• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TAMBAH PELAKU BISNIS DI PELABUHAN PENDARATAN IKAN SODOHOA DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TAMBAH PELAKU BISNIS DI PELABUHAN PENDARATAN IKAN SODOHOA DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA KENDARI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 3(1): April 2016 13

NILAI TAMBAH PELAKU BISNIS DI PELABUHAN PENDARATAN

IKAN SODOHOA DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI

KOTA KENDARI

Value Added Business in The Fish Landing Ports in Supporting Economic Growth Kendari City

Onu La Ola1, Roslindah Daeng Siang2 dan Nurdiana A3 1,2,3

Jurusan Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara. 1E-mail : onu_laola@yahoo.co.id,

2

roslindahds@yahoo.co.id, 3

diana_firazufpsd@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai tambah yang diciptakan oleh pelaku usaha (nelayan tangkap, pelaku pasca panen/industri, dan pedagang) di TPI Sodohoa Kota Kendari. Metode penelitian digunakan metode survei dan Focus Group Discussion. Objek penelitian yaitu jumlah setiap jenis faktor produksi barang modal dan modal kerja pelaku perikanan tangkap, pelaku industri dan perdagangan; harga beli dan umur ekonomi barang modal; jenis ikan yang diproduksi; jumlah hasil produksi; dan harga jual-beli ikan pada TPI Sodohoa. Hasil yang didapatkan adalah besaran ciptaan nilai tambah menurut penggunaan dan permintaan para pelaku aktivitas produksi dan transaksi komoditi perikanan di TPI Sodohoa Kota Kendari tahun 2015 adalah sebesar Rp199.410.000.000,-.

Kata Kunci : Nelayan, Industri, Pedagang, Nilai Tambah ABSTRACK

This study aimed to analyze the value added created by businesses (fisherman, the perpetrators of post-harvest/industrial, and traders) in TPI Sodohoa Kendari. The research method used a survey and Focus Group Discussion. The object of research are the amount of each type of capital goods production factors and working capital of actors of capture fisheries, industry and trade; The purchase price and the economic life of capital goods; Types of fish that are produced; Amound of production; and The price of buying and selling fish at TPI Sodohoa. The results obtained are massive creation of value added by the use or final demand the perpetrators of production activities and transactions fishery commodities in TPI Sodohoa Kendari city 2015 amounted Rp199.410.000.000,-

Keywords : Fishing, Industry, Traders, Value Added

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara kepu-lauan terbesar di dunia yang tiga perempat wilayahnya berupa laut dengan kekayaan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental services)

yang sangat besar, merupakan keunggulan komparatif yang dapat ditransformasi menjadi keunggulan kompetitif dan sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia. Pembangunan ekonomi perikanan dan kelautan yang dilakukan pemerintah

(2)

La Onu La Ola, Roslindah Daeng Siang, Nurdiana A.

ISSN : 2355-6617,

14 ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan

adalah untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) menjadi sangat penting menjadi perhatian khusus dalam peningkatan pelayanan terhadap kapal perikanan sebagai sarana produksi meliputi: penyediaan basis (home base) bagi armada penangkapan, menjamin kelan-caran bongkar ikan hasil tangkapan, menyediakan suplai logistik bagi kapal-kapal ikan seperti air tawar, bahan bakar minyak, es untuk perbekalan dan lain-lain, sedangkan pelayanan terhadap nelayan sebagai unsur tenaga produksi meliputi: aspek pengolahan, aspek pema-saran dan aspek pembinaan masyarakat nelayan.

Pembangunan usaha perikanan mulai usaha perikanan tangkap, peri-kanan budidaya, pengolahan pasca panen, perdagangan, pariwisata bahari, sampai galangan kapal dapat diwujudkan dengan menerapkan lima prinsip ekonomi biru (blue economic) pada setiap usaha ekonomi perikanan dan kelautan, 1) skala ekonomi, 2) manajemen rantai suplai terpadu (produksi, pengolahan, pemasaran), 3) teknologi inovatif pada setiap mata rantai sistem bisnis, 4) inklusif dengan melibatkan masyarakat lokal, dan 5) ramah lingkungan.

Dalam rangka percepatan per-tumbuhan ekonomi sektor perikanan Kota Kendari, maka perlu dikaji nilai tambah yang diciptakan oleh pelaku usaha di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa. Kajian ini diperlukan untuk bahan penyusunan perencanaan pem-bangunan ekonomi Kota Kendari.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitiaan

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan Januari sampai Maret tahun 2015 di Pelabuhan Pendaratan Ikan, untuk melihat nilai tambah yang disumbangkan PPI ke PDRB Kota Kendari selama triwulan. Metode Penelitian

Metode penelitian yang diguna-kan ialah metode penelitian survey dan Focus Group Discussion (FGD). Peneli-tian survey adalah peneliPeneli-tian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel. FGD merupakan suatu proses pengumpulan informasi suatu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah beberapa perusahaan pelaku penangkap ikan, pelaku industri dan perdagangan komoditi ikan di TPI Sodohoa. Objek penelitian adalah a) jumlah setiap jenis faktor produksi barang modal dan modal kerja pelaku perikanan tangkap, pelaku industri dan perdagangan; b) harga beli dan umur ekonomi barang modal; c) jenis ikan yang diproduksi; d) jumlah hasil produksi; e) harga jual-beli ikan pada TPI Sodohoa.

(3)

Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 3(1): April 2016 15 Analisis Data

Alat analisis untuk mendapatkan data dan informasi besaran jumlah pelaku produksi, pelaku industri dan pedagang di TPI Sodohoa ialah meng-gunakan analisis tabel. Alat analisis untuk mendapatkan data dan informasi besaran nilai tambah (NT), nilai upah/gaji, depresiasi, nilai pajak dan keuntungan yang diciptakan oleh para pelaku produksi, industri dan pedagang ialah menggunakan rumus:

………… (1) Dimana : NT = Nilai tambah U = Upah/Gaji D = Depresiasi (Penyusutan Barang Modal) P = Pajak Π = Laba ...……… (2) Dimana : U = Upah Tk = Tenaga Kerja H = Harga Tenaga Kerja

per satuan waktu.

……....……… (3) Dimana : P = Pajak Π = Laba 10 % = Besarnya pajak pendapatan ……..…… (4) Dimana : Π = Laba TR = Total Penerimaan TC = Total Pengeluaran/ Biaya HASIL

Hasil kajian nilai tambah disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Nilai Tambah Sektor Perikanan Lokal TPI Sodohoa Kota Kendari Tahun 2015 No Nama Pelaku Produksi Jumlah

Armada Unit Frek/ Th Produksi (Kg)

Perdagangan Pasar Lokal Produksi (Kg) Harga (Rp) Penerimaan (Rp) 1 KMN –Tonda 59 120 100 708.000 20.000 14.160.000.000 2 KMN - Purse Sine 46 36 1.000 1.656.000 15.000 24.840.000.000 3 KMN-Bagang 13 120 500 780.000 15.000 11.700.000.000 4 KMN-Andon 5 60 100 30.000 20.000 600.000.000 5 KMN-Bubu 3 120 100 36.000 25.000 900.000.000 6 KMN-Hand Line 2 120 200 48.000 20.000 960.000.000 7 Penjual di P. TPI 100 360 100 3.600.000 20.000 72.000.000.000 8 UMK di H. TPI 10 360 500 1.800.000 20.000 36.000.000.000 9 UMK P. Jln. Kaki 30 360 25 270.000 25.000 6.750.000.000 10 UMK P. Naik Motor 30 360 50 540.000 25.000 13.500.000.000 11 UMK . Naik Mobil 20 360 500 3.600.000 25.000 90.000.000.000 Jumlah nilai tambah dari sudut final demand 199.410.000.000 Sumber : Data primer diolah, 2015

NT = U +D+ P + π

P = 10 % x π

Π = TR - TC U = Tk x

(4)

La Onu La Ola, Roslindah Daeng Siang, Nurdiana A.

ISSN : 2355-6617,

16 ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan

Berdasarkan Tabel 1 maka besaran ciptaan nilai tambah menurut penggunaan para pelaku aktivitas produksi dan transaksi komoditi perikanan di TPI Sodohoa tahun 2015 adalah sebesar Rp199.410.000.000,- Pelaku pencipta nilai tambah atau PDRB di TPI Sodohoa adalah terdiri dari : (a) Pelaku perikanan tangkap kapal motor nelayan (KMN) dengan alat tangkap pancing tonda sebesar Rp14.160.000.000; (b) Pelaku perikanan tangkap kapal motor nelayan (KMN) dengan alat tangkap purse seine sebesar Rp24.840.000.000,-; (c) Pelaku perikanan tangkap kapal motor nelayan (KMN) dengan alat tangkap bagan sebesar Rp11.700.000.000,-; (d) Pelaku perikanan tangkap kapal motor nelayan (KMN) dengan alat tangkap andon sebesar Rp600.000.000,-; (e) Pelaku perikanan tangkap kapal motor nelayan (KMN) dengan alat tangkap bubu sebesar Rp900.000.000,-; (f) Pelaku perikanan tangkap kapal motor nelayan (KMN) dengan alat tangkap hand line sebesar Rp 960.000.000,-; (g) Pelaku penjual di pelataran TPI Sodohoa sebesar Rp72.000.000.000,-; (h) Pelaku penjual di hanggar TPI Sodohoa sebesar Rp36.000.000.000,-; (i) Pelaku penjual keliling jalan kaki ke rumah-rumah penduduk sebesar Rp6.750.000.000,-: (j) Pelaku penjual keliling naik motor ke rumah-rumah penduduk sebesar Rp13.500.000.000,-: dan (k) Pelaku penjual keliling naik mobil pick-up ke pasar-pasar lokal/tradisional sebesar Rp90.000.000.000,-.

PEMBAHASAN

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diketahui dengan meng-gunakan angka gross domestik bruto (GDP). GDP atau pendapatan nasional, salah satu pendekatan yang dilakukan untuk menghitungnya adalah dengan pendekatan nilai tambah (value added approach). Penghitungan dilakukan dengan menambahkan semua nilai tambah dari semua barang dan jasa di perekonomian atau menambahkan nilai produk finalnya.

Nilai tambah merupakan salah satu parameter ekonomi yang meng-gambarkan selisih antara nilai produksi (output) dan biaya antara (biaya yang habis dipakai selama proses produksi) dari suatu produk, baik barang maupun jasa. Nilai tambah sangat penting untuk menghitung Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari suatu daerah, yang merupakan penjumlahan dari nilai tambah bruto di semua industri. NTB adalah total dari pendapatan, keun-tungan usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung.

PDRB merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan eko-nomi di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun kelender). Kegiatan ekonomi yang dimaksud kegiatan pertanian, pertam-bangan, industri pengolahan, sampai dengan jasa. Menurut Sukirno (2012), PDRB merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu satu tahun di suatu wilayah

(5)

ISSN : 2355-6617,

16 ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan

tertentu tanpa membedakan kepemi-likan faktor produksi, tapi lebih memerlukan keberadaan faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi itu, PDRB merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah.

PDRB dari sumber sektor perikanan dikaji dengan pendekatan nilai tambah yang diciptakan oleh pelaku produksi dan pemasaran hasil perikanan di PPS Sodohoa Kendari. Tabulasi jumlah komoditi perikanan yang dihasilkan oleh nelayan tangkap tonda, purse seine, bagan, andon, bubu, hand line, dan usaha mikra penjual ikan di pelataran TPI, usaha mikro penjual ikan pelataran hanggar TPI, usaha mikro penjual ikan keliling jalan kaki, usaha mikro penjual ikan keliling naik motor, usaha mikro penjual ikan ke berbagai pasar dalam dan luar Kota Kendari dengan menggunakan ken-daraan mobil pick-up dari sudut pandang penggunaan (Final Demand).

Usaha perikanan yang dimak-sud dalam penelitian ini adalah usaha perikanan tangkap (sektor primer), usaha industri ikan beku (sektor sekunder), dan usaha perdagangan ikan ke pasar lokal, pasar antar pulau dan pasar ekspor (sektor tersier) di TPI Sodohoa. Pengusaha yang melakukan aktivitas penangkapan ikan dengan berbagai macam alat tangkap di TPI Sodohoa adalah sebanyak 142 Kapal. Selanjutnya pengusaha mikro yang melakukan aktivitas perdagangan di TPI Sodohoa yaitu : (a) pengusaha mikro yang menjual di pelataran sebanyak 100 orang; (b) pengusaha mikro yang menjual di hanggar sebanyak 30 orang ;

(c) pengusaha mikro penjual keliling jalan kaki sebanyak 30 orang; (d) pengusaha mikro penjual keliling pakai motor sebanyak 40 unit; (e) pengusaha mikro penjual ke pasar dalam kota dan luar kota kendari pakai mobil pick-up sebanyak 20 unit. Penelitian ini diha-rapkan untuk menjawab permasalahan besaran nilai tambah yang diciptakan oleh pelaku perikanan tangkap, industri dan perdagangan di TPI Sodohoa

Usaha perdagangan ikan adalah usaha penjualan ikan berskala mikro kecil dan menengah (UMKM) dari atau TPI Sodohoa ke pasar lokal Kota Kendari, ke pasar antar pulau dan ke pasar antar negara (ekspor) dengan sasaran menciptakan keuntungan dan nilai tambah. Proses perdagangan ikan usaha mikro kecil dan menengah di TPI Sodohoa adalah mengantar ikan dari TPI Sodohoa ke lokasi pemukiman penduduk atau ke pasar berbagai pasar dalam wilayah Kota Kendari dengan menggunakan motor atau mobil pick-up.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Pertumbuhan ekonomi hanya akan menghasilkan perbaikan distribusi pendapatan bila memenuhi setidak-tidaknya dua syarat, yaitu memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas. Dengan meluasnya kesempatan kerja, maka akses rakyat untuk memperoleh penghasilan makin besar (Prathama dan Manurung, 2008).

Salah satu perkembangan eko-nomi di Indonesia yang mengalami perubahan dari sistem top down menjadi

(6)

Nilai tambah pelaku bisnis di PPI Sodoha

Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 3(1): April 2016 17

sistem bottom up yaitu hadirnya Undang-Undang Otonomi Daerah nomor 32 tahun 2004 sebagai ganti Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 sebagai bentuk peran dan kebijakan pemerintah pusat yang dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan karakteristik sumber daya yang ada pada masing-masing wilayah. Adanya sistem bottom up mengartikan bahwa pemerintah pusat memberikan kepercayaan pada setiap wilayah atau daerah agar mengelola potensi sumber daya di wilayahnya sesuai skala kebutuhan.

SIMPULAN

Ciptaan nilai tambah menurut penggunaan para pelaku aktivitas produksi dan transaksi komoditi perikanan di TPI Sodohoa tahun 2015 adalah sebesar Rp199.410.000.000,- Adapun pelaku pencipta nilai tambah atau PDRB di TPI Sodohoa adalah terdiri dari : pelaku perikanan tangkap kapal motor nelayan (KMN) dengan alat tangkap pancing tonda, KMN dengan alat tangkap purse seine, KMN dengan alat tangkap bagan, KMN dengan alat tangkap andon, KMN dengan alat tangkap, KMN dengan alat tangkap hand line, pelaku penjual di pelataran TPI Sodohoa, pelaku penjual di hanggar TPI Sodohoa, pelaku penjual keliling jalan kaki ke rumah-rumah penduduk, pelaku penjual keliling naik motor ke rumah-rumah penduduk, dan pelaku penjual keliling naik mobil pick-up ke pasar-pasar lokal/tradisional.

DAFTAR PUSTAKA

Ngamel, A.K dan I.D.A.R. Susanty. 2013. Peranan Sektor Kelautan dan Perikanan dalam Pembangunan Wilayah Kota Tual Provinsi Maluku. Jurnal Sains Terapan Edisi III Vol-3 (1) : 69 – 81 (2013). DKP RI. 2005. Undang Undang

Repuplik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. DKP RI. Jakarta.

DKP RI. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta.

DKP RI. 2008. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER 17/MEN/ 2008 Tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil. DKP RI. Jakarta.

Dirjen Perikanan Tangkap KKP RI. 2015. Profile Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. PPS. Kendari Laola,O, S.A.Lawelle, Nurdiana A, dan

R.D. Siang. 2015. Kajian Pem-bangunan Usaha Perikanan di beberapa Kawasan Pengembangan Perikanan dan Dampaknya terhadap pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari dan Lembaga Penelitian Universitas Halu Oleo. Kendari Prathama, R dan M. Manurung. 2008.

Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro ekonomi dan Makro ekonomi). FEUI. Jakarta.

(7)

ISSN : 2355-6617,

18 ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan

Rangkuti, F. 2004. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sukirno, S. 2012. Makroekonomi, Teori Pengantar. Edisi 3. Raja Grafindo Persada, Rajawali Press. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Nilai Tambah Sektor Perikanan Lokal  TPI Sodohoa Kota Kendari Tahun 2015  No  Nama Pelaku Produksi  Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

(9) Calon peserta didik baru yang dinyatakan lulus seleksi di SMK diharuskan mendaftar ulang pada tanggal 7 sampai 11 Juli 2009 di sekolah tempat calon... b

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis data, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat

Analisis Dampak Kafein Terhadap Hasil Perhitungan Heart rate Lari 100 M dan Illinoise Agility Kafein mempunyai efek ergogenik yang dapat meningkatkan peforma, terutama

Sistem pemasaran ikan cakalang (K. pelamis) di Tempat Pendaratan Ikan Sodohoa Kota Kendari ini dilakukan dengan sistem satuan rupiah per kilo gram (Rp/kg),

RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa benda dan budaya maupun lokasi yang

Pembahasan dalam jurnal ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media boneka tangan dan pengaruhnya terhadap media pembelajaran daring dan ekonomi masyarakat yang

Abstrak: Aplikasi pada smartphone adalah suatu fungsi yang dibuat untuk memudahkan kegiatan manusia. Saat ini aplikasi banyak dijadikan sumber informasi tidak terkecuali dalam