TUGAS AKHIR
PERANAN TABUNGAN SEBAGAI SUMBER DANA BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK CABANG MEDAN
OLEH:
RANGGA YUDA FRANDHANA 082102118
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR NAMA : RANGGA YUDA FRANDHANA
NIM : 082102118
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PERANAN TABUNGAN SEBAGAI SUMBER DANA BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK CABANG MEDAN
Tanggal : Juni 2011 Pembimbing
(Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak.) NIP. 19550914 198103 1 005
Tanggal : Juni 2011 Ketua Program Studi D III Akuntansi
(Drs. Rustam, M.Si., Ak.) NIP. 19511114 198203 1 002
Tanggal : Juni 2011 Dekan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dan menyusun Tugas Akhir yang berjudul
“Peranan Tabungan Sebagai Sumber Dana Bank pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero), Tbk Cabang Medan” ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, MSi, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga Tugas Akhir
ini dapat terselesaikan.
4. Teristemewa untuk Ayahanda Ridwan dan Ibunda Yusdaniar yang telah setia,
sabar, dan tulus mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih atas doa,
pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril
maupun materil yang tidak akan mungkin terbalas. Untuk kakak terbaik Rica
Yudithia Wanda, serta adik yang saya sayangi Ananda Lesmana yang selalu
5. Bapak/Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi USU yang telah memberikan
perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan.
6. Om Dave yang telah membantu penulis dalam memberikan data-data dan
informasi dari yang dibutuhkan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Buat sepupu penulis Gita dan teman-teman terbaik Didin, Faisal, Andy, Tri,
Hendry, Diego, Irfan, Yusuf, Mol, Fitri, Ayura, Yuni, Ima, Fina, Ade, Aioe,
dan seluruh teman-teman di DIII Akuntansi 08, buat adik-adik 09 Isvan, Arif,
Rani, Depi, Amira, Gengki, Puput.
8. Nekat FC yang selalu meraih gelar (Odi, Kurnia, Riski, Fadli, Rayos, Mirza,
Audi, Heri)
9. Teman-teman magang kelompok 22 Denny, Eva, Debby, Nana.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu
penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan
Tugas Akhir ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tugas akhir
ini bermanfaat bagi orang banyak khususnya bagi pembaca.
Medan, Juni 2011 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……… i
DAFTAR ISI ………..………. iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1
B. Perumusan Masalah ……….. 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……..……… 2
D. Metodologi Penelitian ………. 3
E. Sistematika Pembahasan ……….. 5
BAB II PT. BANK TABUNGAN NEGARA, TBK A. Sejarah Ringkas Perusahaan ………. 6
B. Struktur Organisasi Perusahaan ……… 9
C. Job Description ………. 9
D. Kinerja Usaha Terkini ………. 17
E. Rencana Kegiatan ……… 19
BAB III ANALISIS DAN EVALUASI A. Pengertian Tabungan ………. 22
B. Manfaat Tabungan ……… 23
C. Sistem Perhitungan Bunga ……….. 23
D. Sumber Dana Bank ……….. 26
E. Alokasi Dana-Dana Bank ……… 35
G. Langkah-Langkah yang Ditempuh dalam Peningkatan Frekuensi
Tabungan ……….. 45
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………. 47
B. Saran ……… 48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini sektor perbankan mendapatkan perhatian yang sangat besar dari
pemerintah, karena sektor ini dapat mempengaruhi kesejahteraan rakyat dan laju
pertumbuhan perekonomian negara. Pada dasarnya bank itu melaksanakan tugas
distribusi, karena ia bertindak sebagai perantara peminjam dan pemberi pinjaman
dengan menghimpun dana dari para deposan dan meminjamkannya kepada
unit-unit perekonomian yang kekurangan dana.
Salah satu kebijakan perbankan dalam mendukung laju pertumbuhan
perekonomian adalah menghimpun dana masyarakat melalui tabungan. Menurut
UU No 7 tahun 1992, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek atau giro. Frekuensi tabungan lebih berkembang bila dibandingkan
dengan bentuk simpanan lainnya seperti giro dan deposito, karena tabungan
memiliki persyaratan yang relatif mudah dan sudah dikenal oleh masyarakat luas.
Simpanan dalam bentuk tabungan ini merupakan salah satu sumber dana bagi
bank disamping simpanan deposito dan simpanan giro.
Dengan adanya nilai ketiga komponen tersebut, maka dapat diketahui
berapa besar persentase tabungan yang dihasilkan dari jumlah sumber dana yang
diperoleh bank. Apabila persentase tabungan semakin tinggi, maka semakin tinggi
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peranan
tabungan sebagai sumber dana bank pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero),
Tbk Cabang Medan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar
persentase tabungan sebagai sumber dana bank pada PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk, Cabang Medan dan untuk mengetahui langkah-langkah yang
ditempuh dalam meningkatkan frekuensi tabungan pada PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk, Cabang Medan.
Penelitian ini mempunyai manfaat yang tidak hanya bagi peneliti, tetapi
juga bagi perusahaan dan bagi peneliti lain.
1. Bagi peneliti
Sebagai suatu perbandingan dalam penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh
peneliti selama di bangku perkuliahan dan sebagai bahan masukan bagi peneliti
mengenai sumber dana bank terutama pada sektor tabungan.
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Cabang
Medan dalam menghimpun dana dari masyarakat melalui sektor tabungan.
3. Bagi peneliti lain
Peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi peneliti
lain dan dapat menjadi bahan masukan apabila melakukan penelitian mengenai
D. Metodologi Penelitian
Adapun metodologi dalam penelitian ini adalah: Lokasi penelitian, sumber
data, metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis
data.
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitan dilakukan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor
Cabang Medan yang bertempat di Jl. Pemuda No. 10A Medan 20151.
2. Sumber data
Data penelitian ini diperoleh dari dua sumber data yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan
yang berhubungan dengan objek penelitian.
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain yang
mendukung data primer.
3. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu
Penelitian kepustakaan (library research) dan Penelitian lapangan (field
research).
a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang melakukan
dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dan keterangan yang dibutuhkan
berdasarkan buku-buku, catatan ilmiah serta tulisan ilmiah yang
b. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung
dilakukan perorangan atau objek yang diteliti.
4. Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data informasi yang akurat yang mengarah kepada
kebenaran yang diperlukan dalam pembuktian penelitian ini maka teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah:
a. Interview, yaitu melakukan tanya jawab langsung kepada pihak yang
berwenang untuk memperoleh informasi, guna untuk melancarkan proses
pengumpulan data yang dibutuhkan penulis.
b. Observasi, yaitu suatu studi yang dilakukan dengan jalan mengadakan
pengamatan ke objek penelitian secara langsung.
5. Metode analisis data
Untuk meganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan dua metode
analisis yaitu:
a. Metode deskriptif, yaitu data-data yang diperoleh dari penelitian
dikumpulkan, kemudian disusun dan seterusnya diolah sehingga diperoleh
gambaran dari masalah tersebut atau bisa juga dibilang suatu metode
dengan mengumpulkan data, disusun, diinterprestasikan dan menganalisis
sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan suatu
permasalahan yang dihadapi perusahaan.
b. Metode deduktif, yaitu data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisa
kembali dengan menggunakan teori-teori yang berlaku sebagai alat
E. Sistematika pembahasan
Sistematika Pembahasan dalam terbagi atas 4 (empat) bab. Setiap bab
terdiri dari beberapa sub-sub bab yang sesuai dengan kebutuhan penulis.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang,
permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : PROFIL DARI PT. BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO), TBK CABANG MEDAN
Pada bab ini dijelaskan tentang sejarah ringkas perusahaan,
struktur organisasi, job description, kinerja usaha terkini yang
ada pada perusahaan.
BAB III : ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai
dengan pembahasan mengenai peranan tabungan sebagai
sumber dana pada PT Bank Tabungan Negara Tbk, Cabang
Medan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini peneliti memberikan kesimpulan berdasarkan
uraian-uraian diatas dan peneliti juga mencoba
mengemukakan beberapa saran yang mungkin bermanfaat
untuk meningkatkan efektivitas perusahaan di masa yang akan
BAB II
PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK
A. Sejarah Ringkas Perusahaan
Pemerintah Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal
16 Oktober 1897 mendirikan Posts Paar Bank, dengan maksud untuk mendidik
masyarakat agar gemar menabung. Posts Paar Bank kemudian terus hidup dan
berkembang hingga tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki empat cabang yaitu
Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar.
Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu sebagai akibat penyerbuan Jerman
atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam
waktu yang relatif singkat (rush). Namun kemudian keadaannya keuangan Posts
Paar Bank pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942, Hindia belanda menyerah
tanpa syarat kepada Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Posts Paar
Bank dan mendirikan Tyokin Kyoku sebuah Bank yang bertujuan untuk menarik
dana dari masyarakat melalui tabungan.
Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 memberikan inspirasi
kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin
Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama
menjadi Kantor Tabungan Pos. tugas pertamanya adalah melakukan penukaran
mata uang Jepang dengan ORI, tetapi kegiatannya tidak berumur panjang karena
agresi belanda (Desember 1946) mengakibatkan duduknya semua kantor termasuk
Pos dibuka kembali tahun 1949, dan nama Kantor Tabungan Pos diganti menjadi
Bank Tabungan RI.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak 1950, tetapi yang terpenting bagi
sejarah Bank Tabungan Negara (BTN) adalah dikeluarkannya UU darurat No. 9
Tahun 1950 Tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “Posts Paar Bank
Indonesia” berdasarkan Staasbalt No. 295 Tahun 1941 menjadi Bank Tabungan
Pos dan memidahkan induk kementrian keuangan dibawah menteri urusan Bank
Central. Tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal BTN. Nama
Bank Tabungan Pos menurut UU darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36
Tahun 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan
pada Perpu No.4 Tahun 1964 tanggal 23 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan
dengan UU No. 2 Tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.
Penegasan status BTN sebagai Bank Tabungan milik negara ditetapkan
dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya
(sejak tahun 1964) BTN menjadi BNI unit V (lima). Jika tugas utama saat
pendirian Posts Paar Bank (1897) sampai dengan BTN (1968) adalah bergerak
dalam lingkup perhimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun
1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk
pertamakalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember yang
diperinganti sebagai hari KPR bagi BTN.
Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992 yaitu
dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggan 29 April 1992 yang
Tabungan Negara berubah menjadi Perseroan. Sejak nama Bank Tabungan
Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dengan call name Bank
BTN (Persero). Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House
Coopers, pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat No. 5 –
544/MMBU/2002 memutuskan Bank BTN (Persero) sebagai Bank umum dengan
fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. Organisasi adalah wadah
kegiatan sejumlah manusia yang melakukan suatu kegiatan terencana dengan
bekerjasama penuh kesadaran dengan yang terkait dalam hubungan formal dan
rangkaian tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Adapun Visi dan Misi dari Bank Tabungan Negara adalah sebagai berikut:
1. Visi Bank BTN
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
2. Misi Bank BTN
a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri
terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan
produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,
profesional dan memiliki integritas tinggi.
d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder
Value
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Cabang
Medan adalah struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk, Cabang Medan terbagi atas beberapa bagian. Hal
ini dapat dilihat pada bagan struktur organisasi PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk, Cabang Medan dilampiran tugas akhir ini.
C. Job Description
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Cabang Medan memiliki
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya
masing-masing.
1. Kepala Cabang (Branch Manager) mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Melakukan kontrol terhadap seluruh pelaksanaan MTSI
b. Melakukan Pengawasan melekat
c. Melakukan otorisasi sesuai kewenangan yang diberikan
d. Melakukan service quality level terhadap nasabah-nasabah prima
e. Melakukan supervisi di dalam menjalankan fungsi manajemen
2. Wakil Kepala Cabang Utama mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Melakukan fungsi otorisasi untuk aktifitas financial sesuai ketentuan yang
berlaku
b. Melakukan fungsi otorisasi untuk aktifitas non financial sesuai ketentuan
yang berlaku dan lazim dilakukan serta dapat dipertanggungjawabkan
d. Melakukan monitoring dan evaluasi atas strategi serta pencapaian target
dana, kredit dan feebased income
e. Melakukan sekaligus mensupervisi pemberian Quality Service Level
terhadap nasabah prima
3. Kepala Layanan Retail (Retail Service Head) mempunyai aktivitas
utama yaitu:
a. Melakukan fungi otorisasi untuk aktifitas financial sesuai ketentuan yang
berlaku
b. Melakukan fungsi otorisasi untuk aktifitas non financial sesuai ketentuan
yang berlaku dan lazim dilakukan serta dapat dipertanggungjawabkan
c. Melakukan pengawasan melekat terhadap pegawai yang disupervisi
d. Melakukan monitoring dan evaluasi atas strategi serta pencapaian target
dana, kredit dan feebased income
e. Melakukan sekaligus mensupervisi pemberian Quality Service Level
terhadap nasabah prima
4. Kepala Teller (Teller Head) mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Melakukan pembukuan & penutupan ruang khasanah bersama petugas kas
besar atau pejabat yang ditunjuk
b. Melakukan supervisi atas layanan pembayaran angsuran KPR
c. Melakukan supervisi atas layanan transaksi GIRO
d. Melakukan supervisi atas layanan transaksi TABUNGAN
5. Teller mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Menerima Kas Awal Hari
b. Melakukan Permintaan Uang ke Kas Besar
c. Melakukan Permintaan Uang antar Teller
d. Melakukan Penyetoran Uang ke Kas Besar
e. Melakukan Pencetakan Laporan Akhir Hari
6. Kepala Layanan Nasabah (Costumer Service Head) mempunyai aktivitas
utama yaitu:
a. Melakukan aktivitas otorisasi sesuai batas kewenangan
b. Melakukan supervisi untuk terjaganya kualitas pelayanan yang optimal di
unit CS bagi nasabah yang datang maupun melalui telepon atau surat
c. Melakukan supervisi terhadap layanan administrasi Giro
d. Melakukan supervisi layanan administrasi Tabungan
e. Melakukan supervisi terhadap layanan administrasi Deposito
7. Petugas Selling (Selling Service) mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Melakukan analisis umum terhadap Market Share dan Pertumbuhan
berdasarkan data Perbankah per wilayah dari Sumber Bank Indonesia,
BPS atau sumber lainnya.
1) Dana
2) Kredit
3) Fee Based Income
4) Melakukan analisis potensi / peluang pasar dalam pemetaan market
b. Melakukan analisis terhadap komposisi dana dan kredit yang akan dicapai
c. Membuat target bersama Selling Head sebagai bahan keputusan Branch
Manager
d. Membuat strategi pencapaian target
1) Dana
2) Kredit
3) Fee Based Income
4) Peningkatan penggunaan fitur produk
8. Kepala Layanan Kredit (Loan Service Head) mempunyai aktivitas
utama yaitu:
a. Melakukan supervisi dan memastikan terselenggaranya layanan informasi
kredit baik melalui telepon, surat maupun debitur/customer yang datang
langsung dengan baik
b. Melakukan supervisi dan memastikan terselenggaranya Proses Pelunasan
Kredit
c. Melakukan supervisi dan memastikan pelayanan klaim debitur
d. Melakukan supervisi dan memastikan pelayanan permohonan pembayaran
ekstra dan advance payment sesuai dengan ketentuan yang berlaku
e. Melakukan supervisi dan memastikan terselenggaranya pelayanan klaim
asuransi kredit
9. Kepala Operation (Operation Head) mempunyai aktivitas utama yaitu:
b. Melakukan supervisi atas kebenaran proses transaksi pembayaran
angsuran kredit.
c. Melakukan supervisi atas kebenaran proses maintenance KPR, Non KPR
dan Kredit Umum.
d. Melakukan supervisi atas kebenaran proses biaya Pra Realisasi.
e. Melakukan supervisi atas kebenaran Proses blokir saldo rekening.
10. Petugas Kliring (Clearing Staff) mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Proses transaksi kliring
b. Proses Transaksi CN.
c. Proses sistem kliring
d. Proses rekonsiliasi kliring
e. Proses aktiviltas kliring lainnya
11. Data Entry Operator Staff mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Proses entry transaksi KPR Kolektif
b. Proses maintenance data transkasi Host to Host Telkom
c. Proses Standing Instruction (SI) - Host to Host PLN
d. Proses Salary Crediting.
e. Proses transaksi Tabungan Batara Kantor Pos
12. Kepala Admistrasi Kredit (Loan Administration Head) mempunyai aktivitas
utama yaitu:
a. Melakukan supervisi dan memeriksa proses OTS atas permintaan unit
b. Melakukan supervisi dan memeriksa proses permohonan pelaksanaan
taksasi nilai dan kehandalan agunan melalui LPA sesuai ketentuan bank.
c. Melakukan supervisi dan memeriksa proses permohonan pelaksanaan
taksasi nilai dan kehandalan agunan melalui jasa Appraisal sesuai
ketentuan bank.
d. Melakukan supervisi dan memeriksa proses pembuatan memo pencairan
kredit untuk diteruskan dan ditindaklanjuti oleh unit kerja terkait.
e. Melakukan supervisi dan memeriksa proses pencairan Bantuan Uang
Muka ASABRI sesuai ketentuan bank
13. Kepala Umum dan Administrasi (General Branch Administration Head)
mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Melakukan supervisi atas proses pengelolaan absensi pegawai
b. Melakukan supervisi atas proses pengelolaan penilaian pegawai
c. Melakukan supervisi atas proses pengelolaan perencanaan pengembangan
pegawai
d. Melakukan supervisi atas proses pengelolaan Administrasi Data
Kepegawaian
e. Melakukan supervisi atas proses pengelolaan Gaji, tunjangan pegawai dan
pensiunan
14. Sekretaris (Secretary) mempunyai aktivitas utama yaitu melaksanakan
kesekretariatan Kepala Cabang, meliputi :
1) Memproses pembuatan dan pengaturan jadwal kegiatan Kepala Cabang,
2) Memproses administrasi notula rapat (registrasi, pengarsipan), baik
dengan pihak intern maupun ekstern.
3) Memproses administrasi surat dan facsimile masuk (registrasi,
pengarsipan, pendistribusian sesuai disposisi dan monitoring) untuk
Kantor Cabang.
4) Memproses administrasi penyampaian semua surat dan facsimile keluar
(registrasi, pengarsipan) yang ditanda tangani oleh Kepala Cabang.
5) Mengatur semua kegiatan protokoler dan perjalanan dinas Kepala
Cabang (SPD, Tiket, uang saku). an, baik dari pihak internal dan
eksternal bank.
15. Staff Personalia (Personnel Staff) mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Proses pengelolaan absensi pegawai
b. Proses pengelolaan penilaian pegawai
c. Mengelola perencanaan pengembangan pegawai
d. Mengelola Administrasi Data Kepegawaian
e. Mengelola Gaji, Tunjangan pegawai dan pensiunan
16. Kepala Akunting dan Kontrol (Accounting & Control Head) mempunyai
aktivitas utama yaitu:
a. Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi dokumentasi atas
transaksi
b. Melakukan supervisi atas kebenaran proses penyelesaian suspense dan
c. Melakukan supervisi atas entry jurnal GL-GL atas transaksi yang
dilakukan oleh unit kerja lain
d. Melakukan supervisi atas pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi
operasional bank
e. Melakukan supervisi atas proses koordinator dalam rangka pemeriksaan
pihak Intern dan Extern
17. Accounting and Control Supervisor mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi dokumentasi atas
transaksi
b. Melakukan supervisi atas kebenaran proses penyelesaian suspense dan
rekening selisih lainnya
c. Melakukan supervisi atas entry jurnal GL-GL atas transaksi yang
dilakukan oleh unit kerja lain
d. Melakukan supervisi atas pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi
operasional bank
e. Melakukan supervisi atas proses koordinator dalam rangka pemeriksaan
pihak Intern dan Extern
18. General Ledger Staff mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Proses penyelesaian suspense dan rekening selisih lainnya
b. Proses entry jurnal GL-GL atas transaksi yang dilakukan oleh unit kerja
lain
19. Internal Control Staff mempunyai aktivitas utama yaitu:
b. Melakukan koordinator dalam rangka pemeriksaan pihak Intern dan
Extern
c. Melakukan pemeriksaan atas penyelesaian suspense dan rekening selisih
lainnya sudah diselesaikan
d. Melakukan laporan atas penyelesaian klaim nasabah
20. Reporting Staff mempunyai aktivitas utama yaitu:
a. Melakukan penyusunan URAP dan RKAP
b. Melakukan input laporan ke pihak esktern
c. Melakukan perhitungan atas hasil kinerja dan laporan lainnya
D. Kinerja Usaha Terkini
Pada tanggal 31 Desember 2010, Bank BTN telah berhasil mencapai laba
bersih sebesar Rp 916 miliar yang meningkat secara signifikan sebesar 86,75%
lebih tinggi dari laba tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama disebabkan dari
kenaikan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah masing-masing sebesar 16%
dan 29% lebih tinggi dan penurunan beban bunga sebagai biaya pendapatan
sebesar 8% lebih rendah pada tahun 2010. Kenaikan pendapatan bunga
terpengaruh dari kenaikan portofolio kredit pada 27% lebih tinggi pada tahun
2010. Penurunan beban bunga terutama didorong oleh penurunan tingkat suku
bunga rata-rata deposito jangka pendek periode 1 bulan dari 6,43% menjadi
5,98%.
Bank BTN memperoleh pendapatan bunga dari hasil penyaluran kredit
perumahan (KPR) dan non-perumahan serta dari penempatan dana pada portofolio
yang diberikan merupakan kontribusi terbesar pada 92% dari total pendapatan
bunga selama 2010.
1. Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan
Selama tahun 2010, pinjaman KPR terdiri dari pinjaman KPR Bersubsidi
dan pinjaman KPR non subsidi. Tingkat bunga rata-rata kredit perumahan
mengalami penurunan dari 11,66% per tahun pada tahun 2009 menjadi 11,18%
per tahun pada tahun 2010. Di samping itu, suku bunga rata-rata atas kredit
korporasi juga mengalami penurunan dari 13,31% per tahun pada 2009 menjadi
12,63% per tahun pada 2010. Penurunan ini disebabkan dari stabilnya kondisi
pasar dan penurunan BI rate yang menjadi stimulasi pasar untuk menarik nasabah
melakukan transaksi pembiayaan pada Bank BTN. Sebagai dampak dari kondisi
ini, portofolio kredit meningkat 27% lebih tinggi pada tahun 2010, dan membuat
Bank BTN masih memperoleh pertumbuhan pendapatan bunga dari kredit pada
tingkat 25% di tahun 2010 sekalipun tingkat suku bunga menjadi lebih rendah dari
tahun 2009.
2. Pendapatan bunga dari obligasi pemerintah
Bank BTN juga memperoleh pendapatan bunga dari saldo penempatan
dana pada Obligasi Pemerintah selama periode tertentu. Selama tahun 2010, Bank
BTN telah menjual dengan janji pembelian kembali atas beberapa obligasi
pemerintah sebesar Rp 4,3 triliun. Transaksi ini secara signifikan mengurangi
pengakuan pendapatan bunga yang mengakibatkan penurunan pendapatan bunga
dari obligasi pemerintah sebesar 39% di tahun 2010 dibandingkan tahun
terhadap jumlah pendapatan sebesar 6% pada tahun 2010 dan 12% pada tahun
2009.
3. Pendapatan bunga dari penempatan lain-lain
Untuk mengoptimalkan kelebihan dana yang tersedia di Bank BTN dan
mengelola likuiditas, manajemen treasury menyelenggarakan penempatan dana
pada instrumen keuangan tertentu yang dapat menghasilkan pendapatan bunga
dari penempatan tersebut. Selama tahun 2010, Bank BTN telah mengurangi
penempatan dana dalam efek dan penempatan pada bank lain untuk meningkatkan
penempatan dana dalam rekening giro dengan BI sehubungan dengan kepatuhan
pada peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010, tanggal 4 Oktober 2010,
tentang "Giro Wajib Minimum di Bank Indonesia untuk Bank Umum dalam
Rupiah dan Valuta Asing". Sebagai dampaknya, pendapatan bunga yang diperoleh
dari saldo penempatan dana dalam efek dan penempatan pada bank lain
mengalami penurunan masing-masing sebesar 20% dan 53% lebih rendah pada
tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009.
E. Rencana Kegiatan
Untuk menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, Bank BTN
menjaga komitmen untuk senantiasa berhati-hati dalam menjalankan bisnis. Bank
BTN meyakini, dengan dukungan masyarakat dan negara, maka target untuk
meningkatkan pencapaian pada tahun 2011 terutama dalam hal pertumbuhan aset,
pengembangan produk dan layanan, serta perluasan jaringan operasi akan
penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang berpatokan pada
Corporate Code of Conduct.
Sebagai perusahaan terbuka, Bank BTN berkomitmen mendengarkan
aspirasi para pemegang saham. Hal ini ditunjukkan dengan terus memegang fokus
bisnis di bidang pembiayaan perumahan yang diharapkan mampu meningkatkan
kapasitas, kapabilitas, kesehatan, kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan
dapat memberikan dividen yang lebih besar bagi para pemegang saham.
Sebagai perusahaan publik, Bank BTN juga terpanggil untuk senantiasa
memperbaiki diri melalui evaluasi dan pengembangan secara berkesinambungan.
Perbaikan ini dilakukan antara lain dengan mendiversifikasi produk KPR, Kredit
Non Perumahan, maupun produk dana ritel dan wholesale. Dengan dukungan
sumber daya manusia dan permodalan yang kokoh, bersinergi dengan kekuatan
strategi manajerial yang handal, perbaikan ini diharapkan mampu menciptakan
pertumbuhan profitabilitas secara berkesinambungan.
Bank BTN menyadari, pertumbuhan bisnis ini tak akan langgeng tanpa
disertai dengan pengembalian nilai tambah kepada pemangku kepentingan dalam
bentuk pelaksanaan praktik CSR. Lewat CSR, Bank BTN berharap dapat
sama-sama tumbuh dan berkembang bersama-sama lingkungan sekitar dan segenap pemangku
kepentingan. Pelaksanaan CSR ini sekaligus memastikan bahwa keberadaan
Bank BTN tak hanya memberikan manfaat bagi karyawan dan nasabah
pada khususnya, tapi juga membawa nilai tambah bagi mitra bisnis, komunitas,
Bukti keberlanjutan Bank BTN juga tertuang dalam kelanjutan program
pengabdian kepada masyarakat yang sudah dimulai tahun 2010. Setiap
pelaksanaan CSR di Bank BTN juga didukung oleh segenap fungsi organisasi.
Berbekal tekad, pengabdian, dan komitmen yang teguh, maka Bank BTN
yakin perkembangan perusahaan pada akhirnya akan menjadi penggerak
pertumbuhan masyarakat dan negara. Dengan berpatokan pada tujuan mulia ini,
maka menjadi cita-cita bagi Bank BTN untuk memperbaiki, memperkuat, dan
menyempurnakan setiap kegiatan operasional yang disesuaikan dengan kebutuhan
BAB III
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Pengertian Tabungan
Tabungan memiliki persepsi yang berbeda, tergantung siapa yang
melakukan tabungan dalam perekonomian. Untuk rumah tangga, tabungan adalah
sisa dari pendapatan yang diperoleh setelah dilakukan pengeluaran untuk
konsumsi. Dalam sektor bisnis, tabungan termasuk semua pendapatan yang
ditahan dalam perusahaan setelah pembayaran pajak, dividen, dan biaya-biaya
lain. Dana-dana yang disisihkan sebagai tabungan yang mengalir melalui pasar
keuangan digunakan untuk mendukung investasi oleh perusahaan, pemerintah,
dan rumah tangga.
Menurut Suyatno (1999) tabungan adalah simpanan yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, akan tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek atau yang dipersamakan dengan itu. Dalam kehidupan
sekarang ini, hampir tidak ada masyarakat yang tidak mengenal tabungan. Bagi
bank, tabungan merupakan sumbangan yang besar terhadap sumber dana bank,
walaupun saat sekarang ini banyak kegiatan lain yang berkembang dengan pesat,
seperti giro dan deposito, namun tabungan tetap memegang peran dominan. Hal
ini dikarenakan nasabah pada umumnya menginginkan kemudahan. Dengan
ketatnya persaingan yang dihadapi oleh bank dalam menghimpun dana
masyarakat melalui setor tabungan, dalam hal ini bank harus dapat menciptakan
yang cukup menarik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pernyataan dari Siamat
(2001). Pihak-pihak yang terlibat dalam tabungan adalah pihak nasabah sebagai
penabung atau kreditur dan pihak bank sebagai depositoris atau debitur. Kedua
unsur ini sangat erat hubungannya, karena tanpa adanya hubungan yang baik,
maka masyarakat tidak ingin menjadi nasabah.
.
B. Manfaat Tabungan
Manfaat tabungan dapat digolongkan dalam dua golongan, yaitu pihak
bank (depositoris) dan pihak nasabah (penabung).
1. Manfaat bagi bank itu sendiri
a. sebagai sumber dana bagi bank,
b. dapat membina hubungan baik dengan nasabah atau masyarakat,
c. dapat digunakan sebagai dana pemberian kredit.
2. Manfaat bagi penabung
a. penyimpanan uang yang aman dan terpercaya,
b. dana yang produktif,
c. dapat dijadikan sebagai jaminan kredit,
d. cara pengumpulan uang sedikit demi sedikit,
e. frekuensi tabungan tidak dibatasi.
C. Sistem Perhitungan Bunga
Sistem perhitungan bunga ada dua, yaitu bunga dihitung berdasarkan saldo
1. Bunga dihitung berdasarkan saldo terendah
Dalam perhitungan bunga yang didasarkan saldo terendah ini, terlebih
dahulu bank harus melihat rekening tabungan nasabah untuk melihat saldo
terendah, kemudian dikalikan dengan persentase bunga dan dibagi dua belas
bulan. Rumus yang digunakan untuk menghitung bunga dengan sistem saldo
terendah adalah:
Saldo terendah × % Bunga Bunga =
12
Contoh perhitungan metode saldo terendah:
Rekening nasabah Tuan Hanafi
[image:30.595.113.540.419.705.2]Bunga: 12% p.a
Tabel 3.1. Contoh rekening tabungan nasabah
Tanggal Mutasi Debet Kredit Saldo Akhir
02-05-2011 Setoran Tunai - Rp.10.000.000 Rp.10.000.000
05-05- 2011 Setoran Tunai - Rp. 8.000.000 Rp.18.000.000
09-05-2011 Setoran Kliring - Rp. 5.000.000 Rp.23.000.000
12-05-2011 Penarikan Tunai Rp. 15.000.000 - Rp.8.000.000
15-05-2011 Setoran Tunai - Rp.12.500.000 Rp.20.500.000
15-05-2011 Penarikan Tunai Rp. 5.000.000 - Rp.14.500.000
17-05-2011 Penarikan tunai Rp. 1.000.000 - Rp.13.500.000
23-05-2011 Transfer Rp. 1.500.000 - Rp.12.000.000
Dari rekening nasabah disamping diketahui adanya saldo terendah terdapat pada
tanggal 12-05-2011 yaitu Rp. 8.000.000.
Maka yang diperoleh adalah:
Rp. 8.000.000 × 12%
Bunga = = Rp. 80.000
12
2. Bunga dihitung berdasarkan saldo harian
Bunga dihitung berdasarkan saldo harian dilakukan dengan terlebih dahulu
memperhatikan hari dalam satu takwin 365 hari, Cari jumlah hari pengendapan
mutasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung bunga berdasarkan saldo harian
adalah:
Saldo harian × % Bunga × Hari mengendap Bunga =
Contoh perhitungan metode saldo harian:
Rekening Tuan Hanafi
Bunga = 12 % p.a
Tanggal Saldo Akhir Lamanya
Mengendap
Bunga
2-5/05/2011 Rp.10.000.000 3 hari 3/365×12%×10.000.000
= Rp. 9.863
5-9/05/2011 Rp. 18.000.000 4 Hari 4/365×12%×18.000.000
= Rp. 23.671,2
9-12/05/2011 Rp. 23.000.000 3 Hari 3/365×12%×23.000.000
= Rp. 22.684,9
12-15/05/2011 Rp. 8.000.000 3 Hari 3/365×12%×8.000.000
= Rp. 7.890,4
15-17/05/2011 Rp. 14.500.000 2 hari 2/365×12%×14.500.000
= Rp. 9.534,2
17-23/05/2011 Rp. 13.500.000 6 hari 6/365×12%×13.500.000
= Rp. 26.630,1
23-25/05/2011 Rp. 12.000.000 2 hari 2/365×12%×12.000.000
[image:32.595.112.535.174.521.2]= Rp7.890,4
Tabel 3.2. Contoh perhitungan metode saldo harian
Jumlah bunga dalam satu bulan adalah Rp. 108.164,2. Berarti bank lebih untung
bila menggunakan bunga menurut metode saldo terendah.
D. Sumber Dana Bank
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa
penghimpun dana yang (sementara) tidak dipergunakan untuk kemudian hari
menyalurkan kembali dana tersebut kedalam masyarakat untuk jangka waktu
simpanan (deposit) sangat mementukan pertumbuhan suatu bank dikarenakan
volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menetukan
pula volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk
penanaman dana yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk pemberian kredit
pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang. Dengan adanya usaha
pokok bank tersebut, maka diperlukan manajemen dana bank.
Manajemen bank adalah suatu sistem pola pengaturan yang sistematis
untuk mengelola sumber-sumber ekonomi yang tersedia, terarah dan terpadu, serta
memanfaatkan secara penuh hasil yang dicapai bagi kesejahteraan perusahaan,
karyawan dan masyarakat dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Dengan adanya suatu proses manajemen bank yang baik dan terarah maka tentu
akan tercapailah seluruh tujuan perusahaan yang diinginkan. Kunci dari
keberhasilan manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut bisa merebut hati
masyarakat sehingga peranannya sebagai financial intermediary berjalan dengan
baik. Bank adalah perantara keuangan masyarakat yaitu perantara dari mereka
yang kelebihan uang dengan mereka yang kekurangan uang. Jadi, bagaimana bank
melayani dengan sebaik-baiknya bagi mereka yang kelebihan uang dan
menyimpan uangnya dalam bentuk giro, deposito dan tabungan serta melayani
kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian kredit, itulah kunci kesuksesan
manajemen bank. Karena itu, semua pelayanan bank kepada masyarakat,
peralatan canggih yang dimiliki, keterampilan personil dan lain-lainnya, adalah
menjalankan dua fungsi utama bank, yaitu menghimpun dana masyarakat (to
receive deposits) dan memberikan kredit.
Dari uraian diatas, kita dapat mendefenisikan manajemen dana bank
sebagai suatu proses pengelolaan penghimpunan dana-dana masyarakat kedalam
bank dan pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan
masyarakat pada umumnya serta pemupukannya secara optimal melalui
penggerakan semua sumber dana yang tersedia demi mencapai tingkat rentabilitas
yang memadai sesuai dengan batas ketentuan peraturan yang berlaku. Ruang
lingkup kegiatan manajemen dana bank dengan bertitik tolak dari pengertian dan
defenisi diatas adalah segala aktivitas bank dalam rangka penghimpunan
dana-dana masyarakat, aktivitas bank untuk menjaga kepercayaan masyarakat dengan
penyediaan uang tunai bagi pemeliharaan kepentingan masyarakat penyimpan,
penempatan dana dalam bentuk kredit sebagai usaha pelayanan kebutuhan uang
masyarakat dan penempatan dana dalam bentuk-bentuk yang lain, baik bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang demi kepentingan rentabilitas
(profitability) dan pengelolaan modal bagi bank agar dapat berfungsi wajar sesuai
dengan peranannya selaku penggerak aktivitas.
Aktivitas paling utama dari Direksi Bank adalah manajemen dana-dana
(management of funds) baik mengatur dana yang masuk dari masyarakat (melalui
giro, deposito dan tabungan ) maupun dana yang dikeluarkan bank dalam bentuk
kredit. Hal diatas sesuai dengan perantara bank selaku perantara keuangan
merupakan persoalan bank yang paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat
berbuat apa-apa artinya tidak berfungsi sama sekali.
Menurut Sinungan (2001) dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank
ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan tiap waktu digunakan. Uang tunai
yang dimiliki ataupun yang dikuasai bank tidaklah berasal dari uang milik bank
itu sendiri, tapi juga berasal dari pihak yang lain yang “dititipkan” pada pihak
bank dan sewaktu-waktu akan diambil kembali baik sekaligus maupun
berangsur-angsur. Berdasarkan pengalaman dilapangan atau bukti-bukti empiris, uang bank
sendiri yang berasal dari modal dan cadangan modal sebesar 7% sampai 8% dari
total aktiva bank. Di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terkhir, tercatat bahwa
jumlah modal dan cadangan modal di bank-bank yang hanya 4% dari total aktiva.
Ini berarti sebagian besar modal kerja bank berasal dari dana pihak-pihak lain
diluar bank yaitu dana dari masyarakat, dana dari bank dan lembaga keuangan
lainnya serta dana dari penjualan/kredit likuiditas dari bank sentral.
Sebenarnya, dalam prinsip ilmu manajemen modern, status badan usaha
yang dianggap sukses dalam pandangan sektor perekonomian dan perdagangan,
adalah badan usaha yang dapat secara optimal memanfaatkan dana permodalan
dari sumber luar. Bagi perusahaan industri atau perdagangan dimana modal usaha
terbesar adalah justru berasal dari kredit bank yang hanya berkisar antara 10%
sampai 20% saja. Dana-dana bank yang digunakan sebagai modal operasional
bersumber dari dana sendiri yang sering disebut juga dana dari pihak pertama
dari pinjaman pihak luar bank yang sering disebut dengan dana dari pihak kedua
dan dana dari masyarakat yang sering disebut dengan dana dari pihak ketiga.
1. Dana dari modal sendiri (pihak pertama)
Dana dari modal sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang
saham bank yakni pemilik bank. Dalam neraca bank, dana sendiri itu tertera
dalam rekening modal dan cadangan yang tercantum pada sisi passiva (liabilities).
Dana ini berasal dari beberapa bagian (pos) yaitu modal yang disetor,
cadangan-cadangan dan laba yang ditahan.
a. Modal yang disetor
Modal yang disetor yaitu jumlah yang disetor secara efektif oleh para
pemegang saham pada bank itu sendiri. Uang yang telah disetor oleh
pemegang saham tersebut selamanya akan tetap mengendap dalam bank dan
tidak mudah ditarik begitu saja oleh penyetornya. Umumnya modal setoran
pertama dari para pemilik bank (pemegang saham = stockholders) ini
sebagian dipergunakan bank untuk saran perkantoran, peralatan kantor dan
promosi untuk menarik minat masyarakat.
b. Cadangan-cadangan
Cadangan-cadangan yaitu sebagian dari laba bank yang diserahkan dalam
bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan untuk
menutup timbulnya risiko di kemudian hari.
c. Laba yang ditahan
Laba yang ditahan atau retained earnings yang mestinya milik pemegang
dimasukkan kembali dalam modal kerja atau dana yang siap diputar
kembali. Biasanya retained earnings ini digunakan untuk memperkuat posisi
cash reserve atau untuk pertambahan loanable funds).
Bila kita amati perkembangan neraca bank (khususnya disebelah passiva)
dari tahun ke tahun, maka perubahan dana sendiri akan terlihat pada pos-pos
cadangan dan laba yang ditahan. Pada modal yang disetor tidak ada perubahan,
karena hal itu terjadi sekali saja, yaitu pada waktu berdirinya bank tersebut.
Melalui kenaikan dua pos diatas, dapat juga dijadikan indikasi tentang kemajuan
bank bersangkutan yang berarti kepercayaan masyarakat bertambah baik dan bank
telah dapat menempatkan dirinya dalam posisi yang diterima bahkan dibutuhkan
masyarakat.
2. Dana pinjaman dari pihak luar (dana pihak kedua)
Dana dari pihak kedua ini yaitu pihak yang memberikan pijaman dana
(uang) pada bank terdiri dari tiga pihak yaitu pinjaman dari bank-bank lain,
pinjaman dari bank atau lembaga keungan lain di luar negeri, pinjaman dari
Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan pinjaman dari Bank Sentral (Bank
Indonesia).
a. Pinjaman dari bank-bank lain
Pinjaman dari bank-bank lain dikenal dengan call money yaitu pinjaman
harian antar bank. Pinjaman ini biasanya diminta bila ada kebutuhan
mendesak yang diperluakan bank. Jangka waktu call money ini tidak lama
yang meminjam hanya satu malam sehingga sering disebut juga dengan
overnight call money.
b. Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain diluar negeri
Biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah atau jangka panjang.
Realisasi pinjaman ini dari Bank Internasional atau lembaga-lembaga lain
secara tidak langsung. Bank Indonesia selaku bank sentral ikut serta
mengawasi pelaksanaan pinjaman tersebut demi menjaga solvabilitas bank
bersangkutan.
c. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank
Pinjaman dari LKBB ini kadangkala tidak benar-benar berbentuk pinjaman
atau kredit tapi lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat
diperjualbelikan sebelum tanggal jatuh tempo. Misalnya berbentuk sertifikat
bank atau deposit on call dengan jangka waktu melebihi tiga bulan dan dapat
diperpanjang kembali tanpa mengeluarkan sertifikat baru. Dalam banyak
hal, pinjaman seperti ini dapat digolongkan pada sumber dana dari pihak
ketiga yaitu dari masyarakat.
d. Pinjaman dari bank sentral (Bank Indonesia)
Untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas apalagi
yang berprioritas tinggi seperti kredit investasi pada sektor-sektor yang
harus ditunjang sesuai dengan petunjuk pelita (misalnya pertanian, pangan,
perhubungan, industri penunjang sektor pertanian, tekstil, ekspor dan migas,
kredit-kredit dalam rangka peningkatan kehidupan masyarakat golongan
dan kredit-kredit lainnya, maka Bank Indonesia memberikan bantuan dana
yang dikenal dengan nama: Kredit likuiditas.
Pemberian kredit likuiditas untuk proyek-proyek prioritas pembangunan
telah memberikan angin segar bagi kalangan perbankan semenjak tahun 1969
yaitu semenjak pertama kali pemerintah memberikan investasi. Hal ini
dikarenakan posisi kredit likuiditas yang terbesar dari suatu pembayaran proyek.
Misalnya bank memberikan kredit investasi sebesar Rp.100 juta. Bantuan kredit
likuiditas dari Bank Indonesia bisa mencapai 70% sampai 80% dari maksimum
kredit yang berarti dari kredit Rp. 100 juta tersebut, dana kredit likuiditas dapat
mencapai Rp. 70 juta dan yang Rp. 30 juta diambil dari dana sendiri Bank
bersangkutan. Secara ekonomis, dengan melihat sumber cost of money, maka
walaupun kredit investasi itu berbunga murah, tapi tetap bisa memberikan
keuntungan besar bagi bank pelaksana. Hal ini disebabkan karena peranan kredit
likuiditas Bank Indonesia yang memberikan perangsang kuat bagi
terselenggaranya kredit-kredit berprioritas tinggi.
3. Dana dari masyarakat (pihak ketiga)
Bank adalah pelayaran masyarakat dan wadah perantara keuangan
masyarakat. Karena itu bank harus selalu berada di tengah masyarakat, agar arus
uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan pada
masyarakat yang kekurangan. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank
akan menyelenggarakan sebaik-baiknya permasalahan keuangannya, merupakan
suatu keadaan yang diharapkan oleh semua bank itulah sebabnya bank harus
masyarakat yang disimpan bank adalah merupakan dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank, terbagi atas: giro (Demand Deposit), deposito (Time
Deposit) dan tabungan (Saving).
a. Giro (demand deposit)
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran atau
dengan cara pemindahbukuan. Dalam pelaksanaan, tatausaha giro dilakukan
melalui suatu rekening yang disebut rekening koran. Rekening ini juga digunakan
untuk menatausahakan kredit yang diberikan melalui rekening koran.
Salah satu segi yang amat penting dalam peningkatan jumlah pemegang
giro adalah kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut dan pelayanan yang
menyenangkan nasabah. Dua hal diatas merupakan semacam promosi langsung
kepada para nasabah. Hal ini tentu sangat menguntungkan bank karena dana giro
yang dianggap dana besar yang termurah akan terus berkembang dan bertambah
secara meyakinkan.
b. Deposito (time deposit)
Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga dari bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Berdasarkan suatu
jangka waktu tertentu dimana dana itu mengendap bank akan mempunyai satu
jangka yang cukup lama untuk menggunakan dana deposito untuk keperluan
pemberian kredit atau investasi lain jangka pendek yang menghasilkan. Kepastian
tertentu yang meyakinkan bank bahwa dana itu tidak akan ditarik, kecuali pada
saat jatuh tempo. Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap di bank
karena para pemegangnya akan tertarik dengan tawaran bunga yang diajukan
bank, disamping keyakinan para deposan bahwa pada saat jatuh tempo, bila dia
tidak ingin memperpanjang, dana tersebut tersedia kembali. Dana yang berasal
dari deposito adalah termahal yang harus dipikul oleh bank yaitu berkisar antara
15% sampai 20% setahun.
c. Tabungan (Saving)
Tabungan adalah simapanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati antara
nasabah dengan pihak bank, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan
atau alat lain yang dipersamakan dengan itu.
E. Alokasi Dana-Dana Bank
Dari berbagai sumber dana yang dihimpun, sudah selayaknya bank
menerapkan strategi penempatan dana berdasarkan rencana alokasi yang tentu
mempunyai beberapa tujuan yaitu mencapai tingkat profitability yang cukup dan
memepertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas
tetap aman. Dengan menggabungkan kedua keinginan diatas, maka alokasi
dana-dana di bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan, semua
kepentingan nasabah terpenuhi. Artinya bank harus menjaga agar para nasabah
tidak merasa kecewa atas pelayanan dan ketepatan pelayanan bank. Alokasi
non earning assets (aktiva yang tidak menghasilkan) dan earning assets (aktiva
yang menghasilkan).
1. Non earning assets (aktiva yang tidak menghasilkan), terdiri dari primary
reserve dan penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris.
a. Primary reserve
Primary reserve yang berbentuk uang tunai dalam kas dan uang tunai
dalam saldo rekening Bank Indonesia. Dana-dana dalam primery reserve
adalah untuk kepentingan cash ratio atau penjagaan posisi likuiditas bank
berdasarkan peraturan Bank Indonesia selaku Bank Sentral.
b. Penanaman dana dalam Aktiva Tetap dan investasi
Penanaman dana dalam benda tetap dan inventaris adalah untuk
kepentingan kelancaran usaha bank seperti gedung kantor peralatan kantor baik
yang manual maupun yang canggih dengan teknik super modern. Kesemua ini
demi menjaga standing bank dalam kehidupan dan perbankan. Dana ini
umumnya berasal dari modal awal dan dari cadangan modal bank.
2. Earning assets (aktiva yang menghasilkan) terdiri dari secondary reserve, kredit
(pinjaman yang diberikan) dan investasi jangka panjang.
a. Secondary reserve
Penanaman dana dalam earning assets memang harus dilakukan bank,
dalam keadaan yang bagaimanapun. Bank harus menyalurkan dananya dalam
bentuk kredit karena itu memang merupakan tugas utama bank. Penempatan
dana-dana dalam secondary reserve juga mutlak untuk dilakukan demi tujuan
sedemikian rupa agar tidak ada dana yang diam atau tidak produktif, karena
bila itu terjadi berarti bank akan mengalami kerugian.
b. Kredit (pinjaman yang diberikan)
Penempatan dana bank dalam bentuk wesel, cek, tagihan, efek-efek,
sertifikat deposit atau dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan surat-surat
berharga lainnya yang diperdagangkan di bank, merupakan kewajiban utama
bank setelah kredit. Tentunya tidak semua dana bank ditempatkan dalam
bentuk kredit.
c. Investasi jangka panjang
Pola dari manajemen bank yang mengatur pengalokasian dana, pada
dasarnya adalah usaha bank untuk memaksimalkan dana yang ada agar
produktif dan menghasilkan, di samping dana yang ditanam dalam bentuk
peralatan kantor ataupun perkantoran sebagai sarana untuk tetap menjamin
kemegahan dan kepercayaan masyarakat.
F. Sumber Dana Bank Pihak Ketiga
Dalam uraian teoritis terdahulu telah dipaparkan teori-teori yang
menjelaskan tentang sumber-sumber dana bank. Terutama sumber dana bank
pihak ketiga. Sumber dana tersebut meliputi tabungan, deposito dan giro.
Perbedaan ketiga jenis tabungan ini adalah sebagai berikut.
1. Tabungan
Tabungan yaitu simpanan pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat menurut syarat-syarat dan ketentuan yang disepakati. Tetapi tidak
Jenis tabungan pada PT. Bank Tabungan Negara:
a. Tabungan Batara
b.
c.
d. Tabungan Batara Prima
e.
f.
2. Deposito
Deposito yaitu simpanan pihak ketiga kepada Bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara
pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan atau pada waktu jatuh tempo (1, 3,
6, 12, dan 24 bulan).
Jenis deposito pada PT. Bank Tabungan Negara:
a.
b. Sertifikat Deposito
c.
3. Giro
Giro yaitu simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
Jenis Giro pada PT. Bank Tabungan Negara:
a. Giro Rupiah
Dalam pembahasan ini, penulis menitikberatkan pada tabungan terhadap
deposito dan giro. Dari keenam jenis tabungan tersebut, maka akan didapat
persentase dan besarnya peranan tabungan terhadap simpanan dalam bentuk
deposito dan giro. Yang mana ketiga jenis simpanan tersebut merupakan sumber
dana yang dihimpun masyarakat. Pada pembahasan ini akan diuraikan jumlah dari
masing-masing sumber dana masyarakat tersebut dengan menggunakan tabel,
yang mana pengklasifikasian dananya memiliki perbedaan setiap tahun.
Dibawah ini adalah tabel yang menjelaskan besarnya dana yang disalurkan
masyarakat dalam bentuk bentuk simpanan yang berupa tabungan, deposito dan
giro. Tabel ini dijelaskan secara pertahun, yaitu dimulai dari bulan Desember
2008, Desember 2009, Desember 2010 Maka dengan adanya jumlah dari
masing-masing sumber dana akan didapat besarnya persentase tabungan terhadap deposito
Tabel 3.3 Sumber Dana Bank
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan Periode Tahun 2008 s/d 2010
(Per 31 Desember)
KETERANGAN:
1. total deposito pada tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah Rp. 84.502.000.000,
2. total giro pada tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah Rp. 89.483.000.000,
3. total tabungan pada tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah Rp. 164.505.000.000,
4. total sumber dana pihak ketiga pada tahun 2008 adalah Rp. 98.550.000.000,
5. total sumber dana pihak ketiga pada tahun 2009 adalah Rp. 66.985.000.000,
6. total sumber dana pihak ketiga pada tahun 2010 adalah Rp.172.955.000.000,
7. total sumber dana pihak ketiga pada tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah
Rp.338.490.000.000.
Dari tabel diatas (Tabel 3.3) maka dapat disimpulkan bahwa sumber dana
terbesar berasal dari tabungan. Deposito mengalami penurunan di tahun 2008, dan
mengalami kenaikan pada tahun 2010. Pada giro selalu mengalami peningkatan Tahun
Sumber Dana Pihak Ketiga (dalam jutaan)
Deposito Giro Tabungan Total
2008 Rp. 34.908 Rp. 12.562 Rp. 51.080 Rp. 98.550
2009 Rp. 21.160 Rp. 23.413 Rp. 22.412 Rp. 66.985
2010 Rp. 28.434 Rp. 53.508 Rp. 91.013 Rp. 172.955
setiap tahunnya . Dan pada tabungan mengalami penurunan pada tahun 2009 dan
mengalami kenaikan pada tahun 2010. Dari total sumber dana bank tersebut pada
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan periode 2008, 2009 dan
2010, maka besarnya persentase tabungan terhadap deposito dan giro dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Total Tabungan Persentase Tabungan =
Total Sumber Dana
Total Tabungan Persentase Tabungan =
Tot. Tabungan+ Tot Deposito +Tot. Giro
Jadi persentase sumber dana pada tahun 2008 adalah:
Rp. 51.080.000.000 Tabungan =
Rp. 98.550.000.000
= 51,83%
Rp. 34.908.000.000
Deposito =
Rp. 98.550.000.000
` = 35,42%
Rp. 12.562.000.000
Giro =
Rp. 98.550.000.000
Persentase sumber dana pada tahun 2009 adalah:
Rp. 22.412.000.000 Tabungan =
Rp. 66.985.000.000
= 33,45%
Rp. 21.160.000.000
Deposito =
Rp. 66.985.000.000
= 31,58%
Rp.23.413.000.000
Giro =
Rp. 66.985.000.000
= 34,95%
Persentase sumber dana pada tahun 2010 adalah:
Rp. 91.013.000.000 Tabungan =
Rp.172.955.000.000
= 52,62%
Rp. 28.434.000.000
Deposito =
Rp.172.955.000.000
= 16,44%
Rp. 53.508.000.000
Giro =
Rp. 172.955.000.000
Tabel 3.4 Persentase Sumber Dana Bank
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan Periode Tahun 2008 s/d 2010
Tahun
Sumber Dana Pihak Ketiga
Deposito Giro Tabungan Total
2008 35,42% 12,74% 51,83% 100%
2009 31,58% 34,95% 33,45% 100%
2010 16,44% 30,93% 52,62% 100%
KETERANGAN:
1. persentase tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun 2008
sebesar 51,83%, sedangkan deposito sebesar 35,42% dan giro 12,74% dari
sumber dana pihak ketiga,
2. persentase tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun 2009
sebesar 33,45%, sedangkan deposito sebesar 31,58% dan giro 34,95% dari
sumber dana pihak ketiga,
3. persentase tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun 2010
sebesar 52,62%, sedangkan deposito sebesar 16,44% dan giro 30,93% dari
Grafik 3.1 Grafik Kenaikan Persentase Sumber Dana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan
Periode Tahun 2008 s/d 2010
KETERANGAN :
1. nilai persentase deposito menurun ditahun 2009 dan tahun 2010,
2. nilai persentase giro naik di tahun 2009 dan kembali turun di tahun 2010,
3. nilai persentase tabungan turun di tahun 2009 dan kembali naik di Tahun
2010,
-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Deposito Giro Tabungan
2008
2009
4. nilai persentase tabungan dominan lebih besar di banding nilai persentase
deposito dan giro.
G. Langkah-Langkah yang Ditempuh dalam Peningkatan Frekuensi
Tabungan
Langkah-langlah yang ditempuh oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero)
untuk meningkatkan frekuensi tabungan adalah mengadakan undian berhadiah,
mengadakan promosi, fasilitas ATM, dan memberikan pelayanan yang baik.
1. Mengadakan undian berhadiah
Diadakannya undian berhadiah merupakan cara yang paling tepat untuk
menarik minat masyarakat agar menabungkan uangnya ke bank karena pada
dasarnya masyarakat akan melakukan sesuatu apabila mendapat imbalan atau
hadiah. Contohnya undian berhadiah yang diselenggarakan oleh Bank BTN dalam
hal ini adalah program Hujan Emas.
2. Mengadakan promosi
Pelaksanaan promosi Bank BTN melalui beberapa media, misalnya media
cetak dan media elektronik. Promosi ini bertujuan agar masyarakat umum dapat
mengetahui dan mengenal lebih jauh atas keadaan dan perkembangan Bank BTN
tersebut. Yang juga pada akhirnya promosi brtujuan untuk memperluas pasar
Bank BTN.
3. Fasilitas ATM
ATM merupakan suatu alat atau mesin yang berfungsi untuk pengambilan
uang bagi nasabah Bank BTN tanpa harus ke bank. ATM ini di tempatkan di
perbelanjaan. Kartu ATM juga dapat digunakan sebagai kartu belanja, kartu
diskon di beberapa tempat usaha yang menjadi mitra Bank BTN sehingga nasabah
tidak perlu menggunakan uang tunai dalam melakukan transaksi.
4. Memberikan pelayanan yang baik
Pelayanan yang diberikan bank kepada para nasabahnya harus dapat
mamuaskan nasabah itu sendiri karena dengan adanya pelayanan yang semakin
baik terhadap nasabah, juga akan mempengaruhi frekuensi nasabah itu sendiri.
Misalnya, tata ruang yang teratur, full AC, hiasan atau dekorasi ruang yang
menarik maupun pelayanan-pelayanan yang secara langsung diberikan oleh
karyawan- karyawati meliputi keramahtamahan dalam berbicara serta dengan
mimik wajah yang selalu bersemangat yang mencerminkan rasa kekeluargaan dan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan adalah bank
milik negara yang usaha pokoknya dalam menghimpun dan menggalang dana
masyarakat baik itu dalam bentuk tabungan deposito dan giro serta
menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkannya. Dari data yang
diperoleh dari pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung serta
mengenai uraian-uraian teori maupun data keuangan dengan tinjauan dalam
mencari persentase frakuensi tabungan terhadap sumber dana bank, dapat diambil
kesimpulan mengenai peranan tabungan sebagai sumber dana pada bank.
1. Persentase tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun 2008
sebesar 51,83%, sedangkan deposito sebesar 35,42% dan giro 12,74% dari
sumber dana pihak ketiga,
2. Persentase tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun 2009
sebesar 33,45%, sedangkan deposito sebesar 31,58% dan giro 34,95% dari
sumber dana pihak ketiga,
3. Persentase tabungan terhadap sumber dana pihak ketiga pada tahun 2010
sebesar 52,62% sedangkan deposito sebesar 16,44% dan giro 30,93 % dari
4. dari pembagian persentase sumber dana pihak ketiga tahun 2008, 2009, dan
2010, bahwa tabungan adalah sumber dana pihak ketiga yang paling banyak
menghimpun dana masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut yang diambil setelah menganalisis dan
mengevaluasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan,
peneliti mencoba memberikan saran yang kiranya dapat menambah manfaat
dalam penulisan tugas akhir ini.
1. Dilihat dari persentase sumber dana pihak ketiga, tabungan memiliki
persentase yang lebih tinggi dibanding deposito. Hendaknya Bank BTN lebih
giat mengadakan promosi untuk menarik perhatian masyarakat agar lebih
tertarik terhadap deposito, karena tabungan sewaktu-waktu dapat diambil
sementara deposito hanya dapat diambil dalam waktu-waktu tertentu,
2. Melihat adanya persaingan yang semakin ketat antar bank, hendaknya Bank
BTN mengadakan perbaikan-perbaikan dalam beroperasi, seperti melakukan
diversifikasi produk sehingga mencapai hasil yang memuaskan, meningkatkan
pelayanan menjadi yang terbaik dan menambah fasilitas ATM di berbagai tempat
agar memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi (seperti penarikan tunai,
DAFTAR PUSTAKA
Covalier Robert, 1990. Bank Manajement, Cetakan 2, Jakarta: Bumi Aksara,
Hadi Sutrirno, 2002. Metode research, Edisi 1, Cetakan 27, Yogyakarta : Andi.
Siamat Dahlan, 2001. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi 3, Cetakan 2, Jakarta: Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.
Siamat Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi 4, Cetakan 2, Jakarta: Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.
Sinungan Muchdarsyah, 1990. Manajemen Dana Bank, Edisi 2, Cetakan 2, Jakarta: Bumi Aksara.