Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi Berbasis Tri Hita Karana pada Kinerja Organisasi dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderasi Studi pada LPD di Kecamatan Abiansemal
Nama : Ni Kadek Lilik Ayu Pratiwi NIM : 1306305078
Abstrak
Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai kinerja yang baik sangat ditentukan oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan yang baik dalam suatu organisasi didukung oleh budaya organisasi yang baik pula. Semakin kuat gaya kepemimpinan yang diterapkan dan didukung oleh budaya organisasi yang baik, maka akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan sehingga meningkatkan kinerja organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana terhadap kinerja organisasi dengan kepuasan kerja sebagai pemoderasi di LPD Se-Kecamatan Abiansemal.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan teknik non probability sampling yang meliputi sampling jenuh dan memperoleh 34 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisi Regresi Linier Berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan melakukan uji koefisen determinasi, uji kelayakan model dan uji t untuk menguji hipotesis tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi, budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak mampu memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja organisasi, namun kepuasan kerja mampu memoderasi pengaruh budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana terhadap kinerja organisasi.
Kata kunci: gaya kepemimpinan transformasional, budaya tri hita karana,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 10
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 11
1.5 Sistematika Penulisan ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS ... 15
2.1 Kajian Pustaka ... 15
2.1.1 Teori Kepuasan Kerja ... 15
2.1.2 Two Factor Theory ... 16
2.1.3 Teori X dan Y... 17
2.1.4 Pengertian Kepemimpinan ... 18
2.1.5 Gaya Kepemimpinan Transformasional ... 19
2.1.6 Budaya Organisasi Tri Hita Karana ... 23
2.1.7 Kinerja Organisasi ... 25
2.2 Hipotesis Penelitian ... 25
2.2.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Organisasi .. 25
2.2.2 Pengaruh Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana Terhadap Kinerja Organisasi . 26 2.2.3 Kepuasan Kerja Memoderasi Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Organisasi ... 28
2.2.4 Kepuasan Kerja Memoderasi Budaya Organiisasi berbasis Tri Hit Karana terhadap Kinerja Organisasi ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Desain Penelitian ... 33
3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 34
3.4 Identifikasi Variabel ... 34
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 35
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 39
3.6.1 Jenis Data ... 39
3.6.2 Sumber Data ... 39
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... . 40
3.7.1 Populasi ... 40
3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 41
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 41
3.9 Uji Instrumen Penelitian ... 43
3.9.1 Uji Validitas ... 43
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 43
3.10 Teknik Analisis Data ... 44
3.10.1 Uji Statistik Deskriptif ... 44
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 44
3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 45
3.10.4 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 47
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 50
4.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ... 50
4.1.1 Sejarah LPD ... 50
4.1.2 Visi Misi LPD di Bali ... 51
4.1.3 Kegiatan LPD ... 51
4.1.4 LPD Kecamatan Abiansemal ... 52
4.2 Data Penelitian ... 53
4.2.1 Deskripsi Responden ... 53
4.2.2 Karakteristik Responden ... 55
4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 56
4.3.1 Uji Validitas ... 56
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 57
4.4 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 58
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 60
4.5.1 Uji Normalitas ... 60
4.5.2 Uji Heterokedastisitas ... 61
4.6 Hasil Analisis Data ... 62
4.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 62
4.6.2 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 65
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68
4.7.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Organisasi ... 68
4.7.2 Pengaruh Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana terhadap Kinerja Organisasi ... 70
4.7.3 Kepuasan Kerja Memoderasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
terhadap Kinerja Organisasi ... 71
4.7.4 Kepuasan Kerja Memoderasi Pengaruh Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana terhadap Kinerja Organisasi ... 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 75
5.1 Simpulan ... 75
5.2 Saran ... 76
DAFTAR RUJUKAN ... 78
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1.1 Perkembangan Dana LPD Se-Kecamatan Abiansemal dari
Tahun 2013-2015……….…... 6
1.2 Klasifikasi Kesehatan LPD Se-Kecamatan Abiansemal dari Tahun 2013-2015 ... 7
3.1 Daftar Nama LPD Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung ... 40
4.1 Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ... 53
4.2 Karakteristik Responden Penelitian ... 55
4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen... 57
4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 58
4.5 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ... 58
4.6 Hasil Uji Normalitas ... 60
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 61
4.9 Analisis Regresi Berganda ... 62
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 85
2 Tabulasi Data Ordinal ... 89
3 Hasil Uji Validitas ... 90
4 Hasil Uji Reliabilitas ... 92
5 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 95
6 Hasil Deskripsi Data Peneltian ... 96
7 Hasil Uji Normalitas ... 99
8 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 100
9 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... ... 101
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kinerja merupakan sebuah gambaran mengenai seberapa besar pencapaian suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan suatu sasaran, misi, maupun visi yang termuat
pada strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25). Kinerja ini penting dinilai untuk
mengetahui keberlangsungan masa depan sebuah organisasi melalui capaian-capaian misi yang
telah dilaksanakan. Kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi karena
misi yang telah diselesaikannya itu dapat digunakan untuk memprediksi keadaan perusahaan di
masa depan.
Kinerja organisasi mempertanyakan apakah misi sebuah organisasi telah sesuai dengan
kondisi politik, ekonomi, dan budaya yang ada. Selain itu, apakah kinerja organisasi memiliki
struktur dan kebijakan yang mampu mendukung kinerja organisasi, memiliki kepemimpinan,
modal, maupun infrastruktur yang ada (Keban, 2004:193). Organisasi yang mampu memenuhi
pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah organisasi yang berhasil dan mampu mencapai
target-target yang telah di rencanakan. Apabila suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif, dimana salah satu tujuan
organisasi adalah peningkatan kinerja karyawan guna menunjang performa organisasi. Baik
buruknya kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, beberapa diantaranya
yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja.
Ada dua pihak yang saling tergantung dan merupakan unsur utama dalam organisasi
dalam suatu organisasi dirasa sangat penting, karena pemimpin memiliki peranan yang strategis
dalam mencapai tujuan organisasi yang biasa tertuang dalam visi dan misi organisasi (Suranta,
2002). Kepemimpinan ialah kemampuan dan keterampilan seseorang atau individu yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja, untuk mempengaruhi perilaku orang lain
terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa, sehingga melalui perilaku
yang positif tersebut dapat memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi
(Sondang, 2002). Kemudian Basuki (2005) menyatakan bahwa pemimpin merupakan titik
sentral dalam manajemen, sedangkan manajemen merupakan titik sentral dari organisasi.
Rivai dan Jauvani (2009) memaparkan bahwa pemimpin dalam kepemimpinannya perlu
memikirkan dan memperlihatkan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan kepada pegawainya.
Gaya kepemimpinan yaitu norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Handoko, 2003). Gaya kepemimpinan
atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam berprestasi (Suranta, 2002). Dengan kata
lain gaya kepemimpinan atasan dapat berpengaruh pada kinerja pegawai dalam suatu organisasi.
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang mentransformasi ide dan
gagasannya kepada bawahan sehingga bawahan terinspirasi untuk mewujudkannya. Para
bawahan/pengikut akan bekerja melampaui kepentingan pribadi mereka dan akan membawa
dampak mendalam dan luar biasa pada para pengikut (pfeffer, 1982; Nana, et.al, 2010;
Cavazotte, et.al, 2012). Perilaku transformasional atau karismatik diyakini memperbesar dampak
bentuk transaksional perilaku pemimpin pada variabel hasil pegawai, karena pengikut merasa
percaya dan hormat terhadap pemimpinan dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari
diharapkan untuk dilakukan (Pheng dan Sirpal, 1995; Miner, 1980). Kepemimpinan model ini
diinginkan atau perintahkan pimpinan, dilaksanakan secara absolut tanpa adanya penolakan
ataupun argumentasi (Yukl, 1989:67).
Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional
merupakan pemimpin yang memiliki visi kedepan dan mampu mengidentifikasi perubahan
lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi. Selain itu,
pemimpin transformasional juga memelopori perubahan, memberikan motivasi dan inspirasi
kepada karyawan untuk kreatif, inovatif serta membawa perubahan etos kerja kedalam kinerja
perusahaan (Groves, 2006; Bhattacharyya, 2006 dan Wilkes, et.al,2011).
Di era modern ini selain menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dalam organisasi,
budaya organisasi yang tepat juga sangat penting untuk diterapkan dalam sebuah organisasi.
Menurut Bass (1985), budaya organisasi dan kepemimpinan telah secara independen
dihubungkan dengan kinerja perusahaan, Para peneliti telah menguji hubungan antara gaya
kepemimpinan dan kinerja. Banyak pakar menyebutkan bahwa budaya organisasi dapat menjadi
basis adaptasi dan kunci keberhasilan organisasi sehingga banyak penelitian dilakukan untuk
mengindentifikasi nilai-nilai atau norma-norma perilaku yang bisa memberikan kontribusi besar
bagi keberhasilan organisasi (Rashid et.al, 2003). Budaya merupakan suatu sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dari
organisasi-organisasi lain (Robbins, 2003). Budaya organisasi dapat membantu manajer, yang
berperan sebagai pemimpin untuk meningkatkan kinerja dalam organisasi.
Keanekaragaman adat istiadat dan kebiasaan apabila tidak dapat dibina dengan
kepemimpinan yang tepat dalam kesatuan maka hal tersebut akan menimbulkan perpecahan.
Tanggung jawab menantang sebuah kepemimpinan adalah memastikan bahwa budaya organisasi
mengarahkan pimpinan dan bawahan dalam berprilaku (Robbins, 2003: 67). Perbedaan pola
pikir antara masyarakat desa dan kota berpengaruh terhadap kepemimpinan dan budaya yang ada
di setiap organisasi.
Dikaitkan dengan Provinsi Bali yang memiliki organisasi yang homogen antara satu desa
dengan desa yang lainnya dan hampir di setiap desa memiliki organisasi ini yaitu Lembaga
Perkreditan Desa (LPD). Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah lembaga keuangan non bank
yang dibentuk oleh Desa Pekraman dan memiliki fungsi dalam pemberdayaan ekonomi krama
Desa Pekraman. Krama desa yaitu mereka yang menetap pada Desa Pekraman dan menjadi
warga pada desa tersebut serta mempunyai ikatan adat istiadat dan budaya. Tujuan dibentuknya
lembaga ini yaitu untuk membantu krama Desa Pekraman dalam mebangun perekonomian
melalui tabungan terarah dan pemberian modal efektif. Sistem ijon dan gadai gelap yang
sebelumnya sering terjadi di masyarakat diharapkan dapat diatasi dengan adanya LPD.
LPD di Bali berasal dari tradisi Bali yang memiliki dua jenis desa yaitu desa dinas dan
desa adat. Desa dinas sebagai lembaga formal pemerintah yang berlaku secara nasional di
Indonesia. Desa adat bersifat adat terhadap pengelolaan sumber daya lokal dan kehidupan sosial
budaya masyarakat desa. Desa adat memiliki hak untuk mengatur dan mengelola kekayaan desa
adat. Pengelola kekayaan desa adat ini adalah LPD. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 8
Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa, pada Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi Lembaga
Perkreditan Desa merupakan Badan usaha keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan di
lingkungan desa dan untuk krama desa. LPD saat ini mampu memberikan kontribusi peningkatan
ekonomi bagi krama desa pakraman, dan diperbaharui lagi dengan PERDA Provinsi Bali No. 3
thun 2007 tentang LPD dan terakhir diubah dengan PERDA Provinsi Bali No. 4 Thun 2012
Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD) Provinsi Bali, sampai juni
2016 telah tercatat jumlah LPD yang ada di Bali sebanyak 1.433 LPD dengan penyerapan tenaga
kerja sebesar 7.804 orang. Jumlah tersebut telah mengidentifikasikan bahwa penyebaran LPD di
Bali sangat luas, dapat dilihat dengan membandingkan jumlah LPD dengan jumlah Desa Adat
yang ada sebannyak 1.458 Desa Adat, maka didapat rasio sebesar 98,28 %. Kabupaten Badung
merupakan salah satu dari Kabupaten dan Kotamadya yang ada di wilayah Provinsi Bali dengan
luas wilayah 418,52 km2 terdiri dari 6 (enam Kecamatan yang sampai saat ini telah memilliki
122 LPD (Bagian Adm. Perekonomian Setda. Kab. Badung, 2015:3). Dari enam kecamatan yang
ada di Kabupaten Badung, Kecamatan Abiansemal merupakan salah satu wilayah yang menjadi
pusat pembangunan Badung Utara dan daerah dengan jumlah LPD terbanyak ke dua di
Kabupaten Badung, yaitu sebanyak 34 LPD dari 34 Desa Adat yang ada, sehingga rasio
penyebaran LPD di Kecamatan Abiansemal yaitu 100%.
Berdasarkan data LPLPD Kabupaten Badung Per Desember 2015 jumlah dana
masyarakat yang terhimpun dalam LPD Se-Kecamatan Abiansemal sebesar Rp 659.152.229.000
dengan jumlah nasabah sebanyak 78.808 orang nasabah. Dana tersebut diklasifikasikan menjadi
dua macam, yaitu tabungan dan deposito. Berikut adalah data mengenai perkembangan dana
LPD Se-Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung dilihat dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Perkembangan Dana LPD Se-Kecamatan Abiansemal dari Tahun 2013-2015
(dalam ribuan rupiah)
Uraian
Periode
Desember 2013 Desember 2014 Desember 2015
Tabungan Deposito Kredit 216.154.051 235.444.665 405.708.950 255.771.527 282.465.206 475.574.014 303.538.977 355.613.252 573.068.325
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah dana yang terhimpun dalam
LPD Kecamatan Abiansemal setiap periodennya cenderunng mengalami peningkatan. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap LPD setiap
periodenya semakin meningkat. Dibuktikan dengan meningkatnya keinginan masyarakat untuk
menyimpan uangnya di LPD baik dalam bentuk tabungan maupun deposito. Desemsember 2015
tercatat klasifikasi pinjaman gabungan pada seluruh LPD di Kecamatan Abiansemal yaitu
kategori pinjaman lancar sebesar 93,25%, pinjaman kurang lancar 4,85%, pinjaman diragukan
0,89%, dan pinjaman macet 1,05%. Melihat persentase pinjaman macet yang haya 1,05%
mengartikan bahwa dari segi kinerja keuangan LPD Kecamatan Abiansemal dapat dikategorikan
baik, karena angka ini berada jauh dibawah yang ditetapkan Bank Indonesia bahwa kredit macet
ialah dibawah 5%. Tetapi walaupun kinerja keuagan LPD Se-Kecamatan Abiansemal umum
dapat dikatakan baik, nyatanya masih terdapat LPD dengan klasifikasi kesehatan, cukup sehat 3
LPD dan kurang sehat 1 LPD seperti yang termuat dalam Tabel 1.2 dibawah ini.
Tabel 1.2
Klasifikasi Kesehatan LPD Se-Kecamatan Abiansemal dari Tahun 2013-2015
Uraian Periode
Desember 2013 Desember 2014 Desember 2015 Klasifikasi Kesehatan : - Sehat - Cukup Sehat - Kurang Sehat - Tidak Sehat 30 1 2 1 30 2 2 - 30 3 1 -
Sumber : LPLPD Kabupaten Badung, 2016
Peran pengelola LPD sangat menentukan tingkat kesehatan LPD itu sendiri. Pimpinan
LPD berperan penting dalam menciptakan gaya kepemimpinan yang tepat bagi organisasinya
agar bagaimana caranya mengelola perilaku bawahannya dalam mencapai misi-misi organisasi.
Pemimpin diharapkan mampu beradaptasi untuk menggunakan pendekatan berkaitan dengan
LPD di tiap-tiap desa adat mengutamakan tingkat pelayanannya kepada masyarakat
sehingga budaya organisasi pun mengikuti kondisi masyarakat setempat. Pegawai di LPD
diharapkan mampu bekerja sesuai dengan budaya organisasi LPD. Budaya organisasi dapat
dipupuk melalui komunikasi pengelola LPD dengan masyarakat sekitar untuk menciptakan
budaya organisasi dengan pelayanan yang terbaik. Pelayanan inilah nanti dijadikan tolak ukur
keberhasilan kinerja LPD. Perpaduan hukum adat Bali yaitu Tri Hita Karana dan gaya
manajemen modern mengasumsikan budaya organisasi yang berbeda antara LPD dengan
lembaga keuangan lainnya, yaitu budaya lokal Tri Hita Karana itu sendiri.
Budaya Tri Hita Karana merupakan budaya lokal yang bersumber dari kearifan lokal,
sehingga dapat dikatakan sebagai budaya nasional karena berbagai faktor etnis, ekonomi, politik,
agama, ataupun bahasa memberikan kontribusi dalam pembentukan budaya nasional (Suardikha,
2011). Menurut Riana (2011) Tri Hita Karana merupakan sebuah filosofi sekaligus telah
menjadi way of life masyarakat Bali dalam segala aspek kehidupan. Tri Hita Karana
mengandung elemen parahyangan (hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan),
pawongan (hubungan harmonis antar manusia), dan palemahan (hubungan harmonis antara
manusia dengan lingkungan).
Tri Hita Karana sesungguhnya mengandung nilai-nilai universal karena Tri Hita Karana
merupakan filosofi tentang harmonisasi dan kebersamaan yang dalam penerapannya tidak
mengenal perbedaan ras, suku, keturunan, agama, dan ada pada semua ajaran agama di dunia
(Agung, 2009). Budaya Tri Hita Karana memuat nilai-nilai pentingnya keselarasan dalam
berperilaku dalam menjalani hidup dan kehidupan dan pekerjaan. Berperilaku tidak lepas dari
keyakinan diri yang merupakan kebutuhan psikologis dan menjadi kebutuhan ekonomi untuk
memengaruhi keinovatifan personal seseorang. Budaya Tri Hita Karana sangat penting
diimplementasikan mengingat nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Tri Hita Karana itu
sendiri, dimana akan mampu menuntun seseorang dalam bertindak baik pemimpin ataupun
karyawan, sehingga akan menciptakan keselarasan dan suasana kerja yang baik sehingga kinerja
organisasi akan meningkat pula.
Kepuasan kerja memegang peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.
Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa
kepuasan kerja karyawan dapat dicapai apabila semua harapannya dapat dipenuhi dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan
seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan
jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbin, 2008:31). Kepuasan kerja dapat
dicapai apabila semua item dalam kepuasan kerja tersebut telah dapat diterima oleh seseorang
atau karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasinya, item tersebut diantaranya yaitu
pekerjaan itu sendiri, hubungan dengan atasan, hubungan dengan teman sekerja, gaji yang
diperoleh serta promosi. Individu dengan kepuasan kerja diharapkan akan mengeluarkan seluruh
kemampuan dan energi yang dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaan. Sementara dari hasil studi
tentang kepuasan kerja dapat disampaikan variabel yang mempengaruhi seperti budaya
organisasi (Lok, 2001; Heather et.al, 2001).
Berdasarkan permasalahan LPD tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian apakah faktor
gaya kepemimpinan dan budaya organisasi juga dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan
yang selanjutnya dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Penelitian ini akan menganalisa
organisasi dengan kepuasan kerja sebagai variabel pemoderasi. Dimana penelitian ini akan
dilakukan pada LPD Se-kecamatan Abiansemal.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1) Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada kinerja organisasi ?
2) Apakah budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana berpengaruh pada kinerja organisasi
?
3) Apakah kepuasan kerja memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada
kinerja organisasi ?
4) Apakah kepuasan kerja memoderasi pengaruh budaya organisasi berbasis Tri Hita
Karana pada kinerja organisasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk memberikan bukti empiris gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada
kinerja organisasi.
2) Untuk memberikan bukti empiris budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana
berpengaruh pada kinerja organisasi.
3) Untuk memberikan bukti empiris kepuasan kerja memoderasi pengaruh gaya
4) Untuk memberikan bukti empiris kepuasan kerja memoderasi pengaruh budaya organsasi
berbasis Tri Hita Karana pada kinerja organisasi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait
sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah referensi dan informasi berkaitan dengan praktik teori X
dan Y McGregor, Two Factor Theory , dan teori Sifat pada LPD bahwa bawahan
mengikuti arahan untuk kepentingan bersama dan menyerap nilai-nilai yang dikandung
dalam organisasi, serta meningkatkan minat terbesar dalam diri karyawan untuk bekerja.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk LPD sehingga kedepannya mampu
berkembang untuk memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki. Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan dalam mengambil
kebijakan-kebijakan dalam perusahaan yang berhubungan dengan kepemimpinan dan budaya
organisasi.
1.5 Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga
antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab ini menguraikan pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta menguraikan sistematika
penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Bab ini menguraikan berbagai landasan teori yang ada hubungannya dengan pokok
permasalahan yaitu mengenai kepuasan kerja sebapai pemoderasi pengaruh gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi berbasis Tri Hita Karana pada kinerja
organisasi di LPD Se-Kecamatan Abiansemal dan perumusan hipotesisnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan metodologi penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi
atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan