• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 1 1

1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1. 1.1. 1.1.

1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 201Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2013Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 201Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 201333

Kinerja perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2013 mencapai 6,55% (yoy), melambat dibanding 2012 (7,22%), namun tetap lebih tinggi dari ekonomi nasional yang berada pada level 5,78%. Sebagaimana diinformasikan pada tabel berikut, pertumbuhan ekonomi Jatim dalam kurun waktu 8 tahun terakhir cenderung lebih tinggi dibandingkan nasional, kecuali pada tahun 2007 yang sedikit berada di bawah nasional. Jika diukur lebih lanjut, kinerja perekonomian Jatim terus meningkat, sedangkan nasional mulai mengalami perlambatan di tahun 2012.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur WILAYAH WILAYAH WILAYAH WILAYAH 20052005 20052005 2006200620062006 2007 200720072007 2008200820082008 2009 200920092009 20102010 20102010 2011 201120112011 20122012 2013*20122012 2013*2013* 2013* NASIONAL 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 5.78 JAWA TIMUR 5.84 5.80 6.11 6.16 5.01 6.68 7.22 7.27 6.55 Sumber: BPS Jawa Timur

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga, pemerintah dan kinerja investasi swasta Jatim menjadi sumber pendorong pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi rumah tangga di tahun 2013 didorong perbaikan daya beli masyarakat seiring bertambahnya kelompok usia produktif. Di sisi lain, pertumbuhan belanja investasi pemerintah dan swasta pun meningkat di tengah upaya percepatan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan minat investor luar dan dalam negeri, khususnya pada sektor industri pengolahan. Namun, transaksi perdagangan Jawa Timur mengalami penurunan akibat melambatnya ekspor impor dalam negeri, sedangkan luar negeri relatif tumbuh membaik. Di sisi lain, minat investasi relatif membaik dengan diselesaikannya beberapa proyek infrastruktur besar semisal Jalan Tol Mojokerto – Kertosono, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pacitan, Sistem Penyediaan Air Minum (SPA), Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) serta Penyelesaian Tahap IV Jalan Lintas Selatan (JLS). Dengan diresmikannya PLTU Pacitan menambah supply listrik di Jawa Timur sehingga mendorong kondisi surplus energi yang berpotensi meningkatkan minat investasi khususnya pembangunan pabrik Smelter di tahun 2014.

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit perbankan pada kegiatan konsumtif masih lebih rendah dibandingkan penyaluran kredit ke sektor produktif. Hal ini searah dengan

(2)

2 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

kebijakan Bank Indonesia yang menginginkan adanya peningkatan kredit pada sektor produktif, sedangkan pertumbuhan kredit konsumtif diharapkan melaju pada level stabil dengan tingkat prudential yang lebih baik.

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

Dari sisi penawaran, Dari sisi penawaran, Dari sisi penawaran,

Dari sisi penawaran, perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga) perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga) perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga) perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga) sektor utama.

sektor utama. sektor utama.

sektor utama. Menurunnya luas lahan dan pergeseran musim tanam turut mempengaruhi tingkat produktivitas hasil tani sehingga pada akhirnya menekan pertumbuhan sektor pertanian. Di sisi lain, belum membaiknya transaksi ekspor impor luar negeri dan penurunan marjin dunia usaha akibat kenaikan biaya produksi turut mempengaruhi perlambatan sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProvinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

Ditinjau dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit perbankan di Jawa timur kepada sektor-sektor utama secara umum terjaga stabil. Meskipun pertumbuhan kredit kepada sektor-sektor pertanian sejak triwulan III 2013 mencatat perlambatan, namun diharapkan kondisinya terus

Komponen Sisi Permintaan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi 6.44 5.16 8.20 5.56 6.61 4.73 6.91

Konsumsi Rumah Tangga 6.29 4.61 7.82 5.04 7.17 5.17 7.38

Konsumsi Pemerintah 8.25 11.59 12.40 10.44 1.26 0.24 2.27

Konsumsi Lemb. Nirlaba 4.94 1.54 5.34 8.54 7.79 5.74 4.15

Investasi (PMBT) 2.71 5.86 5.22 7.13 9.67 5.39 6.67

Ekspor 5.63 5.86 0.44 5.38 11.11 11.55 6.47

Ekspor (Luar Negeri) 6.65 9.11 8.31 8.45 11.81 3.53 3.45

Ekspor (Dalam Negeri) 4.86 3.37 (12.12) 9.75 9.55 20.50 9.08

Impor 5.33 3.52 2.44 7.28 7.55 9.82 5.38

Impor (Luar Negeri) 2.43 4.61 6.77 12.30 9.37 12.62 2.39

Impor (Dalam Negeri) 7.62 2.70 (5.79) 8.50 10.82 2.49 8.30

PDRB 5.89 6.16 5.01 6.68 7.22 7.27 6.55

KOMPONEN SISI PENAWARAN 2009 2010 2011 2012 2013

1. PERTANIAN 3.92 2.23 2.53 3.49 1.59

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6.92 9.18 6.08 2.32 3.30

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2.80 4.32 6.06 6.34 5.59

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.72 6.43 6.25 6.21 4.74

5. BANGUNAN 4.25 6.64 9.12 7.05 9.08

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5.58 10.67 9.81 10.06 8.61

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 12.98 10.08 11.43 9.65 10.43

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 5.30 7.27 8.18 7.91 7.68

9. JASA-JASA 5.76 4.34 5.08 5.06 5.32

(3)

P PP P

membaik mengingat optim Sementara itu penyaluran mencatat pertumbuhan ya upaya peningkatan penge perbankan, utamanya pad dukungan pembiayaan da ketahanan pangan daerah.

1.2 1.2 1.2

1.2 Pertumbuhan EkonomPertumbuhan EkonomPertumbuhan EkonomPertumbuhan Ekonom Perekonomian Jaw Perekonomian JawPerekonomian Jaw Perekonomian Jaw IV 2013. Pertumbuhan e IV 2013. Pertumbuhan e IV 2013. Pertumbuhan e IV 2013. Pertumbuhan e (yoy) dibanding triwulan (yoy) dibanding triwulan (yoy) dibanding triwulan (yoy) dibanding triwulan pertumbuhan

pertumbuhan pertumbuhan

pertumbuhan nasional ynasional ynasional ynasional y ekonomi lebih disebabkan negara tujuan China dan In dan transaksi perdagangan negeri. Komponen lainnya Dari sisi penawa Dari sisi penawaDari sisi penawa Dari sisi penawa Pengangkutan & Komun Pengangkutan & Komun Pengangkutan & Komun Pengangkutan & Komun mengiringi perbaikan kine khususnya di wilayah Jawa PHR dominan mendorong

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.11.11.11.1

Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy) Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy) Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy) Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)

Prov.Jawa Timur Prov.Jawa Timur Prov.Jawa Timur Prov.Jawa Timur

imisme pelaku usaha atas peningkatan produks n kredit kepada sektor industri pengolahan da yang relatif sama dan lebih stabil. Terkait denga gelolaan risiko pada sektor utama masih me ada sektor pertanian. Hal tersebut diperlukan dalam pengembangan sektor pertanian dalam

h.

mi Jawa Timur Tahun Triwulan IV 2013 mi Jawa Timur Tahun Triwulan IV 2013 mi Jawa Timur Tahun Triwulan IV 2013 mi Jawa Timur Tahun Triwulan IV 2013

wa Timur mengindikasikan terjadinya perlam wa Timur mengindikasikan terjadinya perlam wa Timur mengindikasikan terjadinya perlam wa Timur mengindikasikan terjadinya perlam ekonomi pada triwulan ini sebesar 6,2% ( ekonomi pada triwulan ini sebesar 6,2% ( ekonomi pada triwulan ini sebesar 6,2% ( ekonomi pada triwulan ini sebesar 6,2% ( n sebelumnya (6,5%, yoy), namun tetap lebih n sebelumnya (6,5%, yoy), namun tetap lebih n sebelumnya (6,5%, yoy), namun tetap lebih n sebelumnya (6,5%, yoy), namun tetap lebih

yang tercatat sebesar 5,78%. yang tercatat sebesar 5,78%. yang tercatat sebesar 5,78%.

yang tercatat sebesar 5,78%. Dari sisi per an oleh penurunan kinerja perdagangan luar n

India. Di sisi lain, masih tumbuhnya konsumsi m an antar daerah menjadi faktor penahan penuru

a yaitu investasi swasta dan belanja pemerintah aran,

aran, aran,

aran, kinerja sektor Industri, Bangunankinerja sektor Industri, Bangunankinerja sektor Industri, Bangunankinerja sektor Industri, Bangunan unikasi menahan laju perlambatan sektor unikasi menahan laju perlambatan sektor unikasi menahan laju perlambatan sektor unikasi menahan laju perlambatan sektor nerja sektor industri di tengah masih kuatny a. Sementara itu, perlambatan yang terjadi pad g laju pertumbuhan ekonomi pada level yang

ksi usaha di tahun 2014. dan sektor perdagangan gan hal tersebut di atas, enjadi tantangan dunia n mengingat pentingnya m rangkat peningkatan

ambatan pada triwulan ambatan pada triwulan ambatan pada triwulan ambatan pada triwulan (yoy), menurun 0,3% (yoy), menurun 0,3% (yoy), menurun 0,3% (yoy), menurun 0,3% bih tinggi dibandingkan ih tinggi dibandingkan bih tinggi dibandingkan ih tinggi dibandingkan ermintaan, , , , perlambatan r negeri terutama untuk i masyarakat Jawa Timur runan kinerja ekspor luar h masih tumbuh stabil.

n, Jasa serta sektor n, Jasa serta sektor n, Jasa serta sektor n, Jasa serta sektor or lainnya.

or lainnya. or lainnya.

or lainnya. Optimisme nya konsumsi domestik ada sektor pertanian dan g lebih rendah. Tibanya

(4)

4 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur Grafik

Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.2222

Perkembangan Pertumbuhan Ekonom Perkembangan Pertumbuhan Ekonom Perkembangan Pertumbuhan Ekonom Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi i i i

Prov.Jawa Timur Prov.Jawa Timur Sumber: BPS Jatim Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.333 3

Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur Struktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa Timur Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

musim tanam kelompok bahan makanan serta tertundanya panen tanaman perkebunan (akibat hadirnya musim hujan lebih awal) menyebabkan penurunan produksi sektor pertanian. Di sisi lain, masih belum membaiknya kinerja perdagangan luar negeri mempengaruhi transaksi ekspor impor Jawa Timur di tengah membaiknya transaksi perdagangan dalam negeri.

1.2.1.Sisi Permintaan 1.2.1.Sisi Permintaan 1.2.1.Sisi Permintaan 1.2.1.Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, , , pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja , konsumsi masyarakat, ekspor antar daerah, investasi swasta dan belanja pemerintah. Sedangkan transaksi perdagangan luar negeri mengalami penurunan, terutama untuk negara tujuan China dan India.

Grafik Grafik Grafik Grafik1.1.1.41.444

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

Grafik Grafik Grafik Grafik1.1.1.1.555 5

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim 6,41 5,87 5,83 4,33 5,01 5,42 6,53 7,14 7,17 7,29 7,29 7,27 7,30 7,42 7,10 6,57 6,90 6,51 6,21 6,22 6,25 5,28 4,14 4,27 5,60 6,29 5,81 6,81 6,45 6,52 6,50 6,36 6,16 6,03 5,81 5,58 5,50 3 4 5 6 7 8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV**

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

% y o y 0% 20% 40% 60% 80% 100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2008 2009 2010 2011 2012 2013 JASA KEUANGAN ANGKUT & KOM PHR BANGUNAN LGA INDUSTRI TAMBANG PERTANIAN -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah gKonsumsi (rhs) g_Konsumsi Pemerintah (rhs) T r i l i u n R p % Y O Y -600 -400 -200 0 200 400 600 800 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau g_Net Ekspor Luar Negeri (rhs) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs) R P T R I L I U N % Y O Y

(5)

Grafik GrafikGrafik Grafik1.1.1.1.6666 Indeks Penjualan Indeks Penjualan Indeks Penjualan Indeks Penjualan EceranEceranEceranEceran

a. Konsumsi a. Konsumsi a. Konsumsi a. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga tumbuh meningkat pada triwulan IV-2013. Hal ini didukung oleh stabilnya pendapatan rumah tangga serta tingginya permintaan barang dan jasa di akhir tahun pada season Natal dan menjelang tahun baru. Peningkatan tersebut dikonfirmasi oleh meningkatnya omset riil penjualan, terutama peralatan rumah tangga, bahan bangunan (atau konstruksi) serta pakaian dan perlengkapannya (Grafik 1.6). Faktor tersebut mendorong konsumsi rumah tangga meningkat menjadi 8,2% (yoy), meningkat sebesar 0,7% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, peningkatan belanja masyarakat terindikasi oleh hasil Survei Penjualan Eceran (yang dilakukan KPwBI Wil.IV) dengan meningkatnya indeks omset riil khususnya pada jenis barang untukmemenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru. Di sisi lain, konsumsi listrik rumah tangga pun tumbuh lebih tinggi dari angka pada triwulan II dan

III 2013. Kedua indikator ini mengkonfirmasi peningkatan belanja masyarakat di triwulan IV 2013.

Namun, berdasarkan angka yang diperoleh dari laporan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur atas kinerja pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Triwulan IV 2013 diperoleh informasi bahwa angka penjualan baik mobil maupun motor tumbuh melambat dibandingkan dengan Triwulan III 2013. Perlambatan ini diduga akibat shifting belanja masyarakat ke jenis kendaraan Low Cost Green Car (LCGC), dengan kondisi barang yang belum dapat segera dipenuhi mengingat tingginya pesanan barang. Dugaan ini diperkuat dari indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama (hasil Survei Konsumen KPwBI Wilayah IV), yang mengalami peningkatan sebesar 4,58 poin dari 100,6 menjadi 105,2 (lihat grafik 1.10). Kinerja

Grafik Grafik Grafik Grafik1.1.1.1.777 7

Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi Listrik Rumah Tangga

-100 200 300 400 500 600 -20 40 60 80 100 120 140

I II III IVI II III IVI II III IV I II III IV I II III IV I II III IVI II III IVI II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga Pakaian & Perlengkapannya Makanan, Minuman, Tembakau

Alat Tulis Konstruksi

Barang Budaya dan Rekreasi Indeks 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20% 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kons. Listrik RT Pertumbuhan

Sumber : PLN (diolah)

(6)

6 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur Gambar

GambarGambar Gambar 1.1.1.81.88 8

Penjualan Mobil Baru di Jawa Timur Penjualan Mobil Baru di Jawa TimurPenjualan Mobil Baru di Jawa Timur Penjualan Mobil Baru di Jawa Timur

Gambar Gambar Gambar Gambar 1.1.1.1.10101010 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) –––– Survei KonsumenSurvei KonsumenSurvei Konsumen Survei Konsumen

penjualan kendaraan bermotor diperkirakan akan membaik pada triwulan I 2014 seiring dipenuhinya ribuan pesanan secara bertahap baik jenis LCGC maupun Low Multi Purpose Vehicle (LMPV).

Sementara itu, pertumbuhan simpanan perorangan sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi masyarakat masih sama dengan pola-pola triwulan sebelumnya yaitu masih relatif rendah. Namun secara keseluruhan pertumbuhannya mengalami perbaikan dibandingkan di awal tahun. Sumber pembiayaan eksternal lainnya yang penting bagi masyarakat adalah kredit konsumsi perbankan yang selama triwulan IV 2013tumbuh melambat, melanjutkan penurunan angka sebelumnya pada triwulan III 2013. Perlambatan ini merupakan dampak dari pemberlakuan kebijakan Loan to Value (LTV) progresif (Oktober 2013) dan kenaikan suku bunga kredit konsumsi pasca kenaikan BI Rate sebagai suku bunga acuan sejak Juni 2013. Menurunnya realisasi Kredit Kepemilikan Rumah untuk tipe di atas 70 menjadi

salah satu penyebab penurunan pertumbuhan kredit konsumsi di Jawa Timur pada periode laporan.

Gambar Gambar Gambar Gambar 1.1.1.1.9999

Penjualan Motor Baru di Jawa Timur Penjualan Motor Baru di Jawa Timur Penjualan Motor Baru di Jawa Timur Penjualan Motor Baru di Jawa Timur

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Mobil Pribadi g Mobil

Sumber : Dinas Pendapatan Jatim (diolah)

(%, yoy) (unit) -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Sepeda Motor g Sepeda Motor (rhs)

Sumber : Dinas Pendapatan Jatim (diolah)

(%, yoy) (unit) 0 20 40 60 80 100 120 140 160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Penghasilan Saat Ini Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

(7)

Gambar 1. Gambar 1.Gambar 1. Gambar 1.1114144 4 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen

Survei Konsumen –––– Ekspektasi MasyarakatEkspektasi MasyarakatEkspektasi Masyarakat Ekspektasi Masyarakat Gambar 1. Gambar 1. Gambar 1. Gambar 1.11131333 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen

Survei Konsumen –––– Kondisi Saat IniKondisi Saat IniKondisi Saat Ini Kondisi Saat Ini

Gambar 1. Gambar 1.Gambar 1. Gambar 1.1111222 2

Dana Simpanan Perbankan Perorangan Dana Simpanan Perbankan Perorangan Dana Simpanan Perbankan Perorangan Dana Simpanan Perbankan Perorangan Gambar 1.

Gambar 1.Gambar 1. Gambar 1.11111111 Kredit Konsumsi Kredit KonsumsiKredit Konsumsi Kredit Konsumsi

Indikator lainnya yang turut mendukung kenaikan konsumsi masyarakat tercermin pada hasil Survei Konsumsi (yang dilakukan KpwBI Wilayah IV) dengan meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) (lihat grafik 1.13). Kenaikan indeks ini lebih dominan didorong oleh membaiknya persepsi masyarakat atas kondisi ekonomi saat ini dibandingkan dengan faktor ekspektasinya. Perbaikan pendapatan dan ketersediaan lapangan kerja mendorong meningkatnya keyakinan masyarakat dalam mengkonsumsi barang tahan lama sehingga secara keseluruhan mendorong peningkatan IKK. Sebaliknya, perlambatan ekspektasi didorong kekhawatiran masyarakat atas ketersediaan lapangan pekerjaan dan tingkat penghasilan di tahun 2014 mengingat dominannya pengaruh variabel PEMILU atas kinerja sektor usaha, khususnya sektor konstruksi. Namun demikian, keseluruhan nilai indeks masih di atas 100. Hal ini mencerminkan masyarakat cenderung optimis karena nilai bersih di atas 100 sama dengan jumlah responden yang merasa optimis lebih besar dibandingkan dengan jumlah responden yang merasa pesimis.

aya

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan, diolah

0 5 10 15 20 25 30 35 40 -50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 T w I T w I I T w I II T w I V T w I T w I I T w I II T w I V 2012 2013 R p J u ta

Modal Kerja Investasi Konsumsi

G Modal Kerja (yoy) G Investasi (yoy) G Konsumsi (yoy)

% y o y 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Ekspektasi penghasilan 6 bulan y.a.d. Kondisi ekonomi Indonesia 6 bulan y.a.d. Ketersediaan lapangan kerja 6 bl yad

INDEKS (10) -10 20 30 40 50 60 -5 10 15 20 25 30 35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

gDPK Perorangan gGiro Perorangan (rhs) gTab Perorangan (rhs) gDep Perorangan (rhs) %yoy

0 20 40 60 80 100 120 140 160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

(8)

8 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

Gambar 1. Gambar 1.Gambar 1. Gambar 1.16161616 Perkembangan Nilai Investasi Perkembangan Nilai Investasi Perkembangan Nilai Investasi Perkembangan Nilai Investasi Gambar 1.

Gambar 1. Gambar 1. Gambar 1.151515 15

Perkembangan Jumlah Proyek Investasi Perkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek Investasi Perkembangan Jumlah Proyek Investasi

b. Investasi b. Investasi b. Investasi b. Investasi

Pada triwulan IV-2013, kegiatan investasi di Jawa Timur mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Investasi di triwulan ini tumbuh sebesar 7,7% (yoy), meningkat 1,2% (yoy) dibandingkan dengan triwulan III-2013. Peningkatan investasi di triwulan ini terutama didorong oleh peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi PMA di wilayah Jabagtim pada triwulan IV-2013 meningkat 57% menjadi 1.368,7 juta USD, sementara kinerja Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) cenderung turun sebesar 31% menjadi Rp 6.529,1 Miliar (Grafik 1.16).

Tertariknya investor asing terhadap pasar investasi negara berkembang merupakan salah satu faktor pendorong relatif tingginya investasi asing di Jatim. Selain itu, perekonomian yang relatif stabil dan tumbuh di atas level nasional serta kemudahan izin investasi turut mendukung peningkatan PMA. Berbagai rangkaian kegiatan business meeting dengan calon investor asing berupa penawaran proyek infrastruktur dan potensi berinvestasi di Jawa Timur direspon positif dengan dibentuknya kerjasama (MoU) antara beberapa negara dengan Gubernur Jawa Timur. Langkah ini dinilai efektif terlihat dari berlanjutnya hubungan bilateral dengan pengajuan rencana investasi beberapa PMA di sepanjang tahun 2013. Apabila dilihat secara tahunan, investasi di tahun 2013 meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya, dengan dominasi padajenis investasi berbentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), lihat grafik 1.16.

Perbaikan kinerja investasi juga terindikasi dari volume penyaluran kredit investasi yang memiliki tren peningkatan (Grafik 1.18Berdasarkan hasil liaison, investasi wilayah Jabagtim di triwulan IV-2013 banyak dilakukan melalui peremajaan mesin produksi, sehingga impor barang modal cenderung meningkat (Grafik 1.21).

-100% 0% 100% 200% 300% -50 100 150 200 250 300 350

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

(%, yoy) (Unit Proyek) -500% 0% 500% 1000% 1500% 2000% 2500% 3000% 3500% -2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II IIIIV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar) g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

(%, yoy) (USD

(9)

Gambar1.1 Gambar1.1Gambar1.1 Gambar1.19999

Perkembangan Volume Penjualan Semen Perkembangan Volume Penjualan Semen Perkembangan Volume Penjualan Semen Perkembangan Volume Penjualan Semen

Gambar 1. Gambar 1. Gambar 1. Gambar 1.20202020 Perkembangan Perkembangan Perkembangan

Perkembangan Penjualan TrukPenjualan TrukPenjualan TrukPenjualan Truk Sumber: Laporan Bulanan Perbankan, diolah

Gambar 1. Gambar 1.Gambar 1. Gambar 1.18181818 Perkembangan Kredit Investasi Perkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit Investasi Perkembangan Kredit Investasi Gambar1.1 Gambar1.1 Gambar1.1 Gambar1.17777 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PMTBPMTBPMTBPMTB

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Sumber: BPS Jawa Timur

Indikator lainnya mengindikasikan hal yang sama, yaitu indikator tingkat pertumbuhan penjualan semen dan penjualan truk. Meningkatnya kebutuhan pembangunan investasi fisik di Jawa Timur terindikasi melalui pertumbuhan penjualan semen, meskipun belum levelnya belum setinggi di tahun 2012. Giatnya kegiatan investasi turut dikonfirmasi oleh berlanjutnya perbaikan kinerja penjualan truk (sebagai salah satu kendaraan usaha).

Meskipun kebijakan tarif impor mesin sebesar 0% telah dihapuskan, namun kinerja kelompok impor barang modal masih tumbuh stabil. Pesta demokrasi di tahun 2014 menjadi faktor utama penyebab ekspansi terbatas sektor industri pengolahan. Sebagaimana turut dikonfirmasi dari hasil kegiatan liaison (KPwBI Wilayah IV) bahwa ekspansi investasi cenderung meningkat pada kelompok non fisik berupa pembelian mesin baik yang bertujuan sebagai pengganti maupun peningkatan kapasitas produksi. Sedangkan ekspansi berupa investasi fisik (mis: bangunan dan tanah) tumbuh melambat mengingat masih tingginya aksi wait & see pelaku usaha di tahun 2014 mendatang.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 -50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 T w I T w I I T w I II T w I V T w I T w I I T w I II T w I V 2012 2013 R p J u ta

Modal Kerja Investasi Konsumsi

G Modal Kerja (yoy) G Investasi (yoy) G Konsumsi (yoy)

% y o y 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 0 5 10 15 20 25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pembentukan Modal Tetap Bruto gPMTB (rhs)

T r i l i u n R p % Y O Y -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (diolah)

(%, yoy) (ribu sak) -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Truk g Truk

Sumber : Dinas Pendapatan Jatim (diolah)

(%,yoy) (unit)

(10)

10 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur Gambar1. Gambar1. Gambar1. Gambar1.212121 21 Perkembangan Perkembangan Perkembangan

Perkembangan Impor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang Modal

Gambar1. Gambar1. Gambar1. Gambar1.222222 22

Komponen Impor Barang ModalKomponen Impor Barang ModalKomponen Impor Barang ModalKomponen Impor Barang Modal

Gambar1. Gambar1.Gambar1. Gambar1.23232323 Perkembangan Perkembangan Perkembangan

Perkembangan EksporEksporEkspor----Impor Antar DaerahEksporImpor Antar DaerahImpor Antar Daerah Impor Antar Daerah

Gambar1. Gambar1. Gambar1. Gambar1.24242424

Pengiriman Barang Melalui Angkutan LautPengiriman Barang Melalui Angkutan LautPengiriman Barang Melalui Angkutan Laut Pengiriman Barang Melalui Angkutan Laut

c. Ekspor c. Ekspor c. Ekspor

c. Ekspor––––ImporImporImpor Impor c. 1. Ekspor Impor c. 1. Ekspor Impor c. 1. Ekspor Impor

c. 1. Ekspor Impor Antar DaerahAntar DaerahAntar Daerah Antar Daerah

Net ekspor perdagangan antar daerah di wilayah Jabagtim pada triwulan IV-2013 mengalami peningkatan. Hal ini terutama didukung oleh posisi Jawa Timur sebagai hub

antara wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur. Net ekspor perdagangan antar daerah pada triwulan ini meningkat sebesar 26,2% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 1.23). Hal ini terindikasi dari peningkatan volume barang yang dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Perak sejak bulan September hingga akhir tahun 2013 (Grafik 1.24). Tingginya permintaan barang dari KTI, terutama untuk komoditas pangan, seperti beras dan Jagung serta komoditas hasil industri makanan dan minuman pada hari raya Natal dan menjelang tahun baru mengkonfirmasi kenaikan ini. Pembangunan beberapa pelabuhan di Jawa Timur, seperti Teluk Lamong, Pelabuhan Socah dan Pelabuhan Tanjung Wangi di Banyuwangi diperkirakan semakin meningkatkan konektivitas dan perdagangan antar daerah di wilayah Jabagtim di tahun 2014.

Sumber: Bank Indonesia

-80% -30% 20% 70% 120% 170% 220% 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9 2009 2010 2011 2012 2013

Vol Barang g Jml Barang (rhs)

Ribu Ton %, yoy

Sumber : BPS (diolah) -10.00% -5.00% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% -5,000,000.00 0.00 5,000,000.00 10,000,000.00 15,000,000.00 20,000,000.00 25,000,000.00 30,000,000.00 35,000,000.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Ekspor Antar Daerah Impor Antar Daerah Net Ekspor Antar Daerah g Ekspor Antar Daerah (Rhs) g Impor Antar Daerah (Rhs)

Juta (Rp) (40) (20) -20 40 60 80 0 100 200 300 400 500 600 700 800

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 Capital Goods g_Capital Goods (%, yoy) (USD juta) 271 548 7 8 45 33 (30) (20) (10) -10 20 30 40 50 60 70 -100 200 300 400 500 600 700 800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2010 2011 2012 2013

Kendaraan (U/ Industri) Peralatan Ind. Kend. Pribadi

Mesin g Impor Mesin (rhs)

(11)

c. 2. Ekspor Impor Luar Negeri c. 2. Ekspor Impor Luar Negeri c. 2. Ekspor Impor Luar Negeri c. 2. Ekspor Impor Luar Negeri

Kinerja ekspor luar negeri di wilayah Jabagtim pada triwulan IV 2013 menunjukkan perlambatan yang relatif signifikan dikarenakan pelemahan perekonomian negara mitra dagang, terutama China dan India. Pada triwulan ini, ekspor menurun sebesar 19,7% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 1.25). Selain itu, perlambatan kinerja ekspor juga didorong atas tingginya import content atas barang ekspor di wilayah Jabagtim yang diperparah dengan semakin terdepresiasinya Rupiah. Ekspor wilayah Jabagtim didominasi oleh empat komoditas unggulan, yaitu minyak goreng (animal, vegetable, fats and oil) , kertas (paper and paperboard), bahan kimia organik (organic chemicals), serta mutiara dan batu perhiasan (pearl, precious and semi prec. stone).

Berkembangnya industri pengolahan di wilayah ini berkontribusi terhadap peningkatan nilai tambah atas komoditas ekspornya, misalnya minyak goreng yang menjadi komoditas dengan net ekspor terbesar. Minyak sawit mentah yang diperoleh dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) diolah menjadi minyak goreng dan diekspor dengan pangsa terbesar di Asia (India, China, dan Pakistan).Seluruh komoditas tersebut mengalami net ekspor, kecuali bahan kimia organik yang masih mengalami net impor (Grafik 1.27). Pergerakan harga minyak sawit internasional dan kertas (lihat Grafik 1.28) turut mempengaruhi kinerja ekspor Jawa Timur, mengingat tingginya nilai ekspor kedua komoditas ini dari Jawa Timur. Namu, perlu diperhatikan terkait terbatasnya hutan tanaman industri kertas di Sumatera dan Jawa Timur merupakan kendala utama dalam perkembangan industri kertas dalam 5 (lima) tahun mendatang.

Kinerja impor di Triwulan IV 2013 menunjukkan peningkatan, sebagaimana ditunjukkan dengan net ekspor yang semakin besar pada Grafik 1.25. Impor Jatim yang sebagian besar didominasi oleh barang modal menunjukkan tingginya sektor usaha di Jawa Timur dalam melakukan ekspansi skala usahanya. Berdasarkan klasifikasi HS 2 Digit, impor Jatim di Triwulan IV 2013 yang tertinggi adalah nuclear reactor, boilers machine dan

mechanic application serta iron and steel. Perkembangan industri kendaraan bermotor, peralatan mekanik rumah tangga dan industri pengolahan akan mendorong permintaan impor Jatim terhadap bahan baku mesin tersebut.

(12)

12 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur Gambar1.

Gambar1.Gambar1. Gambar1.25252525

Perkembangan Net Ekspor Luar Negeri Perkembangan Net Ekspor Luar NegeriPerkembangan Net Ekspor Luar Negeri Perkembangan Net Ekspor Luar Negeri

Gambar1. Gambar1. Gambar1. Gambar1.262626 26

Komoditas Ekspor Unggulan Jatim Komoditas Ekspor Unggulan Jatim Komoditas Ekspor Unggulan Jatim Komoditas Ekspor Unggulan Jatim

Gambar1. Gambar1.Gambar1. Gambar1.27272727

Perkembangan Net Ekspor Komoditas Unggulan Perkembangan Net Ekspor Komoditas UnggulanPerkembangan Net Ekspor Komoditas Unggulan Perkembangan Net Ekspor Komoditas Unggulan

Gambar1. Gambar1.Gambar1. Gambar1.28282828

Harga Kertas dan Minyak Sawit Internasional Harga Kertas dan Minyak Sawit Internasional Harga Kertas dan Minyak Sawit Internasional Harga Kertas dan Minyak Sawit Internasional 1.2. 1.2. 1.2.

1.2. SISI PENAWARANSISI PENAWARAN SISI PENAWARANSISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan IV 2013 secara keseluruhan masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian. Kontribusi masing-masing sektor tersebut terhadap PDRB Jawa Timur triwulan IV 2013 sebesar 34,85% (PHR), 25,46% (Industri Pengolahan), dan 9,82% (Pertanian). Kontribusi ketiga sektor utama tersebut terhadap PDRB Jawa Timur mencapai 70,13%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan proporsi ketiganya pada Triwulan III 2013 yang tercatat sebesar 70,81%. Penurunan proporsi ini didorong oleh kontribusi sektor pertanian yang menurun 2,52% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sektor ekonomi di Jawa Timur sebagian besar mengalami perlambatan pada triwulan IV 2013, terutama sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sementara itu, sektor yang mengalami pertumbuhan positif adalah sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Secara keseluruhan di tahun

-15.00% -10.00% -5.00% 0.00% 5.00% 10.00% -5,000,000.00 0.00 5,000,000.00 10,000,000.00 15,000,000.00 20,000,000.00 25,000,000.00 30,000,000.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Ekspor LN Impor LN Net Ekspor g Ekspor Luar Negeri (Rhs) g Impor Luar Negeri (Rhs)

Juta (Rp) 0.00 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 4,000.00 Ja n '1 1 M r t' 1 1 M e i' 1 1 Ju l' 1 1 S e p '1 1 N o v '1 1 Ja n '1 2 M r t' 1 2 M e i' 1 2 Ju l' 1 2 S e p '1 2 N o v '1 2 Ja n '1 3 M r t' 1 3 M e i' 1 3 Ju l' 1 3 S e p '1 3 N o v '1 3

Animal or vegt. fats and oils Organic chemicals

Paper and paperboard Pearls,precious and semi prec.stone (Juta USD) 80 280 480 680 880 1080 Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g S e p O c t N o v D e c Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g S e p O c t N o v D e c Ja n 2012 2013 2014

Palm Oil Price Paper Price

USD per Ton -1000.00 -500.00 0.00 500.00 1000.00 1500.00 2000.00 2500.00 3000.00

Animal or vegt. fats and oils Organic chemicals Paper and paperboard Pearls,precious and semi prec.stone

(Juta USD)

(13)

2013, kinerja sektor utama dan pendukung juga mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya. Kondisi eksternal yang belum membaik menjadi salah satu faktor utama pendorong perlambatan tersebut.

Tabel.1. Tabel.1.Tabel.1.

Tabel.1.4444 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Penawaran (%, yoy)

Salah satu indikator perkembangan kegiatan usaha di Jawa Timur, yaitu hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV justru masih menunjukkan adanya optimisme dunia usaha di tengah perlambatan. Utilisasi

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.29292929

Pertumbuhan Tiga Sektor Utama Pertumbuhan Tiga Sektor Utama Pertumbuhan Tiga Sektor Utama Pertumbuhan Tiga Sektor Utama

Grafik 1.3 Grafik 1.3 Grafik 1.3 Grafik 1.30000

Pertumbuhan Sektor Pendukung Pertumbuhan Sektor Pendukung Pertumbuhan Sektor Pendukung Pertumbuhan Sektor Pendukung

Grafik 1.3 Grafik 1.3Grafik 1.3 Grafik 1.3111 1

Pertumbuhan Sektor Pendukung Pertumbuhan Sektor Pendukung Pertumbuhan Sektor Pendukung Pertumbuhan Sektor Pendukung

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah 0 2 4 6 8 10 12

I II III IV I II III IV I II III IV 2011 TOTAL 2012 TOTAL 2013 TOTAL Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel, Restoran %, yoy 0 2 4 6 8 10 12 14

I II III IV I II III IV I II III IV 2011 TOTAL 2012 TOTAL 2013 TOTAL Jasa-Jasa Pengangkutan & Komunikasi Keu, Persewaan & Jasa Perush.

%, yoy 0 2 4 6 8 10 12

I II III IV I II III IV I II III IV 2011 TOTAL 2012 TOTAL 2013 TOTAL Listrik, Gas, Air Bersih Pertambangan & Penggalian Bangunan %, yoy

I II III IV I II III IV I II III IV

1. PERTANIAN 2.82 3.35 2.06 1.64 2.53 2.76 4.68 4.36 1.95 3.49 1.42 1.42 1.92 1.65 1.59

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 10.34 5.44 4.55 4.85 6.08 5.13 2.01 1.37 1.24 2.32 2.91 2.34 4.72 3.19 3.30

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.66 6.08 5.60 5.96 6.06 6.23 5.74 7.21 6.17 6.34 5.16 6.62 5.36 5.25 5.59

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.22 7.05 5.17 5.65 6.25 7.07 6.69 5.25 5.90 6.21 5.61 4.60 4.63 4.16 4.74

5. BANGUNAN 7.42 10.98 8.90 8.99 9.12 10.18 5.58 6.84 6.10 7.05 8.26 10.53 8.46 8.99 9.08

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9.60 9.47 10.44 9.69 9.81 9.69 10.61 9.79 10.13 10.06 9.38 8.92 8.52 7.72 8.61 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 12.37 12.14 11.61 9.85 11.43 13.17 8.05 8.79 9.10 9.65 10.98 10.04 10.70 10.06 10.43 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 8.21 8.50 8.17 7.87 8.18 7.76 8.52 8.18 7.20 7.91 8.49 8.24 7.39 6.70 7.68

9. JASA-JASA 3.89 4.48 5.96 5.82 5.08 5.18 4.94 4.63 5.50 5.06 5.68 5.72 4.95 4.98 5.32

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7.17 7.29 7.29 7.11 7.22 7.27 7.30 7.42 7.10 7.27 6.57 6.90 6.51 6.21 6.55

(14)

14 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur Grafik 1.3

Grafik 1.3 Grafik 1.3 Grafik 1.32222 Utilisasi Kapasitas Produksi Utilisasi Kapasitas Produksi Utilisasi Kapasitas Produksi Utilisasi Kapasitas Produksi

kapasitas produksi cenderung meningkat, terutama di sektor industri pengolahan. Ekspektasi terhadap meredanya tekanan Rupiah menjadi salah satu faktor optimisme tersebut.

a. a.a.

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)

Pada triwulan IV 2013, sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami perlambatan dari 8,52% (yoy) menjadi 7,72% (yoy). Penurunan kinerja terjadi di semua subsektor, terutama subsektor perdagangan yang tumbuh menurun dari 8,39% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 7,47% (yoy) di triwulan IV 2013. Selanjutnya, diikuti oleh subsektor hotel yang menurun dari 8,51% (yoy) menjadi 8,26% (yoy) dan subsektor restoran yang menurun dari 9,20% (yoy) menjadi 8,94% (yoy) sebagaimana ditunjukkan oleh Grafik 1.36).

Tekanan dari faktor eksternal akibat perlambatan kinerja negara mitra dagang menyumbang pelemahan pada subsektor perdagangan.Ekspor Jawa Timur yang cenderung melambat di triwulan ini juga mengkonfirmasi perdagangan yang melambat. Sementara itu, pelemahan subsektor hotel dan restoran didorong oleh pelemahan ekonomi domestik di Jawa

Grafik 1.3 Grafik 1.3 Grafik 1.3 Grafik 1.34444 Indeks Realisasi Usaha Indeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi Usaha Indeks Realisasi Usaha

Grafik 1.3 Grafik 1.3Grafik 1.3 Grafik 1.3555 5 Indeks Realisasi Usaha Sektoral Indeks Realisasi Usaha Sektoral Indeks Realisasi Usaha Sektoral Indeks Realisasi Usaha Sektoral

Grafik 1.3 Grafik 1.3 Grafik 1.3 Grafik 1.33333 Utilisasi Kapasitas Utilisasi Kapasitas Utilisasi Kapasitas

Utilisasi Kapasitas Produksi SektoralProduksi SektoralProduksi Sektoral Produksi Sektoral

-27.23 7.05 22.1 -0.45 -18.91 11.35 22.32 25.86 -1.85 21.623.29 4.15 1.1 19.5518.54 6.47 -1.46 20.88 11.6 15.81 6.43 26.35 8.49 35.87 12.65 31.82 16.30 12.71 2.60 37.72 9.03 11.97 14.10627402 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Indeks Realisasi Usaha SBT (%) -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

-4.00 1.00 6.00 11.00 16.00 21.00 26.00 31.00 36.00 41.00 68 70 72 74 76 78 80 82

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

% SBT

Kapasitas Produksi Terpakai (Persen) Perkembangan Kegiatan Usaha-Skala Kanan

0 20 40 60 80 100 120

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Total Pertanian

Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Gas Air Bersih

(15)

Timur. Adanya tekanan inflasi, suku bunga dan depresiasi nilai tukar di triwulan ini yang menekan perekonomian domestik turut mengonfirmasi perlambatan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Daya beli masyarakat mengalami tekanan dan berdampak pada terbatasnya permintaan barang dan jasa. Selain itu, pengeluaran masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sekunder seperti rekreasi juga mengalami penurunan, yang berdampak pada menurunnya tingkat okupansi hotel baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara di wilayah di Jawa Timur pada triwulan ini.

Menurunnya konsumsi listrik di triwulan ini juga mengindikasikan terbatasnya produktivitas sektor usaha bisnis di Jawa Timur (Grafik 1.39). Ke depan, kinerja sektor ini diperkirakan optimis meningkat seiring dengan semakin majunya kota tujuan wisata alam seperti Malang, Banyuwangi dan Jember yang menarik wisatawan domestik maupun internasional. Selain itu, adanya pelaksanaan Pemilu 2014 serta relatif tingginya agenda bisnis di awal tahun berpotensi meningkatkan kinerja subsektor perdagangan, hotel, dan restoran.

Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1. Grafik 1.39393939

Konsumsi Listrik Golongan Bisnis Konsumsi Listrik Golongan Bisnis Konsumsi Listrik Golongan Bisnis Konsumsi Listrik Golongan Bisnis

6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 I II III IV I II III IV 2012 2013 Perdagangan H o t e l Restoran %, yoy -10 0 10 20 30 40 50 60 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2011 2012 2013

TPK Hotel Berbintang(%) gJumlah Wisman Melalui Juanda (%,yoy)

%, yoy 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 2009 2010 2011 2012 2013

Asing Indonesia TOTAL

Sumber : BPS (diolah) Hari -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 0 50 100 150 200 250 300 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2011 2012 2013

Konsumsi Listrik Bisnis gKonsumsi Listrik Bisnis-Skala Kanan

%,yoy Kwh Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.383838 38

Lama Wisatawan Menginap di Hotel

Lama Wisatawan Menginap di HotelLama Wisatawan Menginap di Hotel

Lama Wisatawan Menginap di Hotel Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.363636 36 Pertumbuhan Subsektor PHR Pertumbuhan Subsektor PHR Pertumbuhan Subsektor PHR Pertumbuhan Subsektor PHR Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1. Grafik 1.3337377 7

TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman

(16)

16 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

b. Sektor Industri Pengolahan b. Sektor Industri Pengolahan b. Sektor Industri Pengolahan b. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tumbuh terbatas dengan kinerja sebesar 5,25% (yoy) pada triwulan IV 2013. Tertekannya sektor ini dipicu oleh menurunnya sub sektor semen dan barang galian logam yang menurun dari 11,98% (yoy) menjadi 5,72% (yoy). Meskipun demikian, sub sektor industri ini masih berkontribusi besar terhadap pertumbuhan sektor industri pengolahan secara keseluruhan. Selanjutnya, perlambatan yang relatif dalam juga terjadi di subsektor makanan dan minuman yang turiun sebesar 0,3% dari 5,91% (yoy) menjadi 5,61% (yoy), Grafik 1.40.

Berdasarkan rilis data industri manufaktur, industri di Jawa Timur masih optimis dan diperkirakan mengalami kenaikan. Pada triwulan IV 2013, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang secara tahunan pada 2013 meningkat sebesar 5,58% dibanding tahun 2012. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (14,09 persen), Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik (10,23 persen), dan Industri Furnitur (9,97 persen). Sementara itu, industri peralatan listrik yang merupakan kelompok industri manufaktur mikro dan kecil mengalami peningkatan di triwulan ini.

Tertekannya kinerja sektor industri pengolahan turut dikonfirmasi oleh penurunan impor bahan baku dan modal (Grafik 1.41). Kenaikan biaya produksi akibat faktor dalam negeri (kenaikan Upah Minimum Kota, peningkatan suku bunga) dan faktor luar negeri (depresiasi nilai tukar), turut menjadi beban sektor usaha, yang mengakibatkan penurunan pendapatan sektor korporasi. Hal ini turut dikonfirmasi dari hasil liaison yang menyatakan tergerusnya marjin usaha sejak bulan Agustus 2013 pasca depresiasi nilai tukar sehingga mengakibatkan kenaikan biaya bahan baku.

Grafik GrafikGrafik Grafik 1.41.41.401.4000 Pertumbuhan

Pertumbuhan Pertumbuhan

Pertumbuhan Sektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri Pengolahan

Sumber: BPS Jatim , diolah -10 -5 0 5 10 15 20 I II III IV I II III IV 2012 2013

Industri Pengolahan Mamin dan Tembakau

Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki Kertas dan Barang Cetakan

Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet Semen dan Barang Galian bukan Logam Logam dasar besi dan baja

(17)

Konsumsi listrik industri di triwulan IV 2013 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini turut mendukung indikasi perlambatan di sektor industri pengolahan. Perlambatan permintaan pasar akibat turunnya konsumsi rumah tangga di triwulan IV 2013 menjadi salah satu faktor penurunan daya beli terhadap produk yang dihasilkan industri.

Ke depan, kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan mengalami peningkatan sebagai dampak atas pelaksanaan Pemilu 2014 khususnya industri makanan dan minuman, industri percetakan dan tekstil. Faktor risiko yang perlu dicermati terkait kinerja industri pengolahan adalah beberapa kebijakan Pemerintah seperti kenaikan UMK dan kenaikan tarif listrik industri. Berdasarkan hasil quick survey, sebanyak 54%-58% pelaku usaha merespon kenaikan UMK dengan menaikkan harga jual. Sementara 15%-18% sektor usaha akan melakukan rasionalisasi tenaga kerja, terutama industri padat karya. Peningkatan harga komoditas bahan baku internasional juga berpotensi menekan industri, terutama industri yang memiliki kandungan impor tinggi.

Di sisi lain, peningkatan Tarif Dasar Listrik (TDL) di 2014 untuk industri menengah dengan daya > 200 kVa dan 30.000 kVa ke atas masing-masing sebesar 38,9% dan 64,7% menjadi faktor risiko. Beban tarif listrik tersebut secara signifikan turut menambah biaya produksi industri menengah di Jawa Timur hingga 48%-50% dari total biaya produksi. Selain itu, peningkatan iuran Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang harus ditanggung perusahaan juga semakin tinggi dan akan menekan kinerja sektor industri pengolahan. Di sisi lain, naiknya harga baja internasional hingga mencapai 15-20% akan turut menekan kinerja sektor industri pengolahan , terutama industri logam dan transportasi. Namun, dengan masih kuatnya permintaan dan momen Pemilu 2014, diharapkan kinerja sektor industri pengolahan dapat terjaga. Grafik 1.4 Grafik 1.4 Grafik 1.4 Grafik 1.42222 Konsumsi Li Konsumsi Li Konsumsi Li

Konsumsi Listrik Golongan Industristrik Golongan Industristrik Golongan Industristrik Golongan Industri

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 80 280 480 680 880 1080 1280 1480 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan

Kwh Sumber : PLN (diolah) % Grafik 1.4 Grafik 1.4 Grafik 1.4 Grafik 1.41111

Perkembangan Impor Bahan Baku dan Barang Modal Perkembangan Impor Bahan Baku dan Barang Modal Perkembangan Impor Bahan Baku dan Barang Modal Perkembangan Impor Bahan Baku dan Barang Modal

-60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 -500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 2,500,000,000 3,000,000,000 3,500,000,000 4,000,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012 2013

Capital Goods Intermediate Goods Consumption Goods g_Capital Goods-Skala Kanan g_Intermediate Goods-Skala Kanan g_Consumption Goods-Skala Kanan

(18)

18 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

c. Pertanian c. Pertanian c. Pertanian c. Pertanian

Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Jawa Timur mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2013, sektor pertanian melambat dari 1,92% (yoy) menjadi 1,65% (yoy). Perlambatan tersebut terutama disumbang oleh perlambatan di subsektor tanaman perkebunan dan tanaman bahan makanan.Hal ini dikonfirmasi dari indikator luas lahan panen padi dan jagung yang menurun di triwulan IV 2013 (Grafik 1.44 dan Grafik 1.45).

Penurunan kinerja sektor ini disebabkan karena pola siklikal tanaman padi yang sedang berada pada masa tanam, sehingga panen baru dapat dilakukan pada tiga-empat bulan ke depan. Namun demikian, masih terdapat beberapa wilayah yang mengalami panen gadu, khususnya padi dan palawijaya serta panen sub kelompok bumbu-bumbuan di sentra produksi Malang dan Probolinggo.

Banjir yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur, khususnya di sepanjang sungai Bengawan Solo dan Kali Lamong berpengaruh terbatas terhadap kinerja sub sektor tanaman bahan makanan.Sebanyak kurang lebih 9000 ha sawah tergenang, yang sebagian besar sedang ditanami padi yang baru memasuki masa tanam. Walaupun luas lahan yang terendam banjir relatif besar, namun tingkat kerusakan dan puso yang terjadi tidak terlalu besar. Hal ini karena mayoritas tanaman padi baru memasuki usia tanam kurang dari 40 hari. Oleh karena itu, dampak banjir tidak secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja sektor pertanian.

Kinerja pertanian di triwulan I 2014 diperkirakan meningkat terbatas seiring dengan adanya pergeseran panen di beberapa daerah akibat terendamnya lahan sawah. Kinerja pertanian di triwulan I 2014 diperkirakan meningkat terbatas seiring dengan adanya pergeseran panen di beberapa daerah akibat terendamnya lahan sawah.

Sumber: BPS Jatim , diolah

-2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 I II III IV I II III IV 2012 2013

Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan

Peternakan Perikanan %, yoy Grafik 1.4 Grafik 1.4 Grafik 1.4 Grafik 1.43333

Pertumbuhan Subsektor Pertanian Pertumbuhan Subsektor Pertanian Pertumbuhan Subsektor Pertanian Pertumbuhan Subsektor Pertanian

(19)

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.444444 44 Luas Lahan

Luas Lahan Luas Lahan

Luas Lahan Tanam dan Panen PadiTanam dan Panen PadiTanam dan Panen PadiTanam dan Panen Padi

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.454545 45

Luas Lahan Tanam & Panen Jagung di Jawa Timur Luas Lahan Tanam & Panen Jagung di Jawa Timur Luas Lahan Tanam & Panen Jagung di Jawa Timur Luas Lahan Tanam & Panen Jagung di Jawa Timur

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.464646 46 Luas Lahan Puso di Jawa Timur Luas Lahan Puso di Jawa Timur Luas Lahan Puso di Jawa Timur Luas Lahan Puso di Jawa Timur

d. Keuangan, Persewaan, dan Jasa d. Keuangan, Persewaan, dan Jasa d. Keuangan, Persewaan, dan Jasa d. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Kinerja sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami perlambatan di triwulan IV 2013. Kinerja pada triwulan ini melambat dari 7,39% (yoy) menjadi 6,70% (yoy). Perlambatan ini disebabkan oleh perlambatan hampir seluruh sub sektornya, kecuali sub sektor lembaga keuangan bukan bank. Beberapa kebijakan berupa peningkatan BI rate yang mendorong peningkatan suku bunga pinjaman dan simpanan menjadi faktor utama terhambatnya pertumbuhan subsektor bank. Sementara itu, adanya pembatasan kepemilikan rumah melalui kebijakan Loan to Value (LTV) dan tingginya harga properti turut mendorong pelemahan sektor sewa bangunan.

(2,000) -2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Luas Puso Padi (Ha) Luas Puso Jagung (Ha)

gLuas Puso Padi (%) gLuas Puso Jagung (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

Ha % (60) (40) (20) -20 40 60 80 100 120 140 160 -100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013

Luas Panen Padi (Ha) Luas Tanam Padi (Ha) gLuas Panen Padi (%) gLuas Tanam Padi (%)

Sumber : Dinas Pertanian Prov. Jatim (diolah)

% Ribu Ha (80) (60) (40) (20) -20 40 60 80 -100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Luas Panen Jagung (Ha) Luas Tanam Jagung (Ha) gLuas Panen Jagung (%) gLuas Tanam Jagung (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

(20)

20 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

Penyaluran kredit sektor perbankan masih relatif tinggi di tengah perlambatan pertumbuhan subsektor bank pada triwulan IV 2013. Diperkirakan, subsektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mampu tumbuh positif kembali di triwulan I 2014 seiring dengan pelaksanaan Pemilu 2014 yang meningkatkan arus transaksi baik melalui bank maupun non bank. Sementara itu, faktor risiko yang perlu mendapat perhatian adalah adanya pembatasan target kredit yang diperkirakan dapat menekan kembali pertumbuhan sektor ini. e. Ban

e. Ban e. Ban

e. Bangunangunangunangunan

Kinerja sektor bangunan di triwulan IV 2013 mengalami pertumbuhan dari sebelumnya8,46% (yoy) menjadi 8,99% (yoy). Beberapa indikator yang mengkonfirmasi perlambatan kinerja sektor bangunan antara lain data penjualan semen yang menunjukkan peningkatan pada triwulan IV 2013. Tingginya penjualan semen tersebut menunjukkan relatif besarnya proyek pembangunan yang dilaksanakan di Jawa Timur.

Sumber peningkatan kinerja sektor bangunan di triwulan ini berasal dari tingginya pembangunan proyek-proyek infrastruktur, misalkan pembangunan Teluk Lamong, Jalan Tol Trans Jawa serta ekspansi pembangunan pabrik di Jawa Timur di akhir tahun. Sementara itu, pembangunan properti residensial, khususnya rumah tinggal pada triwulan ini menunjukkan perlambatan. Hal ini dikonfirmasi dengan menurunnya pembangunan dan penjualan properti residensial di Jawa Timur.

Adanya kebijakan loan to value, pelarangan indent pembelian rumah serta semakin tingginya harga properti seperti yang diindikasikan dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) mendorong perlambatan ini.Peningkatan penjualan semen tersebut dikonfirmasi data dari hasil Survei Harga Properti dan Residensial (SHPR).Pertumbuhan volume penjualan semen pada triwulan IV-2013meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.Sementara itu,

Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1. Grafik 1.48484848 Perkembangan Perkembangan Perkembangan

Perkembangan Kredit Perbankan di JatimKredit Perbankan di JatimKredit Perbankan di JatimKredit Perbankan di Jatim Grafik 1.

Grafik 1.Grafik 1. Grafik 1.47474747

Pertumbuhan Sub Sektor Keuangan

Pertumbuhan Sub Sektor KeuanganPertumbuhan Sub Sektor Keuangan

Pertumbuhan Sub Sektor Keuangan

0 2 4 6 8 10 12 14 I II III IV I II III IV 2012 2013

Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank

Sewa Bangunan Jasa Perusahaan

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 400.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2012 2013

Kredit LB Kredit LP gKredit LB gKredit LP

%, yoy Triliun Rp

(21)

Grafik 1.49 Grafik 1.49 Grafik 1.49 Grafik 1.49 Volume Penjualan Semen d Volume Penjualan Semen d Volume Penjualan Semen d

Volume Penjualan Semen diiii Jawa TimurJawa TimurJawa Timur Jawa Timur

rata-rata pembangunan properti residensial di Jawa Timur cenderung stabil dengan penjualan yang meningkat, khususnya pada properti residensial tipe kecil.

Grafik 1.50 Grafik 1.50 Grafik 1.50 Grafik 1.50 Rata Rata Rata

Rata----Rata Pembangunan Properti ResidensialRata Pembangunan Properti ResidensialRata Pembangunan Properti Residensial Rata Pembangunan Properti Residensial

Grafik 1.51 Grafik 1.51 Grafik 1.51 Grafik 1.51 Rata RataRata

Rata----Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial

f. f. f.

f. Pengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada periode laporan mengalami perlambatan dibandingkan dengan sektor lainnya. Pada triwulan IV 2013, sektor ini melambat dari 10,70% menjadi 10,06%. Perlambatan terbesar terjadi di subsektor komunikasi yang melambat sebesar 1,0% (yoy), sementara subsektor angkutan melambat sebesar 0,23% (yoy).

Perlambatan pada subsektor ini disebabkan karena kembali ke pola normalnya setelah mengalami peak season pada triwulan sebelumnya akibat hari raya Idul Fitri. Hal ini terkonfirmasi dengan penurunan yang cukup dalam pada angkuta kereta api dan angkutan penyeberangan laut. Pasca lebaran, jumlah penumpang dengan jarak yang relatif jauh

43 26 24 16 21 30 14 12 15,9 23 30 27 42 31 39 23 15 7 9 8 9 106 9 9,8 17 17 18 23 23 23 19 5 3 4 4 4 3 4 3 5,8 9 8 7 9 11 10 8 22 16 -5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 2011 2012 2013

KECIL MENENGAH BESAR Grand Total

41 25 23 21 35 27 13 12 14 10 25 21 31 25 34 18 14 6 9 7 7 8 7 9 9 9 9 10 16 12 13 12 4 2 3 4 3 2 3 3 5 5 5 5 6 6 6 6 16 8 9 8 10 10 7 7 9 8 12 11 16 12 14 11 -5 10 15 20 25 30 35 40 45

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 2011 2012 2013

KECIL MENENGAH

BESAR Grand Total

unit unit -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

(ribu sak) (%, yoy)

(22)

22 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.51.5554444

Penumpang Domestik di Bandara Juanda Penumpang Domestik di Bandara Juanda Penumpang Domestik di Bandara Juanda Penumpang Domestik di Bandara Juanda

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.5555555 5

Penumpang Internasional di Bandara Juanda Penumpang Internasional di Bandara Juanda Penumpang Internasional di Bandara Juanda Penumpang Internasional di Bandara Juanda

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.55535333 Arus Barang di Tanjung Perak Arus Barang di Tanjung Perak Arus Barang di Tanjung Perak Arus Barang di Tanjung Perak

mengalami penurunan, sehingga kinerja di kedua moda transportasi ini cenderung menurun. Ke depan, potensi peningkatan subsektor ini, terutama komunikasi diperkirakan masih relatif kuat dengan beragamnyaproduk smartphonedan perang tarif operator di pasaran semakin tinggi. Hal ini mendorong pengeluaran komunikasi masyarakat semakin tinggi.

Grafik GrafikGrafik Grafik 1.51.51.521.5222

Arus Penumpang di Tanjung Perak

Arus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung Perak

Arus Penumpang di Tanjung Perak

-60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% -20 30 80 130 180 230 280

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jml Pen ump an g g Jml Pen ump an g (rh s)

Ribu Orang % yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim

-80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

I II III IVI IIIII IV III III IVI IIIII IV I IIIII IVI II III IVI IIIII IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Vo l Barang g Jml Baran g (rh s)

Ribu Ton % yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

-20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jml Penumpang Domestik g Jml Penumpang Domestik (rhs)

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

% yoy Ribu Orang -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 50 100 150 200 250 300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jml Penumpang Intl gPenumpang Intl (rhs)

Ribu Orang % yoy

Gambar

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur  WILAYAHWILAYAHWILAYAH WILAYAH     2005 2005    20052005 200620062006 2006     2007 2007    20072007 200820082008 2008     200920092009 2009     2010 2010    20102010 201120112011 2011     2012 2012
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProvinsi Jawa Timur
Gambar Gambar Gambar  Gambar 1.1.1. 1.101010 10     Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)  Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)  Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1. Gambar 1.11 1414 4    4 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian gejala tari popular ini menjadi budaya bagi masyarakat saat ini, artinya tarian penemuan baru yang berakar dari tari tradisional dapat disebut

Dalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian, diperlukan adanya kerjasama antar pihak yang terkait seperti petani, pemerintah, lembaga peneliti pertanian, ilmuwan,

Pada pulse plating DC, peningkatan nilai duty cycle mempengaruhi pada jumlah logam yang akan terdeposisi pada sel surya seperti pada Gambar 11 bagian a. Hal ini

Rekomendasi untuk penelitian ini adalah data rob, dengan harapan menambah nilai pada daerah pesisir di Provinsi Jawa Tengah, sehingga akan masuk ke tingkat yang lebih

Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja para pengurus pencak silat PSHT Cabang Yogyakarta dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Dalam kaitanya sebagai bagian

 Bahwa akan tetapi disisi lain judex factie (Pengadilan Negeri Medan) telah pula mempermasalahkan tentang hasil temuan sidang pemeriksaan setempat yang dilakukan

Dalam penyusunan Renja tahun 2017 ini berpedoman pada program dan kegiatan yang tertuang pada Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pelayanan Perizinan dan Kantor

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui Pengendalian Intern yang diterapkan oleh perusahaan atas penjualan tunai dan penerimaan kas, objeklaporan akhir ini adalah