• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunkasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is massages communicated through a mass medium to a large of people). Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi (Adrianto dan Komala, 2004: 3).

Komunikasi massa adalah proses penciptaan makna bersama antara media massa dan khalayaknya (Stanley J. Baran 2012: 7). Komunikasi massa merupakan komunikasi yang melalui atau menggunakan media massa untuk dapat menjangkau audience secara luas, namun kekurangannya adalah lebih menitipberatkan pada penyebaran informasi. Sebab jika ingin lebih dari sekedar mengimformasikan tentang sesuatu. Komunikasi massa tersebut harus diikuti lagi dengan komunikasi tatap muka, agar tujuan komunikasi dapat berhasil. Komunikasi massa dalam pengertian lain adalah proses penciptaan makna bersama antara media massa dan khalayaknya.

Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber (source) atau komunkator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut

(2)

9 audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau pembaca. Sementara itu saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud antara lain; televisi, radio, surat kabar, buku, film, kset/CD, dan internet.

Fungsi komunikasi masa menurut Jay Balack dan Frederick C. Witney (1988) dalam (Nurudin, 2007: 64) antara lain:

Menginformasikan (1) to inform (memberi hiburan), (2) to entertain (memberi hiburan), (3) to persuade (membujuk), dan (4) transmissions of the culture (transmisi budaya).

Fungsi komunikasi massa sebagai sarana informasi merupakan konponen paling penting dalam mempersuasi massa yang di sajikan dalam bentuk informasi, hiburan dan informosi-informasi dalam bentuk lainnya. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi di samping fungsi-fungsi yang lain sebagai alat komunikasi bagi perusahan intuk kepentingan komersil, pencitraan dan informasi lainnya (Nurudin, 2007: 64).

2.2 Televisi Sebagai Komunikasi Massa

Komunikasi massa melalui televisi merupakan proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan ruang sasaran yang dicapai untuk mencapai massa cukup besar. Nilai akualitas terhadap

(3)

10 suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat. Seperti halnya media massa lain, televisi mempunyai tiga fungsi pokok berikut:

1. Fungsi informasi (The Information Function)

Dalam pelaksanaanya fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya dalam bentuk siaran pandang mata atau berita berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi dengan gambar-gambar factual, akan tetapi juga menyiarkan bentuk lain, seperti cerama, diskusi. Televisi dianggap sebagai media massa yang mampu memuaskan pemirsa dirumah jika dibandingkan dengan media lainnya.

2. Fungsi Pendidikan (The Education Function)

Televisi merupakan saran yang ampuh untuk menyiarkan pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan disampaikan secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengatajuan dan penalaran masayarakat televise menyiarkan acara secara teratur dan terjadwal seperti bahasa Indonesia, matematika, dan lainnya. Selain itu televise juga menyajikan acara pendidikan yang bersifat informal seperti sandiwara, legenda dan lain-lain.

3. Fungsi Hiburan (The Entertaint Fuction)

Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siarannya tampak lebih dominan, sebagian besar acara-acara televisi di isi oleh acara-acara hiburan.

(4)

11 Iklan adalah pesan komunikasi yang di sebar luaskan kepada khalayak untuk memberikan sesuatu atau untuk menawarkan barang atau jasa dengan jalan menyewa media massa. Sedangkan periklanan adalah kegiatan menyebarluaskan pesan komunikasi kepada khalayak untuk memberikan sesuatu atau untuk menawarkan sesuatu berupa barang atau jasa.

Iklan adalah bagian terpenting dari kegiatan mempromosikan produk yang menekankan unsur citra. Dengan demikian, objek iklan tidak sekedar tampilan dalam wajah yang utuh, akan tetapi melalui proses pencitraan, sehingga citra produk lebih mendominasi bila dibandingkan dengan produk itu sendiri. Pada proses ini cita produk diubah menjadi citra produk.

Perkembangan mengubah cita menjadi citra, adalah persoalan interaksi simbolis di mana objek iklan dipertontonkan. Fokus perhatian pada makna simbolis konsumen iklan yang di tampilakan dalam iklan itu sendiri, dimana simbol-simbol budaya dan kelas social menjadi bagian dominan dalam kehidupannya.

Dalam komunikasi periklanan, ia tidak hanya mengunakan bahasa sebagai alatnya, tetapi juga alat komunikasi lainnya seperti gambar, warna dan bunyi. Iklan disampaikan melalui dua saluran media massa, yaitu (1) media cetak (surat kabar, majalah, brosur, dan papan iklan atau billboard) dan (2) media elektronik (radio, televisi, film). Pengirim pesan adalah, misalnya, penjual produk, sedangkan penerimanya adalah khalayak ramai yang menjadi sasaran (Alex Sobur, 2006: 116). A. Beberapa klasifikasi periklanan, sebagai berikut

(5)

12 1. Periklanan produk, dimana poisisi utama pengeluaran periklanan di belanjakan

untuk produk. Presentasi dan promosi produk-produk baru.

2. Periklanan Korporasi/corporate, fokus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau mendapat dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi. Dirancang untuk menciptakan citra menguntungkan bagi sebuah perusahaan dan produk-produk periklanan citra secara khusus mengindikasikan kampanye korporasi yang menyoroti keunggulan/atau karakteristik menguntungkan dari perusahaan sponsor.

3. Periklana politik, sering kali mengunakan para politisi untuk membujuk orang untuk memilih mereka.

4. Periklanan Direktori, untuk menemukan cara membeli sebuah produk/jasa misalnya; derektori yang terkenal seperti Yellew Pages.

5. Periklanan Advokasi, berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klarifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyrakat. B. Fungsi Periklanan

1. Sebagai informasi, yaitu mengkomunikasikan informasi produk, cirri-ciri dan lokasi penjualannya.

2. Menjalankan sebuah „‟persuasive‟‟, yaitu mengajak para konsumen untuk membeli produk-produk tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk/jasa/ perusahaan tersebut.

3. Sebagai pengingat, mengingatkan para konsumen tentang produk/jasa sehingga akan tetap membeli produk yang di iklankan tanpa mempeduliakn produk lain.

(6)

13 4. Posisioning, adalah sebuah proses atau upaya untuk menempatkan mereka yang di suatu produk, merek, perusahaan, individu, atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang di anggap sebagai sasaran atau konsumennya. Upaya ini dianggap perlu karena situasi masyarakat yang over communicated.

2.3.1 Iklan Televisi

Televisi menjadi media yang sangat di gemari masyarakat dari semua kalangan, maka dari itu mereka yang berkepentingan di dunia periklanan, televisi mejadi lirikan pertama sebagai wadah penyalur informasi. Selain Radio, Koran, dan media lainnya. Selain menawarkan dunia instan, iklan terutama iklan televisi merupakan pertunjukan „kecil‟ dalam dunia komunikasi dengan kesan-kesan yang „besar‟ sebgai suatu sistem magic (the agic system).

Secara umum ada beberapa kategori iklan televisi dalam beberapa macam, baik sasaran, pesan, penampilan, bentuk, serta pemilihan media. Dari kategori sasaran, iklan televisi memiliki sasaran anak-anak, remaja, dan orang tua. Atau iklan televisi yang sekaligus memiliki ketiga sasaran tersebut, sedangkan kategorisasi berdasarkan pesan, yaitu iklan televisi yang menawarkan pesan citra kelas yaitu kesadaran atas kelas sosial tertentu, iklan yang mengutamakan pesan kualitas, menampilkan pesan ilmiah, serta pesan manfaat dan kegunaan. Iklan televisi yang menekankan penampilan yaitu terdiri dari dua bentuk, bentuk pertama adalah iklan yang sekedar menginformasikan produk tertentu tanpa memperhatikan penampilan iklannya,

(7)

14 sedangkan yang kedua adalah iklan yang benar-benar memperhatikan penampilan di samping pesan atau informasi itu sendiri (H.M. Burhan Bungin, 2011: 67).

Dalam iklan televisi terdapat hal-hal yang menarik antara lain teknik pencahayaan (Ligthing), jingle, model iklan, teknik pengambilan gambar dan lain sebagainya. Semua tanda-tanda tersebut membantu kita menerjemahkan apa yang kita lihat dan juga apa yang kita dengar dari televisi. Iklan televisi dibangun oleh elemen audio dan visual. Elemen visual itu sendiri berupa gambar yang mengungkap ide atau gagasan komunikator. Pada tekni pengambilan gambar, ada beberapa shot dasar yang bias digunakan yaitu:

1. Close Up (CU) : dari bahu sampai kepala 2. Medium Close Up (MCU) : dari dada sampai kepala 3. Mdium Shot (MS) : dari pinggang sampai kepala 4. Knee Shot (KS) : dari lutut sampai kepala 5. Medium Long Shot (MLS) : hampir seluruh tubuh

6. Long Shot (LS) : seluruh tubuh dari unjung kaki sampai unjung kepala

Dengan shot-shot tersebut akibat dari pergerakan kamera dan lensa dapat menghasilkan berbagai variasi shot, demikian juga jumlah obyek bisa lebih dari seorang. Tujuan teknis pada Close Up dan Lons Shot menurut Subrotot (1994: 45) agar obyek tetap pada frame gambar, dengan maksud untuk memperlihatkan aktivitas

(8)

15 subyek pada suatu lingkungan atau hubungannya dengan subyek-subyek lainnya dalam gambar.

Angle kamera adalah poisis kamera terhadap dan yang akan membentuk sudut tertentu dan dalam menentukan besar kecilnya sudut kamera ini tergantung dari keinginan gambar yang kita kehendaki (Subroto, 1994: 99). Menurut Subroto (1994: 100-101), angle kamera dibedakan menurut karakteristik dari gambar yang dihasilkan, yaitu:

1. Straight Agle, merupakan sudut pengambilan gambar yang normal, biasanya ketinggian kamera setinggi dada.

2. Low Angle, membuat subyek nampak kelihatan mempunyai kekuatan yang menonjol, disini seseorang akan kelihatan kekuasaannya, lebih Close Up lagi akan lebih kuat lagi yang ditimbulkannya.

3. Higt Angle akan memberikan kepada penonton suatu kekuatan atau rasa suprioritas, dan efek ini akan meningkat dengan penambah jarak yang ditimbulkannya. Oleh karena itu high angle dibuat untuk mengurangi rasa superioritas dan sekaligus subyek tadi akan melemah kedudukannya. Obyek yang diikuti gerakannya dengan Close Up akan menonjol gambarnya dan akan memberikan kesan mempunyai kedekatan tersendiri, penempatan subyek pada posisi yang tidak pada titik tengah gambar dan searah dengan gerakannya akan menimbulkan rasa antisipasi dan harapan (Subroto, 1994: 107).

(9)

16 Dibawah ini terdapat daftar yang memuat hal penting tentang pengambilan gambar yang berfugsi sebagai penanda dan apa yang biasanya ditandai pada tiap pengambilan gambar, sebagai tersebut:

Tabel 2.1. Kategori Makna Teknik Pengambilan Gambar

Penanda Batasan Petanda (makna)

Close Up Medium Shot Long shot Full Shot

Hanya waja

Hampir seluruh tubuh Seting dan karakter Seluruh tubuh Keintiman Hubungan personal Lingkup jarak Hubungan sosial Sumber: Berger, 2000:33

2.3.2 Bahasa dalam Iklan Televisi

Ferdinan de Sausure menunjukakan hakikat bahasa adalah sistem tanda. Sistem ini terdiri dari penanda bunyi yang kita dengar, tuturkan atau huruf-huruf yang kita baca dan tulis serta tertanda atau makna. Tidak ada kaitan lansung, atau hukum alam yang mengatur hubungan-hubungan tanda ini (bahasa) dengan realitas konkrik obyektif (acuan). Jadi tidak kaitannya mengapa „pria‟ atau „lelaki, „man‟, „lanang‟ atau „bajingan‟. Hubungan itu bersifat sewenang-wenang atau konvensional. Makna tidak dibentuk atau ditentukan oleh hakikat benda yang diacu, tetapi oleh perbedaan di antara satuan penanda atau tertanda dengan sesamanya.

Sistem tanda bahasa ini digunakan secara maksimal dalam iklan televisi. Iklan televisi yang umumnya berdurasi dalam ukuran detik, memanfaatkan sistem tanda untuk memperjelas makna citra yang di konstruksikan. Sehingga apa yang ada dalam berbagai makna iklan sesungguhnya adalah relitas bahasa itu sendiri.

(10)

17 Vestergaard dan Scoreder menjelaskan, dalam bahasa komunikasi ada bahasa verbal dan nonverbal. Pesan verbal berhubungan dengan situasi saat berkomunikasi dan situasi ini ditentukan oleh konteks sosial kedua pihak (addresser dan addressee) yang melakukan komunikasi. Sedangkan dalam pesan visual hubungan kedua belah pihak tidak ditentukan situasi, namun bagaimana addressee menapsirkan teks dan gambar. Dalam komunikasi verbal, interaksi simbolis selalu menggunakan ikon, indeks, dan simbol.

Iklan televisi menggunakan kedua pesan (verbal dan visual) ini untuk mengkonstruksi makna dan pencitraannya. Sebagai bagian dari dunia komunikasi, iklan menggunakan bahasa sebagai alat utama untuk melakukan penggambaran tentang sebuah realitas. Bahasa juga dipahami sebagai wacana dimana iklan dilihat sebagai seni. Artinya iklan merupakan seni bagaimana orang menggunakan bahasa untuk menjual. Ada dua unsur iklan: pertama, iklan itu berbisnis, dan kedua, iklan itu seni. Sebagai seni, maka iklan itu sebuah karya kreativitas yang menjadi cerminan suatu masyarakat di mana iklan itu berada dan itu sangat bermanfaat bagi nuansa pengembangan seni masyarakat dan bagus bagi kesetaraan gender.

Dalam iklan, bahasa digunakan dengan dua tujuan, pertama sebagai media komunikasi, dan kedua bahasa digunakan untuk menciptakan sebuah realitas. Sebagai media komunikasi, maka iklan besifat informatif sedangkan sebagai wacana penciptaan realitas maka iklan adalah sebuah seni dimana orang menggunakan bahasa untuk menciptakan dunia yang di inginkannya (H.M. Burhan Bungin, 2011:127-130).

(11)

18 2.4 Citra Dalam Iklan Televisi

Tugas utama iklan adalah menjual barang atau jasa bukan menghibur. Horace Schewerin melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara rasa suka kepada iklan-iklan dan termakan oleh iklan terebut. Kata-kata Schewerin ini tidak lagi dipatuhi oleh para copywriter dan visualizer iklan televisi, karena ternyata menghibur sambil menjual di televisi menjadi lebih menarik.

Umumnya pencitraan dalam iklan televisi disesuaikan dengan kedekatan jenis objek iklan yang di lakukan, tidak jarang pencitraan dilakukan secara ganda, artinya iklan menggunakan beberapa objek terhadap satu objek iklan. Pada beberapa iklan yang menonjol dalam pencitraan, diperoleh beberapa kategorisasi penggunaan pencitraan dalam iklan televisi, sebagai berikut:

1. Citra Perempuan. Citra perempuan ini tergambar sebagai citra pigura, citra pilar, citra pinggang, dan citra pergaulan.

2. Citra maskulin. Iklan juga mempertontonkan kejantanan, otot laki-laki, ketangkasan, keperkasaan, keberanian, menantang, bahaya, keuletan, ketangguhan hati, bagian tertentu dari kekuatan daya tarik laki-laki sebagai bagian dari citra maskulin.

3. Citra kemewahan dan ekskulisif. Kemewahan dan eksklusif adalah realitas yang diidamkan oleh banyak orang dalam kehidupan masyarakat.

4. Citra kelas sosial. Individu juga mendabahkan hidup dalam kelas sosial yang lebih baik, kelas yang dihormati banyak orang.

(12)

19 5. Citra kenikmatan. Kenikmatan adalah bagian terbesar dari dunia kemewahan dan

kelas sosial yang tinggi,

6. Citra manfaat. Umumnya orang mempertimbangkan faktor manfaat sebagai hal utama dalam memutuskan pembelian-pembelian, karena itu manfaat menjadi „nilai‟ dalam keputusan seseorang.

7. Citra persahabatan. Iklan televisi juga melakukan pencitraan terhadap persahabatan sebagaimana tergambarkan pada iklan AXE Alaska, iklan bedak Harum Sari, dan ikla Rexona.

8. Citra seksime dan seksualitas.

Citra dalam iklan televisi telah menjadi bagian terpenting dari sebuah iklan yang ditayangkan televisi. Citra ini pula adalah bagian penting yang dikonstruksikan oleh iklan televisi (H.M. Burhan Bungis, 2011:121-126).

2.5 Jenis-jenis Konsumen

Konsumen merupakan pelaku atau objek dari kegiatan konsumsi, dimana istila ini di pakai dalam dunia bisnis atau ekonomi. Terdapat beberapa jenis konsumen, dimana setiap jenis konsumen memiliki cirri-ciri khusus yang unik yang membedakan.

Jenis-jenis konsumen tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Konsumen trend setter.

Konsumen jenis ini selalu menyukai sesuatu yang baru, dan mendedikasikan mereka untuk menjadi bagian dari gelombang pertama yang mempunyai dan memanfaatkan teknologi baru. Motifnya bisa karena gengsi, namun juga tidak

(13)

20 sedikit yang memahami dan mempunyai ketertarikan yang tinggi untuk mencoba dan menggunakan teknologi baru. Konsumen tipe ini sering di jadikan rujukan oleh orang-orang sekitarnya. Biasanya mereka mempunyai daya beli yang kuat, atau setidaknya sangat termotivasi untuk menyisihkan penghasilannya untuk membeli Sesutu yang terbaru. Konsumen jenis ini biasanya jumlahnya hanya sekitar 5-10%, namun mempunyai pengaruh yang sangat singnifikan terhadap konsumen follower (pengikut).

2. Konsumen follower

Konsumen follower adalah orang-orang yang terimbas dari efek konsumen trend setter. Konsumen follower ini sering di sebut dengan kelompok gelombang kedua, dan biasanya alasan mereka membeli suatu produk adalah karena gengsi. Konsumen jenis ini sangat mudah teprovokasi oleh perkembangan terbaru. Apapun yang menjadi trend saat ini akan diikuti oleh mereka. Jumlah konsumen follower merupakan yang paling besar dalam populasi konsumen, yaitu bisa mencapai 30-70% dari total konsumen yang ada. Jenis konsumen follower dapat di bedakan atas kemampuan daya belinya. Mereka mempunyai daya beli yang cukup kuat, akan membeli berbagai macam produk terbaru yang bermerek yang sama persis dengan yang di pakai oleh konsumen trend setter, sedangkan untuk yang mempunyai daya beli lemah, mereka akan beralih ke produk-produk subtitusi ataupun bekas yang secara fisik menyerupai, tetepi dari segi harga dan kualitas sangat berbeda. Perbandingan komposisi dari kedua jenis konsumen, kurang lebih 30:70.

(14)

21 3. Konsumen value seeker

Merupakan mereka yang mempunyai pendirian dan pertimbagan sendiri. Jenis konsumen ini relatif sangat sulit di pengaruhi karena mereka lebih mendasarkan kebutuhan mereka terhadap alasan-alasan yang rasional. Konsumen jenis ini selalu krtis akan volue yang mereka dapatkan dari setiap harga produk. Banyak dari konsumen jenis ini yang mengamati keadaan pasar, yang menyadari bahwa sesuatu yang terbaru selalu memiliki harga yang mahal pada awal peluncurannya. Tetapi seiring berjalannya waktu barang tersebut akan semakin murah. Oleh karena itu mereka dapat bersabar selama beberapa bulan sebelum kemudian membeli produk yang diinginkan setelah merasa harga yang ditawarkan sudah masuk akal. Pemahaman mereka tidak jauh dengan konsumen trend setter. Tatapi mereka lebih mungutamakan faktor value dari pada sebuah gengsi dalam membeli produk baru.

4. Konsumen pemula

Konsumen pemula memiliki ciri-ciri dengan banyak bertanya. Dan konsumen jenis ini merupakan calon pelanggang dimasa yang akan datang.

5. Konsumen curiga

Konsumen ini beranggapan bahwa penjual menjual barang gelap dengan harga gelap dengan keuntungan yang berlipat. Jadi dia akan menawar dengan harga yang di bawah harga kepantasan.

(15)

22 Konsumen jenis ini menganggap penjual adalah domba yang layak untuk di adu-adu. Konsumen jenis pengadu domba sering mengatakan bahwa harga di tempat lain lebih murah dibandingkan dengan harga barang yang penjual tawar.

7. Konsumen pengutil

Konsumen ini sering bertanya apapun, yang intinya bertujuan membuat penjual menjadi linglung dan bingung, lalu pada akhirnya setelah konsumen ini pergi, penjual akan mendapati ada barang yang hilang. Konsumen pengutil ini tidak selalu berpenampilan kumal, malah kadang berpenampilan modis.

8. Konsumen loyal pada harga

Konsumen jenis ini merupakan konsumen yang sangat umum. Loyalitasnya hanya pada harga bukannya pada penjual. Apabilah hargga competitor lebih murah, maka konsumen ini akan lari ke sana.

9. Konsumen banyak bank.

Konsumen jenis ini adalah konsumen yang paling disukai penjual karena uang yang dimilikinya banyak, tidak cerewet, dan penurut. Bagi mereka kualitas adalah nomor satu. Sekali konsumen ini kecewa, maka dia akan pindah ke pesaing. 10. Konsumen kumuh

Sebenarnya penampilan kumuh tidak perna berarti apa-apa. Banyak konglomerat, bos-bos besar yang keluar masuk toko segaja mengenakan kaus oblong, celana pendek dan sandal jepit. Bukan untuk memperdaya penjual, agar menjual dengan

(16)

23 harga yang murah, melainkan karena kepribadian mereka yang sederhana dan apa adanya.

11. Pelanggang

pelanggang merupakan orang atau lembaga yang melakuakan pembelian produk atau jasa secara berulang-ulang.

2.6 Gamabaran Ilustrasi

Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat, serta tegas, dan merupakan terjemahan dari sebuah judul. Ilustrasi tersebut diharapkan dapat mampu menguraikan atau dapat membentuk Susana penuh emosi, dan menjadikan gagasan seakan-akan nyata. Dengan ilustrasi makna pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih muda mengingat gambar daripada kata-kata. Menurut Michael Fleishman, ilustrasi dapat menciptakan suatu gaya atau kiasan atau pendeskripsian sebuah emosi atau pernyataan psikis. Ilustrasi dapat juga memberikan pengaruh, menggugah rasa ingin tahu, atau memprovokasi.

Ada enam unsur teknik yang membangun karya ilustrasi:

1. Komposisi dan konsep. Dalam karya visual, ada beberapa unsur psikologi yang terlibat didalamnya. Beberapa presepsi seperti closure, sekuen, pergerakan mata, dan arus visual. Arah mata bergerak dan bagaimana kita dapat mengarahkan pergerakan mata tersebut adalah esensi dari ilustrasi. Awal proses ilustrasi berarti memahami dan mengapresiasi konsep. Konsep adalah hal yang sederhana: konsep

(17)

24 mendikte isi, dan isi menentukan komposisi. Illustrator akhirnya menerima tanggug jawab menyampaikan pesan dalam pekerjaannya. Komposisi membangun elemen-elemen dalam sebuah ilustrasi.

2. Garis. Garis, atau umumnya diapresiasikan sebagai garis lurus, adalah persambungan antara titik yang satu dengan titik yag lain. Tapi kebanyakan, garis yang menarik tidak memilik arah yang jelas atau keteraturan sama sekali, dan yang pasti tidak lurus.

3. Nada. Nada adalah kadar relatif gelap dan terang dalam warna. Nada merupakan sebuah alat yang memiliki kekuatan luar biasa dan ekspreif.

4. Warna. Warna adalah kuci perhatian, warna dalam ilustrasi membangun perasaan kita atas sebuah realitas, menambah emosi atau suasan hati. Sangat penting untuk memahami teori tentang warna, bagaimana memanfaatkan warna, dan bagaimana mata kita mengartikannya.

5. Tekstur dan Pola. Tekstur lebih mengarah kepada manipulasi media, bagaimana menciptakan sensasi pada permukaan media yang kita gunakan. Sedangkan pola merupakan gulungan-gulungan dari satu bentuk atau lebih dari satu bentuk. 6. Bentuk dan bangunan. Bentuk adalah dua dimensi, sedangkan Bangun adalah tiga

dimensi. Selanjutnya bisa dipahami, bentuk bias jadi besar atau kecil, dapat diletakan dimuka atau di belakang. Tapi, menciptakan sebuah bangunan

(18)

25 membutuhkan sedikit tipuan, yaitu mempermainkan mata seakan-akan kita melihat ada ruang disana. (Michael Fleishman, 2004: 28).

2.7 Defenisi konseptual 1. Citra

Citra adalah tujuan pokok bagi suatu organisasi atau perusahaan. Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilayan, baik semacam tanda respek atau rasa hormat dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap organisasi atau perusahaan tersebut dilihat sebagai sebuah badan usaha yang terpercaya, profesional, dan dapat diandalkan dalam pembentukan pelayanan yang baik. Kalau dalam peran PR (Publik Relations), tugasya adalah untuk menciptakan citra organisasi yang diwakilinya sehingga tidak menimbulakan isu-isu yang merugikan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990:667), citra adalah pemahaman kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Sedangkan menurut Linggar dalam Teori Kehumasan serta Aplikasinya (2000:69), bahwa “citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya”.

Dari pernyataan di atas menjelaskan bahwa citra adalah sesuatu yang ditonjolkan secara nyata yang timbul berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Citra yang dimaksud disini adalah kesan yang ingin

(19)

26 diberikan oleh perusahaan kepada publik atau khalayaknya agar timbul opini publik yang positif tentang perusahaan tersebut.

www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-citra-image.html 2. Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali maka dia disebut pengecer atau distributor.

Semakin berkembangya jaman, perilaku konsumen terhadap pasar/suatu barang dan jasa berubah ubah. Konsumen adalah suatu tindakan-tindakan nyata individu atau kumpulan individu, misalnya suatu organisasi yang dipengaruhi oleh aspek eksternal dan internal yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan.

Sikap dan perilaku konsumen sebagai berikut, dan menurut beberapa ahli: a. David L. Louden & Albert J. Della Bitta: perilaku konsumen adalah suatu

proses pengambilan keputusan dan aktifitas individu secara pisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.

(20)

27 b. Nessim Hanna & Richard Wozniak: adalah bahwa perilaku konsumen merupakan suatu bagian dari aktivitas-aktivitas kehidupan manusia, termasuk segala sesuatu yang teringat olehnya akan barang atau jasa yang diupayakan sehingga ia akhirnya menjadi konsumen.

c. Kepercayaan konsumen (consumer believe), adalah semua pengetahuan yang dimiliki konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya. Atribut intiristik merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan atribut ekstrinsik adalah segala sesuatu yang di peroleh dari aspek eksternal produk seperti nama, merek, dan lebel.

d. Sikap kosumen, menurut Thurstone yang di kutip Mowen dan Minor didefinisakan sebagai efeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah rangsangan. Atau sikap merupakan inti dari rasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Jadi, mengingat kepercayaan merupakan pengetahuan kongnitif tentang subuah obyek, maka sikap merupakan tanggapan perasaan atau afektif tentang sebuah obyek.

e. Perilaku dan keinginan untuk berperilaku. Perilaku konsumen terdiri dari semua tindakan konsumen untuk memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau jasa. Sebelum bertindak, seseorang sering kali mengembangkan keinginan berperilaku berdasarkan kemungkinan tindakan yang akan di lakukan. Keinginan berperilaku didefinisiakan

(21)

28 sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau jasa.

Gambar

Tabel 2.1. Kategori Makna Teknik Pengambilan Gambar

Referensi

Dokumen terkait

10 Roeslan Salah, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta, 1987, hlm.61. Gerakan yang menentang pidana mati bukanlah sekedar suatu usaha atau perjuangan yang

1) Manajemen pemupukan tanaman sawit menghasilkan di PT. AMP Plantation Unit I telah dilakukan dengan efektif dan efisien dalam menerapkan lima prinsip pemupukan

Lalu bagian yang terakhir pada Bab IV adalah kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian mengenai karakter onomatope binatang dalam Bahasa Mandarin yang terbentuk

Standar I: Pengkajian Keperawatan. Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria

Kelebihan yang didapat dalam pengaplikasian model pembelajaran kooperatif dengan tipe think, write, talk yaitu (1) mengembangkan pemecahan dalam memahami

Tingkat total utang mengalami kenaikan ditahun 2010 dan 2011, sedangkan ditahun 2012 mengalami penurunan sebesar 8,00 persen, dan meningkat kembali sebesar Rp768.186.000.000,00

722/Menkes/PER/IX?1988, pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.. Pemanis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pemberian bakteri heterotrof komersil C (Bacillus subtilis 1 x 10 12 cfu dan Bacillus licheniformis 1 x 10 12 cfu) dapat