• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas dua kelompok otot, yaitu otot panggul dan pa ha lateral dan otot-otot panggul dan pa ha medial. Otot-otot-otot panggul dan pa ha daerah lateral terdiri atas m. gluteus superficialis, m. gluteus medius, m. gluteus profundus, m. tensor fasciae latae, m. biceps femoris, m. semitendinosus, m. semimembranosus, m. quadriceps femoris, m. gemellus, dan m. quadratus femoris (Gambar 2, 3, 4, 5, dan 7). Adapun otot-otot panggul dan paha daerah medial, yaitu m. gracilis, m. sartorius , m. adductor, dan m. pectineus (Gambar 4, 6, dan 7).

Pada daerah panggul dan pa ha, terdapat jaringan ikat subk utan yang sangat tebal di profundal kulit. Jaringan ika t ini menembus masuk ke dalam fascia pembungkus otot. Fascia di bidang lateral panggul dan paha lebih lebar dan tebal dibandingkan di bidang medial. Fascia ini tersusun oleh fascia superficialis dan fascia profunda. Fascia superficialis tipis dan menempel kuat dengan fascia profunda. Pada daerah panggul fascia profunda disebut fascia glutea (Gambar 2 dan 5). Fascia ini pada badak Sumatera berukuran sangat leba r dan teba l, serta menutupi m. gluteus medius dan m. gluteus superficialis. Selain itu, fascia glutea juga melepaskan septum intermusculares ke dalam serabut otot di profundalnya. Adapun pada bidang kraniolateral pa ha, fascia profunda menebal dan disebut fascia lata (Gamba r 2). Fascia lata memiliki strukt ur seperti tendo dan muda h dipisahkan de ngan otot di profundalnya. Fascia ini menjadi insersio dari m. tensor fasciae latae dan sebagian m. biceps femoris. Pada persendian lutut, fascia ini bertaut ke os pat ella dan ligamentum patellae laterale et mediale.

(2)

Otot-otot panggul dan paha lateral

Tabe l 1 Origo da n insersio otot-otot pa nggul dan paha la teral

Nama Otot Origo Insersio

1 M. gluteus superficialis fascia glutea dan processus spinosus dari os sacru m

2 M. gluteus m edius facies glutea dari os ilium dan aponeurose yang b ertaut pad a

per muka an superfisial dari

m. longissimus lumb oru m

3 M. gluteus profundus spina ischiadica dan corpus ossis ilii

trochanter tertius, fascia lata, facies cranialis dari os patella

dan ligame ntum patellae

laterale

dorsal trochanter major dan

fossa intertrochanterica dari os femoris

trochanter major dari os femoris bagian dorsal

4 M. tensor fasciae latae facies glutea dari os coxa e tendo pende k yang bertaut ke

trochanter tertius dari

os fe moris, sedangka n tendo

panjang ke fascia lata dan secar a tidak langsu ng menuju

os patella dan os tibia

5 M. biceps fe moris a. pars lateralis

b. pars interm edius

tuber ischii

fascia lata, facies cranialis

dari os patella dan

ligamentum patellae laterale fascia yang menutupi m. gastrocne mius caput

c. pars m edialis

6 M. se mitendinosus tuber ischiadicu m, ossa

vertebrae caudales dan ligam entu m sacrotuberale latum

7 M.s e mim e mbranosus ligam entu m sacrotuberale latum, tuber ischiadicu m dan ala sacralis os sacrum

8 M. quadriceps fe moris

laterale

margo cranialis dari os tibia margo cranialis dari os tibia

epicondylus medialis os femoris dan ligamentu m collaterale mediale a. m. rectus femoris b. m. vastus lateralis c. m. vastus medialis d. m. vastus os ilium di craniodorsal acetabulum

trochanter major dan trochanter tertius collum os femoris samp ai

sepertiga distal os femoris

facies cranialis os femoris

basis dan facies cranialis dari os patella

bagian lateral dari os patella dan ligamentum patellae

mediale

margo craniomedial

os patella, ligamentum patella mediale dan tendo m. rectus femoris

basis os patella interm edius

9 M. ge m ellus incisura ischiadica minor fossa trochanterica dan crista intertrochanterica

10 M. quadratus fe moris bidang ventral dari os ischii. bidang kaudal dari os fem oris di dekat trochanter minor

(3)

Gambar 2 Gambaran umum otot-otot panggul dan paha lateral.

1. fascia glutea, 2. fascia lata, 3. m. tensor fasciae latae, 4. m. biceps femoris (bagian lateral), 5. m. obliquus externus abdominis, 6. m. gluteus superficialis. Bar: 10 cm.

Musculus tensor fasciae latae berbentuk segitiga dan relatif leba r (Gambar 2, 3, dan 4). Otot ini terletak paling kranial di antara otot-otot paha lateral dan bertaut sangat kuat di or igonya. Otot ini tampak menyatu dengan m. vastus lateralis yang terdapat di profundalnya, namun kedua otot ini muda h dipisahka n. Pada bagian distal otot ini bertaut di fascia lata dan pada bagian kaudal berbatasan langsung dengan m. gluteus superficialis bagian distal. Musculus tensor fasciae latae memiliki dua bagian dengan arah serabut yang berbeda. Bagian kranial memiliki arah serabut kranioventrad, sedangkan bagian kaudal arah serabutnya kaudodistad. Otot ini berorigo di facies glutea dari os coxae, sedangkan insersionya terdapat di beberapa tempat seperti os femoris, fascia lata dan secara tidak langsung menuju os patella dan os tibia. Insersio otot ini yang berupa tendo pendek bertaut ke trochanter tertius dari os femoris.

(4)

Musculus gluteus superficialis berbentuk segitiga dan relatif subur, terletak di profundal fascia glutea (Gambar 3, 4, dan 5). Pada bidang kranial otot ini berbatasan dengan m. gluteus medius, sedangkan di bidang kaudal berbatasan dengan m. semitendinosus, m. semimembranosus, dan m. biceps femoris. Origo otot ini terletak di fascia glutea dan processus spinosus dari os sacrum. Otot ini memiliki dua tendo insersio, yaitu tendo pendek dan panjang, sehingga seolah-olah terdiri dari dua otot yang memiliki dua arah serabut yang berbeda. Otot bagian dorsal arah serabutnya kaudodistad, sedangkan bagian distal arah serabutnya kranioventrad. Tendo pendek menuju trochanter tertius, sedangka n tendo panjang insersionya bersama-sama dengan insersio m. biceps femoris bertaut ke beberapa tempat seperti fascia lata, facies cranialis dari os patella, dan ligamentum patellae laterale. Kedua tendo otot ini memiliki strukt ur yang tampak kuat dan tebal (Gambar 4).

Musculus gluteus medius berukuran sangat lebar. Bagian kranial terletak di dorsal m. tensor fasciae latae dan bagian kaudal terletak di profundal m. gluteus superficialis, mengisi facies glutea dari os ilium (Gambar 3, 4, dan 5). Musculus gluteus medius memiliki arah serabut kaudodistad dan terdapat beberapa daun urat dari fascia glutea yang menembus masuk ke dalamnya. Otot ini memiliki origo di facies glutea dari os ilium dan apo neuros e yang bertaut pada permukaan superfisial dari m. longissimus lumborum. Insersio otot ini berada di dorsal trochanter major dan fossa intertrochanterica dari os femoris.

Musculus gluteus profundus berbentuk seperti kipas dan berukuran relatif kecil, namun lebih besar dibandingkan m. gemellus (Gambar 5). Otot ini berada di profundal dari m. gluteus medius bagian kaudal dan kraniodistal dari m. gemellus. Musculus gluteus profundus membe rsit dari spina ischiadica dan corpus ossis ilii sampai trochanter major dari os femoris bagian dorsal.

(5)

Gambar 3 Gambaran otot-otot panggul dan paha lateral.

A. Otot-otot panggul dan paha lateral lapis superfisial setelah fascia glutea, fascia lata, dan m. tensor fasciae latae dikuakkan.

B. Inset A: otot-otot panggul dan pa ha lateral lapis superfisial bagian kaudal.

C. Inset A: otot-otot pa ha lateral lapis profundal bagian kraniodistal, setelah m. vastus lateralis dan m. vastus intermedius dikuakkan.

1. m. gluteus medius, 2. m. gluteus superficialis, 3. m. tensor fasciae latae, 4. m. vastus lateralis, 5. m biceps femoris (a. pars lateralis, b. pars intermedius, dan pars medialis), 6. m. semitendinosus, 7. m. semimembranosus, 8. fascia lata, 9. m. vastus intermedius, 10. m. rectus femoris, 11. epicondylus lateralis os femoris. Bar A: 10 cm; B dan C: 5 cm.

(6)

Gambar 4 Gambaran otot-otot panggul dan pa ha lateral bagian kaudodistal. A. Otot-otot panggul dan paha lateral lapis profundal setelah

m. biceps femoris (pars lateralis dan intermedius) dikuakkan B. Inset A: otot-otot panggul dan pa ha lateral lapis profundal bagian

kaudodistal setelah fascia femoralis dan m. biceps femoris pars medialis dikuakka n.

C. Inset A: tendo dan otot-otot pa ha lateral setelah m. gluteus superficialis dikuakka n.

1. m. gluteus medius, 2. m. gluteus superficialis, 3. m. tensor fasciae latae, 4. m. vastus lateralis, 5. m. biceps femoris (a. pars lateralis, b. pars intermedius, dan c. pars medialis), 6. fascia femoralis, 7. m. gastrocnemius caput laterale, 8. m. semitendinosus, 9. m. semimembranosus, 10. tendo insersio panjang m. gluteus superficialis, 11. m. adductor, 12. m. quadratus femoris, 13. tendo insersio pendek m. gluteus superficialis. Bar A: 10 cm; B dan C: 5 cm.

Musculus biceps femoris hanya terdiri dari satu caput, yaitu caput ischii, terpisah dengan m. gluteus superficialis, berukuran panjang dan lebar, serta memiliki strukt ur yang kompak dan tampak kokoh (Gambar 3, 4, 5, dan 6). Otot ini berorigo di tuber ischii sampai daerah lut ut dan melengkung ke bagian plantar paha. Otot ini muda h dipisahkan dari m. gluteus superficialis dan hanya terdiri

(7)

atas satu caput yaitu caput ischii. Otot ini di distal terbagi menjadi tiga bagian yang masing- masing berinsersio pada beberapa tempat berbeda. Pars lateralis berukuran lebih panjang dan berinsersio di fascia lata, facies cranialis dari os patella, dan ligamentum patellae laterale. Pars intermedius dan pars medialis berukuran lebih pendek dan terletak di bidang medial. Pars intermedius memiliki insersio di fascia yang menutupi m. gastrocnemius caput laterale, sedangka n pars medialis bersatu dan memiliki insersio yang sama dengan m. semitendinosus di margo cranialis dari os tibia.

Musculus semitendinosus relatif subur dan tebal, berada di kaudodorsal m. biceps femoris dan di kranial m. semimembranosus. Sebagian otot ini tertutup oleh m. semimembranosus (Gambar 3, 4, dan 7). Pada bagian pertengahan sampai distal, otot ini menyatu dan memiliki insersio yang sama dengan m. biceps femoris bagian medial. Musculus semitendinosus memiliki or igo di tuber ischiadicum, ossa vertebrae caudales dan ligamentum sacrotuberale lat um, serta berinsersio di margo cranialis dari os tibia.

Musculus semimembranosus hanya memiliki satu kepala, relatif lebar dan panjang, terletak di antara m. semitendinosus dan m. adductor, serta membentang dari pangkal ekor sampai daerah medial lutut (Gambar 3, 4, dan 7). Bagian superfisial m. semimembranosus ditutupi oleh fascia yang cukup teba l. Fascia ini juga menutupi m. adductor (Gambar 4). Otot ini membe rsit dari ligamentum sacrotuberale latum dan tuber ischiadicum sampa i ke epicondylus medialis os femoris dan ligamentum collaterale mediale.

Musculus quadriceps femoris memiliki struktur yang kompak dan teba l, serta mengisi daerah lateral, kranial dan medial dari os femoris (Gambar 3, 4, dan 7). Musculus quadriceps femoris ini terdiri atas empat kepala, yaitu m. vastus lateralis, m. rectus femoris, m. vastus medialis, dan m. vastus intermedius. Musculus vastus lateralis merupakan otot yang terletak paling lateral dari keempat kepala dari m. quadriceps femoris (Gambar 3 dan 4). Otot ini berorigo di trochanter major dan trochanter tertius, serta berinsersio di bagian lateral dari os patella dan ligamentum patellae mediale. Musculus rectus femoris terletak di profundal m. vastus lateralis dan di kraniolateral m. vastus medialis (Gambar 3 dan 7). Otot ini memiliki dua lapisan otot dengan dua arah serabut yang berbeda. Lapis superfisial memiliki arah serabut kaudodistad, sedangkan lapis profundal

(8)

Gambar 5 Gambaran otot-otot panggul lateral.

A. Otot-otot panggul dan paha lateral lapis superfisial setelah fascia glutea, fascia lata, dan m. tensor fasciae latae dikuakkan. B. Inset A: otot-otot panggul lateral lapis profundal setelah

m. gluteus superficialis dikuakka n.

C. Inset B: otot-otot panggul lateral lapis profundal setelah m. gluteus medius bagian kaudal dikuakka n.

1. fascia glutea, 2. m. gluteus superficialis, 3. m. gluteus medius, 4. ligamentum sacrotuberale latum, 5. m. quadratus femoris, 6. m. gemellus, 7. m. gluteus profundus, 8. ala osis ilii. Bar B: 10 cm; C: 5 cm.

arah serabutnya dorsodistad. Lapis profundal m. rectus femoris lebih jelas teramati dari bida ng medial pa ha. Kedua lapis otot ini sama-sama berorigo di kraniodorsal acetabulum dari os ilium, seda ngka n insersionya terletak di basis dan facies cranialis dari os patella.

Musculus vastus medialis merupakan otot yang terletak di bidang medial paha, di sebelah kaudomedial dari m. rectus femoris dan sebagian tertutup oleh m. sartorius (Gamba r 7). Otot ini memiliki dua lapisan otot dengan arah serabut yang berbeda. Lapis superfisial memiliki arah serabut kraniodistad, sedangkan

(9)

lapis profunda l me ngara h dorsodistad. Ke dua la pis otot ini juga sama-sa ma berorigo di collum os fe moris sa mpai sepertiga dista l os femoris. Ada pun insersionya bera da di margo cra niome dial os patella, ligame ntum patella me diale da n tendo m. rectus femoris. Otot ya ng terakhir yaitu m. vastus interme dius merupa ka n otot yang berukuran paling kec il diantara kee mpa t ke pala otot lainnya (Ga mbar 3). Otot ini terle ta k di facies cranialis da ri os fe moris, me nya tu de nga n bagian ka uda l dari m. vastus lateralis da n tertutup ole h ketiga ke pala otot la innya. Musculus vastus interme dius me miliki origo di fac ies cranialis os fe moris da n berinsersio di basis os pate lla.

Musculus ge mellus merupa kan otot kec il berbe ntuk segitiga ya ng terle tak di se bela h ka udal da ri m. glute us profundus dan di dorsal m. quadratus fe moris (Ga mbar 5). Otot ini me miliki origo di incisura ischiadic a minor, sedangka n insersionya di fossa troc hanterica da n crista intertrochanteric a os fe moris.

Musculus quadratus femoris me rupa ka n otot kecil berbe ntuk pipih da n pe nde k yang terleta k di dorsal m. adductor da n di dista l m. ge mellus (Ga mba r 4 da n 5). Otot ini ditutupi ole h fascia fe moralis ya ng juga menutupi m. adduc tor da n m. se mime mbranosus. Otot ini me miliki origo di bida ng ve ntral dari os isc hii da n berinsersio di bida ng kauda l dari os fe moris di de kat troc hanter minor.

Otot-otot paha medial

Tabe l 2 Origo da n insersio otot-otot pa ha me dial

Nama Otot Origo Insersio

1 M. sartorius fascia iliaca dan tendo insersio m. psoas minor

fascia cruris dan ligamentu m patellae m ediale.

2 M. gracilis symphisis pelvina fascia cruris dan ligam entum patellae m ediale

3 M. pe ctineus margo cranial dari os pubis facies caud o medial dari os

femoris

4 M. adductor bagian ventral os pubis dan os

ischii

epicondylus medialis dan facies caudo medial dari os femoris

Musculus sartorius berukura n pa nja ng da n tipis, terleta k di kra nia l da n profundal m. gracilis (Ga mbar 6 dan 7). Otot ini me miliki dua ke pala, yaitu kaput kra nia l da n kaput ka uda l. Ka put kaudal seluruhnya terleta k di profundal m. grac ilis, seda ngka n ka put kra nial menutupi seba gian m. v astus medialis. Pa da bagian distal ka put kranial, terda pat fascia ya ng me ngikat otot ini ke m. vastus me dialis. Ka put kranial da ri m. sartorius berorigo di te ndo insersio m. psoas minor, seda ngkan kaput ka uda l berorigo di fascia iliac a. Sela njutnya ke dua ka put otot terse but berinsersio di fascia cruris da n ligame ntum patellae mediale.

(10)

Gambar 6 Gambaran umum otot-otot pa ha medial.

1. m. gracilis, 2. m. pectineus, 3. m. sartorius, 4. fascia femoralis. Bar: 10 cm.

Musculus gracilis merupakan otot yang berukuran paling lebar di bidang medial pa ha, terletak di kaudal m. sartorius (Gambar 6 dan 7). Otot ini membersit dari symphisis pelvina dan tendo prepubicus sampa i di fascia cruris dan ligamentum patellae mediale dengan arah serabut kaudodistad. Pada bidang profundal otot ini terdapat m. adductor, m. semimembranosus, m. pectineus, dan m. sartorius kaput kaudal.

Musculus pectineus berbentuk segitiga, terletak diantara m. adductor dan m. sartorius, serta sebagian tertutup oleh m. sartorius kaput kaudal dan m. gracilis (Gambar 6 dan 7). Otot ini berorigo di margo cranial dari os pubis, sedangkan insersionya terletak di facies caudomedial dari os femoris.

(11)

Gambar 7 Gambaran otot-otot pa ha medial lapis profundal.

A. Otot-otot paha medial lapis profundal setelah m. gracilis dan m. sartorius dikuakkan.

B. Inset A: m. rectus femoris dan m. vastus medialis.

1. m. gracilis, 2. m. sartorius, 3. m. adductor, 4. m. semimembranosus, 5. m. pectineus, 6. m. vastus medialis, 7. m. rectus femoris, 8. m. semitendinosus. Bar A: 10 cm; B: 5 cm.

Musculus adductor berukuran relatif pa njang, terletak di kranial m. semimembranosus dan di kaudal m. pectineus (Gambar 4 dan 7). Otot ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian kecil yang terletak di kranial yang disebut m. adductor brevis dan bagian yang lebih besar terletak di kaudal atau disebut juga m. adductor magnus. Pada bidang lateral, otot ini tertutupi oleh fascia femoralis. Fascia ini juga menutupi m. semimembranosus (Gambar 4). Otot ini memiliki or igo di bagian ventral os pubis dan os ischii, sedangkan insersionya terletak di epicondylus medialis dan facies caudomedial dari os femoris.

(12)

Pembahasan

Kaki belakang merupakan tenaga pendorong utama bagi pergerakan maju hewan. Tenaga dorong tadi disalurkan melalui pelvis ke sumbu badan (collumna vertebralis). Otot-otot kaki belakang lebih subur dan kuat dibandingkan dengan otot-otot kaki depan (Soesetiadi 1977). Otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Secara umum, anatomi otot-otot panggul dan pa ha hewan ini mirip dengan otot-otot-otot-otot panggul dan paha pada kuda, babi, dan babirusa dibandingkan dengan hewan lainnya (Macdonald dan Kneepke ns 1995, Popesko 1993). Kemiripan otot ini didukung dengan kemiripan bentuk skelet kaki belakang badak Sumatera dengan hewan-hewan tersebut. Aka n tetapi, terdapat perbedaan fungsi otot-otot panggul dan paha antara badak Sumatera dengan hewan-hewan tersebut dalam melakukan aktivitasnya.

Menurut Bor ner (1979), badak Sumatera hidup di hutan primer, hutan hujan trop is, dataran renda h, di tanah dengan permukaan yang curam dan tanah berbukit. Kemampuan badak Sumatera mendaki dan menuruni tanah yang curam dan berbukit, ditunjang oleh strukt ur tungkai kaki yang relatif pendek dan tenaga dorong dari kaki belakang. Tenaga dorong ini berasal dari otot-otot utama fleksor persendian lutut, serta ekstensor persendian paha dan lut ut melalui persendian sacroiliaca yang kaku. Selain itu, gerakan fleksor persendian lutut ini juga menunjang aktivitas berkubang dari badak Sumatera. Aktivitas ini dimulai dengan menjulurkan kaki depan dan memindahkan bobot tubuhnya ke kaki belakang dengan cara kaki belakang ditekuk, selanjut nya badak memindahkan bobot tubuhnya ke kaki depan dan menumpukan tubuhnya pada persendian siku, sehingga tubuh badak bertumpu pada keempat kakinya. Gerakan ini juga dilakukan pada saat sikap duduk. Otot-otot utama fleksor persendian lut ut yang menunjang aktivitas di atas adalah m. biceps femoris, m. semitendinosus, dan m. semimembranosus. Otot-otot ini berkembang ba ik pada badak Sumatera, hal ini didukung oleh penjuluran tuber ischiadicum ke lateral dan kaudal sebagai or igo dari ketiga otot ini (Lestari 2009).

Musculus semitendinosus pada badak Sumatera relatif subur dan teba l, berada di kaudodorsal m. biceps femoris dan di kranial m. semimembranosus. Otot ini hanya terdiri atas satu kepala sama seperti pada babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995). Adapun pada babi dan kuda, otot ini terdiri dari dua kepala

(13)

di or igonya (Getty 1975). Musculus semimembranosus hanya memiliki satu kepala, relatif lebar dan pa njang, terletak di antara m. semitendinosus dan m. adductor, serta membentang dari pangkal ekor sampai daerah medial lutut. Pada kuda, otot ini memiliki dua kepala di origonya, sedangkan pada babi, otot ini memiliki dua insersio (Getty 1975). Adapun pada babirusa, otot ini hanya memiliki satu insersio, namun dapat dipisahkan menjadi dua bagian (Macdonald & Kneepke ns 1995). Musculus biceps femoris hanya terdiri dari satu caput, yaitu caput ischii, namun insersionya terbagi menjadi tiga bagian. Otot ini terpisah dengan m. gluteus superficialis, berukuran panjang dan leba r, serta memiliki strukt ur yang kompak dan tampak kokoh. Otot ini membentang dari tuber ischii sampai daerah lutut dan melengkung ke bagian plantar pa ha. Struktur otot ini pada badak Sumatera, berbeda dengan babi, kuda (Getty 1975), dan babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995) yang memiliki dua caput. Namun, strukt ur m. biceps femoris yang terpisah dengan m. gluteus superficialis mirip seperti pada kuda. Pada babi m. biceps femoris bersatu dengan m. gluteus superficialis (Getty 1975), begitu pula pada babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995).

Pada saat kawin, badak jantan akan mena iki badak betina yang dapat berlangsung cukup lama bahkan dapat mencapai enam puluh menit (Grzimek 1972). Aktivitas ini tentu harus didukung oleh kekuatan kaki belakang unt uk menumpu seluruh beban tubuh. Kekuatan kaki belakang ini diduga dibebankan pada persendian lutut dan tarsus yang melibatkan otot-otot ekstensor persendian lutut. Otot-otot ekstensor persendian lut ut pada badak Sumatera berkembang baik. Hal ini didukung oleh adanya os pat ella yang memiliki permukaan dorsal relatif luas (Lestari 2009), sebagai tempat insersio otot-otot ekstensor persendian lutut, seperti m. tensor fasciae latae dan m. quadriceps femoris (Pasquini et al. 1989). Musculus tensor fasciae latae berbentuk segitiga dan relatif leba r. Otot ini terletak paling kranial di antara otot-otot pa ha lateral dan bertaut sangat kuat di or igonya.

Otot ini tampak menyatu dengan m. vastus lateralis yang terdapat

di profundalnya, namun kedua otot ini mudah dipisahka n. Struktur otot ini mirip pada babi, namun ukuran ototnya lebih leba r. Pada kuda, otot ini relatif sempit dengan kepala yang berukuran kecil terletak di distal tuber coxae (Popesko 1993). Pada babirusa, m. tensor fasciae latae tidak dapat dipisahkan dari m. gluteus superficialis (Macdonald dan Kneepkens 1995).

(14)

Pada badak Sumatera, m. quadriceps femoris memiliki struktur yang kompak dan teba l, serta mengisi daerah lateral, kranial, dan medial dari os femoris. Keadaan m. quadriceps femoris yang tebal sangat mendukung fungsi ekstensor persendian lut ut dan fleksor persendian pa ha, sehingga memungkinkan badak Sumatera memiliki kemampuan berlari dengan cepat, disamping mendukung aktivitasnya pada saat ka win. Aktivitas otot ini diba ntu oleh gerakan dari otot-otot utama fleksor persendian lut ut yang akan memberika n daya dorong yang sangat besar bagi badak dalam berlari. Secara umum, otot ini lebih mirip pada babi dan babirusa dibandingkan pada kuda. Musculus quadriceps femoris terdiri atas empat kepala, yaitu m. rectus femoris, m. vastus lateralis, m. vastus medialis, dan m. vastus intermedius. Musculus rectus femoris pada badak Sumatera relatif teba l, terletak di profundal m. vastus lateralis dan di kraniolateral m. vastus medialis, sehingga otot ini tidak terlihat dari bidang lateral. Otot ini memiliki dua lapisan otot dengan dua arah serabut yang berbeda. Lapis superfisial memiliki arah serabut kaudodistad, sedangkan lapis profundal arah serabutnya dorsodistad. Musculus vastus lateralis merupakan otot yang relatif tebal dan tampak kuat, terletak paling lateral dari keempat kepala m. quadriceps femoris. Pada badak Sumatera, m. rectus femoris dan m. vastus lateralis muda h dipisahkan sama pada babi dan babirusa. Pada babirusa kedua otot ini mudah dipisahkan karena jaringan ikatnya yang longgar yang terletak di antara ujung dorsal kedua otot ini (Macdonald dan K neepke ns 1995), begitu pula pada babi (Getty 1975). Musculus vastus medialis merupakan otot yang terletak di bidang medial pa ha, di sebelah kaudo medial dari m. rectus femoris dan sebagian tertutup oleh m. sartorius. Otot ini pada badak Sumatera berbeda pada babi dan kuda (Getty 1975), karena memiliki dua lapisan otot dengan dua arah serabut yang berbeda. Lapis superfisial memiliki arah serabut kraniodistad, sedangkan lapis profundal mengarah dorsodistad. Otot yang terakhir yaitu m. vastus intermedius merupakan otot yang berukuran paling kecil di antara keempat kepala otot lainnya. Otot ini terletak di facies cranialis dari os femoris, menyatu dengan bagian kaudal dari m. vastus lateralis. Ketiga kepala otot lainnya menutupi otot ini sama pada kuda dan babi (Getty 1975).

(15)

Badak Sumatera memiliki kebiasaan defekasi berupa menutupi fesesnya dengan cara mengais tanah dengan menggunakan kaki belakangnya. Pada saat urinasi, badak betina menyemprotkan urinnya sambil berjalan, seda ngka n badak jantan memiliki kebiasaan menanduk semak-semak terlebih dahulu, lalu ditendang dengan kaki belakangnya sampai akhirnya urinasi (Grzimek 1972). Kedua aktivitas ini memerluka n gerakan kaki belakang ke kaudal. Gerakan ini diduga ditunjang oleh m. gluteus superficialis, m. gluteus medius, dan m. gluteus profundus yang berperan sebagai ekstensor persendian panggul, abduktor dan retraktor kaki belakang. Selain itu, gerakan otot-otot tersebut juga diba ntu oleh m. gemellus dan m. quadratus femoris sebagai abduktor kaki belakang. Musculus gluteus superficialis berbentuk segitiga dan relatif subur, terletak di profundal fascia glutea. Keadaan otot ini didukung dengan adanya trochanter tertius yang juga sangat subur pada badak (Lestari 2009). Pada babi, otot ini menyatu dengan m. biceps femoris, sedangka n pada kuda, otot ini sebagian berada di profundal m. tensor fasciae latae (Getty 1975). Pada babirusa, otot ini terbagi menjadi dua bagian, bagian superfisial dan profundal (Macdonald dan Kneepk ens 1995). Adapun pada badak Sumatera, otot ini memiliki dua tendo insersio, yaitu tendo pendek dan panjang, sehingga seolah-olah terdiri dari dua otot dengan arah serabut yang berbeda. Musculus gluteus medius berukuran sangat lebar. Bagian kranial terletak di dorsal m. tensor fasciae latae dan bagian kaudal terletak di profundal m. gluteus superficialis, mengisi facies glutea dari os ilium. Struktur otot ini lebih mirip pada babi dibandingkan pada kuda. Tetapi, otot ini pada babi tidak meluas sampai kranial seperti pada kuda (Popesko 1993). Musculus gluteus superficialis dan m. gluteus medius ini dilapisi oleh fascia glutea yang sangat leba r dan teba l. Fascia ini melepaskan septa intermusculares ke dalam serabut otot yang ada di profundalnya. Adapun pada bidang kraniolateral paha, fascia profunda menebal dan disebut fascia lata. Fascia lata memiliki struktur seperti tendo dan muda h dipisahka n dengan otot di profundalnya. Fascia ini menjadi insersio dari m. tensor fasciae latae dan sebagian m. biceps femoris. Fascia glutea dan fascia lata pada badak Sumatera relatif lebih tebal dibandingkan pada kuda dan babi (Getty 1975).

(16)

Musculus gluteus profundus berbe ntuk seperti kipas dan berukuran relatif kecil, namun lebih besar dibandingkan m. gemellus. Letak otot ini berada di profundal dari m. gluteus medius bagian kaudal dan kraniodistal dari m. gemellus. Otot ini lebih mirip pada kuda (N urhida yat et al. 2011) dibandingkan pada babi yang sangat luas, mencapai daerah dekat tuber coxae (Getty 1975). Musculus gemellus merupakan otot kecil be rbe ntuk segitiga yang terletak di sebelah kaudal dari m. gluteus profundus dan di dorsal m. quadratus femoris. Otot ini membentang dari ventrolateral os ischii ke fossa trochanterica dari os femoris, mirip pada kuda (N urhida yat et al. 2011). Adapun pada babi, otot ini sebagian

menyatu dengan m. obturatorius internus (Getty 1975). Musculus quadratus

femoris badak Sumatera merupakan otot kecil be rbe ntuk pipih dan pendek yang terletak di dorsal m. adductor dan di distal m. gemellus. Strukur otot ini lebih mirip pada kuda dibandingkan pada babi. Pada kuda, otot ini berbentuk pipih dan berukuran kecil, sedangkan pada babi, otot ini relatif besar (Popesko 1993).

Otot yang terletak paling medial pada pa ha badak Sumatera adalah m. sartorius yang berukuran panjang dan tipis, terletak di kranial dan profundal m. gracilis. Otot ini memiliki dua kepala, yaitu kaput kranial dan kaput kaudal. Kaput kaudal seluruhnya terletak di profundal m. gracilis, sedangkan kaput kranial menutupi sebagian m. vastus medialis. Pada bagian distal kaput kranial, terdapat fascia yang mengikat otot ini ke m. vastus medialis. Otot ini pada badak Sumatera berbeda pada babi dan kuda yang hanya memiliki satu kepala (Getty 1975). Musculus gracilis merupakan otot yang berukuran paling lebar di bidang medial pa ha, terletak di kaudal m. sartorius. Otot ini pada badak Sumatera berkembang ba ik dan memiliki struktur yang mirip pada babi, kuda (Getty 1975), dan babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995). Musculus pectineus berbentuk segitiga, terletak di antara m. adductor dan m. sartorius, serta sebagian tertutup oleh m. sartorius kaput kaudal dan m. gracilis. Struktur m. pectineus badak Sumatera berbentuk segitiga, mirip pada kuda, babi (Getty 1975), dan babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995). Adapun m. adductor berukuran relatif panjang, terletak di kranial m. semimembranosus dan di kaudal m. pectineus. Otot ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian kecil yang terletak di kranial yang disebut m. adductor brevis dan bagian yang lebih besar terletak di kaudal atau disebut

(17)

juga m. adductor magnus. Otot ini lebih mirip pada kuda dibandingkan pada babi. Pada kuda otot ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu m. adductor brevis dan m. adductor magnus, sedangka n pada babi otot ini hanya terdiri atas satu bagian (Getty 1975).

Menurut Grzimek (1972), kebiasaan tidur pada badak Sumatera adalah berbaring pada satu sisi dengan kaki belakang diluruskan ke kranial. Aktivitas ini diduga dipengaruhi pergerakan dari ekstensor persendian lutut dan fleksor persendian pa ha, serta ditunjang gerakan aduktor kaki belakang. Musculus sartorius, m. gracilis, m. pectineus dan m. adductor merupakan otot-otot panggul dan pa ha medial yang berperan pada saat badak Sumatera melakuka n aktivitas ini. Musculus pectineus bersama-sama dengan m. gemellus dan m. quadratus femoris juga berperan dalam melakukan gerakan supinasi yang memba nt u pada saat berjalan. Selain itu, kelompok otot paha medial ini juga berperan unt uk mengimbangi kerja dari otot-otot panggul dan paha lateral agar kaki belakang tetap dapat mempertahankan sikap berdiri badak Sumatera.

Gambar

Tabe l 1  Origo da n insersio otot-otot pa nggul  dan  paha la teral
Gambar 2   Gambaran umum otot-otot panggul dan paha lateral.
Gambar 3  Gambaran otot-otot panggul dan paha lateral.
Gambar 4   Gambaran otot-otot panggul dan pa ha lateral bagian kaudodistal.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Industri Farmasi mempunyai banyak potensi namun belum dimanfaatkan dan akan menarik untuk  melihat bagaimana industri jatuh tempo dalam jangka panjang. Tidak diragukan

Latihan soal dan simulasi analisa rangkaian Pelipat tegangan, Gerbang Logika [BT+BM:(1+1)x3x(2x60”)]  Penyearah setengah gelombang  Penyearah gelombang penuh 

Metode yang digunakan untuk menyusun sistem parkir mobil di gedung bertingkat dengan pohon prioritas adalah mendesain sebuah tanda parkir dan papan penunjuk jalan

Literasi digital juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengetahui cara menggunakan komputer, telepon pintar, peranti lain , termasuk internet, untuk menemukan ,

フリカの顕現性が通常よりも高まっていたのかもしれない。

Kepuasan pengguna adalah hal yang penting dalam menilai keberhasilan sebuah sistem informasi. Jika pengguna tidak puas dengan suatu sistem informasi, maka akan

17 RUDY AHMAD SUDRAJAT, S.IK Kabid Integritas Aparatur