• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH: NURHABIBI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH: NURHABIBI NIM"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA

SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG

PERKASA (AMP) PLANTATION KABUPATEN AGAM

PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH:

NURHABIBI

NIM. 1111321009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERKEBUNAN

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

(2)

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA

SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG

PERKASA (AMP) PLANTATION KABUPATEN AGAM

PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :

NURHABIBI

NIM. 1111321009

Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sain Terapan (S.S.T)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERKEBUNAN

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

(3)

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG

PERKASA (AMP) PLANTATION KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :

NURHABIBI NIM. 1111321009

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Nelson, M.Sc Ir. Agustinus Mangunsong, MP

NIP.195905051987031004 NIP. 196008091988031002

Mengetahui,

Direktur Ketua Jurusan

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Budidaya Tanaman Perkebunan

Ir. Gusmalini, M.Si Ir. Noveri, MP

(4)

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG

PERKASA (AMP) PLANTATION KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :

NURHABIBI NIM. 1111321009

Telah di uji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Manajemen Perkebunan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebuanan

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada tanggal 10 Agustus 2015

TIM PENGUJI

No. Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Ir. Amaliyah Syariyah, MP Ketua

2. Ir. Fajri, MP Anggota

3. Ir. Muliadi Karo Karo, MP Anggota

4. Ir. Nelson, M.Sc Anggota

(5)

RINGKASAN

Nurhabibi. Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat (Dibimbing oleh Nelson dan Agustinus Mangunsong)

Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Dalam perkembangan usaha kelapa sawit, permasalahan umum yang sering dihadapi antara lain adalah rendahnya produktivitas dan mutu produksi. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas perkebunan kelapa sawit yaitu teknologi produksi yang diterapkan masih relative sederhana, seperti kegiatan pemupukan.

Kegiatan PKPM-2 berlangsung ± 3 bulan dimulai dari tanggal 18 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015 di PT. AMP Plantation, DesaTapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan PKPM-2 ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang manajemen pemupukan, baik dalam aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada kegiatan pemupukan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan, dan mengetahui teknik pemupukan yang tepat serta dapat menganalisa kebutuhan biaya dan prestasi kerja dalam pemupukan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan.

Data yang diperoleh penulis dalam kegiatan PKPM-2 ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah informasi yang diperoleh penulis ketika mengikuti kegiatan di lapangan, diskusi maupun wawancara dengan Mandor dan Staff Maintenance serta melalui pengamatan langsung di kebun dalam efektivitas dan efisiensi pemupukan yaitu prinsip 5T meliputi tepat waktu, dosis, jenis, cara, dan tempat.

Hasil pengamatan di PT. AMP Plantation menunjukkan bahwa manajemen pemupukan sudah cukup berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari aspek efektif dan efisien perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemupukan. Besarnya biaya pemupukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenis pupuk, rotasi pemupukan, alat kerja, upah tenaga kerja dan harga dari jenis pupuk itu sendiri. Persentase biaya pemupukan sebesar 21,3% dari total biaya produksi sehingga kegiatan pemupukan harus benar-benar diperhatikan.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat”.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Terapan (S.S.T) pada Program Studi Manajemen Perkebunan di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Alm. Amrisman dan Ibunda Yonnerti tercinta yang telah memberikan doa, dorongan, motivasi, semangat, serta sumbangan baik berupa moril dan materil selama penulis kuliah di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

2. Bapak Ir. Nelson, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta petunjuk dan pengarahannya dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

3. Bapak Ir. Agustinus Mangunsong, MP selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan pengarahannya selama penyusunan laporan tugas akhir.

4. Bapak Ir. Syafri Amir, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Perkebunan.

(7)

5. Bapak Ir. Noveri, MP selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

6. Ibu Ir. Gusmalini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pertanin Negeri Payakumbuh. 7. Seluruh Staf Pengajar di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik

Pertanian Negeri Payakumbuh.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini baik langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Tanjung Pati, Juli 2015

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 3

1.3. Manfaat... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Botani Kelapa Sawit ... 4

2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit ... 4

2.3. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ... 10

2.3.1. Iklim ... 10

2.3.2. Tanah ... 11

2.4. Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit. 12

2.4.1. Pengertian pupuk dan pemupukan ... 12

2.4.2. Sifat dan jenis pupuk ... 12

2.4.3. Cara aplikasi pupuk ... 16

2.4.4. Efisiensi pemupukan ... 16

2.4.5. Konsep pemupukan berimbang ... 17

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 18

3.1. Letak Geografis ... 18

3.2. Keadaan Iklim dan Tanah ... 18

3.2.1. Keadaan iklim ... 18

3.2.2. Keadaan tanah ... 18

3.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ... 19

(9)

3.5. Manajemen Perusahaan ... 21

3.5.1. Struktur organisasi perusahaan dan ketenagakerjaan .... 21

3.5.2. Uraian struktur organisasi... 22

3.5.3. Fasilitas dan kesejahteraan karyawan ... 25

3.5.4. Keselamatan kerja ... 28

3.5.5. Perekrutan, mutasi, promosi, dan transfer karyawan ... 29

3.6. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pemupukan di PT. AMP Plantation ... 29

3.6.1. Perencanaan (planning) ... 31

3.6.2. Pengorganisasian... 31

3.6.3. Pelaksanaan ... 35

3.6.4. Pengawasan ... 36

IV. METODOLOGI PELAKSANAAN ... 38

4.1. Tempat dan Waktu... 38

4.2. Metode Pelaksanaan ... 38

4.3. Pengumpulan Data dan Informasi ... 38

4.4. Analisis Data dan Informasi ... 39

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

5.1. Analisa Hasil ... 40 5.2. Analisa Manajemen ... 71 5.2.1. Perencanaan (Planning) ... 71 5.2.2. Pengorganisasian (Organizing) ... 74 5.2.3. Pelaksanaan (Actuating) ... 78 5.2.4. Pengawasan ... 80 5.3. Pembahasan ... 81 5.3.1. Aspek manajemen ... 81 5.3.2. Aspek biaya ... 85 5.3.3. Kendala di lapangan ... 87

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

6.1. Kesimpulan ... 88

6.2. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Fungsi unsur hara bagi tanaman ... 16 2. Gejala kekurangan unsur hara bagi tanaman ... 17 3. Data curah hujan dan hari hujan 5 tahun terakhir di PT. AMP

Plantation ... 20 4. Data produksi per tahun tanam (5 tahun terakhir atau 2010

-2014)……… ... 21 5. Fertiliser programme PT. AMP Plantation Unit I………. 30 6. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan NPK Super

K+ selama 1 tahun………... 44 7. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan NPK Super

K+ selama 1 tahun ……….. 45 8. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan

NPK Super K+ selama 1 tahun ... 46

9. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakn NPK Super K+ selama 1 tahun ... 46 10. Biaya pemupukan pada pemupukan TM menggunakan NPK Super

K+ per Blok dan per Phase selama 1 tahun ... 47

11. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Kieserite

selama 1 tahun ... 48 12. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Kieserite

selama 1 tahun ... 49 13. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan

Kieserite selama 1 tahun ... 50 14. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Kieserite

selama 1 tahun ... 50 15. Biaya pemupukan pada TM menggunakan Kieserite per Blok dan

per Phase selama 1 tahun... 51 16. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan urea

(11)

17. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Ureaselama

1 tahun ... 53 18. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Urea

selama 1 tahun ... 54 19. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Urea selama

1 tahun ... 54 20. Biaya pemupukan TM menggunakan Urea per Blok dan per Phase

selama 1 tahun. ... 55 21. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Dolomite

selama 1 tahun ... 56 22. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Dolomite

selama 1 tahun ... 57 23. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan

Dolomite selama 1 tahun ... 58 24. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Dolomite

selama 1 tahun. ... 59 25. Biaya pemupukan pada TM menggunakan Dolomite per Blok dan

per Phase selama 1 tahun. ... 59 26. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Borate

selama 1 tahun ... 60 27. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Borate

selama 1 tahun ... 61 28. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan

Borate selama 1 tahun ... 62 29. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Borate

selama 1 tahun ... 62 30. Biaya pemupukan TM menggunakan Borate per Blok dan per

Phase selama 1 tahun ... 63 31. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Rock

Phosphate selama 1 tahun ... 64 32. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Rock

Phosphateselama 1 tahun ... 65 33. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan

(12)

34. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Rock

Phosphate selama 1 tahun ... 66 35. Biaya pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate per Blok dan

per Phase selama 1 tahun... 67 36. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunaka MOP selama

1 tahun………. 68 37. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan MOPselama

1 tahun ... 69 38. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan MOP

selama 1 tahun ... 70 39. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan MOP

selama 1 tahun ... 70 40. Biaya pemupukan TM menggunakan MOP per Blok dan per Phase

selama 1 tahun ... 71 41. Data produksi per tahun tanam (5 tahun terakhir atau 2010-2014) ... 86

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur organisasi PT. AMP Plantation Unit I ... 23

2. Bentuk pengorganisasian kegiatan pemupukan... 34

3. Muat pupuk di gudang ... 42

4. Pengeceran pupuk di lapangan ... 42

5. Pupuk diecer di collection road ... 43

6. Pengisian pupuk di ember ... 43

7. Penaburan pupuk pada piringan ... 44

8. Hasil taburan pupuk pada piringan ... 44

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm kernel oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif (Adi. P, 2011).

Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya. Menurut Adi, P (2011), peluang usaha membudidayakan kelapa sawit di Indonesia sangatlah besar. Telah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditas kelapa sawit terbesar di dunia. Luas areal dan produksi kelapa sawit berdasarkan publikasi dari data statistic Ditjen Perkebunan adalah seluas 8,04 juta ha. Lahan seluas itu mampu memproduksi 19,76 juta ton CPO pada tahun 2010 yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Pada umumnya, perkebunan besar milik swasta masih mendominasi dibandingkan perkebunan milik rakyat maupun negara.

Dalam perkembangan usaha kelapa sawit, permasalahan umum yang sering dihadapi antara lain adalah rendahnya produktivitas dan mutu produksi. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas perkebunan kelapa sawit yaitu

(16)

teknologi produksi yang diterapkan masih relatif sederhana, seperti kegiatan pemupukan.

Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produksi tanaman. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman yang tinggi dan relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal (Saputra, 2011). Pada hakekatnya pemupukan adalah kegiatan memberikan pupuk ke dalam tanah atau pada tanaman, dimana pupuk tersebut mengandung satu atau lebih dari unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Untuk mencapai produktivitas yang tinggi dan stabil (optimal), pemupukan pada tanaman kelapa sawit memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam memenuhi persyaratan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.

Simatupang, Endah, dan Suwarto (2010) menyatakan bahwa manajemen pemupukan merupakan pengelolaan sumber daya secara efektif untuk mencapai proses pemupukan yang telah ditentukan. Tujuan manajemen pemupukan adalah menjamin kelancaran pengadaan dan pelaksanaan pemupukan untuk mencapai pemupukan yang efisien dan efektif, guna mencapai produksi tanaman yang optimal.

Bertolak dari keterangan diatas, penulis mengangkat judul laporan tugas akhir berupa : Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit

(17)

(Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.

1.2. Tujuan

1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang manajemen pemupukan, baik dalam aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada kegiatan pemupukan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan.

2) Mengetahui teknik pemupukan yang tepat.

3) Dapat menganalisa kebutuhan biaya dan prestasi kerja dalam pemupukan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh yaitu :

1) Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang manajemen kegiatan pemupukan kelapa sawit di perusahaan dan teknik pelaksanaan pemupukan yang baik dan benar.

2) Dapat mengidentifikasi suatu masalah serta memberikan solusi pemecahan masalah dalam kegiatan pemupukan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan.

3) Dapat mengetahui peranan manajemen dan teknik pemupukan yang tepat terhadap peningkatan produksi tanaman kelapa sawit.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Kelapa Sawit

Menurut sistematika botani, tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut (Adi. P,2011) : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Palmales Family : Palmaceae Sub family : Cocoideae Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis, Jacq.

2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari bunga dan buah. 1) Bagian vegetatif tanaman

a. Akar (Radix)

Tanaman kelapa sawit termasuk kedalam tanaman berbiji satu (monokotil) yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari biji yang berkecambah (radikula). Setelah itu, radikula akan mati dan membentuk akar utama atau primer. Selanjutnya, akar primer akan membentuk akar sekunder, tertier, dan kuarter.

(19)

Perakaran kelapa sawit yang telah membentuk sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5 – 10 mm, akar sekunder 2 – 4 mm, akar tersier 1 – 2 mm, dan akar kuarter 0,1 – 0,3 mm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuarter yang berada dikedalaman 0 – 60 cm dengan jarak 2 – 3 m dari pangkal pohon (Lubis dan Agus, 2011).

b. Batang (Caulis)

Batang tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur yang mendukung daun, bunga, dan buah, sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis (fotosintat) dari daun ke bawah serta kemungkinan juga berfungsi sebagai organ penimbun zat makanan. Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm/tahun. Dalam lingkungan yang sesuai, pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm/tahun sampai umur tertentu. Pada saat tanaman berumur 25 tahun, tinggi batang kelapa sawit dapat mencapai 13 – 18 meter.

Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 10 cm pada tanaman muda hingga 75 cm pada tanaman tua. Bagian bawah batang yang agak membesar disebut bonggol. Bagian ini memiliki diameter lebih besar 10 – 20% dari batang bagian atas. Pelepah daun yang menempel dan membalut batang dengan susunan spiral disebut filotaksis atau dikenal juga sebagai spiral genetik. Umumnya spiral genetik dapat memutar ke kanan atau ke kiri mengikuti deret filotaksis dengan kelipatan 8. Namun ada juga tanaman yang membentuk filotaksis berdasarkan kelipatan 5, 13, atau 21. Pangkal pelepah kelapa sawit mulai rontok pada umur 15 tahun. Namun untuk spesies tertentu, seperti

(20)

varietas Dura, kerontokan pelepahnya mulai saat tanaman berumur 10 tahun (Lubis. R dan Agus, 2011).

c. Daun (Folium)

Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman. Bentuk daun, jumlah daun, dan susunannya sangat berpengaruh pada luas tangkapan sinar matahari untuk diproses menjadi energi. Pada saat kecambah, bakal daun pertama yang muncul adalah plumula, lalu dimulai membelah menjadi dua helai daun pada umur satu bulan. Sering bertambahnya daun, anak daun mulai membelah pada mulai membelah pada umur 3 – 4 bulan sehingga terbentuk daun sempurna. Daun ini terdiri dari kumpulan anak daun (leaflet) yang memiliki tulang anak daun (midrib) dengan helai anak daun (lamina). Sementara itu, tangkai daun (rachis) yang berfungsi sebagai tempat anak daun melekat akan semakin membesar menjadi pelepah sawit.

Pada bagian pangkal pelepah terdapat duri (spine). Awalnya, spine merupakan barisan seludang yang gagal membentuk daun sehingga menyempit dan membentuk duri. Urutan daun terbentuk secara teratur dan dinomori sesuai dengan kondisi daun. Daun nomor satu ditandai dengan membuka dan mengembangnya daun secara sempurna. Daun kedua dihitung sesuai susunan spiral atau pola susunan daun (filotaksis).

Filotaksis adalah pola susunan pelepah daun pada batang dan sangat khas bentuknya pada tanaman kelapa sawit, karena polanya sangat jelas dan dapat diamati dari bekas pelepah daun (rumpang) yang dapat bertahan lama di batang. Primordia dalam pola spiral mulai dari titik tumbuh (apex). Umumnya spiral genetik tanaman kelapa sawit memutar ke kanan dan hanya sejumlah kecil yang memutar ke kiri (Pahan, 2008).

(21)

Kedudukan pelepah daun memiliki rumus 3/8 artinya 8 buah pelepah daun berurutan terdapat pada 3 lingkaran spiral dimana pada setiap kelipatan 8 posisi daun pertama dengan daun terakhir akan segaris. Pelepah daun pertama adalah pelepah daun termuda dengan kondisi yang telah membuka sempurna. Pengenalan ini penting diketahui agar dapat mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan lain-lain yang dipakai sebagai standar pengukuran pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan pengamatan lainnya. Pemunculan pelepah daun selama setahun dapat mencapai 20 – 30, kemudian akan berkurang sesuai dengan umur tanaman menjadi 18 - 25 (Fauzi, Yustina, Imandan Rudi, 2008).

Panjang pelepah daun dari pangkalnya mencapai 9 meter pada tanaman dewasa. Panjang pelepah dapat bervariasi tergantung pada tipe varitas dan kesuburan tanahnya. Jumlah anak daun pada setiap sisinya dapat mencapai 125 - 200. Panjan anak daun pada tengah pelepah dapat mencapai 1,2 meter. Berat satu pelepah mencapai 4,5 kg berat kering. Pada satu pohon dijumpai 40 - 50 pelepah. Luas permukaan daun dapat mencapai 10 – 15 m2 pada tanaman dewasa yang berumur 10 tahun atau lebih. Luas permukaan daun yang optimal adalah 11 m2 bergantung kepada varietasnya.

2) Bagian generatif tanaman a. Bunga (Flos)

Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya. Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monoecious, karena bunga jantan dan bunga betina terletak pada satu pohon. Bunga sawit muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan dan bunga betina tergantung pada kondisi

(22)

tanaman. Infloresen awal terbentuk selama 2 – 3 bulan, lalu pertumbuhan salah satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya satu jenis bunga yang dihasilkan dalam satu infloresen. Namun tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat berkembang bersama-sama dengan organ jantan (androecium) dan menghasilkan organ hermaprodit.

Tandan bunga betina dibungkus oleh seludang yang akan pecah 15 – 30 hari sebelum anthesis. Satu tandan bunga betina memiliki 100 – 200 spikelet dan setiap spikelet 15–20 bunga betina dan yang akan diserbuki tepung sari. Pada tandan tanaman dewasa dapat diperoleh 600 – 2000 buah tergantung pada besarnya tandan dan setiap pokok dapat menghasilkan 15 – 25 tandan/pokok/tahun (Fauzi, et all., 2008).

Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil. Letak bunga jantan yang satu dengan yang lainnya sangat rapat dan membentuk cabang bunga yang panjangnya antara 10 – 12 cm (Fauzi, et all., 2008).

Pada tanaman dewasa satu tandan mempunyai ± 200 cabang bunga. Setiap cabang bunga mengandung 700 – 1200 bunga jantan. Bunga jantan terdiri dari 6 helai benang sari dan 6 perhiasan bunga. Hari pertama kelopak terbuka dan mengeluarkan tepung sari dari ujung tandan bunga, pada hari kedua bagian tengah dan hari ketiga di bagian bawah tandan yang akan keluar serbuk sari. Serbuk sari berwarna kuning pucat dan berbau spesifik. Satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan 25 – 50 gram tepung sari. Setiap bunga akan dibuahi dengan serbuk sari yang menghasilkan buah tersusun pada tandan (Pahan, 2008).

(23)

b. Buah (Fructus)

Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah yang siap dipanen untuk pertama kalinya pada umur 3,5 tahun. Buah terbentuk setelah penyerbukan dan pembuahan dan waktu yang dibutuhkan mulai dari penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 5 - 6 bulan. Tanaman kelapa sawit menghasilkan buah rata-rata 20 - 22 tandan/tahun dan untuk tanaman tua yang telah mengalami penurunan produktivitas menghasilkan 12 - 14 tandan buah per tahun. Pada tahun pertama tanaman akan menghasilkan buah dengan bobot sekitar 3 - 6 kg/tandan, tetapi semakin tua berat tandannya bertambah yaitu 25 - 35 kg/tandan. Banyaknya buah dalam satu tandan tergantung faktor genetis, umur, lingkungan, dan teknik budidaya. Jumlah buah pertandan pada tanaman yang sudah tua mencapai 1.600 buah dengan panjang buah berkisar antara 2 - 5 cm dan berat sekitar 20 - 30 gram/buah (Fauzi, et all.,2008).

Secara anatomi buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu perikarpium dan biji. Perikarpium terdiri dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap), daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, sedangkan biji terdiri dari kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo) (Fauzi, et all.,

2008). c. Biji

Menurut Adi. P (2011), setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura Afrika panjangnya 2 – 3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura Deli

(24)

memiliki bobot 13 gram/biji, dan biji tenera Afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram/biji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa nonaktif).

Menurut Lubis. R dan Agus (2011), berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa ketebalan jenis sebagai berikut :

1) Dura (D), memiliki cangkang tebal (3 – 5 mm), daging buah tipis, dan rendemen minyak 15 – 17%.

2) Tenera (T), memiliki cangkang agak tipis (2 – 3 mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21 – 23%.

3) Pisifera (P), memiliki cangkang sangat tipis, daging buah tebal, biji kecil, dan rendemen minyak 23 – 25%.

2.3. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

2.3.1. Iklim

Faktor-faktor iklim yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman di perkebunan kelapa sawit adalah curah hujan, suhu (temperatur), intensitas penyinaran dan angin.

a. Curah hujan

Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan 1.500 – 4.000 mm/tahun. Namun curah hujan optimal yang palong cocok untuk kelapa sawit adalah 2.000 – 3.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari/tahun. Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit (Adi. P, 2011).

(25)

b. Suhu dan ketinggian tempat

Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimal 24 – 28 oC. Ketinggian tempat yang ideal untuk kelapa sawit antara 1 – 500 m dpl (diatas permukaan laut). Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80 – 90% (Adi. P, 2011).

c. Intensitas penyinaran

Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena merupakan salah satu syarat mutlak bagi proses fotosintesis. Untuk pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun. Meskipun sebaiknya selama beberapa bulan terdapat 7 jam penyinaran per hari, tetapi statistik menunjukkan bahwa di berbagai wilayah kelapa sawit yang lama penyinarannya diluar batas-batas tersebut dapat diperoleh produktivitas yang juga memadai. Di samping lama penyinaran, aspek penyinaran lain yang penting adalah intensitasnya (Adi. P, 2011).

d. Angin

Kecepatan angin 5 - 6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman akan doyong atau miring (Adi. P, 2011).

2.3.2. Tanah

Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti Podzolik, Latosol, Hidromorfik kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah Gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat kemasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0 – 5,5. Kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki

(26)

lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o (Adi. P, 2011).

2.4. Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit

2.4.1. Pengertian pupuk dan pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik yang mengandung satu atau lebih unsur hara dan bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah (Fauzi, et all., 2008).

Pemupukan adalah cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan-bahan kapur, bahan-bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat.

2.4.2. Sifat dan jenis pupuk

Menurut Lingga dan Marsono (2013) berdasarkan kebutuhan tanaman, pupuk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut :

1) Pupuk makro

Pupuk makro adalah pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, terdiri dari unsur makro primer dan sekunder. Unsur makro primer meliputi Nitrogen (N), Posfat (P), dan Kalium (K), sedangkan makro sekunder meliputi Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).

(27)

2) Pupuk mikro

Pupuk mikro merupakan pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif kecil, sekalipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit pupuk ini mutlak diperlukan tanaman yang meliputi Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo) dan seng (Zn).

Pupuk anorganik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal ialah pupuk yang mengandung satu jenis unsur seperti Urea, KCl/MOP, dll, sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur, misalnya NPK. Menurut Lingga dan Marsono (2013), berikut mengenai fungsi unsur hara dan gejala pada tanaman yang kekurangan unsur-unsur tertentu.

(28)

Tabel 1. Fungsi unsur hara bagi tanaman.

Unsur Hara Akibat ke Tanaman

Nitrogen (N) - Merangsang pertumbuhan secara keseluruhan,

khususnya batang, cabang, dan daun.

- Berperan dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam fotosistesis.

- Membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.

Posfor (P) - Merangsang pertumbuhan akar.

- Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah

protein tertentu.

- Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji serta

buah.

Kalium (K) - Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.

- Memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah

tidak mudah gugur.

- Sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi

kekeringan dan penyakit.

Kalsium (Ca) - Merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan

batang tanaman dan merangsang pembentukan biji. - Kalsium yang terdapat pada batang dan daun berkhasiat

untuk menetralisasikan senyawa atau suasana yang tidak menguntungkan pada tanah.

Magnesium (Mg) - Berperan dalam pembentukan zat hijau daun,

karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak yang dibutuhkan tanaman.

- Berperan dalam transportasi posfat di tanaman.

Mangan (Mn) - Sebagai komponen untuk memperlancar proses asimilasi

dan merupakan komponen penting dalam berbagai enzim.

Besi (Fe) - Untuk pernafasan tanaman dan pembentukan hijau daun.

Belerang (S) - Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar.

- Membantu pembentukan asam amino, protein dan

vitamin.

Tembaga (Cu) - Mendorong terbentuknya hijau daun dan dapat menjadi

bahan utama dalam berbagai enzim.

Seng (Zn) - Memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman

karena diduga Zn dapat berfungsi membentuk hormon tumbuh.

Boron (B) - Mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman dan

menghisap unsur kalsium.

- Berperan dalam perkembangan bagian-bagian tanaman

untuk tumbuh aktif.

- Pada tanaman penghasil biji, unsur ini pun berpengaruh terhadap pembagian sel.

Molibdenum (Mo) - Untuk tanaman pupuk hijau, molybdenum membantu

mengikat nitrogen dari udara bebas.

Klor (Cl) - Memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman.

(29)

Tabel 2. Gejala kekurangan unsur hara bagi tanaman.

Unsur Hara Akibat ke Tanaman

Nitrogen (N) - Tanaman tumbuh kurus dan tersendat-sendat

- Daun menjadi hijau muda, terutama daun yang sudah tua lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun mongering mulai dari bagian bawah ke bagian atas. - Jika tanaman sempat berbuah, buahnya akan tumbuh

kerdil kekuningan dan cepat matang.

Posfor (P) - Seluruh warna daun berubah menjadi tua dan sering

tampak mengilap kemerahan.

- Tepi daun, cabang, batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.

- Jika tanamannya berbuah, buahnya kecil.

Kalium (K) - Daun mengerut/keriting terutama pada daun tua

walaupun tidak merata.

- Pada daun akan timbul bercak-bercak berwarna merah cokelat, daun akan mongering lalu mati.

- Buah tumbuh tidak sempurna, dan kecil.

Kalsium (Ca) - Tepi daun-daun muda mengalami klorosis kemudian

menjalar diantara tulang-tulang daun.

- Kuncup-kuncup muda akan mati karena perakarannya

kurang sempurna.

Magnesium (Mg) - Daun tua mengalami klorosis dan tampak bercak-bercak

berwarna cokelat.

- Daun mongering dan sering kali langsung mati.

Mangan (Mn) - Terdapat warna kekuningan dan merah pada daun.

- Jaringan daun di beberapa tempat akan mati.

Besi (Fe) - Warna kekuningan pada daun, terutama daun muda.

Belerang (S) - Seluruh daun muda berubah menjadi hijau muda, kadang

tampak tidak merata, sedikit mengilat agak keputihan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan.

- Tanaman akan tumbuh terlambat, kerdil, berbatang

pendek, dan kurus.

Tembaga (Cu) - Ujung daun tidak merata, sering ditemukan layu bahkan

terkadang klorosis sekalipun jaringan-jaringannya tidak mati.

Seng (Zn) - Daun berwarna kekuningan atau bahkan kemerahan

terutama daun agak tua.

- Daun berlubang, mengering, kemudian mati.

Boron (B) - Pada tepi-tepi daun yaitu gejala klorosis mulai dari bagian

bawah daun mengering kemudian mati. - Daun yang baru muncul menjadi kerdil.

Molibdenum (Mo) - Menimbulkan perubahan warna daun, keriput, dan

mengering. Pertumbuhannya bisa berhenti dan akhirnya tanaman mati.

Klor (Cl) - Tanaman menjadi tidak produktif.

- Pemasakan buah lambat.

- Daun agak keriput.

(30)

2.4.3. Cara aplikasi pupuk

Menurut Lingga dan Marsono (2013), cukup banyak jenis pupuk yang dibutuhkan kelapa sawit, diantaranya Urea, TSP, KCl, CIRP, Kieserite dan Borate. CIRP digunakan sebagai pupuk dasar dengan dosis 250 gr/lubang tanam. Setelah tanaman berumur setahun, pupuk yang diberikan berupa Urea, TSP, KCl, Kieserite dan Borate.

Cara aplikasi pemupukan pada kelapa sawit dibedakan menjadi dua berdasarkan produksi tanaman. Pada tanaman belum menghasilkan (0 – 3 tahun), pupuk ditaburkan merata pada piringan tajuk, yaitu berjarak 20 cm dari batang. Setelah tanaman berproduksi, pengaplikasian pupuk pun berbeda sesuai dengan jenis pupuknya. Urea ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pangkal batang sampai ujung piringan tajuk tanaman. TSP, KCl, dan Kieserite ditaburkan merata pada jarak 1 – 3 m dari pangkal batang. Sementara itu, Borate ditaburkan pada jarak 30 – 50 cm dari batang . TSP diaplikasikan hanya sekali saja, sedangkan pupuk lain diaplikasikan dua kali (Lingga dan Marsono, 2013).

2.4.4. Efisiensi pemupukan

Efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah tenaga kerja) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Jadi peningkatan efektifitas dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan (Saputra. A. R, 2011).

(31)

2.4.5. Konsep pemupukan berimbang

Pemupukan berimbang adalah menyediakan semua zat hara yang cukup sehingga tanaman dapat mencapai hasil yang tinggi dan bermutu serta meningkatkan pendapatan, jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Keuntungan utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah dapat memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah (Lingga dan Marsono, 2013).

(32)

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Letak Geografis

PKPM-2 ini dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1) yang termasuk dalam kelompok Wilmar Group, Desa Tapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

3.2 Keadaan Iklim dan Tanah

3.2.1 Keadaan iklim

Adapun data curah hujan dari rata-rata 5 tahun terakhir (2010 - 2015) di PT. AMP Plantation disajikan pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Data curah hujan dan hari hujan 5 tahun terakhir di PT. AMP Plantation.

Sumber : PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation

3.2.2 Keadaan tanah

Jenis tanah di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation yang termasuk dalam kelompok Wilmar Group adalah Alluvial dan Organosol.

Bulan

Curah Hujan 5 Tahun Terakhir (2010 - 2015) Curah Hujan (mm/bulan) Hari Hujan (hari/bulan)

Total CH Rata-rata Total HH Rata-rata

Jan 688 344 30 15 Feb 290 145 17 9 Mar 735 368 30 15 Apr 899 450 36 18 Mei 504 252 37 19 Juni 138 138 14 14 Juli 188 188 11 11 Ags 154 154 13 13 Sep 270 270 17 17 Okt 580 580 23 23 Nov 518 518 24 24 Des 234 234 16 16 Total 5.198 3.641 268 194 Rerata 433,167 301,167 22 16

(33)

Tanah Alluvial atau tanah endapan banyak terdapat di dataran rendah, disekitar muara sungai, rawa-rawa, lembah-lembah, maupun kanan kiri aliran sungai besar. Profilnya biasanya belum jelas. Pada umumnya banyak mengandung pasir dan liat. Tidak banyak mengandung unsur-unsur zat hara. Kesuburannya sedang hingga tinggi. Diseluruh Indonesia tanah-tanah ini merupakan tanah pertanian yang baik dan dimanfaatkan untuk tanaman pangan musiman hingga tahunan. Sedangkan tanah Organosol terbentuk didaerah rawa. Tanah organosol bersifat asam dan berwarna gelap. Bertekstur lunak dan basah. Kurang subur sehingga kurang cocok untuk dijadikan lahan untuk pertanian (Anonim, 2011).

3.3 Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation adalah salah satu perusahaan Swasta Nasional. PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation berdiri 5 April 1994. PT. AMP Plantation mempunyai luas kebun 9.226,42 Ha sesuai dengan SK HGU dari Mentri Negara Agraria/Ka BPN Pusat dengan SK HGU Nomor: 102/HGU/BPN-1997, SK HGU Nomor: 13/HGU/PBN-2000, Nomor: 29/HGU/BPN99/A/21 dan Nomor 14-540. 1-23-2004. Yang dilengkapi dengan Sertifikat HGU Nomor: 09 Tanggal 29 Oktober 1997, Nomor: 10 Tanggal 29 Oktober 1997, Nomor: 15 Tanggal 23 Agustus 2000, Nomor: 11, Tanggal 31 Maret 2004, Nomor: 12 Tanggal Maret 2004, Nomor 01 Tanggal Maret 2004, dengan luas tertanam 7.362 Ha. Dan insfratruktur 1.435 Ha dengan total luas lahan tanaman keseluruhan 8.797 Ha.

PT. AMP Plantation memiliki pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) di atas tanah seluas 200.900 m2 yang berlokasi di Jorong Tapian Kandis Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Sumatera Barat dengan SK Bupati Agam Nomor:

(34)

125/IMB/BA/1994 tertanggal 22 Desember 1994 dan Nomor: 11/IMB/2005 Tanggal 13 September 2005. Kapasitas PKS PT. AMP Plantation 80 Ton/jam. PKS PT. AMP Plantation beroperasi sejak bulan September 1996 untuk pengolahan buah kelapa sawit (CPO) dan dikembangkan untuk pengolahan inti sawit dengan istilah lain Kernel Crushing Plant (KCP) yang menghasilkan Palm Kernel Oil (PKO) pada tahun 2005. PT. AMP Plantation memiliki 3 unit yaitu PT. AMP Plantation Unit I, PT. AMP Plantation Unit II, dan PT. AMP Plantation Unit III. Rincian luas lahan PT. AMP Plantation Unit I tempat lokasi praktek PKPM-2 mahasiswa adalah

Perumahan staff : 5 Ha

Perumahan Karyawan, Mesjid, TK : 6 Ha

Kantor : 2 Ha

Gudang, Bengkel : 1,5 Ha

Perumahan Plasma : 2 Ha Klinik, Gudang Master : 1,5 Ha

Kebun pembibitan : 12 Ha

Kebun TBM : 618,84 Ha

Kebun produksi (TM) : 1.334,06 Ha

3.4 Keadaan Tanaman dan Produksi

Unit Kebun Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Unit I ini terdiri dari 2 Phase yang masing-masing luasnya yaitu:

 Phase I : 618,84 Ha (tahun tanam 2013, 2014, 2015) atau Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).

 Phase II : 1.334,06 Ha (tahun tanam 1993, 1995, 1996, 1997) atau Tanaman Menghasilkan (TM) dan tahun tanam 1992 (rencana replanting 2015 dan 2016).

(35)

Tabel 4. Data produksi per tahun tanam (5 tahun terakhir atau 2010-2014). N o Tahun tanam 1992 (Ton TBS/ha/th) Tahun tanam 1993 (Ton TBS/ha/th) Tahun tanam 1995 (Ton TBS/ha/th) Tahun tanam 1996 (Ton TBS/ha/th) Tahun tanam 1997 (Ton TBS/ha/th) 1 2010 : 21,6 2010 : 30,2 2010 : 31,2 2010 : 30,2 2010 : 29,8 2 2011 : 20,4 2011 : 29,3 2011 : 30,4 2011 : 29,3 2011 : 28,5 3 2012 : 18,4 2012 : 28,8 2012 : 29,2 2012 : 30,5 2012 : 29,3 4 2013 : 16,9 2013 : 28,1 2013 : 29,4 2013 : 29,7 2013 : 27,3 5 2014 : 14,3 2014 : 28,9 2014 : 29,1 2014 : 29,9 2014 : 28,6 Rata-rata: 18,32 Rata-rata : 29,1 Rata-rata : 29,9 Rata-rata : 29,9 Rata-rata : 28,7

Sumber : PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Unit I

3.5. Manajemen Perusahaan

3.5.1. Struktur organisasi perusahaan dan ketenagakerjaan

Jumlah karyawan kebun Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation adalah sebanyak 2000 orang. Struktur organisasi PT. AMP Plantation Unit I, dapat dilihat pada Gambar 1.

(36)

Gambar 1. Struktur organisasi PT. AMP Plantation Unit 3.5.2. Uraian struktur organisasi

1) Estate Manager

a. Tugas pokok

Memimpin satu unit aktifitas kebun seluas 2.000-4.000 Ha dengan melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun administrasi keuangan/pembukuan serta fungsi pelaporan manajemen sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable On Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya.

(37)

b. Tanggung jawab

o Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.

o Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang.

o Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.

o Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan.

2) Field Officer (Ka. Phase) a. Tugas pokok

Memimpin satu phase aktifitas kebun seluas 1.000-1.500 Ha dengan melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun administrasi untuk peningkatan produktifitas kerja sesuai dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya b. Tanggung jawab

o Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.

o Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang.

o Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.

(38)

o Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan.

o Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.

o Detail job description ditetapkan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan

3) Sr. Field Conductor a. Tugas pokok

Bertugas dan bertanggung jawab serta memiliki wewenang dalam seluruh kegiatan pengelolaan kebun seluas ± 500 ha dan membantu Officer dan Adm sesuai petunjuk teknis yang dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya.

b. Tanggung jawab

o Melaksanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.

o Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang.

o Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.

o Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan.

o Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.

(39)

o Detail job description ditetapkan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan

4) Mandor a. Tugas pokok

Bertanggung jawab terhadap pengawasan secara efisien terhadap gang-nya dalam hal tugas yang berhubungan dengan pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya.

b. Tanggung jawab

o Melakukan implementasi program kerja yang telah disepakati berdasarkan pada keadaan fisik, waktu, mutu, dan efisiensi.

o Melakukan pengawasan terhadap gang-nya untuk tercapainya target sesuai dengan standar dengan menggunakan sumber daya manusia dan fisik secara efektif.

o Memimpin gang-nya dan memelihara hubungan kerja dan semangat tim didalam gang-nya ataupun dengan gang yang lain.

o Membuat laporan ke asisten berdasarkan pada produksi, produktifitas dan parameter lainnya sesuai dengan kesepakatan.

o Memberikan pelatihan dan pengembangan terhadap anak buahnya didalam gang-nya.

o Memastikan bahwa tenaga kerja mempunyai peralatan kerja yang sesuai standar untuk mempermudah pelaksanaan tugasnya.

o Memastikan bahwa gang-nya menjalankan tugasnya mengacu pada kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang lingkungan.

(40)

o Memastikan bahwa gang-nya menjalankan tugasnya mengacu pada kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang kesehatan dan keselamatan.

o Melakukan pengembangan dan pemeliharaan secara terbuka terhadap hubungan masyarakat sekitar.

3.5.3. Fasilitas dan kesejahteraan karyawan

A. Sistem penggajian/upah

Pada dasarnya ada dua sistem penggajian yang bisa digunakan, dimana tergantung pada masing – masing sifat pekerjaan, kondisi medan kerja kualitas mental dari tenaga kerja yaitu :

a) Sistem harian tetap, dipilih jika hasil kerja per hari dapat diukur dengan pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang bagus.

b) Sistem borongan, dipilih jika hasil kerja per hari tidak dapat diukur pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang rendah.

Sedangkan untuk kriteria pembayaran komponen upah adalah sebagai berikut :

 Upah Karyawan dalam 1 hari kerja adalah Rp. 64.600  Upah pemanen adalah harga per tandan Rp. 750  Upah knek/tukang muat 5000/ton

 Tidak dibayar jika tidak bekerja baik pada hari kerja maupun hari libur. B. Bonus, lembur, premi, tunjangan

Bonus hanya diterima oleh Karyawan tetap dengan sistem penggajian bulanan yang pada saat pembagian bonus masih dalam status Karyawan, dan khusus diberikan serta diutamakan bagi Karyawan yang salam sistem penggajiannya tidak memperhitungkan upah lembur/premi.

(41)

Di PT. AMP Plantation memberlakukan pemberian tunjangan. Tunjangn terbagi beberapa jenis diantaranya ialah tunjangan jabatan, tunjangan transportasi, tunjangan kecelakaan kerja dan tunjangan/sumbangan kematian bukan karena kecelakaan kerja serta tunjangan hari raya.

C. Fasilitas umum dan khusus

Fasilitas umum yang diberikan kepada semua Karyawan berupa air, rumah, listrik, mesjid, klinik, sekolah, bus untuk transportasi anak sekolah dan sarana olah raga. Fasilitas khusus diberikan kepada staff berupa motor untuk Asisten dan Ka. Phase dan mobil untuk Pimpinan/Manager.

D. Cuti

Karyawan yang sudah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus, berhak atas istirahat tahunan/cuti selama 12 (dua belas) hari kerja.

1) Hak cuti/istirahat tahunan mulai timbul/ada, jika karyawan telah bekerja terlebih dahulu selama 12 (dua belas) bulan terus menerus dan untuk itu perusahaan wajib menyampaikan mulai berlakunya hak cuti kepada karyawan.

2) Jatuhnya hak cuti tahunan bertepatan dengan tanggal masuk/mulai bekerjanya pekerja pada perusahaan.

3) Pekerja yang akan mengambil hak cuti tahunan tersebut harus mengajukan permohnan terlebih dahuu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum melaksanakan cuti, kecuali dalam hal mendesak.

4) Pelaksanaan cuti dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari pimpinan perusahaan.

5) Bagi pekerja yang memperpanjang cutinya atanpa pemberitahuan dan seizin perusahaan atau tanpa berita dianggap mangkir, kecuali dalam hal-hal yang

(42)

mendesak dan nyang bersangkutan harus dapat menunjukkan bukti-bukti atau alasan-alasan yang tepat.

6) Pekerja yang menjalani cuti dan tidak kembali bekerja setelah lewat 5 (lima) hari berturut-turut dari cutinya berakhir tanpa berita, dianggap mengundurkan diri.

7) Istirahat/cuti tahunan pada dasarnya harus dijalani secara keseluruhan dan dapat dipecah dalam beberapa bagian, namun mengingat kepentingan kedua belah pihak cuti tahunan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang salah satu bagiannya paling sedikit 6 (enam) hari.

8) Selama melaksanakan cuti maka, gaji/upah dibayar penuh.

9) Perusahaan dapat menunda permohonan cuti dengan alasan kepentingan kerja yang ada. Penundaan yang dimaksud diberitahukan kepada karyawan secara tertulis dalam waktu 3 (tiga) hari seteah permohonan cuti diterima. 10) Hak cuti tidak dapat diganti dalam bentuk uang.

11) Hak atas istirahat/cuti tahunan gugur bilamana dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah lahirnya hak cuti tahunan itu pekerja ternyata tidak mempergunakan haknya bukan karena alasan-alasan yang diberikan oleh pengusaha atau karena alasan-alasan tertentu yang disampaikan oleh pekerja kepada pengusaha.

12) Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya (undang - undang ketenagakerjaan Nomor: 13 tahun 2003 pasal 80).

3.5.4. Keselamatan kerja

1) Tiap karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya sendiri dan wajib memakai peralatan/perlengkapan keselamatan kerja yang telah disiapakan

(43)

perusahaan, serta wajib mematuhi atau mengikuti dan melaksanakan ketentuan serta syarat-syarat keselamatan dan perlindungan kerja yang berlaku.

2) Peralatan dan perlengkapan kerja diberikan berdasarkan sifat dan jenis pekerjaan dari karyawan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang dimaksud dalam program sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan.

3) Apabila karyawan melihat atau menemukan hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya/mengganggu kesehatan dan keamanan kerja, maka karyawan wajib melaporkan ke pimpinan

3.5.5. Prekrutan, mutasi, promosi, dan transfer karyawan

 Perekrutan pekerja pada PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation saat ini dengan cara melihat dan mengambil lamaran kerja yang masuk ke kantor pusat.

 Mutasi, pemindahan Karyawan pada PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation semuanya atas keputusan dan penilaian Manajemen pusat/Kantor pusat.

 Promosi Karyawan pada PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation semuanya atas keputusan dan penilaian Manajemen pusat/Kantor pusat.  Transfer Karyawan tidak ada dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa (AMP)

Plantation.

3.6. Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajemen Pemupukan di PT. AMP Plantation

(44)

PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation melakukan pemupukan kelapa

sawit berdasarkan rekomendasi pemupukan yang dalam pembuatannya terlebih

dahulu dilakukan analisa daun (KCD) satu kali dalam setahun yaitu biasanya

dilakukan pada bulan April. Hasil dari kesatuan contoh daun (KCD) ini akan

dibawa ke kantor pusat dan dianalisis di laboratorium. Kemudian hasil analisa

daun tersebut digunakan untuk membuat rekomendasi pemupukan oleh pihak

manajemen dan dijalankan oleh pihak lapangan. Rekomendasi pemupukan ini

menjadi panduan dalam melakukan kegiatan pemupukan di PT. AMP Plantation.

Dalam rekomendasi pemupukan jelas terlihat waktu, lokasi, jenis pupuk dan

dosis pupuk yang diaplikasikan di lapangan. Rencana pemupukan berdasarkan

(45)

Tabel 5. Fertiliser Programme PT. AMP Plantation Unit I

Sumber : Fertiliser Programme PT. AMP Plantation Unit I

Dalam perencanaan pemupukan anorganik ketentuan-ketentuan lainnya yang harus direncanakan adalah :

a. Persediaan alat seperti truk untuk membawa pupuk ke lapangan setiap pagi sebanyak 1 unit, sedangkan alat untuk menabur pupuk berupa ember, gendongan dan cawan.

b. Dalam melakukan kegiatan pemupukan Alat Pelindung Diri (APD) wajib dipakai berupa masker, sarung tangan dan sepatu boot.

c. Persiapan jumlah tenaga kerja seperti supir sebanyak 1 orang, pemuat dan pengecer pupuk sebanyak 4 orang dan tenaga kerja penabur sebanyak 8 - 10 orang.

d. Standar kapasitas pekerja adalah 15 – 20 zak/HK.

Fertiliser Dosage In Kilogram Per Palm Divisi on Block No. Year of Plantin g

Feb Mar Apr May Jun Jul Au

g Oct Total NPK Supe r K Dolomit e Kieserit e Borat e CuSO 5 Ure a MO P RP NPK Supe r K Kg/Pal m Di vi si on 2 010 1992 Replanting in 2015

011 1992 Schedule for 2016 Replanting

012 1993 2,75 - - - - 1,2 5 1,7 5 - - 5,75 013 1992 2,75 - 0,75 - - 1,2 5 1,7 5 - - 6,50

014 1993 Schedule for 2016 Replanting

015 1993 2,75 - - - - 1,2 5 1,7 5 - - 5,75 016 1993 2,50 2,00 0,75 0,15 - 1,2 5 1,5 0 - 2,50 10,65 017 1995 2,50 - 0,75 - - 1,2 5 1,7 5 - 2,50 8,75 018 1995 2,50 - 0,75 - - 1,2 5 1,5 0 - 2,50 8,50 019 1996 2,50 - 1,00 - - 1,5 0 1,5 0 0,7 5 - 7,25 020 1995 2,50 2,00 - - - 1,2 5 1,5 0 - 2,50 9,75 021 1995 2,50 2,00 - - - 1,2 5 1,5 0 - 2,50 9,75 022 1996 2,50 - 0,75 0,15 - 1,2 5 1,5 0 - - 6,15 023 1996 2,50 2,00 - - - 1,2 5 1,5 0 - - 7,25 024 1997 2,50 - 0,75 0,15 - 1,2 5 1,5 0 0,7 5 - 6,90

(46)

e. Metode aplikasi yang digunakan adalah dengan cara memupuk dimulai dari barisan tengah (pokok ke 6) untuk 1 orang pekerja, setiap pekerja mendapat jatah memupuk setengah dari luasan blok. Pupuk disebar secara merata pada piringan.

3.6.2. Pengorganisasian

Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang djalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation menyusun dan menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam struktur organisasi pada gambar 2 berikut.

(47)

--- --- ---

---

--- ---

Gambar 2. Bentuk pengorganisasian kegiatan pemupukan

Tangung jawab dan wewenang : a. Divisi Manager :

Divisi Manager bertanggung jawab menjalankan prosedur kegiatan pemupukan yang telah diberi wewenang oleh pihak manajemen, mengawasi pelaksanaan aplikasi dan memeriksa hasilnya setiap hari, memonitor kelancaran aplikasi dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Divisi Manager memiliki wewenang untuk memberikan perintah kepada anggota untuk menjalankan perencanaan kegiatan pemupukan dengan baik dan memberikan sanksi kepada bawahan yang mengerjakan tugasnya tidak sesuai dengan aturan.

Divisi Manager

Ka. Phase

Kepala Gudang Kasat Staff Maintenance

(Field Assistant) Mandor Transportasi Security Supir Truk Mandor Pupuk Pemuat dan Pelangsir pupuk Penabur pupuk

(48)

b. Ka. Phase

Ka. Phase bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemupukan yang telah direncanakan, mengawasi kegiatan pemupukan dan memeriksa hasil kerja karyawan, dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Ka. Phase memiliki wewenang memberikan perintah kepada Staff Maintenance untuk menjalankan kegiatan pemupukan yang telah direncanakan dengan baik dan dapat memberikan teguran kepada anggota jika pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan aturan yang telah diberikan.

c. Staff Maintenance (Field Assistant)

Staff Maintenance memiliki tanggung jawab dalam pembuatan perencanaan kegiatan pemupukan, mengatur distribusi kegiatan pupuk dari gudang ke lapangan, mengawasi pelaksanaan pemupukan dan memeriksa hasilnya. Wewenang Staff Maintenance yaitu dapat memberikan perintah dan teguran kepada Mandor dan pekerja.

d. Kasat (Kepala Satpam)

Kasat bertanggung jawab dalam memberikan perintah kepada anggota (security) untuk mengawasi kegiatan pemupukan dengan baik. Kasat memiliki wewenang untuk memberikan perintah kepada anggota dan memberikan teguran kepada anggota jika anggota tidak menjalankan tugasnya dengan baik. e. Security

Security bertanggung jawab mengetahui jumlah pupuk dan pekerja yang menjalankan kegiatan pemupukan, mengawasi serta memastikan pupuk sampai ke lapangan. Dan memiliki wewenang memberikan tindakan lanjut kepada oknum yang melakukan kecurangan terhadap pupuk.

(49)

f. Kepala Gudang

Kepala gudang bertanggung jawab memberikan pupuk yang tersedia di gudang sesuai dengan kebutuhan pupuk yang diperlukan dan mengawasi jumlah pupuk yang diangkut oleh jonder. Wewenang Kepala Gudang yaitu meminta bon kepada Staff Maintenance untuk mengetahui jumlah dan jenis pupuk yang diperlukan serta sebagai tanda bukti bahwa pupuk diangkut, menegur pekerja jika terjadi kesalahan dalam pengangkutan jumlah pupuk.

g. Mandor Transportasi

Mandor Transportasi bertanggung jawab menyediakan alat transportasi pupuk/truk. Wewenang Mandor Transportasi ialah memberikan perintah kepada supir truk untuk membawa pupuk ke lapangan.

h. Mandor Pemupukan

Mandor bertanggung jawab memberikan perintah kepada pekerja dan menegur pekerja bila terjadi kesalahan dalam melakukan kegiatan pemupukan, serta memberikan hasil kerja kepada Staff Maintenance.

i. Supir Truk

Supir truk bertanggung jawab membawa pupuk dari gudang ke lapangan dengan baik.

j. Pemuat dan pelangsir pupuk

Pelangsir pupuk bertanggung jawab memuat pupuk dari gudang dan menurunkan pupuk di collection road.

k. Penabur pupuk

Penabur pupuk bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan benar.

(50)

3.6.3. Pelaksanaan

Pemupukan anorganik pada TM kelapa sawit dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation adalah sebagai berikut :

a) NPK Super K+

Pupuk NPK Super K+ memiliki kandungan 13 – 8 – 27 – 4 + 0,58. Berdasarkan perencanaan jadwal pemupukan NPK Super K+ dilakukan pada bulan Februari, namun pelaksanaannya dapat dilakukan pada bulan Maret dikarenakan ketersediaan pupuk di gudang yang tidak mencukupi sehingga diperlukan kebijakan untuk mengundur pengaplikasian pemupukan NPK Super K+

sambil menunggu ketersediaan pupuk terpenuhi. Dosis pupuk NPK Super K+ yang digunakan ialah 2,5 kg/pokok. Dalam pelaksanaannya, penabur memiliki arealnya masing-masing. Areal untuk setiap penabur ialah separuh jumlah tanaman kelapa sawit dalam barisan. Standar untuk pemupukan NPK Super K+

adalah 16 karung/HKO. Pemupukan NPK Super K+ dilakukan dengan rotasi 2 kali dalam setahun.

b) Rock Phosphate

Rock Phosphate (RP) memiliki kandungan 29,73% P2O5. Kegiatan

pemupukan RP dilakukan pada bulan Agustus. Areal untuk setiap penabur ialah separuh jumlah tanaman kelapa sawit dalam barisan. Pupuk ditabur pada piringan secara melingkar dan merata dengan dosis 750 gr/pokok. Rotasi pemupukan RP adalah 1 kali dalam setahun.

c) Borate

Borate mempunyai kandungan 99,9% Na2B4 O7.5H2O. Pelaksanaan

pemupukan Borate dilakukan pada bulan Mei dengan dosis 150 gr/pokok. Pupuk Borate diletakkan pada batang dekat akar, hal ini dilakukan karena mengingat

(51)

unsur hara mikro sangat sedikit dibutuhkan oleh tanaman. Agar unsur hara mikro ini tersedia untuk waktu yang cukup lama, maka dilakukan hal demikian. Rotasi pemupukan Borate adalah 1 kali setahun.

d) Kieserite

Kieserite mempunyai kandungan MgO 26,05% dan S 21,15%. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur pada piringan dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 750 gr/pokok. Rotasi pemupukan Kieserite adalah satu kali salam setahun.

e) Urea

Pupuk Urea memiliki kandungan N 46%. Pemupukan ini dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 1,25 kg/pokok. Rotasi pemupukan Urea adalah satu kali dalam setahun.

f) Dolomite

Dolomite mempunyai kandungan MgO 23%, CaO 30%, Al2O3+Fe2O3 2%.

Pupuk Dolomite ditabur pada piringan secara merata dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 2 kg/pokok. Rotasi pemupukan Dolomite adalah satu kali dalam setahun.

g) MOP

MOP (Murate of Photash) mempunyai kandungan K2O 60% dan Cl 35%

ditabur secara merata pada piringan dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 1,5 kg/pokok. Rotasi pemupukan MOP adalah satu kali dalam setahun.

(52)

3.6.4. Pengawasan

Pengawasan yang dilakukan oleh Staff Maintenance, Mandor dan Security di lapangan. Pengawasan dilakukan dengan cara melihat pengaplkasian pupuk di lapangan apakah pupuk diaplikasikan di lapangan atau tidak, dan dengan cara melihat apakah pupuk ditabur secara merata pada piringan atau tidak. Setelah kegiatan pemupukan selesai, penabur membawa kembali karung bekas pupuk dan mengumpulkannya di gudang. Dengan tujuan untuk melihat apakah pupuk teraplikasikan di lapangan sesuai dengan jumlah yang direncanakan atau tidak.

(53)

IV. METODOLOGI PELAKSANAAN

4.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan tugas akhir ini dilaksanakan di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Desa Tapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini berlangsung ± 3 bulan dimulai dari tanggal 18 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015.

4.2. Metode Pelaksanaan

Data yang diperoleh dari kegiatan pemupukan anorganik pada tanaman kelapa sawit di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Unit I yang menyangkut aspek teknis di lapangan dan aspek manajemennya maka dilakukan dengan mengikuti kegiatan pemupukan di lapangan maupun diskusi. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK Super K+, Kieserite, Rock Posfat, Dolomite, Urea,

MOP, dan Borate.

4.3. Pengumpulan Data dan Informasi

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data primer

Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dan tanya jawab langsung dengan Karyawan, Mandor, Asisten dan Divisi Manajer serta pihak yang terkait dengan laporan ini dan masalah-masalah lain yang ada hubungannya dengan perusahaan serta data yang berasal dari PT. Agro Masang Perkasa (AMP) Plantation dalam bentuk buku panduan dan penunjang.

(54)

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari buku-buku penunjang yang berhubungan dengan tanaman kelapa sawit lainnya. Informasi yang dikumpulkan diantaranya berupa gambaran umum Perusahaan mengenai sejarah perusahaan, keadaan iklim dan tanah perusahaan, organisasi perusahaan, sumberdaya perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan.

4.4. Analisis Data dan Informasi

Hasil yang diperoleh dari kegiatan PKPM-2 digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan tugas akhir yang ditekankan pada aspek kegiatan dan manajemen pemupukan. Hasil yang diperoleh berupa data pengamatan, dan pengumpulan informasi, serta data mengenai segi teknis dan manajemen di kebun. Data primer diperoleh menggunakan metode diskusi dan pengamatan lapangan. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari laporan manajemen serta dokumentasi kebun.

(55)

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisa Hasil

Dalam pelaksanaan kegiatan pemupukan satu (1) periode (satu kali aplikasi), PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Unit I menggunakan jumlah tenaga kerja pemuat dan pengecer pupuk sebanyak 4 orang, supir truk sebanyak 1 orang, penabur pupuk sebanyak 8 orang dan security sebanyak 1 orang.

Mengenai prosedur mulai dari memuat pupuk, mengecer dan menabur pupuk dapat dilihat pada gambar berikut ini:

 Kegiatan pemupukan dimulai dari memuat pupuk di gudang pupuk. Pupuk dimuat kedalam truk oleh 4 orang pemuat pupuk. Jumlah pupuk yang dimuat harus sesuai dengan kebutuhan jumlah pupuk yang diaplikasikan ke lapangan. Berikut gambar kegiatan memuat pupuk kedalam truk (Gambar 3.).

Gambar

Gambar 1. Struktur organisasi PT. AMP Plantation Unit   3.5.2. Uraian struktur organisasi
Gambar 2.  Bentuk pengorganisasian kegiatan pemupukan
Gambar 3. Muat pupuk di gudang
Gambar 4. Pengeceran pupuk di lapangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan review dalam upaya merekonstruksi kurikulum sesuai agar efektif dan efisien dalam menerapkan KKNI dan menghasilkan lulusan yang kompeten berdaya saing Anti Korupsi

Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit yang Telah Menghasilkan dalam Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) oleh Lubis, A.. Wahyuni

Berdasarkan tingkat pengaruh kumulatif dari kriteria dan sub kriteria pada hirarki II dan III, maka hasil pengolahan vertikal yang melibatkan seluruh hirarki menghasilkan

Kalau pemerintah ingin menerapkan prinsip efektif dan efisien dalam pemerintahan tentu pemerintah akan menghentikan pembelian kendaraan dinas untuk menunjang operasional dan

“Bagaimana merancang sistem informasi manajemen persediaan barang yang efektif dan efisien secara terkomputerisasi di PT Delta Teknik Surabaya sehingga dapat

Penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Efektivitas Pengendalian Hama Kumbang Tanduk Oryctes rhinoceros Secara Kimiawi dengan Bahan Aktif Sipermetrin Pada Tanaman Kelapa Sawit

Pengamatan yang dilakukan yaitu melihat perkembangan awal tingkat serangan hama berupa data sensus global dan efektif tanaman yang terserang Ulat Kantong (M. plana) dan

Kerapatan panen adalah angka presentase jumlah pohon yang memiliki tandan buah yang sudah matang dalam suatu areal tanaman belum menghasilkan (TBM).Penetapan