PENGARUH TINGKAT ARUS KAS TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN.
Franky Laynardi Putra Regar Universitas Atma Jaya Makassar ABSTRAK
Perusahaan yang sudah go public sebaiknya menunjukkan kondisi keuangan yang baik, karena kinerja keuangan yang baik menunjukkan pengelolaan usaha yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perubahan arus kas operasi terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda pada laporan keuangan perusahaan tahun 2010-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta pengujian hipotesis menggunakan uji F dan uji t. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non-finansial yang memiliki ketersediaan data keuangan pada tahun 2010-2015.
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perusahaan yang sudah go publik sebaiknya menunjukkan kondisi keuangan yang baik, karena kinerja keuangan yang baik menunjukkan pengelolaan usaha yang baik. “Risk is one of the main factors that investors consider when making investments” {Asri, Marselinus, Idiosyncratic Volatility and Stock Prices (May 24, 2017)}. Kinerja keuangan yang baik yang tercermin dalam laporan keuangan berguna bagi pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut sebagai acuan untuk keputusan investasi. Agar laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisa atas data data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.
Arus kas perusahaan dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan (Trisnawati dan Wahidahwati, 2013). Arus kas dari aktivitas operasi dapat diukur dengan perubahan dalam modal kerja. Arus kas dari aktivitas operasi ini misalnya arus kas yang dikarenakan pembayaran atas piutang, penjualan persediaan. Arus kas dari aktivitas investasi termasuk peningkatan atas asset yang tidak lancar, peningkatan investasi kepada anak perusahaan, penjualan atas asset yang tidak lancar dan penjualan atas anak perusahaan. Sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu penjualan saham, pembayaran deviden dan pelunasan pinjaman.
Penelitian ini menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai alat untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Return on Asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2012:157) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh tingkat arus kas terhadap profitabilitas perusahaan?”.
C. TUJUAN PENULISAN
II. TINJAUAN TEORITIS
A. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Laporan arus kas (cash flow) menurut Darsono dan Ashari (2010:22) adalah laporan yang menggambarkan perputaran uang (kas dan bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus kas terdiri dari kas dari/untuk kegiatan operasional, kas dari/untuk kegiatan investasi, dan kas dari/untuk kegiatan pendanaan.
1. Kas dari/untuk kegiatan operasional
Kas dari/untuk kegiatan operasional adalah kas yang diperoleh dari penjualan, penerimaan piutang dan untuk pembayaran hutang usaha, pembelian barang, dan biaya lainnya. Aktivitas operasi adalah aktivitas pendapatan utama perusahaan (principal revenueproducing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
Penerimaan kas dari royalti, fee, komisi, dan pendapatan lain Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
Pembayaran kas kepada karyawan
Pembayaran kas atau peneriman kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2. Kas dari/untuk kegiatan investasi
Kas dari/untuk investasi adalah kas dari penjualan aktiva tetap dan untuk pembelian aktiva tetap atau investasi pada saham atau obligasi. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktivitas jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan arus arus kas masa depan. Contoh arus kas dari pendapatan investasi adalah:
Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap, aktiva tak berwujud, aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
Peneriman kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain
Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan lembaga keuangan)
3. Kas dari/ untuk kegiatan pendanaan
Kas dari/ untuk kegiatan pendanaan adalah kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjan/bank, laba ditahan dan dikonversi ke dalam modal dan untuk pengembalian modal, membayar deviden, membayar pokok hutang bank. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah: {Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)}
Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen saham lainnya Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan.
Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya. Pelunasan pinjaman Pembayaran kas dari penyewa guna usaha (leasee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang brekaitan dengan sewa untuk usaha pembiayaan.
Rasio Profitabilitas
rasio profitabilitas adalah hasil perhitungan rasio harus lebih besar dari bunga berjangka satu tahun. Jika hasil perhitungan rasio lebih kecil dari suku bunga satu tahun, maka hasil investasi yang dilakukan lebih kecil daripada investasi pada deposito berjangka.
1. Profit Margin
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common-size untuk laporan laba-rugi (baris paling akhir). Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini bisa dihitung dengan rumus:
Profit Margin = Laba Bersih Penjualan
Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sebaliknya
profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat penjualan tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Rasio ini cukup bervariasi dari industri ke industri, sebagai contoh: industry retailer cenderung mempunyai profit margin yang lebih rendah dibandingkan dengan industri manufaktur. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)
2. Return On Asset (ROA)
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut sebagai ROI (Return On Investment). Rasio ini bisa dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: ROA = Laba Bersih
3. Return On Equity (ROE)
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus: ROE = Laba Bersih
Total Ekuitas
Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage
keuangan perusahaan. B. HIPOTESIS
III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian
Terdapat 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas perusahaan (diambil dari saldo laba perusahaan). Laba perusahaan diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat arus kas perusahaan. Nilai dari arus kas perusahaan diambil dari saldo kas dan setara kas yang tersedia pada laporan keuangan perusahaan.
B. Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan 2010-2015 dari 143 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Purposive sampling
dilakukan dengan memberikan kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan sampel mana yang diambil dari suatu populasi. Kriteria sampel dalam penelitian ini, yaitu dipilih laporan atau data keuangan tahun 2010-2015 dari 143 perusahaan yang terdaftar di BEI.
C. Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang berupa angka-angka dalam laporan keuangan 2010-2015 dari perusahan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Laporan keuangan perusahan-perusahaan tersebut dapat diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi dokumen. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat data sekunder yang telah tersedia berupa laporan keuangan perusahaan publik yang diperoleh dari situs BEI.
Pengujian Hipotesis: Pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari uji statistik F, uji koefisien determinasi (R2), dan uji statistik t. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktualnya (Ghozali, 2006).
Uji Statistik F
Uji statistik F atau uji signifikansi simultan dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama. Dalam uji statistik F ini, apabila nilai F lebih besar dari 4 dan nilai signifikansi simultan kurang dari 0,05 maka variabel-variabel independen dapat disimpulkan memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Besarnya nilai R2 ada pada range angka nol hingga satu. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sementara sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model (Ghozali, 2006).
Uji Statistik t
IV. HASIL PENELITIAN
A. Uji Statistik F
Dengan melihat data di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel independen yaitu kas memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas (saldo laba) perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas di mana nilai F lebih besar dari 4 dan nilai signifikansi simultan kurang dari 0,05.
B. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebesar 78,9% arus kas perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas (saldo laba) perusahaan, dan sisanya 21,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
V. KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana tingkat arus kas perusahaan yang ditunjukkan dari saldo kas dan setara kas akan memberikan pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan yang ditunjukkan dari saldo laba. Dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik t memperlihatkan bahwa hipotesis (tingkat arus kas berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan) dalam penelitian ini dapat diterima. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari 143 perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perusahaan-perusahaan tersebut, tingkat arus kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Hasil dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebesar 78,9% arus kas berpengaruh terhadap laba perusahaan(profitabilitas), dan sisanya sebesar 21,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Asri, Marselinus. 2017. Idiosyncratic Volatility and Stock Prices . Makassar.