• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME PELAKSANAAN PENGAWASAN MELEKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEKANISME PELAKSANAAN PENGAWASAN MELEKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmu Hukum ISSN 2302-0180

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp. 90- 97

90 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013

MEKANISME PELAKSANAAN PENGAWASAN MELEKAT

PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

KABUPATEN PIDIE JAYA

Hafrizal1, Mahdi Syahbandir2, Taqwaddin2

1)Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2)Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Abstract: Civil Servants as elements of the state apparatus in the wheels of government are

required to carry out the functions and duties as civil servants and public servants should be able to uphold the dignity and image of the civil service in the interest of society and the state. But in fact the field are still many public servants who know less and less aware of the duties and functions that need to be implemented supervision attached. The results showed that the implementation of embedded control has been done by the direct leadership in government agencies or offices in Pidie Jaya has been carried out by the direct leadership. Civil Discipline is important and should receive adequate attention in its implementation. However, in practice there are obstacles is the lack of facilities and infrastructure in the performance of duties, lack of supervision of the work, lack of human resources, lack of welfare received by civil servants themselves so as to open up opportunities for deviation or violation of work discipline. In addition, the absence of a clear and unequivocal laws in violation of employee discipline.There should be attached to the guidance and supervision of Civil Servants by any agency or department head's in Pidie Jaya regency government in improving discipline and therefore contributes to the attitude and behavior of employees as well as the provision of strict sanctions against any violators of discipline to the Civil Service provide a deterrent effect in order to avoid repetition of the same act.

Keywords: Surveillance attached

Abstrak: Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan roda

pemerintahan dituntut untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat harus bisa menjunjung tinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara. Tetapi dalam kenyataan dilapangan masih banyak ditemukan pegawai negeri yang kurang tahu dan kurang menyadari akan tugas dan fungsinya sehingga perlu dilaksanakan pengawasan melekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan melekat yang telah dilakukan oleh pimpinan langsung di instansi atau dinas di pemerintah Kabupaten Pidie Jaya telah dilaksanakan yang dilakukan oleh pimpinan langsung. Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil merupakan hal penting dan perlu mendapatkan perhatian yang cukup dalam pelaksanaannya. Namun didalam pelaksanaannya terdapat hambatan-hambatan yaitu kurangnya fasilitas serta sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tugas, kurangnya pengawasan dalam bekerja, kurangnya sumber daya manusia, kurangnya kesejahteraan yang diterima oleh pegawai negeri itu sendiri sehingga dapat membuka peluang adanya penyimpangan atau pelanggaran disiplin kerja. Selain itu juga belum adanya perangkat hukum yang jelas dan tegas dalam pelanggaran kedisiplinan pegawai. Hendaknya ada pembinaan dan pengawasan melekat Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan oleh setiap pimpinan instansi atau dinas yang ada di Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dalam upaya peningkatan kedisiplinan sehingga berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pegawai serta adanya pemberian sanksi yang tegas terhadap setiap pelanggar disiplin Pegawai Negeri Sipil yang dapat memberikan efek jera agar tidak terjadi pengulangan perbuatan yang sama.

(2)

91 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013

PENDAHULUAN

Negara dalam menjalankan kekuasaannya mempunyai alat untuk mengatur yang disebut pemerintah (Government). Sementara itu, konsep dan ajaran negara hukum, tujuan negara adalah menyelenggarakan ketertiban hukum, dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum. Dalam Negara Hukum segala kekuasaan dari alat–alat pemerintahannya didasarkan atas hukum.

Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengatur sesuatu dalam masyarakat baik yang mengatur tentang tugas dan wewenang aparatur penyelenggara pemerintahan di seluruh jajaran instansi pemerintahan di Indonesia. Kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan nasional terutama dari ketertiban aparatur pemerintahan yang pada pokoknya tergantung pada dedikasi pegawai negeri sipil dengan memiliki jiwa disiplin.

Hal ini diperlukan karena pegawai negeri sipil sebagai penyelenggara tugas pemerintahan dan pembangunan. Tujuan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (pembukaan Undang-Undang Dasar 1945).

Melihat betapa pentingnya masalah kedisiplinan ini sehingga perlu diatur secara tersendiri seperti yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Namun pelaksanaan kedisiplinan itu tidak akan mungkin terlaksana secara baik apabila tidak disokong oleh pengawasan yang baik pula. Pada dasarnya pengawasan ini adalah alat untuk merangsang, membimbing, dan mengontrol supaya dapat tercapai apa yang kita inginkan sehingga di aturlah di dalam Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Pengawasan.

Kita tidak akan mampu menghasilkan manusia seutuhnya jika proses dilaksanakan dengan tidak baik dan tidak akan mengalami perkembangan yang memadai dan yang cukup akomodatif. Suatu kesuksesan bukan hanya terletak pada suatu manusia yang baik, tetapi juga terletak pada pengawasannya. Karena pada tahap ini akan dikaji dan dinilai, apakah pengawasan dilaksanakan sesuai dengan prosedurnya yang kemudian akan dirumuskan kembali apakah pengawasan sudah relevan dengan prosedurnya.

Unsur disiplin yang dimaksud adalah ketaatan dan kepatuhan pada aturan-aturan yang telah ditetapkan ataupun kebiasaan-kebiasaan yang berlaku yang mempunyai fungsi untuk menyelamatkan manusia itu sendiri dan seluruh lapisan masyarakat yang terkait di dalamnya guna untuk tumbuh dan berkembangnya Kabupaten Pidie Jaya.

Dengan demikian untuk mewujudkan tata kehidupan bangsa, negara, dan masyarakat yang tertib, bersih, makmur dan berkeadilan maka sangat perlu kedisiplinan, pengawasan, dan

(3)

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 92 menjalankan peraturan-peraturan yang telah ada

sesuai dengan yang telah ditetapkan.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Dalam penerapan pengawasan melekat dikenal beberapa teori yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Teori pengawasan.

Menurut teori ini, Akan halnya dengan pengawasan dalam hubungannya dengan pemberdayaan bahwa pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasnya, dan mengambil tindakan-tindakan korektif bila diperlukan, untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana (Sujatno, 1986:17) 2. Teori organisasi.

Menurut teori ini Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. (Didyet Harjitno, 2001:76) 3. Teori kewenangan.

Secara yuridis, pengertian wewenang adalah kemampuan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan untuk

menimbulkan akibat-akibat

hukum.(Indroharto, 1994:65). Pengertian wewenang menurut H.D. Stoud adalah:

Bevoegheid wet kan worden omscrevenals

het geheel van bestuurechttelijke

bevoegdheden door publiekrechtelijke rechtssubjecten in het bestuurechttelijke

rechtsverkeer. (wewenang dapat dijelaskan

sebagai keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang pemerintah oleh subjek hukum publik dalam hukum publik). (Irfan Fachrudidn, 2004:4)

Pengawasan terdiri dari kegiatan-kegiatan yang merupakan upaya agar peristiwa dan kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana meskipun setiap organsasi mempunyai karakteristik yang berbeda tetapi dalam kegiatan pengawasan semua organisasi melaksanakan tahapan-tahapan pokok yang sama.

Yang dimaksud dengan proses pengawasan adalah serangkaian tindakan dalam melaksanakan pengawasan. Rangkaian langkah-langkah dalam proses pengawasan, yakni pengawasan fungsional, itu pada hakekatnya tidak berbeda dengan rangkaian langkah-langkah dalam pengawasan melekat atau pengawasan atasan langsung.

Menurut Joseph A. Maciarello dalam Nawawi, proses pengawasan itu mencakup : Expection (merumuskan apa yang diinginkan dari kekayaan yang dimiliki), Alocation (mengalokasikan sumber yang ada untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut), Monitoring Performance (mencatat dan memonitor hasil kerja), Corrective Actions (melakukan tindakan koreksi jika hasil kegiatan berbeda dengan tujuan yang ditetapkan) (Hadari Nawawi, 1994:15).

Pelaksanaan pengawasan efektif dapat tercapai jika pengawasan bersifat objektif, preventif,

(4)

93 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013

adanya keluwesan dalam pengawasan dan pengawasan harus memperhatikan pola dasar organisasi. Pelaksanana pengawasan yang lebih penting yaitu pengawasan bukan mencari siapa yang melakukan kesalahan, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan demi perbaikan dimasa mendatang. Pengawasan adalah proses pemonitoran kegiatan organisasional untuk mengetahui apakah kinerja aktual sesuai dengan standard dan tujuan organisasional yang di harapkan. Kinerja aktual diketahui dari usaha-usaha optimasi pemanfaatan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas, sementara kesesuaian kinerja aktual dan tujuan yang diharapkan diketahui dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan standar organisasi, yaitu apakah masukan lebih besar, sama dengan atau lebih kecil dari keluaran (Ulbert Silalahi, 2002,391).

Penerapan pengawasan melekat tidak berarti harus selalu memata-matai saat para karyawan dalam bekerja. Sebab pengawasan bukan hanya mencapai kesalahan-kesalahan tetapi berusaha untuk menghindarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan. Beranjak dari pandangan diatas, dapat diyakini secara jelas bahwa bahwa pengawasan melekat mempunyai peranan cukup besar terhadap kinerja karyawan atau pegawai sehingga pimpinan dituntut untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas pengawasannya.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan objek masalah yang dikaji yaitu Mekanisme Pelaksanaan Pengawasan Melekat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, maka Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dan yuridis sosiologis. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Guna melengkapi data, maka dilakukan penelitian lapangan dengan menarik dan mewancarai responden serta informan. Setelah data dikumpulkan, diklasifikasi, dan diolah secara kualitatif

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dan yuridis empiris oleh karena itu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research).

HASIL PEMBAHASAN

1. Pada dasarnya pegawai merupakan sumber daya manusia yang terpenting bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Agar tujuan dapat dicapai maka diperlukan pengawasan yang disebut dengan pengawasan melekat yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, sehingga jika terjadi kesalahan maka dapat dikoreksi secara dini yang dapat dilanjutkan dengan melakukan tindakan perbaikan. Sebagaimana digariskan dalam Inpres No.15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, Pengawasan Melekat pada hakekatnya mewajibkan agar setiap atasan

(5)

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 94 langsung atau pejabat pimpinan lainnya

langsung mengetahui kegiatan nyata dari setiap aspek serta permasalahan pelaksanaan tugas dalam lingkungan satuan organisasi masing-masing untuk selanjutnya bilamana terjadi penyimpangan dapat langsung mengambil langkah-langkah perbaikan dan tindakan sepenuhnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 46 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat, dijelaskan bahwa pengawasan melekat merupakan salah satu bentuk pengendalian aparat pemerintah di setiap instansi dan satuan organisasi dalam meningkatkan mutu kinerja di dalam lingkungan tugasnya masing-masing agar tujuan instansi/organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pengawasan melekat dapat diwujudkan melalui kegiatan pemantauan, pemeriksaan dan penilaian yang dilakukan pimpinan kepada para bawahannya.

2. untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, dipandang perlu menetapkan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan disiplin pegawai negeri tersebut tentu saja mempunyai konsekuensi yang harus ditaati oleh setiap Pegawai Negeri Sipil. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut berakibat pelaku pelanggaran tersebut harus

menjalani suatu hukuman tertentu, diantaranya adalah sanksi administrasi. Tujuan sanksi administrasi diberikan agar perbuatan pelanggaran tersebut dihentikan. Sebagai contoh adalah seorang pegawai negeri tidak hadir selama beberapa hari tanpa alasan yang jelas. Kemudian ia memperoleh teguran lisan dari atasannya dengan tujuan Pegawai tersebut tidak mengulangi kesalahannya. Pemberian sanksi administrasi akan menimbulkan dampak baik bagi Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan yang langsung memperoleh sanksi administrasi tersebut maupun Pegawai Negeri Sipil lainnya. Adanya pemberian sanksi tersebut setidaknya akan memberikan efek kepada PNS tersebut dimana akan timbul kekhawatiran adanya sanksi lebih lanjut yang lebih berat. Hal ini seperti yang tercantum dalam Pasal 30 ayat 2 Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil dimana dijelaskan bahwa kepada Pegawai Negeri Sipil yang pernah dijatuhi hukuman disiplin yang kemudian melakukan pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, terhadapnya dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin terakhir yang pernah dijatuhkan kepadanya

3. Setiap pelanggaran yang dilakukan bisa terjadi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya kedisiplinan itu sendiri. Karena itulah perlu diadakan pertemuan setiap bulannya dimana pimpinan dapat selalu

(6)

95 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013 memberikan motivasi kepada para pegawainya agar mereka memiliki kedisiplinan dan semangat kerja yang tinggi. Pemberian motivasi kerja tidak hanya dilakukan oleh pimpinan saja namun dapat dilakukan juga oleh sesama rekan kerja atau bahkan seorang motivator khusus yang sengaja didatangkan untuk memberikan pelatihan motivasi kepada para pegawai. Tidak hanya motivasi kerja yang diberikan tetapi juga sebaiknya diberikan reward and

punishment. Reward tidak harus berbentuk

uang tetapi dapat juga berupa pujian atau penghargaan sebagai karyawan teladan. Sementara itu bagi pegawai yang tidak disiplin diberikan sanksi. Kendala juga muncul karena sistem yang ada di sipil harus melalui prosedur yang berlaku sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menghukum seseorang. Hal ini tentu akan memerlukan waktu yang cukup lama dalam memberikan sebuah sanksi administrasi. Pemberian sanksi bagi seorang Pegawai Negeri Sipil sepertinya lebih mengalami kelonggaran dibandingkan dengan Pegawai Swasta. Seorang Pegawai Swasta bisa langsung dijatuhi hukuman berat ketika dia melakukan kesalahan. Namun seorang Pegawai Negeri Sipil harus menunggu prosedur yang cukup lama. Pengawasan melekat yang dilakukan pimpinan langsung sebenarnya menjadi harapan besar dalam upaya penegakan disiplin karena pimpinan atau atasan langsung inilah yang akan menjadi andalan dalam pengawasan

penegakan disiplin. Karena itu bila sudah pimpinan langsung yang melakukan pengawasan tentu pimpinan ini harus lebih baik dari mereka yang akan diawasi. Jika kualitas pimpinan yang mengawasi tidak lebih baik dari mereka yang diawasi tentu saja akan sia-sia dan upaya membentuk aparatur negara yang baik dan berwibawa akan semakin jauh dari harapan. Dalam penelitian ini kaitannya dengan pelaksanaan pengawasan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya yang masih tergolong rendah, telah diidentifikasi hambatan-hambatan yang berpengaruh terhadap baik-buruknya kinerja aparat yaitu dari dalam diri (internal) adalah faktor motivasi dan faktor kemampuan, dan dari luar diri manusia (eksternal) adalah faktor sistem dan prosedur kerja, serta sarana dan prasarana.

Secara umum bahwa tingkat kinerja para Pegawai Negeri Sipil dimanapun mereka bekerja secara kuantitatif maupun kualitatif dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama yakni faktor yang datang dari dalam diri manusia itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri manusia.

Berdasarkan analisa penulis pelaksanaan pengawasn melekat terhadap pegawai negeri sipil masih banyak yang belum terlaksana dengan dengan baik, sehingga mengakibatkan kurangnya pelayanan yang diberikan oleh abdi masyarakat yaitu

(7)

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 96 pegawai tersebut yang dapat berakibat

menghambat kemajuan suatu daerah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Masih banyaknya pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh para pegawai yang disebabkan oleh kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung sehingga mengakibatkan banyaknya pelanggaran yang terjadi. Hal ini menuntut para pimpinan untuk melakukan pengawasan melekat terhadap para pegawai untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan juga untuk kemajuan Kabupaten Pidie Jaya.

2. Dengan adanya mekanisme pengawasan melekat yang dilakukan oleh pimpinan atau atasan langsung dapat mengurangi terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil dimana pada setiap pelanggaran yang dilakukan dapat lansung dikenakan sanksi baik lisan ataupun tulisan yang dapat dijadikan pembelajaran bagi pegawai tersebut dan rekannya.

3. Hambatan-hambatan yang terdapat dalam pelaksanaan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya antara lain dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal dimana mempengaruhi kondisi kinerja pegawai yang akan berdampak pada kinerja secara keseluruhan. Untuk meningkatkan pelaksanaan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya telah dilakukan beberapa

pendekatan antara lain : pembinaan pegawai pada segi operasional, pengawasan secara langsung maupun secara fungsional dan hal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh para pegawai. Dengan demikian, adanya pengawasan diharapkan dapat mengurangi penyimpangan ataupun keteledoran dalam bekerja yang mungkin terkesan kaku dalam pelayanan masyarakat, banyak birokrasi dan lain sebagainya. Oleh karena itu diperlukan sifat dan sikap disiplin dalam jiwa pegawai.

Saran

1. Pembangunan aparatur pemerintahan diarahkan untuk menciptakan aparatur yang lebih efisien, bersih dan berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas umum dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Dalam hubungan ini kemampuan aparatur pemerintah serta sikap disiplin perlu ditingkatkan.

2. Hendaknya ada pembinaan Pegawai Negeri Sipil dalam upaya peningkatan kedisiplinan sebab dengan melakukan pembinaan di harapkan dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pegawai.

3. Hendaknya ada sanksi yang tegas yang dijatuhkan oleh pimpinan terhadap setiap pelanggar disiplin Pegawai Negeri Sipil.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Sujatno, 1986. Beberapa Pengertian di Bidang

Pengawasan. Jakarta: Ghalia.

Dydiet, H., 2001. Teori Organisasi dan Teknik

Pengorganisasian. Edisi 2. Jakarta: Raja

(8)

97 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013 Indroharto, 1994. Asas-Asas Umum Pemerintahan

yang Baik, dalam Paulus Efendie Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik. Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Stout, H.D., 2004. De Betekenissen van de wet,

dalam Irfan Fachruddin, Pengawasan Peradilan Administrasi terhadap Tindakan Pemerintah. Bandung: Alumni.

Hadari, N., 1994. Pengawasan Melekat di

Lingkungan Aparatur Pemerintah. Jakarta:

PT. Erlangga.

Ulbert, S., 2002. Studi Tentang Ilmu Administrasi

(Konsep, Teori dan Dimensi). Bandung:

Referensi

Dokumen terkait

Per- masalahan tentang lingkungan kerja yang kotor dan panas adalah membuat jadwal untuk mem- bersihkan cairan die lubric yang terjatuh di lantai produksi dan menambah

Pada tulisan ini telah dibahas sebuah sistem pendeteksi senyum yang memanfaatkan metode histogram equalization sebagai tahap praproses, metode edge detection sebagai

Kejeniusan Andrei Rublev yang muncul dalam ikon Allah Tritunggal inilah yang menyebabkan ikon ini dipandang sebagai “ikon dari segala ikon”, karena memiliki nilai artistik yang

Pada proses pengumpulan data tersebut akan digunakan perangkat lunak Minitab untuk membuat attribute agreement analysis worksheet yang berfungsi untuk menentukkan urutan

Pada Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Grobogan menerima Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama dari Pemerintah Pusat, melalui 6 (enam) Kementerian, yang meliputi:

Teknik analisis data yang dilakukan adalah membaca setiap halaman novel tersebut, menggarisbawahi kata atau kalimat yang menunjukkan tokoh dan watak tokoh,

Di dalam kelas, guru berperan penting dalam melakukan pembinaan sikap toleransi dengan memberikan siswa secara merata kesempatan yang sama untuk berperan aktif di kelas

Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas rencana output, rencana penerbitan laporan, rencana penugasan, rencana penggunaan