• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Semai Bakau Putih (Bruguiera cylindrica (L.) BI.) Pada Tingkat Salinitas Yang Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertumbuhan Semai Bakau Putih (Bruguiera cylindrica (L.) BI.) Pada Tingkat Salinitas Yang Berbeda"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

31 1Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak

Email korespondensi: Yusniawati_94@yahoo.com

Pertumbuhan Semai Bakau Putih (Bruguiera cylindrica (L.) BI.)

Pada Tingkat Salinitas Yang Berbeda

Yusniawati1, Mukarlina1,Elvi Rusmiyanto Pancaning Wardoyo1

Abstract

Salinity increase may effect the growths of several plants, for example (Bruguiera cylindrica (L.) BI.). This research aims to identify the growth of white mangrove seedling (B. cylindrica) on different salinity levels. Additionally, it attempts to recognise salinity that could be tolerated by white mangrove seedling (B.

cylindrica). This research was conducted since Oktober to December 2016. It used Completely Randomised

Design (RAL) consisting of six (6) treatments, namely control, NaCl 2,5% (S1) treatment, 3% (S2) treatment, 3,5% (S3) treatment, 4% (S4) treatment and 4,5% (S5) treatment. The result showed that NaCl treatments gave a clear effect toward seedling heights, leaf area, root lengths, wet crown weights,dry crown and root weights and chlorophyll content. However, such treatments appeared not to give an effect toward wet root weights. NaCl treatments started to effect growths with the fall of seedling heights, leaf area and root lengths at concentration of 3% and at 4% toward wet crown weights and dry crown and root weights. Meanwhile, the effect toward chlorophyll content was at concentration of 4,5%. Salinity which could be tolerated by B.

cylindrica growth stood around 2,5% (25‰) – 3,5% (35‰) and 4% (40‰) for chlorophyll content.

Keywords: Bruguiera cylindrica, Salinity, Growth PENDAHULUAN

Bakau putih (Bruguiera cylindrica (L.) BI) merupakan salah satu tumbuhan penyusun hutan mangrove. Mangrove merupakan kelompok tumbuhan berkayu yang tumbuh di sepanjang garis pantai dan memiliki adaptasi yang tinggi terhadap salinitas. Secara fisik mangrove dapat berperan dalam menjaga pantai dan pinggiran sungai dari proses abrasi (Arief, 2003).

Pertumbuhan B. cylindrica di hutan mangrove sangat dipengaruhi oleh lingkungan seperti salinitas. Menurut Bengen (2001) salinitas sangat menentukan perkembangan hutan mangrove, hal ini dapat terjadi karena pengaruh salinitas diantaranya dapat membagi hutan mangrove menjadi beberapa zonasi hutan, mulai dari zonasi terdekat atau berbatasan dengan laut (zona proksimal) hingga zonasi terjauh dari laut (zona distal).

Peningkatan salinitas dapat terjadi karena perubahan cuaca misalnya meningkatnya suhu dan kurangnya curah hujan. Keadaan tanah yang salin dapat mempengaruhi penyerapan air serta nutrisi oleh tumbuhan dan menyebabkan terjadinya gangguan osmotik, serta berakibat pada penurunan pertumbuhan tumbuhan (Gao et al., 2008). Salinitas tinggi dalam jangka waktu yang

lama juga dapat menurunkan kandungan klorofil per unit area daun (Robinson et al., 1983 dalam Marchner, 1986).

Menurut Tan (1991) garam-garam yang mendominasi pada lahan mangrove adalah natrium klorida (NaCl). Penelitian tentang pengaruh NaCl terhadap pertumbuhan tumbuhan mangrove telah dilakukan diantaranya pada jenis

Avicennia marina (Refik, 2005), Ceriops tagal

(Ramayani, et al., 2012) dan Rhizophora

apiculata (Prayunita et al., 2012).

B. cylindrica umumnya memiliki mekanisme

toleransi terhadap salinitas dengan mencegah masuknya NaCl (salt exclusion) melalui saringan atau ultra filter yang terdapat pada akar (Hutching & Saenger, 1987), sehingga tidak semua NaCl diserap ke dalam tubuh tumbuhan, karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan semai bakau putih (B. cylindrica) pada tingkat salinitas yang berbeda dan mengetahui salinitas yang dapat ditoleransi oleh semai bakau putih (B. cylindrica).

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, penanaman propagul B. cylindrical dengan

(2)

berbagai tingkat salinitas dilakukan pada bulan Oktober 2016 – Desember 2016. Penanaman dan pemeliharaan dilakukan di rumah kasa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Bahan

Bahan yang digunakan yaitu air ledeng, air laut, bubuk garam NaCl, media tanah dari hutan mangrove desa Sungai Bakau Besar Laut dan propagul B. cylindrica yang sehat dan matang.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan yaitu kontrol, perlakuan NaCl 2,5% (S1); 3% (S2); 3,5% (S3); 4% (S4) dan 4,5% (S5). Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan.

Prosedur Kerja

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah tanah dari hutan mangrove. Tingkat salinitas 2,5% (S1); 3% (S2); 3,5% (S3); 4% (S4) dan 4,5% (S5) dibuat dengan melarutkan bubuk garam NaCl masing-masing sebanyak 28,33; 34; 39,66; 45,33 dan 51 g dalam 1 liter air. Sedangkan pada perlakuan kontrol dilakukan penyiraman tanaman dengan air hujan dan air laut sesuai dengan kondisi lingkungan pada umumnya.

Pemilihan dan Penanaman Propagul

Propagul B. cylindrica yang digunakan merupakan propagul yang telah tua. Pemilihan propagul dapat dilihat secara morfologi dengan warna propagul hijau keunguan (Rusila et al., 1999). Propagul yang telah dipilih dibersihkan pada air yang mengalir kemudian ditanam pada

polybag yang telah berisi media tumbuh sesuai

dengan perlakuannya masing-masing dan diberi label.

Analisis Media Tanah

Media tanah dianalisis di Laboratorium Analilis Kimia Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Pontianak. Pengukuran dilakukan sebelum tanah digunakan. Kandungan kimia tanah yang dianalisis meliputi Unsur hara N, P dan K.

Parameter Pengamatan

Parameter Pengamatan adalah parameter pertumbuhan dan parameter lingkungan. Adapun parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi semai (cm), luas daun (cm2), panjang akar (cm), berat basah akar dan tajuk (g), berat kering

akar dan tajuk (g) dan kandungan klorofil daun (spad/unit). Parameter lingkungan yang diamati meliputi salinitas dan pH tanah, kelembapan tanah, suhu udara dan kelembapan udara rumah kasa.

Analisis Data

Data hasil pengamatan variabel tinggi semai, luas daun, panjang akar, berat basah akar dan tajuk, berat kering akar dan tajuk serta kandungan klorofil daun dianalisis menggunakan Analisys of

Variance (ANOVA). Kemudian dilakukan uji

lanjut menggunakan Duncan’s Multi Range Test (DMRT) pada taraf 5% terhadap tinggi semai, luas daun, panjang akar, berat basah tajuk, berat kering akar dan tajuk serta kandungan klorofil daun (Walpole, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil analisis anova perlakuan salinitas (NaCl) berpengaruh nyata terhadap tinggi semai B. cylindrica (F5,23 = 24,792, p = 0,000). Uji lanjut Duncan menunjukkan perlakuan S1 tidak berbeda nyata dengan kontrol sedangkan S2, S3, S4 dan S5 berbeda nyata (Gambar 1).

Gambar 1. Rerata tinggi semai bakau putih (B.cylindrica) pada perlakuan NaCl

Hasil analisis anova perlakuan NaCl berpengaruh nyata terhadap luas daun (F5,23 = 17,863, p = 0,000). Uji lanjut Duncan menunjukkan perlakuan S1 tidak berbeda nyata dengan kontrol, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rerata luas pada perlakuan S2, S3, S4 dan S5 berbeda nyata dengan kontrol dan S1 (Gambar 2).

Gambar 2. Rerata luas daun semai bakau putih (B.cylindrica) pada perlakuan NaCl

(3)

33 Hasil analisis anova menunjukkan perlakuan NaCl

berbengaruh nyata terhadap panjang akar (F5,23 = 6,217, p = 0,002). Berdasarkan uji lanjut Duncan menunjukkan perlakuan S1 tidak berbeda nyata dengan kontrol, S2, S3 dan S4. Rerata panjang akar S2, S3, S4 dan S5 berbeda nyata dengan kontrol (Gambar 3).

Gambar 3. Rerata panjang akar semai bakau putih (B.cylindrica) pada perlakuan NaCl

Hasil analisis anova perlakuan NaCl tidak berpengaruh nyata terhadap berat basah akar (F5,23 = 1,790, p = 1,66), sedangkan terhadap berat kering akar berbeda nyata (F5,23 = 3,386, p = 0,025). Uji lanjut Duncan terhadap berat kering akar S1, S2 dan S3 tidak berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan S4 dan S5 berbeda nyata (Gambar 4).

Gambar 4. Rerata berat basah dan berat kering akar semai bakau putih (B.cylindrica) pada perlakuan NaCl

Hasil analisis anova perlakuan NaCl berpengaruh nyata terhadap berat basah tajuk (F5,23 = 10,105, p = 0,000) dan berat kering tajuk (F5,23 = 4,170, p = 0,011). Uji lanjut Duncan menunjukkan berat basah tajuk pada perlakuan S1 tidak berbeda nyata dengan kontrol tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rerata berat basah tajuk perlakuan S2, S3, S4 dan S5 berbeda nyata dengan kontrol dan S1. Uji Duncan terhadap berat kering tajuk menunjukkan perlakuan S4 berbeda

nyata dengan kontrol sedangkan S1, S2, S3 dan S5 tidak berbeda nyata (Gambar 5).

Gambar 5. Rerata berat basah dan berat kering tajuk semai bakau putih (B.cylindrica) pada perlakuan NaCl

Hasil analisis anova perlakuan NaCl berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil daun (F5,23 = 4,058, p = 0,012). Uji lanjut Duncan menunjukkan perlakuan S5 berbeda nyata dengan kontrol sedangkan S1, S2, S3 dan S4 tidak berbeda nyata. Rerata kandungan klorofil daun pada perlakuan S1 tidak berbeda nyata dengan S2, S3 dan S4 sedangkan dengan S5 berbeda nyata (Gambar 6).

Gambar 6. Rerata kandungan klorofil semai bakau putih (B.cylindrica) pada perlakuan NaCl

Pengukuran parameter lingkungan terhadap salinitas tanah menunjukkan adanya perubahan nilai salinitas tanah dari sebelum perlakuan dan setelah perlakuan (Tabel 1).

Tabel 1. Nilai salinitas tanah sebelum dan sesudah perlakuan Perlakuan NaCl (%) Salinitas Tanah (%) Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan 0 0,25 0,166 2,5 0,25 0,316 3 0,25 0,383 3,5 0,25 0,383 4 0,25 0,450 4,5 0,25 0,466 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi semai, luas daun dan panjang

(4)

akar B. cylindrica pada konsentrasi NaCl 2,5% tidak berbeda nyata dengan pertumbuhan pada kontrol, sedangkan mulai konsentrasi NaCl 3% menunjukkan adanya beda nyata (Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3). Keadaan ini menunjukkan bahwa konsentrasi NaCl 2,5% tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi semai, luas daun dan panjang akar B. cylindrica, sedangkan konsentrasi NaCl 3% mulai mempengaruhi pertumbuhan B. cylindrica dengan adanya penurunan pertumbuhan.

Menurunnya pertumbuhan B. cylindrica dapat terjadi akibat ion natrium (Na+) dan klorida (Cl-) menjadi lebih tinggi dalam media tumbuh sehingga mempengaruhi penyerapan air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Gangguan penyerapan air dapat terjadi karena unsur Cl- yang tinggi akan meningkatkan tekanan osmotik dan membuat potensial air di luar sel menjadi negatif sehingga menganggu penyerapan air dan hara pada tanaman (Kurban, et al., (1998); Kabir et al., (2004) & Anonim (2011). Potensial air tanah yang negatif akan memacu air keluar dari jaringan dan menyebabkan tekanan turgor sel menurun, penurunan tekanan turgor ini akan mempengaruhi pemanjangan sel (Djukri, 2009). Peningkatan ion Na+ dan Cl- dalam media tumbuh dapat menurunkan penyerapan unsur hara esensial lain, sebagaimana menurut Rogers, et al., 2003; Hu & Schmidhalter (2005), terjadinya peningkatan salinitas akan menyebabkan ketidakseimbangan hara dengan meningkatnya penyerapan unsur Na+ dan Cl- sedangkan penyerapan unsur esensial lainnya, seperti Nitrogen (N), kalsium (Ca2+) dan kalium (K) menurun.

NaCl dapat masuk ke daun tanaman dan banyak terakumulasi pada daun tua. Akumulasi NaCl pada daun ini akan menyebabkan tanaman memperkecil ukuran daunnya sebagai upaya untuk menjaga tekanan turgor, sehingga menyebabkan luas daun tanaman menurun. Menurut Hutching & Saenger (1987), mekanisme toleransi B. cylindrica terhadap NaCl yang berlebih adalah dengan mencegah masuknya NaCl (salt exclusion) melalui saringan atau ultra filter pada akar dan sebanyak 90% – 95% NaCl dapat dikeluarkan dari akar sedangkan 5% – 10% NaCl dapat masuk ke daun (Atkinson et al., 1967). NaCl yang masuk ke daun tidak dapat dikeluarkan melalui daun atau organ lain karena B. cylindrica termasuk jenis tumbuhan mangrove dengan adaptasi non-secretor, yaitu tidak memiliki sistem pengeluaran NaCl, sehingga peristiwa kehilangan

NaCl hanya akan terjadi ketika daun atau bagian tumbuhan lain gugur (Clogh et al., 1982).

Perlakuan salinitas juga mempengaruhi berat akar dan tajuk, konsentrasi NaCl 2,5% – 4,5% tidak berpengaruh nyata terhadap berat basah akar, namun berpengaruh nyata terhadap berat kering akar (Gambar 4). Sedangkan perlakuan NaCl terhadap berat basah dan berat kering tajuk menunjukkan adanya pengaruh nyata (Gambar 5). Berat basah tajuk mulai menurun pada konsentrasi NaCl 3%, sedangkan berat kering akar dan tajuk mulai menurun pada konsentrasi 4%.

Perlakuan NaCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang akar mulai konsentrasi 3% (Gambar 3), namun tidak berpengaruh nyata terhadap berat basah akar. Hal ini diduga bahwa konsentrasi NaCl yang sudah cukup tinggi menyebabkan akar mensintesis senyawa metabolit sekunder berupa prolin sebagai upaya penyesuaian dalam perubahan osmotik, sehingga meskipun potensial air tanah negatif akar tetap dapat menyerap air dari tanah. Morgan (1984), menyatakan dalam peranannya sebagai pengaturan osmotik, prolin akan menyebabkan penurunan potensial air dalam sel, sehingga memungkinkan pengambilan air dari lingkungan ke dalam sel tanaman.

Air yang diserap oleh akar diduga masih mengandung NaCl terlarut dengan potensial air yang negatif, sehingga dapat menganggu proses pengangkutan air dari akar ke tajuk tanaman. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pengaruh nyata perlakuan NaCl terhadap berat basah tajuk (Gambar 5). Pergerakan air ke bagian atas tanaman dapat berlangsung dari potensial air yang tinggi ke potensial air rendah, sehingga jika potensial air tanah lebih rendah dari potensial air sel tanaman maka pergerakan air ke bagian atas tanaman menjadi terganggu dan menyebabkan berkurangnya air yang sampai ke tajuk tanaman (Lakitan, 2011).

Penurunan berat kering akar dan tajuk mulai pada salinitas 4%, hal ini dapat terjadi karena adanya gangguan berbagai reaksi biokimia dalam sel seperti reaksi fotosintesis akibat defisit air. Terganggunya proses fotosintesis akan mempengaruhi hasil fotosintat, sehingga jumlah fotosintat yang diterima tanaman menjadi lebih sedikit dan mempengaruhi berat kering tanaman. Air berpengaruh pada kinerja stomata dalam proses fotosintesis, apabila kekurangan air stomata akan menutup dan menyebabkan CO2 tidak dapat berdifusi melalui daun dan proses

(5)

35 fotosintesis menjadi terganggu (Salisbury & Ross,

1995).

Karbohidrat sebagai fotosintat dari hasil fotosintesis banyak digunakan sebagai energi untuk pembentukan ATP dalam mekanisme pengeluaran NaCl dari sitoplasma. Menurut Onrizal (2005), NaCl yang dikeluarkan dari sitoplasma sel akan ditimbun dalam vakuola daun agar tidak mengganggu aktivitas enzim dan metabolisme dalam sitoplasma. Mekanisme tersebut dilakukan dengan cara memompakan NaCl dari sitosol ke vakuola. Pemompaan NaCl ini memerlukan energi metabolik yang pembentukannya membutuhkan banyak karbohidrat, akibatnya karbohidrat pada tanaman akan berkurang dan mempengaruhi hasil berat kering tanaman (Lakitan, 2011).

Mekanisme penyimpanan NaCl tidak hanya terjadi pada pada vakuola sel daun tapi juga pada batang maupun organ lainnya. Menurut Percival & Womersley (1975); Onrizal (2005), tumbuhan mangrove yang tidak memiliki kelenjar garam seperti B. cylindrica memiliki kulit luar pada batang maupun daun yang jauh lebih tebal dibandingkan dengan jenis mangrove yang memiliki kelenjar garam, penebalan kulit ini terjadi sebagai mekanisme penyimpanan NaCl yang berlebih. Penyimpanan NaCl pada kulit luar ini dapat menyebabkan bobot tanaman menjadi lebih besar, sehingga diduga tanaman B.

cylindrica pada konsentrasi NaCl 4,5% telah

menyimpan NaCl pada kulit luar batang maupun daun karena meskipun pertumbuhannya mengalami penurunan, berat kering tajuknya tidak berbeda nyata dengan kontrol (Gambar 5). Perlakuan NaCl terhadap kandungan klorofil daun pada konsentrasi 4,5% menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan kontrol (Gambar 6). Penurunan kandungan klorofil dapat disebabkan oleh unsur hara nitrogen yang menurun pada konsentrasi NaCl tinggi (Lakitan, 2011). Kurangnya ketersediaan nitrogen dapat menyebabkan sedikitnya pembentukan asam glutamat yang dapat berperan dalam sintesis klorofil (Salisbury & Ross, 1995; Robinson, 1995). Meskipun terjadi peningkatan salinitas, namun kandungan klorofil pada konsentrasi NaCl 3,5% dan 4% tidak berbeda nyata dengan kontrol (Gambar 6). Hal ini menunjukkan toleransi klorofil daun cukup tinggi terhadap salinitas, menurut Haryadi & Yahya (1988), Na+ dan Cl -tidak akan menghentikan sintesis klorofil secara langsung tetapi pada konsentrasi sangat tinggi

dapat mempengaruhi struktur kloroplas dan membran sel.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Salinity Management Handbook, Quieensland Goverment, Departmen of Environment and Resource Management,

Diakses 15 Januari 2013,

http://www.derm.qld.gov.au./salinity

Arief, A, 2003, Hutan Mangrove Fungsi dan

Manfaatnya, Kanisius, Yogyakarta

Atkinson, MR, Findly ,AB, Hope, MG. Pitman, HDW, Sadler & West, KR, 1967, ‘Salt Regulation in the Mangrove Rhizhophora mucronata Lam. Bengen, DG, 2001, Pengenalan dan Pengelolaan

Ekosistem Mangrove, Pusat Kajian Pesisir dan

Lautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor Clough, BF & Attiwill, PM, 1982, Primary

Productivity of Mangrove In B.F. Clough (Ed.). Mangrove Ecosystem in Australian: structure, fungtion and management,

Australian University Press, Canberra. Djukri, 2009, ‘Cekaman Salinitas terhadap

Pertumbuhan Tanaman’, Prosiding Seminar

Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

Gao, S, Ouyang, C, Wamg, S, Xu, Y, Tang, L, & Chen, F, 2008,‘Effect of salt stress on growth, antioxidant enzyme and phenylalanine ammonialyase activities in Jatropha curcas L. Seedlings’, Plant Soil Environ, vol. 54, no. 9, hal. 374-381

Haryadi, SS & Yahya, S, (1988), Fisiologi Stress Tanaman, PAU IPB, Bogor

Hu, Y & Schmidhalter, U, 2005, ‘Drought and Salinity: A Comparison of their Effects on Mineral Nutrition of Plant’, J. Plant Nutr. Soil Sci., no. 168, hal. 541-549

Hutching, P & Saenger, P, 1987, Ecology of Mangrove, University of Queensland Press, Australia Kabir, ME, Karim, MA & Azad, MAK, 2004, ‘Effect

of Potassium on Salinity Tolerance of Mungbean (Vigna radiata L. Wilczek)’, J. Of

Biol. Sci., vol. 4, no. 2, hal. 103-110

Kurban, H, Saneoka, H, Nehira, K, Adilla, A & Fujita K, 1998, ‘Effect of Salinity on Growth and Accumulation of Organic and Inorganic Solutes in the Leguminous Plants Alhagi

pseudoalhagi and Vigna radiata’, Soil Sci. Plant Nutr., vol. 44, no. 4, hal. 589-597

Lakitan, B, 2011, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, Rajawali Pers, Jakarta

(6)

Marchner, H, 1986, ‘Mineral Nutrition of Higher

Plant’, Academic Press Harcourt Brace Jovanovich Publisher, London

Morgan, JM, 1984, ‘Osmoregulation and Water Stress in Higher Plants’ Annual Review of Plant

Physiology and Plant Molecular Biology, no.

35, hal. 299-319

Onrizal, 2005, ‘Adaptasi Tumbuhan Mangrove pada Lingkungan Salin dan Jenuh Air’, e-USU

Repository, Universitas Sumatera Utara,

Medan

Percival, M & Womersley, JS, 1975, ‘Floristics and Ecology of the Mangrove Vegetation of Papua New Guinea’, Bot. Bull, no. 8, hal. 1-96. Prayunita, Basyuni, M, & Agustina, L, 2012, ‘Respon

Pertumbuhan dan Biomassa Semai Rhizopora

apiculata BI Terhadap Salinitas dan Kandungan Lipidanya pada Tingkat Pohon’, Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan

Refik, 2005, ‘Pengaruh Kadar Garam NaCl (Salinitas) terhadap Pertumbuhan Bibit Api-api Putih (Avicennia marina (Forsk.) Vierh.) pada Media Pembibitan’, Skripsi, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontianak

Ramayani, Basyuni, M, & Agustina, L, 2012, ‘Pengaruh Salinitas terhadap Pertumbuhan dan Biomassa Semai Dan Kandungan Lipida Pohon Non-Sekresi Ceriops tagal’, Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Robinson, T, 1995, Kandungan Organik Tumbuhan

Tinggi, Institut Teknologi Bandung, Bandung

Rogers, ME, Grieve, CM, and Shannon, MC, 2003, ‘Plant Growth and Ion Relations in Lucerne (Medicago sativa L.) in Responses to the Combined Effect of NaCl and P’, Plant Soil, no. 253, hal. 187-194

Salisbury, FB & Ross, CW, 1995, Fisiologi Tumbuhan

Jilid II, ITB, Bandung

Tan, KM, 1991, Dasar-dasar Kimia Tanah, UGM. Press., Yogyakarta

Walpole, Ronald E., 1995, Pengantar Statistika Edisi

ke-3, Penertbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Gambar

Gambar  2.  Rerata  luas  daun  semai  bakau  putih  (B.cylindrica) pada perlakuan NaCl
Gambar  4.  Rerata  berat  basah  dan  berat  kering  akar  semai  bakau  putih  (B.cylindrica)  pada  perlakuan NaCl

Referensi

Dokumen terkait

5.3-3 Pada pola data aktual yang disajikan memuat unsur trend, hasil analisis yang disajikan menunjukan bahwa Metode Pemulusan Eksponensial Ganda, Dua-Parameter dari Holt,

Pertama-tama saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kasih dan Penyayang karena atas karunia dan rahmat-Nya kita bisa

Hasil dari penelitian ini adalah software sensor pendeteksi isyarat telapak tangan berhasil dibuat dengan menghasilkan jarak efektif pendeteksian objek adalah 80 cm

Penerapan metode yang digunakan dalam merancang sebuah aplikasi untuk penyandang tuna aksara adalah dengan menggunakan teknik pengenalan suara ke teks menggunakan Aplication

Faya Mahdia, Fiftin Noviyanto, 2013, Pemanfaatan Google Maps API Untuk Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Bantuan Logistik Pasca Bencana Alam Berbasis Mobile

Terdapat ide yang muncul dari masalah yang ada yaitu “Sub Modul Sumber Daya Alam Pertanian z Kehutanan Perikanan Untuk Mendukung Pembuatan Smart Village ”.. Ide z yang

Buku Panduan Program D3 Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya.. Pengantar

Kesimpulan dari hasil penelitian eksperimen game Learning yang telah disampaikan pada bab diatas adalah sebagai berikut: game Learning ini berisi 30 soal yang