-j terhadap cluster ke-i.

lama baru F

F

delta  

Fbaru = Fungsi obyektif dari iterasi ke-i.

(20)

Kernel K-means Clustering

Hasil clustering data 2 dimensi dengan menggunakan k-means Vs Kernel k-k-means clustering (Chitta, Radha, Rong Jin, Timothy C. Havens, dan Anil K. Jain., 2011):

Terbukti bahwa Kernel K-mean clustering dapat digunakan untuk menyelesaikan cluster yang komplek.

(21)

Analisis Cluster

Analisis cluster berkepentingan dengan penggolongan

hasil kelompok yang sudah didapatkan. Atau menyiapkan draft nama atau label yang tepat untuk kelompok tersebut.

Sedangkan analisis faktor berkepentingan dengan penggolongan ciri-ciri yang dipunyai oleh masing-masing objek atau data yang diolah untuk dikelompokkan.

(22)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

Diketahui data 2 dimensi:

No. X Y Cluster 1 0.50 0.00 1 2 0.48 0.13 2 3 0.43 0.25 2 4 0.35 0.35 2 5 0.25 0.43 1 6 0.13 0.48 1 7 0.00 0.50 2 8 -0.13 0.48 2 9 -0.25 0.43 1 10 -0.35 0.35 1 11 -0.43 0.25 1 12 -0.48 0.13 2 13 -0.50 0.00 2 14 -0.48 -0.13 2 15 -0.43 -0.25 2 16 -0.35 -0.35 1 17 -0.25 -0.43 2 18 -0.13 -0.48 2 19 0.00 -0.50 1 20 0.13 -0.48 1 21 0.25 -0.43 1 22 0.35 -0.35 1 23 0.43 -0.25 2 24 0.48 -0.13 2 25 0.50 0.00 2 26 15.00 0.00 2 27 14.94 1.31 1 28 14.77 2.61 2 29 14.49 3.88 1 30 14.09 5.13 1 31 13.59 6.34 1 32 12.99 7.50 1 33 12.29 8.61 2 No. X Y Cluster 34 11.49 9.65 1 35 10.60 10.61 2 36 9.64 11.49 2 37 8.60 12.29 2 38 7.49 12.99 1 39 6.33 13.60 2 40 5.12 14.10 2 41 3.87 14.49 2 42 2.60 14.77 1 43 1.30 14.94 2 44 -0.01 15.00 1 45 -1.32 14.94 1 46 -2.62 14.77 2 47 -3.89 14.49 1 48 -5.14 14.09 1 49 -6.35 13.59 1 50 -7.51 12.98 2 51 -8.61 12.28 1 52 -9.65 11.48 1 53 -10.62 10.60 2 54 -11.50 9.63 1 55 -12.30 8.59 2 56 -13.00 7.49 2 57 -13.60 6.32 2 58 -14.10 5.11 1 59 -14.49 3.87 2 60 -14.78 2.59 1 61 -14.94 1.29 2 62 -15.00 -0.02 1 63 -14.94 -1.33 2 64 -14.77 -2.62 1 65 -14.48 -3.90 2 66 -14.09 -5.15 2 No. X Y Cluster 67 -13.59 -6.36 1 68 -12.98 -7.52 1 69 -12.27 -8.62 1 70 -11.48 -9.66 2 71 -10.59 -10.62 2 72 -9.62 -11.51 1 73 -8.58 -12.30 2 74 -7.48 -13.00 2 75 -6.32 -13.61 1 76 -5.11 -14.10 1 77 -3.86 -14.50 1 78 -2.58 -14.78 2 79 -1.28 -14.95 1 80 0.03 -15.00 1 81 1.34 -14.94 1 82 2.63 -14.77 1 83 3.91 -14.48 2 84 5.16 -14.08 2 85 6.37 -13.58 2 86 7.53 -12.97 2 87 8.63 -12.27 2 88 9.67 -11.47 1 89 10.63 -10.58 2 90 11.51 -9.62 1 91 12.31 -8.58 1 92 13.01 -7.47 1 93 13.61 -6.31 2 94 14.11 -5.10 2 95 14.50 -3.85 1 96 14.78 -2.57 1 97 14.95 -1.27 2 98 15.00 0.04 1

(23)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

Visualisasi data 2 dimensi:

Langkah-langkah penyelesaian dengan Kernel K-Means: Misal dengan kernel Polynomial

1.

Tentukan jumlah cluster k = 2. Iterasi maksimum (tmax) = 5, dan nilai threshold = 0.05.

2.

Inisialisasi k pusat cluster. Misal dilakukan inisialisasi secara random nilai indek clusternya (1 atau 2, pada kolom cluster) dari semua data pada slide ke-21.

No. X Y Cluster 1 0.50 0.00 1 2 0.48 0.13 2 3 0.43 0.25 2 4 0.35 0.35 2 5 0.25 0.43 1 . . . . 97 14.95 -1.27 2 98 15.00 0.04 1 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 -20 -10 0 10 20 X Y Keterangan: Cluster 1 Cluster 2

 

d j i j i x x x c x k ,   

(24)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

3.

Alokasikan semua data atau obyek ke cluster terdekat berdasarkan jarak yang dihitung menggunakan rumus fungsi pemetaan Φ dari fungsi kernel.

Mulai masuk pada iterasi ke-1 (t = 1). Sebelum dilakukan pengalokasian data ke cluster terdekat, lakukan perhitungan centroid masing-masing cluster dari hasil pemetaan Φ.

o

Menghitung Centroid Cluster

n i i ij j j

u

x

n

c

1

)

(

1

~

No. X Y Cluster 1 0.50 0.00 1 . . . . 97 14.95 -1.27 2 98 15.00 0.04 1

No. X Y Cluster X2 √2.X.Y Y2

1 0.50 0.00 1 0.25 0.00 0.00 . . . . 97 14.95 -1.27 2 98 15.00 0.04 1

)

(

x

i

i

x

fungsi pemetaan Φ = (X2, √2XY, Y2)

 

d j i j i x x x c x k ,   

(25)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

o

Menghitung Centroid Setiap Cluster

n i i ij j j

u

x

n

c

1

)

(

1

~

No. X2 √2.X.Y Y2 Cluster

10.25 0.00 0.00 1 . . 97 2 98 1 Total .. .. ..

)

(

x

i

Data X Y Cluster X2 √2XY Y2 1 0.50 0.00 1 0.25 0.00 0.00 2 0.25 0.43 1 0.06 0.15 0.19 3 0.13 0.48 1 0.02 0.09 0.23 4 -0.25 0.43 1 0.06 -0.15 0.19 . . . . 48 14.78 -2.57 1 218.40 -53.68 6.60 49 15.00 0.04 1 225.00 0.80 0.00 Total 49 4312.54 1.63 4240.21 centroid cluster 1 pada iterasi 1:                       86.53 0.03 88.01 49 / 4240.21 49 / 1.63 49 / 4312.54 ~ 1 c

Data X Y Cluster X2 √2XY Y2

1 0.48 0.13 2 0.23 0.09 0.02 2 0.43 0.25 2 0.19 0.15 0.06 3 0.35 0.35 2 0.12 0.18 0.13 4 0.00 0.50 2 0.00 0.00 0.25 . . . . 48 14.11 -5.10 2 199.02 -101.68 25.98 49 14.95 -1.27 2 223.39 -26.85 1.61 Total 49 4018.97 -1.22 3859.54 centroid cluster 2 pada iterasi 1:                       78.77 0.02 -82.02 49 / 3859.54 49 / 1.22 -49 / 4018.97 ~ 1 c

(26)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

3.

Alokasikan semua data atau obyek ke cluster terdekat berdasarkan jarak yang dihitung menggunakan rumus fungsi pemetaan Φ dan fungsi kernel.



  n i m j ij i j u

x

c

1 1 2

~

)

(

min

n i i ij j j

u

x

n

c

1

)

(

1

~

Data X Y Jarak ke C1 Jarak ke C2 K baru K lama 1 0.50 0.00 15190.29 12890.39 2 1 2 0.25 0.43 15190.84 12891.62 2 1 3 0.13 0.48 15190.98 12891.91 2 1 4 -0.25 0.43 15190.86 12891.60 2 1 . . . . 48 14.78 -2.57 26277.54 26687.92 1 1 49 15.00 0.04 26254.64 26647.91 1 1 50 0.48 0.13 15190.35 12890.51 2 2 . . . . 97 14.11 -5.10 26337.65 26811.35 1 2 98 14.95 -1.27 26260.58 26656.34 1 2 Total 1177274.15 1138242.98

Tabel jarak dan alokasi data untuk

centroid terdekat pada iterasi 1:

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 -20 -10 0 10 20 X Y

Visualisasi data hasil

update keanggotaan cluster

iterasi 1: Cluster 1 Cluster 2

(27)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

4.

Setelah mendapat jarak titik data terhadap masing-masing cluster pada langkah 3, jarak terdekat titik data dengan suatu cluster berarti titik data tersebut termasuk dalam cluster tersebut.

Data X Y Jarak ke C1 Jarak ke C2 K baru K lama 1 0.50 0.00 15190.29 12890.39 2 1 2 0.25 0.43 15190.84 12891.62 2 1 3 0.13 0.48 15190.98 12891.91 2 1 4 -0.25 0.43 15190.86 12891.60 2 1 . . . . 48 14.78 -2.57 26277.54 26687.92 1 1 49 15.00 0.04 26254.64 26647.91 1 1 50 0.48 0.13 15190.35 12890.51 2 2 . . . . 97 14.11 -5.10 26337.65 26811.35 1 2 98 14.95 -1.27 26260.58 26656.34 1 2 Total 1177274.15 1138242.98

Tabel jarak dan alokasi data untuk

centroid terdekat pada iterasi 1:

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 -20 -10 0 10 20 X Y

Visualisasi data hasil

update keanggotaan cluster

iterasi 1: Cluster 1 Cluster 2

Fbaru = 1177274.15 + 1138242.98 = 2315517.13

Delta = |Fbaru - Flama| = |2315517.13 - 0| > 0.05 (threshold) dan iterasi < tmax= 5, maka lanjutkan ke iterasi 2 (Kembali ke langkah 3).

(28)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

Visualisasi data 2 dimensi:

Cara ke-2 penyelesaian dengan Kernel K-Means: Misal dengan kernel Polynomial

1.

Tentukan jumlah cluster k = 2. Iterasi maksimum (tmax) = 5, dan nilai threshold = 0.05.

2.

Inisialisasi k pusat cluster. Misal dilakukan inisialisasi secara random nilai indek clusternya (1 atau 2, pada kolom cluster) dari semua data pada slide ke-21.

No. X Y Cluster 1 0.50 0.00 1 2 0.48 0.13 2 3 0.43 0.25 2 4 0.35 0.35 2 5 0.25 0.43 1 . . . . 97 14.95 -1.27 2 98 15.00 0.04 1 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 -20 -10 0 10 20 X Y Keterangan: Cluster 1 Cluster 2

 

d j i j i x x x c x k ,   

(29)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

3.

Alokasikan semua data atau obyek ke cluster terdekat berdasarkan jarak yang dihitung menggunakan rumus fungsi pemetaan Φ dan fungsi kernel.

o

Penghitungan jarak data terhadap masing-masing cluster menggunakan persamaan berikut

 

 

 



                                  n i m j n l n p lj l p j n l lj l i j i i ij u K x x n x x K u n x x K u 1 1 1 1 2 2 1 ) , ( 1 ) , ( 1 2 ) , ( min



  n i m j ij i j u

x

c

1 1 2

~

)

(

min

n i i ij j j

u

x

n

c

1

)

(

1

~

a b c

(30)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

o

Untuk memudahkan dalam perhitungan, persamaan di atas dibagi menjadi 3 bagian yaitu a, b, dan c. Sebagai contoh, berikut ini ditampilkan perhitungan jarak antara data 1 terhadap cluster 1.

 

 

 



                                  n i m j n l n p lj l p j n l lj l i j i i ij u K x x n x x K u n x x K u 1 1 1 1 2 2 1 ) , ( 1 ) , ( 1 2 ) , ( min a b c i = 1 j = 1 xi = (0.50, 0.00)

Untuk menghitung bagian a: K(xi, xi) = (xi.xi+ c)d = ( 0.50 0.00 . 0.50 0.00 + 0)2 = (((0.50 x 0.50)+(0.00 x 0.00)) + 0)2 = 0.0625

(31)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

o

Untuk memperoleh b terlebih dahulu dilakukan penjumlahan nilai fungsi kernel antara data i terhadap seluruh data pada cluster j. Sebagai contoh diambil satu data pada cluster j yaitu :

xl = (0.25, 0.43) K(xi, xl) = (xi.xl+ c)d = ( 0.50 0.00 . 0.25 0.43 + 0)2 = (((0.50 x 0.25)+(0.00 x 0.43)) + 0)2 = 0.016 No. xl K(xi, xl) 1 0.5, 0 0.0625 2 0.25, 0.43 0.015625 3 0.13, 0.48 0.004225 4 -0.25, 0.43 0.015625 . . . 48 14.78, -2.57 54.6121 49 15, 0.04 56.25 Total 1078.15

Nilai fungsi kernel antara data i terhadap seluruh data pada cluster j untuk iterasi 1

b = -2(baris (Total)) / jumlah data padaclusterj = -2(1078.15) / 49

(32)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

o

Selanjutnya yaitu menghitung c. Untuk memperoleh c terlebih dahulu dilakukan penjumlahan nilai fungsi kernel antar data pada cluster j. Sebagai contoh diambil satu data pada cluster j yaitu

o

Asumsikan total nilai tersebut dengan T. Untuk memperoleh nilai c dengan cara

xl = (0.25, 0.43) K(xl, xl) = (xl.xl+ c)d = ( 0.25 0.43 . 0.25 0.43 + 0) 2 = (((0.25 x 0.25)+(0.43 x 0.43)) + 0)2 = 0.66 xl 1 2 3 . . . 49 1 0.06 0.02 0 . . . 56.25 2 0.02 0.06 0.06 . . . 14.19 3 0 0.06 0.06 . . . 3.88 . . . . . . . . . . . . 49 56.25 14.19 3.88 . . . 50625.72

Tabel nilai fungsi kernel antar data pada cluster j untuk iterasi 1

c = (T) / (jumlah data padaclusterj)2

= 36577410.24 / (49)2

(33)

Studi Kasus: Clustering data 2 dimensi

o

Jumlahkan nilai a, b, dan c. Hasil jumlah a, b, dan c adalah :  

 

 



                                  n i m j n l n p lj l p j n l lj l i j i i ij u K x x n x x K u n x x K u 1 1 1 1 2 2 1 ) , ( 1 ) , ( 1 2 ) , ( min a b c a + b + c =0.625 + (-44.006) + 15234.24 =15190.295

(34)

Tugas Kelompok

1. Jelaskan perbedaan antara K-Means dengan Kernel K-Means!

2. Jelaskan bagaimana cara untuk memilih kernel yang terbaik untuk K-means!

3. Diketahui data berikut, Tentukan hasil K(x1,x2) dengan menggunakan kernel Polynomial dan RBF:

a.

b.

4. Tentukan hasil perhitungan jarak kuadrat dari data ke-1 dari slide ke-21 terhadap cluster 2, berdasarkan perhitungan pada slide ke-29!

              3 6 3 2 2 1 x x                       4 2 3 3 4 1 2 1 x x

(35)

26 September 2016

Terimakasih

Gambar

Tabel jarak dan alokasi data untuk centroid terdekat pada iterasi 1:
Tabel jarak dan alokasi data untuk centroid terdekat pada iterasi 1:
Tabel nilai fungsi kernel antar data pada cluster j untuk iterasi 1

Referensi

Dokumen terkait

Dalam karya kriya seni yang pencipta buat, jaringan itu tidak ada, yang dibuat sebagai pemisah organ satu dengan organ yang lainnya yaitu bentuk lekukan-lekukan, baik itu cekung,

Tidak dapat dipungkiri ketersediaan ruang publik dengan kriteria yang sesuai untuk aktivitas bermain terutama di kawasan Kampung Ramah Anak perkotaan dapat menjadi

dan (2) Jabatan Fungsional. Jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak dalam rangka memimpin satu satuan

Berdasarkan formulasi dan komposisi bahan tersebut di atas menunjukkan bahwa minuman Nanas Kerang – Jeruk Nipis yang dihasilkan memiliki penerimaan yang cukup baik

Contoh penerapan teori sistem sebagai hal yang mempertegas dan memperjelas antara deskriptif dan preskriptif pada suatu permasalahan yang sedang dikemukakan

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Teknik Relaksasi Pernafasan dan Murottal Al

51 Berangkat dari penjelasan tersebut diatas maka Penelitian ini menggunakan Metode penelitian kualitatif untuk menggali informasi secara mendalam dan luas dari informen

kerjasama Indonesia – Jepang melalui Joint Crediting Mechanism dalam pembangunan rendah karbon yang diimplementasikan dalam bentuk kerjasama antar kota dengan studi kasus