TAKSIRAN VISUAL COMSTOCK UNTUK MENILAI ASUPAN MP ASI
IKAN MUJAIR PADA BADUTA
Lilik Hidayanti1), Sri Maywati2)
1,2)Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi
email: [email protected] email: [email protected]
Abstract
Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang menggunakan bahan pangan lokal seperti ikan mujair mempunyai banyak keuntungan antara lain memiliki harga yang murah, bahan pangan mudah didapat, serta merupakan upaya edukasi kepada baduta untuk mengenal berbagai macam rasa dan jenis makanan sehingga kelak dapat menyukai makanan yang beraneka ragam yang ada di sekitar mereka. Kegiatan yang dilakukan bertujuan agar sasaran mau memberikan MP ASI Ikan mujair kepada badutanya meliputi kegiatan promosi, demonstrasi, pelatihan dan pendampingan. Untuk menilai sasaran mau memberikan MP ASI Ikan Mujair dilakukan dengan cara mengukur asupan MP ASI ikan mujair dengan menggunakan taksiran visual Comstock. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat menggunakan perhitungan nilai statistik dan tabel distribuasi frekuensi untuk memberikan gambaran persentase asupan MP ASI baduta. Sasaran pada kegiatan ini sebanyak 30 orang ibu yang memiliki anak di bawah umur dua tahun (baduta) dan aktif datang ke posyandu di Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah sasaran yang mau memberikan MP ASI Ikan mujair kepada badutanya. Setelah promosi dan demontrasi jumlah sasaran yang mau memberikan MP ASI Ikan Mujair kepada badutanya sebanyak 80% (24 sasaran), meningkat menjadi 27 sasaran (90%) setelah dilakukan pelatihan dan menjadi 100% setelah dilakukan pendampingan. Hasil pengukuran taksiran visual Comstock menunjukkan bahwa pada pengukuran pertama ada 16,6 % baduta yang mampu menghabiskan seluruh (100%) MP ASI yang diberikan. Pada pengukuran kedua jumlah baduta yang mampu menghabiskan seluruh MP ASI yang diberikan meningkat menjadi 22,2 % dan pada pengukuran ketiga meningkat lagi menjadi 23,3 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan berupa promosi, demonstrasi, pelatihan dan pendampingan pembuatan MP ASI berbahan baku Ikan Mujair berhasil menyakinkan sasaran sehingga mau memberikan MP ASI berbahan baku Ikan mujair kepada badutanya. Disamping itu tahapan kegiatan yang dilakukan juga mampu meningkatkan asupan MP ASI Ikan mujair pada baduta. Rekomendasi yang diberikan adalah untuk selalu melakukan refreshing dan sasaran dapat membagikan kemampuannya kepada masayarakat yang lain.
Keywords: baduta, MP ASI, ikan mujair, visual comstock
1. PENDAHULUAN
Anak yang berusia di bawah umur dua tahun atau sering dikenal dengan istilah baduta berada pada periode kesempatan emas kehidupan (window of opportunity). Di samping itu pada usia ini jugamerupakan periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang akan mempengaruhi kualitas hidup manusia di masa-masa yang akan datang. Oleh karena itu, apabila terjadi masalah gizi pada periode ini maka akan berdampak pada kualitas SDM yang akhirnya berdampak pada daya saing bangsa. Baduta membutuhkan asupan makanan lain selain ASI yang disebut sebagai
Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Kandungan gizi di dalam MP ASI harus mampu memenuhi kebutuhan gizi baduta agar tidak menyebabkan terjadinya growth faltering (kegagalan pertumbuhan) dan gangguan perkembangan otak.
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa Kecamatan Sukarame berada di Kabupaten Tasikmalaya yang sudah dikenal sejak lama merupakan sentra produksi perikanan darat di Jawa Barat, salah satunya adalah ikan mujair. Produksi ikan mujair di Kabupaten Tasikmalaya sangat besar yaitu 8.509,46 ton/tahun pada tahun 2013, jauh di atas produksi ikan gurame (808,8 ton/tahun), dan ikan mas (6.214, ton/tahun).
Kelebihan lain dari ikan mujair antara lain adalah merupakan sumber protein hewani yang murah, budidayanya mudah, pertumbuhannya cepat, memiliki daging yang tebal dan ukuran yang besar. Budidaya ikan mujair biasanya dilakukan di kolam atau dalam bahasa sunda disebut dengan balong. Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Sukarame memiliki kolam ikan atau balong ini.
Ikan mujair merupakan ikan lokal dari perairan darat yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan MP ASI. Pembuatan MP ASI dengan menggunakan bahan pangan lokal seperti ikan mujair mempunyai banyak keuntungan antara lain memiliki harga yang murah sehingga terjangkau, bahan pangan mudah didapat, serta merupakan upaya edukasi kepada baduta untuk mengenal berbagai macam rasa dan jenis makanan sehingga anak kelak dapat menyukai makanan yang beraneka ragam yang ada di sekitar mereka. Beberapa hal yang menyebabkan ikan Mujair tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai MP ASI, antara lain adalah; (1) Masyarakat tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan ikan mujair menjadi MP ASI, (2) Adanya mitos yang berkembang di masyarakat bahwa konsumsi ikan pada baduta dapat menyebabkan terjadinya kecacingan, serta (3) Masyarakat tidak memiliki pengetahuan mengenai kandungan gizi ikan mujair yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan baduta. Ditambah lagi, hasil penelitian Sri Maywati & Lilik Hidayanti (2014) menunjukkan bahwa sebagian besar (67,4 %) ibu yang memiliki baduta berpendidikan SD. Pendidikan seseorang dapat berkorelasi dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka dilakukan kegiatan agar sasaran menjadi tahu, mampu, dan mau membuat MP ASI berbahan baku ikan mujair dan memberikannya kepada baduta mereka. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan promosi, demonstrasi, pelatihan dan pendampingan. Untukmenilaipenerimaan serta asupan energi dan protein badutayang berasal MP ASI berbahan baku ikan mujair maka maka dilakukan pengukuran taksiran visual Comstock. 2. METODE PENELITIAN
Upaya yang dilakukan agar sasaran mampu memanfaatkan potensi ikan mujair yang dihasilkan
sebagai bahan baku pembuatan MP ASI serta mau memberikannya untuk baduta dilakukan dengan menggunakan prinsip SAVI (Somatic, Auditory, Visualization dan Intellectualy). Prinsip SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa transfer Ipteks dilakukan dengan memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki sasaran. Metode yang digunakan adalah promosi, demonstrasi dan pelatihan, dengan tahapan sebagai berikut :
a. Tahap pertama : kegiatan pada tahap pertama yang dilakukan adalah Promosi MP ASI Ikan Mujair dan Demontrasi pembuatan MP ASI Ikan Mujair. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mitra mengenai cara pembuatan MP ASI Ikan Mujair sehingga mitra menjadi tahu cara membuat MP ASI Ikan Mujair dengan benar (Somatic, Auditory, dan visualization). b. Tahap Kedua : kegiatan pada tahap kedua
adalah Pelatihan dan pendampingan pembuatan MP ASI Ikan Mujair. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada sasaran mengenai cara pembuatan MP ASI Ikan Mujair sehingga sasaran mampu membuat MP ASI Ikan Mujair secara mandiri (Intellectualy).
c. Tahap Ketiga : kegiatan evaluasi dengan cara melakukan penilaian asupan MP ASI ikan mujair menggunakan metode penilaian visual Comstock.
Prinsip dari metode visual comstock adalah menaksir secara visual banyaknya sisa makanan atau makanan yang dikonsumsi untuk setiap golongan makanan atau jenis hidangan. Hasil estimasi tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala pengukuran. Metode visual comstock dapat menghasilkan hasil yang cukup detail dan tidak mengganggu proses pemberian makan secara signifikan. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa banyak asupan makan seseorang. Metode taksiran visual dengan menggunakan skala pengukuran dikembangkan oleh Comstock dengan menggunakan skor skala 6 poin dengan kriteria sebagai berikut :
0 : jika tidak ada porsi makanan yang tersisa (100% dikonsumsi)
1 : jika tersisa ¼ porsi (hanya 75% yang dikonsumsi) 2 : jika tersisa ½ porsi (hanya 50% yang dikonsumsi) 3 : jika tersisa ¾ porsi (hanya 25% yang dikonsumsi)
4 : jika tersisa hampir mendekati utuh (hanya dikonsumsi sedikit atau 5%)
5 : jika makanan tidak dikonsumsi sama sekali (utuh) Sasaran dalam kegiatan ini adalah 30 ibu rumah tangga yang memiliki anak yang berumur di bawah dua tahun (baduta) dan aktif ke posyandu. Kegiatan dilakukan dengan cara membagi sasaran menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok sebanyak 10 orang yang didampingi oleh satu orang fasilitator. Kegiatan yang dilakukan agar sasaran menjadi tahu, mampu dan mau memberikan MP ASI berbahan ikan mujairini dilakukan selama 3 bulan dengan jadwal pada bulan pertama dilakukan kegiatan promosi dan demonstrasi, bulan kedua kegiatan pelatihan, dan bulan ketiga kegiatan pedampingan. Pengukuran taksiran comstok dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu :
1) Pengukuran Comstock pertama dilakukan selama satu bulan setelah kegiatan promosi dan demonstrasi
2) Pengukuran Comstock kedua dilakukan selama satu bulan setelah kegiatan pelatihan
3) Pengukuran Comstock ketiga dilakukan selama satu bulan setelah kegiatan pendampingan
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan perubahan skor taksiran visual Comstock selama tiga bulan berturut-turut. Data dianalisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran hasil evaluasi penilaian asupan MP ASI Ikan Mujair menggunakan taksiran visual Comstock. Hasil deskripsi data ditampilkan mmenggunakan perhitungan nilai-nilai statistik dan tabel distribusi frekuensi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik anak
1) Jenis Kelamin Anak
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak Sasaran No Jenis Kelamin anak sasaran n % 1 Laki-laki 17 56,7 2 Perempuan 13 43,3 Total 30 100,0
Jenis kelamin anak sasaran hampir berimbang antara yang laki dan perempuan. Secara lebih rinci dinyatakan bahwa, sasaran yang memiliki anak berjenis kelamin laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan sasaran yang memiliki anak perempuan.
2) Umur Anak
Tabel 2 Penghitungan Nilai Statistik Umur Anak Sasaran
No Nilai Umur (bulan)
1 Rata-rata 13,8
2 Standar Deviasi 4,9
3 Minimal 6
4 Maksimal 24
Sasaran memiliki anak dengan rata-rata umur sekitar 13 bulan dengan kisaran umur antara 6 sampai 24 bulan. Pada umur 6 bulan pemberian ASI saja kepada anak sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya sehingga anak memerlukan tambahan zat gizi dari makanan lainnya. Setelah berumur 6 bulan anak dapat diberikan makanan selain ASI yang konsistensinya dimulai dari cair, lumat, lembek dan padat seiring dengan pertambahan umur anak.
3) Jumlah Anak
Tabel 3 Jumlah Anak Sasaran
No Nilai Umur (bulan)
1 Rata-rata 2
2 Standar Deviasi 1,15
3 Minimal 1
4 Maksimal 5
Sasaran memiliki jumlah anak yang berkisar antara 1 sampai 5 orang dengan rata-rata anak yang dimiliki oleh sasaran sebanyak 2 orang. b. Karakteristik Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak usia 6 bulan dampai dengan dua tahun dan tinggal di wilayah kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Karakteristik orang tua balita yang mencakup umur, pendidikan dan pekerjaan dapat mempengaruhi proses perubahan perilaku.
1) Pendidikan Sasaran
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Sasaran
No Pendidikan Sasaran n % 1 SD 25 83,3 2 SMP 2 6,7 3 SMA 3 10,0 Total 30 100,0
Pada kegiatan ini sebagian besar sasaran berpendidikan rendah yaitu sekolah dasar (SD), sedangkan sasaran yang berpendidikan menengah (SMP dan SMA) hanya sekitar 16,7 %. Pendidikan dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan seseorang dan pada akhirnya akan berkaitan dengan sikap dan prakteknya. Di samping itu, pendidikan yang rendah akan menyulitkan sasaran untuk dapat menerima informasi yang diberikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk menerima dan menyerap hal-hal baru yang diberikan (Notoatmojo, 2007).
Pada kegiatan ini dilakukan pengulangan pemberian informasi yang dilakukan secara bertahap salah satunya dikarenakan sebagian besar pendidikan sasaran tergolong pendidikan rendah. Penyampaian informasi juga dilakukan dengan menyasar seluruh panca indera sasaran mulai dari mata, telingga, dan juga mencoba melakukan sendiri.
2) Umur Sasaran
Tabel 5 Penghitungan Nilai Statistik Umur Sasaran
No Nilai Statistik Umur
(tahun)
1 Rata-rata 21
2 Standar Deviasi 11,4
3 Minimal 16
4 Maksimal 33
Umur sasaran berkisar antara 16 tahun sampai dengan 33 tahun, dengan rata-rata umur 21 tahun. Umur sasaran masuk dalam kelompok umur muda, yang masih tergolong mudah untuk menerima informasi dan masih mempunyai semangat untuk mengadopsi kegiatan yang diberikan. Semakin matang umur seseorang, maka dalam memahami suatu masalah akan lebih mudah dan dapat memahami pengetahuan dengan baik. Umur yang masih muda juga memungkinkan sasaran untuk
dapat menambah jumlah anak lagi. Distibusi umur sasaran sebagian besar berumur 20-30 tahun menunjukkan bahwa rata-rata umur sasaran berada pada umur reproduksi sehat sehingga dapat meningkatkan motivasi diri untuk memperoleh pengetahuan yang sebanyak- banyaknya. Hurlock, E.B (2004) mengemukakan bahwa umur ibu sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial pada masa dewasa. Wanita yang dewasa akan aktif dibidang sosial.
3) Pekerjaan Sasaran
Pada kegiatan ini sebagian besar sasaran adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja untuk menghasilkan uang. Hanya satu orang sasaran yang bekerja secara informal yaitu sebagai pedagang di rumah. Oleh karena itu, hampir semua sasaran memiliki waktu yang sangat luas untuk mangasuh anaknya. Seluruh sasaran mengasuh sendiri anak mereka tanpa melibatkan orang lain dalam pengasuhan baik oleh kerabatnya maupun oleh pengasuh anak. Di samping itu, karena sasaran bukan merupakan ibu dengan pekerjaan yang terikat oleh waktu maka proses penyampaian informasi dapat diberikan dengan waktu yang sangat luas dan fleksibel. Kegiatan promosi dilakukan pada jam 9 sampai jam 12 siang, karena pada waktu tersebut seorang ibu rumah tangga biasanya telah menyelesaikan seluruh pekerjaan rumahnya.
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Sasaran No Status Pekerjaan Sasaran n % 1 Tidak Bekerja 29 96,7 2 Bekerja 1 3,3 Total 30 100,0
c. Karakteristik Fasilitator kegiatan
Fasilitator dalam kegiatan ini adalah kader posyandu yang direkomendasikan oleh puskesmas Sukarame, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. Kader yang menjadi fasilitator berjumlah 3 orang dengan karakteristik sebagai berikut :
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Fasilitator Kegiatan No Karakteristik Kader n % 1 Jenis Kelamin Laki-laki 0 0 perempuan 3 100,0 2 Pendidikan SD 0 0 SMP 0 0 SMA 2 75,0 PT 1 25,0 3 Pekerjaan Bekerja 0 0 Tidak Bekerja 3 100,0
4 Umur Mean SD Min Max
43,3 8,6 34 51 5 Lama menjadi kader
>5 tahun 3 100,0
<5 tahun 0 0
Semua kader yang menjadi fasilitator dalam kegiatan ini berjenis kelamin perempuan dan semuanya merupakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja sehingga seluruh fasilitator memiliki waktu yang leluasa untuk mengikuti kegiatan ini. Fasilitaor berpendidikan minimal setara dengan SMA dan ada 1 fasilitator yang berpendidikan tinggi dengan pengalaman menjadi kader selurh fasilitator lebih dari 5 tahun. Latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki fasilitator tentu saja sangat berperan dalam kemampuan fasilitator sebagai pendamping pada kegiatan ini. Di samping itu, kisaran umur fasilitator yang antara 34 sampai 51 tahun memungkinkan mereka memiliki semangat yang tinggi dalam menjalankan kegiatan ini.
d. Hasil Penilaian Asupan MP ASI Berbahan Baku Ikan Mujair dengan Taksiran Visual Comstock
Untuk mengetahui bahwa mitra mau mengadopsi program kegiatan IbM MP ASI Ikan Mujair dilakukan dengan menilai dampak dari program salah satunya dengan cara menghitung berapa kali ibu mau memberikan MP ASI Ikan Mujair kepada badutanya. Pada saat sebelum dilakukan kegiatan ini, semua sasaran menyatakan belum pernah memberikan MP ASI berbahan baku ikan mujair yang mereka buat sendiri maupun
berasal dari tempat lain kepada badutanya. Setelah dilakukan kegiatan promosi, demonstrasi, pelatihan dan pendampingan maka setiap bulan dihitung berapa kali sasaran memberikan MP ASI berbahan baku ikan mujair kepada badutanya. 1) Jumlah ibu yang memberikan MP ASI ikan
mujair kepada badutanya
Tabel 8 Jumlah Sasaran yang memberikan MP ASI Ikan Mujair kepada badutanya Kel
Pengukur-an ke
Jumlah ibu yang membuat MP ASI ikan mujair Ya Tidak n % n % Kel 1 1 9 90,0 1 10,0 2 10 100,0 0 0,0 3 10 100,0 0 0,0 Kel 2 1 7 70,0 3 30,0 2 9 90,0 1 10,0 3 10 100,0 0 0,0 Kel 3 1 8 80,0 2 20,0 2 8 80,0 2 20,0 3 10 100,0 0 0,0 Total 1 24 80,0 6 20,0 2 27 90,0 3 10,0 3 30 100,0 0 0,0
Tabel 8 menunjukkan bahwa setelah dilakukan kegiatan promosi dan demonstrasi jumlah sasaran yang memberikan MP ASI ikan mujair kepada badutanya sebanyak 24 orang (80,0%). Setelah dilakukan kegiatan pelatihan jumlah sasaran yang memberikan MP ASI Ikan Mujair kepada badutanya meningkat menjadi 90,0 % dan setelah dilakukan pendampingan meningkat menjadi seluruh (100%) sasaran telah memberikan MP ASI Ikan Mujair kepada badutanya. Pada pengukuran pertama setelah dilakukan promosi dan demonstrasi, pemberian MP ASI ikan mujair kepada baduta yang dilakukan oleh sasaran berkisar antara 1 sampai dengan 4 kali selama satu bulan, dengan rata-rata sebanyak 1,54 kali per bulan. Pada pengukuran kedua rata-rata pemberian meningkat menjadi 4,11 kali per bulan dan pada pengukuran ketiga menjadi 4,93 kali per bulan.
Tabel 9 Penghitungan Nilai Statistik Jumlah Pemberian MP ASI Ikan Mujair Per Bulan Selama
Kegiatan Promosi Nilai Statistik Bulan Kelompok 1 2 3 Total Mean 1 1,5 1,85 1,25 1,54 2 4,4 4,0 3,87 4,11 3 5,5 4,7 4,6 4,93 SD 1 0,5 1,06 0,4 0,72 2 1,5 1,5 0,8 1,3 3 1,1 1,1 1,1 1,1 Min 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 3 3 3 3 3 Maks 1 2 4 2 4 2 6 5 5 6 3 7 7 7 7
2) Penilaian Comstock asupan MP ASI ikan mujair
Hasil pengukuran taksiran visual Comstock menunjukkan bahwa pada pengukuran pertama rata-rata MP ASI Berbahan Ikan Mujair yang dihabiskan sebanyak 61,45 %, pada pengukuran kedua meningkat menjadi 63,88% dan pada bulan ketiga menjadi 67,5 %. Pola kegiatan yang dilakukan menunjukkan adanya kemampuan dan kemauan dari sasaran untuk membuat dan memberikan MP ASI Ikan Mujair kepada badutanya. Kegiatan yang dilakukan menyasar semua indera sasaran sehingga diharapkan hasil dari kegiatan ini dapat bertahan lama dan masyarakat mampu memanfaatkan keberadaan ikan mujair sebagai sumber protein hewani yang non allergen untuk anak mereka.
Tabel 10 Penghitungan Nilai Statistik Hasil Taksiran Visual Comstock Asupan MP ASI Ikan
Mujair
Kelompok Bulan (%/bulan)
Mean SD Min Maks Kelompok 1 1 75 21,6 50 100 2 72,5 21,8 50 100 3 75,0 20,4 50 100 Kelompok 2 1 53,57 17,25 25 75 2 63,8 28,25 25 100 3 72,5 24,86 25 100 Kelompok 3 1 53,12 20,86 25 100 2 53,12 20,86 25 100 3 55,00 19,72 25 100 Total 1 61,45 22,09 25 100 2 63,88 24,35 25 100 3 67,50 22,88 25 100
Pada pengukuran pertama dari 24 sasaran yang memberikan MP ASI Ikan Mujair untuk baduta,hasil pengukuran taksiran visual comstock menunjukkan bahwa separuh (54,2%) baduta sasaran menghabiskan 50 % MP ASI yang diberikan. Pada pengukuran pertama juga diketahui bahwa ada 16,6 % baduta yang menghabiskan MP ASI ikan mujair 100% atau mampu menghabiskan seluruh MP ASI yang diberikan. Pada pengukuran kedua jumlah baduta yang mampu menghabiskan MP ASI 100 % meningkat menjadi 22,2 % dan pada pengukuran ketiga naik manjadi 23,3 %.
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Hasil Pengukuran Taksiran Visual Comstock Asupan MP ASI berbahan Ikan Mujair
Persentase MP ASI yang habis
Kel Pengukuran Ke-
1 2 3 n % n % n % 100 % 1 3 75,0 3 50,0 3 42,8 2 0 0,0 2 33,3 3 42,8 3 1 25,0 1 16,7 1 14,4 Jumlah 4 16,6 6 22,2 7 23,3 75 % 1 3 60,0 3 50,0 4 44,4 2 2 40,0 3 50,0 4 44,4 3 0 0,0 0 0,0 1 11.2 Jumlah 5 20.8 6 22,2 9 30,0 50 % 1 3 23,07 4 33,4 3 25,0 2 4 30,78 2 16,6 2 16,6 3 6 46,15 6 50,0 7 58,4
Jumlah 13 54,2 12 44,4 12 40,0 25 % 1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 1 50,0 2 66,6 1 50,0 3 1 50,0 1 33,4 1 50,0 Jumlah 2 8,4 3 11,2 2 6,7 0% 1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Jumlah 0 0,0 0 0,0 0 0,0 TOTAL 24 100,0 27 100,0 30 100,0 4. KESIMPULAN
Kegiatan yang dilakukan berupa promosi, demonstrasi, pelatihan dan pendampingan pembuatan MP ASI berbahan baku Ikan Mujair berhasil menyakinkan sasaran sehingga mau memberikan MP ASI berbahan baku Ikan mujair kepada badutanya. Disamping itu tahapan kegiatan yang dilakukan juga mampu meningkatkan asupan MP ASI Ikan mujair pada baduta.
Rekomendasi yang diberikan adalah untuk selalu melakukan refreshing dengan dukungan dari kader dan petugas gizi Puskesmas, serta hendaknya dapat membagikan kemampuannya kepada masayarakat yang lain.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Pelaksanaan kegiatan ini tidak terlapas dari keterlibatan beberapa pihak. Oleh karena itu, kami menghaturkan terima kasih kepada Kemenristek Dikti melalui DRPM dan LP2M-PMP UNSIL yang telah memberikan bantuan pendanaan sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Puskesmas Sukarame, Kepala Desa Sukarame, Koordinator Posyandu Eldeweis dan Sukarapih, serta seluruh sasaran kegiatan yang telah banyak membantu sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik.
6. REFERENSI
1) BAPPENAS, 2011, RANPG - Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015, BAPPENAS, Jakarta
2) Kemenkes RI, 2010, Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak, Kemenkes RI, Jakarta 3) Kemenkes. 2014. Hasil Riskesdas 2013.
Kemenkes RI
4) Lilik Hidayanti & Sri Maywati. 2014. Ketahanan Pangan (Food Security) Dan Status Gizi Balita Keluarga Miskin Di Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Laporan Penelitian Dosen Madya Universitas Siliwangi
5) Lilik Hidayanti & Sri Maywati. 2015. Ketahanan Pangan Keluarga Miskin yang Memiliki Balita Gizi Kurang di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. Laporan Penelitian Dosen Pemula
6) Meyliana, dkk. 2013. Potensi Budidaya Ikan Mujair: Studi Kasus di Kecamatan Leuwisari Tasikmalaya, Laporan Penelitian Universitas Maranantha
7) Puskesmas Sukarame, 2014, Laporan
Tahunan Puskesmas Sukarame,
Puskesmas Sukarame
8) Sri Maywati & Lilik Hidayanti. 2014. Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan (Food Security) Keluarga Yang Memiliki Balita Kekurangan Gizi Dengan Promosi Konsumsi Makanan Beragam Berbasis Sumber Daya Lokal Melalui Konseling Gizi. Laporan Penelitian Dosen Pemula