• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN KESAKSIAN ANAK DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA DI PERSIDANGAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEDUDUKAN KESAKSIAN ANAK DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA DI PERSIDANGAN SKRIPSI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUDUKAN KESAKSIAN ANAK DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA DI PERSIDANGAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Ilmu Hukum

Disusun oleh:

IHZA FAJAR FIRMANSYAH NIM: 201710110311097

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021

(2)

PENULISAN HUKUM

KEDUDUKAN KESAKSIAN ANAK DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA DI PERSIDANGAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Ilmu Hukum

Disusun oleh:

IHZA FAJAR FIRMANSYAH NIM: 201710110311097

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii Abstraksi

Nama : Ihza Fajar Firmansyah NIM : 201710110311097

Judul : Kedudukan Kesaksian Anak Dalam Pembuktian Tindak Pidana di Persidangan

Pembimbing I : Dr. Tongat, SH., M.Hum

Pembimbing II : Ratri Novita Erdianti, SH., M.H

Sistem pembuktian di persidangan yang melibatkan anak sebagai saksi memiliki keunikan yang berkaitan dengan pengambilan sumpah. Dalam kitab undang-undang hukum acara pidana bahwa Anak dalam hal memberikan keterangan di persidangan boleh untuk tidak disumpah, sehingga keterangannya hanya sebagai petunjuk. Tetapi ketentuan itu menjadi fleksibel diterapkan pada kasus Anak yang memiliki sedikit alat bukti. Dengan demikian, penulis mengambil dua rumusan masalah, yakni: Bagaimana kedudukan Anak sebagai saksi dalam pembuktian perkara pidana ? dan Apakah Anak sebagai saksi yang dianggap sebagai petunjuk oleh Pasal 171 Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana memiliki kedudukan yang sama dengan alat bukti yang lain ?. Metode penelitian dalam karya tulis ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, pendekatan konseptual dan pendekatan komparatif serta menggunakan sumber bahan yang terdiri dari sumber bahan primer dan sekunder. Urgensi kedudukan Anak sebagai saksi dalam pembuktian perkara di persidangan didasarkan atas pentingnya keterangan dari Anak sebagai saksi dalam suatu tindak pidana Anak yang memiliki sedikit alat bukti. Sedangkan kedudukan antara alat bukti dengan keterangan saksi Anak yang dianggap sebagai petunjuk memiliki kesenjangan karena keterangan Anak saksi sebagai petunjuk berbeda dengan alat bukti petunjuk. Dan sebenarnya, Anak dapat menjadi alat bukti berdasarkan teori yang menjelaskan bahwa alat bukti petunjuk dapat dibentuk berdasarkan alat bukti primer, yakni: keterangan saksi, surat, dan keterangan terdakwa, yang mana hal tersebut harus melalui penilaian hakim dengan arif, bijaksana, penuh kecermatan dan kesaksamaan berdasarkan hati nuraninya. Sehingga dalam zaman yang semakin maju, pola perlakuan terhadap kedudukan saksi Anak juga menjadi semakin maju.

(8)

viii Abstraction

Name : Ihza Fajar Firmansyah NIM : 201710110311097

Title : Kedudukan Kesaksian Anak Dalam Pembuktian Tindak Pidana di Persidangan

Supervisor 1 : Dr. Tongat, SH., M.Hum

Supervisor 2 : Ratri Novita Erdianti, SH., M.H

The evidence system at trial that involves children as witnesses is unique in relation to taking an oath. In the criminal procedural code, the child in the case of giving testimony at trial is not allowed to be sworn in, so that the statement is only an indication. However, this provision becomes flexible to be applied in cases of children who have little evidence. Thus, the authors take two problem formulations, namely: What is the position of the child as a witness in proving a criminal case? and whether the child is a witness who is considered as an indication by Article 171 of Law No. 8 of 1981 concerning the Criminal Procedure Code has the same position as other evidence? The research method in this paper uses normative juridical research methods, conceptual approaches and comparative approaches and uses material sources consisting of primary and secondary material sources. The urgency of the child's position as a witness in proving a case at trial is based on the importance of information from the child as a witness in a criminal act of a child who has little evidence. Meanwhile, the position between the evidence and the testimony of the child witness which is considered as evidence has gaps because the testimony of the child witness as evidence is different from the evidence for the evidence. And in fact, children can be evidence based on a theory which explains that evidence can be formed based on primary evidence, namely: testimony of witnesses, letters, and statements of defendants, which must be judged by the judge wisely, wisely, with full accuracy and conscientiousness based on his conscience. So that in an increasingly advanced era, the pattern of treatment of the position of child witnesses has also become more advanced.

(9)

ix KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, pemilik alam semesta, Pemilik segala ilmu, dan pemilik kehdupan. Segala Syukur atas Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Kedudukan Kesaksian Anak Dalam Pembuktian Tindak Pidana di Persidangan”. Sholawat serta Salam tercurahkan kepada nabi muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang telah membawa dan menunjukkan kepada kita dari zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang.

Tugas akhir ini memberi pelajaran berharaga kepada penulis tentang cara menikmati hari demi hari, cara terjaga di malam hari, cara bersosialisasi, hingga cara menenagkan hati. Banyak hal yang menjadi hambatan dalam penulisan karya ini. Hambatan besar yang dirasakan oleh penulis ialah rasa malas dan rasa gembira untuk menunda. Tetapi penulis yakin bahwa hambatan adalah tanda bahwa kita masih menapaki jalan. Dan satu hal yang tidak boleh lupa dalam benak, adalah tanggungjawab. Tanggungjawab terbesar bukanlah pada orang tua, apalagi calon mertua, melainkan pada diri sendiri yang sering sekali terlalu tenang padahal sudah hanyut sangat jauh.

Menyelesaikan tugas akhir ini merupakan satu langkah pasti menyambut rejeki dan cara bersyukur atas salah satu nikmat besar dari Allah SWT. Dengan selesainya tugas akhir ini, menandakan bahwa penulis telah siap untuk menapaki tingkat selanjutnya yang lebih menghabiskan tenaga, menguras usia, dan menemukan berbagai macam pelajaran berharga.

(10)

x Untuk Bapak Juni Widodo dan Ibu Wiji Cahyani, Penulis ucapkan terimakasih sebanyak dan sebesar apa yang tidak pernah dapat diukur. Beliau yang menjembatani penulis untuk mengenal banyak orang hebat, lingkungan yang sehat, ilmu yang bermanfaat serta sikap yang terhormat. Penulis tidak mampu menjelaskan beliau secara mendalam, karena yang paling membekas dari mereka terhadap penulis ialah pelajaran tentang cinta dan kasih sayang.

Selanjutnya, untuk para pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyelesaian tugas akhir ini penulis ucapkan termikasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Drs. Fauzan, M. Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang;

2. Dr. Tongat S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Malang sekaligus Dosen Pembimbing I yang

membimbing penulis dengan sabar dan penuh ketelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik;

3. Dr. Hj. Catur Wido Haruni, S.H., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang;

4. Nu’man Aunuh, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang;

5. Said Noor Prasetyo S.H., M.H selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang;

6. Ratri Novita Erdianti S.H., M.Hum selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang ekaligus Dosen Pembimbing II yang membimbing penulis dengan penuh masukan,

(11)

xi perhatian dan ketelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik;

7. Tinuk Dwi Cahyani, SH,. S.HI, M.Hum selaku Dosen wali dari penulis yang senantiasa membimbing dan memberikan pengarahan terkait study yang sedang penulis tempuh, serta kesediaan waktu yang diberikan kepada penulis. Tidak lupa akan ilmu yang beliau berikan selama menjadi dosen pengampu salah satu mata kuliah yang penulis ikuti.

8. Alm. Dr. Sulardi, SH., M.Si selaku dosen yang mengajarkan dan memberikan dukungan tidak langsung kepada penulis untuk belajar hukum tata negara, belajar mendengarkan lawan bicara dalam hal diskusi, belajar menanggapi suatu argumentasi dengan tenang dan elegan. Beliau adalah dosen yang penulis kagumi karena kecerdasan, keruntutan argumentasi dan ketenangan emosi nya. Dan penulis bersaksi bahwa almarhum bapak Sulardi adalah orang yang sangat baik, dan lewat ilmu nya, semoga dapat bernilai Pahala bagi bapak Sulardi;

9. Bapak dan Ibu dosen maupun instruktur dan asisten Laboratorium Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, selaku motivator, pembimbing, dan teman diskusi selama Penulis belajar di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang;

10. Para karyawan dan petugas tata usaha Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu;

(12)

xii 11. Kawan baik penulis selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, yakni abdul holikul isba, yang sering penulis ajak berdiskusi membahas tentang kearifan lokal, serta banyak jasa lainnya yang kawan penulis tersebut berikan.

12. Serta kawan-kawan seperjuangan angkatan 2017 Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya teman-teman kelas B, yang penulis bangga pernah belajar dalam satu ruangan

Sumbangsih pemikiran serta segala bentuk kritikan dan saran untuk perbaikan tulisan ini. Semoga Tugas Akhir ini bisa memberi manfaat untuk pembaca.

Malang, 31 Maret 2021

(13)

xiii DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Lembar Persetujuan ... v

Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ... vi

Abstraksi ... vii

Abstraction ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii BAB I ...Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ...Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined. E. Kegunaan Penelitian...Error! Bookmark not defined. F. Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined. G. Sistematika Penulisan...Error! Bookmark not defined. BAB II ...Error! Bookmark not defined. TINJAUAN PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined. 2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA ... Error! Bookmark not defined.

2.2 TINJAUAN UMUM TENTANG SAKSI ...Error! Bookmark not defined. 2.3 TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK SEBAGAI SAKSI Error! Bookmark not defined.

2.4 TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBUKTIAN .Error! Bookmark not defined. BAB III ...Error! Bookmark not defined. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined. A. Kedudukan Anak Sebagai Saksi Dalam Pembuktian Perkara Pidana ... Error! Bookmark not defined.

(14)

xiv B. Analisis Kedudukan Anak Sebagai Saksi Yang Dianggap Sebagai Petunjuk Oleh Pasal 171 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dengan Alat Bukti Yang Lain ...Error! Bookmark not defined. BAB IV ...Error! Bookmark not defined. PENUTUP ...Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined. B. Saran...Error! Bookmark not defined. Daftar Pustaka ... 75 LAMPIRAN ...Error! Bookmark not defined.

(15)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Pengesahan

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Tugas Akhir Lampiran 3 : Surat Pernyataan Bebas Plagiasi Lampiran 4 : Surat Pernyataan Plagiasi Lampiran 5 : Surat Tugas

(16)

70

Daftar Pustaka Buku:

Adami Chazawi, 2008, Hukum pembuktian tindak pidana korupsi, PT. ALUMNI: Bandung.

Ali Imron dan Muhamad Iqbal, 2019, Hukum Pembuktian, UNPAM PRESS: Tangerang Selatan.

Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana Memahami Tindak Pidana dan

Pertanggungjawaban Pidana Sebagai Syarat Pemidanaan (Disertai teori-teori pengantar dan beberapa komentar), Mahakarya Rangkang

Offset Yogyakarta.

Bambang Waluyo, 1996, Sistem pembuktian dalam peradilan indonesia, Sinar Grafika Offset: Jakarta.

Eddy O.S Hiariej, 2012, Teori dan Hukum Pembuktian, Penerbit Erlangga: Jakarta.

HMA. Kuffal, 2013, Barang bukti bukan alat bukti yang sah, UMM PRESS: Malang

I Made Widnyana, 2010, Asas-Asas Hukum Pidana: Buku Panduan Mahasiswa, Cet.1 Jakarta: PT. Fikahati Aneska.

Jan Remmelink, 2003, Hukum Pidana komentar atas pasal-pasal terpenting dari

kitab undang-undang hukum pidana Belanda dan padanannya dalam kitab undang-undang hukum pidana Indonesia, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Mahrus Ali, 2012, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta.

Masruchin Ruba’i, dkk, 2015, Buku Ajar Hukum Pidana, Media Nusa Creative, Malang.

R. Soeparmono, 2002, Keterangan ahli dan visum et repertum dalam aspek

hukum acara pidana, Penerbit Mandar Maju: Semarang.

Tolib Effendi, 2014, Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana: Pekembangan Dan

Pembaharuannya Di Indonesia, Malang: Setara Press.

Tongat, 2012, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif

Pembaharua, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Jurnal:

Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019, Modul diklat Kejaksaan RI.

Bastianto Nugroho, 2017, Peranan Alat Bukti dalam Perkara Pidana dalam

Putusan Hakim Menurut KUHAP, Yuridika, Volume 32 No. 1.

Dedi Hartono Latif, 2016, Peran Alat Bukti Petunjuk Dalam Tindak Pidana

Umum Menurut KUHAP, Lex Administratum, Vol. IV No. 3.

Erwin Asmadi, 2020, Perlindungan Hukum Bagi Anak Sebagai Saksi dalam

Pemeriksaan Perkara Pidana, IURIS STUDIA: Jurnal Kajian Hukum,

(17)

71

Febriana Nur Hidayati, dkk, 2016, Kekuatan Alat Bukti Saksi Korban Yang Masih

Dibawah Umur Dan Tidak Disumpah Dalam Persidangan Perkara Pencabulan Anak, jurnal Verstek Vol. 4 No. 2.

Frans Sayogie, 2017, Pemaknaan Saksi dan Keterangan Saksi dalam Teks Hukum

Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 65/PUUVIII/2010,

Buletin Al-Turas, Vol. XXIII No.1.

Hana Krisnamurti, 2016, Kedudukan Saksi Anak Dalam Pembuktian Perkara

Pidana, Wacana Paramarta: Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 15 No. 2.

Jendry Kaligis, 2013, Penerapan Alat Bukti Petunjuk Oleh Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Tindak Pidana Pembunuhan, Lex Crimen Vol. II/No. 4.

Kadi Sukarna, 2014, Alat Bukti Petunjuk dalam Proses Peradilan Pidana, Prosiding Seminar Nasional 2014.

Ramdani Wahyu Sururie, 2014, KEKUATAN PEMBUKTIAN TESTIMONIUM DE

AUDITU DALAM PERKARA PERCERAIAN (Kajian Putusan Nomor 0141/Pdt.G/2011/PA.Krw dan Nomor 16/Pdt.G/2012/PTA.Bdg), Jurnal

Yudisial, Vol. 7 No. 2.

Remincel, 2019, KEDUDUKAN SAKSI DALAM HUKUM PIDANA, Ensiklopedia of Journal, Vol. 1 No.2 Edisi 2 Januari.

Roy Alexander dan Herwin Sulistyowati, 2020, Analisis Yuridis Terhadap

Keabsahan Alat Bukti Keterangan Saksi Anak Berdasarakan Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Dalam Tindak Pidana Pencurian, jurnal Delict Volume 6 Nomor 2.

Saiful Anwar dan Rizanizarli, 2018, Kekuatan Alat Bukti Keterangan Saksi Anak

Dalam Pembuktian Perkara Pidan (Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh), Jurnal Ilmiiah Mahasiswa Bidang

Hukum Pidana : Vol. 2, No. 2.

Samsul Nurlatu, 2018, Kedudukan Anak Sebagai Pemberi Keterangan Saksi

Dalam Perkara Pidana Di Pengadilan Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana, Lex Crimen Vol. VII/No. 1

Susanti Ante, 2013, Pembuktian Dan Putusan Pengadilan Dalam Acara Pidana, Lex Crimen Vol. II/No. 2.

Tangkau, H. C., 2012, HUKUM PEMBUKTIAN PIDANA; Karya Tulis Ilmiah, Universitas Sam Ratulangi.

Vallerie Moningka, 2017, Kesaksian Anak Pada Pengadilan Dalam Pembuktian

Perkara Pidana Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Lex Crimen Vol. VI No. 9.

Wiwik Afifah dan Gusrin Lessy, 2014, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Saksi dalam Sistem Peradilan Pidana Anak, DIH Jurnal Ilmu Hukum Vol. 10, No. 20

Skripsi/Tesis/Disertasi:

Satria Pramana Ningrat, 2019, Skripsi: Kekuatan Alat Bukti Petunjuk Dalam

(18)

72

Studi Kasus No.302/Pid.B/2015/PN.Stabat), Program Sarjana Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

Septiani Herlinda, 2012, Skripsi: “Kekuatan Pembuktian Keterangan Saksi

Korban Anak dalam Vonis Bebas Untuk Tindak Pidana Asusila di Persidangan (Studi Kasus Putusan Kasasi Mahkamah Agung No. 1668 K/Pid.Sus/2010)”, Program Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan:

Herzien Inlandsch Reglement (H.I.R) (S. 1941-44).

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Internet:

(19)

Referensi

Dokumen terkait

BAB II: TINJAUAN TERHADAP PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN PEMBUKTIAN TERBALIK TERBATAS DALAM PROSES PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI A. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana

KEKUATAN PEMBUKTIAN KETERANGAN SAKSI TESTIMONIUM DE AUDITU DALAM PERKARA PIDANA KORUPSI1. Diajukan Oleh : DIANA

Dalam perkara tindak pidana Narkotika yang dilakukan oleh terdakwa Thomas Claudius Ali Junaidi, berdasarkan fakta- fakta yang terungkap dalam persidangan dari

Namun dalam kasus tindak pidana narkotika, yang dibenarkan untuk melakukan teknik penangkapan tertentu, kesaksian penyidik di persidangan tidak dapat

Dimana hakim dalam menjatuhkan putusan pidana kepada terdakwa didasari oleh pertimbangan yuridis yang didasarkan pada Pasal 185 ayat (7) KUHAP, bahwa keterangan saksi yang

Dimana hakim dalam menjatuhkan putusan pidana kepada terdakwa didasari oleh pertimbangan yuridis yang didasarkan pada Pasal 185 ayat (7) KUHAP, bahwa keterangan saksi yang

Kedua, hambatan-hambatan yang dihadapi kejaksaan dalam upaya pembuktian melalui keterangan saksi pada tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan luka berat adalah

bukti dalam pembuktian perkara pidana saat ini terdiri dari lima (5) alat bukti yang diatur Pasal 184 KUHAP dan Pasal 5 UU ITE yaitu sebagai berikut: keterangan saksi, keterangan