• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAJALAH ILMIAH. Volume 19 Nomor 3 Oktober 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAJALAH ILMIAH. Volume 19 Nomor 3 Oktober 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

PETERNAKAN

Volume 19 Nomor 3 Oktober 2016

KECERNAAN DAN PRODUK FERMENTASI RUMEN (IN VITRO) RANSUM SAPI BALI

INDUK DENGAN LEVEL ENERGI BERBEDA

N. P. Mariani dan N. N. Suryani ... 93

KAJIAN PEMANFAATAN TEPUNG JAHE (Zingiber officinale ROSE) DALAM RANSUM

TER-HADAP LEMAK ABDOMINAL DAN KADAR KOLESTEROL DARAH ITIK BALI AFKIR

Yadnya,T. G. B., N. M. S. Sukmawati, A. A. A. S. Trisnadewi, dan A.A.P.P. Wibawa ... 97

POTENSI TERNAK SAPI POTONG, SAPI PERAH DAN KERBAU SEBAGAI PENGHASIL

DAGING DI KABUPATEN NUSA TENGGARA TIMUR

Sukada, I K., I W. Subrata, dan I G. Suarta ... 101

POPULASI DAN PERFORMA REPRODUKSI BABI BALI BETINA DI KABUPATEN

KARANGASEM SEBAGAI PLASMA NUTFAH ASLI BALI

N. L. G. Sumardani, Dan I N. Ardika ... 105

PENGGANTIAN DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) DENGAN KALIANDRA (Calliandra

calothyrsus) DALAM RANSUM KAMBING TERHADAP KADAR UREA DARAH DAN

DEPOSISI NUTRIEN

Cakra, I G. L. O. dan A. A. A. S. Trisnadewi ... 110

PEMANFAATAN AMPAS TAHU YANG DIFERMENTASI DENGAN INOKULAN

PROBIOTIK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

Witariadi, N. M., A. A. P. Putra Wibawa, dan I W. Wirawan ... 115

KECERNAAN PAKAN KELINCI LOKAL(Lepus nigricollis) YANG DIBERI PAKAN MULTI

NUTRIENT BLOCK BERBASIS RUMPUT LAPANGAN

Puger, A.W., I M. Nuriyasa, E.Puspany dan I M. Mastika ... 121

PENGARUH PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS HIJAUAN

PASTURA CAMPURAN PADA LAHAN KERING DI DESA SEBUDI KARANGASEM

(2)

ii MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 19 Nomor 3 oktober 2016 SUSUNAN DEWAN REDAKSI

MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN – UNUD

KETUA PENYUNTING

KOMANG BUDAARSA

WAKIL KETUA PENYUNTING

NI NYOMAN SURYANI

PENYUNTING PELAKSANA

1. I GEDE MAHARDIKA 2. I WAYAN SUARNA 3. ANTONIUS WAYAN PUGER

4. I MADE SUASTA

5. I GUSTI NYOMAN GDE BIDURA 6. I MADE NURIYASA

7. GEDE SURANJAYA 8. I KETUT MANGKU BUDIASA 9. ANAK AGUNG PUTU PUTRA WIBAWA

ADMINISTRASI

I GUSTI AGUNG ISTRI ARIANI NI LUH GEDE SUMARDANI

A. A.A. SRI TRISNADEWI

ALAMAT REDAKSI

Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jalan PB Sudirman Denpasar-Bali 80232

Email: mip.fapetunud@yahoo.com

PENERBIT

Fakultas Peternakan Univeritas Udayana

(3)

UCAPAN TERIMAKASIH

KEPADA MITRA BESTARI

Atas bantuan penyuntingan yang dilakukan oleh Mitra Bestari terhadap naskah-naskah karya ilmiah yang dimuat dalam Majalah Ilmiah Peternakan, Volume 19 No. 3 Oktober 2016,

Redaksi mengucapkan terima kasih kepada: KETUT SUMADI

I GEDE MAHARDIKA KOMANG BUDAARSA

A. WILSON

MAYANI KRISTINA DEWI I GST. LANANG OKA NI NYOMAN SURYANI ANTONIUS WAYAN PUGER

(4)

130 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 19 Nomor 3 oktober 2016 Ketentuan Umum

1. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris sesuai dengan format yang ditentukan.

2. Penulis mengirim naskah melalui email dalam bentuk Zip file.

3. Naskah tersebut belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandan-tangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan. Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah

Redaksi Majalah Ilmiah Peternakan d.a.Fakultas Peternakan,

UniversitasUdayana

Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali Telp. (0361) 222096

e-mail :mip.fapetunud@yahoo.com Contac person via A.A. Trisna Dewi HP 081338391967

Standar Penulisan

1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word, ja-rak 2 spasi dengan huruf Times New Roman berukuran 12 point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan.

3. Jika Tabel berisi angka dan huruf yang banyak maka boleh diperkecil menggunakan huruf Times New Roman Font 10. 4. Keterangan gambar atau histogram menggunakan huruf

Times New Roman Font 10

5. Naskah ditulis maksimum 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan

1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.

2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penu-lis, Alamat PenuPenu-lis, Abstrak, Pendahuluan, Masalah dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih dan Daftar Pustaka.

3. Judul, harus singkat, spesifik, dan informatif yang meng-gambarkan isi naskah, maksimal 15 kata. Judul ditulis dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Untuk kajian pustaka, di belakang judul agar ditulis:

Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis dengan huruf kapital,

Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi dan terletak di tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis, font 12, ditulis tanpa gelar akademis, huruf kapital dan disingkat konsisten dengan singkatan yang su-dah sering digunakan dalam publikasi.

5. Nama Lengkap Institusi, disertai alamat lengkap dengan nomor kode pos ditulis dengan huruf kecil, Times New Ro-man font 12.

6. Alamat penulis untuk korespondensi dilengkapi dengan no-mor telepon, fax, atau e-mail salah satu penulis, diketik di bawah nama institusi.

7. Abstrak, ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Ing-gris. Abstrak seyogyanya mengandung uraian secara sing-kat tentang tujuan, materi dan metode, hasil utama, dan

simpulan. Abstrak ditulis dalam satu paragraph tidak lebih dari 200 kata, diketik satu spasi.

8. Kata Kunci (Key Words), diketik miring, font 12 maksimal 5 (lima) kata, dua spasi setelah abstrak.

9. Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Miswar (2006); Quan et al. (2002).

10. Materi dan Metode, ditulis lengkap terutama desain penelitian.

11. Hasil dan Pembahasan, Hasil dan pembahasan dijadi-kan satu. Hasil menyajidijadi-kan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasi penelitian disajikan secara jelas. Pemba-hasan memuat utamanya diskusi tentang hasil penelitian sendiri serta dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengu-jian hipotesis).

12. Simpulan, merupakan simpulan dari hasil penelitian di-kaitkan dengan tujuan penelitian. dinarasikan, tanpa memberi nomor.

13. Pembahasan (review/kajianpustaka), memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.

14. UcapanTerimaKasih, disampaikan kepada berbagai pi-hak yang benar-benar membantu sehingga penelitian dapat dilangsungkan; misalnya pemberi gagasan, pe-nyandang dana.

15. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut, judul singkat tetapi jelas be-serta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi di-tulis dengan menggunakan huruf Times New Roman berukuran sesuai besaran huruf table, grafik atau his-togram, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal kata menggunakan huruf capital, dengan jarak satu spasi.

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Roman berukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan tanda atau notasi untuk analisis statistik data menggunakan superskrip berbeda pada baris/ kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01).

d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk Bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,), untuk Bahasa Inggris digunakan titik (.).

e. Gambar, grafik, dan foto:

Grafik dibuat dalam program Microsoft Excel

Foto berukuran 4 R berwarna atau hitam putih dan harus tajam

f. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring. Istilah asing diberi tanda petik.

g. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasi-onal (SI).

16. DaftarPustaka

a. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semua penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jika mengambil artikel dalam

(5)

buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku, penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal 80%.

c. Dianjurkan mengacu artikel yang dimuat pada Majalah Ilmiah Peternakan sebelumnya dapat diakses pada htt://ojs.unud.ac.id.

d. Cara penulisan kepustakaan sebagai berikut: Jurnal

Yang, C. J., D. W. Lee, I.B. Chung, Y.M. Cho, I.S. Shin, B.J. Chae, J.H. Kim, and I.K. Han. 1997. Developing model equation to subdivide lysine requirements for growth and maintenance in pigs. J. Anim. Sci. 10:54-63

Lukiwati, D.W., N. Nuhidjat, A.H. Wibowo, J. Bambang dan T. Nurdewanto. 2005. Peningkatan produksi dan nilai nutrisi hijauan Puearia phaseoleides oleh pupuk fosfor dalam suspense fermentasi Acetobacter

sac-charomyces. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia.

Vol 7. No.2 Tahun 2005. P:82-86 Buku

Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penerbit Penebar Swadaya, Bogor.

Prosiding

Pujaningsih, R.I., C.L. Sutrisno, dan S. Sumarsih. 2006. Kajian kualitas pod kakao yang diamoniasi dengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk Mendukung Pembangu-nan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (Lustrum VIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soed-irman; Purwokerto, 11 Pe bruari 2006. Fakultas Pe-ternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60. Artikel dalam Buku

Leitzmann, C., A.M. Ploeger, and K. Huth. 1979. The influ-ence of lignin on lipid metabolism of the rat. In: G.E. Inglett & S.I. Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemis-try and Nutrition.Academic Press. INC., New York. Skripsi/Tesis/Disertasi

Seputra, I.M.A, 2004. Penampilan dan Kualitas Karkas Babi Landrace yang Diberi Ransum Mengandung Limbah Tempe.Tesis. Program Pascasarjana, Uni-versitas Udayana, Denpasar.

Internet

Hargreaves, J., 2005. Manure Gases Can Be Danger-ous. Department of Primary Industries and Fish-eries, Queensland Govermment. http://www.dpi. gld.gov.au/pigs/9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen

[BPS] Biro Pusat Statistik. 2006. Populasi Ternak Sapi di Provinsi Bali tahun 2005.

Penerbitan

• Hak cipta naskah yang dimuat sepenuhnya ada pada Majalah Ilmiah Peternakan.

• Penulis akan menerima lima eksemplar cetak lepas setelah terbit.

• Jadwal penerbitan adalah bulan Februari, Juni, dan Oktober setiap tahun.

• Penulis yang naskahnya dimuat dikenai biaya cetak sebesar Rp 400.000,- per artikel.

• Harga langganan selama setahun (3 kali penerbitan) Rp 150.000,-sudah termasuk ongkos kirim.

Mekanisme Seleksi Naskah

1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.

2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.

3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Dewan Redaksi untuk ditelaah diterima atau ditolak.

4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah (Mitra Bestari) tentang kelayakan terbit.

5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh Mitra Bestari) dikembalikan ke Dewan Redaksi dengan tiga kemungkinan (ditolak, diterima dengan perbaikan, dan diterima tanpa perbaikan).

6. Dewan Redaksi memutuskan naskah diterima atau ditolak, seandainya terjadi ketidaksesuaian di antara Mitra Bestari. 7. Keputusan penolakan Dewan Redaksi dikirimkan kepada

penulis.

8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali kepenulis untuk perbaikan.

9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Dewan redaksi kepenyunting pelaksana.

10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapat persetujuan.

11. Naskah siap dicetak dan cetaklepas dikirimkan ke penulis. Bagan Alir Pemrosesan Naskah

Naskah diterima Sekretariat Ketua Dewan Redaksi Mitra Bestari Penyunting Pelaksana Contoh cetak Penulis Percetakan Terbit Cetak lepas

(6)

ISSN : 0853-8999 93

KECERNAAN DAN PRODUK FERMENTASI RUMEN (IN VITRO)

RANSUM SAPI BALI INDUK DENGAN LEVEL ENERGI BERBEDA

N. P. MARIANI DAN N. N. SURYANI

Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar Bali e-mail: mariani.putu10@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kecernaan dan produk fermentasi rumen secara in vitro ransum sapi bali induk dengan level energi berbeda. Ransum disusun iso protein dengan level energi berbeda. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Adapun perlakuan tersebut adalah perlakuan A: ransum dengan protein 9% dan energi 2000 kkal/kg, perlakuan B: ransum dengan protein 9% dan energi 2150 kkal/kg, perlakuan C: ransum dengan protein 9% dan energi 2300 kkal/kg, dan perlakuan D: ransum dengan protein 9% dan energi 2450 kkal/kg. Peubah yang diukur adalah kecernaan bahan kering dan bahan organik, produk fermentasi (pH, NNH3, dan VFA total) rumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecernan bahan kering, bahan organik, pH, NNH3 dan VFA total pada fermentasi 4 jam tidak menunjukkan perbedaan yang nyata diantara perlakuan. Level energi berpengaruh terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik, pH, NNH3 dan VFA total pada fermentasi 24 jam. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kecernaan bahan kering dan bahan organik, NNH3 dan VFA total tertinggi pada fermentasi 24 jam pada perlakuan B yaitu 42,87%; 45,40%; 3,91mMol dan 98,18 mMol.

Kata kunci: kecernaan, produk fermentasi, sapi bali induk, level energi

THE DIGESTIBILITY AND PRODUCT OF RUMEN FERMENTATION (IN VITRO) RATION OF FEMALE BALI CATTLE AT DIFFERENT LEVEL OF ENERGY

ABSTRACT

This research was conducted to determine the digestibility and rumen fermentation product (in vitro) of ration at different level energy fed to female bali cattle. Balance ration of protein and energy were composed in different levels. The experiment was designed in a completely randomized design (CRD) with four treatments and three replications, as of: protein rations with 9% and energy 2000 kcal / kg (treatment A), protein ration with 9% and energy 2150 kcal / kg (treatment B), protein rations with 9% and energy 2300 kcal / kg (treatment C), and protein rations with 9% and energy 2450 kcal / kg (treatment D). The variables measured were dry mater and organic matter digestibility as the product of rumen fermentation (pH, NNH3 and total VFA). The results showed that dry matter digestibility, organic matter digestibility, pH, NNH3 and 4 hours of VFA fermentation did not show significant differences between treatments. The energy levels affected digestibility of dry matter, organic matter, pH, NNH3 and 24 hours fermentation of VFA. It can be concluded that the highest digestibility of dry matter and organic matter, NNH3 and within 24 hours VFA fermentation was in treatment B (42.87%, 45.40%, 3.91mMol, and 98.18 mMol).

Key words: digestibility, product fermentation, bali cow, energy level

PENDAHULUAN

Sapi bali merupakan komuditas unggulan Provinsi Bali, yang mempunyai perkembangan sangat cepat dibandingkan dengan breed sapi potong lainnya yang ada di Indonesia. Breed ini lebih diminati oleh petani kecil karena beberapa nilai keuntungannya, yaitu tingkat

kesuburannya sangat tinggi, sebagai sapi pekerja yang baik dan efisien, dapat memanfaatkan hijauan yang kurang bergizi serta persentase karkasnya tinggi.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa petani peternak sapi didominasi oleh peternak berskala kecil yang menghasilkan bakalan sapi, sapi jantan potong, dan sapi betina produktif dengan kualitas

(7)

yang sangat bervariasi. Hal ini disebabkan karena pola pemeliharaannya masih secara tradisional dengan pemberian pakan seadanya, produktivitas mayoritas sapi lokal di Indonesia sangat rendah (Muladno, 2012).

Keberhasilan usaha pemeliharaan sapi bali lebih banyak ditentukan oleh pakan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, 70% produktivitas ternak terutama pertumbuhan dan produksinya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sementara 30% dipengaruhi oleh faktor genetik. Di antara faktor lingkungan tersebut, faktor pakan, seperti kandungan nutrien, dan teknologi formulasi ransum berpengaruh paling besar yakni 60% (Pusat Kajian Sapi Bali, 2012). Walaupun potensi genetik ternak tinggi, tanpa pemberian ransum yang sesuai dengan kebutuhan, ternak tidak akan mampu mencapai potensi genetiknya yang tinggi tersebut.

Diwyanto dan Praharani (2010) menyatakan sapi bali merupakan sapi pedaging asli Indonesia dan diakui sebagai breed yang superior karena mempunyai fer-tilitas dan conseption rate yang tinggi yaitu 85,9% dan persentase beranak 70-81% (Handiwirawan dan Sub-andriyo, 2004), serta mampu beradaptasi pada ling-kungan kurang bagus dan efisien menggunakan pakan kualitas jelek. Dari hasil penelitian Arka (1984) diketa-hui kelebihan yang dimiliki sapi bali adalah kandungan protein dagingnya cukup tinggi (19,65-21,28%), kand-ungan lemak rendah (2,01-6,86%) dan tanpa marbling. Pertumbuhan foetus 60 hari sebelum melahirkan sangat cepat dan nutrisi yang dibutuhkan terutama protein dan energi meningkat 20% (Lunn, 2013). Pada saat ini merupakan saat kritis bagi induk sapi karena pertumbuhan janin sangat cepat, nafsu makan induk berkurang. dengan semakin membesarnya janin maka akan mendesak rumen, perubahan sistem hormonal juga menekan nafsu makan. Kegagalan memenuhi kecukupan nutrien bagi sapi bunting terutama energi, mineral Ca, P, dan Mg maka kesehatan pedet yang dilahirkan tidak bisa dijamin. Sampai saat ini penelitian dan informasi tentang kebutuhan energi pada sapi bunting 2 bulan sebelum melahirkan (pre-calving) masih sangat terbatas. Sehingga tidak ada acuan yang baku dan masih mengandalkan standar yang berasal dari negara beriklim dingin/temperate. Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat kualitas ransum yang akan diberikan pada sapi bali induk melalui pengamatan kondisi lingkungan rumen, hasil fermentasi rumen dan kecernaan pakan secara in vitro.

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Udayana dari bulan Maret sampai dengan Oktober 2015.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah empat jenis ransum iso protein 9% dengan level energi berbeda yaitu 2000; 2150; 2300 dan 2450 kkal/kg.

Peubah yang Diamati

Produk fermentasi rumen : pH, kadar NH3 dan VFA total cairan rumen.

pH cairan rumen diukur setelah fermentasi secara in

vitro selesai dengan menggunakan alat pH meter.

NH3 dalam cairan rumen ditentukan dengan metode Phenolhypochlorite melalui pembacaan spectrofotometer menurut Solarzano (1969). Analisa kadar VFA total dilakukan dengan teknik destilasi uap (General Laboratory Procedure, 1966).

VFA total = (b- s ) • N HCl • 1000/5 mM Keterangan:

b = volume HCl yang digunakan (ml) s = volume titran contoh (ml) N= normalitas larutan HCl

Kecernaan bahan kering (KCBK) dan bahan organik (KCBO) ransum.

Pengamatan fermentasi secara in vitro dilakukan dalam dua waktu pengamatan yang berbeda yaitu 4 jam dan 24 jam. Metode yang digunakan adalah menurut Minson & Mc Leod Method (1972) yang dimodifikasi. Kecernaan bahan kering (KCBK) dan bahan organik (KCBO) ransum dihitung dengan rumus:

BK sampel (g) – [BK residu (g) – BK residu blangko (g)]

KCBK (%) = x 100%

BK sampel (g)

BO sampel (g)– [BO residu (g) – BO residu blangko (g)]

KCBO (%) = x 100%

BO sampel (g)

Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan sidik ragam. Apabila terdapat hasil yang berbeda nyata (P<0,05) antar perlakuan, maka analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari Duncans pada taraf 5% menurut Steel dan Torrie (1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN Produk Fermentasi In Vitro 4 Jam

(8)

ISSN : 0853-8999 95 inkubasi 4 jam menunjukkan pH substrat bervariasi

7,12 – 7,23 (Tabel 1). Perbedaan kandungan energi ransum menyebabkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05). pH rumen merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan populasi dan aktivitas mikroba rumen.

Tabel 1. Produk fermentasi dan kecernaan in vitro 4 jam

Variabel A BPerlakuanC D

pH 7,23a 7,12a 7,16a 7,13a

NH3 (mMol) 4,28a 4,17a 3,73a 3,87a

VFA total (mMol) 91,88a 97,84a 93,56a 95,30a

KCBK (%) 30,42a 29,04a 26,66a 30,00a

KCBO (%) 33,28a 32,38a 30,45a 33,21a

Konsentrasi N-NH3 substrat pada semua perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05). Perlakuan C kadar N-NH3nya paling rendah yaitu 3,73 mMol, sedangkan kadar N-NH3 pada perlakuan A, B dan D lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan C. N-NH3 merupakan hasil akhir degradasi protein yang masuk kedalam rumen oleh mikroba. Menurut Sutardi (1979) kisaran N-NH3 yang ideal untuk pertumbuhan bakteri secara optimal adalah 4-12 mMol.

Konsentrasi VFA total hasil fermentasi ransum

in vitro 4 jam pada semua perlakuan menunjukkan

perbedaan yang tidak nyata (P>0,05). Karbohidrat pakan, di dalam rumen akan difermentasi oleh mikroba menjadi energi, yang terdiri dari asetat, propionat dan butirat serta sebagian kecil asam valerat. VFA merupakan sumber energi utama untuk ternak ruminansia (Preston dan Leng, 1987), dan jumlahnya bervariasi yaitu 80-160 mMol tergantung dari jenis ransum dan waktu setelah pemberian pakan (Sutardi, 1979). VFA total pada hasil penelitian ini masih berada pada kisaran yang direkomendasikan oleh Sutardi (1979) yaitu 91,88 – 97,84 mMol (Tabel 1).

Kecernaan bahan kering ransum (KCBK) dan kecernaan bahan organik ransum (KCBO) pada fermentasi in vitro 4 jam menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) pada semua perlakuan. KCBK ransum tertinggi dihasilkan pada perlakuan A sebesar 30,42% dan terendah pada perlakuan C yaitu 26,66% (Tabel 1). Demikian pula terjadi pada pada KCBO ransum, tertinggi dihasilkan pada perlakuan A sebesar 33,28% dan terendah pada perlakuan C yaitu sebesar 30,45%. Menurut Putra (2006), kecernaan bahan kering dan bahan organik dipengaruhi oleh faktor pakan dan jenis mikroba.

Produk Fermentasi In Vitro 24 Jam

Fermentasi in vitro yang dilakukan selama 24 jam menghasilkan produk fermentasi dan kecernaan seperti yang disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya level energi dalam ransum (perlakuan D) maka pH yang dihasilkan nyata semakin menurun yaitu 6,66 (Tabel 2), sedangkan perlakuan B, dan C pHnya tidak berbeda dibandingkan dengan perlakuan A. Rataan hasil pengukuran derajad keasaman (pH) pada setiap masa inkubasi pada setiap perlakuan terjadi penurunan pH dengan bertambahnya lama inkubasi. Hal ini disebabkan pada masa inkubasi 4 jam karbohidrat ransum yang terfermentasi oleh mikroba lebih sedikit menghasilkan asam lemak sehingga pH tinggi. Dengan semakin lamanya waktu inkubasi maka mikroba rumen dapat mencerna karbohidrat lebih banyak dan dari hasil fermentasi protein dan serat kasar ransum, sehingga konsentrasi VFA meningkat yang mengakibatkan pH menurun. Church (1988) menyatakan bahwa adanya fermentasi dalam rumen menyebabkan pH cairan rumen menurun setelah 4 jam pemberian pakan. Kisaran pH pada hasil penelitian ini (inkubasi 24 jam) adalah 6,66-6,98. Kisaran pH ini masih sesuai dengan pH rumen yang baik untuk berlangsungnya proses ferementasi, yaitu 5,5- 7,2 (Owen dan Goesth, 1988). Tabel 2. Produk fermentasi dan kecernaan in vitro 24 jam

Variabel Perlakuan

A B C D

pH 6,98a 6,73ab 6,81ab 6,66b

NH3 (mMol) 3,60a 3,91a 2,30b 2,72b

VFA total (mMol) 79,95c 98,18a 88,99b 96,36a

KCBK (%) 41,34ab 42,87a 38,54b 41,34ab

KCBO (%) 43,75a 45,40a 42,33a 44,71a

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada inkubasi 24 jam konsentrasi N-NH3 nyata menurun dengan semakin meningkatnya level energi ransum (Tabel 2). Menurunnya konsentrasi N-NH3 pada perlakuan B, C dan D, kemungkinan telah dimanfaatkan oleh mikroba rumen untuk sintesa protein tubuhnya. Kalau dilihat dari hasil rataan pengukuran N-NH3 pada setiap masa inkubasi terlihat bahwa pada inkubasi 4 jam, konsentrasi N-NH3 lebih tinggi dan terjadi penurunan pada inkubasi 24 jam. Menurunnya konsentrasi N-NH3 kemungkinan telah dimanfaatkan oleh mikroba rumen menjadi protein mikroba.

Konsentrasi VFA total nyata meningkat dengan semakin meningkatnya level energi dalam ransum (Tabel 2). Konsentrasi tertinggi dihasilkan pada perlakuan B yaitu sebesar 98,18 mMol, sedangkan pada perlakuan C dan D VFA totalnya masing-masing 88,99 dan 96,36 mMol. Bila dilihat rataan VFA total pada inkubasi 4 jam dan 24 jam konsentrasinya sudah mulai ada penurunan. Penurunan ini mungkin telah dimanfaatkan oleh mikroba rumen untuk pembentukan protein mikroba. Menurut Patty (2007) bahwa produk

(9)

fermentasi rumen (pH, N-NH3 dan VFA total) yang dapat menunjang aktivitas mikroba maksimal pada lama inkubasi 4 jam.

Level energi ransum berpengaruh nyata terhadap kecernaan bahan kering (KCBK) dan bahan organik (KCBO) ransum (Tabel 2). Persentase kecernaan (KCBK) pada perlakuan B adalah 3,70% lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A, namun berbeda tidak nyata (P>0,05) dibandingkan dengan perlakuan A. Pada perlakuan C KCBKnya 6,77% nyata lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan A. Untuk kecercaan bahan organik (KCBO) juga tertinggi pada perlakuan B dan terendah pada perlakuan C, namun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata diantara semua perlakuan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kecernaan dan produk fermentasi yang baik terlihat pada ransum 9% protein dan 2150 kkal energy produk fermentasi (pH, konsentrasi N-NH3 dan konsentrasi VFA total) yang dapat menunjang aktivitas mikroba secara maksimal diperoleh pada inkubasi 4 jam.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat serta Dekan Fakultas Peternakan, atas dana yang diberikan dalam Hibah Unggulan Program Studi (HUPS) Tahun Anggaran. 2015, sehingga penelitian dapat berjalan sebagaimana mestinya

DAFTAR PUSTAKA

Arka, I. B. 1984. Pengaruh Penggemukan terhadap Kualitas Daging dan Karkas pada Sapi Bali. Disertasi. Universitas Pajajaran, Bandung.

Church, D.C., 1988. The Ruminant Animal. Digestive physi-ology and nutrition. Prentice hall, Englewood cliffs, New Jersey.

Diwyanto, K. dan L. Praharani. 2010. Reproduction man-agement and breeding strategy to improve productivity and quality of cattle. Abstracts International Seminar Conservation and Improvement of World Indigenous Cattle. 3rd-4th September. Udayana University, Den-pasar Bali-Indonesia.

Handiwirawan, E. dan Subandriyo. 2004. Potensi dan keragaman sumber daya genetik sapi bali. Wartazoa 14 (3): 107-115.

Lunn, D. 2013. Nutrient Requirements of Beef Cow. Shur-Gain, Nutreco Canada Inc

Minson, D.J. and M. M. McLeod. 1972. The in Vitro Tech-nic: its modification for estimate digestibility of large numbers of tropical pasture technique, Australia. Muladno. 2012. Aplikasi teknologi perbibitan untuk

pen-ingkatan produksi bakalan dan kualitas daging sapi nasional. Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Produksi dan Kualitas Daging Sapi Bali Nasional. Bali, 14 September 2012.

Owens, F.N. dan A.L. Goetsch. 1988. Ruminal Fermentation. In D.C. Church Ed. The Ruminant Animal Digestive Physiology and Nutrition. A. Reston Book. Prentice Hall, Eaglewood Cliffs, New Jersey.

Patty, Ch, W. 2007. Kecernaan hijauan turi (Sesbania

grandiflora) dengan penembahan ampas tahu kukus

yang diuji secara in vitro. Jurnal Agroforestri Vol. II.No.1: 73-76.

Putra, S. 1999. Peningkatan Performan Sapi Bali M elalui Perbaikan Mutu Pakan dan Suplementasi Seng Asetat.

Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor

Steel, R.G.D, dan J.H Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi II. Ter-jemahan: B Sumantri. PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta,Jakarta.

Sutardi, T. 1979. Ketahanan protein bahan makanan terha-dap degradasi oleh mikroba rumen dan manfaatnya bagi peningkatan produktivitas ternak. Prosiding Seminar Penelitian dan Penunjang Peternakan. LPP. Bogor.

Gambar

Tabel 1. Produk fermentasi dan kecernaan in vitro 4 jam

Referensi

Dokumen terkait

Apabila Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menemukan adanya bukti telah terjadinya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 oleh pelaku usaha maka KPPU

Aset, liabilitas, pendapatan dan beban atas entitas anak yang diakuisisi atau dilepas selama periode termasuk dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif

 Merupakan sebuah kesatuan hidup yang teratur dan tetap, serta memiliki ciri tersendiri.  Komunitas bersifat teritorial, dalam artian memiliki unsur daerah, dimungkinkan

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan TugasAkhir dengan judul

Beliau berstatus sebagai sahabat Nabi SAW, oleh sebab itu dalam hal ini tidak perlu dipersoalkan karena dalam sanad yang sedang diteliti, beliau langsung meriwayatkan

Gerakan serikat buruh di Indonesia merupakan bagian dari perjuangan kebangsaan yang mana gerakan-gerakan serikat buruh tersebut senantiasa menjadi sasaran ideologi-ideologi

Hasil wawancara mengenai masalah gap in market menunjukkan bahwa pada responden pemilik produk pianna chair telah melakukan identifikasi gap in market secara lebih

Tidak saja cakupan kajiannya yang luas dan mendalam, tetapi juga peran para filsuf Muslim sendiri dalam menggelorakan potensi kreatif dan imajinatif dalam