• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam penelitian karya ilmiah yang akan diperlukan adalah referensi dasar

argumentasi ilmiah yang berhubungan dengan konsep karya ilmiah milik kita sendiri, dan bisa dipakai dalam menganalisis skripsi milik kita sendiri.

2.1 Sejarah OCRA

Roossary (2007) melakukan riset tentang identifikasi sebuah perkajaan yang sifatnya berulang-ulang dengan menggunakan metode OCRA INDEX. Penelitian ini dilakukan karena banyak pekerja pada bagian produksi mengalami kelelahan otot, sehingga menyebabkan musculokletal disorders. Hasil dari penelitian ini adalah index OCRA turun dari 3,77 untuk alat gerak tubuh bagian atas kanan dan 3,32 untuk alat gerak tubuh bagian kiri menjadi 0,72 untuk kedua alat gerak tubuh bagian atas, setelah dilakukannya upaya pengurangan risiko dengan mengurangi gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis dan mengeliminasi postir tubuh yang tidak ergonomis.

Metode OCRA Index adalah sebuah metode yang masih menjadi sebuah metode sifatnya memperkirakan (prediksi) terhadap sebuah gerakan pekerjaan yang menggunakan alat gerak tubuh bagian atas yang berhubungan dengan resiko cedera (Muskuloskeletal Disorders). Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot-oto yang dirasakan oleh karyawan mulai dari keluhan sangat ringan sampai keluhan paling beresiko untuk cedera.

Pengerian Ergonomi

Kata ergonomi bersala dari bahasa Yunani yang mempunyai arti dari kata “ergos” yang artinya kerja dan “nomos” artinya hukum alam, oleh sebab itu secara singkat kata ergonomic dapat diartikan ilmu yang mempelajari hukum dari suatu gerakan pekerjaan. Selain itu, menurut International Ergonomic Association (2000:12), kata ergonomi dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang menaruh perhatian pada sebuah interaksi manusia dengan bagan-bagan lainnya dalam suatu sistem dan profesi yang menggunakan teori, prinsip- prinsip, data, dan metode untuk mendesain rancangan yang tujuannya untuk mengoptimalkan tidak terjadinya cedera pada karyawan dan kinerja sistem secara keseluruhan.

(2)

tugas khusus yang membutuhkan peningkatan gerakan berulang serta kurangnya teknologi yang dirancang secara ergonomis. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman secara mendalam mengenai penerapan ilmu ergonomi guna memperbaiki dan meningkatkan manusia dan pekerjaannya terhadap risiko bahaya yang mungkin timbul.

(3)

2.1 Nordic Body Map

Nordic Body Map adalah sistem atau sebuah ilmu berfungsi untuk mengukur cedera pada karyawan yang disebut dengan musculoskletal disorders. Sistem muskuloskeletal ialah sebuah fungsi organ yang memberikan seorang pekerja atau karyawan tenaga untuk melakukan sebuah gerakan melalui otot yang terdapat pada manusia.

Cara kerja Nordic body map ini dengan menyebarkan atau memberikan kuisoner kepada setiap karyawan yang ingin diteliti bagian mana yang paling sering terjadi cedera saat bekerja. Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi menjadi 9 bagian utama,

yaitu : a) Leher b) Bahu

c) Punggung bagian atas d) Siku

e) Punggung bagian bawah f) Pergelangan tangan/tangan g) Pinggang/pantat

h) Lutut i) Tumit/kaki.

Semua karyawan hanya perlu memberikan tanda terjadinya keluhan cedera. Apabila terjadinya keluhan cedera/cedera tinggal centang di kolom “YA”. Dan jikalau tidak cedera/cedera tinggal centang di kolom “TIDAK”. Baik sebelum melakukan gerakan pekerjaan, ataupun sedudah melakukan pekerjaan, pada masing-masing lini.

2.2.1 Aspek Umum OCRA

Menurut Taylor dan Francis (2010:1290), metode OCRA, ditemukan oleh Entrio Occhipinti dari Ergonomics of Postures and Movement (EPM) Research Unit di Milan, Italia, pada tahun 1998 yang kemudian diselesaikan dan

dikembangkan oleh D. Colombini dari unit riset yang sama. OCRA merupakan sebuah metode untuk menganalisis paparan pekerja terhadap pekerjaan yang berulang yang memiliki unsurrisiko cedera anggota tubuh bagian atas. Metode ini mengevalusi empat risiko kolektif utama berdasarkan durasi dari masingmasing unsurtersebut,

yaitu: 1. Repetitiveness (repetisi) 2. Force (gaya)

3. Awkward posture and movements (Gerakan/gerakan/gerakan/gerakan teknisyang janggal)

4. Lack of recovery peroids (kurangnya periode istirahat)

selain itu dalam OCRA juga terdapat unsurtambahan lain yang dipertimbangkan yaitu seperti unsurlingkungan kerja, mekanis, dan unsurorganisasional yang terbukti

(4)

memiliki hubungan kausal dengan Upper Extrimity Work-Related Musculoskeletal Disorders (UE WMSDs).

(5)

2.2.3 Definisi OCRA

Menurut ISO 11228-3 (2007:15), penilaian OCRA index adalah Sebuah perbedaan rasio antara ATA yang disebut dengan gerakan/gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis actual dengan RTA yang disebut dengan gerakan/gerakan/gerakan/gerakan teknis direkomendasi. Prosedur untuk mencari nilai resiko OCRA Index terdiri dari 3 hal dasar, (1) Mencari nilai frekuensi gerakan/gerakan/gerakan teknis permenit dan total kesuluruhannya ATA dalam sekali shift kerja dan menghitung total keseluruhannya RTA dalam sekali shift kerja, (2) Mencari nilai OCRA Index, (3) Melakukan Analisa resiko cedera.

. Gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis adalah suatu gerakan produksi yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu produk dalam satu siklus kerja. Misalnya mengambil bahan baku, memutarkan sesuatu benda, meletakkan suatu benda, atau memindahkannya, dan masih banyak kegiatan pekerjaan lainnya. Prosedur yang disarankan untuk mengurangi terjadinya cedera karyawan:

1. Melihat dengan jelas sebuah gerakan pekerjaan repetitive persatu stasiun kerja atau dalam satu siklus kerja.

2. Mencari dan menyimpulkan urutan gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis, mulai dari pekerjaan paling awal sampai menjadinya sebuah produk.

3. Menjelaskan unsurresiko dalam pekerjaan

4. Menggabungkan semua data mengenai setiap pekerjaan dalam satu siklus shift kerja.

5. Memberikan penilaian resik cedera dari hasil ocra index

(6)

Hasil OCRA index didapatkan dari hasil perbadingan antara total gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis actual selama shift kerja, dan total gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis yang direkomendasi.

. OCRA didefinisikan sebagai:

OCRA = Jumlah gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis yang dilakukan dalam 1 shift (Σ ATA)

Jumlah gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis yang direkomendasikan dalam 1 shift (Σ RTA)

Total keselurahan ATA ( gerakan /gerakan/gerakan teknis teknis actual), pershift kerja, dapat dicari nilainya dengan menganalisa pekerjaan ( total gerakan /gerakan/gerakan teknis persiklus dan total gerakan/gerakan/gerakan teknis permenit X waktu pekerjaan yang berulang ulang untuk mendapatkan hasil nilai ATA). Berikut rumus cara menghitung total keselurahan dari gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis yang direkomendasi (RTA) sekali shift kerja

𝑛

𝑛=𝑛[CF x (Ff 𝑛 x Fp𝑛 x Fc𝑛) x D𝑛] x Fr x Fd Keterangan:

1,n= Pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang dan diliat dari sisi tubuh bagian atas

CF = Frekuensi konstanta = 30 gerakan/gerakan/gerakan teknis permenit

Ff = Unsurkekuatan Fp= Unsurpostur Fc = Unsurtambahan

D = Waktu total dari setiap gerakan pekerjaan yang berulang-ulang Fr = Unsurkekurangan waktu pemulihan

Fd = Unsur durasi

2.2.5 Mengalisa Gerakan teknis Teknis (Technical Action)

Frekuensi adalah Total gerakan teknis yang dilakukan saat waktu tertentu Menurut Occhipinti dan Colombini (2006). Gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis ialah Sebuah gerakan pekerjaan dasar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan per siklus kerja.. Contohnya pengambilan kayu, menaruh kayu, dan pekerjaan lainnya. Menganalisa gerakan gerakan/gerakan teknis harus adanya video dari sebuah pekerjaan. Hal yang diteliti dan dianalisa adalah gerakan yang sifatnya berulang-ulang.

∑ Jumlah RTA =

(7)

1. Memvideokan setiap gerakan

Pekerjaan operator yang di rekam cukup hanya dalam satu siklus kerja (4-5 video). Jika siklus tersebut bisa diselesaikan dengan berbeda-beda cara, maka bisa digunakan untuk merekam 3 atau 4 operator yang melakukan kerjaan yang sama. Area pandang lensa diusahakan mencakup semua area, mulai leher- kebagian tubuh bagian atas saja ( pinggang).

2. Mengalanisa gerakan

Mengalisa yang bertujuan melihatkan dengan jelas gerakan yang dilakukan saat bekerja, dan menentukan durasi untuk mengerjakan jobdesk dalam satu siklus kerja dalam satu stasiun kerja. Semakin ganjil hasilnya (semakin kurang bagus) gerakan teknis yang salah, semakin banyak durasi yang dibutuhkan (Contohnya karena factor jarak) atau makin besar tenaga yang dibutuhkan untuk mengurangi beban kerja, dan makin banyak durasi yang dibutuhkannya. Karena itu unsur berisiko cedera yang menjadi utama menjadi factor pertama memperbesar kemungkinan lemburnya sebuah siklus kerja.

Analisi ocra dimulai dengan mengalisa setiap unsurresiko cedera satu persatu, dan kemudian digabungkan jadi satu. Dan setelah itu gunakan rumus tunggal yang bisa menghasilkan dari semua kombinasi unsurresiko itu, dan memiliki hasil yang beda-beda.

Dapat disimpulakn bahwa sanya musculokeletal Disorders adalah sejumlah kelluhan cedera otot/ sakit otot bagian atas dan terdiri dari beberapa sakit tulang sendi. yang disebabkan oleh pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang dan dalam siklus waktu yang cukup lama.

2.3 UnsurPenyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskeletal

Penyebab nyeri muskuloskeletal bervariasi. Penyebab pasti dari nyeri dapat tergantung dari:

Usia: Lanjut usia cenderung mengalami nyeri muskuloskeletal dari sel-sel tubuh yang rusak.

Pekerjaan: Beberapa pekerjaan membutuhkan tugas yang berulang atau menyebabkan sikap tubuh yang buruk, sehingga membuat kamu berisiko mengalami gangguan muskuloskeletal.

Tingkat gerakan: Menggunakan otot terlalu berlebihan, maupun terlalu lama tidak aktif, seperti duduk sepanjang hari dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal.

Gaya hidup: Atlet lebih sering berisiko untuk gangguan muskuloskeletal.

Jaringan otot bisa rusak akibat kelelahan dengan kegiatan sehari-hari. Cedera atau trauma di suatu bagian yang disebabkan oleh gerakan tiba-tiba, kecelakaan mobil, dan jatuh juga dapat menyebabkan nyeri muskuloskeletal. Penyebab lain nyeri termasuk salahnya posisi tulang belakang dari postur tubuh yang buruk atau pendeknya otot dari kurangnya gerakan.

(8)

2.3.1 Gerakan/gerakan/gerakan teknis Teknis yang direkomendasikan (Recommended Technical Action)

Pada saat panjang dari keseluruhan shift dianggap sebesar delapan jam ,termasuk tiga kali istirahat selama sepuluh menit dan satu kali setengah jam untuk menempatkan istirahat makan siang ,maka memungkinkan terdapat 60 jadwal istirahat sebagai solusi optimal yaitu jadwal istirahat yamg menyediakan waktu pemulihan yg sama

(9)

a. Gerakan/gerakan teknis bahu

b.

Gambar 2.1 Gerakan teknis bahu c. Gerakan siku

Dapat dilihat pada Gambar 2.2 1. Unsur Gerakan teknis yang Keliru

Unsur yang harus diperhatikan karena terjadinya cedera (musculoskletal disorders addalah gerakan teknis tubuh bagian atas. Beberapa pendapat para ahli mengatakan bahwa Gerakan/gerakan/gerakan/gerakan teknisjanggal, serta gerakan mengulang terus menerus menyebabkan terjadinya cedera tubuh.

2. Penilaian gerakan/gerakan/gerakan/gerakan teknis teknis harus dilakukan dalam 4 tahapan masing-masing bagian tangan.:

(10)

Gambar 2.2 Gerakan teknis siku (elbow joint) d. Gerakan pergelangan tangan (diliat pada gambar 2.3)

(11)

3. UnsurKekurangan dutasi istirahat

Waktu istirahat adalah waktu istirahat kedua tangan sangat istirahat dalam melakukan gerakan kerja. Dibawah ini terdapat yang tergolong ke waktu pemulihan:

a. Waktu istirahat saat ISHOMA disiang hari.

b. Waktu saat pekerjaan yang dilakukan operator terbilang tidak membutuhkan tenaga lebih. Misalnya sebuah kerjaan yang bias dipakai hanya satu tangan saja, contoh mengamplas kayu, atau mengontrol sebuah mesin.

Dapat proses menganalisa waktu pemulihan, yang harus dilakukan adalah memeriksa setiap karyawan sedang melakukan gerakan apa atau memang sedang tidak melakukan gerakan apapun. Dengan begitu saya sebagai penulis bias melihat langsung dan menilai langsung akibat cedera yang didapatkan seorag pekerja. Khususnya di bagian produksi.

Dari beberapa referensi yang saya dapat di buku dan internet, bahwa sanya pengoptimalan waktu pemulihan diliat dari waktu kerja dan waktu istirahat total. Contoh kalkulasi durasi kerja dan Istirahat , bias diliat di Gambar 2.4

Gambar 2.4 Contoh kalkulasi durasi kerja dan Istirahat

Penilaian resiko cedera dalam hal karena kurangnya waktu pemulihan adalah 4. Periode pemulihan pada jam ke III dan VIII disebut sebagai waktu/durasi istirahat makro (macro pause).

Gambar 2.5 Contoh Durasi sebuah pekerjaan dan aktivitas menunggu

(12)

Walaupun tidak adanya resting time dalam sebuah shift kerja, tapi adanya waktu saat melakukan pekerjaan dengan mesin, makan waktu ini dapat dikatakan waktu pemulihan juga, karena arena tangan kita hanya menggunakan satu tangan saja saat melakukan mesin, kecuali mesin itu digerakkan ddengan menggunakan kedua tangan, tapi tetap tidak perlu tenaga yang besar.

Untuk mengubah nilai resiko kekurangan periode pemulihan menjadi unsurperiode pemulihan (Fr), dapat dilihat pada Tabel 2.6

Tabel 2.6 Nilai Resiko Kekurangan Periode Pemulihan dan UnsurPeriode Pemulihan (Fr) Nilai Resiko Kekurang an Periode Pemulih an 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Fr 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,45 0,25 0,1 0

(Sumber : Buku “Handbook Of Human Factors And Ergonomics Methods, 2004”)

ii. Unsur Resiko Tambahan (Additional Risk Factors)

Tidak termasuk dalam unsur resiko primer, unsur tambahan bukan karena kurang penting, tetapi karena unsur ini tidak didapatkan disetiap pekerjaan. Adapun unsurtambahan fisik-mekanik yang meliputi:

1. Menggunakan sebuah alat yang getarnya berlebihan.

2. Tekanan yang berlebihan yang dirasakan oleh tangan selain telapak tangan oleh mesin yang digunakan

3. Kepanasan ruangan

4. Objek yang digunakan terlalu licin, bias berbahaya.

5. Melakukan gerakan tiba-tiba, contohnya terkena sesuatu benda.

(13)

iii. Klasifikasi Hasil OCRA Index

Setelah melakukan perhitungan Ocra Index, setelah itu perlu adanya klasifikasi hasil Ocra Index. Dibawah ini tabelnya:

Tabel 2.9 Klasifikasi Hasil OCRA Index

≤ 1 Green Optimal

1 – 2 Green Hasil bias diterima

2 – 3.4 Yellow Hasil perlu diperiksa kembali 3.5 –

4.4 Red-Low

Hasil untuk menyatakan resiko rendah

4.5 – 9,0

Red- Medium

Hasil untuk resiko menengah

(14)

iv. Kelebihan dan Kelemahan OCRA Index

Manfaat dari metode Ocra Index adalah bisa menjadi panutan dalam menentukan sebuah unsur resiko cedera kerja. Ocra Index sebuah metode yang dinyatakan oleh para ahli K3 menjadi sebuah metode yang dipercaya hasilnya paling akurat untuk menghitung dan menentukan factor resiko cedera (musculoskeletal disorders). Metode Ocra menjadi sebuah alat ukur dalam membentuk sebuah gerakan/gerakan teknis karyawan dalam bekerja, agar tidak terganggu dengan hal yang buatnya merasakan rasa sakit saat melakukan aktivitas yang sifatnya repetitive.

Kelemahan dari metode Ocra Index ini adalah, peneliti atau orang menganalisa harus membuat sebuah video slowmotion, agar mengetahui dan melihat dengan jelas gerakan/gerakan teknis setiap karyawan pada department produksi. Dan perlu adanya data Nordic Body map untuk membantu melihat celah yang tekecil kenapa bisa cedera..

2.2.7. Pemilihan Metode dan Perbedaan Metode

Dalam resiko postur kerja dapat dihitung dengan beberapa metode serta keluhan-keluhan yang dialami oleh operator di lini produksi. Dalam menganalisis terjadinya Musculoskletal Disorders ada dua metode yang paling tepat untuk menganalisis terjadinya cedera. Metode Occupational Health Safety Council of Ontario (Ocra) dan Metode Quick Exposure Checklist (QEC). Berikut penjelasan dari masing-masing metode, beserta kesimpulan alasan saya mengambil metode ocra sebagai metode yang saya selesaikan untuk memecahkan masalah terjadinya Musculoskletal Disorders (cedera).

Metode Quick Exposure Checklist (QEC) digunakan untuk mengetahui risiko cedera pada otot rangka/sistem muskuloskeletal (muscoluskeletal disorder) yang menitik beratkan pada tubuh bagian atas yakni punggung, leher, bahu, dan pergelangan tangan. Memangsekilas kita melihat pengertian dari metode ini sama, hanya saja yang membedakan kedua

(15)

metode ini adalah fungsinya lebih terpirinci, kalau fungsi dari OCRA itu sendiri lebih menganalisis postur tubuh bagian atas yang bergerak selama 1 shift kerja atau pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang, kalau fungsi dari QEC itu sendiri lebih menganalisis postur tubuh bagian atas yang bertujuan untuk menghitung energi yang dikeluarkan dalam 1 stasiun kerja. Dari data yang saya dapatkan dari melalui metode therblig (kuisoner). Saya menyimpulkan >70 % pekerja di bagian lini produksi mengalami cedera tubuh bagian atas dan sering mengerjakan pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang. Oleh sebab itu saya mengambil metode OCRA sebagai pemecahan masalah di lini produksi ini

(16)

Gambar

Gambar 2.1 Gerakan teknis bahu  c.  Gerakan siku
Gambar 2.2 Gerakan teknis siku (elbow joint)  d. Gerakan pergelangan tangan (diliat pada gambar 2.3)
Gambar 2.4 Contoh kalkulasi durasi kerja dan  Istirahat
Tabel 2.6 Nilai Resiko Kekurangan Periode Pemulihan dan  UnsurPeriode Pemulihan (Fr)  Nilai  Resiko  Kekurang  an  Periode  Pemulih  an  0  1  2  3  4  5  6  7  8  Fr  1  0,9  0,8  0,7  0,6  0,45  0,25  0,1  0
+2

Referensi

Dokumen terkait

sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia baik secara individu maupun secara kelompok dan akibat dari hubungan

10 Roeslan Salah, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta, 1987, hlm.61. Gerakan yang menentang pidana mati bukanlah sekedar suatu usaha atau perjuangan yang

Botol yang keluar dari  filler   filler   dan  dan crowner  crowner   selanjutnya akan dibasuh dengan  selanjutnya akan dibasuh dengan air yang bertujuan untuk membersihkan

Maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran kimia melalui pendekatan science technology literacy materi pokok larutan penyangga

Definisi underground economy yang dipakai dalam penelitian ini adalah sesuai definisi menurut Vito Tanzi yaitu pendapatan yang didapat dari aktivitas ekonomi yang

Dalam proyek akhir ini sensor yang digunakan adalah sensor CMPS03 Sensor yang berfungsi untuk arah kurub bumi yang suadah dikalibrasi sebelumnya.Saat sensor kompas di

Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana jumlah wajib pajak badan dan pemeriksaan pajak dapat mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan dengan menggunakan unit