• Tidak ada hasil yang ditemukan

Public Relations Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Public Relations Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan)"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

1

PUBLIC RELATIONS DAN KEPUASAN KERJA

(Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan)

Diajukan Oleh:

BENGET SIMANJUNTAK

090922060

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

2

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Public Relations dan Kepuasan Kerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kegiatan Internal Public Relation Terhadap Kepuasan Kerja dikalangan Karyawan housekeeping Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan.

Sebuah study Korelasional yang bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel kegiatan internal publik relation berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori-teori yang digunakan adalah: Internal Publik Relation, S-O-R (Stimulus-Organism-Respond), dan Kepuasan Kerja.

Untuk Menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 15.0.

Teknik penentuan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 38 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Adapun uji hipotesis menggunakan menggunakan rumus rank spearman melalui program SPSS15.0, diperoleh hasil rs =o,701 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi yang cukup berarti.. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha Yaitu Terdapat Hubungan antara Kegiatan Internal Public Relation Terhadap Kepuasan Kerja dikalangan Karyawan housekeeping Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan.

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan berkat semangat dan bimbingan dari Tuhan Yesus yang telah membuat saya dapat menjadi mahasiswa yang lebih baik lagi dalam iman dan pendidikan saya.

Penulisan skripsi yang berjudul “PUBLIC RELATIONS DAN KEPUASAN KERJA (Studi Korelasional Hubungan Peranan Kegiatan Internal Publik Relation Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan ” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dilengkapi dalam memperoleh gelas sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak mengerjakannya dengan begitu saja, melainkan merupakan hasil pelajaran yang penulis terima selama mengikuti perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

(4)

4

menjalani dan menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri dengan hasil yang baik dan memuaskan.

Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Badaruddin, M.Siselaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Fatmawati Lubis, MA. selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, serta Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Departemen, atas segala bantuan dan dukungannya yang sangat berguna dan bermanfaat bagi penulis.

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, arahan, dan bimbingan dalam pengerjaan skripsi ini dan Ibu Dra. Fatmawati Lubis, selaku Dosen Wali selama mengikuti perkuliahan dari awal hingga akhir perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Buat staf laboratorium dan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, Kak Hanim, Kak Puan, Kak Maya, Kak Icut, dan Kak Ros yang telah membantu segala sesuatu yang berkaitan dengan jalannya pendidikan penulis.

(5)

5

6. Kepada Manager Publik Relation Hotel Swiss Bell Ibu Efin Zhu dan Ibu Lisa serta Manager housekeeping Bapak Satria dan dan seluruh staff housekeeping yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk membantu penulis

7. Kepada temanku Mila Hana Barus (yang telah membantu sekali mengetik diwaktu flashdisk saya rusak, dan setia mengerjakan ampe begadang dan memberi semangat kepada penulis), semua sahabatku Lamhot, Tetty, Dwi, Mila, k’Tina, Benget, Oloan, Hera, Ester, Riry Sando dan semua teman-teman Ilmu Komunikasi ekstensi stambuk 2009 yang telah membantu dan mendukung dengan kasih sayang kepada penulis.

8. Dan kepada semuanya yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian pendidikan dan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan disini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai titik kesempurnaannya karena adanya kekurangan atau apapun. Penulis mengaharapkan kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritikan dan saran yang dapat mendukung kesempurnaan skripsi ini sehingga penulis dan para pembaca dapat menjadikan skripsi ini sebuah pengetahuan yang dapat dipahami oleh banyak pihak.

Penulis

(6)

6

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 5

I.3 Pembatasan Masalah ... 5

I.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 6

I.9 Defenisi Operasional Variabel ... 23

I.10 Hipotesis ... 26

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Ruang Lingkup Dan Pengertian Komunikasi ... 27

II.1.1 Ruang Lingkup Komunikasi... 27

II.1.2 Pengertian Komunikasi... 31

II.2 Fungsi Komunikasi ... 33

II.3 Komunikasi Organisasi ... 35

II.3.1 Pengertian Organisasi... 37

II.3.2 Hakikat Komunikasi Organisasi... 38

II.4 Komunikasi Internal ... 38

II.4.1 Bentuk-Bentuk Komunikasi Antara Karyawan... 41

II.4.2 Jaringan Komunikasi formal... 42

II.5 Dimensi-Dimensi Public Relations ... 45

II.5.1 Pengertian Public Relations... 45

II.5.2 Tugas, Fungsi, dan Tujuan Public Relations... . 51

II.6 Internal Public Relations ... 52

II.7 Eksternal Publik relation ... 56

II.8 Public Relations dan Human Relations ... 58

(7)

7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian ... 63

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) ... 65

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ... 65

III.6 Teknik Analisis Data ... 66

III.6.1) Analisis Tabel Tunggal ... 66

III.6.2) Analisis Tabel Silang ... 66

III.6.3) Uji Hipotesis ... 67

III.7 Waktu Penelitian... . 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 69

IV.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... .. 69

IV.1.2 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas... .. 70

IV.1.3 Kegiatan Public Relation Di Swiss Bell Hotel... . 73

IV.1.4 Jasa-Jasa Yang Ditawarkan Hotel... . 75

IV.2 Penyajian Data ... 76

IV.3 Pengolahan Data ... 77

IV.4 Analisis Tabel Tunggal ... 78

IV.4.1 Karakteristik Responden... . 79

Iv.4.2 Internal Public Relations... . 82

IV.5 Analisa Tabel Silang ... 116

IV.6 Uji Hipotesis ... 122

IV.7 Pembahasan... . 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 126

V.2 Saran ... 127

(8)

8

6 Internal Publik Relation Terhadap Kebijakan ... 84

7 Buletin ... 85

22 Ide Dan Masukan Dalam Mengembangkan Perusahaan ... 102

23 Manfaat Pengadaan Kotak saran ... 103

24 Keberadaan Internal Publik Relation ... 104

25 Situasi Kerja ... 105

26 Fungsi Publik Relation ... 106

27 Saran Dan Masukan Dalam Peningkatan Perusahaan ... 107

28 Saran Terhadap Pimpinan ... 108

29 Sikap Menerima Teguran ... 109

30 Upaya Perusahaan Dalam Memenuhi Kebutuhan ... 110

31 Protes Terhadap Perusahaan... 111

32 Komunikasi Dengan Atasan ... 112

33 Sikap Manajemen Terhadap karyawan yang Protes... 113

34 Pelaksanaan Terhadap Tugas Dan Pekerjaan ... 114

35 Penyelesaiaan Tugas Dan Pekerjaan ... 115

36 Frekuensi Penjelasan Mengenai Kebijaksanaan Perusahaan ... 116

37 Penerimaan Kebijaksanaan Perusahaan ... 117

38 Tabel Silang Antara Kegiatan Rapat Terhadap Situasi Kerja .. 118

39 Tabel Silang Antara Kegiatan Konseling Terhadap Sikap Menerima Teguran ... 121

(9)

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(10)

2

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Public Relations dan Kepuasan Kerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kegiatan Internal Public Relation Terhadap Kepuasan Kerja dikalangan Karyawan housekeeping Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan.

Sebuah study Korelasional yang bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel kegiatan internal publik relation berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori-teori yang digunakan adalah: Internal Publik Relation, S-O-R (Stimulus-Organism-Respond), dan Kepuasan Kerja.

Untuk Menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 15.0.

Teknik penentuan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 38 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Adapun uji hipotesis menggunakan menggunakan rumus rank spearman melalui program SPSS15.0, diperoleh hasil rs =o,701 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi yang cukup berarti.. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha Yaitu Terdapat Hubungan antara Kegiatan Internal Public Relation Terhadap Kepuasan Kerja dikalangan Karyawan housekeeping Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan.

(11)

1

PUBLIC RELATIONS DAN KEPUASAN KERJA

(Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan)

Diajukan Oleh:

BENGET SIMANJUNTAK

090922060

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(12)

2

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Public Relations dan Kepuasan Kerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kegiatan Internal Public Relation Terhadap Kepuasan Kerja dikalangan Karyawan housekeeping Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan.

Sebuah study Korelasional yang bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel kegiatan internal publik relation berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori-teori yang digunakan adalah: Internal Publik Relation, S-O-R (Stimulus-Organism-Respond), dan Kepuasan Kerja.

Untuk Menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 15.0.

Teknik penentuan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 38 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Adapun uji hipotesis menggunakan menggunakan rumus rank spearman melalui program SPSS15.0, diperoleh hasil rs =o,701 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi yang cukup berarti.. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha Yaitu Terdapat Hubungan antara Kegiatan Internal Public Relation Terhadap Kepuasan Kerja dikalangan Karyawan housekeeping Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan.

(13)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan berkat semangat dan bimbingan dari Tuhan Yesus yang telah membuat saya dapat menjadi mahasiswa yang lebih baik lagi dalam iman dan pendidikan saya.

Penulisan skripsi yang berjudul “PUBLIC RELATIONS DAN KEPUASAN KERJA (Studi Korelasional Hubungan Peranan Kegiatan Internal Publik Relation Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan ” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dilengkapi dalam memperoleh gelas sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak mengerjakannya dengan begitu saja, melainkan merupakan hasil pelajaran yang penulis terima selama mengikuti perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

(14)

4

menjalani dan menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri dengan hasil yang baik dan memuaskan.

Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Badaruddin, M.Siselaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Fatmawati Lubis, MA. selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, serta Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Departemen, atas segala bantuan dan dukungannya yang sangat berguna dan bermanfaat bagi penulis.

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, arahan, dan bimbingan dalam pengerjaan skripsi ini dan Ibu Dra. Fatmawati Lubis, selaku Dosen Wali selama mengikuti perkuliahan dari awal hingga akhir perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Buat staf laboratorium dan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, Kak Hanim, Kak Puan, Kak Maya, Kak Icut, dan Kak Ros yang telah membantu segala sesuatu yang berkaitan dengan jalannya pendidikan penulis.

(15)

5

6. Kepada Manager Publik Relation Hotel Swiss Bell Ibu Efin Zhu dan Ibu Lisa serta Manager housekeeping Bapak Satria dan dan seluruh staff housekeeping yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk membantu penulis

7. Kepada temanku Mila Hana Barus (yang telah membantu sekali mengetik diwaktu flashdisk saya rusak, dan setia mengerjakan ampe begadang dan memberi semangat kepada penulis), semua sahabatku Lamhot, Tetty, Dwi, Mila, k’Tina, Benget, Oloan, Hera, Ester, Riry Sando dan semua teman-teman Ilmu Komunikasi ekstensi stambuk 2009 yang telah membantu dan mendukung dengan kasih sayang kepada penulis.

8. Dan kepada semuanya yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian pendidikan dan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan disini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai titik kesempurnaannya karena adanya kekurangan atau apapun. Penulis mengaharapkan kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritikan dan saran yang dapat mendukung kesempurnaan skripsi ini sehingga penulis dan para pembaca dapat menjadikan skripsi ini sebuah pengetahuan yang dapat dipahami oleh banyak pihak.

Penulis

(16)

6

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 5

I.3 Pembatasan Masalah ... 5

I.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 6

I.9 Defenisi Operasional Variabel ... 23

I.10 Hipotesis ... 26

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Ruang Lingkup Dan Pengertian Komunikasi ... 27

II.1.1 Ruang Lingkup Komunikasi... 27

II.1.2 Pengertian Komunikasi... 31

II.2 Fungsi Komunikasi ... 33

II.3 Komunikasi Organisasi ... 35

II.3.1 Pengertian Organisasi... 37

II.3.2 Hakikat Komunikasi Organisasi... 38

II.4 Komunikasi Internal ... 38

II.4.1 Bentuk-Bentuk Komunikasi Antara Karyawan... 41

II.4.2 Jaringan Komunikasi formal... 42

II.5 Dimensi-Dimensi Public Relations ... 45

II.5.1 Pengertian Public Relations... 45

II.5.2 Tugas, Fungsi, dan Tujuan Public Relations... . 51

II.6 Internal Public Relations ... 52

II.7 Eksternal Publik relation ... 56

II.8 Public Relations dan Human Relations ... 58

(17)

7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian ... 63

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) ... 65

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ... 65

III.6 Teknik Analisis Data ... 66

III.6.1) Analisis Tabel Tunggal ... 66

III.6.2) Analisis Tabel Silang ... 66

III.6.3) Uji Hipotesis ... 67

III.7 Waktu Penelitian... . 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 69

IV.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... .. 69

IV.1.2 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas... .. 70

IV.1.3 Kegiatan Public Relation Di Swiss Bell Hotel... . 73

IV.1.4 Jasa-Jasa Yang Ditawarkan Hotel... . 75

IV.2 Penyajian Data ... 76

IV.3 Pengolahan Data ... 77

IV.4 Analisis Tabel Tunggal ... 78

IV.4.1 Karakteristik Responden... . 79

Iv.4.2 Internal Public Relations... . 82

IV.5 Analisa Tabel Silang ... 116

IV.6 Uji Hipotesis ... 122

IV.7 Pembahasan... . 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 126

V.2 Saran ... 127

(18)

8

6 Internal Publik Relation Terhadap Kebijakan ... 84

7 Buletin ... 85

22 Ide Dan Masukan Dalam Mengembangkan Perusahaan ... 102

23 Manfaat Pengadaan Kotak saran ... 103

24 Keberadaan Internal Publik Relation ... 104

25 Situasi Kerja ... 105

26 Fungsi Publik Relation ... 106

27 Saran Dan Masukan Dalam Peningkatan Perusahaan ... 107

28 Saran Terhadap Pimpinan ... 108

29 Sikap Menerima Teguran ... 109

30 Upaya Perusahaan Dalam Memenuhi Kebutuhan ... 110

31 Protes Terhadap Perusahaan... 111

32 Komunikasi Dengan Atasan ... 112

33 Sikap Manajemen Terhadap karyawan yang Protes... 113

34 Pelaksanaan Terhadap Tugas Dan Pekerjaan ... 114

35 Penyelesaiaan Tugas Dan Pekerjaan ... 115

36 Frekuensi Penjelasan Mengenai Kebijaksanaan Perusahaan ... 116

37 Penerimaan Kebijaksanaan Perusahaan ... 117

38 Tabel Silang Antara Kegiatan Rapat Terhadap Situasi Kerja .. 118

39 Tabel Silang Antara Kegiatan Konseling Terhadap Sikap Menerima Teguran ... 121

(19)

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(20)

38

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. RUANG LINGKUP DAN PENGERTIAN KOMUNIKASI

II.1.1 Ruang Lingkup Komunikasi

Penggunaan kata-kata komunikasi sudah sering kita dengar dan banyak dipergunakan oleh masyarakat baik dari kalangan atas ataupun bawah. Pada dasarnya setiap makhluk individu ataupun makhluk sosial memiliki rasa ingin tahu, ingin berkembang dengan segala perubahan yang terjadi dan ingin merasa maju, oleh karenanya komunikasi adalah salah satu syarat yang dibutuhkan dalam pencapaian hal tersebut karena komunikasi merupakan suatu kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia.

Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang secara otomatis. Dengan melakukan kegiatan komunikasi dapat menyampaikan segala informasi, pengetahuan, perasaan, sikap, perbuatan, dan seterusnya sesama secara timbal-balik, baik itu sebagai penyampai maupun penerima komunikasi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat mempengaruhi dan mengubah tingkat laku seseorang atau orang lain, membentuk suatu konsensus, yang dikenal dengan istilah pendapat umum. Dari suatu komunikasi kemungkinan suatu ide tersebar dan dapat diterima orang ataupun dapat ditolak, berhasil atau gagalnya suatu rencana atau suatu program.

(21)

39

komunikasi dapat kita lihat melalui uraian berikut dibawah ini (Effendy,1993: 6-9) :

a. Komponen Komunikasi

a. Komunikator (communicator) b. Pesan (massage)

c. Media (media)

d. Komunikan (communicant) e. Efek (effect)

b. Proses Komunikasi

a. Proses secara primer b. Proses Secara Sekunder

c. Bentuk Komunikasi

- Komunikasi Personal (personal communication)

1. Komunikasi intra persona (intra persona communication) 2. Komunikasi antar personal (inter personal communication) - Komunikasi kelompok (group communication)

1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication) - Ceramah (lecture)

- Diskusi panel (panel discussion) - Simposium

(22)

40

2. Komunikasi kelompok besar (large group communication) a. Komunikasi massa (massa communication)

b. Pers

c. Penerangan d. Radio

e. Publik relation f. Televisi g. Advirsting h. Film

- Komunikasi media (media communiccation) - Surat

- Telepon - Pamflet - Poster - Spanduk

d. Sifat Komunikasi

- Tatap muka (face to face) - Bermedia

- Verbal (verbal) - Lisan (oral)

- Tulisan atau cetak (written or printed) - Non verbal

(23)

41

- Bergambar (pictorial)

e. Metode Komunikasi

- Jurnalistik a. Jurnalistik cetak (printid jurnalism) b. Jurnalistik radio (elektronik jurnalism) c. Jurnalistik radio (radio jurnalism) d. Jurnalistik televisi (television jurnalism)

- Pameran (ezhbition)

- Hubungan masyarakat (publik relation) - Periklanan (adversiting)

- Publisitas (publisity) - Propaganda (propagation)

- Perang urat saraf (psychologi warfare) - Penerangan

f. Teknik Komunikasi

- Komunikasi informatif (informative communication) - Komunikasi persuasif (persuasive communication)

- Komunikasi instruktif atau koersif (instruktif/coersive communikation)

- Komunikasi manusiawi (human relations)

g. Tujuan Komunikasi

(24)

42

c. Perubahan perilaku (bahavior communication) d. Perubahan sosial (social communication)

h. Fungsi Komunikasi

a. Menyampaikan informasi b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to entertaint) d. Mempengaruhi (to influence)

i. Model Komunikasi

- Komunikasi satu tahap (one step communication) - Komunikasidua tahap (two step communication) - Komunikasimulti tahap (multi step flow communicatio)

j. Model Komunikasi

- Komunikasi sosial (social communication)

- Komunikasi manajemen/organisasi (organization communication) - Komunikasi perusahaan (business communication)

- Komunikasi politiuk (political communication)

(25)

43

II.1.2. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan istilah umum, ia dipergunakan dalam setiap pembicaraan baik dalam pembicaraan berbagai masalah maupun dalam setiap kesempatan baik dalam pembahasan. Istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin “communicatio”, dan bersumber dari kata “communis” yang berarti sama. Pengertian kata sama di sini menerangkan persamaan makna. Apabila dua orang terlibat dalam komunikasi, baik dalam bentuk percakapan, maka akan terjadi atau telah berlangsung komunikasi selama ada persamaan makna mengenai apa yang diperbincangkan.

Dalam pengertian yang telah dijelaskan di atas maka maka dapat diketahui bahwa hal tersebut bersifat dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi bahasa itu setidak-tidaknya mengandung kesamaan makna diantara kedua belah pihak. Banyak pengertian komunikasi yang diberikan oleh pakar-pakar komunikasi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

Komunikasi menurut Dale Yoder dan Paul D. Staudohar (Moekijat, 1993 : 4) adalah kekuatan yang mengikat bersama-sama orang dari suatu organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, suatu organisasi tidak dapat menjalankan fungsinya tanpa ada komunikasi dan komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu organisasi serta mendorong orang-orang untuk bertindak.

(26)

44 - Komunikasi merupakan suatu proses. - Komunikasi adalah pertukaran pesan.

- Komunikasi merupakan interaksi yang bersifat multi dimensi, yaitu berkaitan dengan dimensi dan karakter komunikator, pesan, media, komunikan dan dampak yang akan ditimbulkan

- Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu atau maksud ganda.

Komunikasi sebagai suatu kegiatan juga memiliki unsur-unsur yang menjadi persyaratan utama terjadinya kegiatan komunikasi tersebut, menurut Wijaya (2000:11-20), yaitu :

- Sumber

Dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan, dapat berupa orang, lembaga, buku, dan lain-lain.

- Komunikator

Berupa individu, kelompok, organisasi yang memiliki syarat antara lain adalah memiliki kredibilitas, ketrampilan komunikasi, pengetahuan yang luas dan memiliki daya tarik untuk melakukan perubahan sikap.

- Pesan

Merupakan keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator yang memiliki syarat sebagai berikut :

- Pesan harus dipersiapkan secara baik dan sesuai kebutuhan.

(27)

45

- Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima dan menimbulkan kepuasan.

- Saluran

Komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung melalui dua saluran yaitu melalui dua saluran yaitu saluran formal dan saluran informal

- Komunikan

Penerimaan pesan dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu personal, kelompok dan massa.

- Efek

Hasil dari komunikasi berupa sikap dan tingkah laku orang.

Dalam publik relations terdapat “two ways communication” sebagai suatu ciri khas atau utama dari public relations, maka harus terlebih dahulu kita memahami pengertian komunikasi. Menurut William Albig dalam bukunya publik opinion mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti diantara individu-individu.

Wilbur Schramm dalam bukunya The Process and Effect of Media Mass Communication, mengemukakan bahwa bila kita mengadakan komunikasi berarti kita berusaha untuk mengadakan “commenes” (persamaan) dengan orang lain.

(28)

46

Melihat keseluruhan defenisi-defenisi yang telah dikemukakan di atas, maka pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator mempunyai pengertian yang sama dengan komunikan agar dapat dimengerti, maka komunikator akan mengetahui reaksi atau respon apa yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini adalah salah satu faktor dalam publik relation dapat tercapai.

II.2. FUNGSI KOMUNIKASI

Pengertian komunikasi dapat kita lihat dalam pengertian luas yang mana komunikasi tidak hanya dapat diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan akan tetapi juga sebagai kegiatan individu serta kelompok mengenai pertukaran-pertukaran data, fakta serta ide-ide. Dari hal ini fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagaiberikut :

1. Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita, data dan gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil kepentingan yang benar. 2. Sosialisasi (permasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang

memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan ia dapat aktif dalam masyarakat.

(29)

47

keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang perlu untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesian perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama, baik tingkat nasional maupun lokal.

5. Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang, pembangunan imajinasi dan dorongan kreatifitas dan kebutuhan estatikanya.

7. Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan gambar dari drama, tari, kesenian, kesusteraan, musik, olahraga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.

(30)

48

II.3 KOMUNIKASI ORGANISASI

II.3.1. Pengertian Organisasi

Menurut Schein (1982) organisasi adalah suatu kordinasi kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi malalui hirearki otoritas dan tanggung jawab. Organisasi mempunyai karakteristik tertentu yang mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalm organisasi tersebut. Sifat ketergantungan antara satu dengan bagian yang lain menandakan bahwa organisasi tersebut merupakan suatu sistem. (dalam Muhammad, 1995:23).

Secara arafiah organisasi berarti panduan dari suatu bagian dengan bagian lainnya saling ketergantungan. Diantara para ahli ada yang mengatakan paduan antara sistem dan sebagian menyebut sarana.

Everet M. Rogers dalam bukunya “Communication in Organization” memberikan defenisi organisasi sebagai “ suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas (dalam Effendy, 2003 : 195). Sedangkan Sondang P. Siagian menyatakan “organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang atau kelompok orang yang disebut bawahan (Kartono, 1982 : 3).

(31)

49

pembagian tugas, cara kerja dan hubungan antar pekerjaan yang satu dengan yang lainnya serta pribadi yang satu dengan yang lainnya.

II. 3.2. Hakikat Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam kaitannya dengan organisasi merupakan suatu hal yang kompleksitas yang hanya memungkinkan sebagian pengertian diketahui menjadi salah satu dari pada proses-proses organisasi yang paling sulit mengukurnya.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi dalam kelompok formal maupaun informal dari suatu organisasi . Bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasinya. (Wiryanto, 2004:54).

Pengaruh komunikasi dalam organisasi biasanya diukur, dipandang dari sudut sikap dan hasilnya. Komunikasi dapat mempengaruhi moril dari kelompok dan sikap-sikap yang dimiliki oleh individu-individu terhadap seluruh pekerjaan, kepemimpinan dan teman kerja mereka, demikian pula hasil kerja individu dan kelompok dapat dipengaruhi oleh komunikasi.

II.4. KOMUNIKASI INTERNAL

(32)

50

diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan struktur yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi manajemen).

Menurut H.Fraizer Moor dan Frank B. Kalupa (1985:86), the function of internal communications is to let employess know what management is thingking and to let management know what employess are thingking. Berdasarkan

pengertian di atas bahwa fungsi internal publik relations adalah mengetahui apa yang dipikirkan oleh karyawan oleh manjemen (pimpinan), serta begitu juga sebaliknya.

Maka untuk itu fungsi dan tugas seorang publik relitions officer berupaya untuk membina hubungan komunikasi masyarakat internal atau terhadap para karyawan dengan perusahaan (pimpinan). Peranan tersebut bersangkut paut dengan “apa dan bagaimana” seorang praktisi publik relations dapat menjadi penyambung informasi dari para karyawan kepada pihak perusahaan (pimpinan) terhadap para karyawannya (Ruslan, 1998:253-254).

Pada dasarnya dalam internal publik relations harus memperhatikan dua hal penting dalam melakukan komunikasi, yaitu :

1. Tidak semua keterbukaan selalu baik, dan

2. Makin banyak komunikasi tidak selalu baik (Tondowijojo, 20:2002)

(33)

51

a. Adanya keterbukaan manajemen perusahaan (manajemen sistem) terhadap para karyawannya.

b. Saling menghormati atau menghargai (mutual appereciation) anatara satu sama lain, baik ia bertindak sebagai pimpinan maupun sebagai bawahan demi tercapainya tujuan utama perusahaan.

c. Adanya kesadaran atau pengakuan dari pihak perusahaan akan nilai-nilai dan pentingnya suatu komunikasi timbal balik dengan para karyawannya.

d. Keberadaan seorang humas, yang tidak hanya memiliki kemampuan dan pengalaman sebagai seorang komunikator, tetapi juga harus didukung dengan sumber-sumber daya teknis yang canggih dan sekaligus sebagai media komunikannya (Ruslan, 2002:282).

Keterbukaan yang dijelaskan diatas memiliki arti bahwa keterbukaan harus selalu disertai dengan kebijaksanaan dan bila terlalu banyak komunikasi dapat membimbing serta memunculkan sikap salah paham. Komunikasi maksimal (keterbukaan total dan terlalu banyak komunikasi) sulit untuk mencapai sasaran yang diinginkan, serta adanya campur tangan orang lain dalam semua kegiatan akan menghambat lancarnya kegiatan yang ditentukan sebelumnya.

Pimpinan harus berusaha mencapai komunikasi yang optimal dengan cara : 1. Mengusahakan informasi yang relevan (terkait yang diperlukan),

(34)

52

3. Memahami dengan tepat tentang informasi yang diperlukan, (Tondowidjodjo, 2002:20)

Komunikasi seorang pimpinan harus labih baik, dia tidak hanya diharuskan hanya memimpin akan tetapi harus dapat menentukan tugas serta memberi perintah kepada karyawan.

II.4.1 Bentuk-Bentuk Komunikasi Antar Karyawan

Dalam kegiatan komunikasi yang tercipta sesama karyawan pada dasarnya mempunyai dua bentuk komunikasi yaitu formal dan informal.

Komunikasi formal mempunyai dua bentuk, yang biasanya dapat berjalan lancar karena komunikasi tersebut merupakan bagian dari pekerjaan, yaitu :

1. Lisan, seperti : perundingan, rapat, instruksi dan lain-lain. 2. Melalui berbagai media (Tondowidjojo,2002, 21)

Sedangkan dalam bentuk komunikasi informal biasanya agak sulit dan sering sekali merupakan akibat dari gagalnya komunikasi formal. Bentuknya sering merupakan pertemuan kebetulan saja terjadi seperti pembicaraan di kantin, dalam suatu resepsi, dan lain-lain. Namun komunikasi ini memiliki sisi positif dan negatif dikarenakan sebagaiberikut:

1. Dalam suasana pancaroba, komunikasi formal belum mempunyai bentuk yang tepat karena orang mancari jalur pintas yang informal.

2. Komunikasi informal berlangsung tanpa beban, jadi sesuai dengan penjajakan.

(35)

53

Apabila dua saluran formal ini mengalami hambatan, maka terpaksa harus menempuh saluran yang informal agar dapat berjalan serta dapat lebih fleksibel dan efesien.

III.4.2. Jaringan Komunikasi Formal

Dalam setiap kegiatan organisasi haruslah memiliki program yang rinci tentang komunikasi, baik vertikal, horizontal ataupun ke atas dan ke bawah. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa :

Komunikasi ke atas, yaitu : bahwa karyawan harus dapat mengungkapkan pendapatnya mengenai organisasi dan mengembangkan pikiran tentang pekerjaan melalui kelompok kerja atau komisi keselamatan kerja, perwakilan atau dewan dan lain-lain (Widjaja, 2000:55).

(36)

54

Komunikasi kebawah : tujuan komunikasi adalah pemahaman dan penerimaan dari pihak karyawan tentang rencana dan kebijakan organisasi, maka diperlukan pelatihan komunikasi bagi para pemimpin dan manajer. Satunya kata dalam perbuatan dalam komunikasi, keterbukaan mengenai nasib dan masa depan para karyawan, penempataan, rapat umum, majalah perusahaan, edaran, dan sarana lain yang dapat meningkatkan komunikasi untuk karyawan (Widjaja, 2005:55)

Kurangnya komunikasi dari bawah ke atas dapat mengakibatkan : a. Pimpinan akan kehilangan stimulan dari partisipasi bawahan. b. Ide bawahan yang bermanfaat tidak dapat dilksanakan

c. Pimpinan tidak akan mengetahui dan mengerti masalah dan pendapat bawahan.

d. Kurangnya informasi yang tepat untuk menilai dan menentukan sesuatu keputusan atau peraturan, (Tondowijojo, 2002:25).

(37)

55

Komunikasi horizontal : sasaran dan komunikasi ini adalah untuk suatu pencapaian koordinasi dan pemahaman antara bagian dalam organisasi melalui skema yang jelas dari organisasi yang menunjukkan hubungan antara bagian dan karyawan, hadirnya perwakilan satu bagian dalam rapat dari bagian yang lain, dan dorongan agar saling berpartisipasi secara wajar. Petugas harus dapat manfaatkan kesempatan tatap muka antar karyawan (Tondowijojo, 2002:25).

Komunikasi horizontal memiliki hubungan antara orang-orang yang mana masing-masing memiliki keahlian dan tugas dalam bidang tertentu. Media komunikasi yang dipakai adalah berupa pemberitahuan, pengumuman, sampai kepada penggunaan media humas, yaitu seperti buletin, majalah internal dan news letter yang dibagikan kepada setiap karyawan ataupun ditempelkan di papan pengumuman.

Tidak dapat dipungkiri bahwa konflik bisa terjadi antar sesama karyawan yang disebabkan berbagai faktor, misalnya salah paham, perasaan bahwa tugas yang satu lebih superior dari pada yang lainnya, hal tersebut dapat diatasi dengan cara lain, antara lain :

a. Mengadakan personal contact.

b. Penyampaian informasi harus lebih jelas dan timely (tepat). c. Menanamkan bahwa semua tugas sama pentingnya

(38)

56

II.5. DIMENSI-DIMENSI PUBLIK RELATIONS

II.5.1. Pengertian Publik Relations

Publik relations sering juga disebut dengan istilah hubungan masyarakat, pada umumnya dapat diartikan sebagai segala kegiatan individu baik itu ke dalam ataupun ke luar dengan segala kegiatan penyampaian informasi yang diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga atau organisasi. Namun batasan pengertian mengenai publik relations ini, menurut para ahli sampai saat ini belum memiliki kesepakatan secara tegas. Hal ini disebabkan yaitu pertama, banyaknya defenisi publik relations yang telah dirumuskan oleh para pakar maupun profesional publik relations yang satu sama lainnya saling berbeda pendapat. Kedua, perbedaan batasan pengertian publik relations diakibatkan adanya latar belakang yang berbeda, misalnya defenisi yang dikemukakan oleh kalangan akademis akan lainnya bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi publik relations. Ketiga, kegiatan publik relations itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika masyarakat, serta mengikuti kemajuan zaman, khususnya memasuki era globalisasi saat ini.

Para akademis dan praktisi dari publik relations talah banyak memberikan defenisi-defenisi, namun pada prinsip dan pengertiannya adalah sama. Beberapa defenisi tersebut adalah :

The British Institute of Publik Relation (Effendy, 2003:134),

(39)

57

berkesinambungan untuk menciptakan dan membina pengertian bersama antar organisasi dengan khalayaknya”.

Di dalam buku Abdurrachman, dasar-dasar publik relation, terdapat beberapa defenisi yaitu :

W.Emerson Reek, Publik Relation Director, Colgate University berbunyi: Publik relation adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.

J.C, Seidel, Publik Relations Direktor, Divisison of Housing, State of New York berbunyi : “Publik Relations adalah prosesse yang kontiniu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwiil dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan publik umumnya, ke dalam dengan menganalisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pertanyaan-pertanyaan”.

Howard Bonhan, Vice Chairman, American Nationaal Red Cross menyatakan : “Publik Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau sesuatu organisasi atau badan”.

(40)

58

membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik anatara organisasi dengan masyarakatnya” (Coulson dan Thomas, 1993:3).

Jadi berdasarkan keseluruhan defenisi di atas maka dalam kegiatan publik relasion itu sangat menonjol usaha-usaha untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good-will, kepercayaan penghargaan kepada masyarakat dan publik suatau badan khususnya, dan masyarakat umumnya. Dalam kegiatan publik relation terdapat suatu usaha untuk menciptakan kepuasan kerja serta mewujudkan hubungan yang harmonis, sehat dan produktif (a sound and produktive relation) serta memperhatikan tekhnik komunikasi dan komunikasi yang etis.

II.5.2. Tugas, Fungsi dan Tujuan Publik Relations

II.5.2.1. Tugas Publik Relations

Aktifitas publik relation sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two ways communication) antara perusahaan atau lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi pelayanan jasa barang atau sebagainya, demi kemajuan perusahaanatau citra posistif bagi lembaga bersangkutan.

Ada beberapa tugas publik relations yang perlu diperhatikan, anatara lain sebagai berikut :

(41)

59

b. Proses komunikasi lewat kegiatan dilakukan berencana dan terus-menerus yang meliputi keterampilan komunikator, pesan yang disampaikan akurat, objektif, punya daya pengaruh yang kuat guna berhasilnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan (Widjaja, 2000 : 53).

II.5.2.2. Fungsi Publik Relations

Fungsi menurut ilmu manjemen yang ditulis oleh Ralph Currier dan Filley dalam bukunya “Principles of Management” (Ruslan, 1998:9) adalah menunjukkan suatu tahap pekerjaan orang lain. Oleh karena itu, publik relation dikatakan fungsi dalam suatu organisasi atau lembaga apabila publik relation tersebut telah menunjukkan suatu kegiatan yang jelas dan dapat dibedakan dari kegiatan lainnya.

Dalam konsepnya, fungsi publik relations officer ketika menjalankan tugas operasionalnya, baik sebagi komunikator dan mediator, maupun organisator, menurut Effendy (1990:126) adalah sebagai berikut :

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan organisasi. b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal

dan publik eksternal.

c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

(42)

60

e. Operasional dan organisasi publik relation adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.

Menurut Bertrand R. Canfield, “Publik Relations Principles and Problem” (di dalam buku Widjaja, 2000 : 54), mengemukakan tiga fungsi publik relations, adalah :

a. Mengabdi kepada kepentingan umum. b. Memelihara komunikasi yang baik

c. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.

Maksudnya adalah bahwa kegiatan publik relations tersebut harus benar-benar dilakukan untuk kepentingan umum dan menciptakan, membina serta memelihara hubungan ke dalam serta ke luar. Publik relation akan mempunyai wibawa bila ia sendiri tidak cacat moral dan bertingkah laku baik serta harus mampu menjadi perantara antara pimpinan dengan publiknya baik itu eksternal maupun publik internal untuk kepuasan kerja dengan membina komunikasi yang terarah dan efektif.

Menurut Jhon Tondowidjojo, fungsi dari sebuah publik relations di dalam sebuah perusahaan memiliki beberapa bagian, diantaranya :

1. Membantu menentukan dan merumuskan tempat dan tujuan organisasi dalam kehidupan bersama.

(43)

61

3. Memberi masukan dalam kepemimpinan.

4. Mengetahui situasi organisasi dan perkembangan dalam kehidupan bersama dan opini publik.

5. Menetapkan adanya kelompok-kelompok publik yang relevan dari organisasi.

6. Presentasi organisasi.

7. Pembuatan dan pengurusan sarana-sarana komunikasi. 8. Mengurus representasi (Tondowidjojo, 2002 : 62)

II.5.2.3. Tujuan Publik Relations

Setiap tujuan organisasi bergantung kepada sifat organisasi, walaupun berbeda tujuan dan sifat, ke dalam kegiatan publik relations terdapat kesamaan yakni upaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya untuk menciptakan kepuasan kerja di dalam organisasi.

Tujuan dari publik relation menurut Widjaja (2000:55), ialah “mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak lain yakni publik (umum, masyarakat) untuk menciptakan kepuasan kerja, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang baik dan timbal balik”.

(44)

62

serta menguntungkan bagi suatu instansi atau perusahaan di suatu pihak dan publik intern dilain pihak.

II.5.3. Peran Public Relations Dalam Perusahaan

Peran publik relations dalam suatu organisasi adalah menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya maupun antar sesama karyawan untuk menciptakan kepuasan kerja dengan melakukan komunikasi timbal balik. Selain itu publik relation juga diharapkan dapat menjadi “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” bagi top manajemen dari suatu perusahaan (Ruslan, 1998:20).

Dalam melakukan komunikasi timbal balik tersebut, publik relation secara garis besar berperan sebagai :

a. Communicator

(45)

63 b. Back up management

Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain seperti manajemen promosi pemasaran, operasional, personalia dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan pokok perusahaan.

c. Image maker

Menciptakan suatu citra poositif yang merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktifitas publik relations dalam memainkan peranannya dalam perusahaan.

Sehubungan dengan hal di atas, maka ruang lingkup sebuah publik relations antara lain meliputi aktifitas:

1. Membina hubungan ke dalam (publik internal)

Ialah, publik yang menjadi bagian dari unit itu sendiri, serta diharapkan mampu mengidentifikasikan hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat sebelum kebijaksanan itu dijalankan oleh organisasi. 2. Membina hubungan keluar (publik eksternal)

Ialah, publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang posistif publik terhadap lembaga yang diwakilinya.

II.6. INTERNAL PUBLIC RELATIONS

(46)

64

mereka lebih dapat mengenal satu sama lainnya termasuk kelurganya. Maka kegiatan-kegiatan olah raga, darma wisata, dan kegiatan kegiatan lainnya dapat dilakukan dan fasilitas-fasilitasnya disediakan. (Abdurrachman, 1995:34).

Internal Publik Relations yang baik adalah memperlakukan setiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membeda-badakan karyawan. Salah satu usaha yang perlu dilakukan internal publik relations dalam kaitannya menunjukkan perhatian terhadap kemajuan atau kepentingan karyawan, diantaranya mengadakan peningkatan atau memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan lainnya yang mana secara psikologis akan menaikkan martabat karyawan.

Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang menjadi target Internal Public Relations, terutama kepuasan kerja karyawannya untuk mencapai hubungan langsung dengan perkembangan badan atau perusahaannya. Kegiatan public relations ke dalam perusahaan diperlukan untuk memupuk adanya suasana kerja yang memuaskan dan menyenangkan diantara para karyawannya. Untuk dapat menciptakan keadaan itu semua, kiranya perusahaan melalui kegiatan atau kebijaksanaan Internal Public Relationnya,antara lain berusaha mengadakan :

a. Pengumuman-pengumuman. b. Buku peganganpegawai. c. Kontak pribadi.

(47)

65 f. Laporan kepada pemnegang saham. g. Hiburan dan darmawisata.

h. Olah raga.

i. Study tour dan pelatihan.

j. Hadiah-hadiah dan penghargaan. (Kustadi Suhandang) Public Relations perusahaan.

Adalah tugas Public Relation Officer untuk memelihara hubungan yang harmonis, sehingga menciptakan kepuasan kerja diantara karyawan supaya organisasi tetap lancar. Adapun tingkatan hubungan itu adalah :

1. Hubungan dengan pekerja atau karyawan (employee relation) pada umumnya, beserta keluarga karyawan khususnya.

2. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan (managemen relations), baik di level korporat atau level sebagai pelaksanaan.

3. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham/stock holder (Suhandang, 2004:75).

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada peranan Internal Public Relation untuk menciptakan kepuasan kerja karyawan. Internal publik relation dimaksudkan sebagai salah satu bentuk dari publik relation yang menitikberatkan kegiatannya kedalam (Suhandang, 2004:74). Internal Publik relation dilaksanakan untuk menciptakan komunikasi yang bersifat “two ways communications”.

(48)

66

kedudukan antara satu dengan yang lainnya serta terdapatnya perbedaan-perbadaan yang antara lain tingkat kemampuan, pengalaman,tingkat pendidikan,gaji, usia dan lain-lain. Perbedaan tersebut terjadi dikarenakan dari perinsip dasarnya keseluruhan dipengaruhi oleh lingkungan hidup secara individu-individu. Memandang dari hal tersebut, maka perusahaan perlu untuk memfungsikan internal publik relation dalam menangani masalah-masalah yang mungkin saja muncul akibat perbedaan-perbedaan, baik antara karyawan maupun dengan pimpinan. Maka dapat disimpulkan bahwa internal publik relation bertujuan untuk mempererat hubungan dalam menciptakan kepuasan kerja di dalam organisasi anatara pimpinan dan karyawan dan antara sesama karyawan dalam publik internal.

Seorang publik relation officer harus mampu menyelenggarakan komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif, yaitu :

1. Mengadakan analisa tentang policy kepegawaian, termasuk gaji atau upah dan kesejahteraan karyawan.

2. Menganalisa apa yang telah dilaksanakan oleh internal publik relation. 3. Mengadakan survey tentang “attitudes” para karyawan terhadap

perusahaannya, kebijaksanaan perusahaan dan kegiatan-kegiatan lainnya (Abdurrachman, 1993:35).

(49)

67

diharapkan serta dapat melakukan pembenahan-pembenahan dalam tujuannya mencapai keuntungan dan kepuasan bersama.

Dalam menciptakan kepuasan kerja karyawan maka kegiatan-kegiatan internal publik relation yang dapat dilaksanakan menurut Abdurrachman (1995:34), yaitu :

1. Tertulis, yaitu dengan menggunakan surat-surat, papan informasi, bulletin. 2. Lisan, yaitu mengadakan rapat, diskusi, briffing dan sebagainya.

3. Konseling, yaitu kegiatan konsultasi untuk memecahkan persoalan yang dihadapi karyawan atau pekerja.

Adalah sangat penting untuk memahami individu-individu, latar belakang, tindakan dan sikap seperti yang mereka lakukan . Juga penting untuk memahami keinginan-keinginannya, harapan-harapannya dan ambisi-ambisinya, bahkan memahami prasangka-prasangkanya.

II.7. EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan publik relations memiliki dua fungsi yaitu internal publik relations dan eksternal publik relations. Salah satu tujuan eksternal publik relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan atau instansi hingga membentuk opini atau pandangan yang menyenangkan terhadap badan itu.

(50)

68 1. Memperluas langganan.

2. Mamperkenalkan produk. 3. Mencari modal dan hubungan.

4. Memperbaiki hubungan dengan serikat-serikat buruh, mencegah pemogokan dan mempertahankan karyawan-karyawan yang cakap, efektif dan produktif dalam kerjanya.

5. Memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yangsedang dihadapi. Berdasarkan hal di atas, tugas penting eksternal publik relation adalah untuk mengadakan komunikasi yang efektif serta bersifat informatif dan persuasif yang lebih ditujukan kepada publik di luar badan itu. Eksternal publik relations juga harus melaksanakan tugas-tugas dalam memperoleh dukungan, pengertian dan kepercayaan dari pihak luar yang dapat dilihat dari :

- Menilai sikap dan opini terhadap kepemimpinan, terhadap para pegawai dan metode yang digunakan.

- Memberi nasehat dan konseling pada pimpinan tenteng segala sesuatau yang berhubungan dengan publik relations mengenai perbaikan-perbaikan kegiatan.

- Memberi penjelasan-penjelasan yang objektif, agar publik tetap mendapat informasi terhadap aktifitas dan perkembangan badan itu. - Menyusun staff yang effektif untuk bagian itu (Abdurrachman,

1995:38).

(51)

69

organisasi maupun yang diharapkan atau diduga ada kaitannya dengan organisasi adalah merupakan tugas publik ekstern.

II.8. PUBLIK RELATIONS DAN HUMAN RELATIONS

Pada penulisan ini peneliti membatasi human relations hanya pada pergaulan yang terjadi pada orang-orang dalam pekerjaan di suatau perusahaan yang di dalamnya terdapat suatu organisasi yang mengatur segala kehiatan badan itu.

Dalam kegiatan human relations, motivasi menjadi kunsdi kegiatan dikarenakan adanya keinginan atau kebutuhan. Kebuutuhan yang terdapat dalam setiap kegiatan dalam organisasi pada perinsipnya meliputi kebutuhan ekonomi, psikologis, dan sosial. Davis (di dalam buku Abdurrachman, 1995:52), bahwa human relation yang efektif adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, memberi kepuasan kepada mereka dengan batasan-batasan kemampuan badan itu.

Orang bekerja karena memiliki kebutuhan dan keinginan. Seseorang bekerja di suatu badan karena memilikisuatu harapan bahwa salah satu keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi dan mendapat sebuah kepuasan.

(52)

70

mempunyai kesadaran pribadi dan keinginan atau kebutuhan sendiri, ia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya, latar belakangnya, termasuk kebudayaannya (Abdurrachman, 1995:53). Human relation merupakan pendekatan kepada karyawan yang lebih mengacu pada aspek psikologis.

II.9. PUBLIC RELATIONS DAN GROUP RELATIONS

Organisasi merupakan suatu kesatuan yang memiliki kegiatan dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan baik mengenai produksi atau pelayanan. Setiap organisasi memiliki struktur yang saling berhubungan, di mana setiap orang yang berada dalam struktur tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab, dan pekerjaanya merupakan sebahagian dari keseluruhan. Pola dari struktur ini memiliki efek yang berlangsung dan tidak langsung terhadap satu dan yang lainnya.

(53)

71

II.10. KEPUASAN KERJA SEBAGAI TUJUAN

Kepuasan kerja menjadi tujuan setiap perusahaan. Kepuasan terwujud apabila di dalam sebuah perusahaan mampu menciptakan keterbukaan, kejujuran,kerjasama, saling pengertian di antara publik yang berkepentingan. (Riyono, 1995:50)

Adanya suatu kepuasan kerja akan secara langsung memotivasi para karyawan dalam bekerja sehingga produktifitas perusahaan akan meningkat. Pemenuhan kebutuhan karyawan adalah salah satu cara dalam menciptakan kepuasan karyawan.

Menurut Otto Lerbinger dan Albert J.Sullivan, Information Influence and Communication, (di dalam buku Abdurrachman, 1995:62), kebutuhan manusia meliputi :

1. Affilative needs, yaitu : Kebutuhan untuk diterima sebagi anggota suatu kelompok dan anggota masyarakat.

2. Status needs, yaitu : kebutuhan akan kekuasaan dan kekuatan, popularitas, prestise, dan sebagainya.

Menurut teori dasar kebutuhan manusia, Abraham M, (di dalam buku Abdurrachman, 1995:66), yaitu mengenai tingkat kebutuhan dasar yang berkaitan dengan :

a. Physical needs, yaitu kebutuhan dasar secara fisik. b. Safety needs, yaitu kebutuhan dasar masalah keamanan. c. Love needs, yaitu kebutuhan dasar akan cinta kasih.

(54)

72

e. Self actualization needs, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri.

Berdasarkan teori-teori di atas, maka harus memperhatikan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan tanpa ada perinsip perbedaan. Perusahaan juga perlu untuk memperhatikan hubungan dengan karyawan (employee relations) yang sedang dilaksanakan oleh publik relation sehingga semua pihak akan merasa puas. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk, antara lain :

a. Program pendidikan dan pelatihan

Program pendidikan dan pelatihan ini dilaksanakan oleh perusahaan yakni dalam upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan karyawan, dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan, dan sebagainya. b. Program motivasi kerja berprestasi.

Program ini dikenal juga dengan istilah Achivement Motivation Training (AMT), yang dalam pelatihannya diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi (etos) kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai prokdutifitas yang tinggi.

c. Program penghargaan

(55)

73 d. Program acara khusus.

Program yang sengaja dirancang diluar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya dalam acara ulang tahun perusahaan dengan mengadakan kegiatan keagamaan, olahraga, hingga berekreasi bersama untuk mengikat keakraban diantara sesama karyawan dan pimpinan.

e. Program media komunikasi internal.

(56)

74

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain (Rachmat, 2007 : 27).

Metode ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan, apabila ada, seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Dalam penelitian ini, metode korelasional digunakan untuk mencari hubungan antara kegiatan internal public relations dan kepuasan kerja karyawan housekeeping di Grand Swiss Bell Hotel Medan.

III.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Grand Swiss-bel Hotel Medan, yang berlokasi di Jl. S. Parman No.217 Medan-Sumatera Utara, yang mana peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dikarenakan Grand Swiss Bell Hotel Medan merupakan salah satu hotel yang sedang berkembang. Selain itu, mengingat kemampuan serta keterbatasan waktu dan dana.

III.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(57)

75

dalam suatu penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan karyawan tetap yang masih aktif bekerja di Grand Swiss Bell Hotel Medan yang terdapat dalam satu departemen yaitu housekeeping departemen dengan jumlah karyawan 38 orang.

2. Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagiandari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nanawi 1995:141).

Menurut arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel sebanyak 38 orang atau keseluruhan populasi menjadi sampel.

III.4. TEKNIK PENENTUAN SAMPEL

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling atau sampel total. Total sampling adalah teknik penentuan sampel yang mengambil seluruh anggota populasi sebagai sampel,. Meneliti seluruh anggota populasi juga dinamakan studi populasi.

(58)

76

yang terdapat dalam populasi, maka disebut juga sensus (dalam Arikunto 2006:131).

Penelitian populasi dapat dilakukan bagi populasi terhingga, yang subjeknya tidak terlalu banyak atau jumlahnya relatif kecil yaitu 38, digunakan teknik penarikan total sampling, yang juga dikenal penelitian populasi.

III.5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

III.5.1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dilakukan dengan mengumpulkan data melalui berbagai literatur dan sumber bacaan yang mendukung penelitian melalui buku-buku, jurnal, surat kabar dan internet sesuai dengan masalah yang dibahas. III.5.2. Penelitian lapangan ( Field Research)

Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, mengumpulkan data-data responden melalui :

(59)

77

III.5.3 TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses penyerderhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995 : 263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa, yaitu:

a. Analisa tabel tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom presentasi untuk setiap kategori (Singarimbun,1995: 266).

b. Analisa Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (singarimbun, 1995 :273).

Dalam penelitian ini, yang akan dianalisis dengan menggunakan tabel silang adalah masalah itu sendiri, yaitu variabel x adalah kegiatan internal public relations dan variabel y adalah kepuasan kerja.

c. Uji Hipotesa

(60)

78

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan tes statistik yang berlaku, pengujian hipotesa yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan tes statistik “Kolerasi Rank Spearman”:. Rumus koefisien korelasinya adalah :

Rho =1 -

Keterangan :

rho(rs) : koefisien kolerasi rank-order d : perbedaan antara pasangan jenjang N : jumlah individu dalam sampel

∑ : sigma atau jumlah I : bilangan konstan 6 : bilangan konstan

Sperman Rho koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak Jika rho > 0, maka hipotesis diterima

(61)

79

Keterangan : t = nilai

r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel

jika > , maka hubungan signifikan.

selanjutnya untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel digunakan nilai koefisien kolerasi sebagai berikut (Kriyantono, 2006: 171):

<0,20 = hubungan rendah sekali ; lemah sekali 0,20-0,39 = hubungan rendah tapi pasti

0,40-0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90 = hubungan yang tinggi;kuat

>0,90 = hubungan yang sangat tinggi;kuat sekali;dapat diandalkan

III.7. Waktu Penelitian

(62)

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1.1 SEJARAH SINGKAT DAN PERKEMBANGAN GRAND

SWISS-BEL HOTEL MEDAN

Swiss-Belhotel International didirikan pada tahun 1986 ole unik karena filosopinya. Perusahaan ini mulai memasuki pasar Asia sejak tahun 1997 dan sekarang memiliki 32 hotel.Walaupun terdiri dari banyak perusahaan, perusahaan ini mampu menawarkan manajemen di semua aspek dari hotel, apartemen, klub dan golf operasi, termasuk manajemen operasional, manajemen proyek dan koordinasi, pemasaran, penjualan dan hubungan masyarakat kegiatan, teknis dan jasa keuangan.

Swiss-Belhotel International dikatakan unik apabila dibandingkan dengan perusahaan hotel lainnya di Asia dan bertaraf internasional dengan filosofi konsultasi secara aktif dengan pemilik properti.Peningkatan jumlah pemilik ingin informasi yang lengkap pada operasional sehari-hari hotel, apartemen, klub dan / atau restoran. Hal ini cenderung putus asa oleh perusahaan manajemen hotel lain, yang kebijakan sering untuk stempel merek khusus mereka sendiri manajemen dan pemasaran pada operasi, bebas dari campur tangan dari luar.

(63)

81

Deluxe Room, 103 Superior Deluxe, 14 Grand Deluxe, 6 Suites, dans 1 Presidential Suite. Walaupun profesi di bidang industri perhotelan ini sangat penuh dengan rintangan, serta tanggung jawab yang tidak ringan, namun sampai sekarang Grand Swiss-bel Hotel Medan tetap berdiri dan tegar dalam menjalankan managemen serta kelangsungan hidup hotel sebagai sarana penunjang pariwisata khususnya di daerah Sumatera Utara.

Hal ini tentu saja merupakan indikasi tersendiri bagi pengelola hotel bahwa hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan tamunya, selama ini dapat berjalan dengan baik dan dapat merupakan barometer keberhasilan Grand Swiss-bel Hotel Medan itu sendiri. Ini berkat pengelolaan yang baik, kerja keras, ketekunan, kejujuran, dan kreatif dari seluruh pengelolanya.

IV.1.2. STRUKTUR ORGANISASI GRAND SWISS-BEL HOTEL

MEDAN

Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam suatu hearaki dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu. Sturktur organisasi perusahaan dapat diketahui dengan menggambarkan bagan organisasinya sehingga diperoleh gambaran aktivitas secara keseluruhan, dan dapat dilihat dilihat dengan jelas arus dari wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi-fungsi pada setiap jabatan.

(64)

82

pada Grand Swiss-bel Hotel Medan berjumlah 16 depatermen, namun dalam penelitian ini penulis hanya menguraikan sebagian departemen saja. Setiap departemen dipimpin oleh manager dalam bidang tertentu.Adapun tugas dan tanggung jawab dari beberapa departemen tersebut antara lain:

1. Departemen Front Office (FDO)

Front office departement adalah departemen yang langsung berhubungan dengan para tamu. Diantaranya menerima dan mengkonfirmasikan pesanan kamar tamu, memberikan informasi kepada para tamu serta melayani tamu dalam hal surat-menyurat, faks, dan telepon.

2. Accounting Departement

Accounting departement bertugas membuat dan memelihara catatan-catatan yang berhubungan dengan keuangan, mengatur administrasi, dan membuat laporan keuangan.

3. Engineering and Maintenance Depatement

Departemen ini bertanggung jawab dalam pemeliharaan mesin-mesin dan alat-alat yang ada di dalam hotel, seperti: aliran listrik, jalan air, pemadam kebakaran, perawatan kamar dan lain-lain.

4. Personal Departement

(65)

83 5. Sales and Marketing Departement

Departement ini bertugas antara lain mengkoordinasikan setiap kegiatan sales team seperti sales call, advertising, membuat marketing plan setiap bulannya, dan lain-lain.

6. Public Relations Departement

Departement ini bertugas antara lain memupuk saling pengertian dan kerjasama yang positif antara semua publik yang berkepentingan guna mencapai tujuan bersama. Kemudian mempromosikan jasa-jasa Hotel kepada para tamu, menciptakan, memelihara, mengembangkan, memelihara, mengembangkan hubungan yang baik antara karyawan dan pimpinan.

7. Security departemen

Departemen ini bertanggungjawab memberi pengarahan kepada anggota security yang lain, serta pembinaan disiplin dan mengawasi ketertiban dalamlingkungan perusahaan, juga memberikan interogasi kepada karyawan yang melanggar ketentuan-ketentuan perusahaan. 8. Housekeeper Departemen

(66)

84

menyiapkan segala fasilitas yang diperlukan setiap kamar sesuai dengan standartnya.

9. Operation Manager

Departemen ini bertanggungjawab memimpin dan mengawasi seluruh tugas-tugas operasional yang dilaksanakan oleh seluruh departemen dan mempertanggung jawabkannya kepada general manager.

IV.1.3. Kegiatan Internal Publik Relation di Grand Swiss Bell Hotel,

Medan

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan internal publik relation di Grand Swiss Bell Hotel Medan biasanya diinformasikan melalui media komunikasi internal berupa pengumuman dan majalah dinding. Bentuk-bentuk kegiatan internal publik relation di Grand Swiss Bell Hotel Medan yang akan penulis jelaskan adalah sebagai berikut : Dalam perayaan hari-hari besar nasional seperti tanggal 17 Agustus dan hari-hari besar perusahaan yaitu ulang tahun, maka dalammemeriahkan hari-hari tersebut perusahaan akan mengadakanberbagai macam bentuk perlombaan olahraga, kontes atau perlombaan sesama karyawan dan lainnya.

Gambar

Tabel 2 USIA
Tabel 5
Tabel 7
Tabel 8. adalah tabel frekuensi “Berapa seringkah Anda mengikuti
+7

Referensi

Dokumen terkait