• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan didukung dengan data kuantitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada proses-proses dan makna-makna yang tidak diuji atau diukur secara ketat dari segi kuantitas, jumlah, intensitas, ataupun frekuensi (Denzin dan Lincoln, 2000). Pendekatan kuantitatif menekankan pada aspek-aspek yang membutuhkan pengukuran dengan menggunakan indikator tertentu secara statistik (Singarimbun,1989). Penggabungan kedua pendekatan ini didasarkan pada kebutuhan data yang diperlukan dalam penelitian ini yang posisi keduanya saling melengkapi dalam kerangka pengumpulan data di lapangan.

Pendekatan kualitatif dipergunakan untuk mengetahui dan memahami realitas sosial berkaitan dengan proses-proses sosial yang terjadi pada dinamika sistem kerja, pembagian pekerjaan, upah, aspek historis dari persoalan upah, pembagian upah pada pekerja di perkebunan, ketidakadilan gender dalam sistem kerja, bentuk ketidakadilan gender, dan tindakan perempuan terhadap situasi tersebut. Pendekatan kuantitatif dipergunakan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kontribusi pendapatan dan pengeluaran dalam rumahtangga pekerja di perkebunan, dan hubungannya dengan status perempuan di rumahtangga melalui perbandingan dominasi yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di dalam rumahtangga baik dalam kontribusi pendapatan maupun dalam pengambilan keputusan dirumahtangga.

3.2 Strategi Penelitian

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi studi kasus. Kasus dalam penelitian ini adalah kehidupan pemetik teh secara turun temurun (ibu-anak) dalam pekerjaan sebagai pemetik teh di perkebunan dan statusnya dalam rumahtangga. Pemilihan studi kasus sebagai strategi penelitian karena studi kasus merupakan studi

(2)

aras mikro (menyoroti satu atau beberapa kasus) dan studi kasus merupakan strategi penelitian yang bersifat multi metode (wawancara, observasi, dan analisis dokumen). Kasus yang akan dilihat adalah dinamika pengupahan yang terjadi di perkebunan, mencakup di dalamnya hubungan kontribusi pendapatan dalam rumahtangga dengan status perempuan di rumahtangga.

Strategi studi kasus dipilih karena dianggap memadai dan paling tepat dengan dasar petimbangan : (1) pertanyaan penelitian ’mengapa’ dan ’bagaimana’; (2) peluang peneliti untuk mengontrol gejala atau peristiwa sosial yang diteliti sangat kecil; (3) fokus penelitian adalah peristiwa atau gejala sosial masa kini dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 1996 dalam Sitorus, 1998). Metode studi kasus yang digunakan adalah bersifat eksplanasi. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana terjadinya proses marginalisasi perempuan pemetik teh di perkebunan yang merupakan akibat dari keseluruhan proses yang terjadi dalam bidang pekerjaan maupun rumahtangga. Strategi studi kasus ini diharapkan mampu menggali informasi mengenai bagaimana suatu proses marginalisasi dapat terjadi, apa sebab dan dampaknya bagi individu maupun rumahtangga.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PTPN VIII Gunung Mas Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat khususnya di Afdeling I Gunung Mas yang terletak di Perkebunan Gunung Mas. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas beberapa pertimbangan : (1) Lokasi tersebut sesuai dengan topik penelitian dimana sebagian besar pekerja khususnya dalam pemetikan adalah perempuan, (2) Memiliki keunikan dalam konteks sosio-kultural dan agro-ekologi yang relevan dengan topik penelitian, (3) Keberadaan perkebunan Gunung Mas dengan pekerja dan masyarakatnya yang telah ada dan tinggal di lingkungan perkebunan secara turun temurun.

(3)

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan mulai pada Maret 2010 sampai Juni 2010. Kegiatan yang dilakukan selama rentang waktu penelitian meliputi (1) Pra-studi lapang (perizinan, penjajagan lapang, dan penyusunan instrument penelitian), 2) Kegiatan studi-lapang (observasi, wawancara mendalam, studi dokumen), dan (3) Pasca studi-lapang (penulisan laporan penelitian).

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis data primer merupakan informasi yang dikumpulkan langsung dari lapangan melalui metode survey individu, observasi lapang, dan interview sedangkan data sekunder berupa data dari sumber-sumber dokumen. Data primer maupun sekunder bisa berbentuk data kuantitatif maupun data kualitatif.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode triangulasi dan metode survei. Matriks pengumpulan data, jenis data, dan metode pengumpulan data dilampirkan pada Gambar 11. Metode triangulasi merupakan model pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan beberapa metode yaitu observasi lapang, wawancara (wawancara terstruktur dan wawancara mendalam) dan studi dokumen. Ketiga metode tersebut dikombinasikan dengan tujuan untuk saling melengkapi kelemahan masing-masing metode.

Observasi lapang dilakukan dengan mengamati sejumlah realitas sosial atau kasus di lapangan berkaitan dengan kondisi kehidupan buruh perkebunan, baik dalam aspek upah, sistem pola nafkah dan pola perubahan yang terjadi di dalamnya, serta perubahan upah buruh khususnya perempuan dari waktu ke waktu. Kegiatan ini dilakukan secara mandiri (sendiri oleh peneliti). Wawancara mendalam dilakukan

(4)

dengan responden penelitian yang dipilih secara sengaja baik yang berada di lokasi penelitian, maupun di luar lokasi penelitian (desa disekitar lokasi penelitian).

Kegiatan wawancara ditunjukan untuk mengetahui dan memahami realitas sosial berdasarkan pemahaman subjek penelitian, seperti akses, kontrol dan manfaat dalam rumahtangga pekerja, pembagian kerja di perkebunan, dan kelembagaan pekerja di perkebunan. Kegiatan ini dapat dilakukan kepada sejumlah responden penelitian, pejabat perkebunan, dan tokoh masyarakat.

Studi dokumen dilakukan melalui strategi penelusuran sejumlah dokumen tertulis. Dokumen yang ditelusuri dapat berupa dokumen sejarah dan lainnya yang bersifat formal maupun informal, seperti cerita-cerita mengenai sejarah pengupahan dan alasan menjadi buruh perkebunan. Studi dokumen dapat dilakukan di wilayah lokasi penelitian (misalnya, BPS, Dokumen Perkebunan, Perguruan Tinggi Lokal dan instansi lainnya) dan di luar lokasi penelitian (instansi terkait, termasuk dari internet).

3.6 Penentuan Responden dan Informan

Responden adalah sumber data tentang keragaman dalam gejala-gejala berkaitan dengan perasaan, kebiasaan, sikap, motif dan persepsi sedangkan informan adalah sumber data yang berhubungan dengan pihak ketiga dan data tentang hal-hal yang melembaga atau gejala umum (Sitorus, 1998). Dalam wawancara mendalam, penentuaan responden dan informan dilakukan dengan teknik sengaja (purposive). Wawancara mendalam dilakukan terhadap sebanyak mungkin subjek penelitian sampai titik jenuh informasi, dimana tambahan informan tidak lagi menghasilkan pengetahuan baru.

Teknik pengambilan data melalui pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dilakukan kepada informan. Informan dalam penelitian ini adalah enam orang yang terdiri dari tiga orang pemetik perempuan yang masih bekerja, satu orang

(5)

pensiunan pemetik perempuan yang tinggal di Dusun Rawadulang, satu orang mandor kebun, dan satu orang staf dari kantor Perkebunan Gunung Mas. Pengambilan data melalui pendekatan kuantitatif dengan metode survei untuk melihat hubungan kontribusi pendapatan dalam rumahtangga dengan status perempuan di rumahtangga. Pemilihan Perkebunan Gunung Mas dilakukan dengan sengaja karena lokasi ini merupakan lokasi perkebunan dan memiliki masyarakat yang tinggal di dalam perkebunan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemetik teh di afdeling satu Gunung Mas yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah 103 pemetik yang terdiri dari tujuh orang pemetik tinggal di luar dan 96 pemetik tinggal di dalam. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan Proporsional Random Sampling dimana penarikan responden dilakukan dengan melihat proporsi pemetik teh yang tinggal di dalam dan di luar perkebunan. Perbandingan pemetik yang tinggal di luar dan di dalam perkebunan adalah 1:7 sehingga total responden dalam penelitian ini adalah 57 orang yang terdiri dari tujuh orang pemetik yang tinggal di luar perkebunan dan menggenapkan menjadi 50 orang pemetik yang tinggal di dalam perkebunan.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif dilakukan sejak awal pengumpulan data, secara bersamaan peneliti juga melakukan analisis data. Analisis data primer dan sekunder (bahan empirik) diolah dengan melakukan tiga tahapan kegiatan dan dilakukan secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sitorus, 1998). Analisis data kuantitatif menggunakan Microsoft Excel 2007 tipe 12.0.4518.1014, tabel frekuensi dengan menggunakan SPSS 17.

(6)

Analisis data kualitatif, tahap pertama adalah reduksi data dilakukan dengan tujuan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, mengeliminasi data-data yang tidak diperlukan dan mengorganisir data sedemikian rupa sehingga didapatkan kesimpulan akhir. Teknik analisis data selalu mengacu pada topik penelitian yaitu sistem kerja di perkebunan. Data yang terkumpul kemudian dilakukan pengkodean kedalam beberapa topik penting yang kemudian menjadi topik pembahasan, yang diurutkan berdasarkan kejadian sosial agar dapat dilakukan analisis terhadap hubungan antar faktor. Tahap kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk deskriptif (teks naratif), kutipan pernyataan responden dan informan, dan tabel serta grafik penyajian tersebut dilakukan agar peneliti dapat menarik kesimpulan yang tepat terkait dengan fenomena tersebut dan kemudian menarik kesimpulan.

Analisis data kuantitatif menggunakan Microsoft Excel 2007 tipe 12.0.4518.1014 untuk mengelompokkan data hasil kuesioner. Mengolah data dengan menggunakan tabel frekuensi menggunakan SPSS 17. Analisis data kualitatif untuk menentukan status perempuan dalam rumahtangga. Tabel frekuensi digunakan untuk memperlihatkan dan mendeskripsikan dominasi tanggung jawab dalam pengelolaan pengeluaran rumahtangga, pendapatan di rumahtangga, dan dominasi pengambilan keputusan dalam penenetuan pekerjaan maupun dalam pengeluaran di rumahtangga. 3.8 Bias Penelitian

Selama Penelitian, peneliti merasakan bahwa ada bias penelitian. Posisi peneliti sebagai mahasiswa yang melakukan penelitian diberikan keterbatasan dalam berbagai hal antara lain pengumpulan data sekunder terkait masalah-masalah tertentu seperti pengupahan, pembatasan dari perkebunan untuk tidak bertanya masalah upah, dicurigainya peneliti oleh mandor maupun kepala bagian sebab dianggap akan membocorkan masalah sensitif di perkebunan. Masyarakat telah diberikan tekanan dari

(7)

pihak manajerial untuk tidak memberitahukan persoalan upah baik harga pucuk, upah yang diterima maupun sistem pengupahan itu sendiri.

Ketika melakukan penelitian ini, masyarakat tidak sepenuhnya jujur. Hal tersebut dikarenakan masyarakat takut dengan pihak perkebunan sebab telah diinstruksikan terlebih dahulu kepada masyarakat khususnya pekerja perkebunan untuk tidak banyak menjawab pertanyaan. Pada dasarnya masyarakat cukup terbuka terhadap persoalan yang mereka hadapi, mereka cukup dapat berbicara dengan lugas dan sangat baik tanpa memiliki kecurigaan dengan peneliti. Namun sebagian masyarakat umumnya memiliki kecurigaan yang lebih tinggi. Hal tersebut terlihat saat menjawab beberapa pertanyaan pun hanya seperlunya dan bahkan ada yang tidak berkenan untuk diwawancarai tanpa memberikan alasan yang jelas.

Beberapa masyarakat mulai terbuka dan menceritakan berbagai hal pada peneliti setelah peneliti tinggal bersama masyarakat selama satu minggu pertama karena peneliti melakukan pendekatan dengan mengunjungi rumah-rumah warga dan mengobrol sehingga terciptanya kedekatan antara masyarakat dengan peneliti dan masyarakat tidak lagi sungkan kepada peneliti, menceritakan keadaan dirinya dan perkebunan tanpa ditutup-tutupi. Selain itu karena proses mengenal satu sama lain masyarakat yakin, bahwa peneliti tidak akan memberikan hasil penelitiannya pada pihak Direksi.

Referensi

Dokumen terkait

Paling tidak terdapat tiga macam bentuk pengendalian konflik, yakni : 1) Konsiliasi, iaitu pengendalian konflik yang dilakukan dengan melalui lembaga-lembaga tertentu

Hasil yang sama juga diperoleh pada analisis Kruskal Walis One Way Anova yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan antara status gizi dengan frekuensi sakit, karakteristik

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Hubungan Motivasi

Berdasarkan analisis data secara statistik, dapat disimpulkan bahwa variasi konsentrasi ragi dan derajat keasaman (pH) media fermentasi mempengaruhi kadar etanol yang

Studi pendahuluan terdiri dari dua kegiatan, yaitu (1) studi pustaka; dan (2) kajian empiris karakter kepemimpinan siswa. Studi pustaka dilakukan untuk menelaah

Tanggapan  terhadap  pemaparan  Kelompok  Kerja  1  terfokus  pada  beberapa  masalah,  yang  mencakup  keprihatinan  bahwa  standar  dan  kriteria  yang  didukung 

Kalau dia melayani anggota lebih baik maka anggota juga akan melayani umat atau orang yang harus dilayani dengan lebih baik pula.. Dalam konteks kongregasi itu berarti

Hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan berdasarkan kuesioner responden yang menyatakan bahwa Content Marketing pada situs web Zomato mendapatkan