TUGAS AKHIR
PERANAN TABUNGAN SEBAGAI SUMBER DANA BANK
PADA PT BNI (PERSERO) TBK KANTOR CABANG UTAMA
USU MEDAN
Oleh :
DEBBY EMELIA
062102038
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena hanya dengan pertolongan dan atas kehendak – Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tujuan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
Tugas Akhir ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama USU Medan Jl. Dr. Mansyur No. 11 Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa kepada keluarga yang sangat penulis sayangi (Ayahanda Yusrizal dan Ibunda Irawaty) yang telah banyak memberikan kasih sayang yang berlimpah kepada penulis baik moril maupun materil serta perhatian dan dukungannya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Doni Rinaldi, Pimpinan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama USU Medan.
Penulis mengakui bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan waktu yang penulis miliki, maka dengan kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan pertolongan – Nya kepada kita semua. Insya Allah Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Medan, 27 Mei 2009
Penulis
Debby Emelia
Peningkatan Frekuensi Tabungan ... 36
BAB IV : PENUTUP ... 38 A. Kesimpulan ... 38 B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini sektor perbankan mendapatkan perhatian yang sangat besar dari pemerintah, karena sektor ini dapat mempengaruhi kesejahteraan rakyat dan laju pertumbuhan perekonomian negara. Salah satu kebijakan perbankan dalam mendukung laju pertumbuhan perekonomian adalah menghimpun seperti dana masyarakat yang dapat dicapai melalui sektor tabungan. Menurut UU No 7 tahun 1992, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu. Frekuensi tabungan sangat berkembang pesat bila dibandingkan dengan bentuk simpanan lainnya seperti giro dan deposito, karena tabungan memiliki persyaratan yang relatif sangat mudah dan hampir dari seluruh lapisan masyarakat mengetahuinya. Keseluruhan simpanan ini merupakan rangkaian yang sama dalam menambah sumber dana bank itu sendiri. Sumber dana itu adalah dana yang diperoleh masyarakat (pihak III), berupa : tabungan, deposito dan giro.
Oleh karena itu, peneliti tertarik dan terdorong untuk mengangkat masalah diatas menjadi suatu tulisan dari tugas akhir yang berjudul: ”Peranan Tabungan Sebagai Sumber Dana Bank pada PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama USU Medan”. Pembagian sumber dana ada 3, yaitu sumber dana pihak I atau dana dari pihak bank itu sendiri, sumber dana dari pihak II atau dana yang diperoleh dari pihak luar bank dan sumber dana dari pihak III atau dana dari pihak masyarakat. Akan tetapi disini penulis hanya menganalisis sumber dana pihak III saja, karena sangat berkaitan dengan judul yang dibuat.
B. Permasalahan
Setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam menjalankan kegiatannya. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan itu berbeda-beda satu sama lain, begitu juga hal-nya dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan. Permasalahan yang akan dibahas dalam tuhas akhir ini adalah berapa besar persentase tabungan sebagai sumber dana bank itu sendiri dan bagaimana upaya untuk mengetahui langkah-langkah yang ditempuh dalam meningkatkan frekuensi tabungan pada PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk KCU USU Medan untuk meningkatkan frekuensi tabungan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
yang ditempuh dalam meningkatkan frekuensi tabungan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama USU Medan.
Penelitian ini mempunyai manfaat yang tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi perusahaan dan bagi peneliti lain.
1. Bagi peneliti
Sebagai suatu perbandingan dalam penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh peneliti selama di bangku perkuliahan dan sebagai bahan masukan bagi peneliti mengenai sumber dana bank terutama pada sektor tabungan.
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) KCU USU Medan dalam menghimpun dana dari masyarakat melalui sektor tabungan.
3. Bagi peneliti lain
Peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi peneliti lain dan dapat menjadi bahan masukan apabila melakukan penelitian mengenai peranan tabungan sebagai sumber dana bank di tahun-tahun mendatang.
D. Sistematika Penulisan
1. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari persiapan melaksanakan penelitian , pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk menulis tugas akhir, serta penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel jadwal penelitian berikut ini.
April Mei Minggu Minggu No. Kegiatan
I II II IV I II II IV
A. Persiapan
1 Pelaksanaan penelitian untuk mendapatkan topik tugas akhir √
2 Bimbingan untuk pelaksanaan
tugas akhir √
B. Pelaksanaan
3 Bimbingan untuk pengolahan
data perusahaan √
4 Pengolahan dataperusahaan
dalam penyusunan tugas akhir √ C. Pelaporan
5 Bimbingan untuk penulisan bab
6 Bimbingan untuk penulisan bab
II tugas akhir √
7 Bimbingan untuk penulisan bab
III tugas akhir √
8 Bimbingan untuk penulisan bab
IV tugas akhir √
9 Bimbingan tahap akhir dalam
penyusunan tugas akhir √ 10 Penyempurnaan tugas akhir √
2. Sistematika Pelaporan
Seluruh pembahasan dalam tugas akhir ini disusun secara sistematik yang terdiri dari BAB I, BAB II, BAB III dan BAB IV.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada BAB I diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : PROFIL DARI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan pembahasan mengenai peranan tabungan sebagai sumber dana pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan.
BABV : PENUTUP
BAB II
PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK
A. Sejarah Ringkas PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Sejarah berdirinya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau lebih dikenal dengan Bank BNI 46 erat hubungannya dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Perjalanan Bank BNI diawali pada tahun 1946 yaitu pada tanggal 5 Juli berdasarkan Undang-Undang NO. 2 Tahun 1946 dengan nama Bank Negara Indonesia sebagai Bank Sentral tepatnya setahun setelah kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1946, tepatnya pada pelaksanaan Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia-Belanda, Bank BNI berubah menjadi Bank Umum. Pada mulanya kehadiran Bank BNI dimaksudkan untuk bertindak selaku Bank Sentral yang bertanggung jawab dalam menerbitkan dan mengelola mata uang rupiah. Kemudian pada tanggal 15 September 1950 Bank BNI mulai diizinkan pemerintah untuk menjadi Bank Devisa.
PT Bank Negara Indonesia (Persero). Selanjutnya BNI mulai go public dan pada tahun 1996 Bank BNI menawarkan saham perdananya kepada masyarakat dan mencatatkan sahmnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Penawaran perdana ini memungkinkan Bank BNI untuk memperkuat modalnya, sehingga semakin mengukuhkan posisi Bank BNI di Industri Perbankan Indonesia.
Namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998 telah mengubah wajah perbankan Indonesia. Sebagaimana layaknya bank-bank lainnya di Indonesia, BNI juga terkena imbas dari keterpurkan ekonomi pada masa itu, sehingga perlu direkapitulasi oleh pemerintah. Program rekapitulasi ini berhasil diselesaikan pada tahun 2000, sehingga memungkinkan BNI memiliki pondasi yang kokoh untuk mendukung pertumbuhannya di masa datang. Seiring dengan diselesaikannya program rekapitulasi, Bank BNI melakukan restrukturisasi operasional secara menyeluruh untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Selain itu BNI juga menerapkan praktek perbankan yang penuh kehati-hatian serta God Corporate Governance (GCG). Untuk mengantisipasi perkembangan lingkunagn usaha dan perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan, BNI senantiasa melakukan penyesuain atas produk dan jasa yang ditawarkan untuk value yang lebih baik. Sebagai bukti kepedulian terhadap berbagai tuntutan diatas, BNI antara lain memperoleh sertifikat Y2K Complience dalam menghadapi masalah tahun 2000 (Y2K problem) atau yang lebih dikenal dengan millennium bug.
pegawai terhadap nasabahnya, lebih dari 2.000 ATM, kurang dari 4.000 ATM link dan lebih dari 500.000 ATM Cirrus yang tersebar diseluruh Indonesia.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan adalah struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan terbagi atas beberapa bagian. Hal ini dapat dilihat pada bagan struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan dilampiran tugas akhir ini.
C. Job Description
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan memiliki pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing.
1. Pimpinan Cabang
Bertugas dan bertanggung jawab dalam memimpin PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan.
2. Branch Quality Assurance (BQA)
Merupakan pengawas internal PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan.
3. Bidang Pembinaan Kantor Layanan (PBY), meliputi: Administrasi Cabang (ASC), Kantor Layanan dan Kantor Kas, Bidang Pelayanan Nasabah (PBN) dan Bidang Penjualan Cabang (JUC).
a. Administrasi Cabang (ASC)
untuk booking office SKC, SKK, SKM, KPI & Multifinance KSN), mengelola logistic, menyelenggarakan administrasi umum, mengelola kepegawaian Cabang Utama dan Kantor Layanan, dan mengkompilasi tindak lanjut hasil temuan Audit KCU-KLN.
b. Kantor Layanan dan Kantor Kas
Bertugas melayani Informasi mengenai produk/jasa bank, melayani semua jenis transaksi kas/tunai & pemindahan, melayani transaksi Produk jasa LN & penukaran valuta asing, mengelola transaksi dana dan jasa, dan mengelola administrasi surat dan dokumen yang masuk.
4. Bidang Pelayanan Nasabah (PBN), meliputi: Pelayanan Uang Tunai (PUT) dan Pelayanan Nasabah (PNC).
a. Pelayanan Uang Tunai (PUT)
Bertugas melayani semua jenis transaksi kas/tunai dan pemindahan, melayani kegiatan eksternal payment point, dan mengelola kas ATM.
b. Pelayanan Nasabah (PNC)
Bertugas mengelola transaksi produk dana (giro, tabungan, deposito, simponi, dll), melayani penerbitan kartu, melayani transaksi pencairan bunga deposito, melayani informasi transaksi produk dana, jasa dan kredit, melayani transaksi kiriman uang, melayani nasabah custodian, melayani transasi LN, megelola sistem penerimaan/antrian nasabah, dan mengelola pelaksanaan layanan untuk kenyamanan nasabah.
5. Bidang Penjualan Cabang (JUC) hanya terdiri dari satu unit yaitu marketing (Penjualan)
D. Kinerja Usaha Terkini
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa kinerja usaha terkini yaitu laba sebelum pencadangan BNI naik 72%, laba bersih BNI naik 315%, biaya operasional turun 2,7%, kredit tumbuh 26%, dana pihak ketiga (DPK) naik 12% dan rasio profitabilitas meningkat.
1. Laba sebelum pencadangan BNI naik 72%
Mengawali tahun 2009, hampir semua indikator kinerja BNI mengalami pertumbuhan positif. Dibandingkan Triwulan I 2008, aset BNI tumbuh 24%, seiring dengan kenaikan kredit sebesar 29% dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 30%. Ekspansi bisnis ini memberi hasil dengan kenaikan laba sebelum pencadangan sebesar 72% menjadi Rp 2,42 triliun. ”Meski tantanganya makin berat di tahun ini, BNI dapat terus menjaga pertumbuhan bisnis dengan tetap menjaga kualitas aset,” kata Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI, pada kesempatan paparan kinerja BNI, di Jakarta (29/4).
2. Laba bersih BNI naik 315%, biaya operasional turun 2,7%
Di Triwulan I 2009, ekspansi bisnis BNI membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 24% dari Rp 2,23 triliun pada Triwulan I 2009, menjadi Rp 2,74 triliun. Kenaikan pendapatan bunga bersih ini diikuti juga dengan kenaikan
menjadi Rp 2,42 triliun. Sejalan dengan itu, BNI terus memperkuat fundamental keuangan dengan menambah Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebesar 23%. Penambahan pencadangan ini menjadikan coverage ratio mencapai 106%. Laba bersih setelah taksiran pajak naik 315% dari Rp 153 miliar menjadi Rp 635 miliar yang diikuti pula oleh kenaikan laba bersih persaham sebesar 320% dari Rp 10 menjadi Rp 42.
3. Kredit tumbuh 26%, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 12%
Total aset BNI per akhir Maret 2009 tercatat sebesar Rp 201,26 triliun, atau naik 24% dibandingkan posisi akhir Maret 2008 yang sebesar Rp 162,27 triliun. Kenaikan aktiva antara lain terjadi pada pos penempatan dana (127%) dan pertumbuhan kredit (29%). Outstanding kredit akhir Triwulan I 2009 mencapai Rp 114,77 triliun (naik 29%) dari Rp 89,17 triliun di akhir Triwulan I 2008 lalu. Komposisi kredit masih didominasi oleh kredit usaha kecil dan menengah yang mencapai 42%, disusul oleh kredit korporasi sebesar 40%, kredit konsumer 15% dan pembiayaan syariah sebesar 3%. Di sisi Liabilities, dana pihak ketiga (DPK) masyarakat meningkat 30% menjadi Rp165,04 triliun, dengan komposisi 54% dana murah (tabungan dan giro) dan 46% deposito.
4. Rasio profitabilitas meningkat
margin (NIM) dari 6,0% menjadi 6,2%. Dari sisi lain, BNI semakin efisien dengan penurunan rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) dari 95,1% menjadi 84,9%, dan cost to income ratio (CIR) dari 53,8% menjadi 40,2%. Rasio-rasio keuangan di akhir 2008 juga menunjukkan perbaikan fundamental. Rasio kecukupan modal (CAR) terjaga pada level 15,0% (setelah memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar). Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan posisi NPL-Net turun dari 3,2% menjadi 1,5%, dan NPL Gross turun dari 8,6% menjadi 5,6%.
E. Rencana Kegiatan
Beberapa rencana kegiatan bisnis BNI adalah BNI akan bekerjasama dengan Garuda Indonesia menjadi satu-satunya acquiring bank (bank yang mengambil alih dan memproses semua transaksi penjualan yang terjadi) untuk reservasi tiket secara online dengan kartu kredit, BNI juga akan bekerjasama dengan MasterCard WorldWide meluncurkan produk kartu kredit lifestyle terbarunya yaitu BNI Style Titanium. Kartu kredit premium ini diperuntukkan bagi segmen eksekutif muda mapan, berjiwa muda, dinamis, suka tantangan dan mengikuti perkembangan mode. BNI akan kembali mendukung acara Java Jazz Festival selama 5 tahun berturut-turut yang merupakan bentuk komitmen BNI memberikan apresiasi kepada nasabah dengan penyediaan produk dan jasa perbankan sesuai dengan gaya hidup (lifestyle) masyarakat modern dan BNI juga akan berkerjasama dengan Singapore Post Limited (SingPost) untuk mengenalkan layanan self-serviced
BAB III
TOPIK PENELITIAN
A. Pengertian Tabungan
Menurut Suyatno (1999) tabungan adalah simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, akan tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek atau yang dipersamakan dengan itu. Dalam kehidupan di abad
milenium ini, hampir tidak ada masyarakat yang tidak mengetahui tabungan. Bagi
bank, tabungan merupakan sumbangan yang besar terhadap sumber dana bank,
walaupun saat sekarang ini banyak kegiatan lainnya berkembang dengan pesat,
seperti giro dan deposito, namun tabungan tetap memegang peranan. Hal ini
dikarenakan nasabah pada umumnya menginginkan kemudahan.
Kemudahan-kemudahan tersebut menyebabkan persaingan antar bank dalam menyediakan
fasilitas-fasilitas bank. Dengan ketatnya persaingan yang dihadapi oleh bank
dalam menghimpun dana masyarakat melalui setor tabungan, dengan hal ini bank
harus dapat menciptakan jenis produk tabungan yang lebih bervariasi disamping
tingkat bunga dan hadiah yang cukup menarik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
pernyataan dari Siamat (2001). Pihak-pihak yang terlibat dalam tabungan adalah
pihak nasabah sebagai penabung atau kreditur dan pihak bank sebagai depositoris
atau debitur. Kedua unsur ini sangat erat hubungannya, karena tanpa adanya
B. Manfaat Tabungan
Manfaat tabungan dapat digolongkan dalam dua golongan, yaitu pihak bank
(depositoris) dan pihak nasabah (penabung).
1. Manfaat bagi bank itu sendiri
a. sebagai sumber dana bagi bank,
b. dapat membina hubungan baik dengan nasabah atau masyarakat,
c. dapat digunakan sebagai dana pemberian kredit.
2. Manfaat bagi penabung
a. penyimpanan uang yang aman dan terpercaya,
b. dana yang produktif,
c. dapat dijadikan sebagai jaminan kredit,
d. cara pengumpulan uang sedikit demi sedikit,
e. frekuensi tabungan tidak dibatasi.
C. Sistem Perhitungan Bunga
Sistem perhitungan bunga ada dua, yaitu bunga dihitung berdasarkan saldo terendah dan bunga dihitung berdasarkan saldo harian.
1. Bunga Dihitung Berdasarkan Saldo Terendah
Dalam perhitungan bunga yang didasarkan sldo terendah ini, terlebih dahulu
bank harus melihat rekening tabungan nasabah untuk melihat saldo terendah,
kemudian dikalikan dengan persentase bunga dan dibagi dua belas bulan. Rumus
Tabel 3.1. Contoh Perhitungan Metode Saldo Terendah
Rekening nasabah Tuan Hanafi
Bunga: 12% p.a
Tanggal Mutasi Debet Kredit Saldo Akhir
02-05-2009 Setoran
Tunai - Rp. 10.000.000 Rp.10.000.000
05-05- 2009 Setoran
Tunai - Rp. 8.000.000 Rp. 18.000.000
09-05-2009 Setoran
Kliring - Rp. 5.000.000 Rp. 23.000.000
12-05-2009 Penarikan
Tunai Rp. 15.000.000 - Rp. 8.000.000
15-05-2009 Setoran
Tunai - Rp. 12.500.000 Rp. 20.500.000
15-05-2009 Penarikan
Tunai Rp. 5.000.000 - Rp. 14.500.000
17-05-2009 Penarikan
tunai Rp. 1.000.000 - Rp. 13.500.000
23-05-2009 Transfer Rp. 1.500.000 - Rp. 12.000.000
25-05-2009 Setoran
Tunai - Rp. 15.000.000 Rp. 27.000.000
Dari rekening nasabah diatas diketahui adanya saldo terendah terdapat pada
tanggal 12-05-2009 yaitu Rp. 8.000.000.
2. Bunga Dihitung Berdasarkan Saldo Harian
Bunga dihitung berdasarkan saldo harian terlebih dahulu harus memperhatikan
hal-hal seperti hari dalam satu takwin adalah 365 hari dan dicari dahulu jumlah
hari pengendapan mutasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung bunga
berdasarkan saldo harian adalah:
Tabel 3.2. Contoh Perhitungan Metode Saldo Harian
Rekening Tuan Hanafi
Bunga = 12 % p.a
Tanggal Saldo Akhir Lamanya
Mengendap Bunga
2-5/05/2009 Rp.10.000.000 3 hari 3/365×12%×10.000.000 = Rp. 9.863
5-9/05/2009 Rp. 18.000.000 4 Hari 4/365×12%×18.000.000 = Rp. 23.671,2
9-12/05/2009 Rp. 23.000.000 3 Hari 3/365×12%×23.000.000 = Rp. 22.684,9
12-15/05/2009 Rp. 8.000.000 3 Hari 3/365×12%×8.000.000 = Rp. 7.890,4
15-17/05/2009 Rp. 14.500.000 2 hari 2/365×12%×14.500.000 = Rp. 9.534,2
17-23/05/2009 Rp. 13.500.000 6 hari 6/365×12%×13.500.000 = Rp. 26.630,1
23-25/05/2009 Rp. 12.000.000 2 hari 2/365×12%×12.000.000 = Rp7.890,4
Jumlah bunga dalam satu bulan adalah Rp. 108.164,2. Berarti bank lebih
D. Sumber Dana Bank
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa penghimpun
dana yang (sementara) tidak dipergunakan untuk kemudian hari menyalurkan
kembali dana tersebut kedalam masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Fungsi
untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan
(deposit) sangat mementukan pertumbuhan suatu bank sebab volume dana yang
berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menetukan pula volume dana
yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang
menghasilkan, misalnya dalam bentuk pemberian kredit pembelian efek-efek atau
surat berharga dalam pasar uang. Dengan adanya usaha pokok bank tersebut,
maka diperlukan manajemen dana bank.
Manajemen bank adalah suatu sistem pola pengaturan yang sistematis untuk
mengelola sumber-sumber ekonomi yang tersedia, terarah dan terpadu, serta
memanfaatkan secara penuh hasil yang dicapai bagi kesejahteraan perusahaan,
karyawan dan masyarakat dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Dengan adanya suatu proses manajemen bank yang baik dan terarah maka tentu
akan tercapailah seluruh tujuan perusahaan yang diinginkan. Kunci dari
keberhasilan manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut bisa merebut hati
masyarakatnya sehingga peranannya sebagai financial intermediary berjalan
dengan baik. Bank adalah perantara keuangan masyarakat yaitu perantara dari
mereka yang kelebihan uang dengan mereka yang kekurangan uang. Jadi,
bagaimana bank melayani dengan sebaik-baiknya bagi mereka yang kelebihan
melayani kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian kredit, itulah kunci
kesuksesan manajemen bank. Karena itu, semua pelayanan bank kepada
masyarakat, peralatan canggih yang dimiliki, keterampilan personil dan
lain-lainnya, adalah dalam rangka menjalankan peranan selaku perantara keuangan,
artinya menjalankan dua fungsi utama bank, yaitu menghimpun dana masyarakat
(to receive deposits) dan memberikan kredit.
Dari uaraian diatas, kita dapat mendefenisikan manajemen dana bank sebagai
suatu proses pengelolaan penghimpunan dana-dana masyarakat kedalam bank dan
pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada
umumnya serta pemupukannya secara optimal melalui penggerakan semua
sumber dana yang tersedia demi mencapai tingkat rentabilitas yang memadai
sesuai dengan batas ketentuan peraturan yang berlaku. Ruang lingkup kegiatan
manajemen dana bank dengan bertitik tolak dari pengertian dan defenisi diatas
adalah segala aktivitas bank dalam rangka penghimpunan dana-dana masyarakat,
aktivitas bank untuk menjaga kepercayaan masyarakat dengan penyediaan uang
tunai bagi pemeliharaan kepentingan masyarakat penyimpan, penempatan dana
dalam bentuk kredit sebagai usaha pelayanan kebutuhan uang masyarakat dan
penempatan dana dalam bentuk-bentuk yang lain, baik bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang demi kepentingan rentabilitas (profitability) dan
pengelolaan modal bagi bank agar dapat berfungsi wajar sesuai dengan
peranannya selaku penggerak aktivitas.
Aktivitas paling utama dari Direksi Bank adalah manajemen dana-dana
giro, deposito dan tabungan ) maupun yang dikeluarkan bank daalm bentuk kredit.
Hal diatas sesuai dengan perantara bank selaku perantara keuangan masyarakat
(financial intermediary). Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan
persoalan bank yang paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa
artinya tidak berfungsi sama sekali.
Menurut Sinungan (2001) dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank
ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan tiap waktu digunakan. Uang tunai
yang dimiliki ataupun yang dikuasai bank tidaklah berasal dari uang milik bank
itu sendiri, tapi juga berasal dari uang orang lain uang pihak yang lain ”dititipkan”
pada pihak bank dan sewaktu-waktu atau pada saat tertentu, akan diambilnya
kembali baik sekaligus maupun berangsur-angsur. Berdasarkan pengalaman
dilapangan atau bukti-bukti empiris, uang bank sendiri yang berasal dari modal
dan cadangan modal sebesar 7% sampai 8% dari total aktiva bank. Di Indonesia
dalam kurun waktu 5 tahun terkhir, tercatat bahwa jumlah modal dan cadangan
modal di bank-bank yang hanya 4% dari total aktiva. Ini berarti sebagian besar
modal kerja bank berasal dari dana pihak-pihak lain diluar bank yaitu dana dari
masyarakat, dana dari bank dan lembaga keuangan lainnya serta dana dari
penjualan/kredit likuiditas dari bank sentral.
Sebenarnya, dalam prinsip ilmu manajemen modern, status badan dan usaha
yang dianggap sukses dalam pandangan sektor perekonomian dan perdagangan,
adalah badan usaha yang dapat secara optimal memanfaatkan dana permodalan
dari sumber luar. Bagi perusahaan industri atau perdagangan dimana modal usaha
sampai 20% saja. Dana-dana bank yang digunakan sebagai modal operasional
bersumber dari dana sendiri yang sering disebut juga dana dari pihak pertama
yaitu dana dari modal bank sendiri yang berasal dari para pemegang saham, dana
dari pinjaman pihak luar bank yang sering disebut dengan dana dari pihak kedua
dan dana dari masyarakat yang sering disebut dengan dana dari pihak ketiga.
1. Dana Dari Modal Sendiri (Pihak Pertama)
Dana dari modal sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham
bank yakni pemilik bank. Dalam neraca bank, dana sendiri itu tertera dalam
rekening modal dan cadangan yang tercantum pada sisi passiva (liabilities). Dana
ini berasal dari beberapa bagian (pos) yaitu modal yang disetor,
cadangan-cadangan dan laba yang ditahan.
a. Modal yang disetor
Modal yang disetor yaitu jumlah yang disetor secara efektif oleh para
pemegang saham pada bank itu sendiri. Uang yang telah disetor oleh
pemegang saham tersebut selamanya akan tetap mengendap dalam bank dan
tidak mudah ditarik begitu saja oleh penyetornya. Umumnya modal setoran
pertama dari para pemilik bank (pemegang saham = stockholders) ini sebagian
dipergunakan bank untuk saran perkantoran, peralatan kantor dan promosi
untuk menarik minat masyarakat.
b. Cadangan-cadangan
Cadangan-cadangan yaitu sebagian dari laba bank yang diserahkan dalam
bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan untuk
c. Laba yang ditahan
Laba yang ditahan atau retained earnings yang mestinya milik pemegang
saham, tapi oleh mereka sendiri diputuskan untuk tidak dibagi dan
dimasukkan kembali dalam modal kerja atau dana yang siap diputar kembali.
Biasanya retained earnings ini dugunakan untuk memperkuat posisi cash
reserve atau untuk pertambahan loanable funds).
Bila kita amati perkembangan neraca bank (khususnya disebelah passiva) dari
tahun ketahun, maka perubahan dana sendiri akan terlihat pada pos-pos cadangan
dan laba yang ditahan. Pada modal yang disetor tidak ada perubahan, karena hal
itu terjadi sekali saja, yaitu pada waktu berdirinya bank tersebut. Melalui kenaikan
dua pos diatas, dapat juga dijadikan indikasi tentang kemajuan bank bersangkutan
yang berarti kepercayaan masyarakat bertambah baik dan bank telah dapat
menempatkan dirinya dalam posisi yang diterima bahkan dibutuhkan masyarakat.
2. Dana Pinjaman Dari Pihak Luar (Dana Pihak Kedua)
Dana dari pihak kedua ini yaitu pihak yang memberikan pijaman dana (uang)
pada bank terdiri dari tiga pihak yaitu pinjaman dari bank-bank lain, pinjaman
dari bank atau lembaga keungan lain di luar negeri, pinjaman dari Lembaga
Keuangan Bukan Bank, dan pinjaman dari Bank Sentral (Bank Indonesia).
a. Pinjaman dari bank-bank lain
Pinjaman dari bank-bank lain dikenal dengan call money yaitu pinjaman
harian antar bank. Pinjaman ini biasanya diminta bila ada kebutuhan
yaitu sekitar satu bulan bahkan hanya beberapa hari saja. Kadangkala ada
yang meminjam hanya satu malam sehingga sering disebut juga dengan
overnight call money.
b. Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan Lain di luar negeri
Biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah atau jangka panjang. Realisasi
pinjaman ini dari Bank Internasional atau lembaga-lembaga lain secara tidak
langsung. Bank Indonesia selaku bank sentral ikut serta mengawasi
pelaksanaan pinjaman tersebut demi menjaga solvabilitas bank bersangkutan.
c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pinjaman dari LKBB ini kadangkala tidak benar-benar berbentu pinjaman atau
kredit tapi lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjual belikan
sebelum tanggal jatuh tempo. Misalnya berbentuk sertifikat bank atau deposit
on call dengan jangka waktu melebihi tiga bulan dan dapat diperpanjang
kembali tanpa mengeluarkan sertifikat baru. Dalam banyak hal, pinjaman
seperti ini dapat digolongkan pada sumber dana dari pihak ketiga yaitu dari
masyarakat.
d. Pinjaman dari Bank Sentral (Bank Indonesia)
Untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas apalagi
yang berprioritas tinggi seperti kredit investasi pada sektor-sektor yang harus
ditunjang sesuai dengan petunjuk pelita (misalnya pertanian, pangan,
perhubungan, industri penunjang sektor pertanian, tekstil, ekspor dan migas,
kredit-kredit dalam rangka peningkatan kehidupan masyarakat golongan
dan kredit-kredit lainnya, maka Bank Indonesia memberikan bantuan dana
yang dikenal dengan nama:Kredit likuiditas.
Pemberian kredit likuiditas untuk proyek-proyek prioritas pembangunan telah
memberikan angin segar bagi kalangan perbankan semenjak tahun 1969 yaitu
semenjak pertama kali pemerintah memberikan investasi. Hal dikarenakan posisi
kredit likuiditas yang terbesar dari suatu pembayaran proyek. Misalnya bank
memberikan kredit investasi sebesar Rp.100 juta. Bantuan kredit likuiditas dari
Bank Indonesia bisa mencapai 70% sampai 80% dari maksimum kredit yang
berarti dari kredit Rp. 100 juta tersebut, dana kredit likuiditas dapat mencapai Rp.
70 juta dan yang Rp. 30 juta diambil dari dana sendiri Bank bersangkutan. Secara
ekonomis, dengan melihat sumber cost of money, maka walaupun kredit investasi
itu berbunga murah, tapi tetap bisa memberikan keuntungan besar bagi bank
pelaksana. Hal ini disebabkan karena peranan kredit likuiditas Bank Indonesia
yang memberikan perangsang kuat bagi terselenggaranya kredit-kredit
berprioritas tinggi.
3. Dana Dari Masyarakat (Pihak Ketiga)
Bank adalah pelayaran masyarakat dan wadah perantara keuangan
masyarakat. Karena itu bank harus selalu berada di tengah masyarakat, agar arus
uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan pada
masyarakat yang kekurangan. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank
akan menyelenggarakan sebaik-baiknya permasalahan keuangannya, merupakan
memberikan pelayanan yang memuaskan pada masyarakat (nasabah). Dana-dana
masyarakat yang disimpan bank adalah merupakan dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank, terbagi atas: giro (Demand Deposit), deposito (Time
Deposit) dan tabungan (Saving).
a. Giro (Demand Deposit)
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran atau
dengan cara pemindahbukuan. Dalam pelaksanaan, tatausaha giro dilakukan
melalui suatu rekening yang disebut rekening koran. Rekening ini juga digunakan
untuk menatausahakan kredit yang diberikan melalui rekening koran.
Salah satu segi yang amat penting dalam peningkatan jumlah pemegang giro
adalah kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut dan pelayanan yang
menyenangkan nasabah. Dua hal diatas merupakan semacam promosi langsung
dimana nasabah-nasabah tentu akan bercerita dengan teman-temannya tentang
kesenangan mereka atas pelayanan bank yang cepat, tepat dan menyenangkan di
samping keramahtamaan pekerja bank yang telah lam merupakan syarat penting.
Melalui pelayanan yang baik dan menyenangkan serta ruangan yang nyaman para
nasabah akan lebih senang. Karena dengan pelayanan tersebut, banyak nasabah
baru akan berdatangan setelah mendengar cerita teman-temannya tentang
pelayanan memuaskan. Hal ini tentu sangat menguntungkan bank karena dana
giro yang dianggap dana besar yang termurah akan terus berkembang dan
b. Deposito (Time Deposit)
Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga dari bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Berdasarkan suatu
jangka waktu tertentu dimana dana itu mengendap bank akan mempunyai satu
jangka yang cukup lama untuk menggunakan dana deposito untuk keperluan
pemberian kredit atau investasi lain jangka pendek yang menghasilkan. Kepastian
dana tersebut dapat dipergunakan oleh bank adalah karena ada jangka waktu
tertentu yang meyakinkan bank bahwa dana itu tidak akan ditarik, kecuali pada
saat jatuh tempo. Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap di bank
karena para pemegangnya akan tertarik dengan tawaran bunga yang diajukan
bank, disamping keyakinan para deposan bahwa pada saat jatuh tempo, bila dia
tidak ingin memperpanjang dana tersebut tersedia kembali. Dana yang berasal
dari deposito adalah termahal yang harus dipikul oleh bank yaitu berkisar antara
15% sampai 20% setahun.
c. Tabungan (Saving)
Tabungan adalah simapanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati antara
nasabah dengan pihak bank, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan
atau alat lain yang dipersamakan dengan itu.
E. Alokasi Dana-Dana Bank
Dari berbagai sumber dana yang dihimpun bank sudah selayaknya bank
mempunyai beberapa tujuan yaitu mencapai tingkat profitability yang cukup dan
memepertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas
tetap aman. Dengan menggabungkan kedua keinginan diatas, maka alokasi
dana-dana di bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan, semua
kepentingan nasabah terpenuhi. Artinya bank harus menjaga agar para nasabah
tidak merasa kecewa atas pelayanan dan ketepatan pelayanan bank. Alokasi
dana-dana bank pada dasarnya dibagi dalam dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu:
non earning assets (aktiva yang tidak menghasilkan) dan earning assets (aktiva
yang menghasilkan).
1. Non Earning Assets (aktiva yang tidak menghasilkan), terdiri dari Primery
Reserve dan penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris.
a. Primery Reserve
Primary reserve yang berbentuk uang tunai dalam kas dan uang tunai
dalam saldo rekening Bank Indonesia. Dana-dana dalam primery reserve
adalah untuk kepentingan cash ratio atau penjagaan posisi likuiditas bank
berdasarkan peraturan Bank Indonesia selaku Bank Sentral.
b. Penanaman dana dalam Aktiva Tetap dan investasi
Penanaman dana dalam benda tetap dan inventaris adalah untuk
kepentingan kelancaran usaha bank seperti gedung kantor peralatan kantor
baik yang manual maupun yang canggih dengan teknik super modern.
Kesemua ini demi menjaga standing bank dalam kehidupan dan
perbankan. Dana ini umumnya berasal dari modal awal dan dari cadangan
2. Earning Assets (aktiva yang menghasilkan) terdiri dari Secondary Reserve,
kredit (pinjaman yang diberikan)dan investasi jangka panjang.
a. Secondary Reserve
Penanaman dana dalam earning assets memang harus dilakukan bank,
dalam keadaan yang bagaimanapun. Bank harus menyalurkan dananya
dalam bentuk kredit karena itu memang merupakan tugas utama bank.
Penempatan dana-dana dalam secondary reserve juga mutlak untuk
dilakukan demi tujuan menyanggah likuiditas untuk memperoleh profit.
Bank akan mengusahakan sedemikian rupa agar tidak ada dana yang diam
atau tidak produktif, karena bila itu terjadi berarti bank akan mengalami
kerugian.
b. Kredit (pinjaman yang diberikan)
Penempatan dana bank dalam bentuk wesel, cek, tagihan, efek-efek,
sertifikat deposit atau dalam bentuk Sertivikat Bank Indonesia dan
surat-surat berharga lainnya yang diperdagangkan di bank, merupakan
kewajiban utama bank setelah kredit. Tentunya tidak semua dana bank
ditempatkan dalam bentuk kredit.
c. Investasi jangka panjang
Pola dari manajemen bank yang mengatur pengalokasian dana, pada
dasarnya adalah usaha bank untuk memaksimalkan dana yang ada agar
produktif dan menghasilkan, di samping dana yang ditanam dalam bentuk
peralatan kantor ataupun perkantoran sebagai sarana untuk tetap menjamin
F. Tabel Sumber Dana Bank Pihak Ketiga
Dalam uraian teoritis terdahulu telah dipaparkan teori-teori yang menjelaskan
tentang sumber-sumber dana bank. Terutama sumber dana bank pihak ketiga.
Sumber dana tersebut meliputi tabungan,deposito dan giro. Perbedaan ketiga jenis
tabungan ini adalah sebagai berikut.
1. Tabungan
Tabungan yaitu simpanan pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat menurut syarat-syarat dan ketentuan yang disepakati. Tetapi tidak
dapat ditarik melalui cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.
2. Deposito
Deposito yaitu simpanan pihak ketiga kepada Bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak
ketiga dengan bank yang bersangkutan atau pada waktu jatuh tempo (1,3,6,12
dan 24 bulan).
3. Giro
Giro yaitu simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
Dalam pembahasan ini, penulis menitikberatkan pada tabungan terhadap
deposito dan giro. Simpanan yang berbentuk tabungan pada PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu: Tabungan
Plus (Taplus), Tabungan Plus Utama (Taplus Utama), Tabungan Haji Indonesia
maka akan didapat persentase dan besarnya peranan tabungan terhadap simpanan
dalam bentuk deposito dan giro. Yang mana ketiga jenis simpanan tersebut
merupakan sumber dana yang dihimpun masyarakat. Pada pembahasan ini akan
diuraikan jumlah dari masing-masing sumber dana masyarakat tersebut dengan
menggunakan tabel, yang mana pengklasifikasian dananya memiliki perbedaan
setiap tahun.
Dibawah ini adalah tabel yang menjelaskan besarnya dana yang disalurkan
masyarakat dalam bentuk bentuk simpanan yang berupa tabungan, deposito dan
giro. Tabel ini dijelaskan secara pertahun, yaitu dimulai dari bulan Desember
2006, Desember 2007, dan Desember 2008. Maka dengan adanya jumlah dari
masing-masing sumber dana akan didapat besarnya persentase tabungan terhadap
deposito dan giro.
Tabel 3.3 Sumber Dana Bank
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan Periode Tahun 2006 s/d 2008
(Per 31 Desember)
Sumber Dana Pihak Ketiga
Tahun Deposito Giro Tabungan
2006 Rp. 248.280.735.806 Rp. 162.258.371.813 Rp. 374.345.058.047
2007 Rp. 199.444.353.158 Rp. 283.758.421.333 Rp. 484.539.927.533
2008 Rp. 602.765.096.417 Rp. 268.731.473.045 Rp. 565.291.944.206
KETERANGAN:
1. total deposito pada tahun 2006, 2007 dan 2008 adalah Rp. 1.050.490.185.381,
2. total giro pada tahun 2006, 2007 dan 2008 adalah Rp. 714.748.226.191,
3. total tabungan pada tahun 2006, 2007 dan 2008 adalah Rp. 1.424.176.929.786,
4. total sumber dana pihak ketiga pada tahun 2006 adalah Rp. 784.884.165.666,
5. total sumber dana pihak ketiga pada tahun 2007 adalah Rp. 967.742.702.024,
6. total sumber dana pihak ketiga pada tahun 2008 adalah Rp.1.436.788.513.668,
4. total sumber dana pihak ketiga pada tahun 2006, 2007 dan 2008 adalah
Rp.3.189.153.381.358.
Dari tabel diatas (Tabel 3.3) maka dapat disimpulkan bahwa sumber dana
terbesar berasal dari tabungan. Deposito mengalami penurunan di tahun 2007.
Pada giro mengalami penurunan pada tahun 2008 dan tabungan selalu mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Dari total sumber dana bank tersebut pada PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan periode 2006,2007 dan 2008,
maka besarnya persentase tabungan terhadap deposit dan giro dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Jadi persentase sumber dana pada tahun 2006 adalah:
= 31,63 %
= 20,67 %
Persentase sumber dana pada tahun 2007 adalah:
= 50,06 %
= 20,60 %
= 29,32 %
Persentase sumber dana pada tahun 2008 adalah:
= 39,34 %
= 41,95 %
= 18,70 %
Tabel 3.4 Persentase Sumber Dana Bank
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan Periode Tahun 2006 s/d 2008
Sumber Dana Pihak Ketiga
Tahun
Deposito Giro Tabungan
2006 31,63% 20,67% 47,69%
2007 20,60% 29,32% 50,06%
2008 41,95% 18,70% 39,34%
KETERANGAN:
1. persentase tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun 2006
sebesar 47,69%, sedangkan deposito sebesar 31,63% dan giro 20,67% dari
sumber dana pihak ketiga,
2. persentase frekuensi tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun
2007 sebesar 50,06%, sedangkan deposito sebesar 20,60% dan giro 29,32%
dari sumber dana pihak ketiga,
3. persentase frekuensi tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun
2008 sebesar 39,34%, sedangkan deposito sebesar 41,95% dan giro 39,34%
Grafik 3.1 Grafik Kenaikan Persentase Sumber Dana PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan
Periode Tahun 2006 s/d 2008
KETERANGAN :
1. nilai persentase deposito menurun ditahun 2007 dan naik lagi di tahun 2008,
2. nilai persentase giro naik di tahun 2007 dan kembali turun di tahun 2008,
4. nilai persentase tabungan dominan lebih besar di banding nilai persentase
deposito dan giro.
G. Langkah Yang Ditempuh Dalam Peningkatan Frekuensi Tabungan
Langkah-langlah yang ditempuh oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk meningkatkan frekuensi tabungan adalah mengadakan undian
berhadiah, mengadakan promosi,fasilitas ATM, dan memberikan pelayanan yang
baik.
1. Mengadakan Undian Berhadiah
Diadakannya undian berhadiah merupakan cara yang paling tepat untuk
menarik minat masyarakat agar menabungkan uangnya ke bank karena pada
dasarnya masyarakat akan melakukan sesuatu apabila mendapat imbalan atau
hadiah. Contohnya undian berhadiah yang diselenggarakan oleh Bank BNI pada
sektor tabungan, yaitu tabungan plus (Taplus). Dalam hal ini Bank BNI program
Rezeki Durian Runtuh.
2. Mengadakan Promosi
Pelaksanaan promosi Bank BNI melalui beberapa media, misalnya media
cetak dan media elektronik. Promosi ini bertujuan agar khalayak ramai atau
masyarakat umum mengetahui dan mengenal lebih jauh atas keadaan dan
perkembangan Bank BNI tersebut. Yang juga pada akhirnya promosi brtujuan
untuk memperluas pasar Bank BNI.
ATM merupakan suatu alat atau mesin yang berfungsi untuk pengambilan
uang bagi nasabah Bank BNI tanpa harus ke bank. ATM ini di tempatkan di
beberapa lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, misalnya di pusat
perbelanjaan. Kartu ATM juga dapat digunakan sebagai kartu belanja, kartu
diskon di beberapa tempat usaha yang menjadi mitra Bank BNI sehingga nasabah
tidak perlu menggunakan uang tunai dalam melakukan transaksi.
4. Memberikan Pelayanan yang Baik
Pelayanan yang diberikan bank kepada para nasabahnya harus dapat
mamuaskan nasabah itu sendiri karena dengan adanya pelayanan yang semakin
baik terhadap nasabah, juga akan mempengaruhi frekuensi basabah itu sendiri.
Hal ini dapat dilihat dari pengaruh teman-teman nasabah dalam menyampaikan
informasi. Misalnya, tata ruang yang teratur, full AC, warna yang menarik, hiasan
atau dekorasi ruang yang menarik maupun pelayanan-pelayanan yang secara
langsung diberikan oleh karyawan- karyawati meliputi keramahtamahan dalam
berbicara serta dengan mimic wajah yang selalu bersemangat yang mencerminkan
rasa kekeluargaan dan persahabatan. Peningkatan pada pelayanan ini juga tampak
pada adanya nomor antrian yang disediakan dalam melakukan transaksi, seperti
setoran. Pada nasabah disediakan tempat duduk yang nyaman dan tidak perlu
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan adalah bank
milik negara yang usaha pokoknya dalam menghimpun dan menggalang dana
masyarakat baik itu dalam bentuk tabungan deposito dan giro serta
menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkannya. Dari data yang
diperoleh dari pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung serta
mengenai uraian-uraian teori maupun data keuangan dengan tinjauan dalam
mencari persentase frakuensi tabungan terhadap sumber dana bank, dapat diambil
kesimpulan mengenai peranan tabungan sebagai sumber dana pada bank.
1. persentase tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun 2006
sebesar 47,69%, sedangkan deposito sebesar 31,63% dan giro 20,67% dari
sumber dana pihak ketiga,
2. persentase frekuensi tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun
2007 sebesar 50,06%, sedangkan deposito sebesar 20,60% dan giro 29,32%
dari sumber dana pihak ketiga,
3. persentase frekuensi tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun
2008 sebesar 39,34%, sedangkan deposito sebesar 41,95% dan giro 39,34%
4. dari pembagian persentase sumber dana pihak ketiga tahun 2006, 2007, dan
2008, bahwa tabungan adalah sumber dana pihak ketiga yang paling banyak
menghimpun dana masyarakat,
5. Bank Negara Indonesia telah berupaya dalam menghimpun dana masyarakat
melalui sektor tabungan dengan cara mengadakan undian berhadiah, promosi,
menyediakan fasilitas ATM dan memberikan pelayanan yang baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut yang diambil setelah menganalisa dan
mengevaluasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU USU Medan,
peneliti mencoba memberikan saran yang kiranya dapat menambah manfaat
dalam penulidan tugas akhir ini.
1. dilihat dari persentase sumber dana pihak ketiga, tabungan memiliki
persentase yang lebih tinggi disbanding deposito. Hendaknya Bank BNI lebih
giat mengadakan promosi untuk menarik perhatian masyarakat agar lebih
tertarik terhadap deposito, karena tabungan sewaktu-waktu dapat diambil
sementara deposito hanya dapat diambil dalam waktu-waktu tertentu,
2. melihat adanya persaingan yang semakin ketat antar bank, hendaknya Bank
BNI mengadakan perbaikan-perbaikan dalam beroperasi, seperti melakukan
derivasi produk sehingga mencapai hasil yang memuaskan, meningkatkan
tempat agar memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi (seperti
DAFTAR PUSTAKA
Siamat Dahlan, 2001, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi 3, Cetakan 2, Jakarta: Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.
Sinungan Muchdarsyah, 1990, Manajemen Dana Bank, Edisi 2, Cetakan 2, Jakarta: Bumi Aksara.
Hadi Sutrirno, 2002, Metode research, Edisi 1, Cetakan 27, Yogyakarta : Andi.
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozil la%3AenUS%3Aofficial&hs=ghT&q=pengertian+tabungan&btnG=Telus uri&meta.
http://www.bni.co.id/tentangbni.
http://bniforum.bni.co.id/eis/dpk.
Lampiran