• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SKRIPSI

Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Latar Belakang

Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin menyempit. Kemajuan di bidang teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi telah mendorong perusahaan untuk melakukan ekspansi, baik dalam negaranya sendiri, maupun berkembang menjadi perusahaan multinasional yang memungkinkan perusahaan memiliki anak perusahaan di beberapa negara. Kenyataan ini sudah berjalan dan sudah banyak di lakukan di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat atau negara – negara Eropa yang telah mengubah paradigma perdagangannya. Adanya interaksi perdagangan internasional atau perusahaan multinasional akan membutuhkan alat pembayaran yang bisa diterima oleh masing-masing negara. Khususnya kurs mata uang Amerika Serikat yaitu kurs dollar Amerika (USD) dikarenakan diterima di berbagai negara dan kurs mata uang negara – negara Eropa yaitu kurs Euro yang saat ini digunakan sebagai mata uang tunggal oleh negara – negara Eropa.

Dalam kenyataannya fluktuasi kurs mata uang asing dapat mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Selain kurs mata uang asing, hal lain yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia yaitu perkembangan indeks harga saham diberbagai dunia khususnya Indeks Harga Saham Dow Jones (DJIA), dan juga perkembangan perekonomian di negara-negara Asia Tenggara khususnya Singapore (Singapore Exchange (SSI)) yang akan mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apabila kurs mata uang asing (US dollar dan Euro), serta Indeks Harga Saham Dow Jones (DJIA) dan Indeks Harga Saham yang ada di Asia Tenggara meningkat akankah

(2)

perekonomian Indonesia juga meningkat khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mencari tahu hubungan-hubungan antara Kurs Valuta Asing, Indeks Harga Saham Luar Negeri dan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI baik berhubungan positif maupun negatif, maka penulis memilih judul “Pengaruh Fluktuasi Kurs

Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari skripsi ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh kurs dollar Amerika terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

2. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh kurs Euro terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

3. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh Indeks Saham Dow Jones terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

4. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh Singapore Exchange terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Menurut Sunariyah (2004 : 4), pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan sejenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004 : 1), pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa

(3)

diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Dr. Siswanto Sudomo (1990), yang dimakskud dengan Pasar Modal adalah pasar tempat diterbitkan serta diperdagangkan surat – surat

berharga jangka panjang khususnya obligasi dan saham.

Keputusan Presiden (Kepres) No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal Bab I pasal 1 dimana disebutkan “ Pasar Modal adalah bursa efek

seperti yang dimaksud dalam Undang – Undang No. 15 Tahun 1952 ( Lembaran Negara, Tahun 1952 No. 67 )”. Jadi Pasar Modal adalah bursa – bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek.

Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga adalah suatu angka yang digunakan untuk

membandingkan suatu peristiwa dibandingkan dengan suatu peristiwa lainnya.

Angka Indeks Harga Saham adalah angka – angka yang menjadi

ukuran situasi pasar modal, yang dapat digunakan untuk membandingkan peristiwa dan sebagai alat analisis.

Indeks Harga Saham Gabungan adalah gabungan harga saham

perusahan emiten yang bertransaksi di Bursa Efek Jakarta.

Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu nilai yang digunakan

untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang

dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut. (Sunariyah SE, MMsi, 2003, 126).

(4)

Pengertian Kurs Valuta Asing

Valuta Asing atau yang disingkat dengan kata “Valas” secara bebas dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat

pembayaran yang sah di Negara lain.

Secara lebih luas Valuta Asing dapat juga diartikan sebagai seluruh

kewajiban terhadap mata uang asing yang dapat dibayar di luar negeri, baik berupa simpanan pada bank di luar negeri maupun kewajiban dalam mata uang asing.

US Dollar atau Dollar Amerika Serikat

US Dollar menjadi mata uang utama dunia sejak akhir Perang Dunia II hingga saat ini. Hal ini dapat dimengerti mengingat pada saat itu perekonomian di Negara Eropa hancur akibat perang dan dilain pihak tanah Amerika tidak tersentuh oleh perang tersebut walaupun Amerika ikut serta dalam peperangan tersebut. Dengan digelarnya konferensi internasional mengenai sistem yang nilai tukar diadakan di Bretton Woods, New Hampshire Amerika Serikat pada tahun 1944 yang menandai dimulainya Fixed Exchange Rate System semakin mengukuhkan peran mata uang US Dollar sebagai mata uang utama dunia. Perjalanan waktu juga menunjukkan US Dollar sebagai mata uang cukup stabil walau dalam keadaan krisis sekalipun.

EURO

Merupakan mata uang gabungan negara Eropa. Mata uang Euro pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai mata uang tunggal Eropa yang menggantikan 11 (sebelas) mata uang Negara Eropa. Euro diluncurkan sebagai usaha negara – negara Eropa untuk menciptakan satu mata uang dunia yang menyaingi US Dollar.

(5)

Objek Penelitian

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan objek penelitian nilai penutupan IHSG di BEI, mata uang asing yaitu US Dollar yang merupakan mata uang negara Amerika dan Euro yang merupakan mata uang yang dipergunakan di sebagian besar negara – negara Eropa dan Indeks Harga Saham Asing.

Penulis menggunakan kedua mata uang tersebut sebagai objek karena kedua mata uang tersebut memiliki kestabilan nilai tukar yang cukup tinggi dan digunakan sebagai mata uang untuk transaksi perdagangan internasional. Sementara Indeks Harga Saham Asing yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Dow Jones (DJIA), Singapore Exchange (SSI). Penulis menggunakan data IHSG di BEI dan kurs jual mata uang US Dollar dan Euro serta Indeks Harga Saham Asing dari tahun 2006 - 2008.

Data atau Variabel yang digunakan

Penulis menggunakan data nilai penutupan IHSG di BEI, kurs jual US Dollar dan Euro serta Indeks Harga Saham Asing dari tahun 2006 - 2008. Data – data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode regresi linier berganda menggunakan SPSS.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas atau independen (variabel X), yaitu Kurs mata uang asing dan Indeks Harga Saham Asing.

2. Variabel terikat atau dependen (variabel Y), yaitu nilai penutupan IHSG di BEI

(6)

Metode Pengumpulan Data

Riset Kepustakaan

Merupakan riset dengan mencari dan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, Internet serta sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

Alat analisis yang Digunakan

Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan cara perhitungan statistic dengan menggunakan aplikasi SPSS dengen metode statistic dan uji hipotesis regresi berganda.

Teknik Pengolahan Data

a. Parametric Correlations Analysis

Prosedur yang digunakan pada statistik parametik dilandasi oleh asumsi-asumsi tertentu antara lain bahwa data harus berdistibusi, data yang digunakan berupa data kuantitatif dengan skala pengukuran interval dan rasio, alat statistik yang termasuk dalam statistik parametrik adalah analisis regresi, korelasi, analisis varians dan uji perbandingan. b. Regresi Linier Berganda

Pengertian Regresi Linier Berganda

Regresi berganda merupakan alat yang digunakan untuk menentukan persamaan regresi.

Regresi berganda merupakan alat yang digunakan untuk menentukan

persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antara variabel dependen yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel independen.

Regresi berganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana,

karena dalam menganalisa suatu hubungan keterkaitan antara varibelnya, tidak hanya satu variabel bebas saja, tetapi banyak variabel lainnya.

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Penelitian

Data tahun 2006

Bulan IHSG USD EUR DJIA SSI 1 1232.32 9395 11361.03 10.6 18.85 2 1230.66 9230 10932.5 10.72 18.52 3 1322.97 9075 10892.78 10.66 18.91 4 1464.41 8775 10989.5 10.92 19.87 5 1330 9220 11858.43 10.82 20.69 6 1310.26 9300 11822.21 10.8 21.01 7 1351.65 9070 11567.55 10.86 18.88 8 1431.26 9100 11676.31 11.02 16.78 9 1534.61 9235 11731.81 11.32 18.71 10 1582.63 9110 11584.81 11.59 20.67 11 1718.96 9165 12068.04 11.85 21.07 12 1805.52 9020 11858.22 12.08 19.41 Data tahun 2007

Bulan IHSG USD EUR DJIA SSI 1 1757.26 9090 11771.22 12.05 20.5 2 1740.97 9160 12106.44 11.91 21.01 3 1830.92 9118 12184.4 11.95 22.39 4 1999.17 9083 12392.47 12.63 21.18 5 2084.32 8828 11855.23 13.07 20.07 6 2139.28 9054 12163.67 12.99 20.18 7 2348.67 9186 12599.14 13.05 17.18 8 2194.34 9410 12862.58 13.11 16.69 9 2359.21 9137 12938.09 13.56 17.6 10 2643.49 9103 13143.01 13.65 18.12 11 2688.33 9376 13829.7 13.42 16.34 12 2745.83 9419 13759.82 13.4 14.34

(8)

Data tahun 2008

Bulan IHSG USD EUR DJIA SSI 1 2627.25 9291 13789.31 12.6 11.65 2 2721.94 9051 13739.04 12.4 12.26 3 2447.3 9217 14558.79 12.43 15.75 4 2304.52 9234 14372.29 12.83 15.31 5 2444.35 9318 14460.22 12.54 13.14 6 2349.1 9225 14563.12 11.46 11.39 7 2304.51 9118 14212.28 11.43 14.46 8 2165.94 9153 13495.24 11.54 15.54 9 1832.51 9378 13751.46 10.75 13.37 10 1256.7 10995 14083.07 10.25 7.55 11 1241.54 10950 15680.34 10 5.66 12 1355.41 10950 15441.22 9.8 8.15

Deskripsi Hasil Penelitian

Descriptive Statistics 1913.8364 506.16743 36 9320.5278 522.54862 36 12835.98 1311.80213 36 11.8350 1.08645 36 16.7556 4.17824 36 IHSG USD EUR DJIA SSI Mean Std. Deviation N

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa jumlah data yang dimasukkan dalam pengujian sebanyak 36 dan rata-rata IHSG sebesar 1913,8364 dengan standar deviasi sebesar 506,16743; rata-rata USD sebesar 9320,5278 dengan standar deviasi sebesar 522,54862; rata-rata Euro sebesar 12835,9817 dengan standar deviasi sebesar 1311,80213; rata-rata DJIA sebesar 11,8350 dengan standar deviasi sebesar 1,08645; rata-rata SSI sebesar 16,7556 dengan standar deviasi sebesar 4.17824.

(9)

Uji Asumsi Klasik

Dalam analasis regresi, terdapat asumsi yang harus dipenuhi sehingga persamaan regresi yang dihasilkan valid untuk memprediksi. Asumsi ini biasa disebut dengan uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolenearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas perlu dilakukan untuk memenuhi asumsi bahwa data yang digunakan terdistribusi secara normal. Distribusi normal data adalah dimana data memusat pada nilai rata-rata dari data tersebut.

Berikut hasil uji normalitas dari penelitian yang dilakukan :

2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Residual 8 6 4 2 0 Fr e que nc y Mean =4.37E-15 Std. Dev. =0.926 N =36 Histogram

(10)

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Exp ected Cu m Prob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: IHSG

Dari grafik output kita bisa melihat bahwa data yang digunakan terdistribusi normal dengan bentuk histogram yang hampir sama dengan bentruk distribusi normal. Selain dengan histogram, kita juga bisa melihat uji normalitas dengan menggunakan grafik PP Plots. Suatu data akan terdistribusi secara normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Pada grafik PP Plots, kesamaan antara nilai probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan atanra nilai probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Dari grafik terlihat bahwa nilai plot PP terletak disekitar garis diagonal, sehingga bisa diartikan bahwa distribusi data adalah normal.

Uji Multikolinearitas

Asumsi kedua yang harus dipenuhi adalah bahwa variabel yang dipilih terbebas dari gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi antarvariabel independen. Gejala ini ditunjukkan dengan korelasi yang signifikan antarvariabel independen. Apabila terjadi gejala multikolinearitas, salah

(11)

satu langkah untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel dari model regresi, sehingga bisa dipilih model yang paling baik

Berikut hasil uji multikolinearitas dari penelitian yang dilakukan :

Coefficientsa 1519.911 831.179 1.829 .077 -.497 .061 -.513 -8.096 .000 .330 3.031 .164 .031 .424 5.216 .000 .201 4.987 305.401 23.632 .656 12.923 .000 .514 1.944 -41.171 10.617 -.340 -3.878 .001 .172 5.803 (Constant) USD EUR DJIA SSI Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: IHSG a.

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan variable independen dinyatakan lulus uji multikolinearitas, yaitu nilai VIF <10 dan Tolerance > 0.10, yang artinya variabel-variabel independen bebas dari gejala multikolinearitas atau korelasi antar variabel indipenden.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud berkorelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi, ukuran yang digunakan adalah bahwa nilai dari Durbin-Watson adalah mendekati 2.

Berikut hasil uji autokorelasi dari penelitian yang dilakukan :

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .979(a) .959 .954 108.94981 1.584

a Predictors: (Constant), SSI, DJIA, USD, EUR b Dependent Variable: IHSG

(12)

Dari hasil diatas nilai Durbin-Watson (DW) yang diperoleh adalah sebesar 1.584 atau nilai DW mendekati 2. Dengan hasil tersebut kita bisa lihat bahwa tidak terjadi autokorelasi pada variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini.

Uji Heterokedastisitas

Asumsi terakhir dalam uji asumsi klasik adalah asumsi heterokedastisitas. Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu uji untuk menguji heterokedastisitas adalah dengan melihat nilai Sig dimana nilai Sig < 0.05 diasumsikan bahwa varians residual tidak sama (heterokedastisitas) sedangkan sebaliknya nilai Sig > 0.05 diasumsikan bahwa varians residual sama dari pengamatan ke pengamatan (homokedastisitas).

Berikut hasil uji heterokedastisitas dari penelitian yang dilakukan :

Coefficientsa 1519.911 831.179 1.829 .077 -.497 .061 -.513 -8.096 .000 .330 3.031 .164 .031 .424 5.216 .000 .201 4.987 305.401 23.632 .656 12.923 .000 .514 1.944 -41.171 10.617 -.340 -3.878 .001 .172 5.803 (Constant) USD EUR DJIA SSI Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: IHSG a.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh varians data yang digunakan lulus uji heterokedastisitas, dimana nilai Sig < 0.05. yang artinya bahwa varians residual tidak sama untuk satu pengamatan dengan pengamatan lainnya.

(13)

Persamaan Regresi

Pengolahan regresi berganda dilakukan dengan metode backward. Pada metode ini akan dieliminasi variabel-variabel yang memiliki nilai signifikan besar. Batas nilai signifikan yang digunakan adalah < 0,05.

Coefficientsa 1519.911 831.179 1.829 .077 -.497 .061 -.513 -8.096 .000 .330 3.031 .164 .031 .424 5.216 .000 .201 4.987 305.401 23.632 .656 12.923 .000 .514 1.944 -41.171 10.617 -.340 -3.878 .001 .172 5.803 (Constant) USD EUR DJIA SSI Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: IHSG a.

Persamaan umum regresi : Y = a + (b1X1) + (b2X2)

Dari hasil output SPSS didapat persamaan regresi :

Y = 1519,911 -0,497X1 + 0,164X2 + 305,401X3 -41,171X4 Keterangan : a = konstanta b = koefisien X1 = USD X2 = EUR X3 = DJIA X4 = SSI

(14)

Uji Hipotesa Penelitian

Hipotesis yang akan di uji meliputi pengaruh variabel-variabel indipenden terhadap variabel dependen secara simultan dan parsial. Pengujian parsial menggunakan uji t, yaitu dengan membandingkan nilai t tabel dengan t hitung. Sedangkan pengujian secara simultan menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan F tabel dan F hitung.

Dari hasil uji T dan uji F didapat hasil sebagai berikut :

Nilai t tabel sebesar 1,690 (df : 35, α :5%) sedangkan nilai t hitung sebesar -8.096. Nilai t hitung yang lebih kecil dati t tabel, maka keputusan yang diambil adalah menerima hipotesis pertama, yang artinya bahwa FluktuasiUSD tidak memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap IHSG.

- Nilai t tabel sebesar 1,690 (df : 35, α :5%) sedangkan nilai t hitung sebesar 5,216. Nilai t hitung yang lebih besar dati t tabel, maka keputusan yang diambil adalah menerima hipotesis kedua, yang artinya bahwa Fluktuasi Euro memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap IHSG.

- Nilai t tabel sebesar 1,690 (df : 35, α :5%) sedangkan nilai t hitung sebesar 12,923. Nilai t hitung yang lebih besar dati t tabel, maka keputusan yang diambil adalah menerima hipotesis kedua, yang artinya bahwa Fluktuasi DJIA memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap IHSG. Nilai t tabel sebesar 1,690 (df : 35, α :5%) sedangkan nilai t hitung sebesar

-3,878. Nilai t hitung yang lebih kecil dati t tabel, maka keputusan yang diambil adalah menerima hipotesis yang pertama, yang artinya bahwa Fluktuasi SSI tidak memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap IHSG.

- Nilai F tabel sebesar 2,68 (df : 4 , 31) sedangkan nilai F hitung sebesar 181,112. Nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel, maka keputusan yang diambil adalah menerima hipotesis yang kedua, yang artinya bahwa seluruh

(15)

variabel independen yang dipakai dalam model regresi memiliki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap IHSG.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Dari kelima variable yang terdiri dari 4 variabel independen (nilai tukar mata uang asing dan indeks harga saham luar negeri) dan 1 variabel dependen (nilai IHSG) dapat diketahui bahwa Indeks Harga Saham Dow Jones (DJIA) paling besar pengaruhnya terhadap IHSG dalam persamaan regresi. Sementara itu dalam pengujian secara parsial, untuk valuta asing Euro lebih mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara signifikan dibandingkan dengan US dollar. Hal ini menunjukkan bahwa mulai terjadi pergeseran kepercayaan masyarakat Indonesia dalam mempergunkan valuta asing untuk perdagangan Internasional. Sementara untuk Indeks Harga Saham Luar Negeri, Indeks Harga Saham Dow Jones (DJIA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedangkan Indeks Harga Saham Singapore

Exchange (SSI) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga

Referensi

Dokumen terkait

Sistem sirkulasi secara umum yang digunakan di dalam bangunan adalah.

Tidak adanya perbedaan antara persentase larutan kapur dan proses pengulitan terhadap protein kerupuk kulit kaki ayam sampai pada tingkat konsentrasi larutan kapur

Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan

Denotation and connotation were used to analyze how youth is represented in five versions of SilverQueen television advertisements which are broadcasted in Indonesia

Deskripsi Hasil Uji Efektivitas Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Pemikiran Sukarno ... Pembahsan Hasil

Penelitian ini hendak mengeksplorasi mengenai penerimaan diri pda penyandang disabilitas fisik yang dikarenakan oleh kecelakaan yang dahulu keadaan fisik

Uji lanjut berganda duncan menunjukkan perendaman auksin selama 60 menit memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain pada parameter tinggi tunas

Sehingga untuk menghindari tidak dapat ditemukannya kombinasi resistor e12 yang sesuai dengan resistansi yang diinginkan digunakan nilai toleransi yang lebih besar