• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1 Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1 Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PROSES PENGUMPULAN DATA

III.1 Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI

Jakarta.

III.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Pendapatan daerah merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari penyelenggaraan kegiatan dalam pembangunan daerah karena pendapatan daerah merupakan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. karena pentingnya suatu unit kerja yang menampung suatu kegiatan yang menyelenggarakan pemungutan – pemungutan di bidang pendapatan daerah. kegiatan pungutan sumber – sumber pendapatan daerah harus memiliki suatu wadah yang dinyatakan dalam bentuk struktur organisasi dan tata kerja yang menangani masalah pendapatan daerah. berdasarkan pentingnya struktur organisasi itulah maka dibentuklah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Namun perjalanan cukup panjang untuk mendapatkan sebutan resmi sebagai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Penyusunan struktur organisasi dan tata kerja yang menangani pendapatan daerah bertujuan untuk menciptakan alat penampung kegiatan dalam bentuk organisasi dan untuk menyatukan penafsiran yang berbeda – beda dalam menunaikan tugas, maka pada Tahun 1952 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Kota Sementara Djakarta Raja Nomor 18/DK/tanggal 11 september 1952 dibentuklah Suku Bagian Padjak pada bagian perundang – undangan di bawah sekretariat walikota Djakarta Raja, yang sekarang ini disebut Dinas Pendapatan Daerah. dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Pendapatan Daerah adalah unit kerja yang murni milik daerah yang dibentuk,

(2)

karena memang harus ada dan bukan karena menerima pelimpahan wewenang dari pusat.

Namun dalam perjalanannya, Dinas Pendapatan Daerah telah beberapa kali mengalami perubahan nama danStruktur Organisasi dengan dasar hukum pembentukan dan urutannya secara umum sebagai berikut:

1. Tahun 1952 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Kota Sementara Djakarta Raja Nomor. 18/DK/tanggal 11 september 1952, maka dibentuklah Suku Bagian Padjak pada bagian perundang – undangan di bawah sekretariat walikota Djakarta Raja.

2. Tahun 1956 sebagaimana ditetapkan dalam pasal 17 Peraturan Padjak Reklame Djakarta Raja 1956 sebutan Suku Bagian Padjak berubah menjadi Bagian Padjak.

3. Tahun 1966 berdasarkan Keputusan Gubernur KDCI Djakarta Nomor B.6/6/52/1966 tanggal 22 juni 1966 tentang Struktur Organisasi Sekretariat Pemerintah DCI Djakarta mengalami perubahan dengan sebutan Urusan Pendapatan Padjak DCI Djakarta.

4. Tahun 1968 berdasarkan Keputusan Gubernur KDCI Djakarta Nomor. Ib.3/2/48/1968 tanggal 3 september 1968 tentang Perubahan atau Peningkatan Status Urusan Pendapatan dan Padjak Daerah Chusus Ibukota Djakarta menjadi Dinas Padjak dan Pendapatan Daerah Chusus Ibukota Djakarta.

5. Tahun 1975 berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor B.VII/774/a/1/1975 tanggal 20 september 1975 tentang perubahan sebutan dan susunan organisasi Dinas Pajak dan Pendapatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi Kantor Pajak dan Pendapatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(3)

6. Tahun 1976 berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor B.VI/585/a/1/1976 tanggal 1 juli 1976 tentang perubahan kembali nama atau sebutan dan susunan organisasi serta tata kerja Kantor Pajak dan Pendapatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi Dinas Pajak Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

7. Tahun 1983 berdasarkan Peraturan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 1983 tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

8. Tahun 1995 berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta tidak terjadi adanya perubahan nama atau sebutan dan tetap dengan sebutan Dinas Pendapatan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dalam peraturan tersebut hanya menjelaskan pengembangan organisasi yang disesuaikan dengan kondisi.

9. Dengan adanya Otonomi Daerah Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 serta berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang bentuk organisasi dan Tata Kerja perangkat Daerah dan Sekretaiat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak terjadi adanya perubahan nama atau sebutan dan tetap dengan sebutan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta hingga desember Tahun 2008, dipimpin oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah.

10. Januari Tahun 2009 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta mengalami sedikit perubahan, dan sebutannya juga berubah menjadi

(4)

Dinas Pelayanan Pajak sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, walaupun strukturnya belum terealisasi dengan baik, karena masih menggunakan organisasi yang lama.

Hingga sekarang ini Dinas Pendapatan Daerah DKI Jakarta tidak banyak berubah, perubahan terakhir adalah berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta pasal 3 ayat 1 dan 2 Nomor 29 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan isi sebagai berikut:

• Tugas Dinas Pendapatan Daerah adalah menyelenggarakan pemungutan pendapatan daerah dan mengadakan Koordinasi dengan instasi lain dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian pemungutan pendapatan daerah.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Dinas Pendapatan Daerah memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah.

b. Penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang pendapatan daerah.

c. Penelitian, pengkajian, evaluasi, penggalian, dan pengembangan pendapatan daerah.

d. Pembinaan pelaksanaan kebijakan pelayanan di bidang pemungutan pendapatan daerah.

e. Penyelenggaraan pelayanan dan pemungutan pendapatan daerah. f. Pengkoordinasian pelaksanaan pemungutan dana perimbangan. g. Pemberian izin tertentu di bidang pendapatan daerah.

(5)

i. Pengelolaan dukungan teknis dan administratif.

j. Pembinaan teknis pelayanan kegiatan suku dinas, unit pelayanan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor. III.1.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Visi Dinas Pendapatan Daerah pada hakekatnya adalah untuk mencapai target penerimaan Pajak Daerah tiap Tahunnya.

Misi Dinas Pendapatan Daerah adalah menciptakan dan meningkatkan kepatuhan membayar atau kesadaran memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak daerah sehingga diharapkan dapat menghasilkan dana yang cukup untuk membiayai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah DKI Jakarta.

III.1.3 Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta

Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta pasal 4 Nomor 29 Tahun 2002, susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut terdiri dari:

a. Kepala Dinas b. Wakil Kepala Dinas c. Bagian Tata Usaha

d. Subdinas Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah e. Subdinas Peraturan Pendapatan Daerah dan Penyuluhan f. Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak g. Subdinas pengendalian

h. Subdinas Pemeriksaan Pendapatan Daerah i. Subdinas Informasi Pendapatan Daerah j. Suku Dinas Pendapatan Daerah

(6)

l. Unit Pelaksana Teknis Dinas m. Kelompok Jabatan Fungsional

Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 29 Tahun 2002, Tugas Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:

a. Kepala Dinas Mempunyai Tugas Sebagai berikut:

i) Memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi seperti yang terdapat dalam pasal 3.

ii) Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bagian, Subdinas, Suku Dinas, Unit Pelaksana Teknis Daerah dan Kelompok Jabatan Fungsional.

b. Wakil Kepala Dinas mempunyai Tugas Sebagai berikut:

i) Membantu Kepala Dinas dalam memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam pasal 3.

ii) Menyelenggarakan koordinasi dan pengendalian atas pelaksanaan segala kebijakan yang ditetapkan Kepala Dinas.

iii) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

iv) Mewakili Kepala Dinas apabila Kepala Dinas berhalangan dalam melaksanakan tugasnya.

c. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan urusan ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan penyusunan program serta kerumahtangaan. Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

Bagian Tata Usaha terdiri dari: i) Subagian Umum

ii) Subagian Keuangan iii) Subagian Kepegawaian

(7)

iv) Subagian Perlengkapan

d. Subdinas Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah, mempunyai Tugas menyusun rencana penerimaan daerah dan rencana strategi, program kerja dan rencana kegiatan, merumuskan standar kinerja dan standar sarana administrasi pungutan Dipenda serta melaksanakan penelitian pengembangan potensi dan sistem pemungutan pendapatan daerah.

Subdinas Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah di pimpin oleh Seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

Subdinas Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari:

i) Seksi Perencanaan

ii) Seksi Penelitian dan Pengembangan

iii) Seksi Analisis Potensi dan Standarisasi Pajak Daerah iv) Seksi Analisis Potensi dan Standarisasi Retribusi Daerah e. Subdinas Peraturan Pendapatan Daerah dan Penyuluhan.

Mempunyai tugas melaksanakan invertarisasi dan dokumentasi, evaluasi dan pengkajian, serta perumusan produk peraturan perundang – undangan pendapatan daerah dan yang berkaitan pemrosesan penyelesaian keberatan, banding dan gugatan pajak daerah dan retribusi daerah, serta melakukan penyuluhan dan pemberian izin tertentu.

Subdinas Peraturan Pendapatan Daerah dan Penyuluhan dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

Subdinas Peraturan Pendapatan Daerah dan Penyuluhan terdiri dari:

(8)

i) Seksi Dokumentasi Peraturan Pendapatan Daerah

ii) Seksi Pengkajian dan Penyusunan Peraturan Pajak Daerah iii) Seksi Pengkajian dan Penyusunan Peraturan Retribusi Daerah iv) Seksi Pengkajian dan Penyusunan Peraturan Retribusi Daerah v) Seksi Penyuluhan Pendapatan Daerah

f. Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak,

Mempunyai Tugas melaksanakan pengendalian dan koordinasi penerimaan bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak dan pendapatan lain – lain dari pemerintah pusat.

Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari:

i) Seksi Data dan Informasi

ii) Seksi Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan

iii) Seksi Bagi Hasil Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, dan Pajak Penghasilan

iv) Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dan Pendapatan Lainnya. g. Subdinas Pengendalian

Mempunyai Tugas melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana strategi, program kerja dan rencana kegiatan, rencana penerimaan pendapatan daerah, dan kegiatan pemungutan pendapatan asli daerah dan dana perimbangan serta melakukan analisis dan evaluasi laporan akuntabilitas kinerja serta mengkoordinasikan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

(9)

Subdinas Pengendalian dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

Subdinas Pengendalian terdiri dari: i) Seksi Dokumentasi dan Pelaporan

ii) Seksi Pengendalian Pungutan Pajak Daerah iii) Seksi Pengendalian Pungutan Retribusi Daerah iv) Seksi Pengendalian Kinerja

h. Subdinas Pemeriksaan Pendapatan Daerah

Mempunyai Tugas melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan terhadap objek dan subjek pajak serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyidikan dan penertiban objek dan subjek pendapatan daerah.

Subdinas Pemeriksaan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

Subdinas Pemeriksaan Pendapatan Daerah terdiri dari: i) Seksi Pemberkasan

ii) Seksi Pengembangan Pemeriksaan iii) Seksi Analisis Pemeriksaan iv) Seksi Pemeriksaan Khusus

(10)

i. Subdinas Informasi Pendapatan Daerah

Mempunyai tugas mengkoordinasikan, membangun dan mengembangkan sistem basis data objek, subjek dan potensi pajak daerah, sistem otomatisasi komputerisasi pemungutan pajak daerah dan sistem informasi manajemen pajak daerah serta menyajikan dan mendistribusikan data informasi pajak daerah.

Subdinas Informasi Pendapatan Daerah dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

Subdinas Informasi Pendapatan Daerah terdiri dari: i) Seksi Penatausahaan Informasi

ii) Seksi Informasi Pajak Daerah

iii) Seksi Informasi Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain– lain iv) Seksi Informasi Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak j. Suku Dinas Pendapatan Daerah

Mempunyai tugas menyusun program kerja dan rencana kegiatan, melaksanakan pemungutan pajak daerah, menerbitkan izin tertentu, melaksanakan penegakkan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan daerah serta melaksanakan koordinasi pemungutan pendapatan daerah dengan instansi terkait.

Suku Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh Seorang Kepala Suku Dinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara teknis administratif bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara taktis operasional bertanggung jawab kepada Kepala Walikotamadya yang bersangkutan.

(11)

Suku Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari:

i) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Pusat I ii) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Pusat II iii) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Selatan I iv) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Selatan II v) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Barat I vi) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Barat II vii) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Timur viii) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Utara I ix) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Utara II k. Seksi Dinas Pendapatan Daerah Kecamatan

Mempunyai tugas sebagai berikut:

i) Menyusun program kerja dan rencana kegiatan seksi dinas pendapatan daerah kecamatan

ii) Melakukan pendataandan pemeriksaan pajak daerah iii) Menetapkan dan menerbitkan surat ketetapan pajak daerah iv) Menerbitkan surat izin reklame sesuai dengan kewenangan v) Menatausahakan berkas wajib pajak

vi) Melegalisasikan tanda masuk/karcis hiburan, bon/bill penjualan dan dokumen lainnya yang dipersamakan

vii) Menyusun daftar subjek dan objek pendapatan daerah

viii) Menatausahakan dan menyusun daftar penerimaan pendapatan daerah

ix) Melaksanakan penagihan pasif terhadap tunggakan pajak daerah x) Menyusun daftar penetapan, pembayaran tunggakan pajak daerah

(12)

xi) Melakukan koordinasi dengan instasi terkait dalam rangka pemungutan dan penertiban pajak daerah

xii) Membuat laporan secara berkala semua kegiatan pada Seksi Dinas Pendapatan Daerah Kecamatan

Seksi Dinas Pendapatan Daerah Kecamatan dipimpin oleh Seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab secara teknis administratif kepada Kepala Suku Dinas Pendapatan Daerah dan secara taktis operasional kepada Camat yang bersangkutan. l. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

m. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

Sesuai dengan kebutuhan, Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari:

Sub – sub kelompok yang masing – masing dipimpin oleh Seorang tenaga fungsional senior.

(13)

Bagan 1 Struktur Organisasi

Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta

(14)

III.1.4. Wilayah Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta

Sejalan dengan pertumbuhan kota Jakarta, organisasi instansi pemungut pajak dan retribusi daerah telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan, yang awalnya hanya merupakan satu unit kerja pada bagian hukum dan perundang – undangan kota praja Jakarta dengan nama Suku Bagian Padjak. Selanjutnya berturut – turut mengalami perubahan menjadi Bagian Padjak, Urusan Pandapatan Daerah, Dinas Pajak dan Pendapatan Daerah, Kantor Pajak dan pendapatan daerah, Dinas Pajak daerah dan terakhir menjadi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Seiring dengan perkembangan organisasi, kondisi prasarana juga banyak mengalami perubahan, diuraikan sebagai berikut:

1. Dengan sebutan Suku Bagian Padjak Tahun 1952-1955, dengan fasilitas yang masih sangat minim dan personil yang terbatas, untuk pertama kalinya pelaksanaan operasional Suku Bagian Padjak dipimpin oleh Bapak Abujadi yang berkantor di Paviliun Kantor Walikota Djakarta Jalan Merdeka Selatan no.9 Jakarta.

2. Suku Bagian Padjak mengalami perubahan menjadi Bagian Padjak pada Tahun 1956-1965, masih dibawah pimpinan Bapak Abujadi kantor yang semula berada di Jalan Merdeka selatan no.9 pindah ke paviliun Timur Jalan Merdeka Selatan No.8 Jakarta, dengan pegawai yang hanya berjumlah 98 orang.

3. Bagian Padjak mengalami perubahan menjadi Urusan Pendapatan Daerah dan Padjak pada Tahun 1966-1967. Dengan adanya gejolak politik, sosial, ekonomi, dan keamanan setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI, ternyata membawa dampak terhadap aktivitas pemerintahan

(15)

daerah, khususnya berkaitan dengan kebijaksanaan umum pemerintah daerah, sehingga membuat semakin bertambah luasnya tugas – tugas yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. berkaitan dengan kondisi tersebut Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno mengangkat Ali Sadikin Sebagai Gubernur DCI Djakarta pada bulan April 1966. Pada saat itu juga Kantor Urusan Pendapatan Daerah dan Padjak pindah ke Gedung Sarinah Lama Jalan Kampung Lima Dalam Jakarta Pusat, dibawah pimpinan Bapak Drs. H. Arsyad siagian.

4. Seiring dengan perkembangan kota Jakarta yang pesat dibawah kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, Gubernur memutuskan untuk meningkatkan status Urusan Pendapatan Daerah dan Padjak menjadi Dinas Padjak dan Pendapatan DCI Djakarta pada Tahun 1968-1974. Wilayahnya masih di Gedung Sarinah Lama Jalan Kampung Lima Dalam Jakarta Pusat.

5. Pada tahun 1975 tugas Dinas Padjak dan Pendapatan DCI Djakarta meningkat sehingga mengalami perubahan pada bagan organisasi dari Dinas Padjak dan Pendapatan DCI Djakarta menjadi Kantor Pajak dan Pendapatan DKI Jakarta, pada perubahan tersebut masih tetap dipimpin oleh Bapak Drs. H. Arsyad siagian dan kantornya dipindahkan dari Jalan Kampung Lima Dalam ke Jl. Kebon Sirih No. 22 Jakarta.

6. Pada tahun 1983 Kantor Pajak dan Pendapatan DKI Jakarta mengalami perubahan menjadi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta dan pada saat itu dipimpin oleh Bapak Drs. M. Soedarmo. Kantor Dinas Pendapatan Daerah pada saat itu masih berkantor di Jalan Kebon Sirih Jakarta.

(16)

7. Dari tahun 1983 sampai 2006 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta masih berkantor di Jl. Kebon Sirih, namun seiring dengan perkembangan yang pesat pada awal Tahun 2007 sampai sekarang Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta pindah ke Jl. Abdul Muis No. 66 Jakarta Pusat.

III.1.5 Sumber Daya Manusia Di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI

Jakarta

Dalam rangka menjalankan tugasnya, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta membutuhkan pegawai. Berdasarkan data kepegawaian dari bagian Tata Usaha melalui Subbagian kepegawaian jumlah seluruh pegawai sampai dengan awal tahun 2008 sebanyak 669 orang. Berikut ini adalah tabel pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakaarta berdasarkan pendidikannya:

Tabel 5

Sumber daya manusia Dinas Pendapatan Derah Provinsi DKI Jakarta

Golongan SD SMP SMU D1/D3 S1/S2/S3 Jumlah

I - - - - 3 3

II - - 69 101 233 403

III - 150 100 - - 250

IV 6 7 - - - 13 Jumlah 6 157 169 101 236 669 Sumber: sub bagian kepegawaian

(17)

III.2. Metode Penelitian

III.2.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta yang beralamat di Jalan Abdul Muis No. 66 Jakarta Pusat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta dan untuk mengetahui pengaruh Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan APBD. Dengan datang dan melakukan langsung penelitian tersebut guna mengetahui apakah peraturan Pajak Reklame sudah di patuhi oleh wajib pajak yang menyelenggarakan Reklame.

III.2.2 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Disebut kuantitatif berarti yang diteliti adalah data yang berbentuk angka – angka Penerimaan Daerah, sedangkan sifatnya kualitatif berarti melalui pengetahuan yang di dapat dari sumbernya langsung tentang objek yang di teliti. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan rancangan penelitian yang bersifat korelasional, yang berguna untuk menganalisis hubungan serta pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah maupun Pajak Daerah.

III.2.3 Metode Pengumpulan Data

Bila dilihat dari sumber datanya, proses pengumpulan data dapat menggunakan data primer maupun sekunder. Disebut data primer adalah bila data tersebut diperoleh dari sumbernya langsung (tidak melalui perantara) dan disebut data sekunder adalah bila data tersebut tidak diperoleh secara langsung,

(18)

misalnya melalui orang lain atau dokumen tertentu yang berkaitan dengan data yang diperlukan.

Berikut ini adalah Metode Pengumpulan Data yang digunakan penulis: a. Metode Penelitian Kepustakaan.

Studi ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari sejumlah buku yang berkaitan dengan objek penelitian, peraturan undang – undang, website, tulisan ilmiah para ahli serta bahan lain yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam penulisan. Metode ini diperlukan untuk memperkuat landasan teori yang digunakan.

b. Metode Penelitian Lapangan.

Metode ini adalah kegiatan pengambilan data langsung ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta, kegiatan ini terdiri dari: a) Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke kantor dinas pendapatan daerah provinsi DKI Jakarta, tentang perkembangan penerimaan daerahnya.

b) Wawancara

Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan pihak – pihak yang berkompeten untuk mengetahui segala informasi yang diperlukan dalam penelitian.

III.2.4 Metode Analisis Data.

Dalam menganalisis data, metode yang digunakan penulis adalah metode Statistik parametrik. Menggunakan statistik parametrik karena data yang diuji berbentuk ratio. Bila menggunakan metode statistik parametrik

(19)

maka setiap data pada setiap variable harus terlebih dahulu diuji normalitasnya. Sebelum melakukan pengujian korelasi dan regresi linear sederhana, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menganalisa tabel Penerimaan Daerah Provinsi DKI Jakarta Selama 5 Tahun. Normalitas data juga digunakan untuk menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini adalah dalam distribusi normal.

Metode Analisis yang digunakan oleh penulis yaitu korelasi dan metode regresi linear sederhana yang berguna untuk menganalisis hubungan serta pengaruh Pajak Reklame terhadap PAD dan Pajak Daerah. Dalam hal ini yang diteliti adalah dua variabel yang saling berkaitan dan saling memberikan pengaruh satu sama lain. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan juga untuk mengetahui arah hubungan antara kedua variabel tersebut. menurut sifatnya, korelasi ada dua macam yaitu:

1) Positif: Bila variabel X naik, maka Variabel Y naik. Bila variabel X turun, maka variabel Y turun.

2) Negatif: Bila variabel X naik, maka variabel Y turun. Bila variabel X turun, maka variabelY naik.

Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua variabel, maka tingkat keeratan hubungan antara dua variable tersebut semakin tinggi pula. Sebaliknya, jika semakin rendah koefisien korelasi antara dua variabel, semakin rendah pula tingkat keeratan antara dua variabel tersebut.

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi linear sederhana

(20)

terdiri dari satu variabel dependent dan satu variabel independent. Persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut: Y= a + bX

Y = variabel dependent (variable terikat/dipengaruhi)

X = variabe independent (variable bebas/ mempengaruhi)

a = konstanta regresi

b = intersep atau kemiringan garis regresi

Adapun hipotesis yang digunakan oleh penulis adalah hipotesis asosiatif, hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Uji hipotesis yang dilakukan adalah uji hipotesis dua pihak, yaitu:

1. Pengujian pengaruh Pajak Reklame Terhadap PAD H0 = tidak terdapat pengaruh pajak reklame terhadap PAD H1 = terdapat pengaruh pajak reklame terhadap PAD 2. Pengujian pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah

H0 = tidak terdapat pengaruh pajak reklame terhadap pajak daerah H1 = terdapat pengaruh pajak reklame terhadap pajak daerah

Berdasarkan hipotesa diatas, dalam pengambilan keputusan, maka penulis menggunakan ketentuan sebagai berikut:

Jika H0 = 0 berarti tidak ada hubungan

Jika H1 ≠ 0 tidak sama dengan 0, berarti lebih besar atau kurang dari 0 berarti ada hubungan.

(21)

III.3 Permasalahan Dalam Pajak Reklame

Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap Petugas atau pegawai Dinas Pendapatan Daerah dan Wajib Pajak, terdapat masalah-masalah yang terjadi dalam pajak reklame, antara lain :

1. Masih terdapat reklame lama yang belum melakukan perpanjangan izin reklame.

2. Terjadinya pelarangan di daerah tertentu terhadap pemasangan reklame dan pengurangan daerah pemasangan untuk reklame rokok.

3. Terjadinya perubahan media promosi dari media luar beralih ke media elektronik dan media massa.

4. Kelengkapan persyaratan dan proses perizinan penyelenggaraan yang panjang menurut Wajib Pajak.

III.4 Penetapan Perencanaan

Dalam menetapkan perencanaan penerimaan pajak reklame, Dinas Pendapatan Daerah melihat dari pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Dan pemetaan rencana penerimaan pajak reklame per Suku Dinas ditentukan dengan melihat potensi. Potensi tiap Suku Dinas dilihat dari data yang sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya.

Perlakuan penetapan besaran pajak untuk reklame di sepanjang jalan tol, rel kereta api, stasiun, dan sebagainya sama dengan reklame lain yang dinilai dari kelas jalan, jenis reklame, luas reklame, serta jangka waktu pemasangan reklame. Hanya saja untuk menempatkan reklame di sepanjang jalan tol, rel kereta, harus seizin pemilik lahan. Misal pada sepanjang jalan tol harus seizin PT. Jasa Marga.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah penulis melakukan pengujian terhadap variabel – variabel yang ada yaitu preventing, alinetation, dan neutralisation terhadap perilaku curang terhadap mahasiswa

Optimalisasi penggunaan biogas dilakukan dengan cara pemurnian, salah satu caranya adalah dengan menggunakan pelet dari kombinasi CaO dan serbuk gergaji kayu.. Penelitian ini

• Peningkatan penggunaan produk dalam negeri oleh kementerian/lembaga negara, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta maupun masyarakat. •

ISA 200 membahas tanggung jawab keseluruhan auditor independen ketika melakukan audit laporan keuangan sesuai dengan ISA, ISA 240 membahas dengan tanggung jawab auditor yang

Dati ay umasa daw si Victor na babalik siya sa kanya dahil sa kanilang anak, ngunit hindi alam ni Victor na ayaw niyang mamulatan ang kanyang anak sa ugali nila

Sedangkan untuk membuat dua plot dalam satu grafik  dua plot dalam satu grafik  , dapat , dapat dilakukan dengan dua pasangan data dalam satu array. Hal ini dilakukan dengan

1 Diberitahukanlah kepada Daud, begini: "Ketahuilah, orang Filistin ber- perang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan." 2 Lalu bertanyalah Daud