• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi Berbasis Tri Hita Karana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi Berbasis Tri Hita Karana"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi Berbasis Tri Hita Karana pada Kinerja Organisasi dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderasi Studi pada LPD di Kecamatan Abiansemal

Nama : Ni Kadek Lilik Ayu Pratiwi NIM : 1306305078

Abstrak

Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai kinerja yang baik sangat ditentukan oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan yang baik dalam suatu organisasi didukung oleh budaya organisasi yang baik pula. Semakin kuat gaya kepemimpinan yang diterapkan dan didukung oleh budaya organisasi yang baik, maka akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan sehingga meningkatkan kinerja organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana terhadap kinerja organisasi dengan kepuasan kerja sebagai pemoderasi di LPD Se-Kecamatan Abiansemal.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan teknik non probability sampling yang meliputi sampling jenuh dan memperoleh 34 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisi Regresi Linier Berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan melakukan uji koefisen determinasi, uji kelayakan model dan uji t untuk menguji hipotesis tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi, budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak mampu memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja organisasi, namun kepuasan kerja mampu memoderasi pengaruh budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana terhadap kinerja organisasi.

Kata kunci: gaya kepemimpinan transformasional, budaya tri hita karana,

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 10

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.5 Sistematika Penulisan ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS ... 15

2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Teori Kepuasan Kerja ... 15

2.1.2 Two Factor Theory ... 16

2.1.3 Teori X dan Y... 17

2.1.4 Pengertian Kepemimpinan ... 18

2.1.5 Gaya Kepemimpinan Transformasional ... 19

2.1.6 Budaya Organisasi Tri Hita Karana ... 23

2.1.7 Kinerja Organisasi ... 25

2.2 Hipotesis Penelitian ... 25

2.2.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Organisasi .. 25

2.2.2 Pengaruh Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana Terhadap Kinerja Organisasi . 26 2.2.3 Kepuasan Kerja Memoderasi Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Organisasi ... 28

2.2.4 Kepuasan Kerja Memoderasi Budaya Organiisasi berbasis Tri Hit Karana terhadap Kinerja Organisasi ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 34

(3)

3.4 Identifikasi Variabel ... 34

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 39

3.6.1 Jenis Data ... 39

3.6.2 Sumber Data ... 39

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... . 40

3.7.1 Populasi ... 40

3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 41

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.9 Uji Instrumen Penelitian ... 43

3.9.1 Uji Validitas ... 43

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 43

3.10 Teknik Analisis Data ... 44

3.10.1 Uji Statistik Deskriptif ... 44

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 45

3.10.4 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 47

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 50

4.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ... 50

4.1.1 Sejarah LPD ... 50

4.1.2 Visi Misi LPD di Bali ... 51

4.1.3 Kegiatan LPD ... 51

4.1.4 LPD Kecamatan Abiansemal ... 52

4.2 Data Penelitian ... 53

4.2.1 Deskripsi Responden ... 53

4.2.2 Karakteristik Responden ... 55

4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 56

4.3.1 Uji Validitas ... 56

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 57

4.4 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 58

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 60

4.5.1 Uji Normalitas ... 60

4.5.2 Uji Heterokedastisitas ... 61

4.6 Hasil Analisis Data ... 62

4.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 62

4.6.2 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 65

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

4.7.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Organisasi ... 68

4.7.2 Pengaruh Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana terhadap Kinerja Organisasi ... 70

(4)

4.7.3 Kepuasan Kerja Memoderasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional

terhadap Kinerja Organisasi ... 71

4.7.4 Kepuasan Kerja Memoderasi Pengaruh Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana terhadap Kinerja Organisasi ... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Simpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

DAFTAR RUJUKAN ... 78

(5)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Perkembangan Dana LPD Se-Kecamatan Abiansemal dari

Tahun 2013-2015……….…... 6

1.2 Klasifikasi Kesehatan LPD Se-Kecamatan Abiansemal dari Tahun 2013-2015 ... 7

3.1 Daftar Nama LPD Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung ... 40

4.1 Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ... 53

4.2 Karakteristik Responden Penelitian ... 55

4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen... 57

4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 58

4.5 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ... 58

4.6 Hasil Uji Normalitas ... 60

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.9 Analisis Regresi Berganda ... 62

(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 85

2 Tabulasi Data Ordinal ... 89

3 Hasil Uji Validitas ... 90

4 Hasil Uji Reliabilitas ... 92

5 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 95

6 Hasil Deskripsi Data Peneltian ... 96

7 Hasil Uji Normalitas ... 99

8 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 100

9 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... ... 101

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kinerja merupakan sebuah gambaran mengenai seberapa besar pencapaian suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan suatu sasaran, misi, maupun visi yang termuat

pada strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25). Kinerja ini penting dinilai untuk

mengetahui keberlangsungan masa depan sebuah organisasi melalui capaian-capaian misi yang

telah dilaksanakan. Kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi karena

misi yang telah diselesaikannya itu dapat digunakan untuk memprediksi keadaan perusahaan di

masa depan.

Kinerja organisasi mempertanyakan apakah misi sebuah organisasi telah sesuai dengan

kondisi politik, ekonomi, dan budaya yang ada. Selain itu, apakah kinerja organisasi memiliki

struktur dan kebijakan yang mampu mendukung kinerja organisasi, memiliki kepemimpinan,

modal, maupun infrastruktur yang ada (Keban, 2004:193). Organisasi yang mampu memenuhi

pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah organisasi yang berhasil dan mampu mencapai

target-target yang telah di rencanakan. Apabila suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang telah

ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif, dimana salah satu tujuan

organisasi adalah peningkatan kinerja karyawan guna menunjang performa organisasi. Baik

buruknya kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, beberapa diantaranya

yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja.

Ada dua pihak yang saling tergantung dan merupakan unsur utama dalam organisasi

(9)

dalam suatu organisasi dirasa sangat penting, karena pemimpin memiliki peranan yang strategis

dalam mencapai tujuan organisasi yang biasa tertuang dalam visi dan misi organisasi (Suranta,

2002). Kepemimpinan ialah kemampuan dan keterampilan seseorang atau individu yang

menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja, untuk mempengaruhi perilaku orang lain

terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa, sehingga melalui perilaku

yang positif tersebut dapat memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi

(Sondang, 2002). Kemudian Basuki (2005) menyatakan bahwa pemimpin merupakan titik

sentral dalam manajemen, sedangkan manajemen merupakan titik sentral dari organisasi.

Rivai dan Jauvani (2009) memaparkan bahwa pemimpin dalam kepemimpinannya perlu

memikirkan dan memperlihatkan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan kepada pegawainya.

Gaya kepemimpinan yaitu norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang

tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Handoko, 2003). Gaya kepemimpinan

atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam berprestasi (Suranta, 2002). Dengan kata

lain gaya kepemimpinan atasan dapat berpengaruh pada kinerja pegawai dalam suatu organisasi.

Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang mentransformasi ide dan

gagasannya kepada bawahan sehingga bawahan terinspirasi untuk mewujudkannya. Para

bawahan/pengikut akan bekerja melampaui kepentingan pribadi mereka dan akan membawa

dampak mendalam dan luar biasa pada para pengikut (pfeffer, 1982; Nana, et.al, 2010;

Cavazotte, et.al, 2012). Perilaku transformasional atau karismatik diyakini memperbesar dampak

bentuk transaksional perilaku pemimpin pada variabel hasil pegawai, karena pengikut merasa

percaya dan hormat terhadap pemimpinan dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari

diharapkan untuk dilakukan (Pheng dan Sirpal, 1995; Miner, 1980). Kepemimpinan model ini

(10)

diinginkan atau perintahkan pimpinan, dilaksanakan secara absolut tanpa adanya penolakan

ataupun argumentasi (Yukl, 1989:67).

Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional

merupakan pemimpin yang memiliki visi kedepan dan mampu mengidentifikasi perubahan

lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi. Selain itu,

pemimpin transformasional juga memelopori perubahan, memberikan motivasi dan inspirasi

kepada karyawan untuk kreatif, inovatif serta membawa perubahan etos kerja kedalam kinerja

perusahaan (Groves, 2006; Bhattacharyya, 2006 dan Wilkes, et.al,2011).

Di era modern ini selain menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dalam organisasi,

budaya organisasi yang tepat juga sangat penting untuk diterapkan dalam sebuah organisasi.

Menurut Bass (1985), budaya organisasi dan kepemimpinan telah secara independen

dihubungkan dengan kinerja perusahaan, Para peneliti telah menguji hubungan antara gaya

kepemimpinan dan kinerja. Banyak pakar menyebutkan bahwa budaya organisasi dapat menjadi

basis adaptasi dan kunci keberhasilan organisasi sehingga banyak penelitian dilakukan untuk

mengindentifikasi nilai-nilai atau norma-norma perilaku yang bisa memberikan kontribusi besar

bagi keberhasilan organisasi (Rashid et.al, 2003). Budaya merupakan suatu sistem makna

bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dari

organisasi-organisasi lain (Robbins, 2003). Budaya organisasi dapat membantu manajer, yang

berperan sebagai pemimpin untuk meningkatkan kinerja dalam organisasi.

Keanekaragaman adat istiadat dan kebiasaan apabila tidak dapat dibina dengan

kepemimpinan yang tepat dalam kesatuan maka hal tersebut akan menimbulkan perpecahan.

Tanggung jawab menantang sebuah kepemimpinan adalah memastikan bahwa budaya organisasi

(11)

mengarahkan pimpinan dan bawahan dalam berprilaku (Robbins, 2003: 67). Perbedaan pola

pikir antara masyarakat desa dan kota berpengaruh terhadap kepemimpinan dan budaya yang ada

di setiap organisasi.

Dikaitkan dengan Provinsi Bali yang memiliki organisasi yang homogen antara satu desa

dengan desa yang lainnya dan hampir di setiap desa memiliki organisasi ini yaitu Lembaga

Perkreditan Desa (LPD). Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah lembaga keuangan non bank

yang dibentuk oleh Desa Pekraman dan memiliki fungsi dalam pemberdayaan ekonomi krama

Desa Pekraman. Krama desa yaitu mereka yang menetap pada Desa Pekraman dan menjadi

warga pada desa tersebut serta mempunyai ikatan adat istiadat dan budaya. Tujuan dibentuknya

lembaga ini yaitu untuk membantu krama Desa Pekraman dalam mebangun perekonomian

melalui tabungan terarah dan pemberian modal efektif. Sistem ijon dan gadai gelap yang

sebelumnya sering terjadi di masyarakat diharapkan dapat diatasi dengan adanya LPD.

LPD di Bali berasal dari tradisi Bali yang memiliki dua jenis desa yaitu desa dinas dan

desa adat. Desa dinas sebagai lembaga formal pemerintah yang berlaku secara nasional di

Indonesia. Desa adat bersifat adat terhadap pengelolaan sumber daya lokal dan kehidupan sosial

budaya masyarakat desa. Desa adat memiliki hak untuk mengatur dan mengelola kekayaan desa

adat. Pengelola kekayaan desa adat ini adalah LPD. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 8

Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa, pada Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi Lembaga

Perkreditan Desa merupakan Badan usaha keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan di

lingkungan desa dan untuk krama desa. LPD saat ini mampu memberikan kontribusi peningkatan

ekonomi bagi krama desa pakraman, dan diperbaharui lagi dengan PERDA Provinsi Bali No. 3

thun 2007 tentang LPD dan terakhir diubah dengan PERDA Provinsi Bali No. 4 Thun 2012

(12)

Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD) Provinsi Bali, sampai juni

2016 telah tercatat jumlah LPD yang ada di Bali sebanyak 1.433 LPD dengan penyerapan tenaga

kerja sebesar 7.804 orang. Jumlah tersebut telah mengidentifikasikan bahwa penyebaran LPD di

Bali sangat luas, dapat dilihat dengan membandingkan jumlah LPD dengan jumlah Desa Adat

yang ada sebannyak 1.458 Desa Adat, maka didapat rasio sebesar 98,28 %. Kabupaten Badung

merupakan salah satu dari Kabupaten dan Kotamadya yang ada di wilayah Provinsi Bali dengan

luas wilayah 418,52 km2 terdiri dari 6 (enam Kecamatan yang sampai saat ini telah memilliki

122 LPD (Bagian Adm. Perekonomian Setda. Kab. Badung, 2015:3). Dari enam kecamatan yang

ada di Kabupaten Badung, Kecamatan Abiansemal merupakan salah satu wilayah yang menjadi

pusat pembangunan Badung Utara dan daerah dengan jumlah LPD terbanyak ke dua di

Kabupaten Badung, yaitu sebanyak 34 LPD dari 34 Desa Adat yang ada, sehingga rasio

penyebaran LPD di Kecamatan Abiansemal yaitu 100%.

Berdasarkan data LPLPD Kabupaten Badung Per Desember 2015 jumlah dana

masyarakat yang terhimpun dalam LPD Se-Kecamatan Abiansemal sebesar Rp 659.152.229.000

dengan jumlah nasabah sebanyak 78.808 orang nasabah. Dana tersebut diklasifikasikan menjadi

dua macam, yaitu tabungan dan deposito. Berikut adalah data mengenai perkembangan dana

LPD Se-Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung dilihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Perkembangan Dana LPD Se-Kecamatan Abiansemal dari Tahun 2013-2015

(dalam ribuan rupiah)

Uraian

Periode

Desember 2013 Desember 2014 Desember 2015

Tabungan Deposito Kredit 216.154.051 235.444.665 405.708.950 255.771.527 282.465.206 475.574.014 303.538.977 355.613.252 573.068.325

(13)

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah dana yang terhimpun dalam

LPD Kecamatan Abiansemal setiap periodennya cenderunng mengalami peningkatan. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap LPD setiap

periodenya semakin meningkat. Dibuktikan dengan meningkatnya keinginan masyarakat untuk

menyimpan uangnya di LPD baik dalam bentuk tabungan maupun deposito. Desemsember 2015

tercatat klasifikasi pinjaman gabungan pada seluruh LPD di Kecamatan Abiansemal yaitu

kategori pinjaman lancar sebesar 93,25%, pinjaman kurang lancar 4,85%, pinjaman diragukan

0,89%, dan pinjaman macet 1,05%. Melihat persentase pinjaman macet yang haya 1,05%

mengartikan bahwa dari segi kinerja keuangan LPD Kecamatan Abiansemal dapat dikategorikan

baik, karena angka ini berada jauh dibawah yang ditetapkan Bank Indonesia bahwa kredit macet

ialah dibawah 5%. Tetapi walaupun kinerja keuagan LPD Se-Kecamatan Abiansemal umum

dapat dikatakan baik, nyatanya masih terdapat LPD dengan klasifikasi kesehatan, cukup sehat 3

LPD dan kurang sehat 1 LPD seperti yang termuat dalam Tabel 1.2 dibawah ini.

Tabel 1.2

Klasifikasi Kesehatan LPD Se-Kecamatan Abiansemal dari Tahun 2013-2015

Uraian Periode

Desember 2013 Desember 2014 Desember 2015 Klasifikasi Kesehatan : - Sehat - Cukup Sehat - Kurang Sehat - Tidak Sehat 30 1 2 1 30 2 2 - 30 3 1 -

Sumber : LPLPD Kabupaten Badung, 2016

Peran pengelola LPD sangat menentukan tingkat kesehatan LPD itu sendiri. Pimpinan

LPD berperan penting dalam menciptakan gaya kepemimpinan yang tepat bagi organisasinya

agar bagaimana caranya mengelola perilaku bawahannya dalam mencapai misi-misi organisasi.

Pemimpin diharapkan mampu beradaptasi untuk menggunakan pendekatan berkaitan dengan

(14)

LPD di tiap-tiap desa adat mengutamakan tingkat pelayanannya kepada masyarakat

sehingga budaya organisasi pun mengikuti kondisi masyarakat setempat. Pegawai di LPD

diharapkan mampu bekerja sesuai dengan budaya organisasi LPD. Budaya organisasi dapat

dipupuk melalui komunikasi pengelola LPD dengan masyarakat sekitar untuk menciptakan

budaya organisasi dengan pelayanan yang terbaik. Pelayanan inilah nanti dijadikan tolak ukur

keberhasilan kinerja LPD. Perpaduan hukum adat Bali yaitu Tri Hita Karana dan gaya

manajemen modern mengasumsikan budaya organisasi yang berbeda antara LPD dengan

lembaga keuangan lainnya, yaitu budaya lokal Tri Hita Karana itu sendiri.

Budaya Tri Hita Karana merupakan budaya lokal yang bersumber dari kearifan lokal,

sehingga dapat dikatakan sebagai budaya nasional karena berbagai faktor etnis, ekonomi, politik,

agama, ataupun bahasa memberikan kontribusi dalam pembentukan budaya nasional (Suardikha,

2011). Menurut Riana (2011) Tri Hita Karana merupakan sebuah filosofi sekaligus telah

menjadi way of life masyarakat Bali dalam segala aspek kehidupan. Tri Hita Karana

mengandung elemen parahyangan (hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan),

pawongan (hubungan harmonis antar manusia), dan palemahan (hubungan harmonis antara

manusia dengan lingkungan).

Tri Hita Karana sesungguhnya mengandung nilai-nilai universal karena Tri Hita Karana

merupakan filosofi tentang harmonisasi dan kebersamaan yang dalam penerapannya tidak

mengenal perbedaan ras, suku, keturunan, agama, dan ada pada semua ajaran agama di dunia

(Agung, 2009). Budaya Tri Hita Karana memuat nilai-nilai pentingnya keselarasan dalam

berperilaku dalam menjalani hidup dan kehidupan dan pekerjaan. Berperilaku tidak lepas dari

keyakinan diri yang merupakan kebutuhan psikologis dan menjadi kebutuhan ekonomi untuk

(15)

memengaruhi keinovatifan personal seseorang. Budaya Tri Hita Karana sangat penting

diimplementasikan mengingat nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Tri Hita Karana itu

sendiri, dimana akan mampu menuntun seseorang dalam bertindak baik pemimpin ataupun

karyawan, sehingga akan menciptakan keselarasan dan suasana kerja yang baik sehingga kinerja

organisasi akan meningkat pula.

Kepuasan kerja memegang peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa

kepuasan kerja karyawan dapat dicapai apabila semua harapannya dapat dipenuhi dalam

melaksanakan tugas pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan

seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan

jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbin, 2008:31). Kepuasan kerja dapat

dicapai apabila semua item dalam kepuasan kerja tersebut telah dapat diterima oleh seseorang

atau karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasinya, item tersebut diantaranya yaitu

pekerjaan itu sendiri, hubungan dengan atasan, hubungan dengan teman sekerja, gaji yang

diperoleh serta promosi. Individu dengan kepuasan kerja diharapkan akan mengeluarkan seluruh

kemampuan dan energi yang dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaan. Sementara dari hasil studi

tentang kepuasan kerja dapat disampaikan variabel yang mempengaruhi seperti budaya

organisasi (Lok, 2001; Heather et.al, 2001).

Berdasarkan permasalahan LPD tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian apakah faktor

gaya kepemimpinan dan budaya organisasi juga dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

yang selanjutnya dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Penelitian ini akan menganalisa

(16)

organisasi dengan kepuasan kerja sebagai variabel pemoderasi. Dimana penelitian ini akan

dilakukan pada LPD Se-kecamatan Abiansemal.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1) Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada kinerja organisasi ?

2) Apakah budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana berpengaruh pada kinerja organisasi

?

3) Apakah kepuasan kerja memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada

kinerja organisasi ?

4) Apakah kepuasan kerja memoderasi pengaruh budaya organisasi berbasis Tri Hita

Karana pada kinerja organisasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk memberikan bukti empiris gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada

kinerja organisasi.

2) Untuk memberikan bukti empiris budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana

berpengaruh pada kinerja organisasi.

3) Untuk memberikan bukti empiris kepuasan kerja memoderasi pengaruh gaya

(17)

4) Untuk memberikan bukti empiris kepuasan kerja memoderasi pengaruh budaya organsasi

berbasis Tri Hita Karana pada kinerja organisasi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait

sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah referensi dan informasi berkaitan dengan praktik teori X

dan Y McGregor, Two Factor Theory , dan teori Sifat pada LPD bahwa bawahan

mengikuti arahan untuk kepentingan bersama dan menyerap nilai-nilai yang dikandung

dalam organisasi, serta meningkatkan minat terbesar dalam diri karyawan untuk bekerja.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk LPD sehingga kedepannya mampu

berkembang untuk memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki. Selain itu, hasil

penelitian ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan dalam mengambil

kebijakan-kebijakan dalam perusahaan yang berhubungan dengan kepemimpinan dan budaya

organisasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga

antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

(18)

Bab ini menguraikan pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta menguraikan sistematika

penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan berbagai landasan teori yang ada hubungannya dengan pokok

permasalahan yaitu mengenai kepuasan kerja sebapai pemoderasi pengaruh gaya

kepemimpinan dan budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana pada kinerja

organisasi di LPD Se-Kecamatan Abiansemal dan perumusan hipotesisnya.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan metodologi penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi

atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi

operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan

Referensi

Dokumen terkait

Saat pengguna menekan tombol Update maka aplikasi desktop akan mengirimkan data penampil sesuai dengan sistem rak dan penampil harga elektronik yang

Lebih lanjut kajian ini juga memperhatikan sebaran situs arkeologi sebagai satu kesatuan dalam sebuah ruang (kawasan) yang memiliki hubungan satu sama lain yakni sebagai sebuah

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya meliputi hal-hal: Pemahaman wawasan atau landasan

Jadi, konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidak sesuaian atau perbedaan antara dua pendapat (sudut pandang), baik itu terjadi dalam

Hasil : Gambaran konsep diri korban bullying : 1) Gambaran diri 4 partisipan yang mendapat komentar negative merasa rendah diri, minder dan menarik diri. Dan 3 partisipan

Kegunaan dari chi square untuk menguji seberapa baik kesesuaian diantara frekuensi yang teramati dengan frekuensi harapan yang didasarkan pada sebaran yang

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik

Adapun studi ini dilakukan untuk mengetahui okupansi penumpang pada rute Surabaya – Lamongan via Stasiun Gubeng ini dengan asumsi jalur kereta api Stasiun Gubeng –