• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstract. Keywords : role of community radio, media information. Abstraksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Abstract. Keywords : role of community radio, media information. Abstraksi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN RADIO GAPURA KLEWER DALAM MENYAMPAIKAN INFORMASI

KEPADA PEDAGANG PASAR KLEWER

Yusni Mirat La Ode

Program Studi Penyiaran Akom BSI Jakarta

Jl. Kayu Jati V No 2, Pemuda Rawamangun, Jakarta-Timur la_ymirat@yahoo.com

Abstract

Community radio broadcasts are owned , managed , designed and founded by a community . This study aims to explore the role of radio presence Klewer gate located in Pasar Klewer, Surakarta in providing information particular to Klewer market traders . Thir research use descriptive methode to determine the role of Radio Gate is, the authors plunge spaciousness way to get the information needed. In the present study revealed that the presence of Surakarta Klewer Gate Community Radio plays a role in providing a positive im-pact on the community in the form of motivation, enthusiasm and entertainment as well as its use as a medium for the dissemination of information from government to the traders. Existence Radio Klewer gate is expected to provide benefits and be a source of information, especially for traders in the Market Klewer , Surakarta Keywords : role of community radio , media information

Abstraksi

Siaran radio komunitas dimiliki, dikelola, diperuntukkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Pene-litian ini bertujuan untuk menelusuri keberadaan peranan Radio Gapura Klewer yang berada di Pasar Klewer, Surakarta dalam memberikan informasi khususnya kepada pedagang pasar Klewer. Metode yang digunakan guna mengetahui Peran Radio Gapura ialah deskriptif, caranya penulis terjun langsung kelapangan untuk mendapatkan informasi yang di butuhkan. Dalam penelitian ini terungkap bahwa keberadaan Radio Komu-nitas Gapura Klewer Surakarta berperan dalam memberikan dampak yang positif bagi komuKomu-nitasnya yang berupa motivasi, semangat dan hiburan serta digunakan pula sebagai media informasi dari pemerintah untuk sosialisasi ke pedagang. Keberadaan Radio Gapura Klewer ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber informasi khususnya bagi para pedagang di Pasar Klewer, Surakarta.

Kata kunci : peran radio komunitas, media informasi I. PENDAHULUAN

Seiring berkembangnya pembangunan di In-donesia, kebutuhan masyarakat akan informasi juga meningkat. Hal ini menyebabkan meningkatnya me-dia informasi dan komunikasi baik secara kualitas maupun kuantitas. Adapun media komunikasi ini ter-bagi atas media komunikasi cetak seperti surat kabar, majalah, dan buku. Selain media komunikasi cetak, juga ada media komunikasi elektronik baik yang ber-sifat audio (radio dan tape recorder) maupun audio visual (televisi dan film atau bioskop).

Radio dalam kehidupan sehari-hari diguna-kan sebagai sarana penyampaian informasi. Sebagai sarana informasi, radio membawa manfaat bagi ke-hidupan manusia dalam berbagai hal, seperti mend-engarkan musik, mendmend-engarkan berita atau informasi, baik itu yang bersifat sosial, pendidikan maupun bu-daya. Menurut (Djuroto, 2002), radio siaran sebagai

salah satu media massa yang juga melakukan komu-nikasi, harus terus mengikuti perkembangan dunia komunikasi itu sendiri. Meskipun perkembangan ra-dio pesat, namun ternyata belum bisa memberikan seluruh kepentingan masyarakat bawah yang mem-punyai tingkat pendidikan relatif rendah dan ekonomi bawah atau lemah. Karena keinginannya yang besar, golongan masyarakat ini mulai mencari solusinya se-cara bersama-sama untuk memecahkan persoalannya. Masyarakat ini kemudian membentuk semacam pusat informasi untuk kalangan mereka, tetapi untuk me-nyampaikan informasi tersebut membutuhkan media yang efektif dan efisien. Dari beberapa bentuk me-dia informasi yang ada, radio nampaknya menjadi pilihan bagi golongan ini. Radio dipandang sebagi media yang familiar bagi masyarakat kelas bawah, murah dan teknologinya tidak terlalu rumit serta

(2)

mudah dikelola bersama-sama. Dari sinilah Radio Komunitas (Rakom) berdiri untuk kemajuan bersama, dari, oleh dan untuk masyarakat komunitas.

Seperti halnya di Kota Solo, Radio Gapura Klewer merupakan radio komunitas yang memiliki jangkauan siar di wilayah Pasar Klewer. Menurut Hastiyanto yang dimuat di harian Suara Merdeka 2008, menjelaskan keberadaan Pasar Klewer di pusat Kota Solo harus diakui menempati posisi dan peran strategis dalam menggerakan perekonomian rakyat. Omzet yang berputar dalam transaksi setiap harinya disebut-sebut terbesar kedua setelah Pasar Mangga Dua Jakarta. Nilai-nilai budaya secara nyata tercer-min dari perilaku transaksi Pasar Klewer. Keramahan khas Solo dan prosesi tawar menawar harga menjadi karakteristik tersendiri bagi Pasar Klewer. Nilai-nilai budaya yang kini mulai hilang oleh budaya konsumsi-tinggi yang ada di dalam mal dan supermarket men-jadi sistem nilai yang diemban Pasar Klewer untuk tetap dilestarikan.

Perkembangan pasar klewer semakin pesat sehingga memberikan kesadaran kepada para peda-gang pasar akan kebutuhannya dalam memperoleh in-formasi. Oleh karena itu, untuk menyikapi kebutuhan tersebut maka Radio Gapura Klewer berperan dalam mengakomodir setiap kebutuhan masyarakat khusus-nya para pedagang yang ada di Pasar Klewer.

Radio Gapura Klewer ini mulai mengudara pada Mei 1991. Radio ini dimaksudkan untuk mera-maikan pasar, sebab selain pedagang, pengunjung ser-ing mengeluh atas sulitnya mencari informasi seputar pasar klewer. Radio Komunitas ini mulai mengudara dari pukul 09.00-17.00 WIB. Dari uraian itu, dapat dilihat fenomena yang ada di Pasar Klewer Surakarta dengan adanya Radio Gapura Klewer, informasi apa saja yang telah diperoleh pedagang dengan adanya Radio Gapura Klewer. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran Radio Gapura Klewer dalam menyampaikan informasi ke-pada pedagang Pasar Klewer Surakarta.

II. KAJIAN LITERATUR 2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa sebagai suatu proses ko-munikasi memiliki berbagai macam ciri khas atau karakteristik dan juga fungsi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam hal menerima informasi atau pesan-pesan yang disampaikan oleh media radio dan televisi untuk berbagai macam kepentingan yang ses-uai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang

menggunakan media massa baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelo-la oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang dutujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen menurut Mulyana (2005).

Komunikasi massa melalui radio dan televisi pun sekarang cenderung dua arah (interaktif), dengan dimungkinkannya interaktif melalui telepon antar pihak radio atau stasiun televisi dengan pemirsanya masing-masing. Sementara fungsi Komunikasi Mas-sa :

a. Informasi : yakni kegiatan untuk mengumpul-kan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini serta komentar.

b. Sosialisasi : yakni menyediakan dan mengajar-kan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak seba-gai anggota masyarakat secara efektif.

c. Motivasi : yakni mendorong orang untuk mengi-kuti kemajuan orang lain melalui apa yang mer-eka baca, lihat dan dengar lewat media massa. d. Bahan diskusi : menyediakan informasi sebagai

bahan diskusi untuk mencapai persetujuan da-lam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.

e. Pendidikan : yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal disekolah maupun diluar. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan.

f. Memajukan kebudayaan : media massa me-nyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan tercetak seperti buku dan pener-bitan-penerbitan lainnya. Pertukaran ini akan memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta mempertinggi kerja sama hubungan antar negara.

2.2. Media Massa

Beberapa bentuk media massa yang berkem-bang di dunia adalah media elektronik seperti: radio, TV, film dan media cetak seperti: surat kabar, ma-jalah, tabloid, buku dan lain-lain. Radio sebagai salah satu media massa memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu, ringan dan dapat dibawa kemanapun, murah karena radio hanya untuk didengarkan.

(3)

sebagai hiburan, media juga dapat membantu kita un-tuk mengetahui secara jelas berbagai informasi yang kita inginkan, dengan media massa juga kita mem-peroleh keuntungan dengan adanya pesan-pesan yang disampaikannya.

Sesuai dengan definisinya, komunikasi mas-sa membutuhkan media masmas-sa dalam penyampaian pesannya. Media massa dalam cakupan komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Menurut McQuail (2011) ciri paling utama dari Media Massa adalah bahwa mereka dirancang untuk menjangkau banyak orang.

Informasi yang diinginkan oleh masyarakat akan terpenuhi dengan adanya kehadiran media mas-sa sebagai alat penyampaian pemas-san yang semakin be-ragam dan berkembang. Radio merupakan salah satu media komunikasi massa yang cukup berkembang di dunia penyiaran. Oleh karena itu, di pembahasan se-lanjutnya peneliti akan mengkhususkan pembahasan-nya pada media Radio.

2.3. Radio

Menurut Triartanto (2010) radio siaran mem-punyai cara tersendiri yang disebut dengan gaya radio meliputi bahasa kata-kata lisan, musik/lagu, dan efek suara, yang menjadi kunci utama identitas sebuah sta-siun radio dalam menyajikan programnnya untuk me-mikat pendengarnya. Menurut Moeliono dalam Arifin (2010). Pengertian radio adalah siaran (pengiriman) suara/bunyi melalui udara. Menurut Meinanda & Ji-wapraja dalam Arifin (2010) menyatakan radio siaran adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang di-pancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di ka-pal, di mobil dan dimanapun sejangkau frekuensi itu. .

Dari berbagai pengertian menurut para ahli dapat dipahami oleh penulis bahwa radio siaran ada-lah suatu benda yang dapat mengeluarkan suara/bunyi (pengiriman) melaui udara yang menggunakan gelom-bang elektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis den-gan cahaya dan gelombang panas, tetapi frekuensinya lebih rendah. Pengiriman dan penerimaan pesan dapat diterima oleh pendengar tanpa sambungan kabel dan dapat dinikmati dimanapun kita berada, pemancar ra-dio siaran ini pun langsung ditujukan kepada umum (masyarakat luas) dalam bentuk suara dan memper-gunakan gelombang radio sebagai media.

Di Inggris radio atau radiotelegraphy itu

dise-but telegrafi nirkabel yang disingkat menjadi nirkabel.

Radio dalam pengertian transmisi nirkabel, kata deskripsi yang diberikan oleh fisikawan Perancis Ed-ouard Branly pada tahun 1897. Dalam bahasa latin "radius" yang berarti berbicara roda. Meinanda dan Jiwapraja dalam Triartanto, menjelaskan “radio ada-lah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipan-carkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di mobil dan sebagainya”.

Teknologi radio sendiri menurut Djuroto (2002) “radio berarti alat komunikasi yang dapat menyampai-kan dan menerima pesan tanpa kabel dengan meng-gunakan gelombang elektromagnetik”. Pengertian radio sendiri menurut Djuroto (2002) menyimpulkan radio adalah suatu media massa yang menyampaikan pesan dalam bentuk modulasi berupa tanda-tanda (morse), suara (voice), kalimat (talk), bunyi-bunyian (sounds), dan sebagainya, yang dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tinggi ke udara melalui antena, yang kemudian disebut den-gan pemancar (transmitter), sinyal-sinyal modulasi tersebut kemudian diterima oleh suatu alat penerima yang disebut radio penerima (receiver).

2.4. Karakteristik Radio

Radio sebagai salah satu media massa memi-liki karakteristik cepat dalam menyampaikan pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu, ringan dan dapat dibawa kem-anapun, murah dan tidak memerlukan banyak konsen-trasi karena radio hanya untuk didengarkan. Menurut Djuroto (2002:11-14) dalam siaran radio terdapat em-pat jenis pemancar radio yang mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri, yaitu:

a. Pemancar gelombang pendek (short wave). Ke-tika pertama kali pemancar ditemukan, meng-gunakan gelombang pendek (short wave), pe-mancar dengan gelombang pendek mempunyai kelebihan, daya pancarnya menjangkau daerah yang jauh, tidak terganggu dengan hambatan gunung atau dataran tinggi, tetapi kelemahannya kualitas suara kurang baik, sering dipakai radio pemerintah (RRI, BBC, VOA, dan lainnya). b. Pemancar gelombang menengah (medium wave).

Dikenal dengan MW mempunyai kelebihan daya pancarnya melebar tapi tidak terlalu jauh, suara yang dihasilkan lebih baik dibanding SW, sering dipakai oleh radio siaran swasta niaga.

c. Pemancar gelombang panjang (long wave). Di Indonesia jarang dipakai untuk radio siaran, tetapi dipakai untuk komunikasi antar pantai

(4)

atau kapal-kapal dalam kegiatan maritim.

d. Pemancar frekuensi modulasi (FM). Dengan adanya pemancar inilah siaran radio dapat kita dengar melalui media yaitu radio, dengan adan-ya radio kita bisa mendapatkan berbagai infor-masi yang dibutuhkan, keberadaannya di dalam perkembangannya radio mempunyai daya tarik tersendiri bagi pendengarnya.

Dalam mengetahui sifat pendengarnya, siaran radio dikemas dalam sebuah program untuk menyam-paikan pesannya dengan gaya radio itu sendiri seperti, kata-kata, musik dan efek suara yang menjadi kunci utama untuk memikat pendengarnya.

Menurut Effendy dalam Triartanto (2011) gaya radio siaran dapat timbul karena faktor sifat ra-dio siaran dan sifat pendengar rara-dio. Sifat rara-dio siar-an, gaya radio mempunyai ciri-ciri (Triartanto, 2011), mencakup:

a. Imajinatif. Pendengar radio hanya bisa mem-bayangkan suaranya tanpa melihat sosok pe-nyiarnya. Imajinasi pendengar bisa bermacam-macam.

b. Auditori. Radio adalah bunyi atau suara yang hanya bisa didengar oleh telinga. Maka itu apa yang didengar telinga kemampuannya terbatas, untuk itu pesan radio siaran harus jelas dan sing-kat.

c. Akrab. Walau didengar oleh banyak orang tetapi dari suara sapaan seorang penyiar seolah ditu-jukkan kepada diri seorang pendengarnya. Se-hingga radio bisa menjadi teman dikala sedang sedih atau gembira.

d. Gaya Percakapan. Bahasa yang digunakan bu-kan tulisan, tapi obrolan sehari-hari. Tak heran bahasa-bahasa yang unik yang muncul dari radio menjadi sesuatu yang nge-trend.

Dari segi komunikasi, siaran radio itu me-nyampaikan pesan kepada pendengarnya melalui nyiar sebagai komunikatornya. Untuk tercapainya pe-san tersebut tergantung dari beberapa hal, misalnya, tehnik penyampaian serta cara lain yang digunakan komunikator agar pesan yang disampaikan menarik perhatian pendengarnya.

2.5. Bentuk-Bentuk Radio

Radio adalah sebuah alat media informasi un-tuk memberikan suatu pesan kepada pendengarnya. Media radio dapat memainkan peran yang kuat ber-sama program-program yang dibuat bagi yang men-dengarkannya, yang bertujuan untuk memberikan informasi dengan seksama masalah masyarakat dan memberikan solusi apa hal-hal yang harus dilakukan,

baik masalah sosial, pendidikan, maupun budaya. Menurut Effendy dalam Triartanto (2010) menjelas-kan bahwa pada awalnya, radio siaran mempunyai tiga fungsi seperti, sarana hiburan, penerangan dan pendidikan. Di dalam perkembangannya radio juga memiliki tiga faktor kekuasaan:

a. Radio siaran bersifat langsung.Program yang disampaikan tidak mengalami proses yang kom-pleks. Berita, informasi, atau pesan yang disam-paikan oleh penyiar dapat diterima pendengar secara langsung pada waktu itu juga.

b. Radio siaran menembus jarak dan rintangan. Radio siaran dapat menembus jarak yang jauh walau dirintangi oleh gunung, lembah, padang pasir maupun lautan.

c. Radio siaran mengandung daya tarik. Radio si-aran memiliki sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang menjadi daya tariknya, yaitu: musik, kata-kata atau suara manusia dan efek suara.

Berdasarkan UU No.32/2002 tentang penyiar-an, ada tiga bentuk atau jenis radio yang boleh berop-erasi di Indonesia:

a. Radio siaran publik, yaitu RRI. Sebagaimana di-maksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberi-kan layanan untuk kepentingan masyarakat. b. Radio siaran komersil. Sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 ayat (2) huruf b adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio. c. Radio siaran komunitas. Sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 ayat (2) huruf c merupakan lem-baga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, den-gan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan ko-munitasnya.

2.6. Radio Komunitas

Media penyiaran komunitas telah diakui da-lam kebijakan media nasional. Bahkan secara umum, negara justru mendukung keberadaan media komuni-tas melalui alokasi frekuensinya yang telah disedia-kan.

Menurut Rachmiatie (2007) secara umum, per-an dper-an fungsi media komunitas merujuk pada tugas atau kewajiban yang harus dijalankan oleh lembaga media

(5)

komunikasi dan informasi di tengah-tengah komu-nitasnya. Selain itu, fungsi media komunitas juga merujuk pada manfaat yang dirasakan atau diper-oleh semua pihak yang terlibat. Namun manfaat yang sebesar-besarnya harus dirasakan warga komunitas setempat.

Menurut Yudistira Garna dalam Rachmiatie (2007:72) mendefinisikan tentang komunitas adalah sekelompok manusia yang menempati suatu kawasan geografis, yang terlibat dalam aktivitas ekonomi, politik, dan juga membentuk suatu satuan sosial yang memiliki nilai-nilai tertentu, serta rasa kebersamaan.

Dalam perkembangannya radio komunitas mengambil peran membuka kesempatan untuk me-munculkan hak-hak politik, ekonomi, dan sosial mer-eka yang selama ini tidak tersalurkan. Orang-orang pedesaan dan miskin terpinggirkan mungkin menda-patkan kesempatan untuk mendiskusikan mengenai hak-hak ini melalui program radio komunitas yang mereka kelola. Ini dapat dikatakan radio komunitas telah menjadi cermin di masyarakat untuk memperce-pat proses pematangan sosial dari pemerintah daerah, pemangku kepentingan dan membangkitkan tang-gung jawab mereka kepada masyarakat.

Radio komunitas dapat membantu dalam membuka mulut orang-orang biasa untuk mengek-spresikan masalahnya. Dalam hal ini, radio komu-nitas dapat berperan dalam membangun struktur ko-munikasi yang diperlukan untuk membuat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan.

Seiring dengan itu pula muncul berbagai persoalan yang harus segera diselesaikan oleh radio komunitas, persoalan teknis siaran, isi siaran dan kelembagaan radio komunitas yang berdampak terh-adap keberlanjutan lembaga penyiaran ini. Dengan adanya radio komunitas dapat menjembatani antara masyarakat kecil dengan pemerintahannya. Radio komunitas dapat melakukan secara khusus dalam tata pemerintahan yang baik, demi pembangunan dan kemajuan masyarakat.

2.7. Peran Radio Komunitas

Manusia adalah makhluk sosial, yang biasan-ya manusia akan menjadi apa dan siapa, tergantung pada lingkungan sekitarnya atau pada siapa ia ber-gaul. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab terda-pat adanya rasa saling ketergantungan satu sama lain. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Dalam hubungan antar ma-nusia terdapat seorang pemimpin dan bawahan, pe-merintah dan masyarakatnya, dan lain sebagainya. Contohnya manusia yang berkumpul disuatu tempat

dengan jumlah yang banyak kemudian disebut seba-gai masyarakat, masyarakat kemudian menunjuk se-orang sebagai pemimpin, misalnya Ketua RT, yang berperan mengatur dan membimbing masyarakat. Ke-mudian dalam lingkup yang lebih besar yaitu negara, ditunjuk seorang presiden dengan peran yang diatur oleh masyarakat sendiri. Jadi dengan kata lain sudah tertulis bahwa seorang presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, dan se-terusnya. Menurut Rachmiatie (2007:53) menjelaskan bahwa peran media komunitas merujuk pada tugas atau ke-wajiban yang harus dijalankan oleh lembaga media komunikasi dan informasi di tengah-tengah komu-nitasnya. Radio komunitas sebagai salah satu bagian dari sistem penyiaran Indonesia secara praktek ikut berpartisipasi dalam penyampaian informasi yang dibutuhkan komunitasnya, baik menyangkut aspirasi warga masyarakat maupun program-program yang di-lakukan pemerintah untuk bersama-sama memecah-kan masalah dan mengembangmemecah-kan potensi yang ada di lingkungannya. Dengan adanya radio komunitas men-jadi alternatif, untuk mengisi kebutuhan komunikasi, informasi, pendidikan dan juga hiburan yang selama ini tidak diperhatikan oleh lembaga penyiaran publik dan terlebih oleh lembaga penyiaran swasta komer-sial yang lebih mementingkan keuntungan finankomer-sial dengan menjadikan khalayak sebagai objek semata. Karena lembaga radio komunitas merupakan lem-baga yang dibentuk dari, oleh dan untuk komunitas, maka radio komunitas dapat menjadi wadah pember-dayaan masyarakat komunitasnya. Radio komunitas mengambil peran membuka kesempatan untuk me-munculkan hak-hak politik, ekonomi, dan sosial mer-eka yang selama ini tidak tersalurkan. Orang-orang pedesaan dan miskin terpinggirkan mungkin menda-patkan kesempatan untuk mendiskusikan mengenai hak-hak ini melalui program radio komunitas yang mereka kelola. Radio komunitas telah banyak diman-faatkan oleh berbagai kelompok warga masyarakat di desa-desa seperti di Jogjakarta, Bandung, Subang dan beberapa tempat lain di luar Jawa. Berbagai contoh yang menarik seperti terdapat di Solo, Jawa Tengah. Sebuah radio komunitas yang berada di sebuah pusat perdagangan batik Pasar Klewer Surakarta. Peran ra-dio komunitas ini sangat bermanfaat sebagai media informasi serta hiburan bagi pedagang dan pembeli di pasar tersebut.

(6)

Dalam penelitian metode yang dipakai deskrip-tif kualitadeskrip-tif , karena pada penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsir-kan fenomena pada penelitian ini hanya menjabarmenafsir-kan .

Dalam metode deskriptif ini data yang dikum-pulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Menurut Moleong (2007) bahwa pene-litian deskriptif adalah laporan penepene-litian yang beri-si kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan, yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi dan do-kumen resmi lainnya.

Penelitian yang dilakukan pada Radio Gapura Klewer merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi yang lainnya yang telah dikumpul-kan untuk meningkatdikumpul-kan pemahaman mengenai ma-teri tersebut dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang lain (Emzir, 2010). Dari berbagai pengertian menurut para ahli dapat penulis simpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala sebuah peristiwa dan kemudian dianali-sis, digambarkan, berbagai kondisi dan situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawac-ara. Dapat disebut kualitatif karena sifat data yang di-kumpulkan bercorak kualitatif dan tidak mengguna-kan alat pengukuran. Sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan. IV. PEMBAHASAN

Mengikuti dinamika zaman, Pasar Klewer semakin berkembang dengan banyaknya para pen-gunjung dari luar kota Solo, Yogyakarta, Semarang bahkan dari luar Pulau Jawa yang datang untuk mem-beli kain batik di Pasar Klewer. Oleh karena itu untuk menyiasati adanya kebutuhan informasi tentang pasar ini yang berkaitan dengan kios, barang yang dicari dan lain sebagainya baik itu masukan, saran maupun keluhan dari para pedagang dan pembeli, maka di-nas pasar melalui Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) mendirikan sebuah radio komunitas dengan nama Radio Gapura Klewer.

Di dalam penelitian ini begitu banyak infor-masi yang diterima mengenai latar belakang Radio Gapura Klewer. Tetapi untuk mengetahuinya secara pasti tentang keberadaan Radio Gapura Klewer, maka peneliti melakukan wawancara dengan Manager seka-ligus penyiar Radio Gapura Klewer yaitu Lucia Cari-tas. Radio Gapura Klewer didirikan oleh H. Moham-mad Hadi yang dahulunya bekerja sebagai pedagang

di Pasar Klewer, serta penasehat di Himpunan Peda-gang Pasar Klewer (HPPK) pada tahun 1991. Awalnya, Radio Gapura Klewer ini didirikan karena banyaknya keluhan pedagang dan pengunjung yang sulit mencari informasi tentang Pasar Klewer. Sebagai pemilik, H. Mohammad Hadi mengawali siaran radio dengan alat yang seadanya, seperti tape, mikropon, dan alat-alat yang lainnya. Radio Gapura Klewer ini sempat men-galami tiga kali pergantian pengelola.

Dalam penelitian terungkap bahwa dirinya sampai dengan sekarang masih dipercaya mengelola Radio Gapura sejak tahun 1991. Pergantian pengelo-la sebanyak tiga, dari Almarhum Bapak Sumarno, ke-mudian Bapak H. Susilo Muslich dan yang terakhir adalah diriya (Lucia Caritas, 12 Oktober 2012).

Radio Gapura Klewer merupakan radio ko-munitas Pasar Klewer yang berada di frekuensi 97,3 FM dengan jangkauan kurang dari satu kilometer di sekitar Pasar Klewer. Dengan harapan agar setiap pedagang dan pengunjung bisa mendengarkan siaran Radio Gapura Klewer, maka pengelola menggunakan speaker yang dipasang hampir di setiap sudut-sudut kios pedagang.

Selain sebagai sarana hiburan, Radio Gapura Klewer juga berperan sebagai media penyampai ber-bagai macam informasi kepada para pedagang. Mis-alnya informasi dari pemerintah mengenai SPTI atau jatuh tempo pajak atau perizinan di Pasar Klewer, Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) kepada para anggotanya yang sebagaian besar adalah peda-gang. Informasi yang diberikan Radio Gapura Klewer ini juga banyak membantu pedagang jika mendap-atkan kesulitan, misalnya mulai dari informasi ten-tang kehilangan barang, jasa pemanggilan mobil jika ada mobil parkir sembarangan, maupun informasi terkait perkembangan Pasar Klewer. Sehingga Radio Gapura Klewer menjadi bagian paling penting bagi masyarakat Pasar Klewer.

Visi Radio Gapura Klewer adalah member-dayakan masyarakat untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan, menghilangkan atau paling tidak mengu-rangi dominasi ideologi dan kekuasaan kelompok ter-tentu terhadap kelompok-kelompok lain. Sedangkan misi dari Radio Gapura Klewer adalah menyediakan layanan bagi kepentingan publik dan menghidupkan Pasar Klewer serta menjadi media informasi dan so-sialisasi bagi komunitas Pasar Klewer.

Di dalam pengelolaannya, radio komunitas ini berbeda dengan radio-radio komunitas lainnya. Radio Gapura Klewer ini mendapatkan pemasu-kan yang berasal dari iklan setiap bulannya, pen-jualan kartu pilihan pendengar, karaoke, maupun informasi-informasi atau pengumuman dan lainnya.

(7)

Radio komunitas sebagai salah satu bagian dari sistem penyiaran Indonesia yang secara prak-teknya ikut berpartisipasi dalam penyampaian infor-masi yang dibutuhkan komunitasnya, baik menyang-kut aspirasi masyarakat maupun program-program yang dilakukan pemerintah untuk bersama-sama menggali masalah dan mengembangkan potensi yang ada di lingkungannya. Keberadaaan Radio Gapu-ra Klewer yang beGapu-rada di Pasar Klewer SuGapu-rakarta ini juga menjadi salah satu media komunitas dalam memberikan berbagai informasi bagi para pedagang, pembeli juga dinas Pasar Klewer. Menurut manager Radio Gapura Klewer, yaitu Lucia Caritas dalam wawancaranya menyebutkan bahwa radio Gapura Klewer sendiri sebenarnya ini bukan radio komuni-tas, teman-teman media dan teman-teman saya send-iri mengatakan ini radio komunitas, jadi tidak hanya dengan menghibur para pedagang saja, kami juga memasukkan berita supaya para pedagang juga tahu berita-berita yang aktual. Beritanya yang ringan-rin-gan saja non politik.

Dalam kesehariannya, Radio Gapura Klewer tidak hanya memberikan hiburan tetapi informasi seperti pemberitahuan tentang tempo pajak atau per-izinan di Pasar Klewer, serta himbauan adanya kegia-tan car free day yang dilaksanakan setiap hari minggu di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta.

Radio Gapura Klewer saat ini telah memasuki tahun ke dua puluh satu. Selama dipegang oleh Lucia Caritas sejak tahun 1991, begitu banyak potensi yang diberikan oleh Radio Gapura Klewer kepada pende-ngarnya, namun terlepas dari semua itu ada juga ken-dala-kendala yang dihadapinya mulai dari pengelo-laannya secara managerial sampai masalah teknis. Di dalam pengelolaannya, Radio Gapura Klewer ber-beda dengan radio-radio komunitas pada umumnya. Misalnya untuk hal sumber dana, pencarian dana tidak melibatkan para pedagang tetapi Radio Gapura Klewer mencari sendiri dengan adanya pemasangan iklan, kerjasama dengan event organizer, dari kartu pendengar, karaokean pendengar dan lain-lainnya. Karena itu sangat diperlukan dalam keberlangsungan sebuah radio komunitas untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Radio komunitas berperan sebagai pendu-kung perubahan sosial di tingkat komunitas, muncul-nya keinginan, kebutuhan dan keberanian masyarakat untuk mengekspresikan eksistensi dirinya melalui ra-dio komunitas.

V. PENUTUP

Radio Gapura Klewer merupakan radio komunitas yang dapat menjadi media penyiaran

alternatif, untuk mengisi kebutuhan komunikasi, in-formasi, pendidikan dan juga hiburan yang selama ini tidak diperhatikan oleh lembaga penyiaran publik dan terlebih oleh lembaga penyiaran swasta komer-sial yang lebih mengedepankan keuntungan finankomer-sial dengan menjadikan khalayak sebagai obyek semata. Karena lembaga radio komunitas merupakan lembaga yang dibentuk dari, oleh dan untuk komunitas.

Di dalam peranannya, Radio Gapura Klewer memberikan banyak kontribusi terhadap para peda-gang, pembeli serta dinas Pasar Klewer, seperti jika ada pengumuman-pengumuman dari pihak dinas pasar dapat langsung di sosialisasikan kepada peda-gang lewat radio, begitu juga jika ada kehilangan barang bisa langsung disuarakan lewat radio. Radio Gapura Klewer juga memberikan hiburan tersendiri bagi pendengarnya di Pasar Klewer.

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi. 2005. Memahami Penelitian

Kualitatif. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Dan Nimmo. 2005. Komunikasi Politik Komunikator,

Pesan dan Media. Bandung. Rosda Karya.

Djuroto, Totok. 2007. Mengelola Radio Siaran. Se-marang. Dahara Prize.

Emzir, 2012. Analisa Data Metodologi Penelitian

Kualitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknis Praktis Riset

Ko-munikasi. Jakarta. Prenada Media.

McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Ja-karta. Salemba Humanika.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian

Kual-itatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Konunikasi Suatu

Pen-gantar. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.

Nawawi, Mummad. 2008. Studi Deskriptif Kualitatif

Peran Enam Radio Komunitas Di Surakarta Dalam Memberdayakan Masyarakat Sura-karta. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Rachmiatie, Atie. 2007. Radio Komunitas Eskalasi

Demokratisasi Komunikasi, Bandung,

Simbio-sa Rekatama Media.

Senjdaja, Djuarsa, 2009. Pengantar Ilmu

komunika-si. Jakarta. Universitas Terbuka.

Setyaningsih, Erlin. 2011. Motivasi Penyiar Berita

Bekerja di Radio Gapura Klewer 97,3 FM Surakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Unversitas Atmajaya.

Triartanto, A. Yudo. 2010. Broadcasting Radio Panduan

(8)

Wulandari, Astri Ayu. 2007. Peran Radio

Komuni-tas Panaganti Di Kampung Terban Yogyakarta.

Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Ga-jah Mada Yogyakarta. No. 64.

Referensi

Dokumen terkait

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yaitu Undang-Undang tentang perlindungan ciptaan di bidang ilmu

Wade (2007) terdapat beberapa aspek dari pengelolaan marah, yaitu:.. 1) Mengenali emosi marah, emosi marah merupakan kemampuan untuk mengendalikan perasaan marah sewaktu

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengimplementasian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan efek dari pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini pada

Hal yang sama turut berlaku di kawasan kajian apabila dua isu pembangunan di tapak dan sekitar warisan bina yang telah diwartakan sebagai warisan budaya dan bangunan

Karya sastra selalu mempunyai struktur pembentuk karya sastra itu. Struktur karya sastra tersebut berupa struktur cerita yang meliputi tema, fakta cerita berupa

Sukuk refer to financial instruments meant to refer to financial instruments meant to mobilize resources from the market based on the. mobilize resources from the

9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis: Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk

Pengadaan sarana teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan multimedia pembelajaran interaktif yang dibiayai oleh oleh program Dana Alokasi Khusus (DAK)