• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan (7 Analisa Sampah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan (7 Analisa Sampah)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERCOBAAN VII ANALISA SAMPAH

NAMA : MAHFUZ IDAFI NIM : H1E107017 KELOMPOK : 6 (Enam)

ASISTEN : Hj. NOR LATIFAH

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

(2)

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN VII ANALISA SAMPAH

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur komposisi sampah, densitas sampah, kadar air sampah, dan kadar volatil sampah.

.

II . TINJAUAN PUSTAKA

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan (Astriani, 2009) atau Sampah merupakan semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya (non hazardous). Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industriI, tetapi bukan yang biologis (Febry, 2009).

Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu 1. Sampah Organik

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.

2. Sampah Anorganik.

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini

(3)

tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng (Astriani, 2009).

Berdasarkan sumbernya jenis-jenis sampah terdiri dari : Sampah alam.

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

Sampah nuklir

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan

(4)

ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas ditempat-tempat-ditempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan) .

Sampah industri dan sampah pertambangan (Rahman, 2009).

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan Negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area, Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan yaitu mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Adapun manfaat pengelolaan sampah antara lain :

1. Penghematan sumber daya alam. 2. Penghematan energi.

3. Penghematan lahan TPA.

4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman) (Anonim, 2009).

Adapun teknik-teknik pemrosesan dan pengolahan sampah yang secara luas diterapkan di lapangan, khususnya di negara industri antara lain adalah:

a. Pemilahan sampah, baik secara manual maupun secara mekanis berdasarkan jenisnya.

(5)

b. Pemadatan sampah (baling) c. Pemotongan sampah

d. Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan rekayas Pemrosesan sampah sebagai sumber gas-bo

e. Pembakaran dalam Insenerator, dengan pilihan pemanfaatan enersi panas (Damanhuri, 2009)

III. ALAT DAN BAHAN A. ALAT

Alat – alat yang digunakan meliputi gelas beaker, neraca analitik, timbangan, cawan petri, penjepit cawan petri, ember, dan oven.

B. BAHAN

Bahan yang digunakan meliputi sampel sampah organik dan sampel sampah anorganik.

IV. CARA KERJA

A. Komposisi Sampah

1. Menimbang berat awal sampel sampah yang akan diukur komposisinya sebanyak 1 kg.

2. Memilah-milah berdasarkan komponennya (misalnya plastik, organik, logam, dsb).

3. Menimbang beratnya setiap komponen hasil pemilahan. 4. Menghitung persentase berat tersebut terhadap berat total.

B. Densitas Sampah

1. Mengambil sejumlah sampel sampah sebanyak dari suatu lokasi yang sudah ditentukan.

2. Mencatat kondisi lingkungan dan cuaca.

3. Mengukur volume atau mengukur volume wadah yang ada.

(6)

4. Menimbang beratnya.

5. Mengaduk sampah dan memasukkan ke dalam alat ukur yang sudah diketahui volumenya hingga penuh (tanpa pemadatan). 6. Mengetukkan wadah tersebut 3 kali dengan kotak berisi sampah tersebut diangkat dari ketinggian 20 cm.

7. Menghitung volume sampel setelah diketuk (dalam satuan liter).

8. Menimbang berat sampel dalam wadah (dalam satuan kg).

C. Kadar Air Sampah

1. Mencampur kembali sampel sampah dari penetapan komposisi.

2. Membagi dalam 4 bagian.

3. Memisahkan masing-masing satu sekop dari tiap bagian tersebut.

4. Mencampur kembali bagian terpisah tersebut. 5. Membagi menjadi 4.

6. Memisahkan dari tiap bagian kira-kira campurannya 500 gr.

7. Menimbang cawan petri kosong (yang sudah dipanaskan dalam oven 105oC selama 2 jam).

8. Mencatat berat cawan.

9. Memasukkan sampel sampah 100 gr ke dalam cawan petri.

10. Menimbang dan mencatat (a gr).

11. Menimbang dan mencatat kembali berat cawan petri berisi sampel sampah tersebut (b gr).

D. Kadar Volatil Sampah

1. Menggerus sampai halus sampel sampah kering hasil penetapan kadar air.

(7)

2. Menimbang cawan/krus kosong yang sudah dipanaskan 1 jam dalam oven 600oC.

3. Mencatat.

4. Menimbang sampel kering dsan halus ± 4 gr. 5. Mencatat beratnya (a gr).

6. Menimbang dan mencatat kembali berat cawan petri berisi sampel sampah tersebut (b gr).

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Komposisi Sampah

No. Jenis Sampah % Kertas

1. Kertas 40 %

% kertas = Berat komponen kertas (kg)

x 100 % Berat sampel (kg) = 0,4 kg x 100 % 1 kg = 40 % 2. Densitas Sampah

No. Jenis Sampah Densitas Sampah

1. Kertas 0,35245 kg/l

Densitas sampah = Berat sampel (kg)

Volum sampel (l)

= 0,35245 kg 1 l = 0,35245 kg/l

3. Kadar Air Sampah

(8)

1. Kertas 2,35 % 97,65 % % kadar air = Berat cawan isi (a) – Berat cawan isi (b)

x 100 % Berat cawan isi (a) – Berat cawan kosong

= 87,92 gr – 87,45 gr

x 100 % 87,92 gr – 67,92 gr

= 2,35 %

% kadar kering = (100 % - % kadar air) = 100 % - 2,35 % = 97,65 %

4. Kadar Volatil Sampah

No. Jenis Sampah % Kadar Volatil % Kadar Abu

1. Kertas 5,5 % 94,5 %

% kadar volatil = Berat cawan isi (a) – Berat cawan isi (b)

x 100 % Berat cawan isi (a) – Berat cawan kosong

= 71,93 gr – 71,71 gr

x 100 % 71,93 gr – 67,93 gr

= 5,5 %

% kadar abu = (100 % - % kadar volatil) = 100 % - 5,5 %

= 94,5 %

B. Pembahasan

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Pengukuran komposisi sampah sangat diperlukan karena sangat membantu dalam pemilihan alternative pengolahan sampah yang sesuai dan didasarkan pada komposisi dan karetreistik fisik, kimia, dan biologi sampah. Perbedaan karetristik sampah disebabkan oleh sumber dimana sampah tersebut diambil. Dalam percobaan analisa sampah ini

(9)

menggunakan beberapa metode pengukuran sampah yaitu komposisi sampah, densitas sampah, kadar air sampah, dan kadar volatile sampah dan sampah yang digunakan pada percobaan ini ialah sampah onorganik. Sampah onorganik adalah sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Pengukuran komposisi sampah bertujuan untuk mengetahui komposisi sampah yaitu seperti sampah plastik, sampah organik dan sampah logam. Sampah yang digunakan pada percobaan ini ialah sebanyak 1 kg. sampah tersebut kemudian dipilah-pilah berdasarkan jenisnya. Dari hasil pemilahan tersebut didapatkan komponen sampah kertas sebesar 40% dan sisanya adalah sampah-sampah lain. Besar kecilnya komponen sampah yang diperoleh tergantung dari kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang dilakukan misalnya kegiatan industri, rumah tangga, dan sebagainya

Pengukuran densitas sampah sangat membantu dalam pengelolaan sampah terutama pada perencanaan kapasitas pengangkutan sampah misalnya pada grobak truk pengangkut sampah atau juga pada penampungan sampah yang akan dibakar dalam insinerator. Pengukuran densitas sampah dilakukan dengan memasukan sampah pada beker glass volume 1 l yang telah ditimbang berat kosongnya, sampah dimasukan tanpa ditekan. Perhitungan densinitas sampah yang diperoleh dari data-data hasil pengamatan adalah sebesar 0,35245 kg/l. Yang artinya dalam wadah yang volumenya 1 l dapat memuat sebanyak 0,35245 kg sampah kertas.

Pengukuran kadar air sampah sangat diperlukan sekali sebab adanya air dalam sampah sangat menentukan dalam pengolahan sampah terutama pada pengelolaan sampah secara biologi dan termal. Pengukuran kadar air sampah pada percobaan ini menggunakan cara “quadrant method”, karna

(10)

sampel sampah yang telah dibagi 4 kemudian diambil masing-masing dari ke-4 bagian tersebut kemudian diaduk lagi. Percobaan kadar air dalam sampah bertujuan untuk menghitung kadar air dalam sampah, dari hasil perhitungan data yang didapatkan pada pengamatan didapatakan kadar air sampah kertas adalah 2,35 % dan kadar keringnya adalah 97,65 %.

Pengukuran kadar volatile pada sampel sampah bertujuan untuk medekomposisi bakteria. Pada pengukuran kadar volatile menggunakan sampah kering yang digerus-gerus halus dan diperoleh berat sampah sebelum dimasukan kedalam oven dan setelah dikeringkan dengan oven selama 10 menit. Dari data yang diperoleh dapat diketahui kadar volatil pada sampah anorganik adalah 5,5 % dan kadar keringnya adalah 94,5 %. Tinggi rendahnya kadar volatil sampah akan mempengaruhi mudah tidaknya sampah tersebut didekomposisi oleh bakteri, semakin tinggi kadar volatilnya semakin mudah sampah tersbut terdekomposisi oleh bakteri begitu jua sebaliknya. Pada percobaan ini didapatkan kadar volatil sebesar 5,5% yang artinya sampah kertas sulit didekomposisi oleh bakteri.

Pada pengukuran kadar air dan kadar volatil sampah mengunakan menggunakan cawan yang sebelumnya telah dipanaskan, tetapi didinginkan terlebih dahulu sebelum ditimbang, pemanasan bertujuan agar kadar air pada cawan berkurang karena menguap ketika dipanaskan. Sedangkan pendinginan bertujuan agar suhu cawan sama dengan suhu ruangan dan kadar airnya menjadi konstan, sehingga ketika ditimbang berat yang didapatkan merupakan berat murni cawan.

Metode yang digunakan untuk mengukur komposisi, densitas, kadar air, dan kadar volatil sampah berbeda-beda, hal ini dikarenakan perbedaan tujuan pengukuran. Pengkuruan komposisi sampah bertujuan untuk mengetahui komposisi yang terdapat dalam sampah, sehinga dapat dilakukan cukup dengan pemilahan saja berdasarkan dengan kriteria tertentu. Pengukuran densitas sampah bertujuan untuk menetahui volume dari sampah, sehingga lebih mudah dalam perencanaan penampungan atau alat angkut sampah. Pengukuran kadar air sampah bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terdapat sampah, sehingga dapat merencanakan

(11)

pengelolaan sampah lebih lanjut. Pengukuran kadar volatil bertujuan untuk mengetahui apakah sampah itu mudah atau tidak didekomposisi oleh bakteria.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan adalah sebagai berikut : 1. Komposisi sampah anorganik yang paling banyak adalah kertas dan persen

komponennya adalah 40%,

2. Densitas sampah kertas yang diukur adalah 0,35245 kg/l,

3. Kadar air yang terdapat pada sampah kertas adalah 0,23% dan kadar keringnya dalah 97,65%,

(12)

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Pengertian Sampah.

http;//www.wikepedia.com

Diakses pada tanggal 19 November 2009 Astriani. 2009. Pengertian Sampah

http;//www astriani.blogspot.com

Diakses pada tanggal 19 November 2009 Rahman, A. 2009.Pengertian Sampah.

http;//www.kebersihan lingkungan.co.id/ Diakses pada tanggal 19 November 2009 Febry, M. 2009. Analisis Buangan Padat.

http;//www.andulucygroub.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 19 November 2009 Damanhuri, Prof. 2009. Pengolahan Sampah (Bagian 1)

http;//www.tsabitahblogspot. wordpress.com / Diakses pada tanggal 19 November 2009

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan sampah di bank sampah mempunyai tujuan yang tidak lain adalah untuk menumbuhkan suatu pemahaman baru kepada masyarakat bahwa sampah bukanlah suatu

Jika yield gula menjadi acuan utama dalam proses hidrolisis sampah kota Samarinda menjadi gula sebagai bahan baku produksi bioetanol maka pemakaian larutan

Proses pengomposan sampah kota ini sangat menarik untuk dikaji dan dievaluasi karena sampah organik yang tadinya merupakan bahan yang tidak berharga, sulit dan mahal untuk·

Jika yield gula menjadi acuan utama dalam proses hidrolisis sampah kota Samarinda menjadi gula sebagai bahan baku produksi bioetanol maka pemakaian larutan

Pada metode mikrometode ini ada beberapa sumber kesalahan dalam penetapan nilai hematocrit antara lain, dalam pemakaian darah kapiler, bahan pemeriksaan dibiarkan lebih

Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah dan mempunyai nilai ekonomis, selain itu bank sampah juga berfungsi untuk memberdayakan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain selain daur ulang dijadikan produk barang yang berguna juga dilakukan konversi sampah plastik menjadi bahan

Proses pengomposan sampah kota ini sangat menarik untuk dikaji dan dievaluasi karena sampah organik yang tadinya merupakan bahan yang tidak berharga, sulit dan mahal untuk· dikelola,