• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PELAYANAN PUBLIK DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM MARASA DI DESA RALLEANAK UTARA KECAMATAN ARALLE KABUPATEN MAMASA. Disusun dan Diusulkan Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PELAYANAN PUBLIK DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM MARASA DI DESA RALLEANAK UTARA KECAMATAN ARALLE KABUPATEN MAMASA. Disusun dan Diusulkan Oleh:"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

DI DESA RALLEANAK UTARA KECAMATAN ARALLE KABUPATEN MAMASA

Disusun dan Diusulkan Oleh: ISWAR

Nomor Induk Mahasiswa : 105640189514

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

i

PELAYANAN PUBLIK DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM MARASA DI DESA RALLEANAK UTARA KECAMATAN ARALLE KABUPATEN

MAMASA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Serjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diusulkan Oleh: ISWAR

Nomor Induk Mahasiswa : 105640189514

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)

ii

Kabupaten Mamasa

Nama Mahasiswa : Iswar

Nomor Stambuk : 105640189514

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyetujui :

Pembimbing I

Dr. H. Ansyari Mone, M.Pd

Pembimbing II

Hamrun, S.IP., M.Si

Mengetahui:

Dekan

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si

Ketua Jurusan

(4)

iii

PENERIMAAN TIM

Telah di terima oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor: 0170/FSP/A.3-VIII/VIII/42/2021 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh Gelar Sarjana (S1) dalam Program Studi Ilmu Pemerintahan di Makassar pada hari Sabtu, 24 April 2021.

TIM PENILAI

Ketua Sekretaris

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si

NBM: 730727 NBM: 1084366

Penguji :

1. Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd (Ketua) ( )

2. Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si ( )

(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Iswar

Nomor Stambuk : 105640189514

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Dengan ini menyatakan bahwa hasil Penelitian dengan judul Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa adalah sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain, tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas Pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Makassar, 20 Januari 2021 Yang menyatakan

(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada terhitung kepada seluruh makhluknya terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat kepada Nabi kita Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita di akhir zaman. Dengan keyakinan ini sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang saya ajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiayah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Dr. H. Ansyari Mone, M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Hamrun, S.IP. M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Secara khusus penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepadakedua orang tua tercinta dan tersayang Amirullah dan Ibunda Suria yang sangat berjasa dalam membesarkan, merawat dan memberikan pendidikan sampai jenjang saat ini, yang tidak pernah bosan untuk mendoakan, menyemangati, memotivasi serta memberikan bantuan moril maupun materil. Dan tak lupa pula

(7)

vi

kasih sayang yang tak hentinya beliau berikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse. M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program S1 Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi ilmu kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

Makassar, 10 Maret 2021 Penulis

(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan……… ii

Penerimaan Tim ... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Kata Pengantar ... v Daftar Isi ... vi Abstrak ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Penelitian Terdahulu ... 7

B. Konsep dan Kerangka Teori ... 10

1. Konsep Reformasi Birokrasi ... 10

2. Konsep Pelayanan Publik ... 12

3. Konsep Electronic Government ... 15

C. Kerangka Pikir ... 22

D. Fokus Penelitian ... 23

E. Deskripsi Fokus Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 26

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 26

C. Sumber Data ... 27

D. Informan Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisi Data ... 29

(9)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN....……….... 32

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitan………. 32

B. Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa Di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa... 35

1. Efisiensi ... 37

2. Tingkat Kepercayaan Masyarakat... 43

3. Realibilitas... 48

4. Dukungan Kepada Masyarakat... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN... 64

(10)

ix ABSTRAK

ISWAR (2021). Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa Di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa. Di Bimbing Oleh :H. Ansyari Mone dan Hamrun.

Penelitian ini membahas tentang pelayanan publik dalam implementasi program marasa di Desa Ralleanak Utara, dan mengetahui tentang penerapan Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa Di Desa Ralleanak Utara

Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa.Mudahnya pelayanan birokrasi

desa/administrasi saat ini tidak terlepas dari peranan transformasi digital. Perkembangan teknologi saat ini membawa banyak perubahan ke berbagai aspek, tidak terkecuali aspek pelayanan administrasi masyarakat, sehingga membuat pengurusan administrasi dapat berlangsung lebih mudah, cepat dan juga sederhana.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipedeskriptif kualitatif, jumlah informan sebanyak enam orang. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi,teknik analisa data, pengumpulan data,reduksi, penyajian, penarikan kesimpulan sedangkan keabsahan data menggunakan triangulasi,waktu,teknik sumber data.Wawancara tersebut di lakukan kepada informan yang di pilih secara sengaja oleh peneliti dengan memperhitungkan bahwa yang bersangkutan mengetahui masalah yang di teliti.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sistem pelayanan publik dalam implementasi program marasa di Desa Ralleanak Utara ini berjalan cukup maksimal, walaupun masih ada kendala dalam penerapannya.Salah satunya yaitu masih kurangnya tenaga birokrasi yang professional untuk bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat desa sebagai sasaran dari program yang dijalankan oleh pemerintah desa. Aapakah program itu efektif untuk pelayanan umum atau tidak. Hasil penelitian diketahui bahwa program MARASA bisa memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam hal pelayanan, terutama dalam hal keterbukaan informasi publik untuk bisa menghindari hal-hal yang tidak sesuai prosedur yang ada dengan memberikan program internet gratis kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa lebih aktif lagi dalam berpartisipasi untuk mempercepat.

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang terjadi di Indonesia saat ini tidak mungkin dihindari. Gejalaini merupakan keniscayaan, dimana negara-negara di dunia semakin terintegrasi ke dalam sistem teknologi dan informasi internasional. Salah satudampak dari terintegrasinya system teknologi dan informasi ini ialahsemakin dibutuhkannya sumberdaya manusia yang handal untuk mengakomodasi perubahan, baik dilingkungan domestik maupun publik, Memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi ini. Implikasinya jelas akan ada, terutama pengurangan kebutuhan tenaga manusia yang tidak handal yang secara otomatis akan tergantikan oleh tenaga manusia yang handal serta memahami pekerjaannya dengan menggunakan sistem teknologi dan informasi yang semakin sophisticated (Hodge dkk, 2003).

Birokrasi yang berorientasi pelayanan prima kepada publik menjadi tuntutan yang masuk akal. Reformasi birokrasi merupakan proyek nasional, yang harus didekati dengan berbagai disiplin ilmu, namun tetap terintegrasi dengan baik. Salah satu pendekatan yang niscaya diambil dalam menjalankan cita-cita baik itu adalah pendekatan teknologi, bahkan dalam setiap lini kehidupan. Dalam praktik usaha penyelenggaraan pelayanan publik oleh birokrasi, ada beberapa terminologi yang digunakan untuk mendekati problem digital birokrasi seperti ini. Terminologi electronic administration (e-adm) misalnya, merupakan substitusi ungkapan electronic government (e-gov) yang diberikan untuk suatu pemerintah

(12)

yang mengadopsi teknologi yang berbasis internet, intranet yang dapat melengkapi dan meningkatkan program dan pelayanannya (Mustafadidjaya, 2003). Ada lagi yang mengatakan sebagai digital government, dan lain sebagainya. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan pelayanan yang berakhir pada kepuasan yang terbaik kepada pengguna jasa, dalam hal ini adalah publik.

Kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur negara kini masih juga banyak terlihat kelemahan yang berakibat pada rendahnya kualitas pada birokrat. Bukti yang ada yaitu dijumpai dengan adanya berbagai keluhan yang berasal dari masyarakat madani tersebut termuat dalam beberapa media massa cetak maupun elektronik, sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan kepada citra buruk birokrat pemerintah sebagai unsur penyelenggaraan pelayanan publik yang efisien. Maka dari itu, pembangunan desa tidak akan terlepas daripada partisipatif aktif semua unsur pemerintah, Masyarakat mupun pihak swasta yang berkepentingan (Widjaya, 2008).

Pemerintah desa merupakan suatu kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa yaitu kepala desa dan perangkat desa.Pemerintahan Desa menurut HAW. Widjaja (2003) dalam bukunya “Otonomi Daerah” Pemerintahan Desa diartikan sebagai: “Penyelenggaraan Pemerintah Desa merupakan Subsistem dari system penyelenggaraan Pemerintah, sehingga Desa memiliki Kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati”.

(13)

Pemerintah desa adalah suatu kegiatan penyelenggaraan pemerintah yang dijalankan oleh kepala desa beserta jajaran pengurusnya dalam menjalankan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Dimana salah satu bentuk pengejawantahan dari aparatur negara disamping abdi Negara juga termasuk kedalam abdi masyarakat atau yang bisa dimaksud yaitu pelayanan publik oleh birokratisasi.Pelayanan publik oleh birokrasi publik dimaksudkan sebagai pemberi layanan bagi keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan dalam sebuah organization itu sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.

Mudahnya pelayanan birokrasi desa/administrasi saat ini tidak terlepas dari peranan transformasi digital. Perkembangan teknologi saat ini membawa banyak perubahan ke berbagai aspek, tidak terkecuali aspek pelayanan administrasi masyarakat. sehingga membuat pengurusan administrasi dapat berlangsung lebih mudah, cepat dan juga sederhana. Guna meningkatkan sistem manajemen pemerintahan desa harus dilakukan penataan administrasi supaya bisa bekerja secara efisien dan efektif. Proses penataan administrasi desa sendiri adalah pencatatan informasi dan data untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa. Karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan pelaksanaan administrasi.

Pemerintah provinsi Sulawesi Baratlaunching Internet Program Marasa, Saat ini sebanyak 32 desa dari 70 desa Lokasi Khusus (Lokus) program Marasa telah menikmati layanan internet, melalui jalur akses yang paling stabil yakni jaringan kabel Fiber Optik (FO). Empat kabupaten di Sulbar menerima

(14)

pemasangan internet masing-masing lima titik di setiap desa termasuk Kabupaten Mamasa yaitu di Desa Tondok Bakaru, Ralleanak Utara, Balla Santaneteang, Minanga dan Sendana. Penyediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai sangat diperlukan agar pemerintah dan masyarakat desa dapat terhubung dengan jaringan global, kemudahan dalam menggunakan website dan kualitas informasi yang disediakan.

Masyarakat di Desa Ralleanak Utara sebagai pengguna layanan dapat mendapatkan bantuan saat membutuhkan jaringan internet.Dimensi akhir ini berkaitan dengan interaksi masyarakat dengan pemerintah, agar supaya pemerintah benar-benar memperhatikan kebutuhan warganya, diharapkan kedepan melalui jaringasn optik ini masyarakat bisa lebih mandiri dan cerdas. Kurangnya akses internet di desa Ralleanak Utara sangat menyulitkan warga masyarakat jadi dengan adanya program iniefisiensi dalam kejelasan dan kemudahan untuk mengakses hal itu tentu akan mempermudah masyarakat mengakses informasi dari luar wilayah, sehingga kehadiran fasilitas akses internet diharapkan dapat digunakan dalam hal yang bermanfaat, baik oleh pemerintah desa maupun masyarakat setempat, Harapan kedepannya adalah kelayakan dan kecepatan mengakses melalui jaringan yang tersedia memiliki tingkat akses yang lebih cepat apalagi di era sekarang ini yang menuntut pelbagai kalangan masyarakat baik anak sekolahan, kuliahan, pegawai dan lain-lain membutuhkan akses jaringan yang lebih cepatdalam memudahkan masyarakat yang tertinggal, dalam mendukung pencapaian pelayanan yang optimal kepada masyarakat.Pemberian layanan internet ini, untuk mendukung program birokrasi digital khususnya untuk

(15)

percepatan pencapaian pelayanan public yang cepat dan tepat.Selain itu, juga dimaksudkan untuk membantu tugas-tugas aparat penyelenggara pemerintah desa, serta dapat dimanfaatkan masyarakat setempat, baik petani, pengusaha dan pelajar dalam memenuhi kebutuhan informasinya masing-masing.

Namun penerapan layanan birokrasi digital ini masih mengalami keterhambatan dalam proses penerapannya berupa sarana serta prasarana yang belum memadai diantaranya masalah jaringan yang kurang bagus serta listrik yang belum merata sampai masalah sumberdaya manusia baik itu di kalangan pemerintah desa sebagai penyedia layanan maupun masyarakat sebagai pengguna layanan.

Dengan demikian berdasarkan darilatarbelakangdiatas, Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan “Pelayanan Publik Dalam

Implementasi Program Marasa di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan pelayanan publik dalam implementasi program marasa di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan pelayanan publik dalam implementasi program marasa di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa.

(16)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Akademik

Penelitian ini diharapkan mempunyai implikasi teoritis dalam

pengembangan ilmu pemerintahan khususnya persoalan birokrasi digital dalam pelayanan publik sebagai bagian dari terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

2. Secara Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan pula mempunyai implikasi praktis yang dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan kualitas birokrasi digital dalam pelayanan publik di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa

(17)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan atau referensi dalam penelitian ini sebagai pembeda, pendukung serta tambahan untuk menganalisa kajian perbedaan maupun persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang digunakan sebagai berikut :

Nama Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian Wibawa & Antarini (2020)

“Sistem Digital Tata Kelola Pemerintahan Daerah (Digital Local

Government)” Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif

sistem digital dengan

berbagai programnya,

seperti website, SMS

Center/Call Center, e-paper,

Pelayanan Terpadu Satu

Pintu(PTSP), e-ktp,

planning, budgeting,

e-procurement, e-warehouse

mampu mendorong

peningkatan transparansi

pengelolan anggaran daerah. Wienarni, (2019) “Pengembangan Birokrasi Digital Di Indonesia” Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif

e-gov dibangun berdasarkan visi, misi, dan strategi dan program yang sudah ada

dalam keputusan politik

suatu daerah. Kendala lain yang sifatnya non teknis

misalnya adalah belum

didukung oleh sistem

pengelolaan yang tertuang dalam standard operating procedure (SOP) penerapan e-gov dan juga jumlah maupun kompetensi SDM

yang dapat mendukung

penerapan e-gov Pratama, (2020). “Pola Interaksi Penyelenggaraan Pemerintah Desa Kemiri Kecamatan Metode penelitian kualitatif dengan

a. Tata kelola pemerintah

Desa Kemiri terus

berupaya

(18)

Pacet dalam Mengoptimalkan Pelayanan Publik di Era Revolusi Industri 4.0.

pendekatan deskriptif

yang konvensional ke

bentuk datebase digital, b. Pola interaksi masyarakat

dengan pemerintah desa

masih tergolong

tradisional karena masih

belum terlihat akan

manfaat internet seperti google atau change.org dalam membuat survey publik atas masalah atau

isu yang terjadi di

masyarakat desa,

c. Tantangan pada pola

interaksi dengan kontak

maupun komunikasi

terlihat pada kurangnya

partisipasi aktif

masyarakat dalam

bergotong royong terkait

pembangunan Desa

Kemiri.

d. Beberapa solusi yang

diselesaikan dalam

mengatasi berbagai

tantangan dalam proses interaksi pemerintah desa kepada masyarakat yaitu

berusaha dalam

memberikan penyelenggaraan

pemerintahan desa yang

transparan, akuntabel,

efektif dan efisien seperti menggunakannya aplikasi

siskeudes untuk

memperkecil peluang

patologi pada birokrasi semacam korupsi yang terstruktur pada kalangan birokrat desa.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas, maka dapat digambarkan bahwa ada beberapa hal persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu

(19)

dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan penelitian terdahulu seperti yang telah dilakukan oleh Wibawa dan Antarini (2020) dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah terletak pada upaya pemanfaatan teknologi informasi yang digunakan sebagai media transparansi pemerintah kepada masyarakat seperti transparansi pengelolaan anggaran daerah dengan media website, sms center/call center, e-peper dan lainnya. Sementara itu, persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang terletak pada penggunaan system digital oleh pemerintah sebagai upaya dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat secara umum.

2. Selanjutnya dapat dilihat persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dari Wienarni (2019) dengan hasil penelitiannya bahwa upaya pengembangan birokrasi dilakukan berdasarkan pada visi misi daerah terkait yang belum optimal karena belum adanya standar operasional prosedur (SOP) yang matang. Sementara itu, kesamaan dari penelitian ini adalah berupaya dalam hal penerapan elektronik government sebagai media pelayanan publik.

3. Pratama (2020) berbicara tentang upaya pelayanan publik secara online yang berfokus pada upaya pengintegrasiaan arsip lama dalam bentuk database digital. Sedangkan pada penelitian yang sekarang berfokus pada upaya pemerintah dalam pengadaan jaringan komunikasi (jaringan internet) sebagai media atau saluran komunikasi antara pemerintah dan

(20)

masyarakat. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang terletak pada upaya pemaanfaatan teknologi informasi.

B. Konsep dan Kerangka Teori 1. Konsep Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik diarahkan untuk menciptakan kinerja birokrasi yang professional dan akuntabel. Birokrasi dalam melakukan berbagai kegiatan perbaikan pelayanan diharapkan lebih berorentasi pada kepuasan pelaggan, yakni masyarakat pengguna jasa. Kepuasan total dari masyarakat pengguna jasa tersebut dapat dicapai apabila birokrasi pelayanan menempatkan masyarakat sebagai pengguna jasa dalam pemberian pelayanan. Perubahan paradikma pelayanan publik tersebut diarahkan pada perwujudan kualitas pelayanan prima kepada publik, melalui instrument pelayanan yang memiliki orientasi pelayanan lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah (Dwiyanto, 2006).

Reformasi birokrasi bukan proses yang berlangsung dalam ruang hampa, keberhasilan implementasinya bergantung kepada reformasi dalam sector-sektor terkait lainnya, terutama sektor publik, hukum, ekonomi, dan administrasi publik. Pembenahan sektor politik diperlukan untuk menjamin konsistensi dan keberlanjutan komitmen politik dari para pengambil kebijakan.Pembenahan sector hukum diperlukan untuk menyediakan perangkat hukum yang diperlukan dalam rangka reformasi birokrasi, terutama terkait dengan pemberantasan KKN. Penegakan hukum juga menjadi kata kunci yang penting untuk menjamin agar terjadi perubahan kultur birokrasi kearah yang lebih professional dan beretika.

(21)

Sementara pembenahan dalam sektor perekonimian diperlukan untuk menjamin agar reformasi birokrasi dalam jangka panjang didukung oleh kapasitas keuangan yang memadai dan senantiasa terintegrsi dengan pembenahan dalam system anggaran, sehingga prinsip efisiensi dapat dicapai. Perubahan-perubahan dalam berbagai dimensi tersebut memerlukan pendekatan dan dukungan system administrasi publik yang mengindahkan nilai dan prinsip-prinsip good

governance, sumber daya manusia aparatur Negara (pejabat publik, dan karier)

yang memiliki integritas, kopetensi, konsistensi dalam menerapkan perinsip-prinsip tersebut, baik dalam jajaran eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Reformasi birokrasi sebagai upaya trasformasi atau perubahan yang direncanakan merupakan proses yang berkelanjutan. Karena itu, setiap upaya yang telah dilakukan dalam setiap tahapan reformasi perlu dievaluasi sehingga setiap kendala yang muncul dapat segera ditangani. Pentahapan reformasi birokrasi merupakan panduan yang perlu dijabarkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan organisasi pemerintah, baik dipusat maupun didaerah. Keberhasilan reformasi birokrasi ditentukan juga oleh kreatifitas dan inovasi dari setiap pelaksana. Selain itu sharing pegalaman dan best practices juga diperlukan sebagai media untuk mengembangkan praktik-praktik pengelolaan pemerintahan berbasis pengetahuan, sekaligus untuk mempertahankan semangat reformasi birokrasi, hal tersebut tidak hanya dikalangan aparat birokrasi pemerintahan tapi juga dari seluruh stakeholders. Reformasi birokrasi harus mendorong prktik pemerintahan yang semakin terbuka (trasparan) yang melibatkan aktor diluar birokrasi pemerintahan sebagai stakeholders pemerintahan. Dengan kata lain,

(22)

reformasi birokrasi menjadi sarana perwujudan paradigm baru pemerintahan dari paradigm government keparadigma governance. (Suaedi, 2010).

Reformasi aparatur Negara adalah prasyarat mutlak yang diperlukan untuk menjamin berlangsungnya penggeolaan pemerintahan yang demkrasi serta system ekonomi yang dapat menciptakan keadilan sosial bagi semua.Stategi dan kebijakan penataan kelembagaan yang ditempuh oleh pemerintah selama ini belum menjadikan budaya bangsa tersebut sebagai landasan dalam reformasi kelembagaan.Akibatnya, reformasi kelembagaan yang telah dilakukan bukannya menciptakan landasan kelembagaan yang semakin mantap dan semakin kuat untuk melaksanakan pemerintahan buat mencapai cita-cita bangsa.Bahkan sebaliknya, komplikasi baru timbul yaitu ancaman entropi pemerintahan nampak semakin nyata dan semakin menggancam kelangsungan pemerintahan. Sebagai bagian integral dari reformasi aparatur Negara, perlu dilakukan overhaul besar-besar pada birokrasi pemerintah, yang mencakup penerapan model manajemen baru, system kepegawaian baru termasuk penerapan system penggajian dan jaminan sosial yang lebih rasional, serta penerapan aplikasi teknologi informasi modern dalam manajemen pemerintahan. Tanpa reformasi yang komprehensif tersebut, sukar mengharapkan akan terjadinya peningkatan kinerja birokrasi secara mendasar (Effendi, 2012).

2. Konsep Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sebagaimana

(23)

telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Karenanya Birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang baik dan professional (Irsan, 2012).

Menurut Moenir (Rosyada, 2016) Pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Tujuan pelayanan publik adalah mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya dan cara mengaksesnya yang direnecanakan dan disediakan oleh pemerintah. Berkaitan dengan layanan publik yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat, menurut Thoha (Saputro, 2015) Pelayanan publik yang profesional artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dan pemberi layanan (aparatur pemerintah) dengan ciri sebagai berikut:

a. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran.

b. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.

c. Kejelasan dan kepastian (transparan) mengandung akan arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai: Prosedur/tata cara pelayanan ; Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan

(24)

administrative; Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan; Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya; Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.

d. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan satuan kerja/pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

e. Efisiensi, mengandung arti :

1) Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang berkaitan.

2) Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.

f. Ketepatan, waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan g. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa

yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani. h. Adaptif, cepat menyelesaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan, keinginan

(25)

dan aspirasi masyarakat yang dilayani yang senantiasa mengalami tumbuh kembang.

Lebih lanjut Thoha (Saputro, 2015) mengatakan, secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah tanpa memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayanan masyarakat (public service function), fungsi pembangunan (development function) dan fungsi perlindungan (protection

function) Sementara menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

No./KEP/25//M.PAN/2/2004 Pelayanan publik adalah segala kegiatan

pelaksanaan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dari pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pelayanan publik adalah suatu proses kegiatan yang menjadi tugas pokok atau tanggung jawab para aparatur pemerintah negara ataupun daerah guna memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat baik berupa pelayanan administratif ataupun pelayanan jasa demi tercapainya tujuan negara yakni kesejahteraan masyarakatnya.

3. Konsep Electronic Government

Electronic Government menurut Adriwati (Jumiati, 2010) yaitu sistem

informasi yang menggunakan internet dan teknologi digital lain untuk melakukan transaksi, pelayanan publik, komunikasi, koordinasi dan manajemen organisasi pemerintah, yang meliputi layanan government togovernment, government to

(26)

informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasidan pelayanan kepada masyarakat, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.Untuk itu harus ada inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan public agar proses penyelenggaraan pelayanan publik yang dimaksud menjadi lebih efisien, efektif, transparan, danakuntabel.

E-government diperuntukkan kedalam: (a). pemerintah yang menggunakan

teknologi, khususnya aplikasi internet berbasis web untuk meningkatkan akses dan delivery/layanan pemerintah kepada masyarakat, partner bisnis, pegawai, dan pemerintah lainnya; (b). suatu proses reformasi didalam cara pemerintahan bekerja, berbagai informasi dan memberikan layanan kepada internal dan eksternal klien bagi keuntungan baik pemerintah, masyarakat maupun pelaku bisnis; dan (c) pemanfaatan teknologi informasi seperti wide area network (WAN), internet, world wide web, computer oleh instansi pemerintah untuk menjangkau masyarakat, bisnis dan cabang-cabang pemerintah lainnya untuk memperbaiki layanan kepada masyarakat, memperbaikilayanan kepada dunia bisnis dan industri, memberdayakan masyarakat melalui akses kepada pengatahuan dan informasi, membuat pemerintah bekerja lebih efisiendan efektif (Habibullah, 2010).

Dengan adanya e-government dapat memangkas jalur birokrasi yang ada sebelumnya. E-government bertujuan untuk meningkatkan akses warga negara terhadap jasa-jasa layanan publik pemerintah, meningkatkan akses masyarakat ke sumber-sumber informasi yang dimiliki pemerintah menangani keluhan masyarakat dan juga persamaan kualitas layanan yang bias dinikmati oleh

(27)

seluruh warga Negara. Penggunaan teknologi informasi mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi serta dapat mengurangi korupsi dengan cara meningkatkan transparansi dan akuntabilitas lembaga publik.

Kebijakan tentang penataan e-government diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan

e-Government. Untuk menjamin keterpaduan system pengelolaan dan

pengolahan dokumen dan informasi elektronik dalam mengembangkan pelayanan public yang transparan, pengembangan e-government pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 terdapat tujuan strategis e-government yang perlu dilaksanakan melalui 6 (enam) strategi. Strategi e-government adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas.

b. Menata system manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonomi secara holistik.

c. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.

d. Meningkatkan peranserta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi.

e. Mengembangkan kapasitas SDM baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat.

f. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan-tahapan yang realistik dan terukur.

(28)

Berdasarkan Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, pengembangan e-government harus dilaksanakan secara harmonis dengan mengoptimalkan hubungan antara inisiatif masing-masing instansi dan penguatan kerangka kebijakan untuk menjamin keterpaduannya dalam suatu jaringan sistem manajemen dan proses kerja.

1. Government To Citizens (Pemerintah ke Masyarakat)

Dalam G-to-C ini aplikasi e-government yang paling umum yakni dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai aplikasi teknologi informasi untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat. Tujuan utama dari aplikasi G-to-C ini adalah untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Contohnya dalam pembuatan E-KTP, SIM, STNK, dll.

2. Government To Business (Pemerintah ke Pelaku Usaha)

Dalam model G-to-B ini merupakan tipe yang mendekatkan antara pemerintah dengan pelaku usaha (pebisnis). Karena sangat dibutuhkan relasi yang sangat baik, antara pemerintah dengan kalangan bisnis. Diperlukannya relasiantara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk memperlancar para praktisi bisnis dalam menjalankan bisnisnya, namun lebih jauh lagi banyak hal yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi yang baik dan efektif dengan industri swasta. Contohnya seperti pada proses perizinan pendirian usaha dan investasi, pengadaan lelang oleh pemerintah,

(29)

dan kegiatan lain yang membutuhkan informasi secara online bagi pelaku usaha.

3. Government To Governments (Pemerintah ke Pemerintah)

Kebutuhan untuk berinteraksi antar satu pemerintah dengan pemerintah setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-hal yang berbau diplomasi, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar Negara (masyarakat, industri, perusahaan, dan lain-lain) dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan

administrasi perdagangan. Contohnya dalam aplikasi yang dapat

menghubungkan antara kantor-kantor pemerintah setempat dengan sejumlah kedutaan-kedutaan besar atau konsulat jenderal untuk membantu penyediaan data dan informasi akurat yang dibutuhkan oleh para warga negara asing yang sedang berada di Indonesia.

4. Government To Employees (Pemerintah ke Aparat/Pegawai)

Aplikasi e-government juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat. Contohnya sistem asuransi kesehatan dan pendidikan bagi para pegawai pemerintahan yang telah terintegrasi dengan lembaga-lembaga kesehatan (rumah sakit, poliklinik, apotik, dsb). Institusi-institusi pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, kejuruan, dll) untuk menjamin tingkat kesejahteraan karyawan beserta keluarganya. (Sinaga & Suwitri, 2014).

Menurut Nugroho (Istiyanto, 2012) tahapan perkembangan implementasi

(30)

government sebagai berikut:

a) Web Presence, yaitu memunculkan website daerah diinternet. Dalam tahap ini, informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam website pemerintah.

b) Interaction, yaitu web daerah yang menyediakan fasilitas interaksi antara masyarakat dan Pemerintah Daerah. Dalam tahap ini, informasi yang ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan komunikasi

Email dalam website pemerintah.

c) Transaction, yaitu web daerah yang selain memiliki fasilitas interaksi juga dilengkapi dengan fasilitas transaksi pelayanan publik dari pemerintah. d) Transformation, yaitu pelayanan dari pemerintah meningkat secara

terintegrasi.

Studi menyeluruh terkait tentang kualitas pelayanan e-government

menyebutkan bahwa terdapat empat indikator kualitas pelayanan e-government berdasarkan literatur terdahulu dan persepsi pengguna layanan, antara lain efisiensi (efficiency), kepercayaan (trust), reliabilitas (reliability), dan dukungan kepada masyarakat (citizensupport), (Azmi & Asmarianti, 2019). 1. Efisiensi (Efficiency)

Efisiensi dalam konteks ini merupakan kemudahan dalam menggunakan website dan kualitas informasi yang disediakan. Efisiensi juga berarti kejelasan dan kemudahan untuk mengikuti struktur website, efektivitas menusearch (mesin pencari) dalam web dan sebaik apa diorganisir, sebaik apa website menyesuaikan kebutuhan masing-masing pengguna layanan, dan serinci apa

(31)

informasi ditampilkan disitus, apakah informasinya disediakan oleh situs ini actual (uptodate), dan tersedianya informasi yang cukup tentang cara mengisi formulir yang disediakan oleh situs.

2. Kepercayaan (trust)

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap situs tersebut bahwa situs tersebut bebas dari gangguan dan bahwa situsini melindungi informasi pribadi. Aspek ini membahas mengenai keamanan dalam mendapatkan username dan

password dan seberapa banyak data pribadi yang dibutuhkan untuk otentifikasi

di website tersebut, pengarsipan secara aman data yang dimasukkan ke dalamsitus ini dan apakah data yang disediakan oleh masyarakat hanya digunakan sesuai tujuan awal memasukkan data.

3. Reliabilitas (Reliability)

Reliabilitas berarti kelayakan dan kecepatan mengakses, menggunakan, dan menerima layanan darisitus. Dimensiini mencakup pula kecepatan mengunduh formulir dari situs e-government, apakah situs tersedia dan dapat diakses kapan pun masyarakat membutuhkannya, sejauh mana situs dalam memberikan layanan berhasil pada percobaan pertama, apakah layanan yang disediakan oleh situs tepat waktu, seberapa cepat halaman situs diunduh, dan apakah situs

e-government berfungsi dengan baik dengan browser jenis apapun.

4. Dukungan Kepada Masyarakat (citizensupport)

Aspek ini menjamin bahwa masyarakat pengguna layanan dapat mendapatkan bantuan saat dibutuhkan. Dimensi akhir ini berkaitan dengan interaksi masyarakat dengan customerservice dibagian helpdesksitus saat mereka

(32)

mengalami beberapa kesulitan dalam interaksi mereka dengan situs e-government yang merekaakses. Aspek ini berkaitan dengan minat/antusiasme yang ditunjukkan oleh customerservice dalam memecahkan masalah pengunjung situs, yang dapat dilihat dari respon cepat dari customerservice terhadap pertanyaan pengguna layanan, dan pengetahuan customer service untuk menjawab pertanyaan pengguna layanandan tingkat kepercayaan diri

customerservice dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi

pengguna layanan. C. Kerangka Pikir

Mudahnya pelayanan birokrasi desa/administrasi saat ini tidak terlepas dari peranan transformasi digital dan bagaimana penerapan pelayanan publik dalam implementasi program marasa di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa?

Perkembangan teknologi saat ini membawa banyak perubahan ke berbagai aspek, tidak terkecuali aspek pelayanan administrasi masyarakat.sehingga membuat pengurusan administrasi dapat berlangsung lebih mudah, cepat dan juga sederhana. Guna meningkatkan sistem manajemen pemerintahan desa harus dilakukan penataan administrasi supaya bisa bekerja secara efisien dan efektif. Proses penataan administrasi desa sendiri adalah pencatatan informasi dan data untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa. Karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan pelaksanaan administrasi.

Melihat beberapa penjelasan diatas, sangatlah penting untuk melakukan penelitian terhadap “Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa di

(33)

Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa” dengan menggunakan indikator kualitas pelayanan e-government berdasarkan literatur terdahulu dan persepsi pengguna layanan,antara lain efisiensi (efficiency), kepercayaan (trust), reliabilitas (reliability), dan dukungan kepada masyarakat (citizensupport), (Azmi & Asmarianti, 2019). Berikut gambaran bagan kerangka pikir dalam penulisan ini :

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir D. Fokus Penelitian

Pembatasan fokus Penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan masalah maupun data yang dikumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan dari masalah agar peneliti dengan mudah dalam pencarian data, maka lebih dahulu

Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten

Mamasa

Indikator

Kualitas Pelayanan Publik 1. Efisiensi

2. Kepercayaan 3. Reliabilitas 4. Dukungan kepada

Masyarakat

(Azmi & Asmarianti, 2019).

Efektifnya Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa

(34)

ditetapkan fokus penelitian yaitu penerapan pelayanan publik dalam implementasi program marasa dengan indikator penelitian : efisiensi (efficiency), kepercayaan (trust), reliabilitas (reliability), dan dukungan kepada masyarakat (citizensupport) Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa.

E. Deskripsi Fokus Penelitiaan

Adapun deskripsi fokus penelitian penulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu :

1. Efisiensi dalam konteks ini yaitu kemudahan dalam menggunakan website dan kualitas informasi yang disediakan dengan Pelayanan Publik, di Desa

Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa dengan

menggunakan tolak ukur efesiensi.

2. Tingkat kepercayaan masyarakat, dalam hal berbicara tentang kepuasan masyarakat Desa Ralleanak Utara Kecematan Aralle Kabupaten Mamasa terhadap pelayanan wifi umum yang disediakan oleh pemerintah.

3. Realibilitas dalam hal ini dipahami sebagai suatu standar kelayakan atau alat ukur yang digunakan untuk mengetahui asas manfaat dari pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah dengan konsep e-government di Desa Ralleanak Utara Kecematan Aralle Kabupaten Mamasa.

4. Dukungan Kepada Masyarakat, Aspek ini menjamin bahwa masyarakat di Desa Ralleanak Utara sebagai pengguna layanan bisa mendapatkan bantuan saat membutuhkan jaringan internet. Dimensi akhir ini berkaitan dengan interaksi masyarakat dengan pemerintah.

(35)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan waktu 2 (dua) bulan di Desa Ralleanak Utara, Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena Pemerintah provinsi Sulawesi Baratlaunching Internet Program Marasa, Saat ini sebanyak 32 desa dari 70 desa Lokasi Khusus (Lokus) program Marasa telah menikmati layanan internet, melalui jalur akses yang paling stabil yakni jaringan kabel Fiber Optik (FO).

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini yaitu penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diambil yang didukung oleh data-data yang tertulis hasil wawancara. berwujud pernyataan atau berupa kata-kata.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian adalah deskriptif kualitatif yang berupaya menggambarkan secara umum dengan fakta yang ada untuk menjawab semua permasalahan yang akan diangkat atau diteliti, oleh sebab itu untuk menjelaskan suatu hal yang kemudian diklasifikasikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan-kesimpulan tersebut dapat lebih mempermudah dalam melakukan penelitian dan pengamatan.

(36)

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dijaring dari sumber data primer dan data sekunder dengan proposisi sesuai dengan penelitian ini.

1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung (observasi), dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada informan yang betul-betul mengetahuai tentang Birokrasi digital dalam pelayanan public di Desa Ralleanak Utara.

2. Data sekunder, adalah sumber data pendukung yang diperlukan untuk melengkapi data primer yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyesuaian dengan kebutuhan data lapangan yang terkait dengan objek yang dikaji, data sekunder terutama diperoleh melalui dokumentasi. D. Informan Penelitian

Metode pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling, artinya teknik penentuan sumber data mempertimbangkan

terlebih dahulu, bukan diacak. Artinya menentukan informan sesuai dengan kreteria terpilih yang relevan dengan fenomena penelitian.Dalam hal peneliti ingin mengetahui tentang. Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa di Desa Ralleanak Utara. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan informan yang betul-betul dapat memberikan informasi sesuai dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.Adapun informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

(37)

Tabel 3.1. Informan Penelitian

No Informan

1. Kepala Desa Ralleanak Utara 1 orang

2. Sekertaris Desa 1 orang

3. Petugas Internet Program Marasa 1 orang

4. Masyarakat 3 orang

Jumlah 6 orang

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung dilapangan untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai Pelayanan Publik Dalam Implemensati Program Marasa di Desa Ralleanak Utara. 2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara langsung secara mendalam kepada informan yang menjadi obyek dari penelitian Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi penelitian mengenai Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa di Desa Ralleanak Utara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dimana arsip-arsip yang dianggap menunjang dan penting dengan persoalan yang akan di teliti baik berupa buku-buku, laporan tahunan, jurnal, karya tulis ilmiah, dokumen peraturan pemerintah serta undang-undang yang telah ada pada organisasi

(38)

yang terkait dipelajari, disusun dan dikaji sedemikian rupa sehingga diperoleh data guna membagikan informasi berkaitan dengan observasi yang akan dilakukan.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sitematis yang didapat dari hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dengan cara menyusun data kedalam kategori, menguraikan kedalam komponen-komponen, melakukan penggabungan, menyusun kedalam struktur, memilih mana yang dianggap penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami baik untuk diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2016).

Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Milles dan Huberman yaitu terdapat tiga proses yang berlangsung secara interaktif. (Pertama), Reduksi Data, yaitu cara memilih, memfokuskan, dan menyederhanakan informasi dari berbagai sumber data misalnya dari catatan lapangan, dokumen, arsip dan sebagainya, sedangkan untuk proses mempertegas, mempersingkat, menghilangkan yang tidak perlu, memilih fokus, dan menyusun data sehingga kesimpulan bisa dibuat. (Kedua), Penyajian Data, seperti menyusun data dan mempersentasikan data dengan baik agar lebih mudah untuk dipahami. Penyajian bisa berupa matrik, gambar, skema, jaringan kerja, tabel dan seterusnya. (Ketiga), Menarik Kesimpulan atau melakukan verifikasi, proses penarikan kesimpulan awal masi belum kuat, terbuka dan skeptis. Kesimpulan akhir akan dilakukan setelah penghimpunan data berakhir. Sugiyono, (2016).

(39)

G. Keabsahan Data

Semua data yang diperoleh dan yang ditemukan dalam penelitian ini akan diuji kredibilitasnya dengan cara triangulasi. Menurut Sugiyono (2016) Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjutnya Sugiyono membagi triangulasi kedalam tiga macam yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Trangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada.Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik diartikan sebagai penguji kreadibilitas data yang dilakukan dengan cara mengontrol data pada sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari hasil wawancara, kemudian dicocokkan dengan hasil observasi dan dokumen. Apabila dengan teknik pengujian kreadibilitas data tersebut masi menimbulkan hasil data yang berbeda-beda, maka peneliti akan melakukan diskusi yang lebih mendalam dengan sumber data yang berkaitan atau yang

(40)

lain guna memastikan data yang dianggap benar atau mungkin semua benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga seringkali mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara di pagi hari pada saat narasumber masi segar, belum banyak masalah akan memberi data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data dapat dibuat dengan cara melakukan pemeriksaan dengan wawancara, observasi, atau cara lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji memunculkan data yang berbeda, maka akan dilakukan tes secara berulang-ulang sehingga didaptkan kepastian datanya.

(41)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN A .Gamabaran Umum Lokasi Penelitian

1. Identitas Desa Ralleanak Utara

Desa Ralleanak Utara adalah sebauah desa yang terletak di Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat.

2. Luas Wilayah dan Batas Geografi Desa

Desa Relleanak Utara ini memiliki batas wilayah sebagai berikut: a) Sebelah utara berbatasan dengan desa Kala’be

b) Sebelah timur berbatasan dengan desa Uhailanu atau desa Aralle Selatan c) Sebelah barat berbatasan dengan desa Baruru

d) Sebelah selatan berbatasan dengan desa Ralleanak

Ketinggian dan suhu udara 500 M DPL suhu udara max 27 c min 23 c. Dengan curah hujan banyakna 207 / hari banyaknya setiap tahun 120 MM/ tahun dengan tipografi bentuk wilayah sebagai berikut: datar sampai berombak 30 % serta berombak sampai berbukit 70 %.

3. Kondisi Lahan

Kondisi lahan desa Relleanak Utara terdiri dari: tanah sawah 95 Ha.Tanah kering 65 Ha,tanah perkebunan 85 Ha, tanah basah 69 Ha, tanah hutan 76 Ha,tanah keperluan atau fasilitas umum 0,5 Ha

(42)

4. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk desa Relleanak Utara terdiri dari 599 orang yang terdiri dari laki- laki sebanyak 274 dan perempuan dengan jumlah 279 dengan jumlah KK sebanyak 155 KK.

5. Arah Kebijakan Pembangunan Desa

Arah kebijakan pembangunan desa yang di rumuskan secara bersama – sama adalah sebagai berikut :

a. Mendorong peren aktif masyarakat dalam mengembangkan diri melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan agar tercipta perluasan dan pemerataan dalam memperoleh akses pembangunan yang bermutu.

b. Meningkatkan sarana dan prasarana infrasturuktur untuk mendorong dan mempercepat pembangunan desa dalam rangka mengejar ketertinggalan menuju kemandirian desa.

c. Memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi untuk melahirkan generasi yang siap pakai bagi pembangunan sosial ekonomi desa.

d. Mengembangkan keterampilan masyarakat melalui pelatihan – pelatihan dan kursus guna meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyrakat desa.

6. Visi dan Misi Desa Relleanak Utara.

Visi adalah gambaran masa depan yang merupakan suatu keinginan atau yang di inginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan.Penyusunan visi misi desa di lakukan dengan pendekatan patisipatif dengan melibatkan beberapa pihak

(43)

yang berkepentingan dalam menggagas masadepan desa, seperti pemerintah desa, BPD, lembaga-lembaga yang ada di desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda,tokoh agama, tokoh perempuan dan masyarakat pada umumnya.Dengan pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti : satuan kerja wilayah pembangunan di kecamatan.

Visi tersebut di atas mencerminkan aspirasi serta cita-cita desa sebagai berikut:

1. Terampil

Maksudnya adalah memiliki kemampuan dan keterampilan sehingga dapat menciptakan lapangan kerja untuk memenuhi kebeutuhan dasarnya dan sedikit demi sedikit dapat meminimalisir ketergantungannya kepada pihak lain terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar.

2. Mandiri

Maksudnya adalah masyarakat desa dapat memenuhi kebutuhan dasarnya melalui pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi lokal yang dimiliki.Memiliki daya saing tinggi untuk mendukung terciptanya iklim pembangunan yang inovatif dan kompetitif baik secara internal maupun eksternal.

3. Sehat

Maksudnya adalah masyarakat desa harus memiliki derajat kesehatan yang tinggi baik dari segi kesehatan lingkungan maupun pelayanan medis yang layak dan memadai serta memiliki kesadaran memelihara lingkungan.

(44)

4. Sejahtra

Maksudnya adalah desa atau masyrakat dapat memenuhi kebutuhan dasarnya melalui pemberdayaan dasar dan potensi lokal yang dimiliki.Hidup dalam keragaman namun tetap saling memelihara satu sama lain untuk hidup rukun dan damai.

Untuk itu maka dapat di rumuskan Misi desa sebagai berikut:

a. Meningkatkan infrasturuktur dan tehnosturuktur desa. b. Peningkatan kelembagaan pemerintah desa.

c. Peningkatan kelompok dan organisasi desa.

d. Peningkatan pendidikan dan keterampilan pada anak remaja, dan ibu – ibu rumah tangga.

e. Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

f. Meningkatkan sentra bisnis dan kewirausahaan masyarakat desa.

A. Pelayanan Publik Dalam Implementasi Program Marasa di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa

Birokrasi yang berorientasi pelayanan prima kepada publik menjadi tuntutan yang masuk akal. Reformasi birokrasi merupakan proyek nasional, yang harus didekati dengan berbagai disiplin ilmu, namun tetap terintegrasi dengan baik. Salah satu pendekatan yang niscaya diambil dalam menjalankan cita-cita baik itu adalah pendekatan teknologi, bahkan dalam setiap lini kehidupan.

Dalam praktik usaha penyelenggaraan pelayanan publik oleh birokrasi, ada beberapa terminologi yang digunakan untuk mendekati problem digital birokrasi seperti ini. Terminologi electronic administration (e-adm) misalnya, merupakan

(45)

substitusi ungkapan electronic government (e-gov) yang diberikan untuk suatu pemerintahan yang mengadopsi teknologi yang berbasis internet, intranet yang dapat melengkapi dan meningkatkan program dan pelayanannya.

Mudahnya pelayanan birokrasi desa/administrasi saat ini tidak terlepas dari peranan transformasi digital. Perkembangan teknologi saat ini membawa banyak perubahan ke berbagai aspek, tidak terkecuali aspek pelayanan administrasi masyarakat. sehingga membuat pengurusan administrasi dapat berlangsung lebih mudah, cepat dan juga sederhana.Guna meningkatkan sistem manajemen pemerintahan desa harus dilakukan penataan administrasi supaya bisa bekerja secara efisien dan efektif. Proses penataan administrasi desa sendiri adalah pencatatan informasi dan data untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa. Karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan pelaksanaan administrasi.

Masyarakat di Desa Ralleanak Utara sebagai pengguna layanan dapat mendapatkan bantuan saat membutuhkan jaringan internet.Dimensi akhir ini berkaitan dengan interaksi masyarakat dengan pemerintah, agar supaya pemerintah benar-benar memperhatikan kebutuhan warganya, diharapkan kedepan melalui jaringasn optik ini masyarakat bisa lebih mandiri dan cerdas. Kurangnya akses internet di desa Ralleanak Utara sangat menyulitkan warga masyarakat jadi dengan adanya program iniefisiensi dalam kejelasan dan kemudahan untuk mengakses hal itu tentu akan mempermudah masyarakat mengakses informasi dari luar wilayah, sehingga kehadiran fasilitas akses internet diharapkan dapat

(46)

digunakan dalam hal yang bermanfaat, baik oleh pemerintah desa maupun masyarakat setempat.

1. Efisiensi

Kejelasan dan kepastian dalam pelayanan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi masyarakat. Oleh karena itu, aparat pelaksana pelayanan diharapkan dapat tanggap dan bertangggung jawab dengan tugas serta tanggung jawabnya sebagai pemberi pelayanan. Pihak pelaksana pelayanan harus bisa menjelaskan secar rinci prosedur serta persyaratan yang harus dilengkapi untuk mengakses segala layanan yang di sediakan oleh pemerintah agar masyarakat tidak juga mengalami kesulitan dalam mengakses apa yang sudah di sediakan oleh pemerintah desa. Dalam konteks ini yaitu kemudahan dalam menggunakan website dan kualitas informasi yang disediakan dengan pelayanan publik, di Desa Ralleanak Utara Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa dengan menggunakan tolak ukur efesiensi.

Program MARASA (Mandiri, Cerdas dan Sehat) merupakan bentuk konsistensi pemerintah dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan melibatkan partsipasi masyarakat. Hal ini kemudian diatur dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 42 Tahun 2018 Tentang Program Mandiri, Cerdas dan Sehat (MARASA) tahun 2017-2022. Hadirnya peraturan gubernur ini tentu dengan tujuan yang jelas sebagaimana dijelaskan berikut di bawah ini :

“Mengurangi tingkat kemiskinan berbasis kemandirian desa melalui upaya pengintegrasian sumber daya ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta pengembangan produk unggulan sesuai potensi desa dengan cara mendorong sinergitas antara output program dan kegiatan pemerintah

(47)

daerah pada lokus desa”.

Berikut ini adalah tabel jumlah persentase penduduk miskin di Kabupaten Mamasa dari tahun 2016-2018

Tahun Persentase (%)

2016 13.90 %

2017 13.51 %

2018 13.38 %

Sumber: BPS Kab. Mamasa tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah atau presentasi penduduk miskin yang ada di Kabupaten Mamasa mengalami penurunan yang cukup efektif. Pemerintah Desa Ralleanak Utara sebagai bagian dari pemerintah di tataran desa melakukan upaya-upaya dalam wewujudkan pelayanan yang memudahkan masyarakatnya agar dapat mengurangi tingkat kemiskinan dengan melibatkan masyarakat desa dalam setiap pengambilan kebijakan. Efisiensi pelayanan publik adalah sebuah tuntutan yang harus segera dipenuhi oleh pemerintah desa Ralleanak Utara.

Berikut hasil wawancara dengan bapak kepala desa Ralleanak Utara yang mengatakan bahwa:

“Tujuan dari diadakannya program pemerintah (Marasa) ini adalah agar bisa memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam hal pelayanan, terutama dalam hal keterbukaan informasi publik untuk bisa menghindari hal-hal yang tidak sesuai prosedur yang ada .dan dengan pelayanan yang seperti ini di harapkan masyarakat bisa lebih aktif lagi dalam berpartisipasi untuk mempercepat pembangunan. ”(wawancara dengan SE tanggal 23 januari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan informan di atas maka dapat di ambil kesimpulannya bahwa: proses penerapan sistem pelayanan birokrasi digital ini sangat efisien hal ini terbukti dari

(48)

kemudahan yang bisa di rasakan oleh masyarakat setempat untuk bisa mengakses segala informasi yang berkaitan dengan pelayanan yang di berikan oleh pemerintah. Hal ini tentunya tidak terlepas dari upaya pemerintah desa setempat dan terutama tenaga tehnis yang telah memberikan proses sosialisasi serta pelatihan yang cukup baik kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa menggunakan layanan yang telah di sediakan oleh pemerintah secara baik.

Dalam konteks ini efektifitas dalam memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat juga harus mempertimbangkan aspek input dan ouputnya sebuah pelayanan yang di berikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Sehingga kita bisa memiliki parameter yang pasti dalam mengevaluasi sampe sejauh mana keberhasilan dari system pelayanan itu di terapkan dalam masyarakat. Pada hakikatnya perbaikan system dan prosedur pelayanan publik yang menuju pelayanan public yang prima yang di berikan oleh aparatur atau birokrat kepada masyarakat sebaiknya di lakukan dengan penuh perhatian sehingga di harapkan timbul pandangan positif baik di kalangan pemerintah desa maupun di masyarakat

Hal ini juga sejalan dengan apa yang di sampaikan oleh sekretaris desa Ralleanak Utara dalam wawancara yang di lakukan oleh peneliti yang mengatakan bahwa:

“Kami sebagai penyelenggaraan pemerintah di tingkat desa akan terus selalu melakukan yang tebaik untuk masyarakat dengan memberikan kemudahan dalam pelayanan publik.Dan kami sangat bersyukur dengan adanya pelayanan berbasis digital ini masyarakat kami merasa sangat terbantukan sekali yang dulunya mereka susah sekali untuk bisa mendapatkan informasi sekarang sudah lebih muda dan bahkan bukan masyarakat saja yang merasa terbantu kami sebagai pemerintah desa juga merasa sangat terbantu denga program ini, kenapa karena dengan program

(49)

ini kami bisa berkomunikasi dengan pemerintah yang lebih diatas dengan mudah.” (hasil wawancara dengan HS tanggal 23 januari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan informan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa : upaya dalam melakakun reformasi birokrasi untuk memberikan kemudahan dalam hal pelayanan tentunya bukan saja di rasakan oleh masyarakat tapi di rasakan juga oleh pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan.

Upaya-upaya kemudahan yang telah dilakukan oleh aparatur desa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat ini sudah sesuai dengan azas-azas yang tertuang dalam Program Marasa, sebagai berikut ini :

a) Partisipasi b) Transparan c) Akuntabel d) Terintegrasi e) Berkelanjutan dan f) Komprehensif

Hal ini di karenakan akses dalam hirarki birokrasi mulai dari pusat sampai ke daerah masi kita lihat sering terjadi tumpang tiindih dalam memberikan pelayanan dengan roformasi birokasi digital seperti ini mampu menghubungkan setiap hirarki birokrasi yang ada baik dari pusat sampai ke daerah sehingga evaluasi serta monotoring untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat juga bisa di lakukan dengan mudah oleh setiap hirarki pemerintah yang ada .

Proses pelayanan birokrasi digital ini telah memberikan ouput yang cukup maksimal bagi masyarakat setempat sehingga hal ini bisa mendorong

(50)

produktifitas masyarakat untuk bisa terus memanfaatkan segala fasilitas yang telah di sediakan oleh pemerintah untuk terus berkarya demi memberikan kontribusi terhadap kemajuan bersama.

Tujuan utama pelayanan publik adalah kepuasan masyarakat. Kepuasan ini dapat terwujud apabila pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan atau lebih baik dari standar pelayanan tersebut. Permasalahan yang masih sering dikeluhkan oleh sebagian masyarakat adalah waktu pelayanan. Waktu pemrosesan layanan kepada masyarakat sekitar dua minggu dianggap masih terlalu lama bagi masyarakat.

Berikut hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan masyarakat desa setempat yang mangatakan bahwa:

“Pelayanan yang di sediakan oleh pemerintah ini memang cukup membantu kami,namun masi banyak yang kurang salah satunya adalah masalah waktu pelayanannya ini yang terlalu lama hal mungkin di karenakan jaringan namun di sisi lain hal ini di karenakan oleh aparat pemerintah yang lama untuk mengkonfirmasi balik data yang kita lakukan lewat online sehingga kami harus menunggu beberapa jam atau bahkan beberapa hari baru bisa terkonfirmsi.” (hasil wawancara dengan DM tanggal 24 januari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan peneliti dengan masyarakat desa di atas maka dapat kita simpulkan bahwa: proses penerapan sistem pelayanan birokrasi digital ini memang belum bisa di jalankan secara maksimal masi sangat membutuhkan perbaikan serta peningkatan kualitas pelayanan yang lebih baik lagi sehingga bisa berdampak pada kepuasan masyarakat sebagai pengguna pelayanan yang di berikan oleh pemerintah,sehingga masyarakat bisa turut terus dalam mengawal serta berpartisipasi untuk memperlanjar proses pembangunan di tingkat desa.

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir  D.  Fokus Penelitian
Tabel  3.1.  Informan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan teks negosiasi adalah kesepakatan mengenai persoalan yang menuntut penyelesaian bersama (Suryanto 2014:175). Peneliti lebih menitiberatkan pada teks

Dari hasil perhitungan analisis korelasi kanonikal, diketahui bahwa pengaruh media sosial terhadap citra merek adalah sebesar 64.46%.. Dengan kolaborasi (X3)

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut. •

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan

Berdasarkan pada analisa pasar dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, mengingat belum adanya pesaing langsung dalam bisnis ini walaupun pesaing

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat, rahmat, dan karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan SOP Penelitian Lembaga Penelitian dan

Perancangan ini telah memnuhi tujuan utama yaitu merancang mebel multifungsi untuk fasilitas display dan penataannya yang disesuaikan dengan keluasan area Toko