• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL, ANALISIS DAN RANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL, ANALISIS DAN RANCANGAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

19

Gambaran Umum Lokasi

Agrowisata Salatiga secara geografis terletak di lereng Gunung Merbabu yaitu di Jln. Salatiga-Kopeng Km 4, Kel. Kumpulrejo, Kec. Argomulyo. Agrowisata Salatiga dapat diakses melalui jalan raya Kopeng. Udara kota Salatiga dikenal sejuk karena secara geografis kota ini terletak di kaki gunung merbabu. Lokasi agrowisata Salatiga dapat dilihat pada gambar 4.1 yang diakses melalui googleearth. Garis yang berwarna kuning menunjukkan akses jalan menuju agrowisata Salatiga, sedangkan garis berwarna biru menunjukkan kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Gambar lokasi agrowisata Salatiga dapat juga dilihat pada lampiran halaman 55.

(2)

Agrowisata Salatiga tidak hanya menyediakan tempat untuk rekreasi, tetapi juga menyediakan penginapan seperti hotel dan camping ground untuk pengunjung. Saat ini pihak agrowisata masih menggunakan air dari pegunungan untuk mencukupi pasokkan air di agrowisata Salatiga dan terkadang saat musim kemarau masih sering kekurangan pasokkan air.

Ada empat kolam penampungan air yang menjadi bad view di welcome area agrowisata Salatiga, sehingga mengurangi nilai estetika di kawasan tersebut. Sebaiknya area kolam penampungan air dialihfungsikan sebagai lapangan terbuka hijau untuk kegiatan outdoor dan hanya ada satu kolam saja yang dijadikan sebagai kolam resapan.

Gambar 4.2. Peta Welcome Area Agrowisata Salatiga

Gambar 4.2 merupakan peta welcome area agrowisata Salatiga yang didapat dari hasil observasi lapangan dengan luas keseluruhan 27.416m2. Saat ini pihak pengelola masih fokus mengerjakan jalan keluar masuk untuk kendaraan. Dari keadaan tapak yang ada di welcome area, bougainvillea park bisa dimanfaatkan sebagai good view. Penambahan beberapa tanaman hias juga dapat menambah keindahan taman sebagai titik pusat perhatian bagi pengunjung. Gambar peta welcome area agrowisata Salatiga dapat juga dilihat pada lampiran

(3)

yang bisa menahan air agar tanah pada welcome area tidak mudah longsor dan perlu adanya tambahan saluran drainase pada beberapa tempat yang diberi perkerasan agar air tidak menggenangi area tersebut.

Gambar 4.3. Slope Welcome Area Agrowisata Salatiga

Tabel 4.1. Persentase Slope di Welcome Area Agrowisata Salatiga

Daerah Pengukuran L (meter) D (meter) Persentase (%) a. Tampak samping

(jalan masuk camping ground dan area kebun buah)

147 17 12

b. Tampak samping

(lapangan 1 & 2) 49 5 10

c. Tampak samping (jalan keluar masuk agrowisata)

149 15 10

d. Tampak samping (area parkir dan bougainvillea park)

75 7 9

Gambar 4.3 merupakan hasil dari analisis slope atau kelerengan dari data kontur menggunakan software SketchUp. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa welcome area agrowisata Salatiga memiliki persentase slope < 25%. Dalam buku yang berjudul Time Saver Standard for Landscape Architecture, untuk area yang hanya ditanami rerumputan dan tanaman, maksimal kemiringan tapak yang dianjurkan adalah 25% dengan kemiringan tapak ideal sebesar 5-10%.

(4)

Untuk area yang tidak memerlukan perawatan intensif, maka kemiringan > 25% masih dapat ditoleransi (Harris dan Nicholas, 1998).

Gambar 4.4. Garis Kontur Welcome Area Agrowisata Salatiga

Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-lin). Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Dari gambar 4.4 dapat dilihat garis kontur yang terbentuk di kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan welcome area yang curam atau terjal, sebaliknya garis kontur yang renggang menandakan permukaan welcome area yang landai. Beberapa daerah juga menandakan daerah perbukitan atau lembah yang disesuaikan dengan ketinggian tempat dan pola garis kontur yang terbentuk. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka desain tetap mengikuti data kontur yang ada dan hanya menggunakan cara vegetatif sebagai pengendali erosi.

(5)

4.1.2. Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi Pengelola

Wawancara dilakukan kepada Bapak Bangun dan Bapak Darwanto selaku pihak pengelola di agrowisata Salatiga.Menurut pihak pengelola, fungsi welcome area adalah tempat mendapatkan informasi dan tempat yang bisa digunakan pengunjung untuk melakukan kegiatan outdoor jika kapasitas lapangan yang disediakan kurang. Pihak pengelola sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Hapsari (2008), dimana dalam pengenalan kawasan fungsi utama dari welcome area untuk menciptakan image dan menjadi identitas bagi agrowisata serta merupakan sarana informasi yang dapat memudahkan pengunjung untuk mengenali kawasan agrowisata. Bapak Bangun mengatakan bahwa, fasilitas yang seharusnya ada di welcome area adalah parkir area, rest area, voice of hotel (informasi apa saja yang hotel tawarkan), dan information table (informasi apa saja yang agrowisata tawarkan), sedangkan menurut Bapak Darwanto fasilitas yang seharusnya ada di welcome area adalah parkir area, papan informasi dan papan petunjuk arah. Karena minimnya ruang terbuka hijau untuk anak-anak, pihak pengelola merencanakan adanya outbound area khusus anak-anak di kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Parkir buat pengunjung juga sudah direncanakan pada kawasan welcome area agrowisata Salatiga guna mengantisipasi banyaknya pengunjung yang berdatangan.

Main entrance yang ada di agrowisata Salatiga masih dalam tahap pengembangan. Bapak Bangun mengharapkan desain untuk main entrance dapat memberi kenyamanan bagi pengunjung. Menurut beliau, main entrance yang ideal juga dapat memberi kenyamanan untuk petugas melakukan pekerjaannya tanpa mengganggu aktivitas pengunjung. Bapak Darwanto mengharapkan desain untuk main entrance aman dan nyaman bagi pengunjung serta memiliki nilai estetika dalam penataannya. Pihak pengelola merencanakan untuk membuat pintu gerbang yang dapat digunakan sebagai identitas agrowisata Salatiga. Selain sebagai tempat keluar masuk resmi bagi pengunjung, di bagian pintu gerbang

(6)

terdapat pos security yang digunakan untuk mendapatkan informasi sekaligus untuk menjaga keamanan pada saat kendaraan atau pengunjung keluar masuk di agrowisata Salatiga.

Menurut pihak pengelola, entrance park yang ideal adalah yang dapat menarik perhatian, penuh warna alami dan bersahabat. Entrance park merupakan taman yang bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan atau pengunjung sehingga perlu keindahan taman yang dinamis dan semarak. Pihak pengelola mengatakan bahwa taman yang ada di welcome area saat ini hanya sebagai taman pelengkap.

Pihak pengelola mengharapkan adanya perubahan desain baru untuk kawasan welcome area serta entrance park yang ada tetap terjaga kebersihan dan keindahannya. Desain akan menyesuaikan kontur yang sudah ada sehingga pembentukan kontur hanya sekedar penyesuaian dengan standar keamanan.

4.1.3. Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi User

Subyek pertanyaan kuesioner meliputi fungsi welcome area, papan nama, pintu gerbang, peta kawasan agrowisata, papan informasi, papan petunjuk arah, tempat parkir di welcome area, konsep re-desain welcome area, peneduh, jalur sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki serta entrance park di agrowisata Salatiga.

Tabel 4.2. Persepsi dan preferensi user tentang welcome area

Fungsi welcome area agrowisata Salatiga Jumlah

Responden

Jawaban (%)

Untuk menciptakan image dan menjadi identitas bagi agrowisata Salatiga

6 10

Tempat mendapatkan informasi yang memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga

7 12

Untuk menciptakan image dan menjadi identitas serta merupakan sarana mendapatkan informasi yang memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga

(7)

Dibagian tertentu di welcome area agrowisata Salatiga, perlukah disediakan tempat untuk berteduh dari panas matahari

Tidak perlu 0 0

Perlu 60 100

Jika "Perlu", apa jenis peneduh yang lebih andai sukai

Peneduh berupa pohon. Keuntungannya adalah udara dibawah pohon akan terasa sejuk dan teduh, namun beberapa aspek estetika bisa berubah seiring waktu dan kurang efisien.

10 17

Pergola dengan tanaman merambat. Keuntungannya adalah kemudahan dalam membentuk dan menjaga bentuk tersebut serta mampu menahan sinar matahari lebih baik dari pepohonan tinggi, namun tidak sesejuk peneduh berupa pohon. Selain itu, penggunaan pergola juga mengurangi kesan monoton dan tanaman merambat mudah diganti.

50 83

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa persepsi responden menilai fungsi dari welcome area agrowisata Salatiga untuk menciptakan image dan menjadi identitas serta merupakan sarana mendapatkan informasi yang memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga. Menurut preferensi responden, di bagian tertentu di welcome area agrowisata Salatiga perlu disediakan tempat berteduh dimana sebanyak 83% jawaban memilih jenis peneduh pergola dengan tanaman merambat sebagai tempat berteduh.

Tabel 4.3. Preferensi user tentang papan nama dan pintu gerbang

Perlukah papan nama dan pintu gerbang di welcome area agrowisata Salatiga Jumlah Responden Jawaban (%) Tidak 0 0 Ya 60 100

Jika "Ya", papan nama agrowisata Salatiga sebaiknya memberi kesan

Sederhana 8 13

(8)

Untuk memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga, sebaiknya papan nama dibuat

Dapat dilihat dari dua arah yang berlawanan 49 82 Dapat dilihat dari satu sisi, yaitu bagian depan saja 11 18

Jika "Ya", pintu gerbang agrowisata Salatiga sebaiknya memberi kesan

Megah 5 8

Sederhana 55 92

Menurut preferensi responden, papan nama dan pintu gerbang diperlukan di welcome area agrowisata Salatiga. Dari tabel di atas, dapat dilihat sebanyak 87% jawaban responden menunjukkan bahwa idealnya papan nama agrowisata Salatiga memberi kesan menarik dan unik. Untuk memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga, responden menilai desain untuk papan nama sebaiknya dapat dilihat dari dua arah yang berlawanan. Sebanyak 92% jawaban responden menunjukkan bahwa idealnya pintu gerbang agrowisata Salatiga memberi kesan sederhana.

Tabel 4.4. Preferensi dan ekspektasi user tentang peta kawasan, papan informasi dan papan petunjuk arah

Perlukah peta kawasan, papan informasi dan papan petunjuk arah pada kawasan welcome area agrowisata Salatiga

Jumlah Responden Jawaban (%) Tidak 0 0 Ya 60 100

Peta kawasan agrowisata Salatiga sebaiknya dibuat

Peta yang berisi area atau zona-zona di agrowisata Salatiga 53 88

(9)

Papan informasi agrowisata Salatiga sebaiknya berisi

Tabel informasi agrowisata Salatiga (apa saja yang agrowisata tawarkan)

6 10

Tabel informasi hotel di agrowisata Salatiga (apa saja yang hotel tawarkan)

1 2

Tabel informasi (apa saja yang hotel dan agrowisata Salatiga tawarkan)

53 88

Papan petunjuk arah agrowisata Salatiga sebaiknya dibuat

Untuk sirkulasi kendaraan 8 13

Untuk sirkulasi pejalan kaki 3 5

Untuk sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki 49 82 Menurut preferensi responden, peta kawasan agrowisata, papan informasi dan papan petunjuk arah sangat diperlukan di welcome area agrowisata Salatiga. Dari tabel di atas, 88% ekspektasi responden terhadap peta kawasan agrowisata Salatiga sebaiknya berisi area atau zona-zona yang ada di agrowisata Salatiga dan preferensi responden menilai bahwa papan informasi sebaiknya berisi apa saja yang hotel dan agrowisata Salatiga tawarkan kepada pengunjung. Responden juga menilai bahwa papan petunjuk arah sebaiknya dibuat untuk sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki dengan persentase jawaban sebanyak 82%.

Tabel 4.5. Preferensi user tentang tempat parkir

Tempat parkir yang ada di welcome area agrowisata Salatiga sebaiknya dibuat

Jumlah Responden

Jawaban (%)

Teduh (penambahan pohon peneduh) 58 97

Terbuka 2 3

Perlukah perkerasan untuk tempat parker

Tidak perlu 0 0

(10)

Jika "Perlu", perkerasan seperti apa yang diinginkan

Perkerasan dengan aspal atau semen 4 7

Perkerasan dengan batu alam 6 10

Perkerasan dengan paving 50 83

Dapat dilihat dari tabel diatas sebanyak 97% jawaban responden menunjukkan bahwa tempat parkir sebaiknya dibuat teduh dengan penambahan pohon peneduh. Menurut preferensi responden tempat parkir perlu diberi perkerasan, 83% jawaban responden menilai perkerasan dengan paving yang cocok untuk area parkir.

Tabel 4.6. Preferensi user tentang konsep re-desain welcome area

Konsep yang anda inginkan untuk re-desain welcome area agrowisata Salatiga

Jumlah Responden

Jawaban (%)

Desain dengan konsep dinamis dan komunikatif untuk menciptakan suasana agrowisata yang menarik

51 85

Desain dengan konsep alami dan natural 9 15

Dalam kuesioner mengenai konsep re-desain welcome area agrowisata Salatiga, sebanyak 85% preferensi responden adalah desain dengan konsep dinamis dan komunikatif untuk menciptakan suasana agrowisata yang menarik.

Tabel 4.7. Persepsi user tentang sirkulasi kendaraan

Jalur sirkulasi keluar masuk kendaraan di agrowisata Salatiga "sudah baik" atau "belum" jika dilihat dari segi kenyamanan Jumlah Responden Jawaban (%) Sudah baik 3 5 Belum 57 95

Jalur sirkulasi keluar masuk kendaraan di agrowisata Salatiga "sudah baik" atau "belum" jika dilihat dari segi keamanan

Sudah baik 2 3

(11)

Jalur sirkulasi keluar masuk kendaraan di agrowisata Salatiga "sudah baik" atau "belum" jika dilihat dari segi estetika

Sudah baik 3 5

Belum 57 95

Jalur sirkulasi kendaraan di agrowisata Salatiga dinilai belum baik oleh responden dengan persentase jawaban sebanyak 95% menilai dari segi kenyamanan dan nilai estetika serta 97% responden menilai dari segi keamanan.

Tabel 4.8. Preferensi dan ekspektasi user tentang sirkulasi pejalan kaki

Perlukah pohon peneduh di sepanjang jalur pejalan kaki Jumlah Responden

Jawaban (%)

Perlu (sebagai peneduh) 58 97

Tidak perlu 2 3

Perlukah tempat duduk untuk beristirahat sejenak di sepanjang jalur pejalan kaki

Perlu (untuk beristirahat) 55 92

Tidak perlu 5 8

Perlukah perkerasan untuk jalur pejalan kaki

Tidak perlu 0 0

Perlu 60 100

Jika "Perlu", perkerasan seperti apa yang diinginkan

Perkerasan dengan batu kerikil 47 78

Perkerasan dengan paving 13 22

Preferensi responden menunjukkan bahwa perlunya pohon peneduh di sepanjang jalur pejalan kaki. Menurut responden jalur pejalan kaki perlu diberi perkerasan, 78% jawaban responden menilai perkerasan dengan batu kerikil yang cocok untuk jalur pejalan kaki. Sebanyak 92% ekspektasi responden menyatakan

(12)

bahwa perlunya tempat duduk untuk beristirahat sejenak di sepanjang jalur pejalan kaki.

Tabel 4.9. Preferensi dan ekspektasi user tentang entrance park

Sebaiknya taman entrance dibuat Jumlah

Responden

Jawaban (%)

Untuk dilihat dari jauh, sehingga taman tetap terjaga kebersihan dan keindahannya.

47 78

Untuk dilihat dari dekat, kebersihan dan keindahannya kurang terjaga.

13 22

Keindahan seperti apa yang diinginkan dalam taman entrance

Dinamis dan semarak 46 77

Nyaman, tenang, dan teduh 14 23

fasilitas apa yang sebaiknya ada didalam taman

Gazebo ( sebagai tempat berteduh, beristirahat, dan menikmati taman)

48 80

Bangku taman 9 15

Jalan setapak didalam taman 3 5

Dapat dilihat bahwa 78% ekspektasi responden memilih desain taman entrance untuk dilihat dari jauh, sehingga taman tetap terjaga kebersihan dan keindahannya. Keindahan yang diinginkan pengunjung dalam taman entrance adalah keindahan yang dinamis dan semarak. Menurut responden, fasilitas yang sebaiknya ada di dalam taman adalah gazebo yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh, beristirahat dan menikmati taman.

4.2. Evaluasi Draft Desain

Desain sementara yang telah dibuat dikonsultasikan kepada pihak Pengelola. Dari evaluasi desain, pihak pengelola cukup puas dengan desain yang telah dibuat. Menurut pengelola, fasilitas yang ada di dalam taman sebaiknya menggunakan pergola. Selain sebagai tempat berteduh dan beristirahat, pergola bisa dimanfaatkan untuk merambatkan tanaman, khususnya tanaman bugenvil yang dijadikan tema dalam entrance park. Perbaikan juga dilakukan untuk

(13)

Salatiga serta menambahkan kolam penampungan air di area kebun buah-buahan.

Tulisan untuk sebuah papan nama awalnya adalah agrowisata Salatiga, kemudian pihak pengelola menginginkan tulisan tersebut diganti menjadi eco park hotel, convention and camping ground. Menurut pengelola, tulisan agrowisata Salatiga sebaiknya ada di pintu gerbang yang lebih tinggi dari papan nama. Untuk desain lainnya akan digunakan sebagai desain akhir.

4.3. Sintesis dan Rancangan Akhir

Welcome Area Agrowisata Salatiga

Welcome area merupakan tempat yang bisa kita temukan saat pertama kali memasuki kawasan agrowisata Salatiga. Ada beberapa fasilitas tambahan yang dibuat dalam re-desain, seperti outbound area, rest area, reklame, papan peringatan, pergola, tempat duduk dan kolam penampungan air. Dalam re-desain welcome area agrowisata Salatiga terdapat juga beberapa lapangan untuk melakukan kegiatan outdoor jika kapasitas lapangan yang tersedia kurang. Tanaman bugenvil yang menjadi tema dalam re-desain welcome area juga ikut meramaikan kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Di welcome area juga ditambahkan beberapa lampu untuk penerangan di area-area seperti taman pembatas jalan, akses jalan keluar masuk, outbound area dan rest area serta dibeberapa lapangan outdoor. Gambar untuk penerangan yang digunakan di welcome area dapat dilihat pada lampiran halaman 81 dan 82.

(14)

Gambar 4.5. Welcome Area Agrowisata Salatiga

Re-desain welcome area agrowisata Salatiga menerapkan konsep dinamis dan komunikatif untuk menciptakan suasana agrowisata yang menarik. Konsep dinamis tercipta dengan adanya keberagaman vegetasi di welcome area agrowisata Salatiga, sedangkan konsep komunikatif tercipta akibat pertemuan dua material yang berbeda, yaitu soft material dan hard material, dimana keseluruhan desain yang dibuat dapat saling berhubungan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Dengan adanya vegetasi di welcome area agrowisata Salatiga, diharapkan dapat menciptakan kesegaran dan menghilangkan kepenatan, bahkan lebih dalam lagi fungsinya sebagai ruang terbuka hijau yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Gambar welcome area agrowisata Salatiga dapat juga dilihat pada lampiran halaman 68.

(15)

Gambar 4.7. Parkir karyawan sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

Jalan setapak dan parkir karyawan merupakan fasilitas yang memang sudah ada di welcome area agrowisata Salatiga. Jalan setapak yang ada biasanya digunakan untuk melakukan fieldtrip dan jogging track. Dalam re-desain diharapkan jalan setapak dapat juga digunakan pengunjung untuk menikmati pemandangan ataupun koleksi obyek yang ada di welcome area agrowisata Salatiga. Jalan setapak dibuat dengan perkerasan batu kerikil agar terlihat lebih bersih dan rapi serta memiliki nilai estetika yang baik. Untuk daerah yang miring, jalan setapak dibuat dengan teras-teras seperti anak tangga demi kenyamanan dan keamanan pengunjung. Tanaman hias sebagai display dalam pot yang berada di sekitar area parkir karyawan dimaksudkan untuk menambah kesan hidup di area tersebut. Detail gambar parkir karyawan dapat juga dilihat pada lampiran halaman 71.

4.3.1. Pos Security dan Papan Informasi

Pos security pada jalan keluar masuk dijadikan tempat pemeriksaan dan menanyakan kepentingan pengunjung serta tempat absen karyawan. Pos security juga dapat menjadi titik pusat perhatian saat akan memasuki kawasan agrowisata Salatiga seperti pada gambar 4.8. Kaca yang terdapat di bagian depan menandakan bangunan ini sebagai pos security. Desain bangunan yang berwarna putih memberi kesan sederhana untuk pos security. Beberapa fasilitas pendukung seperti toilet, ruang tidur, musala dan dapur ditambahkan di dalam bangunan untuk kenyamanan karyawan agrowisata Salatiga.

(16)

Perkerasan dengan paving block juga digunakan pada area pos security. Menggunakan perkerasan paving block karena permukaannya tidak licin dan mempunyai skid resistance yang baik sehingga kendaraan tidak mudah tergelincir. Perkerasan paving block juga masih dapat menyerap air (memiliki daya serap yang baik). Detail gambar pos security dapat dilihat pada lampiran halaman 69 dan 70.

Gambar 4.8. Pos security dan papan informasi sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

Pos security yang berada di jalan keluar masuk sering kekurangan air mengingat air yang tersedia di agrowisata Salatiga masih terbilang sangat minim. Penambahan tong penampungan air sangat diperlukan agar tidak lagi kekurangan air saat persediaan air di agrowisata Salatiga terbatas. Tangga didesain semenarik mungkin untuk menyeimbangkan kesan kaku pada bangunan.

Papan informasi dibuat agar pengunjung mengetahui apa saja yang hotel dan agrowisata Salatiga tawarkan. Penggunaan background berwarna gelap akan mengurangi glare atau silau dari background sehingga tulisan akan lebih mudah terlihat seperti pada gambar 4.8. Tulisan yang ada pada papan informasi dibuat menggunakan bahan mika berwarna putih, sehingga akan terlihat lebih jelas ketika terkena pantulan cahaya. Detail gambar papan informasi dapat dilihat pada lampiran halaman 72.

4.3.2. Papan Nama dan Pintu Gerbang

Papan nama dan pintu gerbang sangat dibutuhkan khususnya di agrowisata Salatiga untuk mempermudah pengunjung mengenali kawasan agrowisata serta sebagai pusat perhatian. Penggunaan bentuk papan nama yang sederhana,

(17)

kesan unik seperti pada gambar 4.9. Selain memanfaatkan penerangan di sekitar, pada bagian bawah tulisan terdapat light ground mount flood, sehingga tulisan mudah dilihat dan memberikan kesan modern. Gambar lampu untuk penerangan papan nama dapat dilihat pada lampiran halaman 82. Pada tiap sisi terdapat tempat untuk ditanami tanaman hias sebagai penyeimbang kesan kaku dari papan nama tersebut, namun tetap memberikan kesan menarik saat dilihat. Tulisan untuk pintu gerbang menggunakan bahan mika berwarna orange, sedangkan tulisan untuk papan nama menggunakan bahan mika berwarna merah dan putih sehingga akan terlihat jelas ketika terkena pantulan cahaya.

Gambar 4.9. Papan nama dan pintu gerbang sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

Pintu gerbang merupakan tempat keluar masuk resmi bagi pengunjung kawasan agrowisata Salatiga, juga dapat dimanfaatkan sebagai identitas suatu agrowisata Salatiga. Pintu gerbang dibuat menggunakan bahan kayu jati yang dilapisi dengan plywood agar tampilan lebih menarik. Dengan segala kualitas dan keunggulannya, kayu jati termasuk jenis kayu yang tahan terhadap serangan rayap, sehingga sangat cocok diaplikasikan dalam segala jenis dan bentuk furniture. Bentuk pintu gerbang dalam desain memberi kesan sederhana dan kaku seperti pada gambar 4.9. Bentuk desain papan nama yang unik dan menarik akan menjadi penyeimbang kesan sederhana dan kaku dari sebuah pintu gerbang. Detail gambar pintu gerbang dan papan nama dapat dilihat pada lampiran halaman 72-74.

(18)

Untuk sistem keluar masuk kendaraan, digunakan sistem dengan jalur terpisah demi kenyamanan dan keamanan pengunjung seperti pada gambar 4.10. Ukuran untuk jalur kendaraan dibuat sesuai site plan. Khusus untuk jalur kendaraan menggunakan perkerasan dari batu alam yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki nilai estetika yang baik. Perkerasan menggunakan batu alam memberi kesan cepat dan tidak terhalangi sehingga sangat cocok diaplikasikan dalan penataan sirkulasi untuk kendaraan. Taman pembatas jalan juga memberi kesan yang sejuk dengan adanya air mancur dan beberapa pohon cemara serta tanaman hias yang menjadi penyeimbang kesan kaku dari jalan keluar masuk. Adanya tanaman bayam merah sebagai pembatas antara akses jalan keluar masuk dengan taman pembatas jalan akan menambah nilai estetika pada sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Detail gambar air mancur dapat dilihat pada lampiran halaman 84.

Gambar 4.10. Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki serta papan petunjuk arah sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

Ukuran jalur sirkulasi pejalan kaki dibuat dengan lebar 1 meter. Dari hasil kuesioner, pengunjung memilih perkerasan dengan batu kerikil untuk sirkulasi pejalan kaki seperti terlihat pada gambar 4.10. Perkerasan dengan batu kerikil memberi kesan lambat sehingga sangat sesuai digunakan untuk membuat sirkulasi pejalan kaki. Untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung, di sepanjang jalur pejalan kaki ditambahkan pohon pelindung yang berfungsi sebagai peneduh. Ritme terbentuk dengan adanya pengulangan beberapa pohon di sekitar sirkulasi dan lampu taman di area taman pembatas jalan. Lampu juga ditambahkan pada taman pembatas jalan untuk memberi penerangan saat malam hari. Pada sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki ditambahkan papan petunjuk. Penggunaan tanda-tanda

(19)

gambar papan petunjuk arah dapat dilihat pada lampiran halaman 101.

4.3.4. Parkir Pengunjung dan Peta Kawasan Agrowisata Salatiga

Tempat parkir buat pengunjung yang terletak di welcome area agrowisata Salatiga sudah direncanakan oleh pihak pengelola. Desain dibuat berdasarkan hasil kuesioner, dimana tempat parkir dibuat teduh dengan penambahan pohon pelindung sebagai peneduh dan perkerasan dengan menggunakan paving block. Perkerasan dengan paving block memiliki nilai estetika karena terdapat beberapa macam bentuk paving block dan dapat dipasang dengan pola tertentu serta tersedia dalam beberapa macam warna. Perkerasan paving block untuk area parkir pengunjung disusun dengan pola susunan bata. Pemilihan paving block berwarna merah agar area parkir memiliki kesan yang menarik dan tidak terlihat kusam seperti pada gambar 4.11. Ritme terbentuk dengan adanya pengulangan beberapa lampu dan pohon pelindung sebagai peneduh di area parkir. Fasilitas tambahan seperti shelter di area parkir digunakan sebagai tempat duduk. Detail gambar shelter dapat dilihat pada lampiran halaman 77-80. Saluran drainase juga dibuat agar air tidak menggenangi area parkir saat musim hujan. Detail gambar parkir pengunjung dapat dilihat pada lampiran halaman 75 dan 76.

(20)

Keluar parkir Keluar parkir

Gambar 4.11. Parkir pengunjung dan peta kawasan sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

Peta kawasan merupakan sarana informasi yang wajib ada di welcome area agrowisata untuk memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata. Pada gambar 4.11 peta kawasan dibuat berukuran 1 meter × 1,5 meter dengan pertimbangan kenyamanan untuk melihat informasi di dalamnya. Kerangka berupa logam dengan cat hitam yang dilengkapi dengan penutup berupa kaca untuk menjaga agar peta kawasan tidak mudah rusak. Peta kawasan agrowisata Salatiga diletakkan di bagian area parkir pengunjung agar mudah untuk dilihat oleh pengunjung. Detail gambar peta kawasan dapat dilihat pada lampiran halaman 75.

4.3.5. Penataan Bougainvillea park

Bugenvil merupakan tanaman yang dijadikan tema utama dalam entrance park sekaligus sebagai point of interest. Keberadaan taman yang indah tentunya tidak terlepas dengan hadirnya tanaman hias sebagai elemen taman. Penambahan beberapa tanaman hias juga ikut memberikan keindahan dinamis dan semarak seperti pada gambar 4.12 dan gambar 4.13. Keindahan yang dinamis adalah keindahan yang dalam penataannya mengandung dinamika atau memiliki vegetasi yang lebih bervariasi sedangkan yang dimaksud dengan semarak adalah suasana yang meriah dan penuh warna-warni.

(21)

Gambar 4.12. Bougainvillea park 1 sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

Setiap tanaman hias memiliki karakter masing-masing. Karakter tersebut dapat dilihat dari daya tariknya yang berbeda-beda. Semakin dikenal, semakin mudah untuk diposisikan sebagai penyemarak taman ataupun pencipta suasana. Di dalam taman juga disediakan jalan setapak dengan perkerasan batu kerikil yang berfungsi sebagai sarana untuk memudahkan pengunjung melihat koleksi tanaman hias tanpa merusak vegetasi yang ada saat berada di taman.

Gambar 4.13. Bougainvillea park 2 sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

Taman bercorak simetris ini cocok dibangun di kawasan agrowisata. Segi fungsi dan keindahannya (fungsional dan estetika) benar-benar terpenuhi di taman ini. Kolam air mancur serta beberapa pohon palem dan pohon cemara menambah kesejukkannya seperti pada gambar 4.13. Detail gambar kolam air dapat dilihat pada lampiran halaman 85.

Kolam air pada taman ini dibuat menggunakan perkerasan batu yang terkesan unik dan artistik. Kolam air yang dipadukan dengan tanaman hias dan batu alam dengan penempatan dan kombinasi dari setiap elemen pada taman akan menyemarakkan suasana taman. Proporsi terletak pada ukuran hubungan antara

(22)

semua elemen lanskap di dalam taman. Ritme terbentuk dengan adanya pengulangan beberapa tanaman hias, pepohonan, kursi serta lampu taman. Gambar lampu taman dapat dilihat pada lampiran halaman 81, sedangkan detail gambar kursi dapat dilihat pada lampiran halaman 93, 106 dan 107.

Di dalam taman ditambahkan fasilitas seperti kursi taman dan pergola. Pada gambar 4.13 pergola disamping untuk merambatkan tanaman juga dimanfaatkan sebagai pelindung dari sinar matahari, tempat beristirahat, dan menikmati taman. Penempatan pergola pada titik tertentu akan menghadirkan pemandangan yang luar biasa. Penempatan dan kombinasi elemen taman yang baik pada taman juga dapat menonjolkan daya tarik dari taman itu sendiri.

4.3.6. Saluran Drainase

Drainase adalah cara agar air berlebih dapat hilang atau terbuang dari area tersebut. Saluran drainase dibuat untuk area parkir pengunjung yang diberi perkerasan. Pada gambar 4.14 dapat dilihat desain saluran drainase untuk kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Air yang melewati pipa-pipa akan terbuang di kolam resapan air dan sebagian lagi dibuang melewati gorong-gorong. Untuk memberi kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung, di bagian depan akses keluar masuk dan akses menuju camping ground diberi grill cover jalan atau penutup parit. Detail gambar untuk saluran pembuangan seperti paralon dapat dilihat pada lampiran halaman 82 dan 83, sedangkan detail gambar untuk kolam resapan dapat dilihat pada lampiran halaman 84.

(23)

meresapkannya ke dalam tanah. Kolam resapan berukuran dengan panjang 20 meter, lebar 12 meter dan kedalaman 1,5 meter. Kolam resapan dibuat menggunakan batu kali sebagai dinding dan dasar kolam. Penggunaan batu kali sebagai kontruksi akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah dari batu kali tersebut. Manfaat dari kolam resapan adalah untuk mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah terjadinya banjir dan genangan air, mengurangi erosi dan sedimentasi serta mencegah terjadinya penurunan tanah. Untuk keamanan pengunjung, sekitar area kolam resapan diberi tanaman pagar menggunakan bayam merah dan penutup kolam dengan bahan alumunium padat.

4.3.7. Kebun Buah

Kebun buah di bagian welcome area ini bertujuan menambah kesan agrowisata yang identik dengan dunia perkebunan seperti pada gambar 4.15. Kebun buah dapat menjadi tempat pembelajaran bagi pengunjung yang melakukan fieldtrip atau yang ingin belajar tentang tanaman buah dan juga dapat dijadikan sebagai pusat perhatian pengunjung.

Gambar 4.15. Kebun buah-buahan sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

Tabel 4.10. Tanaman Buah

Nama Tanaman Nama Latin Jenis Tanaman

Belimbing Aveerhoa carambola Tanaman buah Durian Durio zibethinus Murr Tanaman buah

(24)

Leci Litchi chinensis Tanaman buah Lengkeng Euphoria longan Tanaman buah

Pepaya Carica papaya L Tanaman buah

Rambutan Nephellium lappaceum L Tanaman buah Sukun Artocarpus altilis Tanaman buah

Buah-buahan yang dipilih untuk diletakkan di welcome area adalah buah belimbing, durian, jeruk, leci, lengkeng, pepaya, rambutan dan sukun. Tanaman buah yang digunakan berdasarkan hasil survei lapangan di agrowisata Salatiga yang disesuaikan dengan agroekologi dari masing-masing tanaman buah.

Menurut Sunarjono (2008) dalam bukunya yang berjudul berkebun 21 jenis tanaman buah, faktor iklim yang ikut menentukan persebaran tanaman budidaya adalah suhu udara (temperatur). Di Indonesia, faktor suhu lebih banyak ditentukan oleh ketinggian tempat (elevasi). Ketinggian tempat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut:

1. Dataran rendah: dataran rendah 0-400 m dpl dan dataran menengah 400-800 m dpl.

2. Dataran tinggi atau bukit: ketinggiannya 800-1200 m dpl.

3. Dataran pegunungan : ketinggiannya lebih dari 1200 m dpl.

4.3.8. Vegetasi

Vegetasi sangat berperan di lingkungan lanskap agrowisata. Banyak komponen penting penyusus lanskap, baik tersusun secara alami atau buatan. Soft material, dalam hal ini ialah tanaman yang memiliki peran penting sebagai penyusun lanskap. Tidak hanya mempercantik, tanaman lanskap pun terbukti mampu menigkatkan kualitas lingkungan dimana tanaman berperan penting dalam menjaga iklim mikro dan memberi kenyamanan dalam lingkungan tersebut. Sementara itu, tanaman yang memiliki daya tarik yang khusus lebih difokuskan pada titik tertentu saja. Tanaman pohon dan tanaman hias dapat dilihat pada tabel 4.11 dan tabel 4.12. Tanaman dapat memberi keteduhan, sebagai penahan angin,

(25)

mempunyai pola bayangan yang menarik sepanjang siang hari.

Tabel 4.11. Tanaman Pohon

Nama Tanaman Nama Latin Fungsi Arsitektur Akasia Acacia auriculiformis Pohon pelindung Cengkeh Syzygium aromaticum Pohon pelindung Dadap Erithrina cristagali Pohon pelindung Kapok Ceiba pentandra Pohon pelindung kayu putih Melaleuca leucadendra Pohon pelindung Ketapang Terminalia catappa Pohon pelindung Mahoni Swietenia mahogani jacq Pohon pelindung Saga Adenanthera pavonina L Pohon pelindung Suren Toona sureni Merr Pohon pelindung Trembesi Samanea saman Pohon pelindung

Tabel 4.12. Tanaman Hias

Nama Tanaman Nama Latin Fungsi Arsitektur Adenium Adenium obesum Display dalam pot

Bayam merah Alternanthera amoena Tanaman pagar atau pembatas jalan Blue african lily Agapanthus africanus Penghias atau penyemarak taman Bromelia Bromelia sp Penghias atau penyemarak taman Bugenvil Bougainvillea sp Point of interest dan tanaman pergola Cemara norflok

Araucaria heterophylla

Penghias atau penyemarak taman dan tanaman pengarah jalan

Daun bahagia Dieffenbachia sp Display dalam pot

Daun pilo Philodendron sp Penghias atau penyemarak taman Giant false agave Furcraea gigantea Penghias atau penyemarak taman

(26)

Hanjuang Cordyline sp Penghias atau penyemarak taman Keladi Merah Caladium bicolor Penghias atau penyemarak taman Keladi tengkorak

hijau Alocasia cypeolata Penghias atau penyemarak taman Kucai Carex morrowii Penghias atau penyemarak taman Lidah mertua Sansevieria trifasciata Display dalam pot

Mona Lavender Plectranthus sp Tanaman penyemarak Paku ekor kuda Equisetum hymale Tanaman pelengkap kolam Paku sarang burung Asplenium nidus Display dalam pot

Palem merah Cyrtostachys lakka Penghias atau penyemarak taman Palem raja Roystonea regia Pencipta suasana di dalam taman Palem waregu Rhapis excelsa Tanaman hias indoor

Rumput paitan Axonopus compressus Tanaman penutup tanah Sri rejeki Aglaonema commutatum Tanaman hias indoor

Teh – tehan Acalypha siamensis Tanaman pagar atau pembatas jalan Kehadiran pepohonan dapat menahan cadangan air dalam tanah dan mencegah terjadinya erosi pada kawasan yang miring serta dapat digunakan sebagai tanaman pelindung dari terik matahari. Rumput paitan dipilih sebagai tanaman penutup tanah secara umum karena tidak memerlukan perawatan khusus serta memiliki bentuk dan perakaran yang bagus untuk menahan laju air di permukaan tanah. Rumput paitan dapat digunakan sebagai tanaman pengontrol erosi.

4.3.9. Fasilitas Tambahan

Fasilitas tambahan berupa outbound area, rest area, reklame, papan peringatan, tempat duduk, pergola dan kolam penampungan air. Outbound area dan rest area merupakan saran serta rencana dari pihak pengelola.

Outbound area ini dibuat khusus untuk tempat bermain anak, sedangkan rest area dibuat untuk tempat beristirahat dan menikmati kuliner yang ada.

(27)

dapat menarik pengunjung untuk berkunjung ke agrowisata. Di kawasan outbound area dan rest area disediakan juga tempat parkir untuk kendaraan roda dua seperti terlihat pada gambar 4.16. Untuk kendaraan roda empat bisa menggunakan jalan masuk menuju camping ground sebagai area parkir. Detail gambar outbound area dapat dilihat pada lampiran halaman 85-90, sedangkan detail gambar rest area dapat dilihat pada lampiran halaman 91-100.

(28)

Tampak samping Tampak samping

Tampak samping (dari jalan camping ground)

Tampak samping (dari jalan camping ground)

Gambar 4.16. outbound area dan rest area sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

Gambar 4.17. Reklame sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) didesain

Penempatan reklame persis di pinggir jalan samping rest area. Reklame dibuat berbentuk persegi dengan sudut yang terlihat jelas di kedua sisi. Papan peringatan berfungsi untuk mengingatkan pengunjung apa saja yang tidak boleh dilakukan di kawasan agrowisata Salatiga. Beberapa papan peringatan ditaruh di tempat-tempat yang sering dilewati dan dikunjungi oleh pengunjung seperti taman, area untuk bersantai dan jalan keluar masuk agrowisata Salatiga. Detail gambar reklame dan papan peringatan dapat dilihat pada lampiran halaman 101 dan 102.

(29)

kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Tanaman yang digunakan pada pergola adalah tanaman bugenvil. Detail gambar untuk pergola dapat dilihat pada lampiran halaman 76, 77, 80, dan 81, sedangkan detail gambar tempat duduk dapat dilihat pada lampiran halaman 103-106. Kolam penampungan air di area kebun buah-buahan digunakan sebagai tempat menampung air untuk meyiram tanaman. Kolam penampungan air dibuat menggunakan perkerasan semen dengan kedalaman 3 meter dan diameter 0,75 meter. Detail gambar untuk kolam penampungan air dapat dilihat pada lampiran halaman 82.

Gambar

Gambar 4.1. Lokasi Agrowisata Salatiga
Gambar 4.2. Peta Welcome Area Agrowisata Salatiga
Gambar 4.3. Slope Welcome Area Agrowisata Salatiga  Tabel 4.1. Persentase Slope di Welcome Area Agrowisata Salatiga
Gambar 4.4. Garis Kontur Welcome Area Agrowisata Salatiga  Untuk  menyajikan  variasi  ketinggian  suatu  tempat  pada  peta  topografi,  umumnya  digunakan  garis  kontur  (contour-lin)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Siapa yang menyangka hanya menggunakan kamera henpon Xe maka Anda juga bisa merekam video berkualitas Full HD 1080p yang tentu saja hasilnya mampu menampilkan detail gambar

5 Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan kerja dapat memuaskan pimpinan 6 Tujuan pelaksanaan kegiatan kerja yang.. dilakukan karyawan adalah menghasilkan sebanyak

Kombinasi Kebijaksanaan Fiskal dan Moneter dalam Sistem Kurs Bebas Dalam sistem kurs bebas, neraca pembayaran yang defisit atau surplus akan mempengaruhi tingkat

melalui langkah-langkah sebagai berikut. a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai. c) Menentukan kriteria penilaian

Selain itu, model kualitas hubungan diusulkan oleh Crosby et al (1990) dalam Wei Ming Ou (2011: 196) menyatakan bahwa profesionalisme penyedia layanan memiliki dampak positif

Hasil penelitian, dengan manajemen laba sebagai variable moderasi diperoleh Tangibility, Size, Growth, Liquidity, Komisaris independen, Institutional Ownership dan

4 Keuntungan usaha secara mudhârabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu

Job analysis is the systematic process by which organizations gather information about work performed in a position (Dierdorff &amp; Wilson, 2003; Gael, 1988;