• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Bandar udara sebagai prasarana penyelenggaraan penerbangan dalam menunjang aktivitas suatu wilayah perlu ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kebandarudaraan sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Agar penyelenggaraan layanan jasa bandar udara dapat terwujud dalam satu kesatuan tatanan kebandarudaraan secara nasional yang andal dan berkemampuan tinggi, maka dalam proses penyusunan penataan bandar udara tetap perlu memperhatikan tata ruang, pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, keamanan dan keselamatan penerbangan secara nasional.

Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 13,670 pulau dengan 6,000 pulau berpenduduk, terbentang dari Barat ke Timur sejauh 5,100 km, ari Utara keSelatan sejauh 1,900 km.Dengan keadaan geografi tersebut, transportasi udara menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan integrasi nasional, aktifitas ekonomi dan keseimbangan ekonomi daerah.

Bandar udara sebagai prasarana pokok sub sektor transportasi udara dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk pelayanan jasa angkutan udara harus ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kebandarudaraan yang merupakan atu kesatuan dalam tatanan kebandarudaraan nasional. Penataan bandar udara harus mempertimbangkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional, keamanan dan keselamatan operasi penerbangan, perkiraan jasa angkutan udara, pedoman dan standar/kriteria perencanaan yang berlaku, pengelolaan lingkungan hidup, rencana tata ruang wilayah, kelayakan ekonomi, teknis dan operasional serta pertahanan dan keamanan nasional sehingga dapat terwujudnya penyelenggaraan operasi penerbangan yang handal dan berkemampuan tinggi serta memenuhi persyaratan/standar internasional perencanaan bandar udara yang diberlakukan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) dalam rangka menunjang pembangunan nasional di segala bidang.

Peningkatan jumlah penumpang yang sangat tinggi sejak tahun 2000 menyebabkan bandar udara eksisting tidak dapat lagi melayani terutama pada jam-jam sibuk. Masalah utama Bandar Udara Japura-Rengat adalah bangunan terminal penumpang dan apron yang sudah mengalami kejenuhan pada jam-jam

(2)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |2 puncak. Disamping landas pacu yang sudah tidak mampu menampung kapasitas pergerakan pesawat yang beroperasi dan memerlukan peningkatan. Pengembangan Bandar Udara Japura - Rengat akan mengacu pada peningkatan permintaan penerbangan dan jumlah penumpang, jaringan lalu lintas udara, keselamatan penerbangan, keamanan bandar udara beserta perencanaan nasional/propinsi/kota. Pemerintah Indonesia telah memprioritaskan pengembangan Bandar Udara Japura – Rengat untuk memberikan prasarana pelayanan penumpang guna memenuhi pertumbuhan permintaan jasa angkutan udara serta mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Untuk itu diperlukan Studi Rancangan Teknik Terinci (RTT)Sisi Darat Bandar Udara Japura- Rengat agar pembangunan dan pengembangan bandar udara lebih terarah.

Sub sektor transportasi udara sebagai pendukung dan pendorong sektor lainnya serta pemicu (stimulator) pertumbuhan wilayah harus senantiasa mendapatkan perhatian untuk terus ditingkatkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kebutuhan pelayanan jasa angkutan udara.

Rencana Induk Bandar Udara sebagai salah satu persyaratan didalam sertifikasi operasi bandar udara, merupakan dasar dari rencana pengembangan bandar udara untuk 20 tahun kedepan yang implementasi pembangunannya dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan demand kebutuhan penumpang sehingga dihasilkan bandar udara yang memenuhi standard dalam pelayanan angkutan Publik yang aman, nyaman dan sesuai dengan standard standard yang berlaku, Hal ini sebagaimana diatur dalam UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan, dan yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan serta KM Menteri Perhubungan No. KM 77 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum.

Untuk itulah maka Bandar Udara Japura yang terletak di Kabupaten Rengat,Propinsi Riau akan melakukan Studi Rancangan Teknik Terinci (RTT) guna lebih meningkatkan lagi pelayanan terhadap jasa angkutan udara dengan mengoperasikan pesawat yang lebih besar. Kegiatan konstruksiuntuk fasilitas sisi darattersebut memerlukan suatu dokumen atau pedoman yang apat dijadikan acuan dengan tetap mengacu kepada persyaratan/standar yang berlaku.

(3)

Proses perencanaan/penyusunan detail teknik tersebut haruslah mampu menghasilkan produk perencanaan yang applicable, sesuai dengan kriteria-kriteria teknis di bidang kebandarudaraan yang berlaku secara Internasional yang dibakukan oleh organisasi penerbangan sipil internasional / ICAO (International Civil Aviation Organization) serta merujuk kepada standar peraturan / perundangan Nasional yang berlaku.

1.2

Maksud dan Tujuan

Pekerjaan perencanaan yang harus dilaksanakan merupakan Studi Rancangan Teknik Terinci (RTT)sisi Darat Volume 1 paket Bandar Udara Japura-Rengat.

Maksud:

Mewujudkan suatu bandar udara yang ideal dengan peningkatan fasilitas sesuai dengan ketentuan teknis operasional yang dipersyaratkan keselamatan dan keamanan penerbangan dan membangun Bandar udara yang efektif dan effisien dengan harapan pihak konsultan memberikan hasil studi dan produk perencanaan yang sesuai dengan persyaratan kebandarudaraan.

Tujuan:

Pelaksanaan pekerjaan studi ini adalah diperolehnya Dokumen Studi Rancangan Teknik Terinci (RTT) Sisi Darat Volume 1 Paket Bandar Udara Japura-Rengat sebagai acuan untuk pelaksanaan pembangunan fasilitas sisi darat yang mencakup seluruh kebutuhan dan penggunaan tanah serta ruang udara untuk fasilitas penerbangan dan fasilitas penunjang penerbangan dengan mempertimbangkan aspek teknis, aspek keselamatan operasi penerbangan dan lain sebagainya.

Tujuan lainnya dengan menyediakan infrastruktur tranportasi udara supaya tercapai pelayanan bandar udara yang cepat, aman, efisien dan optimal baik terhadap keselamatan operasi penerbangan, penumpang maupun pengguna jasa bandar udara lainnya, guna memenuhi pertumbuhan permintaan jasa angkutan udara serta mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu khususnya.

(4)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |4

1.3

Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai pada Pekerjaan Studi Rancangan Teknik Terinci (RTT) Sisi Darat Volume 1 Paket Bandar Udara Japura-Rengat adalah :

a. Pembangunan / pengembangan prasarana Bandar Udara Japura - Rengat dapat dilaksanakan secara efektif, efesien dan professional; b. Hasil pembangunan / pengembangan prasarana Bandar Udara

Japura-Rengat dapat memenuhi ketentuan standar teknis operasional dan peraturan–peraturan keselamatan dan keamanan penerbangan serta pelayanan jasa bandar udara;

c. Pembangunan / pengembangan prasarana Bandar Udara Japura - Rengat dapat memenuhi kaidah-kaidah legalitas, transparansi, akuntabel, adil, dan bermanfaat secara optimal.

1.4

Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Inventarisasi Data dan Informasi terkait, meliputi :

Hasil studi/pekerjaan pembuatan Rencana Induk Bandar Udara terakhir;

Data topografi dan fisiografi (peta situasi bandar udara); Data utilitas (kapasitas dan jaringan);

Data hasil penyelidikan tanah (soil investigation);

Data kondisi/kualitas air tanah dan air permukaan setempat;

Data temperatur dan kelembaban udara tiap bulan dalam satu tahun penuh dari BMG;

Harga satuan barang dan jasa setempat; Dan data-data lainnya yang diperlukan.

b. Kajian awal terhadap faktor-faktor terkait dengan pengembangan bandar udara.

c. Survei lapangan (lokasi bandar udara),meliputi: Pemetaan topografi (situasi) bandar udara; Penyelidikan tanah (soil investigation);

(5)

d. Analisa data dan informasi berdasarkan hasil inventarisasi data dan informasi serta survey lapangan;

e. Analisa dan Rancangan Teknik Terinci Sisi Darat Bandar Udara Japura mencakup hal-hal

Perancangan terinci prasarana dan peralatan Fasilitas Sisi Darat; Perancangan terinci prasarana keamanan Fasilitas Sisi Darat;

Penyusunan Bill of Quantity, Engineer Estimatebeserta rincian analisa,gambar gambar desain dan spesifikasi teknis;

Rancangan terinci meliputi rancangan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal dan utilitas.

1.5

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Indragiri Hulu - Rengat

Kabupaten Indragiri Hulu adalah salah satu daerah yang mempunyai potensi sumber daya minyak dan gas bumi di Provinsi Riau. Dalam beberapa dekade terakhir daerah ini mengalami perubahan yang signifikan untuk menjadi sebuah daerah sentra baru bagi pengembangan sector perkebunan dan pertanian. Ibu Kota Kabupaten ini adalah Kota Rengat tetapi aktifitas administrasi berlangsung di Pematang Reba dengan jarak 18km dari Kota Rengat.Kabupaten ini dibagi kedalam 9 daerah kecamatan, 159 desa.

Hingga tahun 2006 populasi penduduk tercatat sebanyak 295.291 jiwa dengan rata-rata keadatan penduduk 38.47 jiwa/km². Penduduknya terdiri atas Suku Melayu sebagai kelompok mayoritas, Jawa, Minang,Batak dan keturunan Cina. Sebagian besar penduduk beragama Islam dan sebagian kecil Protestan, Katolik, Budha dan penganut Animisme.

Sektor yang paling menyerap tenaga kerja adalah pertanian, kehutanan, perikanan dan peternakan 67,77%, perdagangan 2.43%, industri 12,54% dan sektor lainnya adalah 17,29%. Sekilas pandang tentang fasilitas dan infrastruktur yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu saat ini meliputi jaringan jalan dengan panjang 1.590,62 km, Pelabuhan Sungai di Kecamatan Kuala Cenaku, 21 km dari Rengat, dapat menampung kapal dengan 1,500 dwt, lapangan terbang arurat di Japura yang hanya dapat menampung pesawat terbang ukuran kecil seperti F-27, DHN-7 dan C-160. Menurut rencana di masa depan, lapangan terbang ini diharapkan dapat diperluas agar mampu menampung pesawat terbang ukuran besar.

(6)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |6 Fasilitas dan infrastruktur lain yang telah ada saat ini antara lain listrik dengan kapasitas 33.726 KWH disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara (tenaga diesel), air bersih, jasa Pos, jaringan telepon, Perbankan (Bank Nasional dan Lokal), fasilitas kesehatan dan beberapa fasilitas akomodasi (hotel berbintang dan non bintang) yang tersebar di beberapa kota seperti Rengat, Rengat Barat, Air Molek, Siberida dan Peranap.

1.6 Letak Geografis & Administrasi

Luas wilayah Kabupaten Indragiri Hulu meliputi 8.198.26 km² (819.826,0 Ha) yang terdiri dari daratan rendah, daratan tinggi rawa-rawa dengan ketinggian 50-100m diatas permukaan laut.

Kabupaten Indragiri Hulu terletak di : 0°15’ Lintang Utara

1°5’ Lintang Selatan 101°10’ Bujur Timur 102°48’ Bujur Timur

1.7 Letak Geografi Wilayah

Kabupaten Indragiri Hulu terletak pada daratanPulau Sumatera bagian timur dan dibagian selatan Provinsi Riau, dengan luas8.198,26Km2, berjarak 120 mil dari permukaan laut, terdiri dari 9 kecamatan, yakni: Kec. Rengat, Kec. Rengat Barat, Kec. Seberida, Kec. Pasir Penyu, Kec. Kelayang Kec. Peranap, Kec. Batang Cenaku, Kec. Batang Gansal,Kec. Lirik,137 desa, 14 kelurahan dan 28 desa terpencil.

Menurut ilmu Astronomi posisi Kabupaten Kabuapaten Indragiri hulu terletak pada:

0o15' Lintang Utara 0o5' Bujur Selatan

Gambar 1.1 Letak Geografis & Administrasi Sumber: PT Skala

(7)

102° 48' Bujur Barat 10o10' Bujur Timur

Dengan Luas Wilayah mencapai 8.198.26 Km² (819.826.Ha) terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi dan rawa dengan ketinggian antara 5 hingga 400 meter dari permukaan laut.

Batas wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hulu adalah sebagai berikut : Barat : Kabupaten Kuantan Singingi

Timur : Kabupaten Indragiri Hilir Utara : Kabupaten Pelalawan

Selatan : Kabupaten Muara Tebo, Provinsi Jambi

1.8 Kondisi Existing Wilayah

Bandar Udara Japura terletak di Desa Sido Mulyo Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri

Rengat yang berada pada koordinat 00021’ 06” S–102020’ 04” E. Bandar Udara Japura Rengat sebelum terletak di Kota Lama Pekan Heran yang dikenal dengan Pelabuhan Pesawat. Setelah adanya perusahaan minyak PT.Stanvac Indonesia yang berdomisili di Lirik. Bandara dipindahkan di Kelurahan/Desa Sidomulyo dan langsung dikelola oleh perusahaan minyak PT. Stanvac Indonesia yang menggunakan pesawat type Dacota (DC-3). Dengan adanya Bandara di Desa Sidomulyo, pada tahun 1954 Pemerintah mengambil alih namanya menjadi Bandar Udara Japura Rengat sampai sekarang.

Bandara ini lebih kurang 20 tahun tidak aktif melayani rute penerbangan dan tepatnya Kamis 17 Maret 2011 Bandara Japura kembali aktif melayani penerbangan. Bandar Udara Japura Rengatterletak pada koordinat 00021’ 06” S–102020’ 04” E dengan ketinggian dari permukaan laut sekitar 19 m. Maskapai penerbangan yang menggunakan bandar udara saat ini adalahSky Aviationdan Susi Air, dimana rute penerbangannya mencakup Jakarta-Rengat–Pekanbaru– Batam, pesawat yang digunakan adalah Fokker 50 dan sejenisnya.

Sesuai Surat KeputusanMenteri Perhubungan No. KM 45/Tahun 2002 tanggal 7 Agustus 2002 tentang Penyerahan Penyelenggaraan Bandar Udara Umum (Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja) Kepada Pemerintah

(8)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |8 Kabupaten/Kota, maka saat ini Bandar Udara Japura dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu. Berdasarkan panjang landasan dan jenis pesawat yang dilayaninya Bandar Udara Japura menurut International Civil Aviation Organization (ICAO) termasuk kategori runway code number 3 dan code letter B.

1.9 Aksesibilitas Bandar Udara

Bandar Udara Japura terletak + 30 km dari kota Rengat. Aksesibilitas bandar udara ke kota Rengat atau sebaliknya dapat ditempuh dengan angkutan jalan darat. Aksesibilitas melalui angkutan jalan darat ditunjang dengan jaringan jalan raya (jalan propinsi) yang menghubungkan Rengat dengan Pekanbaru yang melalui kawasan sekitar bandar udara. Trase jalan yang menghubungkan bandar udara dengan kota tersebut dalam kondisi yang relatif datar.

Sedangkan moda angkutan darat yang tersedia yaitu angkutan umum yang menghubungkan bandar udara dengan kota Rengat. Jenis kendaraannya berupa minibus yang dapat melayani trayek baik secara reguler maupun sewa borongan. Selain itu pencapaian dari/ke bandar udara dapat ditempuh dengan moda kendaraan pribadi maupun sepeda motor.

1.10 Situasi Bandar Udara

Bandar Udara Japura–Rengat terletak di daerah yang berdataran rendah dengan elevasi + 19 m di atas permukaan laut rata-rata/Mean Sea Level (MSL).Arah landasan pacu adalah 10–28, mempunyai satu landasan hubung (taxiway) dan apron. Lahan pada Bandar Udara Japura baik yang ada di lokasi bandar udara maupun yang di luar bandar udara rata-rata datar. Pada daerah ujung landasan 10 terdapat lahan perkebunan kelapa sawit sedangkan bagian utara dan selatan landasan pacu masih banyak ditumbuhi ilalang.

Gambar 1.2 Peta Lokasi Bandara Sumber: PT Skala

(9)

1.11 Batas & Status Kepemilikan Lahan

Lokasi Bandar Udara Japura terletak di kota Rengat, kelurahan/desa Sido Mulyo, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau. Menurut catatan yang ada saat ini, lahan yang digunakan untuk kawasan luas area bandar udara tersebut seluas + 1.647.100 m2. Batas lahan yang digunakan untuk keperluan bandar udara tersebut pada saat ini tidak seluruhnya diberi tanda pembatas berupa pagar pembatas keliling lahan bandar udara.

1.12 Fasilitas Pokok Bandar Udara

Dalam penyusunan Pekerjaan Studi Rancangan Teknik Terinci (RTT) Sisi Darat Volume 1 Paket Bandar Udara Japura-Rengat ini, sebelum mengadakan analisa teknik fasilitas Bandar udara perlu kiranya dicermati mengenai kondisi eksisting bandar udara yang ada. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan yang direncanakan sesuai dengan kondisi dan potensi lokasi yang ada.

Berdasarkan Keputusan Menteri Nomor : KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, maka fasilitas bandar udara dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

1. Fasilitas pokok bandar udara yang meliputi fasilitas sisi udara, fasilitas sisi darat, fasilitas navigasi penerbangan, fasilitas alat bantu pendaratan visual dan fasilitas komunikasi penerbangan.

2. Fasilitas penunjang bandar udara yang meliputi penginapan/hotel, toko/restoran, fasilitas parkir kendaraan bermotor, fasilitas perawatan, pergudangan, perbengkelan pesawat udara, fasilitas hanggar,fasilitas pengelolaan limbah dan fasilitas lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara.

Gambar 1.3 Peta Lokasi Bandara & Signage Bandara Sumber: PT Skala

(10)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |10

1.13 Fasilitas Sisi Udara

Ruang lingkup fasilitas sisi udara mencakup runway, taxiway dan apron serta semua persyaratannya. Fasilitassisi udara yang ada di Bandar Udara Japura saat ini adalah sebagai berikut:

a. Konfigurasi, Klasifikasi dan Struktur Perkerasan Runway

Panjang : 1.300m

Lebar : 30m

Luas : 39.000m2

Arah Konfigurasi R/W : 10-28

Lapisan Permukaan : Hotmix

Kekuatan Daya Dukung : CN 11 F/C/Y/T

Elevasi : 19 m Mean Sea Level (MSL)

Koordinat : 00021’ 06” S–102020’ 04” E

b. Runway Strip

Dimensi strip landasan (runway strip) yang ada saat ini adalah berukuran 1.450m x 150 m.

c. Overrun/Stopway

Overrun yang ada di Bandar Udara Japura berukuran 2 x (60 m x 30 m). d. Runway Shoulder (Bahu Landasan)

Shouldersisi 1 dan 2 masing-masing mempunyai dimensi 2x(1.450 m x 60 m). Konstruksi permukaan adalah tanah yang dipadatkan.

e. Taxiway

Taxiwaymerupakan fasilitas penghubung antara landas pacu dengan apron yang digunakan untuk melayani pesawat yang akan menuju dan meninggalkan apron. Saat ini Bandar Udara Japura memiliki taxiway berukuran 150 m x 23 m. Konstruksi permukaan adalah beton aspal (Asphalt Concrete).

f. Apron

Apron merupakan tempat parkir pesawat untuk keperluan bongkar muat penumpang, barang dan pos. Saat ini Bandar Udara Japura memiliki apron dengan ukuran 80 mx 60 m. Konstruksi permukaan adalah beton aspal (Asphalt Concrete).

(11)

1.14 Fasilitas Sisi Darat

Fasilitas sisi daratBandar Udara Japura Rengat antara lain adalah bangunan terminal penumpang, terminal barang, Gedung pemadam kebakaran, Gedung kantor operasi & administrasi, Gedung NDB, Gedung Tower, Gedung Genset, Gedung CCR dan Gedung Workshop), Bangunan VIP, Apron service building, DPPU, Bangunan NDB, Power house, Bangunan Instalasi air, meteo dan tempat parkir kendaraan termasuk fasilitas utilitasnya.

Gambar 1.4 Treshold 10 & 28 Bandara Japura Rengat Sumber: PT Skala

Gambar 1.5 Taxiway Sumber: PT Skala

Gambar 1.6 Apron Sumber: PT Skala

Gambar 1.7 Layout Existing Fasilitas sisi darat Bandara Japura Sumber: PT Skala

(12)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |12 a. Bangunan Operasional

Gedung Kantor : 1.200 m2(Kondisi Permanen, Baik)

Gedung NDB : 100 m2(Kondisi Permanen, Baik)

Gedung Power House : 460 m2(Kondisi Permanen, Baik)

Gedung CCR : 48 m2 (Kondisi Permanen, Baik)

Gedung PKP-PK : 660 m2(Kondisi Permenen, Baik)

Gedung Tower : 320 m2(Kondisi Permanen, Baik)

Gedung AAB : 342 m2(Kondisi Semi Permanen (Direksi Keet))

Fasilitas Bangunan Air : 9 m2(Kondisi 50% baik)

Rumah Dinas Tipe 100 : 1 Unit (Baik)

Tipe 70 : 4 Unit (1 Unit rusak berat)

Tipe 60 : 1 Unit (Baik)

Tipe 50 : 3 Unit

Tipe 36 : 7 Unit

Ex Perkebunan : 6 Unit GedungOperasional : 2 Unit b. Pagar, Saluran dan Jalan

Pagar batas tanah : Tidak ada

Pagar daerah operasi : 1.700 m (hilang/rusak)

Pagar Terminal/Kantor : 750 m

Saluran terbuka sisi udara : 4.050 m

Pasangan batu kali : 4.050 m

Galian tanah : 100 m

Saluran terbuka sisi darat : 500 m

Pasangan batu kali : 500 m

Saluran tertutup : 210 m

Jalan masuk bandara : 3.500 m2(Kondisi 75% baik) Jalan akses dari kantor ke PKP-PK : 160 m2(jalan tanah)

Jalan akses PKP-PK ke Runway : 1.140 m2(Kondisi 100% baik)

Jalan Inspeksi : 3.590 m2

Parkir Terminal : 2.500 m2

(13)

1.15 Bangunan Terminal Penumpang & VIP

Bangunan Terminal Penumpang Bandar Udara Japura Rengat terdiri dari satu lantai. Dimana semua kegiatan operasional, servis maupun konsesi berada padasatu level pelayanan. Secara fungsi bangunan, bangunan Terminal Penumpang dan Terminal VIP di Bandara Japura Rengat ini menyatu. Dengan luas total bangunan Terminal Penumpang seluas 720 m2, satu lantai.

Area kedatangan dan area keberangkatan dipisahkan oleh ruang VIP di bagian tengah (atap warna biru), dengan kondisi bangunan yang masih relatif baru (setelah perawatan berupa penggantian material atap).

Ruang VIP bersifat terbatas dan tidak sembarang orang dapat masuk. Ruangan ini khusus diperuntukkan untuk Pejabat Pemerintah atau Tamu khusus kenegaraan yang berkunjung melalui Bandar udara Japura Rengat. Sehingga ada pemisahan akses masuk maupun akses menuju area sisi udara.Secara fisik kondisi bangunan terminal ini masih relatif baik dengan struktur bangunan permanen. Hanya warna atap sudah mulai pudar (bagian terminal keberangkatan dan terminal kedatangan).

1.15.a Bangunan Menara Pengawas

Bangunan Menara Pengawas dan bangunan operasi di bandara ini letaknya berdekatan. Hal ini karena fungsi dan kegiatan kedua bangunan tersebut berkaitan dan berhubungan secara angsung.Bangunan menarapengawas ini terdiri dari 4 lantai dengan luas bangunan 320 m2. Dengan kondisi bangunan yang permanen dan masih baik.

Gambar 1.8 Bangunan Terminal Penumpang & VIP Sumber: Dok. Konsultan 2015

(14)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |14

1.15.b Bangunan Operasi

Bangunan operasi pada bandara ini terdiri dari 2 unit bangunan dengan kondisi yang baik. Bangunan operasi ini merupakan tempat staff dan pegawai yang mendukung operasional bandara secara langsung dalam berkegiatan.

1.15.c Bangunan Administrasi (Kapoksi)

Bangunan kantor bandara (administrasi) merupakan bangunan satu lantai dengan kondisi baik dan merupakan bangunan permanen.

1.15.d Bangunan Power House & CCR

Bangunan power house ini merupakan bangunan power house baru. Merupakan bangunan 2 lantai dengan kondisi bangunan permanent dan baik. Dengan kapasitas genset yang beroperasi sekarang yaitu 2 unit

Gambar 1.9 Bangunan Menara Pengawas (Tower) Sumber: Dok. Konsultan 2015

Gambar 1.10 Kantor Bandara Sumber: Dok. Konsultan 2015

(15)

genset dengan kapasitas 125 KVA dengan kondisi 1 unit baik (sistem manual) dan 1 unit lagi kurang optimal (acos).

1.15.e Bangunan Alat-alat Berat

Luas bangunan A2B ini adalah 342 m2, merupakan bangunan satu lantai dengankondisi permanen baik.

1.15.f Fasilitas PKP-PK

Luas bangunan PKP-PK ini adalah 660 m2. Bangunan satu lantai dengan kondisi bangunan permanen, baik. Dengan kategori PKP-PK masuk kategori 4, panjang landasan 1.300 m. Bangunan PKP-PK bandara Japura Rengat terdiri dari Garasi, Ruang jaga,Kantor, Gudang dan Ruang Kelas.Bangunan PKP-PK inimempunyai bak air sendiri untuk pengsisian tangki pemadam kebakaran. Dengan kondisi tangki 75% baik dan konstruksi permanen.Fasilitas PKP-PK yang dimiliki oleh bandara ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 1.11 Power House & CCR Sumber: Dok. Konsultan 2015

Gambar 1.12 Bangunan Alat-alat Berat Sumber: Dok. Konsultan 2015

(16)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |16

1.15.g Fasilitas Pelayanan Meteorologi

Stasiun dan Taman Meteorologi eksisting pada Bandara Japura Rengat terkelompok dalam fasilitas tersendiri. Kondisi bangunan permanen, baik dan merupakan bangunan satu lantai. Dengan Taman Meteo berada di dekat bangunan meteo, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-harinya, karena kedua fungsi ini saling berkaitan erat.

1.15.h Kantor Keamanan

Kantor Keamanan ini mempunyai luas bangunan 35 m2. Dengan kondisi baik dan merupakan bangunan satu lantai. Lokasi kantor keamanan bergabung dengan pos satpam, dengan lokasi eksisting di gerbang masuk bandara Japura Rengat (akses utama menuju bangunan terminal penumpang)

Gambar 1.13 Bangunan Stasiun PKP-PK Sumber: Dok. Konsultan 2015

Gambar 1.14 Bangunan Meteorologi Sumber: Dok. Konsultan 2015

(17)

1.15.i Bangunan Loket Tiket

Loket penjualan tiket ini merupakan loket penjualan tiket yang terletak terpisah dari bangunan terminal penumpang, akan tetapi masih dalam area bandara.

1.16.j Bangunan Rumah Dinas

Rumah dinas di area bandara ini merupakan rumah dinas yang diperuntukkan untuk pegawai bandara dan pegawai meteorologi. Dengan peruntukan pegawai Bandara Japura Rengat ang sudah menikah maupun belum menikah.

Gambar 1.15 Pos Satpam Sumber: Dok. Konsultan 2015

Gambar 1.16 Bangunan Loket Penjualan Tiket Sumber: Dok. Konsultan 2015

Gambar 1.17 Bangunan Rumah Dinas Bandara Sumber: Dok. Konsultan 2015

(18)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |18

1.16.k Stasiun NDB

1.16.l Masjid

Masjid ini merupakan masjid kawasan bandar udara, dengan lokasi dekat dengan bangunan terminal penumpang dan area meteorologi.Bangunan masjid merupakan bangunan permanen dengan kondisi bangunan baik.

1.16.m Gudang

Gudang ini merupakan bekas kantor, yang kemudian difungsikan sebagai gudang.

Gambar 1.18 Bangunan Stasiun DB Sumber: Dok. Konsultan 2015

Gambar 1.19 Masjid

Sumber: Dok. Konsultan 2015

Gambar 1.20 Gudang Sumber: Dok. Konsultan 2015

(19)

1.16.n Jalan, Saluran & Pagar Bandara

1.16.o Area Parkir

Area parkir bandara Japura Rengat ini terletak tepat di depan Terminal Penumpang. Mempunyai luas 2.500 m2 yang dapat menampung kendaraan penumpang sekitar 71 unit kendaraan. Tersedia area drop off di depan area terminal penumpang dan jalur untuk mendahului untuk parkir kendaraan maupun keluararea parkir.Median pemisah jalur parkir dan jalur jalan relatif dalam, merupakan jalur hijau yang ditanami ground cover berupa rumput.

1.16.p Sistem Sirkulasi

Akses utama menuju Bandar udara Japura Rengat adalah melalui jalan lintas timur Sumatera. Pola sirkulasi yang dipakai di area bandara eksisting

Gambar 1.21 Jalan, Saluran & Pagar Eksisting Sumber: Dok. Konsultan 2015

Gambar 1.22 Parkir Bandara Sumber: Dok. Konsultan 2015

(20)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |20 adalah sistem loop di mana akses menuju terminal, terminal VIP,Kantor, Menara Pengawas, dan fasilitas penunjang lain melalui jalur yang sama.

1.16.q Batas Ketinggian

Fasilitas sisi darat Bandar Udara Japura Rengat sebagian besar berada di kawasan di bawah permukaan transisi dan sebagian lagi berada di kawasan di bawah permukaan horisontal dalam. Oleh karena itu fasilitas-fasilitas tersebut harus mengikuti ketentuan yang terkait dengan Kawasan Kseselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), yang ditetapkan untuk bandar udara Japura Rengat tersebut. Untuk kawasan di bawah permukaan transisi, ketentuannya adalah ketinggian dibatasi oleh kemiringan 14,3% atau 1 : 7. Sedangkan untuk kawasan di bawah permukaan horisontal dalam batas ketinggian ditentukan (45 + H ) meter di atas elevasi ambang landas pacu terendah.

Ditinjau dari ketentuan di atas, dapat dinyatakan bahwa fasilitas sisi darat eksisting masih berada pada batas aman. Dengan ketinggian maksimal bangunan kurang lebih 36 m2.Bangunan tertinggi di area bandara ini adalah bangunan menara pengawas, merupakan bangunan dengan ketinggian 4 lantai. Sedangkan bangunan yang lain merupakan bangunan 1 lantai, dan 2 lantai.

1.16.r Pembagian Zona

Fasilitas sisi darat pada bandar udara Japura Rengat ini dapat dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu : fasilitas publik, fasilitas operasional/teknis dan fasilitas penunjang. Untuk penempatan

fasilitas-Gambar 1.23 Gerbang masuk area Bandara Sumber: Dok. Konsultan 2015

(21)

fasilitas tersebut diatur berdasarkan zona-zona sesuai dengan kategori tersebut.

Zona publik adalah area yang dapat diakses oleh masyarakat luas yaitu berupa fasilitas yang berkaitan dengan pelayanan umum, terdiri dari: dari bangunan terminal penumpang dan area parkir. Area ini terhubung langsung dengan akses utama juga harus dekat dengan apron, terkait dengan moda perpindahan dari area darat ke udara.

Zona operasional/teknis yaitu untuk zonasi untuk fasilitas yang terkait dengan operasional bandara, antara lain : menara pengawas, kantor administrasi dan operasi, kantor meteorologi dan PKP-PK. Area ini merupakan area terbatas, dimana hanya orang yang mendapat ijin yang dapat mengaksesnya. Terkait dengan fungsinya maka fasilitas-fasilitas ini mempunyai akses langsung ke arah sisi udara.

Zona Penunjang merupakan area untuk fasilitas-fasilitas lain yang ikut menunjang kelancaran operasional bandara, terdiri dari : DPPU, Power House, Bangunan pengolahan air bersih, rumah dinas. Selain tiga zona tersebut di atas, area sisi darat bandar udara Japura Rengat ini masih mempunyai area kosong yang cukup luas. Area ini dapat dioptimalkanuntuk pengembangan bandara selanjutnya.

Gambar 1.24 Zoning kondisi Existing Bandara Japura Rengat Sumber: Analisa. Konsultan 2015

(22)

Iwan Yanwar 41210110046 | TEKNIK ARSITEKTUR | FT – UMB |22

1.17.s Sistem Pengaman Bandara

Sistem keamanan yang ada di Bandar Udara Japura Rengat ini adalah pagar pengaman ang mengelilingi area bandar udara dengan area luar bandara, pagar pembatas antara area sisi darat dan sisiudara, peralatan keamanan yang ada di dalam bangunan.

1.17.t Daya Listrik

Pasokan daya listrik di Bandar Udara Japura Rengat ini diperoleh dari PLN dan Genset yang tersedia di area bandara. Daya listrik yang diperoleh dari PLN dengan kapasitas 200 KVA dan 2 unit genset dengan kapasitas 125 KVA.

1.17.u Sistem Drainase

Drainase yang ada di bandar udara Japura Rengat ini menggunakan sistem drainase terbuka, yang dapat dilihat pada foto berikut.

Gambar 1.25 Pagar Pembatas Fasilitas Sisi Darat & Udara Sumber: Dok. Konsultan 2015

Gambar 1.26 Saluran Drainase Bandar Udara Japura Rengat Sumber: Dok. Konsultan 2015

(23)

1.16 Disain Lama Bandar Udara Japura

Berikut disain lama yang telah didisain oleh PT. Skala kepada Kepala Bandar Udara Japura – Rengat, dan meminta revisi gambar lain karena kurang mewakili disain modern sebuah bandara, dan meminta dilakukan penggambaran ulang. Seperti terlihat pada gambar 1.27.

Gambar 1.27 Perspective 1 Bandar Udara Japura Rengat Sumber: Dok. Konsultan 2016

Gambar

Gambar 1.1   Letak Geografis & Administrasi  Sumber: PT Skala
Gambar 1.2   Peta Lokasi Bandara  Sumber: PT Skala
Gambar 1.3   Peta Lokasi Bandara & Signage Bandara  Sumber: PT Skala
Gambar 1.5   Taxiway   Sumber: PT Skala
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan secara signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 bahwa kemampuan penalaran, komunikasi matematik, dan sikap siswa dalam pembelajaran matematika

Studi tersebut mencakup studi mengenai SOA, SOAD, SCA, serta penggabungan SOAD dan SCA menjadi sebuah metode lengkap yang ditambahkan dengan pemodelan kebutuhan

Dengan dilantiknya Walikota dan Wakil Walikota Tegal periode 2014-2019, maka melekat kewajiban menyusun RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)

Sebagai dampak sikap dan perlakuan orang tua tersebut, perkembangan emosi dan social menjadi terganggu (tuna laras). Bentuk penyimpangan perilaku yang menonjol pada

tidak dapat ditukarkan dng uang kertas lain atau emas; -- giral alat penyebaran atau alat tukar dl bentuk surat-surat ber- harga spt cek; -- gratifikasi uang yg di- berikan

Penggunaan yang tidak memadai dari sumber daya internal atau pelaksanaan yang hasilnya tidak efektif dari proses masalah, karena orang-orang gagal berkomunikasi

Fungsi yang menghasilkan nilai maximal dari array yang diberikan Bentuk Umum:

Keuntungan utama thin client adalah : kemudahan pemeliharaan dengan administrasi tunggal yang hanya dilakukan melalui server, seperti instalasi / update aplikasi, penentuan