• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODOLOGI PENELITIAN Gambaran Umum Perusahaan Accor Hotels Group Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODOLOGI PENELITIAN Gambaran Umum Perusahaan Accor Hotels Group Surabaya"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Perusahaan Accor Hotels Group Surabaya 3.1.1 Sejarah dan Latar Belakang Accor

Accor adalah hotel operator terbesar yang terdiri dari 14 macam Hotel di seluruh dunia. Accor berdiri pada tahun 1967, dan hotel Accor pertama adalah Novotel terletak di Lille Lesquin, Perancis yang didirikan oleh Gerard Pelisson, dan Paul Dubrule yang berasal dari Perancis. CEO Accor pertama Jean Marc Espalioux (1997 – 2005), lalu Gille Pelisson (2006 – 2010), dan mulai tahun 2011 – sekarang CEO Accor adalah Denis Hennequin. Accor telah memimpin pangsa internasional di bidang perhotelan, pariwisata dan pelayanan korporat dengan jumlah karyawan sebanyak 168.000 orang yang tersebar di 140 negara dengan dua aktivitas internasional utama yaitu:

1. Hotel: Lebih dari 4000 hotel (466.000 kamar) di 92 negara (termasuk 240 hotel

dan resor di Asia Pasifik dengan brand Sofitel, Novotel, Mercure, All Season, Ibis, dan Formule 1) dan juga hotel untuk para “backpackers”, biro perjalanan, restaurant dan kasino.

2. Jasa: Pelayanan untuk klien korporat dan institusi publik. Sembilan belas juta

orang di 34 negara yang menggunakan pelayanan lebih luas (voucher makanan, jasa dan pelayanan, program intensif, program loyalty, dan even) dirancang dan dikelola oleh Accor.

Visi: Leader in the hospitality and tourism industry in Asia Pacific 3.1.2 Sejarah dan Latar Belakang Novotel Surabaya Hotel & Suites

Hotel Novotel Surabaya didirikan oleh PT. Ometraco Realty melalui anak perusahaannya, yaitu PT. Griyamas Mukti Sejahtera pada bulan Februari 1994. Hotel yang didirikan di atas lahan yang dibeli dari PT. Unilever berada di kawasan jalan Ngagel 173 – 175 Surabaya.

Hotel Novotel Surabaya beroperasi dibawah manajemen Accor Group. Sebuah jaringan manajemen hotel yang bertaraf internasional dan berpusat di Perancis.

(2)

Pembukaan Hotel Novotel Surabaya melalui beberapa tahap sebagai berikut:

a. Trial Opening : 17 Mei 1995 b. Soft Opening : 03 Juni 1995 c. Grand Opening : 12 Oktober 1995

Bentuk bangunan unik dengan gaya khas klasik dan tatanan yang rapid an modern, membuat IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia) tergerak untuk memberikan penghargaan kepada Hotel Novotel Surabaya. Hotel Novotel Surabaya merupakan hotel pertama yang beroperasi di Indonesia yang berada di bawah naungan Accor Asia Pasifik dengan konsep resort didalam kota dan itu yang membuat Hotel Novotel Surabaya menjadi satu – satunya hotel resort di Surabaya.

3.1.3. Fasilitas Yang Dimiliki Novotel Surabaya

Untuk dapat memperlancar suatu hotel, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan hotel tersebut. Demikian pula dengan Hotel Novotel Surabaya telah memiliki beberapa fasilitas yang dapat mendukung kemajuan dan perkembangan hotel serta pelayanan.

Fasilitas yang dimiliki oleh Hotel Novotel Surabaya adalah sebagai berkut: 1. Tipe kamar yang dimiliki terdiri dari 48 superior, 24 superior terrace, 34

deluxe, 22 deluxe terrace, 6 novotel suite dan 4 executive suite. Selain itu Hotel Novotel Surabaya mempunyai 71 apartemen yang terdiri dari 41 apartemen dengan 1 kamar tidur, 20 apartemen yang terdiridari 2 kamar tidur, 10 apartemen dengan 3 kamar tidur

2. Brawijaya Room (untuk 1 room, 2 room, dan 3 room) 3. Jayabhaya Room

4. Janggala Restaurant

a. Menyediakan menu Indonesia dan Internasional

b. Menyediakan acara buffet untuk makan pagi, makan siang dan makan malam

c. Menyediakan cake shop 5. Dahana Lounge Bar

(3)

Bar yang letaknya di area pool, gunanya untuk melayani tamu yang sebelum, maupun setelah selesai berenang, apakah tamu tersebut memerlukan minuman ataupun makanan kecil untuk camilan.

7. Business Center 8. Drug Store 9. Rent Car 10. Parking Area

3.1.4. Sejarah dan Latar Belakang Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya

Mercure yang berada di bawah naungan Accor Group, merupakan jaringan hotel internasional yang telah memiliki 750 hotel di 45 negara, dan berpusat di Perancis. Pada tahun 2007, hotel yang melakukan soft opening pada 26 Februari 2007 ini berencana untuk memasuki pasar Surabaya dengan membuka Mercure Grand Mirama Surabaya. Hotel Mirama telah mengalami renovasi selama 1 tahun, dimulai dari Juni 2005, dan telah siap untuk direbranding menjadi Mercure Grand Mirama Surabaya. Hotel ini hanya berjarak 45 menit dari Bandara Juanda, 10 menit dari Tunjungan Plaza, 15 menit ke stasiun Gubeng, dan 5 menit dari Kebon Binatang Surabaya.

Selain itu Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya juga menyajikan berbagai fasilitas bagi para amunya, antara lain: 126 kamar, 1 grand ballroom dengan kapasitas mencapai 1000 orang, 4 ruang pertemuan, 2 restaurant, 1 café, kolam renang, fitness center, lobby lounge, business center, dan akses internet gratis di setiap kamar dan wi-fi di area lobby.

Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya memiliki 126 kamar yang terdiri dari 3 tipe kamar, yaitu: Tipe Superior ada 110 kamar, Tipe Deluxe ada 9 kamar, dan Tipe Suite ada 7 kamar.

3.1.5 Sejarah dan Latar Belakang Hotel Ibis Rajawali Surabaya

Hotel Ibis Rajawali Surabaya berlokasi di wilayah historis dan juga terletak di pusat bisnis di Surabaya, 45 menit dari Bandara Udara Juanda, berdekatan dengan pusat pembelanjaan dan hanya 10 menit dari pelabuhan Tanjung Perak. Hotel Ibis Rajawali Surabaya dimiliki oleh PT. Puri Pacific Intiland, yang beralamatkan di Gedung Menara Batavia Lt. 32, Jl. KH. Mas Mansyur Kav. 126,

(4)

Jakarta. Hotel Bintang Tiga ini dangat unik, karena Hotel Ibis Rajawali Surabaya memiliki servis standart internasional dengan harga terjangkau, dimana suasana ramah tamah siap menyambut semua customer. Hotel Ibis Rajawali mempunyai 123 karyawan. Hotel Ibis Rajawali dikelola oleh Accor. Accor telah memimpin pangsa internasional di bidang perhotelan, pariwisata, dan pelayanan korporat.

Fasilitas – fasilitas yang ditawarkan oleh Ibis Rajawali Surabaya diantaranya adalah:

1. 147 kamar yang terdiri dari 136 kamar Standart, 11 kamar Superior. 2. La Table Restaurant

3. Yudhistira Bar yang dilengkapi fasilitas billiard 4. 3 Meeting room

5. Fitness Centre and Sauna by Club Arena 6. Beauty Salon and Spa by Tussy Spa 7. Business centre and drugstore 8. TV Satelit

9. Laundry and Dry Cleaning 10. Indoor car park

11. Selain itu tersedia pula ruangan kantor untuk disewakan, diantaranya Travel Angkasa Raya, Smith dan Berjaya Cosway

3.1.6 Program Accor Advantages Plus Membership Card

Program Accor Advantages Plus Membership Card adalah sebuah bukti bahwa Accor Hotels Group Surabaya benar – benar peduli terhadap pelanggannya. Accor Advantage Plus secara resmi di launching oleh Accor sebagai jaringan manajemen hotel bertaraf internasional.

Para customer dapat memperoleh Accor Advantages Plus Membership Card dengan cara membayarkan deposit sebesar Rp.1.950.000,00 per tahun terlebih dahulu. Para pemegang membership card ini dapat memanfaatkan berbagai macam fasilitas dengan keberadaan kartu ini, antara lain:

 Mendapatkan diskon sampai dengan 50% saat bersantap di hotel dan restoran yang berpartisipasi.

(5)

 Akomodasi satu malam gratis berlaku di lebih dari 340 hotel dan resor yang berpartisipasi di seluruh Asia Pasifik.

 Diskon minimum 10% dari harga terbaik hari itu untuk akomodasi, ditambah penawaran ekslusif anggota.

 Sertifikat „Anggota untuk Sehari‟ yang dapat dialihkan untuk keluarga dan teman.

 Situs web Anggota yang ekslusif untuk mendapatkan berita, acara, perbandingan penawaran dan pemesanan secara online.

 Akses prioritas dan penawaran khusus untuk penyewaan Europcar, wisata, atraksi dan acara besar.

 Daftar A – Club di tingkat perak sehingga bisa mendapatkan poin 50% lebih banyak.

 Mendapatkan dan menebus poin A – Club di lebih dari 2,300 hotel Accor di seluruh Dunia.

3.2 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Causal Research (Penelitian Kausal). Menurut Malhotra (2004, p.85), penelitian kausal adalah salah satu dari tipe penelitian konklusif di mana mempunyai tujuan utama untuk mengetahui dan memperoleh bukti mengenai hubungan sebab-akibat. Tujuan dari penelitian kausal ini adalah untuk mengetahui mana yang merupakan variabel independen dan mana yang merupakan variabel dependen. Selain itu juga untuk menentukan sikap hubungan antara causal variabel dan dampak yang diprediksi. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Malhotra (2004, p.137), metode penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang berusaha untuk mengukur data, biasanya diaplikasikan dalam bentuk analisa stastistik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara variabel financial benefit, social benefit, dan structural ties terhadap customer loyalty di Accor Hotels Group Surabaya.

(6)

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Malhotra (2004, p.314), populasi adalah keseluruhan elemen yang mempunyai karakteristik umum, yang terdiri dari alam semesta untuk tujuan masalah dalam penelitian pasar. Sedangkan target populasi menurut Malhotra (2004, p.315) merupakan kumpulan dari objek yang memiliki informasi yang dicari oleh peneliti dan tentang kesimpulan yang harus dibuat. Dalam penelitian ini yang menjadi target populasi adalah para pelanggan yang memiliki kartu Accor Advantage Plus membership card di Accor Hotels Group Surabaya.

Menurut Malhotra (2004, p.314), sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik non-probability sampling, di mana menurut Malhotra (2004, p.320) non-probability sampling ini bergantung pada penilaian pribadi dari peneliti bukan kesempatan untuk memilih elemen sampel. Peneliti secara sadar memutuskan unsur-unsur apa yang termasuk sampel. Non-probability sampling ini dapat menghasilkan perkiraan yang tepat dari karakteristik populasi. Tipe dari non-probability sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Menurut Malhotra (2004, p.321), convenience sampling merupakan salah satu dari teknik non-probability sampling yang mencoba untuk mendapatkan sampel yang berada di sekitar peneliti. Keuntungan dari menggunakan convenience sampling adalah selain paling murah dan tidak memakan waktu, sampelnya mudah didapatkan, mudah untuk diukur dan cooperative.

Menurut Green (1991), untuk mengetahui jumlah sampel untuk penelitian regresi, dapat menggunakan rumus 50+8n, di mana n adalah jumlah variabel. Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel, maka dari itu dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Jumlah sampel = 50+8(n) = 50+8(4)

= 82 , dibulatkan menjadi 100 orang.

Jadi, jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden yang memiliki Accor Advantage Plus membership card.

(7)

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer (Primary Data)

Menurut Malhotra (2004, p. 102), data primer adalah data yang diperoleh khusus oleh peneliti untuk mengatasi masalah penelitian. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh penulis dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Menurut Malhotra (2004, p.102), data sekunder adalah data yang dikumpulkan dengan beberapa tujuan yaitu untuk mendukung penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan literature, studi pustaka dan media online yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Malhotra (2004, p.280), kuesioner merupakan salah satu teknik terstruktur dalam mengumpulkan data yang terdiri dari sejumlah pertanyaan, baik tertulis maupun lisan, yang dijawab oleh responden. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu profil responden dan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan financial benefit, social benefit, structural ties, dan customer loyalty dengan menggunakan skala Likert.

3.4.3 Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Malhotra (2004, p.258), skala Likert merupakan pengukuran skala dengan 5 kategori mulai dari “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”, yang mengharuskan responden untuk menunjukkan tidak persetujuan atau ketidaksetujuan berkaitan dengan serangkaian pertanyaan yang diberikan dengan bobot penilaian sebagai berikut angka “1” untuk jawaban “sangat tidak setuju”, angka “2” untuk jawaban “tidak setuju”, angka „3” untuk jawaban “netral”, angka “4” untuk jawaban “setuju”, dan angka “5” untuk jawaban “sangat setuju”.

(8)

3.5 Klasifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2009), variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu:

1. Variabel dependen/terikat

Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen/terikat (Y) adalah customer loyalty.

2. Variabel independen/bebas

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen/bebas (X) adalah manfaat finansial (financial benefit) (X1), manfaat sosial (social benefit)

(X2), dan ikatan struktural (structural ties) (X3).

3.6 Definisi Operasional Variabel

a. Financial Benefit (X1) sebagai variabel independen

Membangun suatu hubungan antara perusahaan dengan pelanggan dengan memberikan manfaat keuangan atau ekonomis. Indikator empirik:

X1.1 Mendapatkan diskon sampai dengan 50% saat bersantap di hotel dan restoran yang berpartisipasi..

X1.2 Diskon 15% tak terbatas untuk minuman di hotel – hotel di seluruh Asia.

X1.3 Akomodasi satu malam gratis berlaku di lebih dari 340 hotel dan resor yang berpartisipasi di seluruh Asia Pasifik.

X1.4 Diskon minimum 10% dari harga terbaik hari itu untuk akomodasi, ditambah penawaran ekslusif anggota.

X 1.5 Daftar A – Club di tingkat perak sehingga bisa mendapatkan poin 50% lebih banyak.

(9)

X 1.6 Mendapatkan dan menebus poin A – Club di lebih dari 2,300 hotel Accor di seluruh Dunia.

b. Social Benefit (X2) sebagai variabel independen

Usaha untuk membangun ikatan sosial antara penyedia layanan dengan pelanggan melalui interaksi. Indikator empirik:

X 2.1 Karyawan Accor Hotels Group Surabaya selalu bersikap ramah dengan pelanggan.

X 2.2 Karyawan Accor Hotels Group Surabaya selalu memberikan rekomendasi produk terbaru kepada pelanggan .

X 2.3 Accor Hotels Group Surabaya mampu menangani keluhan pelanggan.

X 2.4 Karyawan Accor Hotels Group Surabaya memberikan technical support kepada pelanggan.

c. Structural Ties (X3) sebagai variabel independen

Kemampuan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan dan bersifat jangka panjang. Indikator empirik :

X 3.1 Pelanggan merasa nyaman ketika berada di hotel.

X 3.2 Pelanggan dapat mempergunakan fasilitas kartu di merchant. X 3.3 Pelanggan memiliki trust kepada karyawan Accor Hotels Group

Surabaya.

d. Customer Loyalty (Y) sebagai variabel dependen

Loyalitas pelanggan adalah komitmen terhadap suatu merek, toko, atau perusahaan, berdasarkan sikap yang sangat positif tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Tingkat loyalitas konsumen di Accor Hotels Group Surabaya ini dilihat dari indikator sebagai berikut:

Y 1.1 Pelanggan bersedia merekomendasikan Accor Hotels Group Surabaya kepada orang lain.

Y 1.2 Pelanggan sangat antusias dalam merekomendasikan Accor Hotels Group Surabaya.

(10)

Y 1.3 Pelanggan memilih membeli dan menggunakan produk dan jasa Accor Hotels Group Surabaya walaupun terdapat hotel lain yang secara umum lebih menarik.

Y 1.4 Pelanggan tetap memilih jasa Accor Hotels Group Surabaya walaupun terdapat tawaran dari perusahaan lain sejenis.

Y 1.5 Pelanggan mengunjungi Accor Hotels Group Surabaya di kemudian hari saat membutuhkan produk (penginapan, restoran, dll)

3.7 Teknik Analisis data 3.7.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006), validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan keahlian suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki validitas tinggi, sebaliknya instrumen dikatakan kurang valid apabila memiliki validitas rendah.

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat validitas adalah Pearson Correlation Product Moment, sebagai berikut:

(3.1)

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

N = jumlah sampel

= kuadrat faktor variabel X

= kuadrat faktor variabel Y

= jumlah perkalian faktor korelasi variabel X dan Y

Interpretasi terhadap koefisien korelasi untuk menyatakan validitas item pertanyaan, jika koefisien merujuk pada angka minimal 0,3. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi maka item pertanyaan semakin valid. (Hamidi, 2007).

(11)

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006), reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan tertentu. Uji reliabilitas ini menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha, di mana suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha () adalah di atas 0,6.

Rumus dari Cronbach’s Alpha menurut Umar (2002) adalah :

(3.2)

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir pertanyaan

= varians total

= jumlah varian butir

3.7.3 Analisa Regresi Linear Berganda

Menurut Malhotra (2004, p.502), analisa regresi adalah prosedur statistik untuk menganalisa hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Jika terdapat dua atau lebih variabel bebas maka menggunakan analisa regresi linear berganda. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana hubungan sebab-akibat atau pengaruh antara variabel-variabel tersebut.

Menurut Malhotra (2004,p.512) rumus yang dapat digunakan sebagai perhitungan analisa regresi linear berganda adalah sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e (3.3)

Dimana

Y = customer loyalty (variabel dependen) a = konstanta

X1 = customer loyalty di Accor Hotels Group Surabaya, financial benefit

(12)

X2 = customer loyalty di Accor Hotels Group Surabaya, social benefit

(independen)

X3 = customer loyalty di Accor Hotels Group Surabaya, structural ties

(independen) b1 = koefisien regresi X1

b2 = koefisien regresi X2

b3 = koefisien regresi X3

e = error

3.7.4 Uji Asumsi Klasik

Tujuan dari pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memperoleh model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator/BLUE). Menurut Ghozali (2007), ada beberapa macam uji asumsi klasik yang biasa digunakan antara lain sebagai berikut:

3.7.4.1 Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat problem multikolinaritas atau tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas yaitu dengan melihat besaran dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Nilai yang umun dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.7.4.2 Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis diagonal,

(13)

selanjutnya menggunakan one sample Kolmogrov-Smirnov (K-S), jika probabilitas melebihi tingkat signifikansi 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal, dan sebaliknya.

3.7.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam Ghozali, 2001 : 15). Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah homokedastisitas atau tidak heterokedastisitas. Dengan menggunakan software SPSS 15.0 for windows, ada tidaknya heteroskedastisitas ditampilkan dalam sebuah grafik. Standar yang dipakai dalam hal ini adalah:

1. Jika ada pola tertentu, dimana poin – poin bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, dimana poin – poin menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka homoskedastisitas. Guna menghilangkan unsur subyektifitas grafik, terutama jika poin – poin yang ada berjumlah besar, maka perlu diuji kembali melalui perhitungan Spearman Bivariate Correlation yang menghubungkan antara perkiraan (Y) dan standar residual (e2 ), dimana e2 = (Y – Ŷ)2 , dengan standar berikut:

1. Jika tngkat signifikansi lebih besar dari 0,05 model regresi diterima dan tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 model regresi ditolak dan terjadi heteroskedastisitas.

3.7.5 Analisa Koefisien Korelasi (R)

Menurut Malhotra (2004, p.497), analisa koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Suliyanto (2005, p.52) menyatakan bahwa ada 3 jenis hubungan dalam analisa koefisien korelasi yaitu:

(14)

1. Korelasi positif

Korelasi positif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya jika variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain, demikian sebaliknya.

2. Korelasi negatif

Korelasi negarif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya jika variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan variabel yang lain, demikian sebaliknya.

3. Korelasi nihil

Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya jika variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan variabel yang lain tetapi kadang diikuti penurunan variabel yang lain.

Tabel 3.1 Interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat Sumber : Arikunto (2006)

Besarnya hubungan dinyatakan dengan symbol huruf “r” dengan besarnya koefisien antara -1 sampai dengan 1. Semakin mendekati -1 atau 1 maka hubungan antar variabel semakin kuat. Sebaliknya jika koefisien korelasi mendekati 0, maka hubungan antar variabel semakin lemah. Tanda “+” atau “-“ hanya menunjukkan arah hubungannya saja.

(15)

3.7.6 Analisa Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi berganda adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Malhotra (2004, p.515), rumus koefisien determinasi berganda adalah sebagai berikut:

(3.4)

Keterangan :

= koefisien determinasi berganda

=Regression sum of squares

=Total sum of squares

Nilai R2 bervariasi dari 0 sampai 1, yang artinya jika R2 = 1 maka variabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel terikat, namun jika R2 = 0 maka variabel bebas tidak memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Semakin R2 semakin tinggi atau mendekati 1, maka model yang digunakan semakin baik.

3.7.7 Analisa Koefisien Determinasi Berganda Disesuaikan (Adjusted R2)

Koefisien determinasi berganda disesuaikan adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui proporsi pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat setelah disesuaikan, untuk mencapai tujuan penelitian pertama. Menurut Malhotra (2004, p.515), rumus dari analisa koefisien determinasi berganda disesuaikan adalah sebagai berikut:

(3.5)

Keterangan:

= koefisien determinasi berganda disesuaikan

= koefisien determinasi berganda

= jumlah data penelitian

(16)

Nilai antara 0 sampai 1, semakin mendekati 1 maka model regresi

semakin baik. Tingkat signifikan tidaknya pengaruh simultan dapat

menggunakan uji F.

3.7.8 Uji F

Uji F merupakan metode pengujian dalam statistik yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel bebas secara berganda (bersama-sama) terhadap variabel terikat. Kegunaan dari Uji F ini adalah untuk menguji apakah variabel financial benefit(X1), social benefit(X2), dan structural ties(X3)

secara bersama-sama berpengaruh terhadap customer loyalty(Y) di Accor Hotels Gorup Surabaya.

Langkah-langkah melakukan Uji F adalah sebagai berikut: 1.) Merumuskan hipotesa statistik

H0 : b1, b2, b3, b4 = 0, berarti variabel-variabel bebas (X1, X2, X3, X4)

secara berganda tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1, b2, b3, b4 ≠ 0, berarti variabel-variabel bebas (X1, X2, X3, X4)

secara berganda berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). 2.) Menentukan nilai kritis (Ftabel)

Dipilih level of significant (α) = 5% (0,05) Derajat bebas pembilang (df1) = k

Derajat bebas pembagi (df) = n – k – 1

3.) Menghitung nilai statistik (Fhitung) dapat dicari dengan menggunakan

rumus:

(3.6)

Dimana: SSreg = sum square regression SSres = sum square residual df = degrees of freedom

4.) Kriteria perhitungan

H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel

(17)

3.7.9 Uji t

Uji t merupakan metode pengujian dalam statistik yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Kegunaan dari Uji t ini adalah untuk menguji apakah variabel financial benefit(X1), social benefit(X2), dan structural ties(X3) secara parsial berpengaruh

terhadap customer loyalty(Y) di Accor Hotels Group Surabaya. Langkah-langkah melakukan Uji t adalah sebagai berikut:

1.) Merumuskan hipotesa statistik

H0 : bi = 0, berarti variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (Y).

Ha : bi ≠ 0, berarti variabel bebas (Xi) berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat (Y). 2.) Menentukan nilai kritis (ttabel)

Dipilih level of significant (α/2) = 5%/2 (0,025) Derajat bebas pembagi (df) = n – k – 1

3.) Menghitung nilai statistik t (thitung) dapat dicari dengan menggunakan

rumus:

(3.7)

Dimana: bi = koefisien regresi

SE (bi) = standard error koefisien regresi

4.) Kriteria perhitungan

H0 ditolak apabila thitung > ttabel

Gambar

Tabel 3.1 Interpretasi koefisien korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Anda akan diberi waktu 20 menit setelah pembacaan kedua untuk menjawab Pertanyaan 2 dalam bahasa INDONESIA dalam buku tulis yang disediakan3. Apabila diperlukan, tersedia buku

Seperti halnya seorang raja mengingat-ingat betapa banyaknya orang yang kehidupannya tergantung padanya—sang raja mungkin gelisah dan berpikir, 'Bagaimana saya dapat

Apabila dikaitkan antara proyeksi pendapatan daerah dengan proyeksi belanja daerah Kabupaten Barru, maka jumlah pendapatan yang ada tidak mencukupi untuk mendanai

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada TUHAN YESUS KRISTUS karena berkat dan bantuanya skripsi ini dapat penulis kerjakan dan selesaikan dengan judul Analisis

Saran yang dapat diberikan yaitu mengoptimalkan sistem control landfill dalam pengelolaan TPA Mrican sebelum TPA baru dengan sistem sanitary landfill siap digunakan,

Senyawa alkohol jika dipanaskan dalam suasana asam akan mengalami reaksi dehidrasi menghasilkan akena dengan kerangka yang bebeda dari kerangka senyawa semula, produk utama

Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, denga alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengajukan usulan penelitian untuk penulisan hukum dengan judul “Peran Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan